PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL DAN PEMBIAYAAN JUAL BELI TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) DENGAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL DAN
PEMBIAYAAN JUAL BELI TERHADAP
PROFITABILITAS (ROA) DENGAN NON
PERFORMING FINANCING (NPF) SEBAGAI
(Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Periode 2013-2017)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh GelarSarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
LILIS SUDARWATI
NIM 213-14-281
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Hanya Kepada Allah Lah Tempat Ku Menyembah Dan Memohon Pertolongan. Dialah Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.Maka
apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya
kepada Tuhanmulah hendaknya
kamu berharap”
(Qs. Al Insyirah : 5-8)
PERSEMBAHAN Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya. Serta dengan penuh cinta dan sayang skripsi ini saya persembahkan kepada : 1.
Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam melakukan penulisan skripsi ini.
2. Kedua Orang Tua ku, Bapak Sugiyono dan Ibu Sri Hartati serta Kakak-kakak ku Sudirman, Sukiman, dan Sutatik yang telah memberikan dukungan serta doa untukku.
3. Rahayu Kurniati yang sangat berperan dalam terselesainya skripsi ini
4. Teman sekaligus kakak Eka pratiwi,Nurul Khasanah, Oktaviani Astuti
5. Sahabat seperjuangan ku ( Samirah, Dwi Nuryanti, Amilina Karimah, Nikmatul Azizah, Liliana Ahass, Anik Widyastuti, Reza Resita H, Rani Noviani, Nila Selviana, Desi Kurniawati, dan Wahyu Hidayati, yang banyak membantu dalam proses mengerjakan skripsi.
6. orang-orang yang telah memberiku semangat untuk menyelesaikan skripsi ini
7. Teman-teman Seperjuangan angkatan 2014 khususnya yang telah membantu proses terselesainya skripsi ini.
8. Almamater ku S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.Alhamdulillaahirrabil’aalamiin, Segala puji bagi Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat serta hidayah-Nya, tak lupa shalawat serta salam kita sanjungkan kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW. Atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: “Pengaruh Pembiayaan Bagi hasil, Pembiayaan Jual-Beli Terhadap Profitabilitas (ROA) dengan NPF sebagai Variabel intervening Bank Umum Syariah periode 2013-2017
”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari tanpa adanya do‟a, bimbingan, dukungan, nasehat, dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak akan dapat terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Faqih Nabhan, MM. selaku pembimbing, yang telah memberikan bimbingan, dorongan dan mengarahkan penulis dalam
5. Seluruh dosen jurusan S1 Perbankan Syariah dan seluruh staff IAIN Salatiga
6. Kedua Orang Tua tercinta, Bapak Sugiyono dan Ibu Sri Hartati dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa, kasih sayang, semangat dan dukungan.
7. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam jurusan S1 Perbankan Syariah
8. Terima kasih untuk semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah menjadi bagian dari hidupku, selalu sehat dan sukses untuk kita semua.
9. Dan semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semangat yang selalu kalian berikan.
Dan akhirnya, tidak ada kata selain rasa syukur atas rahmat dan karunia serta ridho Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis Lilis Sudarwati NIM.213 14 281
ABSTRAK
Sudarwati, Lilis. 2018.“Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Dan Pembiayaan Jual Beli Terhadap Profitabilitas (Roa) Dengan Non Performing Financing (NPF) Sebagai Variabel Intervening
”. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga.
Pembimbing: Dr. Faqih Nabhan, MM. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pembiayaan bagi hasil dan pembiayaan jual-beli terhadap profitblitas bank syariah dengan Non performing financing sebagai variabel intervening. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan populasi Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013-2017. Pemilihan sampel menggunakan metode Purposif Sampling. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 21 dan Eviews versi 9. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa pembiayaan bagi-hasil berpengaruh negatif signifikan terhadap (ROA), pembiayaan jual beli Berpengaruh positif tidak signifikan terhadap (ROA), pembiayaan bagi hasil berpengaruh positif tidak signifikan terhadap (NPF), Pembiayaan Jual-beli berpengaruh positif tidak signifikan terhadap NPF, Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif
2
signifikan terhadap (ROA). Pada uji koefisien Determinasi (R ) menunjukkan bahwa pembiayaan bagi-hasil, pembiayaan jual beli dan NPF secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas sebesar 13,5 % sedangkan sisanya sebesar 87,5 dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini.
Kata Kunci: Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Jual-beli, NPF dan ROA
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN ..................................................... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.............. Error! Bookmark not defined.
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang wajib
menjalankan fungsi menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana
(financing) kepada masyarakat. Kegiatan penyaluran dana (financing)
dilakukan melalui pembiayaan. Pembiayaan terbagi kedalam 4 transaksi, yaitu transaksi jual beli, transaksi bagi hasil, transaksi sewa, dan transaksi pinjam-meminjam (Firdaus, 2015)
Sebagai lembaga mediasi sektor keuangan, bank memiliki peran penting dalam perekonomian. Mediasi keuangan pada sektor perbankan tentu sangat penting bagi setiap negara termasuk Indonesia. Di Indonesia sistem perbankan yang digunakan adalah dual banking sistem dimana beroperasi dua jenis usaha bank yaitu bank syariah dan bank konvensional. Dengan begitu kebijakan yang diambil pemerintah melalui Bank Indonesia tentu berbeda untuk kedua jenis bank tersebut. Pada bank syariah tidak mengenal sistem bunga, sehingga profit yang di dapat bersumber dari bagi hasil dengan pelaku usaha yang menggunakan dana dari bank syariah serta investasi dari bank syariah sendiri (Antonio, 2001: 19)
Di Indonesia bank syariah memiliki peranan penting dalam perekonomian. Peranan bank syariah dalam aktifitas penyaluran dana bagi memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari dan juga memberikan jasa layanan untuk memudahkan masyarakat dalam bertransaksi. Dengan demikian maka semakin baik tingkat mediasi suatu perbankan dalam pengumpulan serta penyaluran dananya maka perekonomian suatu negara tentu akan berkembang lebih cepat menurut Demirguic-Kunt dan Huizinga, (1998) dalam Setiawan.
Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian aka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan. Salah satu indikator untu menilai kinerja keungan suatu bank dengan melihat tingkat profitabilitasnya (Setiawan, 2000)
Profitabilitas merupakan indikator yang paling penting untuk mengukur kinerja suatu bank. Kepercayaan masyarakat juga dapat terbentuk dari penyampaian keberhasilan atau profitabilitas suatu bank. Bn sebagai pendorong perekonomian juga tidak terlepas dari pengaruh kondisi perekonomian. Posisi bank yang menjalankan bisnis dalam suatu negara, akan berada pada kondisi ekonomi makro yang terjadi pada negara tersebut. Sehingga saat ini industri perbankan di indonesia memiliki tantangan bersaing dengan industri sejenis dalam lingkup ekonomi makro yang sama dan memberikan pelayanan yang terbaik sehingga mendapat tempat di hati masyarakat. ROA merupakan rasio antar laba sesudah pajak terhadap total asset. Semakin besar Roa menunjukkan kinerja perusahaaan semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar (Husnan, 1998
Dalam menjalankan fungsi bisnisnya tentu bank syariah memperoleh pendapatan (Profit). Pendapatan inilah yang selanjutnya digunakan bank syariah untuk meningkatkan pembangun kantor-kantor cabang di seluruh indonesia. Karena salah satu faktor utama masyarakat belum menggunakan Bank Syariah dalam bermuamalah adalah karena bank syariah tidak banyak tersedia diwilayah / daerah tempat tinggal masyarakat secara luas. Sehingga bank syariah harus mampu menyediakan dan menambah kantor cabang diseluruh indonesia. Karena masyarakat indonesia mayoritas muslim, menjadi point penting bagi bank syariah dalam mengembangkan unit usahanya di indonesia, masyarakat dapat terlepas dari jeratan transaksi riba yang selama ini dekat dengan masyarakat. Bank syariah merupakan pilihan terbaik dalam praktek bermuamalah.
Dengan adanya penelitian ini bank syariah dituntut untuk dapat meningkatkan profitabilitasnya melalui pembiayaan yang produktif sehingga bank syariah bisa berkembang pesat pembangunan serta layanan di masyarakat yang selanjutnya diharapkan mampu menghadapi persaingan global demi mencapai kesejahteraan masyarakat.
Persaingan antar bank syariah yang semakin ketat,secara langsung ataupun tidak langsung,akan berpengaruh terhadap pencapaian profitabilitas bank syariah. Meskipun bank syariah memiliki motivasi lebih daripada sekedar bisnis, kemampuan bank syariah dalam Selain itu, kemampuan menghasilkan profit menjadi indikator penting untuk mengukur kemampuan bersaing bank syariah dalam jangka panjang.
Keberadaan Bank Syariah diharapkan dapat mendorong dan mempercepat kemakmuran ekonomi masyarakat melalui kegiatan perbankan, pembiayaan, dan investasi sesuai kaidah Islam. Oleh karena itu Bank Syariah perlu meningkatkan kinerjanya jauh lebih baik lagi. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja suatu Bank ialah dengan melihat nilai profitabilitasnya. Profitabilitas merupakan kemampuan Bank dalam menghasilkan laba.
Tingkat profitabilitas Bank Syariah tidak terlepas dari kegiatan operasionalnya yakni menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan, dan deposito baik dengan menggunakan prinsip wadiah ataupun mudharabah. Kemudian Bank Syariahakan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat melalui pembiayaan. Menurut Karim (2014:97), pembiayaan merupakan bentuk penyaluran dana yang dilakukan Bank Syariah dengan menggunakan prinsip jual beli, bagi hasil, prinsip ujroh dan akad pelengkap. Diantara 4 pola prinsip pembiayaan yang dimiliki Bank Syariah, terdapat 2 prinsip utama yang dilakukan Bank Syariah didalam penyaluran pembiayaan yakni prinsip jual beli dan bagi hasil. Murabahah, salam dan istisna merupakan 3 jenis akad dalam prinsip jual beli yang dimiliki Bank Syariah. Sedangkan mudharabah dan musyarakah adalah akad yang
Kemampuan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) bagi Bank Syariah sangat berdampak dalam meningkatkan pertumbuhan Bank Syariah itu sendiri. Karena didalam meningkatkan pertumbuhan Bank, diperlukan adanya sebuah komponen yang dapat mendukung tingkat keberhasilan dalam pencapaiannya, yaitu banyaknya laba yang diperoleh. Tingginya profitabilitas menunjukkan bahwa Bank Syariah memiliki kinerja yang baik, terutama dalam hal menghasilkan laba. Rendahnya profitabilitas mengindikasikan Bank Syariah tidak berkinerja baik, terlebih dalam hal meraup keuntungan. Perlu usaha dalam menjaga pertumbuhan profitabilitas Bank Syariah dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya, sehingga dimungkinkan adanya usaha dalam mendorong pertumbuhan profitabilitas ke arah yang lebih baik. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas dapat mendorong nilai profitabilitas menjadi lebih tinggi pada saat berpotensi menguat dan menjaganya agar tidak mengalami penurunan pada saat berpotensi melemah. Oleh karena itu, perlu kiranya mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas Bank Syariah, terutama dari sisi kinerja internal Bank Syariah itu sendiri.
Pembiayaan secara luas diartikan sebagai pendanaan yang dikelurkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain (muhammad,2009). Kemudian menurut Antonio, (2011) pembiayaan adalah pemberian merupakan defisit unit. Sedangkan menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 pebayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan tau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang di biayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Pola penyaluran pembiayaan bank syariah adalah pembiayaan jual-beli, pembiayan bagi-hasil, pembiayaan sewa dan lain sebagainya.
Dari kegiatan pembiayaan bank syariah tidak terlepas dari adanya risiko pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/ NPF).
Perlambatan ekonomi yang terjadi di Indonesia saat ini diikuti oleh meningkatnya risiko kredit perbankan. Iklim bisnis yang semakin tidak kondusif ini kemudian menyebabkan pembiayaan bermasalah perbankan mengalami kenaikan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disajikan tabel Research Gap sebagai berikut :
Tabel 1Research Gap
Gap Peneliti TemuanIsu : Pengaruh Pembiayaan terhadap Profitabilitas Bank Syariah
Research Gap : Terdapat Perbedaan Hasil Penelitian Pengaruh Pembiayaan
terhadap Profitabilitas Bank Syariah
Pembiayaan Rahayu, et al (2016) Pembiayaan bagi hasil mudharabah
berpengaruh memberikan pengaruh signifikan
positif positif terhadap profitabilitas (ROE),
signifikan semakin tinggi pembiayaan bagi
terhadap hasil maka akan semakin
profitabilitas meningkatkan profitabilitas (ROE). memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat ROE Faradila, et al (2017) Murabahah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. Hal tersebut dikarenakan murabahah merupakan pembiayaan yang paling dominan di bank umum syariah, hal ini juga terjadi karena bank umum syariah masih menghindari risiko, murabahah menjauhkan ketidakpastian yang ada pada pendapatan dan bisnis-bisnis dengan sistem PLS. Permata, et al (2012) Pembiayaanmudharabahmemberikan
Pembiayaan
berpengaruh pengaruh negative dan signifikan
negatif terhadap tingkatsignifikan ROE. Karena dilihat dari perolehan
terhadap keuntungannya, pihak bank
menerima 100%, tetapi resiko yang
profitabilitas
ditanggung juga besar jika usaha tersebut mengalami kerugian. Faradila, et al (2017) Musyarakah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. Hal tersebut di karenakan Nilai NPF bank syariah mengalami kenaikan yang signifikan sehingga kredit macet di bank syariah meningkat seiring dengan persaingan bank syariah yang semakin ketat. Muslim, (2014) Musyarakahmemiliki pengaruh negatifdan signifikan terhadapprofitabilitas bank pembiayaan rakyat syariah. Hal tersebut dikarenakan pembiayaan musyarakah yang disalurkan oleh bank syariah selama 5 tahun sangat kecil. Pengaruh negatif juga dapat dikarenakan usaha yang dijalankan nasabah dari pembiayaan musyarakah tidak berjalan dengan lancar atau mengalami kerugian, juga menurun. Isu : Pengaruh Pembiayaan terhadap NPF Bank Syariah
Research Gap : Terdapat Perbedaan Hasil Penelitian Pengaruh Pembiayaan
terhadap NPF Bank Syariah
Pembiayaan Afif, ( 2014 ) Pembiayaan murabahah berpengaruh
berpengaruh positif terhadap pembiayaan
bermasalah. Hal ini terjadi karena
positif
terhadap Non kurang kehati-hatian dan ketelitian
performing pihak bank syariah dalam menilai
finance dan memperkirakan kondisi
ekonomi yang terjadi serta lingkungan sekitar. Semakin tinggi pembiayaan yang disalurkan maka bank syariah akan mempunyai risiko tidak tertagihnya pembiayaan yang tinggi dan pada titik tertentu bank akan mengalami kerugian
Hanifah, (2016) Pembiayaan akad mudharabah memiliki hubungan signifikan positif terhadap tingkat NPF pada jangka panjang. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya risiko yang dihadapi bank sebagai shahibul maal atau penyedia dana yang menyediakan seluruh modal dan kerugian yang akan ditanggung oleh bank selama hal tersebut terjadi bukan akibat dari kelalaian mudharib atau nasabah.
Pembiayaan Hanifah, (2016) Pembiayaan akad Murabahah
berpengaruh memiliki hubungan signifikan
negatif terhadap tingkat NPF pada
Negatif
terhadap Non jangka panjang. Hal tersebut
performing dikarenakan pembiayaan murabahah
finance tidak memiliki risiko yang tinggi.
pembiayaan tersebut memiliki kepastian keuntungan dan pendapatan, baik dari segi jumlah maupun waktu penyerahannya. Sehingga sifat dari pembiayaan tersebut adalah tetap dan dapat ditentukan besarannya. Isu : Pengaruh NPF terhadap Profitabilitas Bank Syariah
Research Gap : Terdapat Perbedaan Hasil Penelitian Pengaruh NPF terhadap
berpengaruh pembiayaan seperti penempatan
positif pada bank lain, investasi surat
terhadap ROA berharga, atau penyertaan mampu
menutupu kerugian yang terjadi atas pembiayaan bermasalah. Sehingga NPF berpengaruh positif terhadap ROA.
NPF Almunawwaroh, Tingginya NPF mengakibatkan
berpengaruh marliana (2018) munculnya pencadangan yang lebih
negatif dan besar, sehingga pada akhirnya modal
signifikan bank menjadi berkurang. Besarnya
NPF menjadi salah satu penghambat
terhadap
profitabilitas tersalurnya pembiayaan perbankan.
Semakin besar NPF maka semakin besar pula kerugian yang dialami bank, yang kemudian akan mengakibatkan berkurangnya keuntungan bank. Keuntungan yang berkurang akan mengakibatkan total asset bank tersebut juga ikut berkurang. Pratiwi, (2012) Non performing loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap ROA.
Hal ini dikarenakan NPL yang semakin meningkat akan meningkatkan biaya cadangan aktiva produktif, sehingga mengakibatkan menurunnya ROA.
, ,
Sumber : Rahayu, et al (2016)
Permata, et al (2014) Faradila, et al , , ,
(2017) Muslim, (2014) Afif, ( 2014 ) Hanifah, (2016)Rahmad, rochmanika,
,Almunawwaroh, marliana (2018) Pratiwi, (2012)
Dari tabel research gap diatas terdapat beberapa hasil penelitian yang berbeda-beda, sehingga Berdasarkan latar belakang di atas, inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dan mengkaji lebih lanjut mengenai Pengaruh Pembiayaan terhadap Profitabilitas Bank Syariah.
B. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas maka sesuai judul penelitian ini, penulis membatasi masalah tersebut. Dari pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan bahwa pokok permasalahan yang dibahas adalah
1. Bagaimana Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil terhadap Profitabilitas bank syariah?
2. Bagaimana Pengaruh Pembiayaan Jual Beli Terhadap Profitabilitas Bank Syariah?
3. Bagaimana Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Terhadap Non
Performing Financing (NPF) Bank Syariah?
4. Bagaimana Pengaruh Pembiayaan Jual Beli Terhadap Non
Performing Financing (NPF) Bank syariah?
5. Bagaimana Pengaruh Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Bank syariah? C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh Pembiayaan terhadap profitabilitas bank syariah dengan NPF sebagai Variabel Intervening.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaatnya adalah :
1. Bagi Penulis
Memberikan wawasan dan menambah pengetahuan tentang bank syariah khususnya mengenai pembiayaan dan profitabilitas Bank Syariah.
2. Bagi Perbankan syariah Penelitian ini sebagai bahan pertimbangan pihak bank syariah dalam menentukan kebijakan-kebijakan dalam rangka menyalurkan pembiayaan di bank syariah demi mengoptimalkan pendapatan sehingga dapat tercapai profitabilitas yang maksimal.
3. Bagi pihak lain Menambah wawasan dan pengetahuan dalam dunia perbankan bagi masyarakat luas dan sebagai bahan perbandingan peneliti lainnya serta bahan masukan atau referensi bagi pihak lain guna menambah informasi.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini menunjuk pada Pedoman Penulisan Skipsi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam tahun 2018. Untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan isi penulisan dalam penelitian ini, penyusun menguraikan secara singkat sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menguraikan tentang masalah masalah
yang akan dilakukan penelitian pada bab ini terdiri dari lima sub masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini membahas tentang landasan teori yang
berhubungan dengan variabel penelitian. Pada bab ini dimulai dengan sub bab telaah pustaka untuk memaparkan penelitian sejenis yang pernah dilakukan guna mengetahui posisi penelitian ini. Kemudian kerangka teori, kerangka penelitian dan hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini.
BAB IIIMETODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang
digunakan pendekatan dan jenis penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, teknik pengumpulan data, sumber data, variabel dan skala pengukuran, definisi perasional variabel, analisa data yang digunakan dalam penelitian.
BAB IV ANALISIS DATA Pada bab ini menyajikan tentang analisa penelitian yang akan
menguraikan tentang deskripsi data dan analisis data yang telah ditemukan pada bab sebelumnya sebagai interprestasi hasil analisis.
BAB V PENUTUP Pada bab ini menyajikan tentang simpulan dari penelitian yang dapat diberikan kepada bank dan pihak-pihak lain yang membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Peneltian terdahulu merupakan kumpulan hasil-hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh penelit-peneliti terdahulu dan mempunyai kaitan dengan pengaruh pembiayaan terhadap profitabilitas bank syariah telah diteliti oleh berbagai peneliti terdahulu.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu, Husaini, Dan Azizah (2016) menyimpulkan bahwa Pembiayaan bagi hasil mudharabah memberikan pengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROE), hal ini dikarenakan penyaluran dana pembiayaan mudharabah dan musyarakah mengalami peningkatan yang signifikan dikarenakan sistem penawaran bank syariah yang bagus, dimana bank menawarkan dana sebagai modal usaha dengan sistem bagi hasil. Apabila usaha yang dijalankan nasabah mengalami kerugian maka kerugian usaha akan ditanggung bersama-sama, dan apabila mendapatkan keuntungan, maka keuntungan akan dibagi sesuai kesepakatan yang telah disetujui. Penawaran ini yang menjadi daya tarik nasabah untuk memilih pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Semakin tinggi pembiayaan yang disalurkan maka semakin tinggi pula profit yang diterima oleh bank.
Penelitian yang dilakukan oleh Permata, Yaningwati, dan Zahroh pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat ROE. Hal ini dikarenakan resiko yang ditanggung pihak bank lebih kecil, karena penyertaan modal dan penanggungan kerugian akan dibagi oleh masing-masing pihak.
Penelitian yang dilakukan oleh Faradilla, Arfan, dan. Shabri (2017) menyimpulkan bahwa murabahah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. Karena Murabahah termasuk pembiayaan yang paling dominan di Bank Umum Syariah, ini dapat dilihat dari porsi pembiayaan murabahah yang paling besar. Hal ini juga dapat terjadi karena Bank Umum Syariah masih menghindari risiko. Mark Up dalam Murabahah dapat ditetapkan sedemikian rupa sehingga memastikan bahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding dengan keuntungan bank-bank berbasis bunga yang menjadi saingan bank-bank islam : murabahah menjauhkan ketidakpastian yang ada pada pendapatan dari bisnis-bisnisdengan sistem PLS.
Penelitian yang dilakukan oleh Hanifah, (2016) menyimpulkan bahwa Pembiayaan akad mudharabah memiliki hubungan signifikan positif terhadap tingkat NPF pada jangka panjang. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya risiko yang dihadapi bank sebagai shahibul maal atau penyedia dana yang menyediakan seluruh modal dan kerugian yang akan ditanggung oleh bank selama hal tersebut terjadi bukan akibat dari kelalaian mudharib atau nasabah.
Afif, (2014) Pembiayaan murabahah berpengaruh positif terhadap ketelitian pihak bank syariah dalam menilai dan memperkirakan kondisi ekonomi yang terjadi serta lingkungan sekitar. Semakin tinggi pembiayaan yang disalurkan maka bank syariah akan mempunyai risiko tidak tertagihnya pembiayaan yang tinggi dan pada titik tertentu bank akan mengalami kerugian
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmad, Rochmanika (2018) menyimpulkan bahwa NPF berpengaruh positif terhadap ROA. Hal ini dikarenakan Return dari penyaluran dana selain pembiayaan seperti penempatan pada bank lain, investasi surat berharga, atau penyertaan mampu menutupu kerugian yang terjadi atas pembiayaan bermasalah. Sehingga NPF berpengaruh positif terhadap ROA.
Untuk mempermudah dalam memahami telaah pustaka diatas maka berikut peneliti sajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 2 Penelitian Terdahulu
Peneliti Temuan No
Rahayu, et.al., (2016) Pembiayaan bagi hasil mudharabah
1 memberikan pengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROE
Permata,et.al., (2014) pembiayaan musyarakah memberikan
2 pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat ROE
Faradila, et.al., (2017) Murabahah berpengaruh positif dan
3 signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah.
Afif, (2014) Pembiayaan murabahah berpengaruh
4 positif terhadap pembiayaan bermasalah
Rahmad, Rochmanika NPF berpengaruh positif terhadap ROA.
5 (2018) B.
Kerangka Teori
1) Agency Teori Jensen dan meckling (1976) mendefinisikan Agency Theory sebagai teori hubungan dimana principal telah mendelegasikan wewenng kepada agen dalam menelola usaha serta mengambil keputusan yng berkaitan. Agency Theory dikenal sebagai suatu hubungan kontraktual keuangan yang melibatkan pihak pemilik dana dengan pihak pengelola dana. Dalam penerapannya pemilik dana (Principal) memberi otoritas terhadap managemen selaku agen (agency relationshp), tetp eudian terjadi perbedaan kepentingan.
Kepentingan yang berbeda tersebut dapat menyebabkan asymetri
Information dari agen terhadap prncipal (Ardiyansyah, 2014)
Dalam Lembaga Keuangan Islam, agency theory dapat terjadi dalam skema penyaluran produk pembiayaaan yang berbasis bagi hasil pada perbankan syariah. Dimana ketika salah satu mudharib sebagai pihak yang aktif serta memiliki pengetahuan mengenai proyek investasi yang beresiko tetapi menguntungkan nmun tidak memiliki dana awal untuk membiayai proyek tersebut dan pihak shhibul maal sebagai pemilik dana, tetapi terdapat kepentingan dari kedua belah pihak. Misalnya saja, nasabah sebagai pengelola dana mengabikan hubungan kontraktual dan tidak berbuat berdasarkan kepentingan
shahibul maal dengan melaporkan Profit tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya penyebab asimetri information sendiri dapat dikategorikan menjadi faktor eksternal dan internal. Fktor eksternal dapat berasal dari kondisi mudharib dalam menjelaskan akad pembiayaan berprinsip bagi-hasil. Faktor dari kalangan nternal lembaga keungan syariah yang dapat berupa kurangnya pemahaman tentang mekanisme kerja produk pembiayaan bagi hasil, sehingga bank cenderung risk averse karena cenderung mengarah terhadap risiko munculnya masalah keagenan (Putri, 2016)
2) Teori Uang Al-Ghazali Dalam Profitabilitas membahas bagaimana cara memperoleh atau menghasilkan laba atau uang, sehingga disini menggunakan teori tentang uang.
Irving Fisher dari kelompok Flow conceptmenyatakan bahwa besarnya tingkat pendapatan masyarakatdapat diukur oleh tingkat kecepatan peredaranuang. Pertanyaan mendasar dalam teori ini adalahberapa kali uang yang berada dalam masyarakat berpindahtangan dalam suatu periode tertentu. Penerapannya dalam perbankan syariah adalah tingkat pendapatan bank syariah dapat diukur dari tingkat lancarnya pembiayaan yang diberikan bank syariah kepada nasabah.
Al-Ghazali mendefinisikan uang sebagai: Barang atau benda barang yang disepakati fungsinya sebagai media pertukaran (medium
of exchange ). Benda tersebut dianggap tidak mempunyai nilai sebagai barang (nilai intrinsic). Nilai benda yang berfungsi sebagai alat tukar.
Nilai “peran” dalam benda yang berfungsi sebagai uang adalah nilai tukar dan nilai nominalnya. Karena itu ia mengibaratkan uang sebagai cermin yang tidak mempunyai warna sendiri, tetapi mampu merefleksikan semua jenis warna (Al-Ghazali,1963).
3) Pembiayaan
a. Pengertian Pembiayaan Menurut Dahlan (2012: 162) Pembiayaan (Financing) merupakan istilah yag dipergunakan dalam bank syariah, sebagaimana dalam bank konvensional disebut dengan kredit (Lending). Dalam kredit kentungan berbasis pada bunga (interest based), sedangkan dalam pembiayaan (financing) berbasis pada keuntungan riil yang dikehendaki (margin) ataupun bagi hasil (Profit sharing).
Dalam pasal 1 angka 25 Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah disebutkan, pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
a) Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah
b) Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah tau sewa beli dalam bentuk ijarah Muntahiya Bittamlik c) Transaksi jual-beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna‟ d) Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh, dan
e) Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan atu diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
Pengertian pembiayaan menurut Muhammad (2002:17), pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak untuk mendukung investasi yang direncanakan. Pendanaan tersebut diadakan berdasar kesepakatan antar lembaga keuangan dan pihak peminjam untuk mengembalikan utangnya setelah jatuh tempo dengan imbalan atau bagi hasil (Rivai dalam Purwanto, 2011: 15).
Tujuan pembiayaan ini yaitu :
a. Secara makro adalah meningkatkan ekonomi, tersedianya dana bagi peningkatan usaha, meningkatkan produktifitas, membuka lapangan kerja baru, dan erjadi distribusi pendapatan.
b. Secara makro adalah upaya untuk memaksimalkan laba, upaya meminimalkan resiko, pendayagunaan sumber ekonomi,
Berdasarkan sifat penggunaannya, pembiayaan ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1) pembiayaan produktif untuk memenuhi pembiayaan kebutuhan produksi. 2) pembiayaan konsumtif, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.
1) Pembiayaan transaksi bagi hasil Menurut Dahlan (2012: 164) Jenis pembiayaan dengan transaksi bagi hasil didasarkan pada produk tersebut menggunakan prinsip bagi hasil dalam pembagian keuntungan. Transaksi bagi hasil dapat juga dapat disebut dengan equity financing atau pembiayaan yang dalam pembagian keuntungannya didasarkan pada keadilan antara nasabah dengan bank. Keadilan tersebut tercermin dalam prinsip profit and loss sharing, rugi dibagi bersama dan rugi ditanggung bersama.
a) Pembiayaan Mudharabah 1) Pengertian Mudharabah
Akad mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pemilik dana (shahibul maal) menyediakan seluruh modal (100%), sedangkan pihak pengelola dana (mudharib) menggunakan dana tersebut untuk usaha dimana nantinya keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan kerugian ditanggung oleh pihak pemilik modal selama kerugian tersebut bukan disebabkan
Menurut (Karim, 2010: 204) pembiayaan Mudharabah adalah bentuk kontrak anatara dua pihak, dimana pihak pertama berperan sebagai pemilik modal dan mempercayakan sejumlah modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua, yaitu pelaksana usaha, dengan tujuan untuk mendapatkan untung.
Menurut (Muhamad, 2013: 237) menyatakan bahwa akad mudharabah adalah akad kerjasama antara bank selaku pemilik dana (shahibul maal) dengan nasabah selaku mudharib yang mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola suatu usaha yang produktif dan halal. Hasil dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama berdasarkan nisbah yang disepakati.
2) Jenis-jenis Pembiayaan Mudharabah Dalam prakteknya mudharabah digolongkan dalam dua bentuk, yaitu:
a) Mudharabah Muthlaqah,
Merupakan bentuk mudharabah dimana bentuk kerjasama antara shahibul maal dengan mudharib yang cakupannya sangat luas dan dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis.
b) Mudharabah Muqayyadah,
Merupakan dana yang diinvestasikan digunakan dalam usaha yang sudah ditentukan oleh pemberi dana. kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasuki jenis dunia usaha (Yudiana, 2014: 15).
3) Rukun Pembiayaan Mudharabah Rukun pembiayaan mudharabah menurut Asiyah (2015:187):
a) Pelaku Pelaku pihak pertama bertindak sebagai pemilik modal (shahibul maal), sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib).
b) Objek Mudharabah Pemilik modal menerahkan dananya sebagai objek
mudharabah , sedangkan pelaksana usaha menyerahkan
kerjanya sebagai objek mudharabah. Modal ang diserahkan dapat berupa uang ataupun barang, sedangkan kerja yang diserahkan dapat berupa keahlian atau ketrampilan.
c) Persetujuan Kedua Belah Pihak (Ijab-Qabul) Persetujuan merupakan konsekuensi dari prinsip an-taraddin
minkum (sama-sama rela). Kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah.
d) Nisbah Keuntungan Nisbah keuntungan merupakan cermin imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah pihak yang menggunakan akad
mudharabah . Pihak pengelola (mudharib) mendapatkan
(shahibul maal) mendapatkan imbalan atas pemberian atau penyertaan modalnya.
4) Syarat Pembiayaan Mudharabah Syarat pembiayaan mudharabah menurut Yudiana (2014:62):
a) Kedua belah pihak yang melakukan akad harus memiliki kemampuan dan kemauan untuk bekerjasama dengan akad
mudharabah .
b) Pihak-pihak yang akan melakukan akad harus jelas.
c) Objek yang akan diakadkan harus dinyatakan dalam jumlah atau nominal yang jelas.
d) Jenis usaha, jangka waktu kerjasama, dan nisbah bagi hasil ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
e) Pemilik modal berhak menyertakan persyaratan tertentu untuk memperkecil resiko kerugian.
b. Pembiayaan Musyarakah 1) Pengertian Musyarakah
Menurut (Antonio, 2001: 90) Pembiayaan musyarakah dijelaskan sebgai suatu akad kerjasama dua pihak atau lebih dalam usaha dengan tujuan masing-masing yang bersangkutan mampu berkontribusi dalam bentuk dana berdasarkan kesepakatan untuk menanggung keuntungan serta resiko secara bersama-sama. Rivai adanya kerjasama pembiayaan antara Islamic banking dan nasabah untuk mengelola suatu kegiatan usaha dengan penyertaan dana sesuai porsi yang disepakati. Pengelolaan dana dipercayakan kepada nasabah, serta pemilik dana dapat melakukan intervensi kebijakan usaha.
Menurut Asmuni (2004:160) musyarakah berasal dari kata
syarika yang berarti persekutuan.Secara etimologi as-syarikah
atau al-musyarakah mengndung makna al-
ikhtilāt wa al-imtijāz
yaitu percampuran. Dalam lisan Arab disebutkan as-syirkah dan
as-syarikah mengandung makna yang sama mukhala atu a -
syarikaini (bercampur atau bergabungnya dua orang) untuk
melalukan kerja sama.Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih dalam menjalankan suatu usaha tertentu dimana masing- masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama-sama sesuai kesepakatan (Antonio, 2001:90).
Musyarakah, merupakan salah satu produk bank syariah
yang mana terdapat dua pihak atau lebih yang bekerjasama untuk meningkatkan aset yang dimiliki bersama dimana seluruh pihak memadukan sumber daya yang mereka miliki baik yang berwujud/tangible maupun yang tidak berwujud/ittangible. berupa dana, barang, skill ataupun aset-aset lainnya. Sudah menjadi ketentuan bahwa dalam musyarakah pemilik modal berhak dalam menentukan kebijakan usaha yang dijalankan pelaksana proyek (Yudiana, 2014: 19).
Menurut Rivai dan Veithzal (2008, 45-47) karakteristik dari transaksi ini karena adanya keinginan dari para pihak (dua pihak atau lebih) melakukan kerja sama untuk suatu usaha tertentu. Masing-masing menyertakan dan menyetorkan modalnya (baik
intanjible asset atau tanjible asset) dengan pembagian
keuntungan di kemudian hari sesuai kesepakatan. Penyertaan setiap pihak yang melakukan kerjasama dapat berupa dana (funding), keahlian (skill), kepemilikan (property), peralatan (equipment), barang perdagangan (tradingassets) atau intanjible seperti good will atau hak paten, reputasi/nama baik,
asset
kepercayaan serta barang-barang lain yang dapat dinilai dengan uang. Lembaga keuangan menyediakan fasilitas pembiayaan dengan cara menyuntikkan modal berupa dana segar agar usaha customer dapat berkembang ke arah yang lebih baik.
2) Jenis-Jenis Pembiayaan Musyarakah Menurut Aisyah (2015:200) musyarakah dibagi menjadi dua:
1) Syirkah al-milk (musyarakah kepemilikan)
Musyarakah kepemilikan muncul karena adanya kepemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih. Dalam hal ini kepemilikan tersebut berbagi baik dalam sebuah aset nyata maupun dalam keuntungan yang dihasilkan dari aset tersebut.
2) Syirkah al-aqd (musyarakah akad)
Musyarakah akad tercipta dengan cara kesepakatan
di mana dua orang atau lebih menyetujui bahwa setiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah dan merekapun menyepakati pembagian keuntungan dan kerugian.
3) Syarat Pembiayaan Musyarakah Syarat pembiayaan musyarakah menurut Yudiana (2014:65)
a) Para mitra yang akan melakukan akad musyarakah harus dalam kondisi cakap hukum dan memiliki kommpetensi dalam memberi maupun diberi kekuasaan perwakilan.
b) Modal dapat berupa aset perdagangan, seperti barang dagang, properti, perlengkapan dan sebagainya termasuk juga aset tidak bberwujud seperti hak paten dan lisensi.
c) Tidak diperbolehkan untuk mencantumkan ketidakikutsertaan pihak lainnya, namun dalam bekerja salah satu pihak oleh melaksanakan dengan porsi yang lebih besar.
d) Akad dianggap sah apabila diucapkan secara verbal atau
2. Pembiayaan transaksi jual-beli
a) Murabahah 1) Pengertian Murabahah
Pengertian murabahah menurut (syafi‟i, 2007: 101) murabahah merupakan salah satu prinsip akad jual-beli barang yang dijalankan bank syariah tanpa mengenal riba, pada harga asal dengan tambahankeuntungan yang disepakati bersama, dengan disertai cara pembayarannya. Murabahah adalah menjualsuatu barang dengan harga pokok ditambah keuntungan yang disetujui bersama untuk dibayar pada waktu yang ditentukan atau dibayar secara cicilan.
Menurut Karim (2004:98) Murabahah ( al-
bai’ bi t aman ajil ) lebih dikenal sebagai Murabahah saja. Murabahah yang
berasal dari kata ribhu (keuntungan) , adalah transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin).