PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH DENGAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING - Test Repository

  

PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN

TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH

DENGAN NON PERFORMING FINANCING (NPF)

SEBAGAI VARIABEL

  INTERVENING

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

  

Disusun Oleh

DIAN SAFIETRIE

NIM 213-13-083

PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN

TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH

DENGAN NON PERFORMING FINANCING (NPF)

SEBAGAI VARIABEL

  INTERVENING

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

  

Disusun Oleh

DIAN SAFIETRIE

NIM 213-13-083

PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  Jalan Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon( 0298) 323706 Faksimili (0298) 323433 Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@iainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudara: Nama : Dian Safietrie NIM : 213-13-083 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam Prodi : Perbankan Syariah (S1) Judul :Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Profitabilitas

  Bank Syariah Dengan Non Performing Financing (NPF) Sebagai Variabel Intervening.

  Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Skripsi. Demikian surat ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

  Salatiga, 7 September 2017 Pembimbing Taufikur Rahman, S.E., M.Si.

  NIP. 19770506 200912 1 007

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  Jalan Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon( 0298) 323706 Faksimili (0298) 323433 Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@iainsalatiga.ac.id

  PENGESAHAN PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP

PROFITABILITAS BANK SYARIAH DENGAN NON PERFORMING

FINANCING (NPF) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada

  Tanggal 26 September 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna Memperoleh gelar Sarjana S1 Ekonomi

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dr. Hikmah Endraswati, M.Si._______________ Sekretaris Penguji : Taufikur Rahman, M.Si. _______________ Penguji I : Mochlasin, M. Ag. _______________ Penguji II : Fetria Eka Yudiana, M. Si. _______________

  Salatiga, 26 September 2017 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Dr. Anton Bawono, M.Si.

  NIP. 19740320 200312 1 001

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dian Safietrie NIM : 213-13-083 Prodi : S1 Perbankan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam Judul Skripsi : Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap

  Profitabilitas Bank Syariah Dengan Non

  Performing Financing (NPF) Sebagai Variabel Intervening

  Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

  Salatiga, 7 September 2017 Penulis, DIAN SAFIETRIE NIM. 213-13-083

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dian Safietrie NIM : 213-13-083 Prodi : S1 Perbankan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam Dengan ini saya menyatakan bahwa judul skripsi “PENGARUH DEWAN KOMISARIS

  INDEPENDEN TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH DENGAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) SEBAGAI

  VARIABEL INTERVENING ” benar-benar bebas dari plagiat dan apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

  Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

  Salatiga, 7 September 2017 Penulis, DIAN SAFIETRIE NIM. 213-13-083

  

MOTTO

Hidup itu seperti sepeda, agar tetap seimbang,

kau harus terus bergerak (Albert Einstein)

  

Kerjakanlah, wujudkanlah, raihlah cita-citamu

dengan memulainya bukan hanya menjadi

angan dalam fikiran dan bukan hanya

menjadi beban dalam impian

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil’alamiin dengan izin Allah SWT skripsi ini selesai.

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang-orang yang telah mendorong, mendoakan dan selalu memeprjuangkan mimpiku :  Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.  Junjungan umat muslim, Nabi Muhammad SAW.  Ayahanda Suwahadi Mulyono dan Ibunda Nuril Munawaroh yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan untukku serta selalu membimbingku dan mengarahkanku untuk menjadi yang lebih baik.

   Kakakku Gita Sakina dan Adikku Raihan Mahardika yang selalu berbagi dalam keadaan apapun dan selalu mendukungku untuk menjadi lebih baik.

   Keluarga besarku dan orang tersayang yang selalu memberikan dukungan dan doanya untukku.

   Sahabat-sahabatku tersayang yang selalu mewarnai hari-hariku dan selalu mendukungku. Terimakasih atas semangat dan kebersamaan yang selalu kalian berikan. Terima kasih untuk Atika Maghfiroh, Eka Febryana, Ferliyansah, Khofian Nida, Kunni Mashrohah, Mustoviyah, Nizar Abdul Malik, Sely Lestari, Toni Suprianto dan sahabatku lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

   Keluargaku KKN posko 14 dan seluruh warga dusun Karang, Candimulyo, Magelang yang telah banyak membantu, mendukung dan merawatku. Terima kasih banyak untuk semuanya.

   Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam jurusan Perbankan Syariah S1.

   Dan semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih untuk doa dan semangat yang selalu kalian berikan.

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

  Segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat yang tak ternilai serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul

  ”PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP

PROFITABILITAS BANK SYARIAH DENGAN NON PERFORMING

FINANCING (NPF) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

  ”. Skripsi ini

  disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari tanpa adanya doa, dukungan dan bantuan berbagai pihak, penulisan ini tidak akan dapat terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam IAIN Salatiga.

  3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku Ketua Prodi Perbankan Syariah S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

  4. Bapak Taufikur Rahman, S.E., M.Si selaku pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan dorongan, bimbingan dan pengarahan dalam penulisan ini hingga terselesainya skripsi ini.

  5. Bapak dan ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  6. Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuannya.

  7. Kedua orang tua tercinta yang telah membimbing dan memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kasih sayang, perhatian, doa, nasehat, kesabaran dan dukungan yang luar biasa.

  8. Kakak dan adikku tercinta yang telah memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  9. Keluarga besar dan orang tersayang yang selalu mendoakan dan mendukungku.

  10. Sahabat-sahabatku tersayang yang selalu mewarnai hari-hariku dan selalu mendukungku. Terimakasih atas semangat dan kebersamaan yang selalu kalian berikan. Terima kasih untuk Atika Maghfiroh, Eka Febryana, Ferliyansah, Khofian Nida, Kunni Mashrohah, Mustoviyah, Nizar Abdul Malik, Sely Lestari, Toni Suprianto dan sahabatku lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

  11. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam jurusan Perbankan Syariah S1.

  12. Dan semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih untuk doa dan semangat yang selalu kalian berikan.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

  Tiada untaian dan kata yang pantas dan berharga kecuali ucapan Alhamdulillahirobil’alamin atas rahmat dan karunia serta ridho Allah SWT.

  Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umunya. Jaza kumullah khairan katsiraan.

  Wassalamualaikum Wr. Wb.

  Penulis

  

ABSTRAK

  Safietrie , Dian. 2017. Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap

  Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia dengan Non Performing Financing (NPF) sebagai Variabel Intervening. Skripsi, Fakultas

  Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan Perbankan Syariah S1, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing :Taufikur Rahman, S.E., M.Si.

  Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap profitabilitas (ROE) dengan Non Performing

  

Financing (NPF) sebagai variabel intervening. Populasi yang digunakan dalam

  penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia sebanyak 13 bank syariah. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive

  

sampling . Sampel yang digunakan sebagai obyek penelitian sebanyak 11 bank

  syariah. Tehnik analisis yang digunakan adalah uji statistik melalui uji t , F ,

  test test

  2

  koefisien determinasi (R ), uji regresi sederhana, uji regresi berganda dan juga analisis jalur atau path analysis. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu IBM SPSS Statistik 21.

  Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil uji t test yang menunjukkan bahwa variabel DKI berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE, variabel DKI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NPF dan variabel NPF berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROE. Hasil uji F test menunjukkan bahwa GCG dan NPF secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap ROE. Sedangkan hasil analisis jalur atau path analysis menunjukkan bahwa variabel NPF tidak dapat berperan sebagai variabel intervening antara pengaruh GCG terhadap profitabilitas (ROE).

  Kata Kunci: Dewan Komisaris Independen (DKI), Non Performing Financing (NPF), Profitabilitas (ROE)

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN LOGO.. .............................................................................................. ii HALAMAN JUDUL. ............................................................................................. iii

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76

  

DAFTAR TABEL

  

  

DAFTAR GAMBAR

  

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu bangsa selalu mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan perekonomian ini harus diimbangi dengan kemampuan

  megatur dan mengolah yang sistematis dan terarah. Pola tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat bangsa itu sendiri. Suatu bangsa banyak memiliki lembaga-lembaga perekonomian yang masing-masing memiliki peran tersendiri bagi masyarakat. Salah satu lembaga perekonomian yang ada adalah lembaga keuangan yang berupa perbankan, baik perbankan dengan sistem konvensional maupun perbankan dengan sistem syariah.

  Lembaga perbankan di Indonesia berkembang dengan baik. Perkembangan dengan sistem syariah juga tidak kalah dengan perkembangan dengan sistem konvensional. Hal ini disebabkan karena penduduk Indonesia yang mayoritas muslim menjadi salah satu alasan untuk Indonesia memiliki lembaga perbankan yang islami dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu pada tahun 1992 didirikanlah Bank Muamalat Indonesia. Pendirian Bank Muamalat Indonesia ini merupakan awal dari berkembangnya lembaga perbankan dengan sistem syariah. Lembaga Perbankan ini diatur dalam Undang- Undang No.7 Tahun 1992 yang kemudian direvisi menjadi Undang- Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Undang-Undang ini berisi tentang semua hal yang berkaitan dengan Perbankan Syariah seperti landasan hukum, jenis-jenis usaha yang ada dan lain-lain.

  Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2014 : 13).

  Perkembangan dan kemajuan perbankan terutama perbankan syariah di dasari oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemajuan perbankan itu sendiri adalah dari tata kelola perusahaan yang baik.

  Tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance / GCG) di industri perbankan dideskripsikan sebagai suatu hubungan antara dewan komisaris, dewan direktur eksekutif, pemangku kepentingan (stakeholder) dan pemegang saham (Indroes, 2011 : 249). Penelitian Wardani (2007) menyatakan bahwa komisaris independen dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi di antara para manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen. Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang good corporate governance .

  Penerapan good corporate governance ini dapat bermanfaat untuk perusahaan agar tidak kalah saing dengan perusahaan lain. Salah satu manfaat penerapan good corporate governance dalam perusahaan yaitu terciptanya manajemen risiko yang dikelola dengan baik. Mengingat banyaknya kebutuhan dan keinginan masyarakat dalam hal pembiayaan, maka suatu perusahaan perbankan harus dapat mengelola manajemen risiko terutama risiko pembiayaan dengan baik.

  Hal ini dapat meminimalisir risiko pembiayaan dalam Bank Syariah di Indonesia dengan begitu tingkat profitabilitas Bank Syariah tentu akan meningkat. Hal ini dikarenakan good corporate governance pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja bank syariah, khususnya untuk peningkatan profitabilitas atau keuntungan bagi bank syariah itu sendiri. Dalam penelitian ini, ukuran good corporate

  

governance yang digunakan adalah dewan komisaris independen dan

tingkat profitabilitas yang akan digunakan adalah Return on Equity (ROE).

  Selain itu dalam penelitian ini juga menggunakan rasio dalam manajemen risiko yaitu Non Performing Finance (NPF). Rasio ini digunakan sebagai variabel intervening.

  Penelitian ini dilandasi dengan penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan tentang pengaruh dewan komisaris independen terhadap profitabilitas dengan NPF sebagai variabel intervening. Penelitian yang dilakukan oleh Muntiah (2012), Agustiningsih (2016), Rini & Ghozalli (2012), Nugrahani & Nugroho (2010), Dzajilah (2016), Sanjaya & Marsudi (2014), Endri (2012) menunjukkan bahwa Good Corporate

  

Governance (GCG) yang di proyeksikan dengan dewan komisaris

independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

  Adapun penelitian yang dilakukan oleh Tjandra (2015) menunjukkan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Septiana (2016), Raja (2016), Puspitasari & Ernawati (2010), Putra & Nuzula (2017), Aprinita (2016) menunjukkan bahwa dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

  Penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian ini dilakukan oleh Andriyan & Supatmi (2010), Wardani (2007), Nora & Veronica (2008), Dianita (2014) menunjukkan bahwa GCG yang diproyeksikan dengan dewan komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NPL. Mubarok (2016) menunjukkan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap NPF. Sedangkan penelitian Mirawati & Halini (2014) menunjukkan bahwa dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap NPL.

  Selain itu terdapat penelitian yang dilakukan oleh Siswanti (2016) dan Ferdyant (2014) yang menunjukkan bahwa NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hermina (2004), Dewi (2014) dan Santoso (2016) menunjukkan bahwa NPL tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Saputri (2016) menunjukkan bahwa NPL berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

  Berdasarkan uraian dari penelitian terdahulu penulis memilih untuk menggunakan dewan komisaris independen, rasio keuangan Return on

  Equity (ROE) dan Non Performing Finance (NPF). Hal ini dikarenakan masih terdapat hasil yang berbeda-beda dalam penelitian terdahulu.

  Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Profitabilitas Bank Syariah dengan Non Performing Financing sebagai Variabel Intervening

  .” B.

   Rumusan Masalah

  1. Apakah Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah?

  2. Apakah Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap Non

  Performing Financing pada Bank Umum Syariah?

  3. Apakah Non Performing Financing berpengaruh terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah?

  4. Apakah Non Performing Financing berperan sebagai variabel pemediasi yang memediasi pengaruh antara Dewan Komisaris Independen dengan profitabilitas pada Bank Umum Syariah?

C. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah.

  2. Untuk mengetahui pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Non Performing Financing pada Bank Umum Syariah.

  3. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Financing terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah.

  4. Untuk mengetahui apakah Non Performing Financing berperan sebagai variabel pemediasi yang memediasi pengaruh antara Dewan Komisaris Independen dengan profitabilitas pada Bank Umum Syariah.

D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Peneliti Untuk menambah wawasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan atau mekanisme corporate governance.

  2. Bagi akademisi Untuk menambah wawasan dan sebagai bahan referensi mahasiswa yang ingin mengambil tema yang sama dalam penelitian di kemudian hari.

  3. Bagi institusi Sebagai bahan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan atau mekanisme Good Corporate Governance (GCG).

  Sehingga bank umum syariah di Indonesia dapat menerapkan prinsip- prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang nantinya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

E. Sistematika penulisan

  Untuk memahami lebih jelas penelitian ini, maka materi-materi yang tertera pada laporan skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan tentang telaah pustaka yang menjabarkan tentang ringkasan penelitian terdahulu dan posisi penelitian terkini. Kerangka teori yang menjabarkan tentang bangunan teori yang akan digunakan untuk menganalisis penelitian ini. Kerangka penelitian yang berisi tentang model hipotesis dalam bentuk gambar serta menjabarkan tentang hipotesis penelitian ini.

  BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang jenis, lokasi, dan waktu penelitian. Populasi, sampel, teknik pengumpulan dari penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan, definisi konsep dan operasional dalam penelitian, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian serta alat analisis penelitian.

  BAB IV ANALISA PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang diskripsi obyek penelitian serta analisa data yang di dapat dalam penelitian ini.

  BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab akhir dari penelitian ini yang menguraikan tentang kesimpulan dari penelitian ini serta saran yang dapat diberikan dari penelitian yang telah dilakukan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan berkaitan

  dengan masalah Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Profitabilitas Bank Syariah dengan Non Performing Financing sebagai Variabel Intervening ditunjukkan pada tabel berikut ini :

  Tabel 2. 1

  Penelitian Terdahulu

  

Hasil Penelitian : Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif dan

signifikan terhadap profitabilitas No Nama Peneliti Tahun Judul

  

1. Sri Wahyu 2016 Pengaruh Penerapan Corporate

Agustyaningsih, dkk Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan di Indonesia

  

2. Tetty Sulistyo Rini & 2012 Pengaruh Pemegang Saham

Imam Ghozalli Institusi, Komisaris Independen & Komite Audit terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan

  

3. Tri Siwi Nugrahani 2010 Pengaruh Komisaris Independen

& Fajar Agus dan Pengungkapan Sukarela

Nugroho terhadap Kinerja Perusahaan

  

4. Rachma Dzajilah 2016 Pengaruh Mekanisme GCG &

Pengungkapan CSR terhadap Kinerja Keuangan

  

5. Billy Sanjaya & 2014 Pengaruh GCG terhadap Kinerja

Almatius Setya Keungan Perusahaan Marsudi

Hasil Penelitian : Dewan Komisaris Independen berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap Non Performing Loan (NPL) No Nama Peneliti Tahun Judul

  1. Andriyan & 2010 Pengaruh Mekanisme Corporate Supatmi Governance terhadap Kinerja

  Keungan Bank Perkreditan Rakyat

  2. Claudia Hazara 2016 Faktor-Faktor yang Romalo mempengaruhi terjadinya NPL

  Bank di Indonesia

  3. Mirna Dianita 2014 Pengaruh Mekanisme Corporate

  Governance terhadap Kinerja

  Keungan Perbankan Hasil Penelitian : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas

  No Nama Peneliti Tahun Judul

  1. Indra Siswanti 2016 Implementasi Good Corporate

  Governance pada Kinerja Bank

  Syariah

  2. Ferly Ferdyant 2014 Pengaruh Kualitas Penerapan

  Good Corporate Governance

  dan Risiko Pembiayaan terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah

  Hasil penelitian : Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung dari GCG terhadap Kinerja Perbankan melalui manajemen risiko

  No Nama Peneliti Tahun Judul

  1. Agus Setyawati 2016 Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Karyawan dengan Manajemen Risiko sebagai Variabel Intervening

  Sumber : Penelitian terdahulu Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa perbedaan penelitian- penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis saat ini adalah penulis menggunakan variabel Return on Equity (ROE) sebagai variabel profitabilitas. Hal ini dapat dijadikan pembeda dengan penelitian terdahulu. Karena penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Setyawaty (2016) menggunakan variabel Return on Asset (ROA). Selain itu penulis lebih memilih menggunakan rasio ROE sebagai variabel profitabilitas dikarenakan rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank (baik pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru) serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2009 : 119).

B. Kerangka Teori

  1. Teori Keagenan Teori keagenan menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) memperkerjakan orang lain

  (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut (Jensen dan Meckling, 1976). Konflik antara manajer dan pemegang saham atau yang sering disebut dengan masalah keagenan dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan tersebut sehingga timbul biaya keagenan (agency cost). Ada beberapa alternative untuk mengurangi agency cost diantaranya dengan adanya kepemilikan saham oleh manajemen.

  Agency problem muncul antara pihak manajemen dan pemegang

  saham atau antara kreditur dan pemegang saham. Dalam perusahaan besar, agency problem sangat potensial terjadi di karenakan proporsi kepemilikan perusahaan oleh manajer relatif kecil. Kadang-kadang manajer lebih suka untuk melakukan ekspansi perusahaan dibanding memakmurkan pemegang saham. Konflik lain yang sering terjadi adalah konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditur.

  Kreditur memiliki ha katas sebagian laba dan sebagian aset perusahaan

  2. Good Corporate Governance (GCG) Menurut Indroes (2011) Tata kelola perusahaan yang baik (good

  corporate governance / GCG) di industri perbankan dideskripsikan

  sebagai suatu hubungan antara dewan komisaris, dewan direktur eksekutif, pemangku kepentingan (stakeholder) dan pemegang saham.

  GCG menciptakan struktur yang membantu bank dalam : a. Menetapkan tujuan.

  b. Mejalankan operasi harian.

  c. Mempertimbangkan kepentingan pemangku kepentingan (stakeholder) bank dengan beroperasi secara sehat dan baik.

  d. Menyesuaikan dengan hukum dan aturan yang berlaku.

  e. Memproteksi kepentingan nasabah kreditor.

  Good Corporate Governance (GCG) menurut World Bank,

  merupakan kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan, bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan (Muhammad, 2013).

  Praktik tata kelola yang efektif merupakan salah satu prasyarat utama untuk meraih dan menjaga kepercayaan publik serta dalam arti lebih luas, kepercayaan terhadap sistem perbankan. Tata kelola yang buruk dapat meningkatkan kemungkinan kegagalan sebuah bank. mempengaruhi skema jaminan simpanan, dan meningkatkan pengaruh negatif terhadap risiko (Greuning, 2011: 37).

  Perbankan dapat mempengaruhi kesejahteraan sebagian besar penduduk dunia. Pengaturan tata kelola perusahaan, bagaimanapun dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi. Tata kelola perusahaan yang sehat dapat menciptakan lingkungan yang mendukung antara lain dalam bentuk efisiensi perbankan, meringankan risiko keuangan, dan meningkatkan stabilitas sistemik. Pemberi pinjaman dan penyedia dana lain lebih mungkin untuk memberikan pembiayaan ketika mereka merasa nyaman dengan pengaturan tata kelola perusahaan yang sehat.

  Tata kelola perusahaan yang baik juga meningkatkan ketahanan perusahaan dan ketahanan terhadap guncangan eksternal (Greuning, 2011: 38).

  Menurut Greuning (2011) elemen-elemen kunci dari kerangka tata kelola perusahaan yang sehat di bank adalah sebagai berikut : a. Strategi perusahaan yang diartikulasikan dengan baik dapat menjadi standar ukuran keberhasilan secara keseluruhan dan kontribusi individu.

  b. Menetapkan dan menegakkan tanggung jawab terhadap kejelasan tugas, wewenang pengambilan keputusan, dan akuntabilitas yang sesuai untuk profil risiko bank terpilih. c. Fungsi manajemen risiko keuangan yang kuat (terlepas dari lini usahanya), sistem pengendalian internal (termasuk fungsi audit internal dan eksternal) dan desain proses fungsional dengan pemeriksaan checks and balances yang diperlukan.

  d. Nilai-nilai perusahaan, kode etik, dan standar perilaku lainnya yang memadai, sesuai dan efektif dalam sistem yang digunakan untuk memastikan pencapaian. Ini mencakup pengawasan khusus terhadap pemaparan risiko bank dimana konflik kepentingan diperkirakan akan muncul (misalnya, hubungan dengan pihak terafiliasi).

  e. Insentif keuangan dan manajerial untuk bertindak dengan cara yang sesuai ditawarkan kepada dewan, manajemen dan karyawan, termasuk kompensasi, promosi dan denda penalti (kompensasi harus konsiten dengan tujuan bank, kinerja, dan nilai-nilai etika).

  f. Transparasi dan arus informasi yang tepat ke dalam dan ke luar.

  Corporate Governance juga meliputi ketentuan-ketentuan

  hukum dan kelaziman-kelaziman yang mempengaruhi arah dan tujuan- tujuan yang menggerakkan perusahaan. Selain itu juga diartikan sebagai proses pemantauan kinerja perusahaan dengan menetapkan langkah-langkah pencegahan yang terkait dengan konsep seperti : transparasi, integrasi dan akuntabilitas. Mekanisme dan pengawasan pada corporate governance disusun untuk mengurangi inefisiensi akibat moral hazard dan adverse selection (Muhammad, 2013).

  Berdasarkan pada ketentuan PBI No.8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum disebutkan beberapa prinsip GCG, yaitu :

  1. Transparasi (transparency) Transparasi diartikan sebagai keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan pengambilan keputusan.

  Berdasarkan PBI No.3/22/PBI/2001 pada tanggal 31 Desember 2001 tentang transparasi kondisi keuangan bank yang mensyaratkan bank untuk menyampaikan kepada publik. Tentang pinjaman bermasalah, pemegang saham pengendali, hubungan istimewa dengan pihak terafiliasi, praktik manajemen risiko dalam laporan keuangan bank, baik secara triwulan, semesteran maupun tahunan (Indroes, 2011 : 262).

  2. Akuntabilitas (accounttability) Akuntabilitas yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif.

  Dalam akuntabilitas lebih mengacu pada kebutuhan pelaku pasar, termasuk pihak berwenang relevan untuk membenarkan tindakan dan kebijakan serta menerima tanggung jawab atau keputusan maupun hasilnya (Indroes, 2011 : 253).

  3. Tanggung jawab (responsibility) Tanggung jawab yang dimaksud yaitu pada kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengelolaan bank yang sehat.

  4. Independensi (independency) Pengelolaan bank secara professional tanpa pengaruh tekanan dari pihak tertentu.

  5. Kewajaran (fairness) Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  Dalam menganalisis penerapan kelima prinsip GCG di atas, bank perlu melakukan penilaian secara self assesment. Menurut Tjondro (2011) Self assessment GCG merupakan penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG, yang berisikan sebelas faktor penilaian pelaksanaan GCG : 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.

  2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi.

  3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite.

  4. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah.

  5. Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan

  6. Penanganan benturan kepentingan.

  7. Penerapan fungsi kepatuhan bank.

  8. Penerapan fungsi audit intern.

  9. Penerapan fungsi audit ekstern.

  10. Batas maksimum penyaluran dana.

  11. Transparasi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal.

  Dalam pelaporan Self Assesment GCG ada beberapa tahapan sampai pada hasil akhir penilaian komposit serta bagaimana perlakuan terhadap hasil pelaksanaan self assessment GCG bank yang berbeda dengan hasil pemeriksaan/pengawasan Bank Indonesia (Desiana, 2016). Berikut merupakan tahapan pelaporan

  self assessment GCG :

  1. Menetapkan nilai peringkat per faktor, dengan melakukan analisis self assessment dengan cara membandingkan tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan dengan kondisi bank yang sebenarnya.

  2. Menetapkan nilai komposit hasil self assessment, dengan cara membobot seluruh faktor, menjumlahkannya dan selanjutnya memberikan predikat kompositnya.

  3. Dalam penetapan predikat, perlu diperhatikan batasan berikut :

  a. Apabila dalam penilaian seluruh faktor terdapat faktor dengan nilai peringkat 5, maka predikat komposit tertinggi yang dapat dicapai bank adalah “cukup baik”.

  b. Apabila dalam penilaian seluruh faktor terdapat faktor dengan nilai peringkat 4, maka predikat komposit tertinggi yang dapat dicapai bank adalah “baik”.

  4. Apabila hasil pelaksanaan self assessment GCG bank menunjukkan perbedaan yang material yakni mengakibatkan hasil predikat komposit yang berbeda, maka bank wajib menyampaikan revisi hasil pelaksaan self assessment GCG bank tersebut secara lengkap kepada Bank Indonesia.

  5. Revisi hasil self assessment pelaksanaan GCG bank tersebut, harus dipublikasikan dalam laporan keuangan publikasi bank pada periode terdekat, meliputi nilai 5 komposit dan predikatnya.

  6. Hasil penilaian self assessment GCG sebagaimana yang dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan GCG. Satuan pengukuran dalam self

  assessment GCG adalah nilai absolut yang sudah ditentukan yang disebut nilai komposit.

  Berikut ini merupakan nilai komposit GCG :

  

Tabel 2. 2

Komposit predikat kualitas penerapan setiap faktor GCG

  No Nilai Komposit Predikat (Kualitas) 1. < 1,5 Sangat Baik 2. 1,5 sampai dengan 2,4 Baik 3. 2,5 sampai dengan 3,4 Cukup Baik 4. 3,5 sampai dengan 4,4 Buruk 5. 4,5 sampai dengan 5 Sangat Buruk

  Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor : 12/13/DPbS Tahun 2010

  Menurut Azis (2016) indikator pengukuran GCG adalah sebagai berikut :

  1. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan dengan kata lain manajer tersebut sekaligus pemegang saham perusahaan. Dalam laporan keuangan, keberadaan ini ditunjukkan dengan besarnya presentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer, karena hal ini merupakan informasi penting bagi pengguna laporan keuangan maka informasi ini akan diungkapkan dalam catatan atas kaporan keuangan.

  2. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian serta institusi lainnya pada akhir tahun.

  3. Komisaris Independen Komisaris yang bersifat independen memiliki arti bahwa komisaris tersebut diharapkan mampu melaksankan tugas-tugas yang diembannya, baik itu tugas pengawasan dan lainnya dengan independen. Independen sendiri memiliki maksud bahwa tugas tersebut semata-mata untuk kepentingan dari perusahaan dan tidak terkait pengaruh pihak-pihak yang memiliki kepentingan yang bisa jadi berbeda dengan kepentingan perusahaan.

  Keberadaan komisaris independen memiliki tujuan untuk mewujudkan objektivitas, independen, fair-ness, serta dapat memberikan keseimbangan antara perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham minoritas, bahkan sampai pada kepentingan stakeholder lainnya. Komisaris independen memiliki peran dan fungsi yang sangat penting sebagai motor penggerak good corporate governance.

  Dengan adanya komisaris independen, semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) akan memndapatkan manfaat yang sangat besar dimana akan terbentuk situasi yang suitable dengan prinsip dasar good corporate governance dan meningkatkan kemampuan dan kapabilitas komisaris sehingga efektif dalam kerja mereka.

  4. Komite Audit Komite audit adalah yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan.

  Selain itu, komite audit dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen guna mengatasi masalah pengendalian ataupun kemungkinan timbulnya agensi.

  Dari berbagai unsur Corporate Governance yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini akan terfokus pada Dewan Komisaris Independen. Dewan Komisaris Independen menurut Undang-Undang N0.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi. Dewan komisaris bertugas untuk mengawasi jalannya perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip GCG. Selain itu, dewan komisaris memiliki kewajiban untuk mengawasi kinerja dewan direksi dan mengawasi pelaksanaan kebijakan dewan direksi.

  Dalam peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 disebutkan bahwa jumlah anggota dewan komisaris minimal 3 Dewan komisaris terdiri dari komisaris dan komisaris independen. Minimal 50% dari jumlah anggota komisaris adalah komisaris independen.

  Dewan komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata- mata untuk kepentingan perseroan. Dewan komisaris independen berperan sebagai penyeimbang dalam pengambilan keputusan dewan komisaris (Aprianingsih, 2016).

  3. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan atau kemampuan bank dari berbagai sumber daya yang digunakan dalam kegiatan operasional. Sedangkan rasio profitabilitas juga dapat diartikan sebagai rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu (Temewu : 2014).

  Menurut Yudiana (2013) rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan investasi. Profitabilitas dalam hubungannya antara penjualan dengan a. Gross Profit Margin (GPM)

  Gross Profit Margin merupakan perbandingan penjualan

  bersih dikurangi harga pokok penjualan bersih atau rasio antara laba kotor dengan penjualan bersih.

  b. Net Profit Margin (NPM)

  Net Profit Margin yaitu margin laba bersih yang merupakan

  keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini merupakan perbandingan laba bersih setelah pajak penjualan.

  c. Return on Investment (ROI)

  Return on Investmen merupakan rasio yang membandingkan laba setelah pajak dengan total aktiva.

  d. ROI dengan pendekatan Dupont Pendekatan Dupont pertama kali digunakan oleh perusahaan Dupont untuk mengevaluasi efektivitas perusahaan, yaitu dengan mengalikan NPM dengan total assets turnover.

  e. Return on Equity (ROE)

  Return on Equity yaitu rentabilitas modal sendiri yang

  digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri (Yudiana, 2013 : 83).

  ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri. Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank (baik pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru) serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan (jika bank tersebut sudah go public) (Dendawijaya, 2009 : 119).

  Menurut Dendawijaya (2009) para investor di pasar modal mempunyai beberapa motif atau tujuan dalam membeli saham bank yang telah melakukan emisi sahamnya. Motif-motif tersebut adalah sebagai berikut : 1.) Memperoleh dividen berdasarkan keputusan RUPS. 2.) Mengejar capital gain jika bermain di bursa efek. 3.) Mengusai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham.

  Dengan demikian rasio ROE ini merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank (Dendawijaya, 2009 : 119).

  f. Rentabilitas Ekonomi (RE) Rentabilitas ekonomi sering disebut juga dengan earning power yaitu mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. RE dihitung dengan membagi laba usaha (EBIT) dengan

  4. Non Performing Financing (NPF) Risiko pembiayaan sering kali dikaitkan dengan risiko gagal bayar.

  Risiko ini mengacu pada potensi kerugian yang dihadapi bank ketika pembiayaan yang diberikannya macet. Debitur mengalami kondisi dimana dia tidak mampu memenuhi kewajiban mengembalikan modal yang diberikan oleh bank. Selain pengembalian modal, risiko ini juga mencakup ketidakmampuan debitur menyerahlan porsi keuntungan yang seharusnya diperoleh oleh bank dan telah diperjanjikan di awal.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING FINANCING PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARIAH

0 5 96

ANALISIS PENGARUH CAR, FDR, INFLASI, DAN SBIS TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2009:01-2013:05

9 55 89

PERAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) DALAM HUBUNGAN ANTARA DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN DAN PROFITABILITAS BANK SYARIAH Taufikur Rahman, SE.,M.Si takur067782yahoo.co.id Dian Safitrie, SE ieant_safietrieyahoo.com Abstract - PERAN NON PERFORMING FINANCING (NP

0 0 27

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUDHARABAH, DAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2010-2014 - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUDHARABAH, DAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2010-2014 - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUDHARABAH, DAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2010-2014 - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA BANK UMUM SYARIAH - Perbanas Institutional Repository

0 0 22

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA BANK UMUM SYARIAH - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PENGARUH FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON EQUITY (ROE)TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK SYARIAH - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH RETURN ON EQUITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN DAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI - Perbanas Institutional Repository

0 0 19