IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - ANALISIS USAHATANI KENTANG (Solanum tuberosum L) VARIETAS GRANOLA DI KABUPATEN MAGELANG - UNS Institutional Repository

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

  Kondisi Umum Lokasi Budidaya Lokasi budidaya kentang (Solanum tuberosum L.) varietas granola yang dijadikan sebagai tempat pengerjaan tugas akhir ini adalah di Dusun Kragon,

  Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, JawaTengah. Lokasi tersebut berada di ketinggian 1378 m dpl. Lahan yang digunakan adalah jenis tanah andosol cokelat yang memiliki struktur tanah yang gembur.

  Lokasi tersebut memiliki suhu udara pada waktu siang berkisar 24

  • – 30 °C dan pada waktu malam berkisar 16 - 22 °C. Tingkat kelembapan udara di lokasi tersebut cukup tinggi yaitu mencapai 85% dengan intensitas curah hujan mencapai 2589 mm/th.

  Jenis tanah di tempat lokasi budidaya kentang varietas granola adalah tanah andosol. Menurut Rukmana (1995), karakteristik tanah andosol adalah tanah yang memiliki ketebalan solum tanah yaitu 100-225 cm. Tanah andosol memiliki warna cokelat tua hingga berwarna hitam gelap. Tekstur yang dimiliki tanah andosol mulai dari berdebu, lempung berdebu sampai lempung. Struktur tanah andosol adalah remah dengan pH tanah yaitu 5-7. Menurut Yulia (2015), kandungan bahan organik tanah andosol berkisar 3-22 %. Tanah andosol mengandung unsur Al, Fe dan Si. Kandungan unsur Al lebih dominan dibandingkan dengan unsur Fe dan Si aktif. Penyebab tingginya kadar almunium tersebut karena berasal dari batuan induk yang bersifat masam (liparit), sedangkan jika berasal dari batuan induk basa maka kadar Al akan rendah. Berdasarkan hal tersebut, tanah andosol sangat resisten dengan unsur fosfor, terutama tanah andosol dengan kadar Al tinggi.

  Lahan yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah lahan yang seluas

  2

  2

  500 m . Lahan 500 m tersebut memiliki gambaran sebagai berikut: 10 meter 50 meter

  Gambar 1. Kondisi umum lahan Keterangan:

  2

  : Lahan Budidaya Kentang Granola (500 m ) : Jalan pada Lahan (40 cm) : Bedengan (9,6 meter × 1 meter)

  2 Jumlah bedengan pada lahan 500 m adalah 33 bedengan B.

  Budidaya Kentang Varietas Granola Budidaya kentang (Solanum tuberosum L.) varietas granola adalah sebagai berikut :

1. Pengadaan Benih Kentang

  Benih kentang yang digunakan dalam budidaya ini adalah benih kentang granola yang dibeli pada petani kentang sekitar yaitu daerah Ngablak, Magelang. Benih tersebut merupakan benih kentang varietas granola G-1 dengan harga benih per kilogram adalah Rp 2.500,00. Benih

  2

  kentang granola G-1 yang digunakan pada lahan 500 m sebanyak 1056 buah atau sekitar 250 kg. Benih kentang yang dipilih adalah benih kentang yang sehat, tidak berpenyakit, tidak berjamur dan memiliki tubuh yang tidak berongga serta memiliki 4 tunas atau lebih yang memungkinkan berkembang baik saat nanti dibudidayakan.

  Gambar 2. Benih kentang varietas granola 2. Pengolahan Lahan

  Kegiatan pengolahan lahan merupakan kegiatan mempersiapkan lahan yang akan digunakan budidaya agar sesuai dengan kebutuhan tanaman. Kegiatan pengolahan lahan yang dilakukan meliputi: a.

  Penggemburan Tanah Penggemburan tanah yang dilakukan adalah dengan menggunakan traktor. Penggemburan tanah memiliki tujuan yaitu membalikkan tanah dan mampu membuat tanah lahan semakin gembur sehingga siap untuk ditanami kentang granola. Kegiatan penggemburan tanah dengan traktor diawali dengan mempersiapkan traktor yang akan digunakan. Persiapan traktor meliputi pengecekan mesin traktor serta pengisian bahan bakar bensin. Selanjutnya dilakukan pengamatan lahan guna menentukan pola pembajakan. Pola pembajakan yang digunakan adalah pola tengah. Pembajakan pola tengah dilakukan dengan membajak lahan dari bagian tengah lahan dan selanjutnya memutar membentuk lingkaran. Pembajakan lahan dengan pola tengah merupakan salah satu yang dipilih guna mengefisienkan waktu, tenaga dan bahan bakar yang digunakan.

  Gambar 3. Pengolahan tanah dengan traktor Penggemburan tanah dengan menggunakan traktor dipilih karena lebih efisien baik secara waktu dan biaya dibandingkan dengan penggemburan tanah dengan manual yaitu dengan mencangkul. Penggemburan tanah dengan traktor lebih efisien waktu karena hanya memerlukan waktu 2 jam, berbeda dengan penggemburan tanah dengan mencangkul manual dapat memakan waktu 1-2 hari, disamping itu penggunaan traktor lebih efisien biaya karena tenaga kerja yang digunakan sedikit, sehingga biaya upah yang dikeluarkan juga sedikit.

  Traktor yang digunakan merupakan traktor yang disewa dari petani sekitar dengan harga sewa Rp 350.000,00. Harga tersebut sudah termasuk dengan operator traktor serta perlengkapan penunjang lainnya untuk menggunakan traktor. Tenaga kerja lainnya yang digunakan adalah 2 tenaga kerja pria yang bertugas untuk meratakan tanah yang telah digemburkan dengan traktor.

  b.

  Pembuatan Bedengan Tanah lahan yang telah dibajak selanjutnya diratakan dengan bantuan cangkul dan selanjutnya dilakukan pembuatan bedengan.

  Bedengan yang dibuat memiliki ukuran panjang 9,6 meter, lebar 1 meter dan tinggi bedengan 30 cm. Pembuatan bedengan dilakukan dengan bantuan tali rafia agar bedengan yang dihasilkan menjadi rapi dan lurus. Jarak antara bedengan satu dengan yang lainnya yaitu 50 cm. Jarak antar bedengan yang terlampau dekat akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman kentang, disamping itu jarak antar bedengan yang lebih luas berguna untuk membantu jalannya tenaga kerja dalam melakukan pemeliharaan tanaman kentang.

  Gambar 4. Pembuatan bedengan c. Pemupukan Dasar

  Proses selanjutnya adalah pemupukan dasar yang dilakukan oleh 2 tenaga kerja pria dan 2 tenaga kerja wanita. Pupuk dasar yang digunakan dalam budidaya ini adalah 400 kg pupuk kotoran ayam dan 50 kg pupuk phonska. Pemupukan dasar dengan pupuk kotoran ayam dilakukan dengan menaburkan pupuk secara merata pada setiap bedengan dengan masing- masing bedengan sebanyak 12,12 kg. Pemupukan dasar dengan pupuk phonska dilakukan dengan menaburkan pupuk pada bagian tengah bedengan secara merata dengan masing- masing bedengan sebanyak 1,51 kg. Selanjutnya dilakukan pengadukan sedikit pada tanah setiap bedengan tersebut. Kegiatan tersebut berguna agar hara yang ada dapat tercampur merata dengan tanah bedengan tersebut. Gambar 5. Penaburan pupuk Gambar 6. Penaburan pupuk kotoran ayam phonska Pupuk kotoran ayam dipilih karena mampu menambah sejumlah unsur hara pada tanah lahan yang akan digunakan. Menurut Tufaila et al (2014), pupuk kotoran ayam mengandung unsur nitrogen dan fosfor yang tinggi. Unsur kalium yang tinggi pada pupuk kotoran ayam berfungsi sebagai aktifator enzim dalam metabolisme karbohidrat dan nitrogen yang meliputi pembentukan, pemecahan dan translokasi pati, serta berpengaruh terhadap pengangkutan fosfor. Kalium pada proses fotosintesis akan secara langsung memacu pertumbuhan dan indeks

  2

  luas daun, sehingga meningkatkan asimilasi CO serta meningkatkan translokasi produk fotosintesis. Dosis terbaik dalam pengaplikasian pupuk kotoran ayam menurut Tufaila et al (2014) adalah 15 ton per hektar. Penggunaan pupuk kotoran ayam pada proses budidaya kentang varietas granola ini tidak sesuai dengan anjuran dosis yang

  2

  digunakan karena hanya menggunakan 400 kg pada lahan 500 m , sedangkan dosis terbaik yang digunakan adalah 750 kg pada lahan

  2

  500 m . Pemberian pupuk kotoran ayam dibawah dosis yang dianjurkan karena lahan yang digunakan merupakan lahan yang masih produktif karena sebelumnya sudah pernah ditanami dan tergolong tanah yang subur.

  Gambar 7. Pupuk kotoran ayam Pupuk phonska merupakan pupuk yang memiliki kandungan

  Nitrogen 15%, P

  2 O 5 16% dan K

  2 O 15%. Menurut Hikmawati (2015),

  setiap unsur hara yang terkandung dalam pupuk phonska memiliki fungsi yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah tertentu. Nitrogen (N) yang berfungsi untuk membuat tanaman lebih hijau segar, mempercepat dan meningatkan pertumbuhan tanaman (tinggitanaman, jumlah cabang, dan jumlah anakan) dan meningkatkan kandungan protein hasil panen. Fosfat (P

  2 O 5 ) yang berfungsi untuk memacu

  pertumbuhan akar dan pembentukan perakaran yang baik, mempercepat pembetukan bunga serta masaknya buah dan biji, serta meningkatkan mutu benih dan bibit. Kalium (K

  2 O) yang berfungsi

  untuk membantu tanaman lebih tegak dan kokoh, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama atau penyakit dan meningkatkan pembentukan gula dan pati. Dosis terbaik dalam pengaplikasian pupuk phonska menurut Amin (2014) adalah 1128 kg/ton. Penggunaan pupuk phonska pada proses budidaya kentang varietas granola ini tidak sesuai dengan anjuran dosis yang

  2

  digunakan karena hanya menggunakan 50 kg pada lahan 500 m , sedangkan dosis terbaik yang digunakan adalah 56,4 kg pada lahan

  2

  500 m . Pemberian pupuk phonska dibawah dosis yang dianjurkan karena lahan yang digunakan merupakan lahan yang masih produktif karena sebelumnya sudah pernah ditanami.

  Gambar 8. Pupuk phonska d. Pemasangan Mulsa

  Proses selanjutnya adalah pemasangan mulsa plastik yang dilakukan oleh 2 tenaga kerja pria dan 2 tenaga kerja wanita. Pemasangan mulsa plastik dilakukan dengan cara mulsa di hamparkan di atas bedengan. Bahan yang dibutuhkan pada kegiatan pemasangan mulsa adalah mulsa plastik sebanyak 15 kg dan sujen atau pengikat mulsa sebanyak 1 kg atau sekitar 500 buah. Pemasangan mulsa plastik dilakukan dari satu ujung bedengan kemudian ke ujung bedengan lainnya. Selanjutnya dilakukan pengencangan mulsa dengan pengikat mulsa atau sujen yang terbuat dari bilah bambu. Pemasangan mulsa plastik hitam perak bertujuan untuk mengurangi populasi gulma, warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya matahari sehingga proses fotosintesis menjadi lebih optimal, kondisi pertanaman tidak terlalu lembab, mengurangi serangan penyakit, sedangkan warna hitam pada mulsa akan menyerap panas sehingga suhu di perakaran tanaman menjadi hangat, akibatnya perkembangan akar akan optimal. Mulsa plastik juga merupakan salah satu pelindung bagi umbi kentang karena umbi kentang muda masih tidak dapat terkena sinar matahari secara langsung. Setelah bedengan tertutup mulsa plastik selanjutnya didiamkan selama 5 hari.

  Gambar 9. Sujen Gambar 10. Pengikatan mulsa pada pojok mulsa Gambar 11. Pengikatan mulsa bagian samping e. Pembuatan Lubang Mulsa

  Pembuatan lubang mulsa dilakukan setelah bedengan didiamkan selama 5 hari. Pembuatan lubang mulsa dilakukan dengan menggunakan alat pelubang mulsa yang terbuat dari baja. Pembuatan lubang mulsa diawali dengan pengukuran jarak lubang mulsa. Lubang mulsa yang dibuat yaitu pada satu bedengan terdapat satu lubang mulsa yang berada di bagian tengah bedengan. Jarak antara lubang mulsa satu dengan yang lain adalah 30 cm. Pembuatan lubang mulsa dilakukan oleh 1 tenaga kerja wanita.

  Gambar 12. Alat Gambar 13. Pengukuran pelubang mulsa jarak lubang mulsa Gambar 14. mulsa yang telah dilubangi 3. Penanaman

  Kegiatan penanaman dilakukan pada pagi hari setelah seluruh lubang tanam dibuat. Kegiatan penanaman dilakukan oleh 2 tenaga kerja pria dan 1 tenaga kerja wanita. Kegiatan penanaman diawali dengan pemilihan benih kentang yang baik yaitu benih yang sehat, tidak terdapat bagian yang cacat atau berlubang, tidak berjamur serta memiliki 4 tunas atau lebih. Pemilihan benih kentang dengan 4 tunas atau lebih sangat berpengaruh pada banyaknya umbi kentang yang dihasilkan nantinya. Benih kentang yang baik selanjutnya siap untuk dilakukan penanaman, sedangkan benih kentang yang kurang baik disendirikan di suatu wadah yang terpisah.

  Gambar 16. Benih kentang baik Gambar 15. Penyiapan benih kentang

  Gambar 17. benih kentang buruk Proses selanjutnya adalah penanaman benih kentang varietas granola dengan cara memasukkan benih kentang dalam lubang tanam yang telah disediakan. Benih kentang dimasukkan dengan posisi bagian yang telah bertunas diletakkan di bagian atas, agar tanaman kentang dapat lebih cepat tumbuh. Kemudian dilakukan penutupan lubang tanam tersebut hingga benih kentang tidak terlihat. Penutupan tersebut menjadi sangat penting karena benih kentang tidak tahan apabila terkena sinar matahari langsung.

  Gambar 19. Benih kentang granola Gambar 18. Lubang tanam siap tanam

  Gambar 20. Penutupan lubang tanam 4. Pemeliharaan Tanaman

  Pemeliharaan tanaman kentang di lahan sangat penting dilakukan agar tanaman dapat berproduksi dengan baik. Pemeliharaan tanaman kentang granola yang dilakukan cukup intensif karena budidaya tanaman kentang granola yang dilakukan di musim penghujan yang merupakan musim yang cukup rawan mengalami kegagalan. Pemeliharaan pada tanaman kentang granola yang dilakukan adalah sebagai berikut: a.

  Penyiangan Gulma dan Pemangkasan Bunga Kentang Penyiangan merupakan salah satu kegiatan dalam mencegah datangnya hama dan penyakit yang mana gulma menjadi sarang dan tempat berkembangnya hama dan penyakit. Penyiangan merupakan membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman, agar unsur hara dapat diserap oleh tanaman budidaya secara optimal. Penyiangan gulma yang berada disekitar tanaman kentang seperti rumput teki, bandotan dan alang-alang dilakukan dengan cara manual yaitu mencabutnya langsung dengan tangan. Gulma-gulma tersebut selanjutnya dikumpulkan pada satu titik untuk selanjutnya dibuang di tempat yang jauh dari lahan budidaya. Penyiangan gulma pada budidaya kentang varietas granola ini dilakukan mulai tanaman kentang berumur 22 HST dan dilakukan secara kondisional yang artinya penyiangan gulma dapat dilakukan kapanpun apabila ada gulma yang mulai tumbuh. Penyiangan gulma dilakukan bersamaan dengan proses pemeliharaan lainnya seperti pembumbunan dan penyemprotan untuk pengendalian hama dan penyakit

  Gambar 21. Penyiangan Pemangkasan bunga kentang dilakukan secara manual dengan tangan pada tanaman kentang sudah mulai berbunga yaitu sekitar umur 50 HST. Bunga kentang varietas granola berwarna putih sedikit ungu dengan bagian tengah yaitu putik dan benang sari berwarna kuning cerah. Pemangkasan ini bertujuan agar hasil fotosintesis dapat di distribusikan untuk tumbuh kembang umbi kentang, sehingga kentang yang dihasilkan memiliki kualitas baik dan tumbuh kembang umbi tidak terganggu. Pemangkasan bunga juga bertujuan agar bunga satu dengan yang lain tidak melakukan persilangan. Pemangkasan dilakukan secara setiap saat apabila ada bunga kentang yang mulai tumbuh. Pemangkasan bunga kentang ini dilakukan bersamaan dengan proses pemeliharaan lainnya seperti penyiangan gulma, pembumbunan dan penyemprotan untuk pengendalian hama dan penyakit.

  Gambar 22. Pemangkasan bunga kentang b. Pembumbunan

  Pembumbunan merupakan kegiatan menimbun tanah yang berada disekitar batang tanaman yang seringkali terkikis oleh erosi air terutama air hujan. Pembumbunan dalam budidaya kentang sangat penting karena umbi kentang muda yang baru tumbuh tidak bisa langsung terkena paparan sinar matahari secara langsung. Pembumbunan dilakukan dengan cara memberikan sejumlah tanah pada bagian-bagian yang telah terkikis. Pembumbunan tidak hanya dilakukan pada sekitar batang tanaman saja, namun juga pada bagian bawah yang tertutup bedengan tempat umbi kentang muda tumbuh dan berkembang. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan karena pekerjaan pembumbunan dan penyiangan merupakan kegiatan yang dapat dilakukan bersama-sama. Pembumbunan mulai dilakukan setelah tanaman kentang granola berumur 22 HST.

  Gambar 23. Pembumbunan c. Pengajiran

  Pengajiran merupakan kegiatan memberikan bilah bambu yang biasa disebut dengan ajir di dekat tanaman dengan maksud agar dapat membantu tanaman tumbuh tegak. Pengajiran dilakukan saat tanaman berumur 30 HST. Pemilihan waktu pengajiran tersebut karena tanaman kentang sudah mulai tumbuh tinggi yaitu sekitar 20-30 cm namun masih mudah dilakukan pengajiran. Pengajiran dilakukan dengan memasang bilah bambu atau ajir di bagian tengah bedengan. Ajir dipasang dengan cara dibenamkan ke dalam tanah dengan jarak ajir satu dengan lainnya yaitu 4 tanaman. Ajir yang telah terpasang selanjutnya dipasang tali rafia yang kemudian diikatkan pada masing- masing ajir dari satu bagian bedengan ke bagian lainnya. Pengikatan rafia dilakukan pada bagian ujung atas ajir dan bagian tengah ajir. Fungsi pemberian tali rafia ini adalah untuk membantu setiap tanaman kentang tumbuh tegak. Pemberian tali rafia yang dipilih juga mampu menghemat kebutuhan ajir. Ajir yang digunakan pada lahan kentang

  2

  granola seluas 500m ini sebanyak 264 buah. Pengajiran dilakukan oleh 2 tenaga kerja laki-laki dan 1 tenaga kerja perempuan.

  Gambar 24. Pemasangan ajir Gambar 25. Pemasangan tali rafia d.

  Penyemprotan Zat Pembesar Umbi Umbi tersebut menjadi bagian yang paling diperhatikan karena semakin berat umbi yang dihasilkan, maka akan menghasilkan keuntungan yang semakin besar pula. Zat pembesar umbi sangat diperlukan agar kentang yang dihasilkan memiliki umbi yang besar.

  Pemberian zat pembesar umbi ini dilakukan 2 kali dalam satu musim tanam yaitu pada umur 55 HST dan 77 HST. Jenis zat pembesar buah yang digunakan adalah Higroot. Pengaplikasian zat pembesar umbi

  Higroot dengan cara melarutkan 10 gram Higroot dalam 20 liter air

  yang selanjutnya dicampur merata dalam tangki penyemprotan atau sprayer. Dosis yang digunakan sesuai dengan yang tertera dalam kemasan yaitu 0,5 gram Higroot dilarutkan dalam 1 liter air.

  Gambar 26. Higroot zat pembesar buah Gambar 27. Penyemprotan zat pembesar buah e.

  Pengendalian Hama dan Penyakit 1)

  Kutu Daun Persik ( Myzus persicae) Kutu daun persik merupakan jenis hama yang berukuran kecil berwarna putih kekuning cokelatan dengan bentuk seperti butiran beras. Kutu daun persik banyak dijumpai menggerombol di bawah permukaan daun kentang. Kutu daun persik merupakan hama yang menyerang dengan cara menghisap cairan daun, sehingga daun kentang berubah warna menjadi kuning, keriting dan akhirnya layu. Kutu daun persik mulai ditemukan pada saat kentang berumur 25 HST. Keberadaannya perlu segera dilakukan pemberantasan karena hama tersebut cepat menyebar luas dan berbahaya bagi tanaman kentang karena dapat menjadi vektor penyakit virus. Menurut Rukmana (2002), hama kutu daun persik berperan sebagai vektor penyakit virus yaitu Potato Leaf Roll (PLRV) dan Potato Virus Y (PVY). Kedua penyakit

  Virus

  tersebut merupakan penyakit yang berbahaya untuk tanaman kentang.

  Pengendalian hama kutu daun persik dilakukan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif Imidakloprid yaitu Confidor 200 SL yang merupakan jenis insektisida sistemik yang bekerja secara racun kontak dan lambung, berbentuk pekatan cokelat jernih yang dapat larut dalam air. Pengaplikasian Confidor 200 SL adalah dengan melarutkan 20 ml Confidor 200 SL dalam 20 liter air yang selanjutnya dicampur merata dalam tangki penyemprotan atau sprayer. Dosis yang digunakan sesuai dengan aturan yang tertera dalam kemasan Confidor 200 SL yaitu setiap 1 ml Confidor 200 SL dilarutkan dalam 1 liter air. Penyemprotan dilakukan selama 7 kali bersamaan dengan penyemprotan untuk membasmi Thrips palmi mulai tanaman kentang berumur 25 HST sampai dengan 83 HST yaitu pada saat tanaman berumur 25, 37, 47, 57, 65, 73 dan 83 HST. Penyemprotan yang dilakukan ini terbukti mampu mematikan hama kutu daun persik yang mengganggu tanaman kentang granola.

  Gambar 29. Confidor 200 SL Gambar 28. Kutu daun persik Gambar 30. Penyemprotan Confidor 200 SL 2)

  Thrips palmi Hama Thrips palmi merupakan hama yang memiliki tubuh menyerupai anai-anai berwarna cokelat sampai hitam yang mampu bergerak secara lincah. Hama Thrips palmi tumbuh dan berkembang di bawah daun kentang. Hama ini merupakan hama penghisap daun. Gejala kerusakan akibat serangannya adalah adanya goresan-goresan putih atau kecokelatan pada daun bekas hisapan serangga tersebut. Daun yang telah dihisap aka berubah menjadi keriput dan memiliki bercak-bercak pucat seperti mosaik.

  Serangan Thrips palmi yang cukup berat akan berakibat bagian bawah daun berwarna merah tembaga mengkilat dengan pucuk tanaman kentang mengering.

  Pengendalian hama Thrips palmi dilakukan bersamaan dengan pengendalian hama kutu daun persik yaitu dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif Imidakloprid yaitu Confidor 200 SL. Insektisida ini merupakan jenis insektisida sistemik yang bekerja secara racun kontak dan lambung, berbentuk pekatan cokelat jernih yang dapat larut dalam air. Pengaplikasian Confidor 200 SL adalah dengan melarutkan 20 ml Confidor 200 SL dalam 20 liter air yang selanjutnya dicampur merata dalam tangki penyemprotan atau sprayer. Dosis yang digunakan sesuai dengan aturan yang tertera dalam kemasan Confidor 200 SL yaitu setiap 1 ml Confidor 200 SL dilarutkan dalam 1 liter air. Penyemprotan dilakukan selama 7 kali bersamaan dengan penyemprotan hama kutu daun persik yaitu mulai tanaman kentang berumur 25 HST sampai dengan 83 HST yaitu pada saat tanaman berumur 25, 37, 47, 57, 65, 73 dan 83 HST. Pengendalian yang dilakukan ini terbukti mampu mematikan hama Thrips palmi yang masih dalam fase telur dan nimfa, sehingga hama tersebut tidak meluas dan tidak mengganggu tanaman kentang granola yang dibudidayakan.

  Gambar 32. Confidor 200 SL Gambar 31. Thrips palmi

  Gambar 33. Penyemprotan Confidor 200 SL

3) Penyakit Busuk Daun Fitofora

  Penyakit busuk daun fitofora merupakan penyakit yang disebabkan oleh cendawan Phytophthora infentans. Penyakit ini mudah berkembang pesat pada saat budidaya kentang granola berlangsung karena kondisi lingkungan yang memiliki kelembaban tinggi mencapai 80% akibat lokasi lahan yang berada di pegunungan serta musim penghujan yang masih terjadi saat budidaya kentang granola ini dilakukan. Gejala awal penyakit busuk daun fitofora yaitu timbul bercak kecokelatan hingga hitam pada bagian tepi dan ujung daun. Gejala yang muncul pada tingkat lanjut adalah bercak-bercak cokelat hingga hitam tersebut selanjutnya berkembang ke seluruh daun tanaman dan Pengendalian penyakit busuk daun fitofora dilakukan dengan penyemprotan fungisida. Pengaplikasian penyemprotan fungsida dilakukan secara bergantian yaitu antara fungisida kontak dan sistemik. Penyemprotan dilakukan sangat intensif yaitu saat tanaman berumur 22 HST sampai 43 HST dengan jenjang waktu 3 hari sekali, dan selanjutnya saat tanaman berumur 44 HST sampai 87 HST dilakukan penyemprotan lebih intensif yaitu 2 hari sekali. Penyemprotan yang dilakukan sangat intensif karena kondisi lingkungan yang sangat lembab sehingga sangat menguntungkan untuk cendawan Phytophthora infentans tumbuh dan berkembang. Fungisida yang digunakan dalam membasmi penyakit busuk daun fitofora dalam budidaya kentang granola ini adalah Daconil 75 WP (fungisida kontak), Bion M 1/48 WP (fungisida kontak) dan Siodan 20 WP (fungisida sistemik).

  Pengaplikasian fungisida ini dilakukan dengan cara penyemprotan menggunakan sprayer dan dilakukan bergiliran yaitu antara penyemprotan insektisida Confidor 200 SL (pengendalian hama kutu daun persik dan Thrips palmi), fungisida sistemik dan fungisida kontak. Pengaplikasian Daconil

  75 WP yaitu pada saat tanaman berumur 22, 34, 45, 53, 63, 71, dan 81 HST. Pengaplikasian Bion M 1/48 WP yaitu pada saat tanaman berumur 28, 40, 49, 59, 75, dan 85 HST. Pengaplikasian Siodan 20 WP yaitu pada saat tanaman berumur 31, 43, 51, 61, 69, 79 dan 87 HST.

  Pengaplikasian Daconil 75 WP adalah dengan melarutkan 40 gr Daconil 75 WP dalam 20 liter air yang selanjutnya dicampur merata dalam tangki penyemprotan atau sprayer. Dosis yang digunakan sesuai dengan aturan yang tertera dalam kemasan Daconil 75 WP yaitu setiap 2 gr Daconil 75 WP dilarutkan dalam 1 liter air.

  Pengaplikasian Bion M 1/48 WP adalah dengan melarutkan 40 gr Bion M 1/48 WP dalam 20 liter air yang selanjutnya dicampur merata dalam tangki penyemprotan atau sprayer. Dosis yang digunakan sesuai dengan aturan yang tertera dalam kemasan Bion M 1/48 WP yaitu setiap 2 gr Bion M 1/48 WP dilarutkan dalam 1 liter air.

  Pengaplikasian Siodan 20 WP adalah dengan melarutkan 50 gr Siodan 20 WP dalam 20 liter air yang selanjutnya dicampur merata dalam tangki penyemprotan atau sprayer. Dosis yang digunakan sesuai dengan aturan yang tertera dalam kemasan Siodan 20 WP yaitu setiap 2,5 gr Siodan 20 WP dilarutkan dalam 1 liter air.

  Gambar 35. Daconil 75 WP Gambar 34. Busuk daun fitofora

  Gambar 36. Siodan 20 WP Gambar 37. Bion M 1/48 WP Gambar 38. Penyemprotan

5. Panen

  Panen kentang varietas granola dilakukan setelah tanaman kentang berumur 90 HST. Tanaman kentang yang sudah siap panen memiliki ciri- ciri yaitu bagian daun yang mulai layu. Pemanenan dilakukan pada pagi hari agar umbi kentang tidak mengalami penguapan yang berlebih. Pemanenan juga dilakukan saat cuaca cerah dan tidak hujan agar kondisi umbi kentang yang dipanen tetap dalam kondisi kering sehingga tidak mudah ditumbuhi oleh jamur.

  Pemanenan dilakukan dengan melakukan pemangkasan tanaman kentang yang tumbuh di atas permukaan tanah dengan menggunakan pisau. Lahan yang telah bersih selanjutnya dapat dilakukan pemanenan umbi kentang dengan cara menggali bedengan tempat umbi tersebut hidup. Umbi kentang yang telah didapat selanjutnya ditempatkan pada keranjang-keranjang yang telah disediakan. Kegiatan selanjutnya adalah mengangkut hasil panen kentang tersebut dan selanjutnya ditempatkan di gudang penyimpanan. Sebelum dilakukan penyimpanan dilakukan penimbangan seluruh hasil kentang dengan timbangan. Hasil yang

  2

  didapatkan pada panen kentang granola pada lahan seluas 500 m ini adalah 1,5 ton. Proses pemanenan dilakukan oleh tenaga kerja borongan yang dibayar sesuai dengan hasil panennya. Upah tenaga kerja borongan yaitu sebesar Rp 200.000,00 per 1 ton hasil panen kentang, sehingga total biaya upah tenaga kerja yang dikeluarkan untuk panen kentang dalam

  2 lahan 500 m ini adalah Rp 300.000,00.

  Gambar 40. kentang hasil panen Gambar 39. Menggali bedengan

  Gambar 42. Pengangkutan hasil Gambar 41. Penempatan kentang panen

6. Pemasaran

  Pemasaran hasil panen kentang varietas granola melalui tengkulak kentang yang datang langsung pada petani. Pemasaran dilakukan pada satu hari setelah panen dilakukan. Tengkulak yang datang melakukan penimbangan dan dilakukannya tawar menawar harga. Hasil panen kentang granola tersebut dibeli tengkulak dengan harga Rp 10.500,00 per kilogramnya, sehingga hasil yang didapatkan untuk 1,5 ton kentang granola adalah Rp 15.750.000,00.

  Pemasaran melalui tengkulak dilakukan karena mempercepat proses pemasaran sehingga lebih efisien dibandingkan dengan dipasarkan secara langsung di pasar atau langsung pada konsumen. Tengkulak tersebut selanjutnya memasarkan pada pedagang pengepul maupun pedagang besar. Pedagang pengepul dan pedagang besar selanjutnya memasarkan lewat pedagang pengecer yang selanjutnya produk kentang dapat sampai pada tangan konsumen.

  Gambar 43. Alur pemasaran Petani Kentang

  Tengkulak Pedagang Eceran

  Pedagang Pengepul maupun Pedagang Besar Konsumen C.

  Analisis Usahatani Kentang Varietas Granola Analisa usahatani yang digunakan untuk budidaya kentang varietas granola dengan perhitungan setiap 500 m

  2

  dalam 1 musim tanam adalah sebagai berikut:

1. Biaya Tetap

  2

  2

  Sumber: Data Primer

  Total Biaya Tetap 1.196.991

  4 Biaya Sewa Gudang 25.000

  3 Biaya Sewa Traktor 350.000

  2 Biaya Penyusutan 71.991

  1 Biaya Sewa Lahan 750.000

  No Keterangan Biaya

  dalam 1 Musim Tanam

  dalam 1 musim tanam adalah sebagai berikut: Tabel 2. Biaya Tetap Budidaya Kentang Granola per 500 m

  dalam 1 musim tanam adalah sebagai berikut: Tabel 1. Biaya Penyusutan Peralatan dalam 1 Musim Tanam

  2

  Biaya penyusutan peralatan dalam budidaya kentang varietas granola pada lahan 500 m

  Total Biaya Penyusutan 71.991

  60 4000 798 Sprayer 1 600.000 600.000 48 120.000 30.000 Timbangan 1 1.000.000 1.000.000 120 200.000 19.998

  2 100.000 200.000 120 40.000 3.999 Pisau 4 10.000 40.000 24 8000 3.999 Ember 2 20.000 40.000 48 8000 1.998 Keranjang 4 70.000 280.000 60 56000 11.199 Pelubang mulsa 1 20.000 20.000

  Biaya Penyusutan (3 bulan) Cangkul

  (Bulan) Nilai Akhir (Rp)

  

Awal

(Rp) Umur Ekonomis

  Peralatan Jumlah Harga Satuan Nilai

  Sumber: Data Primer Biaya tetap dalam budidaya kentang varietas granola pada lahan 500 m

2. Biaya Variabel

  Biaya variabel dalam budidaya kentang varietas granola pada lahan

  2

  500 m dalam 1 musim tanam adalah sebagai berikut:

  2 Tabel 3. Biaya Variabel Budidaya Kentang Granola per 500 m dalam 1

  Musim Tanam

  Harga Satuan Jumlah Harga No Keterangan Volume Satuan (Rp) (Rp)

  1 Benih kentang 250 Kilogram 2.500 625.000

  2 Pupuk rabuk ayam 400 Kilogram 1.250 500.000

  3 Pupuk phonska

  50 Kilogram 3.000 150.000

  4 Pengikat mulsa 500 buah 50 25.000

  5 Ajir 264 buah 300 79.200

  6 Mulsa

  15 Kg 30.000 450.000

  7 Pestisida

  

a. 560 Gram 182.000/kg 101.920

Daconil

b. 280 ml 84.000 392.000

Confidor

  (60 ml)

  

c. 560 Gram 338.000/kg 189.280

Bion M

d. 700 Gram 110.000/kg 77.000

Siodan e.

  40 Gram 80.000 53.333 Higroot (Pembesar buah) (60 gram)

  8 Rafia

  2 Gulung 8.000 16.000

  9 Biaya Akomodasi 150.000

  10 Tenaga Kerja a.

  2P Orang 40.000 80.000 Penggemburan tanah dan pembuatan bedengan b.

  2P Orang 40.000 80.000 Pemupukan dasar dan pemasangan

  2W Orang 30.000 60.000 mulsa c.

  2P Orang 40.000 80.000 Penanaman

  1W Orang 30.000 30.000 d.

  2P Orang 40.000 80.000 Pemasangan ajir

  1W Orang 30.000 30.000 e. Penyemprotan, penyiangan gulma,

  1P

pemangkasan Orang 40.000 1.200.000

(30 kali) bunga kentang dan pembumbunan

f. 1,5 ton Borongan 200.000 300.000

Panen panen orang (1 ton)

  Total Biaya Variabel 4.671.733

  Sumber : Data Primer Keterangan : P = Pria

  W= Wanita (Tenaga kerja pria dan wanita bekerja selama 8 jam sehari)

3. Total Biaya Produksi

  2

  Nilai R/C Rasio kentang granola yaitu sebesar 2,68. Nilai R/C Rasio > 1, artinya bahwa usahatani tersebut layak untuk diusahakan karena memberikan keuntungan. Hasil R/C rasio yang didapatkan yaitu 2,68 yang berarti usaha tersebut layak diusahakan lebih lanjut karena mampu memberikan keuntungan yang cukup besar karena hasil

  R/C Rasio = = = 2,68 (R/C Ratio >1 = layak)

  Kelayakan Usahatani a.

  6. Pendapatan = Penerimaan

  Sumber: Data Primer

  Total Penerimaan 15.750.000

  1 Kentang Granola 1500 10.500 15.750.000

  Total Penerimaan(Rp)

  Harga per kg (Rp)

  No Keterangan Hasil Panen (Kg)

  dalam 1 Musim Tanam

  dalam 1 musim tanam adalah sebagai berikut: Tabel 5. Penerimaan Budidaya Kentang Granola per 500 m

  Total Biaya yang dikeluarkan untuk budidaya kentang varietas granola pada lahan 500 m

  2

  5. Penerimaan Penerimaan yang didapatkan dari hasil budidaya kentang varietas granola pada lahan 500 m

  Sumber: Data Primer

  

Total Biaya Produksi 5.868.724

  2 Total Biaya Variabel 4.671.733

  1 Total Biaya Tetap 1.196.991

  No Keterangan Jumlah (Rp)

  dalam 1 Musim Tanam

  2

  dalam 1 musim tanam adalah sebagai berikut: Tabel 4. Total Biaya Budidaya Kentang Granola per 500 m

  2

  • – Biaya Total = 15.750.000
  • – 5.868.724 = Rp 9.881.276,00 7.
R/C rasio > 1. Hasil tersebut membuktikan bahwa usahatani kentang granola masih mendapatkan keuntungan yang besar karena hasil R/C rasio > 1 yang berarti hasil pendapatan yang didapat melebihi dari titik impas.

  b.

  BEP Produksi =

  =

  = 558,93 kg Artinya pengusaha kentang granola akan mengalami Break Event

  Point atau mencapai titik impas apabila jumlah produksi kentang granola

  adalah 558,93 kg. Berdasarkan perhitungan tersebut, jumlah produksi minimal kentang granola adalah 558,93 kg karena pada jumlah produksi tersebut pengusaha mencapai titik dimana tidak mengalami untung maupun rugi. Budidaya kentang varietas granola ini memberikan keuntungan yang besar karena hasil yang diproduksi melebihi dari BEP produksi yaitu sebanyak 1500 kg.

  c.

  BEP Harga = = = Rp 3.913,00

  Artinya pengusaha kentang granola akan mengalami Break Event

  Point atau mencapai titik impas apabila harga penjualan kentang granola

  setiap kilogramnya adalah Rp 3.913,00. Berdasarkan perhitungan tersebut, harga minimal kentang granola adalah Rp 3.913,00 karena pada harga tersebut pengusaha mencapai titik dimana tidak mengalami untung maupun rugi. Penjualan kentang varietas granola hasil budidaya ini memberikan keuntungan yang besar karena kentang varietas granola ini dijual dengan harga yang melebihi BEP harga yaitu sebesar Rp 10.500,00.

V. KESIMPULAN DAN SARAN A.

   Kesimpulan

  Berdasarkan hasil tugas akhir, Analisis Usahatani Kentang (Solanum

  tuberosum L) Varietas Granola di Kabupaten Magelang yang telah dilakukan,

  dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut: 1.

  Budidaya kentang varietas granola yang dilakukan di Dusun Kragon, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang diawali dari proses pengadaan benih kentang, pengolahan lahan (penggemburan tanah, pembuatan bedengan, pemupukan dasar dan pemasangan mulsa), penanaman, pemeliharaan tanaman (penyiangan gulma, pemangkasan bunga kentang, pembumbunan, pengajiran,penyemprotan zat pembesar umbi dan pengendalian hama penyakit), panen dan pemasaran.

  2. Pemasaran kentang varietas granola dilakukan secara langsung melalui tengkulak dengan harga Rp 10.500,00 per kilogramnya.

  3. Total biaya yang dikeluarkan untuk budidaya kentang varietas granola

  2

  pada lahan 500 m dalam 1 musim tanam sebesar Rp 5.868.724,00, penerimaan yang didapatkan sebesar Rp 15.750.000,00 sehingga total pendapatan sebesar Rp 9.881.276,00.

  4. Usahatani kentang varietas granola ini layak untuk diusahakan karena R/C rasio yang didapat yaitu 2,68 (R/C rasio > 1 = layak untuk diusahakan) serta hasil kentang yang diproduksi (1500 kg) melebihi BEP produksi sebanyak 558,93 kg dan harga jual kentang (Rp 10.500,00) melebihi BEP harga sebesar Rp 3.913,00.

  43

B. Saran

  Berdasarkan kegiatan Tugas Akhir tentang Analisis Usahatani Kentang (Solanum tuberosum L) Varietas Granola di Kabupaten Magelang, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

  1. Takaran dalam penyemprotan perlu diperhatikan dengan cermat agar tepat dosis sesuai yang dianjurkan serta tidak mengalami boros biaya penyemprotan.

  2. Pemeliharaan tanaman kentang varietas granola lebih intensif dilakukan saat musim penghujan karena penyakit busuk daun fitofora cepat sekali menyerang.

DAFTAR PUSTAKA

  Amin, M N. 2014. Sukses bertani buncis. Jakarta: Garudhawaca Blocher, E C. 2000. Manajemen Biaya 1 (edisi 3). Jakarta: Salemba Empat Canon, J P, William D P dan Jerome M. 2008. Pemasaran dasar. Jakarta: Salemba

  Empat Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Sayuran, Tanaman Hias dan

  Aneka Tanaman. 2003. Budidaya kentang. Jakarta: Departemen Republik Indonesia

  Hadisapoetro. 1973. Biaya dan pendapatan dalam usahatani. Yogyakarta: Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada

  Hikmawati, M. 2015. Pengaruh dosis pupuk dan penyiangan terhadap produksi kedelai (Glycine max L. Merill). Jurnal Media Soerjo Vol 16 (1): 176-198

  Kusuma, N P, Edison dan Ernawati. 2015. Analisis pendapatan usahatani kentang di kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin. Jurnal Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18 (1): 93-99

  Maulia, S. 2012. Analisi pendapatan usahatani dan factor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kentang di Desa Cigedug Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut. Skripsi. Program studi agribisnis. Institut Pertanian Bogor.

  Palgunadi, Sri Sulastri dan Hani Sri Handyawati. 2011. Kajian manajemen pemasaran kentang (Solanum tuberosum L). Jurnal wacana Vol 14 (1): 18-27

  Parnata, A S. 2010. Meningkatkan hasil panen dengan pupuk organik. Jakarta: Agromedia Pustaka

  Rukmana, R. 1995. Budidaya bawang putih. Jakarta: Penebar Swadaya _________ 2002. Usahatani kentang system mulsa plastik. Jakarta: Kanisius _________ 2003. Aneka olahan kentang. Jakarta: Kanisius Samadi, B. 2007. Kentang dan analisis usahatani. Yogyakarta: Kanisius Setiadi dan S F Nurulhuda. 1998. Kentang varietas dan pembudidayaan. Jakarta:

  Penebar Swadaya Setiadi. 2009. Budidaya kentang. Jakarta: Penebar Swadaya. Soekartawi. 1995. Analisis usahatani. Jakarta: UI Press. Sunarjono H. 2016. Bertanam 36 jenis sayur. Jakarta: Penebar Swadaya. Suratiyah, K. 2006. Ilmu usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya Suyanto, M. 2004. Analisis dan desain aplikasi multimedia untuk pemasaran. Tjakrawiralaksana, A. 1983. Usahatani. Bogor: Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB

  Tufail, M, Dewi Darma Laksana dan Syamsu Alam. 2014. Aplikasi kotoran ayam untuk meningkatkan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L) di tanah masam. Jurnal Agroteknologi Vol 4 (2): 119-126

  Yulia. 2015. Tanah andosol. www.ilmugeografi.com. Diakses pada tanggal 7 Mei 2017.