ATTITUDE (SIKAP) -PERSEPSI SOSIAL PERTEMUAN 10 NOVENDAWATI WAHYU SITASARI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

  

ATTITUDE (SIKAP) -PERSEPSI SOSIAL

PERTEMUAN 10

NOVENDAWATI WAHYU SITASARI

MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

  

  Mampu memahami, menjelaskan, dan menganalisa konsep attitude (sikap) -Persepsi Sosial

   Attitude (sikap) berbeda dengan Aptitude (bakat)

   Sikap merupakan ekspresi dari derajat penilaian kita pada suatu obyek sikap.

   Dasar penilaian / evaluasi sikap yaitu tentang info suatu obyek lebih didasarkan pada PREFERENSI individu

OBYEK SIKAP

  evaluasi

  Suka Tidak Suka

   Menurut G.Allport, sikap memiliki 3 komponen :

1.Kognitif (belief, ide, konsep, pengetahuan)

  2.Afektif (perasaan/emosi)

  3.Konatif (kemauan/kecenderungan berT.L) Rangkuman pengertian sikap menurut Allport, Attitude are :

1.…… learned (hasil proses belajar/bukan hasil keturunan)

2.…… have referent (berhubungan dng obyek sikap yaitu dapat berupa manusia,aturan,ideologi dll) 3.…. social learning (diperoleh krn interaksi sosial) 4.…. readiness to respond (adanya kesiapan untuk bertindak)

  5…. affective (melibatkan perasaan positif,ragu- ragu, negatif) 6…. very intensive (bisa dalam kadar kuat, le- mah) 7…. have a time demension (berubah tergantung situasi ttt) 8…. have a duration factor (tergantung faktor waktu) 9…. are complex (sifatnya komplek, terkait dengan berbagai faktor persepsi,kognisi,dll) 10... are evaluations (ada penilaian dari responden) 11... are inferred (ada indikatornya)

  Simpulan : ciri-ciri dari Sikap

  1.Merupakan evaluasi seseorang tentang

suatu obyek, kejadian,situasi yg memiliki 2

kutub yg bertolak belakang

  Like >< Dislike

   

  Pro >< Kontra Positif>< Negatif

   Setuju>< Tidak Setuju

   Misal : Setujukah Anda dengan penerapan Hukuman Mati di Indonesia ? Setujukah Anda dengan Aborsi?

  2. Obyek sikap dapat berupa Orang /manusia

   Misal :Presiden RI, Mertua, Caleg

   Sesuatu yg abstrak (konsep) Misal :Aborsi,Hukuman mati,Perselingkuhan

   Entity (obyek yang ada/nyata) Misal : Perkuliahan on line, Sinetron

  3.Sikap bukan /tidak sama dengan Belief SIKAP :evaluasi yg berupa perasaan individu tentang suatu

   obyek/kejadian

  

BELIEF (keyakinan) : berupa pikiran2 (proses kognitif) yg

  4.Sikap dianggap penting,karena diasumsikan men-

  dasari T.L seseorang

  Jadi sikap Positif atau Negatif , diramalkan T.Lnya akan sesuai dengan sikapnya. Akan tetapi pada kenyataannya tdk selalu demikian

  Misal : Sikap + pada perkawinan campuran (antar

  etnis) tetapi tidak setuju (-), bila anaknya menikah dengan suku yg berbeda.

  5.Sikap merupakan ekspresi seseorang yang berupa

I.SUMBER PESAN / INFORMASI

   Kredibilitas sumber info

   Attractiveness sumber info

II.ISI PESAN /INFORMASI

   Sugestion

   Appeals to fear

   One sided >< two sided

III.PENERIMA INFO

   Infuence Ability

A.KREDIBILITAS SUMBER INFORMASI

  Yaitu sejauh mana sumber informasi/pesan tsb dapat dipercaya, sehingga sikap berubah/tidak berubah.

  Hal yang menentukan kredibilitas : 

  Keahlian & kemampuan sumber info 

  Kejujuran sumber info,dll Contoh : Mengapa Jokowi dipilih mjd Gubernur DKI ?

B.ATTRACTIVENESS SUMBER INFORMASI

  

Yaitu sejauh mana sumber info tsb menarik? Sumber info

efektif, antara lain, bila menarik secara fsik, sangat disukai, sangat mirip dng si penerima Contoh : Rano Karno dipilih jadi bintangnya si Doel ?

A.SUGESTION

   Yaitu suatu pernyataan yg diterima & mampu mempengaruhi individu Pesan didisain dng suatu “harapan” atau “keyaki- nan”, shg individu termotivasi menerimanya. Pesan diberikan oleh tokoh yang “pantas” memberi sugesti (prestige sugestion) Contoh :Megawati mengutip kata-kata Bung Karno

B.APPEALS TO FEAR

  Yaitu suatu pernyatan/seruan dengan tujuan me- nakut-nakuti

  .

   Seruan tsb tidak selalu berhasil.Bila terlalu kuat  orang bisa “defensive” atau “avoidance” Contoh : Merokok menyebabkan kanker Sex bebas menyebabkan aids Appeals (seruan) akan meningkat dampaknya, jika disertai

sugesti tentang cara menghindari konse- kuensi yg ditakuti.

  C.ONE SIDED >< TWO SIDED One sided (info dari satu pihak), lebih efektif jika individu telah memiliki sikap “favorable” (senang) atau netral terhadap obyek ttt.

Two sided (informasi dari 2 pihak), lebih efektif jika individu bersikap “unfavorable” & memiliki info le- bih banyak tentang obyek ttt. Hal-hal yang berperan mengubah sikap penerima info:

A.INFLUENCE ABILITY

   Bukan karena kepribadian ttt, melainkan ada orang yg lebih mudah dan sukar dipengaruhi Orang akan mudah dipengaruhi, apabila info tsb paling sering didengar/dilihat.Misal : melalui iklan berulang-ulang. Anak-nak lebih mudah dipengaruhi, dibandingkan dengan orang dewasa. Tingkat pendidikan tinggi lebih sulit dipengaruhi

  B.SELECTIVE ATTENTION & INTERPRETATION Apakah info tsb akan mempengaruhi penerima, tergantung bagiamana individu menyeleksi & menginterpretasi info tsb.

Yang terpenting tergantung pada “apakah info tsb

hadir pertama kali” Info yg sangat bertolak belakang dng sikapnya akan menghasilkan COGNITIVE DISSONANCE, dan individu cenderung menghindar / melarikan diri dari info yg tidak cocok tsb

  Misal : Setuju (sikap) merokok itu tidak sehat, tetapi menjadi perokok berat

  

Untuk menurunkan DISONANSI, dengan memberi

penekanan pada hal-hal yg cocok dengan sikap Misal :Setuju KB 2 anak cukup, tetapi tidak mau ber KB perlu menggunakan kaidah2 agama,nilai adat

C.IMMUNIZATION

  Lumsdaine & Janis menyatakan, bahwa ONE SIDED lebih mudah

  INFO Counter info TWO SIDED Mc.Guire menyatakan :

  INFO sempat mengolah Terlatih defensif

  Two sided imun sikap SIKAP & PRASANGKA Prasangka (Prejudice): Yaitu sikap yg melibatkan perasaan2 negatif thd obyeknya 1. Ciri-ciri terpenting dari prasangka :

  Evaluasi/penilaian thd obyek lbh didasarkan pada stereotipe ,bukan pada fakta-fakta yg tersedia mengenai obyek tsb. Misal: kenalan dengan orang Batak  Kasar 1.

  Terjadi “over generalisasi ” terhadap ciri-ciri obyek prasangka. Misal : setiap orang Batak kasar

  Sulit diubah berdasarkan pengetahuan/fakta2 baru 4.

  mengenai obyeknya, serta adanya keengganan untuk verifkasi

5. Menempatkan obyek prasangka dalam posisi yg tidak menguntungkan.

  

  Sikap & Prasangka merupakan hasil PROSES

  BELAJAR melalui pengalaman (keluarga,

  masyarakat, pendidikan pengetahuan) yg mengajarkan fakta-fakta tertentu

  mengenai

  

LEARNING THEORY

  

CONSISTENCY THEORY

  

COGNITIVE RESPONS ANALYSIS THEORY

A.LEARNING THEORY

  1.CLASSICAL CONDITIONING

  Sikap terbentuk, sesuai dengan situasi “pleasant / unpleasant” terhadap obyek /orang yg ditemui PLEASANT  Sikap + UNPLEASANT  Sikap –

  2. INSTRUMENTAL CONDITIONING

  Reward/punishment merupakan konsekuensi dari ekspresi sikap yg ditampilkan : SIKAP +  senyum

   Reinforcement (bisa dalam bentuk Reward & punishment) Misalnya “acceptance” dan membership dalam kelompok peer group. Misalnya reaksi orang tua (sikap) pada anak  akan membentuk sikap ttt pada anak. B.CONSISTENCY THEORY

  Fokus pada usaha untuk bersikap konsisten pada obyek (BALANCE THEORY , Heider) Hubungan antara seseorang dengan 2 obyek sikap yaitu BALANCE atau UNBALANCE

C.TEORI COGNITIVE RESPONSE ANALYSIS

   (Greenwald,1968) FOKUS : penjelasan mengapa sikap terbentuk/ berubah Teori ini berpendapat bahwa individu tidak seke- dar bereaksi pada info external tetapi mengolah o info tsb

  EFEKNYA :- meningkatkan

  • menetralisir dampak yg di
  • “reverse” inginkan info tsb

  

  Contoh :coba pikirkan dampak iklan yg anda sukai

  

PROSES MENTAL YG TERJADI

  Adanya INFO PERSUASIF : Dihubungkan dng pengetahuan di ingatan Diorganisasikan interpretasi diingat  dapat di”retrieve” (dimunculkan) lagi

SELF REPORT

   Paling umum & banyak digunakan Dipengaruhi kemampuan berespon/mengekspre sikan sikap & kesediaan indidu untuk mengeks- presikan sikapnya Kelemahannya : subyek menjawab sesuai tuntutan lingkungan atau menjawab seperti yg dianggap individu sbg jawaban orang lain Keakuratannya akan dipengaruhi oleh respon org lain secara umum, sama atau berbeda Contoh : Ingin mengetahui sikap para wanita pekerja tentang pemberlakuan UU-APP

PUBLIC OPINION (ATTITUDE) POLLING

   Tujuan : Prediksi & pemberian info Sampel harus mewakili populasi, karena menen- tukan keakuratan pengukuran Item alat ukur (Fixed/Open ended) keakuratan dipengaruhi oleh kejelasan item SKALA SIKAP o o Tujuannya untuk “precise measure” sikap

  Pengukuran dpt meningkatkan keakuratannya dng :menggunakan banyak item ; topik yg digali tidak hanya sikap saja tetapi juga opini, belief,dll

INVOLUNTARY BEHAVIORAL MEASURES

  

  Belum diakui dapat mengukur sikap Melalui pengukuran fsiologis, misal melalui gesture,pupil mata, otot muka, dll PERSEPSI SOSIAL SOCIAL INTERACTION

  Saling mempengaruhi antar pribadi & berlangsung cepat, tukar menukar info,modifikasi T.L & pikiran sbg hasil interaksi

SOCIAL INTERDEPENDENCE

  Memberikan kebahagian & semangat dlm in teraksi  sulit menghasilkan analisa yg jelas tentang determinant2 T.L sosial

  JADI hubungan sosial itu sangat kompleks

  

  Adalah proses dimana info tentang org lain, kita olah menjadi pengetahuan atau pemikiran yang menetap tentang org tsb. Misal : si A orangnya mudah tersinggung, si B orangnya cuek sekali, si C ambisius dll

  Proses terbentuknya Impresi : INFO : Looks Says Do KATEGORI

  Pertemuan

  Kategori & interelasi yg dipersepsi dari kategori tsb  akan membentuk “Cognitive Frame work” (bisa luas

   Hubungan antara kategori-kategori yg ada merupakan DETERMINAN PREDIKSI tentang org tsb. Hasil Prediksi dapat berbeda-beda antar individu Contoh : Pria bertato, berkacamata tebal, bicara serak 

  Preman Seniman, Ilmuwan ? Prediksi & ekspektasi dapat digeneralisasi. Bila kita berinteraksi secara efisien, sehingga minimal kita memiliki info tentang org tsb.

  

IMPLICIT PERSONALITY THEORY

  

COMBINING INFORMATION THEORY

   STEREOTYPES

   ATTRIBUTION

  

  Kategori-kategori yg paling banyak digunakan dalam pembentukan kesan/impresi adalah “trait” (sifat) Menurut Allport & Odbert ada 18.000 trait Misal : ramah,cerewet, kaku, tegas,sensitif,dll TRAIT adalah satu set kategori yg digunakan untuk menggambarkan, mengingat, mengkomunikasikan T.L org lain atau diri sendiri

  Trait-trait yg dipersepsi ada interelated/saling berhubungan. Contoh : Tegas Ambisius

  

  Interelasi antara “traits” yg diasumsikan ini yg disebut dalam teori implicit personality theory yaitu bagaimana menggeneralisasikan prediksi kita tentang org lain lebih jauh dari info yg ada (yg kita miliki)

  

  Implicit Personality Theories membantu mempermu- dah info yg kita terima dalam interaksi sosial, menga- rahkan respon kita kepada org lain

  

  Inti dari teori ini  setiap org akan membentuk

  “cognitive framework ”

  

TUJUAN : membuat penilaian yg utuh dan sejauh mana

hubungan dengan seseorang itu dirasakan menyenangkan.

   CARANYA antara lain : Mencari trait2 yg positif/kesan yg lbh positif Membuat rata-rata trait yg positif

  Membobotkan yg satu lbh tinggi dari yg lain 

  Kebanyakan org percaya,bahwa ada beberapa nilai yg

membuat “a good first impression ” (info yg paling awal

diperoleh/primacy effect)

  

Biasanya impresi thd org lain  info dng trait negatif

  Info yg digunakan untuk JUDGEMENT /penilain biasanya : Info yg paling awal diperoleh ( primacy effect )

   Info dengan trait negatif (lbh sering)

   Karakteristik yg digunakan untuk menilai berbeda.

   (mis: Karakteristik menilai Satpam berbeda dg Supir)

   Bagaimana dengan info yg kontradiktif ?

  Misal : Hostile Vs Dependent Penelitian Asch & Zukier (1984), bahwa kontradiksi dapat dijelaskan dalam :

  A.Hubungan Sebab Akibat

  Mis: Dia benci dependent pd org lain, sehingga cenderung hostile

  B.Memisahkan ke 2 trait dalam situasi yg berbeda :

   Mirip teori “implicit”

  Bedanya : stereotipe berkonotasi negatif dlm arti “prejudiced expectation” ; social undesire bility

  

  Definisi stereotipe diperbaiki menjadi “prejudgment”, sehingga lbh berkonotasi positif

  

  Meskipun demikian, perlu disadari konotasi negatif tidak semudah itu menjadi musnah, khususnya stereotipe sosial Misal : Suku Batak? Manado? Padang? Jawa? Madura ? Dampak negatif Stereotipe : Membuat kelompok lain dalam kategori “unfavorable” (tdk menyenangkan)

  Bila dianut banyak org, maka interaksi menjadi terhambat Membentuk harapan yg salah, khususnya jika ada T.L yg kontradiktif

  Demensi Stereotipe : Etnis (Suku, Ras,Agama)

  Demografis (Gender,Regional) Kelompok Minoritas Ethnocentris Thinking : berupa asumsi bahwa T.L & nilai2 kelomp tertentu lbh baik,sehingga adanya

   Atribusi = penyimpulan berdasarkan (personal

  thought,motives, feeling, traits, intensi)

1.HEIDER “NAÏVE” PSYCHOLOGY

   Tokoh : Fritz Heider

  Alasan munculnya T.L sangat simple why someone did something? Bahwa T.L dapat disebabkan oleh :

  1. Personal Forces (ability, effort)

  2. Environmental Forces (luck,hambatan,tingkat

  kesukaran T.L Misal : Saat masuk bioskop tiba-tiba ada pria yang menabrak kamu.

  SIMPULANNYA adalah

  

1. Personal Forces : Marah, karena : memang pria itu

  sengaja menabrak, pria itu berusaha menabrak, atau menyakiti dirinya (badan besar)

  2. Environmental Forces :karena sedang sial, atau

  lantai bioskop tidak rata, ruangan gelap Menurut HEIDER  alasan T.L “make sense to us” (masuk akal)

2.KELLEY’S ATTRIBUTION THEORY

   Tokohnya : HAROLD KELLEY Bertitik tolak dari teori HEIDER yaitu Internal Forces & External Forces T.L/Respon dapat diidentifikasi melalui metode

  “presence-absence test” Misal Jika A hadir  ada efek X Jika A tdk hadir  tidak ada efek X

  Dari respon yang muncul tsb, kita dapat mengetahui

  3 Faktor dasar yg memperkaya metode Presence- Absence Test yaitu apakah respon2 tsb disebabkan oleh internal/external forces:

   KONSISTENSI RESPON dalam waktu & situasi, yaitu

  apakah respon tsb terjadi hanya pada situasi & waktu tertentu

  

  Informasi berupa KONSENSUS bahwa orang lain berespon serupa, yaitu apakah org lain berespon thd rangsang yg sama dng cara yg sama

   DISTINCTIVENESS (kekhususan) respon in-dividu

  pada rangsang yg bervariasi.Dikatakan Distinctiveness tinggi bila respon seseorang berbeda pada setiap

  

  Kombinasi antara Konsistensi tinggi, Konsensus tinggi & Distinctiveness tinggi  menghasilkan EXTERNAL

  ATRIBUTION 

  Kombinasi antara Konsistensi tinggi,Konsensus rendah,Distinctiveness rendah menghasilkan

  INTERNAL ATTRIBUTION Contoh kasus :Restaurant Padang “Sarimande” menurut si Amir enak.Enak? External Atribution : Konsistensi Tinggi : Amir sering makan disitu

  Konsensus Tinggi :Org lain juga mengatakan hal yg sama Distinctiveness Tinggi : Amir dpt membedakan

   Internal Atribution Konsistensi tinggi :Amir sering makan di situ Konsensus rendah : org lain tidak setuju

  Distinctiveness rendah : Amir doyan segala makanan yg enak maupun yg tdk enak.

  Jika konsistensi Rendah, maka atribusi yg terbentuk tidak dapat disimpulkan sebagai internal/eksternal, tetapi ada faktor-faktor spesifik yg merangsang terbentuknya T.L

  3. JONES & DAVIS : A THEORY ABOUT PER-SONAL ATTRIBUTION Tokoh : E.E. Jones & Keith Davis

  Fokus pada atribusi personal, yaitu apakah T.L individu menunjukkan kecenderungan yg menetap.

  

  Asumsi : T.L terbentuk dari suatu rangkaian yg diawali oleh disposisi (kecenderungan) personal  intention  abilityT.L /Action

  

  Teori ini memperkaya teori Heider dengan : Tingkah laku/Act menyangkut :

  ◦

  Pilihan ( choices )