MAKALAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA “TEORI PEMBUATAN MEDIA PRESENTASI”

  

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA

“TEORI PEMBUATAN MEDIA PRESENTASI”

Oleh

NAILA FAUZA

  

14175021

PENDIDIKAN FISIKA A

Dosen Pembimbing

  Prof. Dr. Festiyed, MS Dr. Usmeldi, M.Si

  

PENDIDIKAN FISIKA

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2015

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga sampai saat ini kita masih diberikan kesempatan untuk mengikuti perkuliahan. Shalawat serta salam tidak lupa disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi inspirasi terbesar dalam kehidupan setiap manusia.

  Makalah ini membahas teori pembuatan media presentasi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memotivasi dan membantu penyelesaian makalah ini. Terutama kepada Ibu Prof. Dr. Festiyed, MS dan bapak Dr. Usmeldi, M.Si, yang telah membimbing penulis menyelesaikan makalah ini.

  Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita mengenai perkembangan media pembelajaran fisika berbasis ICT. Penulis menyadari makalah ini masih terdapat banyak kekurangan yang perlu untuk dibenahi. Oleh karena itu, kritik dan saran senantiasa diterima untuk pengembangan makalah berikutnya.

  Padang, 24 Februari 2015 Penulis

  

  

PENDAHULUAN A.

   Latar Belakang

  Banyak metode yang dapat ditempuh dalam menyampaikan suatu informasi kepada khalayak. Salah satunya adalah melalui metode presentasi. Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan hadirin. Berbeda dengasentasi lebih sering digunakan dalam dunia pendidikan dan bisnis.

  Presentasi dilakukan untuk menyampaikan informasi atau pemikiran-pemikiran baru mengenai suatu masalah agar dapat dipahami oleh audience. Namun tidak semua orang bisa melakukan presentasi. Hal ini dikarenakan presentasi dilakukan banyak orang, bahkan tidak jarang audience belum kenal sama sekali oleh presentator. Sehingga wajar jika presentator merasa gugup dan grogi yang akhirnya dapat mempengarui penampilannya di hadapan audience. Persiapan yang kurang sangat mempengaruhi seseorang ketika akan berpresentasi. Latihan dan memahami masalah yang akan dibahas terlebih dahulu, terkadang orang yang sudah mahirpun tetap akan merasa gugup pada awalnya. Ada beberapa trik dan tahap yang perlu diperhatikan dalam melakukan presentasi agar bisa lancar dan tidak terlalu gugup ataupun cangguang ketika mengahadapi audience.

  Proses belajar yang dilaksanakan di sekolah (formal) maka perubahan yang terjadi pada siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. maka proses interaksinya adalah dikelas, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran

  Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dan pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Guru sebagai pembimbing terlaksananya kegiatan ini di dalam kelas dituntut mampu menggunakan alat-alat yang dapat diesediakan. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.

B. Rumusan Masalah

  Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini: 1. Apa pengertian Presentasi dalam Pembelajaran? 2.

  Apa saja Langkah-langkah Presentasi?

  Bagaimana pengembangan presentasi pembelajaran yang kreatif, efektif, efisien, menarik dan interaktif?

  C. Tujuan Penulisan

  Adapun tujuan yang hendak penulis capai dalam penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengertian Presentasi dalam Pembelajaran? 2.

  Untuk mengetahui saja Langkah-langkah Presentasi? 3. Bagaimana pengembangan presentasi pembelajaran yang kreatif, efektif, efisien, menarik dan interaktif?

  D. Manfaat Penulisan :

  Makalah ini memiliki beberapa manfaat antara lain dapat memperkaya ilmu pengetahuan tentang media pembelajaran menggunakan presentasi dan pengembangannya dalam dunia pendidikan serta pemanfaatannya dalam pembelajaran fisika

KAJIAN TEORI A.

   Pengertian Presentasi

  Presentasi dalam Wikipedia adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin atau salah satu bentuk komunikasi. presentasi merupakan kegiatan pengajuan suatu topik, pendapat atau informasi kepada orang lain. Sedangkan menurut Suantara (2013) Presentasi adalah suatu upaya untuk memanfaatkan suatu informasi kepada audens/ orang lain.

  Presentasi menurut Hartatik (2011) adalah penyampaian suatu materi atau masalah kepada pendengar dan khalayak yang mengikuti presentasi. Presentasi dapat pula diartikan sebagai kegiatan seseorang yang berbicara di hadapan public, baik dalam kegiatan seminar, kuliah, mengajar di kelas, ataupun kegiatan sejenis. Orang yang menyampaikan presentasi disebut presentator atau presenter, sedangkan orang yang menghadiri presentasi disebut audience.

  Presentasi adalah penyampaian suatu materi atau masalah kepada pendengar dan khalayak yang mengikuti presentasi. Presentasi dapat pula diartikan sebagai kegiatan seseorang yang berbicara di hadapan public, baik dalam kegiatan seminar, kuliah, mengajar di kelas, ataupun kegiatan sejenis. Orang yang menyampaikan presentasi disebut presentator atau presenter, sedangkan orang yang menghadiri presentasi disebut audience.

  Presentasi merupakan salah satu cara dalam upaya menjelaskan sesuatu topik atau bahasan tertentu dengan menggunakan (multi) media dalam waktu yang relatif singkat. Media yang dimaksud dapat berupa media tulisan, visual, verbal atau gabungan dari berbagai media (multi-media). Dengan kata lain, presentasi mestilah bertujuan untuk menyampaikan atau menjelaskan sesuatu bahasan dengan menggunakan alat peraga yang menyebabkan pembahasan tersebut menjadi sistematis, menarik dan mudah dimengerti.

  Selain makalah, juga menyiapkan media/alat bantu yang diperlukan dalam presentasi. Kemudian latihan sebelum melakukan presentasi agar benar-benar siap dan menyesuaikan penyampaian materi dengan waktu yang disediakan.

  Tujuan dari presentasi bermacam-macam, misalnya untuk membujuk (biasanya dibawakan oleh wiraniaga), untuk memberi informasi (biasanya oleh seorang pakar), atau untuk meyakinkan (biasanya dibawakan oleh seseorang yang ingin membantah pendapat tertentu).

  Dalam dunia pendidikan orang dewasa presentasi merupakan cara yang paling banyak digemari oleh para instruktur (pengajar) karena pendekatan tersebut dapat dengan mudah dan kegiatan belajar-mengajar menjadi tidak membosankan dan melelahkan.

  Ada beberapa tipe presentasi, yaitu: 1. Informasi, menyampaikan suatu informasi baru kepada audience dengan harapan audience akan mengetahui dan memahami topik yang dipresentasikan, mis: workshop, seminar, kuliah, dsb.

2. Persuasi, bertujuan untuk mengubah perilaku atau kebiasaan dari audience, misalnya: kampanye, penyuluhan narkoba, dsb.

  3. Entertaining, bertujuan untuk menghibur peserta, berusaha agar peserta tetap memperhatikan kita Pemilihan media dalam proses pembelajara sangat penting dilakukan. Pemilihan ini bertujuan agar media yang dipilih dapat dimanfatkan secara efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.Prinsip-prinsip dalam pemilihan media pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang konstruktif antara lain:

  1. Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran

  2. Kesesuaian media dengan lingkungan belajar

  3. Kesesuaian media dengan karakteristik pembelajaran

  4. Kemudahan dan keterlaksanaan pemanfaatan media

  5. Efisiensi media dalam kaitannya dengan waktu, tenaga dan biaya

  6. Keamanan bagi pembelajaran

  7. Kemampuan media dalam mengaktifkan peserta didik Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran biasanya menggunakan perangkat keras

  (hardware) dan perangkat lunak (software) beserta aplikasinya, seperti: perangkat komputer yang tersambung dengan jaringan internet, LCD/proyektor, CD pembelajaran, televisi, bahkan menggunakan web atau situs-situs tertentu dalam internet.

  Pembelajaran berbasis ICT, selain dukungan perangkat keras dan perangkat lunak, dukungan koneksi berbasis web (internet) juga sangat diperlukan. Hal ini memungkinkan para peserta didik dan guru melaksanakan aktifitas pembelajaran tidak harus selalu bertatap muka secara langsung, akan tetapi bisa dengan cara online yang tekoneksi dengan jaringan internet.Jaringan internet ini dapat mengakses data apa saja dengan melakukan browsing ke berbagai penyedia data (server) di berbagai belahan dunia. Beberapafasilitas internet yang bermanfaat untuk pengembangan pembelajaran adalah Pencarian informasi dengan menggunakan mesin pencari (search engine) termasuk didalamnya layanan pengelolaan uploud dan download dokumen. Search engine tersebut diantaranya google, yahoo, altavista, ask, dsb.

  2. Layanan kelompok diskusi dengan menggunakan mailing-list.

  3. Layanan komunikasi melalui surat elektronik (email). Dalam perkembangannya, email dipergunakan sebagai pendukung layanan jejaring sosial seperti facebook, twitter, dsb.

  4. Layanan media komunikasi (interaksi) berbasis situs web, seperti blog.

  5. Ketersediaan aplikasi/progam yang bersifat freeware (boleh diunduh) untuk media pembelajaran, seperti aplikasi perhitungan zakat, aplikasi pembelajaran baca tulis Al- Qur’an, aplikasi perhitungan warisan, dsb.

  Pemanfaatan dan pengembagan media pembelajaran berbasis ICT bukanlah hal yang sulit, tetapi kita perlu mengolah materi yang akan dibuatkan medianya menjadi berbasis ICT. Langkah-langkahmengolah materi menjadi berbasis ICT adalah: 1.

  Tahap 1. Seleksi buku.

  Memilih sebuah buku yang akan menjadi acuan dengan pertimbangan isi materi, tingkat kesulitan, metodologi instruksional, dan integritas keilmuan penulis.

  2. Tahap 2. Strukturisasi-Sturkturisasi diawali dengan membuat proposisi dari teks dasar.

  Setelah menentukan proposisi utama, makro, dan mikro, langkah selanjutnya adalah mengalihkannya ke bentuk outline, sehingga didapatkan sebuah model representasi teks.

  3. Tahap 3. Seleksi materi yang sesuai kebutuhan peserta didik.

  Tidak semua materi yang ada pada topik/materi diperlukan oleh peserta didik. Oleh karena itu dibutuhkan pemilihan kembali terhadap materi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.

  4. Tahap 4. Reduksi Reduksi pada materi yang akan diajarkan dilakukan dengan cara penyederhanakan bahasa, visualisasi, dan penggunaan teknik historis dalam pemaparannya. Penyederhanaan bahasa dilakukan dengan mengabaikan hal-hal kurang relevan dengan kebutuhan peserta didik. Visualisasi dilakukan dengan memberikan gambar dari suatu proses yang terjadi. Akan lebih mudah dipahami jika disajikan dalam bentuk gambar (visual)

  Menurut wilkinson, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam memilih media pembelajaran, yakni

  1. Tujuan Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kriteria yang paling cocok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan dari kriteria utama.

  Ketepatgunaan Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajarai adalah aspek-aspek yang menyakut gerak, maka media film atau video akan lebih tepat. Wilkinson menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan yang bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapain akademik.

  3. Keadaan peserta didik Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari beda interindividual antara peserta didik. Msialnya kalau peserta didik tergolong tipe auditif/visual maka peserta didik yang tergolong auditif dapat belajar dengan media visual dari peserta didik yang tergolong visual dapat juga belajar dengan menggunakan media auditif.

  4. Ketersediaan Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tuuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia. Menurut wilkinson, media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan peserta didik dan guru.

  5. Biaya Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media, hendaknya benar- benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.

B. Media Presentasi

  Sebenarnya, hampir semua jenis media pada dasarnya dibuat untuk disajikan atau dipresentasikan kepada sasaran. Yang membedakan antara media presentasi dengan media pada umumnya adalah bahwa pada media presentasi, pesan atau materi yang akan disampaikan dikemas dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui perangkat alat saji (projector). Pesan atau materi yang dikemas bisa berupa teks, gambar, animasi, audio dan video yang dikombinasi dalam satu kesatuan yang utuh.

  Pada dasarnya media presentasi yang menggunakan program komputer ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari media transparansi yang disajikan melalui Over Head Projector (OHP). Berbeda dengan transparansi OHP yang tidak bisa menampilkan unsur audio visual, media presentasi dengan program komputer bisa menampilkan unsur audio-visual dalam pembelajaran. Adapun program aplikasi yang biasa digunakan untuk membuat presentasi antara lain: Program Impress yang ada pada Open Office, Macromedia Flash, Director, Authorware, dan aplikasi PowerPoint yang banyak digunakan di kalangan pendidik (khususnya guru).

  1. Slide Presentation a.

  Merupakan presentasi linear (berurutan) b.

  Dikembangkan menggunakan teks, gambar/clipart, photo c. Tidak ada interaksi dengan pemakai d.

  Tidak ada percabangan (tidak ada link atau hyperlink).

  2. Multimedia Presentation a.

  Dikembangkan dengan menggunakan teks, gambar/clipart, audio, digitized video, animasi b.

  Tidak ada interaksi antara pemakai dan komputer c. Interaksi terjadi antara presenter dan audience d.

  Ada percabangan (link atau hyperlink).

  3. Interactive Multimedia Presentation a.

  Dikembangkan dengan menggunakan teks, gambar/clipart, audio, digitized video, animasi b.

  Terjadi interaksi antara pemakai dan komputer, berupa form data entry c. Format: kiosk, training program, education program d.

  Ada percabangan (link atau hyperlink).

  4. Multimedia Web Pages a.

  Aplikasi dibangun menggunakan authoring software, dapat dijalankan menggunakan browser b.

  Keunggulan: memanfaatkan hypertext, dan akses ke external database c. Ada percabangan (link atau hyperlink).

C. Prinsip-Prinsip Dalam Membuat Media Pembelajaran

  Saat merancang sebuah pembelajaran, guru tentunya juga harus memilih media pembelajaran yang akan digunakannya. Guru harus memilih media dalam pembelajaran dengan hati-hati. Ada berbagai prinsip yang harus dipertimbangkan sehingga kegiatan belajar mengajar benar-benar efektif. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan saat guru memilih media untuk pembelajaran yang akan dilaksanakannya: 1.

  Efektivitas Media Pembelajaran Prinsip utama pemilihan media pembelajaran adalah efektivitas media pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran serta efektivitasnya dalam membantu siswa memahami materi pembelajaran yang akan digunakan lebih efektif bila dibandingkan dengan media yang lain.

  Misalnya, pada pembelajaran IPA di SD tentang terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan, siswa perlu memahami posisi matahari, bumi, dan bulan saat melalukan peredaran. Contoh media dalam pembelajaran pada materi ini yang tersedia di sekolah misalnya media pembelajaran berupa gambar dalam bentuk charta dan alat peraga 3 dimensi berupa model peredaran matahari, bumi dan bulan. Guru dalam hal ini memperhitungkan sejauh dan sedalam apa siswa akan belajar jika menggunakan media pembelajaran berupa gambar, dan sejauh serta sedalam apa siswa akan belajar bila media yang digunakan adalah model peredaran matahari, bumi dan bulan. Media dalam pembelajaran yang seharusnya dipilih dapat dilihat dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta materi pembelajaran yang diajarkan. Bila guru hanya menginginkan siswa mengetahui posisi matahari, bumi, dan bulan yang segaris, maka media pembelajaran berupa gambar mungkin akan lebih mudah dipahami siswa. Tetapi jika guru ingin siswa mengetahui proses terjadinya gerhana, maka model peredaran matahari, bumi dan bulan tentau lebih baik untuk digunakan. Selain itu makna efektivitas juga berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan saat sebuah media pembelajaran dipilih untuk digunakan. Guru bisa mempertimbangkan, apakah biaya yang digunakan untuk menggunakan media pembelajaran tertentu sebanding dengan hasil pembelajaran yang akan diperoleh siswa.

2. Taraf Berpikir Siswa

  Media pembelajaran juga harus dipilih berdasarkan prinsip taraf berpikir siswa. Benda- benda yang bersifat konkret lebih baik digunakan sebagai media pembelajaran bila dibandingkan media yang lebih abstrak. Demikian pula media pembelajaran yang kompleks dari segi struktur atau tampilan akan lebih sulit dipahami dibanding media pembelajaran yang sederhana. Contoh media pembelajaran di SD untuk struktur organ-organ dalam tubuh manusia haruslah tidak serumit media pembelajaran untuk siswa SMP dan SMA. Media pembelajaran yang sering digunakan untuk materi ini misalnya torso (model 3 dimensi) atau gambar. Walaupun sama-sama menggunakan gambar atau torso, tetapi tingkat kerumitan (kompleksitas) gambar dan torso harus dibedakan. Media pembelajaran di SD tentunya tidak boleh serinci media pembelajaran untuk siswa SMP dan SMA.

  Jika tingkat kerumitan dan kompleksitas media pembelajaran tidak disesuaikan dengan taraf berpikir siswa maka bisa berakibat siswa bukannya makin mudah memahami, alih-alih semakin bingung dan tidak fokus pada tujuan dan materi pembelajaran hingga tidak dapat memperoleh hasil pembelajaran yang diharapkan. Interaktivitas Media Pembelajaran Prinsip ketiga yang harus diperhatikan dalam pemilihan media dalam pembelajaran di kelas adalah interaktivitas. Seberapa besar kemungkinan siswa dapat berinteraksi dengan media pembelajaran? Makin interaktif media, makin bagus media pembelajaran itu karena lebih mendorong siswa untukterlibat aktif dalam belajar.. Misalnya, saat mengajar materi tentang operasi hitung bilangan bulat, contoh media dalam pembelajaran di SD yang dapat digunakan adalah video tentang bagaimana cara melakukan operasi hitung bilangan bulat atau guru dapat juga menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif pembelajaran mandiri tentang operasi hitung bilangan bulat. Bila siswa diberikan tontonan video, tentunya interaksi yang terjadi antara siswa dengan media pembelajaran hanya satu arah saja: dari media ke siswa. Sedangkan bila menggunakan media pembelajaran berbentuk multimedia interaktif yang dioperasikan pada sebuah komputer, maka interaksi siswa dengan media tentu lebih tinggi.

  Dalam hal ini, maka media yang paling cocok untuk dipilih adalah media pembelajaran dalam bentuk multimedia interaktif.

  4. Ketersediaan Media Pembelajaran Guru boleh saja berangan-angan menggunakan media pembelajaran yang sangat efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, sesuai dengan materi pelajaran, dan interaktivitasnya tinggi. Tetapi jika media yang sedemikian tidak tersedia, tentu juga sia-sia. Media yang dipilih saat merancang pembelajaran secara logis sudah tersedia di sekolah, atau paling tidak bila tidak dimiliki masih dapat diperoleh dengan mudah, misalnya dengan meminjam atau membuat sendiri. Jumlah media yang akan digunakan juga harus diperhitungkan dengan jumlah siswa di kelas. Bila media pembelajaran digunakan bukan secara klasikal, tetapi secara berkelompok atau individual, maka jumlah media pembelajaran yang tersedia harus mencukupi.

  5. Minat Siswa Terhadap Media Pembelajaran Penting sekali bagi guru untuk memperhatikan prinsip pemilihan media yang satu ini: minat siswa.Sebuah media pembelajaran sangat berpengaruh pada minat siswa. Ada media-media pembelajaran yang dapat membangkitkan minat siswa jauh lebih baik bila dibanding menggunakan media pembelajaran lain. Misalnya, pada pembelajaran Bahasa Indonesia contoh media pembelajaran di SD yang digunakan untuk mengajarkan jenis-jenis kata (kata sifat, kata benda dan kata kerja) guru dapat menggunakan kartu-kartu berukuran 10 x 8 cm. Kartu-kartu yang hanya memuat contoh kata yang harus diidentifikasi siswa apakah merupakan kata kerja, kata benda, atau kata sifat tentu kurang menarik bila dibandingkan dengan kartu-kartu serupa tetapi memiliki variasi berupa ditambahkannya gambar-gambar kartun yang familiar dengan siswa terkait kata yang ditulis pada kartu tersebut dengan warna-warna yang semarak.

  Kemampuan Guru Menggunakan Media Pembelajaran Sebagus apapun media, misalnya media pembelajaran interaktif berbasis komputer, tentu tidak akan efektif bila guru sendiri memiliki keterbatasan dalam hal kemampuan menggunakannya. Media pembelajaran yang dipilih harus dapat digunakan oleh guru dengan baik. Sebenarnya kendala kemampuan guru dalam mengoperasikan suatu media pembelajaran dapat saja diatasi apabila guru yang bersangkutan memiliki kemauan untuk belajar menggunakan media pembelajaran tersebut.

  7. Alokasi Waktu Isu ketersediaan waktu dalam pembelajaran memang sangat krusial. Guru selalu dikejar waktu untuk menyelesaikan tuntutan kurikulum. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran yang notabene efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, mempunyai relevansi yang baik dengan materi pelajaran, dan berbagai kelebihan lainpun kadang-kadang terpaksa harus dikesampingkan bilamana alokasi waktu menjadi pertimbangan yang penting.

  Akan tetapi ketersediaan waktu seringkali bisa disiasati dengan berbagai cara berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki oleh guru.

  8. Fleksibelitas (kelenturan) Media Pembelajaran Prinsip pemilihan media pembelajaran berikutnya adalah fleksibelitas. Media pembelajaran yang dipilih oleh guru untuk kegiatan belajar mengajar di kelasnya seharusnya memiliki fleksibelitas yang baik. Media pembelajaran itu dikatakan mempunyai fleksibelitas yang baik apabila dapat digunakan dalam berbagai situasi. Kadangkala, saat proses pembelajaran berlangsung terjadi perubahan situasi yang berakibat tidak dapat digunakannya suatu media pembelajaran. Contoh media pembelajaran yang menggunakan sumber energi untuk pengoperasiannya kadangkala justru dapat menghambat kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung bila aliran listrik mati.

  9. Keamanan Penggunaan Media Pembelajaran Bagi anak-anak SD atau TK, kadangkala guru harus hati-hati memilih media pembelajaran. Ada media pembelajaran yang kalau tidak hati-hati dalam penggunaannya dapat mengakibatkan kecelakaan atau siswa terluka. Media pembelajaran yang dipilih haruslah media pembelajaran yang aman bagi mereka sehingga hal-hal yang tidak diinginkan saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung tidak terjadi.Contoh media pembelajaran di SD yang kurang aman misalnya penggunaan alat-alat yang mudah terbakar, tajam (mudah melukai) atau panas, atau bahan-bahan kimia bersifat korosif.

  10. Kualitas Teknis Media Pembelajaran Media pembelajaran, seringkali harus dirawat dengan dengan baik. Perawatan media pembelajaran dapat mempengaruhi kualitas teknis media. Kualitas teknis media pembelajaran media pembelajaran yang sejenis tetapi diproduksi oleh beberapa produsen, maka sebaiknya guru memilih yang sekiranya memiliki kualitas teknis terbaik, misal dari segi keterbacaan tulisan atau gambar, komposisi warna, ketelitian alat, dan sebagainya.

D. Presentasi Yang Efektif Dan Efisien

  Presentasi yang efektif dan efisien memerlukan persiapan agar infomasi yang disampaikan berkesan dalam, merangsang kepenasaran peserta, menarik untuk didiskusikan, dan menyenangkan. Persiapan yang matang menyangkut penguasan diri terhadap materi, seni mengelola situasi belajar yang menarik, penataan ruang, lingkungan pendukung, pemanfaatan media, dan mengenal apa yang diharapkan oleh peserta akan membantu seseorang untuk siap melakukan presentasi. Namun, dalam situasi yang lain, seseorang perlu mempersiapkan diri untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya pada saat seseorang akan presentasi di depan para ahli, pejabat, mahasiswa, atau tamu undangan lain, mendadak listrik padam sehingga tidak dapat memvisualisasikan puluhan lembar kerja yang sudah dipersiapkan semalaman, atau kendala teknis lain yang sedikit banyak mengganggu konsentrasi dan perhatian pemirsa (audience).

  Kemampuan untuk menggali sifat dan harapan pemirsa akan membantu mengawali presentasi yang sangat menakjubkan bahkan tidak terbayangkan sebelumnya. Cara pandang yang selalu menganggap bahwa pembawa acara, fasilitator, pelatih atau guru sebagai tokoh sentral yang harus menguasai segalanya akan mempersempit ruang gerak dan kreativitas diri orang yang akan melakukan presentasi, lebih jauh akan terjebak pada rutinitas dan kerepotan yang berakhir dengan kekecewaan. Pemirsa adalah gudang informasi dan pengetahuan yang perlu digali oleh presenter sebagai fasilitator. Kemudian dirangkaikan melalui cara yang mudah peserta pahami, permainan reflektif yang menggugah, simulasi dan aktualisasi akan lebih bermanfaat daripada rangkaian materi yang keluar dari mulut pembicara secara terus-menerus. Hal penting yang perlu ditekankan dalam presentasi, yaitu pemirsa dapat memahami, menghayati dan mengaktualisasikan apapun yang disajikan baik dalam situasi ruang maupun setelah keluar dari pintu ruangan, mereka tetap asyik untuk membicarakannya.

  Manfaat presentasi menurut Binham (2013) yaitu bisa memberikan begitu banyak kesempatan untuk meningkatkan karier, talenta kepemimpinan, kemampuan dan kepercayaan diri. Presentasi juga dapat menjadi sarana untuk memperbanyak jumlah teman, kolega, kenalan dan lain-lain.Prinsip-prinsip tersebut adalah sederhana, visual, kontras, pengulangan, perataan dan kedekatan.

  Ang Tian Teck dalam bukunya Sticky Presentation mengatakan“Ketika Anda berkomunikasi Anda harus membuat pesan itu sederhana. Menjadikan sederhana, akan membuat Anda mudah menyampaikannya dan membuat audiens mudah memahami.”

  Apa maksud dari slide yang sederhana? Slide sederhana adalah slide yang memiliki teks ringkas, tidak ada bullet point, satu slide satu pesan. Ini aturan ideal slide yang sederhana. Ringkas, berarti Anda menggunakan kalimat yang tidak terlampau panjang yang memungkinkan audiens mudah mengingat apa yang Anda tampilkan dengan baik. Banyak praktisi presentasi membuat aturan tentang batasan penggunaan kata dalam satu slide. Ada aturan maksimal 33 kata dalam satu slide, ada aturan maksimal 36 dalam satu slide, ada aturan kurang lebih 15 kata dalam satu slide, bahkan ada juga yang menyarankan cukup 6 kata saja.

  Saya tidak menyarankan Anda memilih aturan yang mana, karena menurut saya apa yang kita tampilkan pada slide sangat fleksibel. Tapi tentunya semakin ringkas kalimat yang Anda gunakan akan semakin baik.Kemudian tidak ada bullet point berarti, sedapat mungkin saat membuat slide Anda menghindari membuat penjelasan dalam bentuk poin-poin pada satu slide. Tapi dalam beberapa kasus bisa jadi kita sulit membuang bullet point. Saran paling baik kalau memang harus ada bullet pastikan bulletnya minim, kemudian ganti bullet dengan gambar atau simbol yang mendukung.

  Terakhir satu slide satu pesan artinya, pada satu slide upayakan jangan membahas banyak hal, fokuskan diri Anda pada satu pesan saja. Ini adalah saran terbaik yang akan membuat audiens memahami apa yang Anda sampaikan dengan baik. Namun jika memang Anda perlu membahas beberapa hal karena menurut Anda ide yang akan Anda sampaikan berhubungan atau berurutan, Anda bisa menambahkan animasi pada tiap pesan. Supaya Anda bisa membahasnya satu-satu secara berurutan.

  2. Visual Slide adalah media visual, artinya slide yang baik harus menggunakan tampilan visual yang baik dan komunikatif.Mengapa harus visual? Menjawab pertanyaan tersebut saya akan mengutip isi presentasi Tom Wujec di TED 2009 dengan judul presentasi “3 Ways The Brain

  Creates Meaning

  ”Ia menjelaskan bahwa orang menciptakan makna dengan melihat, dengan tindakan interogasi visual. Dan untuk menciptakan makna itu ada tiga hal perlu dilakukan. Pertama, gunakan gambar untuk memperjelas apa yang kita komunikasikan. Kedua, jadikan dengan membuat kesan visual.

  Dari apa yang disampaikan Tom Wujec tersebut, jelas bahwa slide visual itu penting untuk membantu audiens mudah memahami apa yang Anda sampaikan dan untuk menjaga perhatian audiens dengan lebih baik.

  3. Kontras Kontras adalah prinsip desain yang berarti perbedaan. Menerapkan prinsip kontras berarti Anda menciptakan perbedaan antar elemen dalam slide presentasi. Dengan menciptakan kontras akan membantu audiens memperhatikan dengan cepat, melihat mana pesan utama dan pendukung dan membantu audiens menangkap pesan kunci yang Anda sampaikan dengan mudah.

  4. Pengulangan Prinsip pengulangan berarti menggunakan elemen yang sama untuk beberapa slide atau keseluruhan slide presentasi. Hal ini dimaksudkan untuk membuat sebuah hubungan antara satu slide dengan slide yang lain. Dengan begitu audiens akan mudah menangkap bahwa slide memiliki suatu hubungan atau merupakan satu kesatuan.

  Ada banyak cara membuat pengulangan. Bentuk paling sederhana, Anda bisa membuat pengulangan pada template dan konsisten menggunakannya untuk semua slide presentasi. Membuat pengulangan dengan template memungkinkan Anda memiliki slide presentasi yang harmonis secara keseluruhan karena memiliki bentuk dan warna latar belakang yang sama.Namun Anda tetap harus hati-hati, karena jika template yang digunakan tidak menarik dapat juga dapat menimbulkan kebosanan.

  5. Perataan Inti dari prinsip perataan adalah bagaimana menempatkan setiap elemen dalam slide saling terhubung satu sama lain sehingga slide menjadi harmonis. Hal ini mengisyaratkan bahwa setiap elemen harus ditempatkan dengan sengaja untuk mendapatkan tampilan slide yang baik, rapi dan profesional, bukan secara acak atau asal-asalan.

  6. Kedekatan Prinsip kedekatan adalah cara mengelompokkan atau mengorganisasi item-item yang terkait dengan cara mendekatkan mereka sehingga item-item terkait menjadi enak dipandang sebagai satu kesatuan. Audiens pada umumnya berasumsi bahwa item yang tidak dekat satu sama lain dalam desainn tidak terkait erat.

BAB III PEMBAHASAN A. Matriks Pembuatan Media Presentasi No Persiapan Pelaksanaan 1. a.

  a. Pendahuluan berisi uraian singkat tentang tiga hal pokok, yaitu: Menguasai presentasi

  1) Mengawalinya dengan salam pembuka, perkenalan

  Latar belakang pemilihan judul, 2) diri, dan sikap yang simpatik dan sopan.

  Masalah atau perumusan masalah,

3) Tujuan dan manfaat penyampaian masalah.

  2. b. b. Isi atau pembahasan

  Penyampaian materi Di sini diuraikan secara lengkap dan rinci megenai permasalahan yang Sampaikan judul materi, pendahuluan, isi atau dibahas. Oleh karena itu, presentator harus membaca resSensi pembahasan, kesimpulan dan saran. Perhatikan waktu yang sebanyak-banyaknya. telah ditetapkan. Sediakan pula waktu untuk sesi tanya jawab.

  3. c. c. Kesimpualan atau saran

  Penyampaian materi

  14 Di sini presentator menuliskan kesimpulan dari pembahasan dan saran Sampaikan judul materi, pendahuluan, isi atau yang berkaitan dengan isi makalah. pembahasan, kesimpulan dan saran. Perhatikan waktu yang telah ditetapkan. Sediakan pula waktu untuk sesi tanya jawab.

  4. d.

  Mengelola tanya jawab Berikan kesempatan pada audience untuk memberikan pertanyaan, pelajari pertanyaan tersebut kemudian jawablah secara jelas dan singkat.

  5. e.

  Mengakhiri presentasi Akhiri presentasi dengan ucapan terima kasih dan permohonan maaf jika ada kesalahan kemudian tutup dengan ucapan salam.

  15

   Ayat Alquran Tentang Pemanfaatan Media Presentasi 1. Surat Al alaq 3-5

  مَرْكلأا َكُّبَرَو ْأَرْقا ِ ْمَلْعَي ْمَل اَم َناَسْنلإا َمَّلَع مَلَقْلاِب َمَّلَع يِذَّلا

  Artinya: “Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

  Ayat diatas, maka dapat kita lihat bahwa Allah menjelaskan dalam proses pembelajaran atau proses pentransferan pengetahuan kepada manusia dari yang semula tidak tahu menjadi tahu, itu menggunakan perantara berupa pena. Menurut tafsir, pena disini yang dimaksud adalah baca dan tulis.Secara tidak langsung, Allah mengisyaratkan bahwa Allah itu akan memberikan pengetahuan kepada manusia, akan tetapi itu tidak langsung begitu saja, tetapi butuh perantara atau media dalam pembelajaran.

2. QS. Al Isra’ ayat 84

   Artinya : Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”.

  Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.

  Ayat diatas mengatakan bahwa setiap orang yang melakukan suatu perbuatan, mereka akan melakukan sesuai keadaannya (termasuk di dalamnya keadaan alam sekitarnya) masing-masing. Hal ini menjelaskan bahwa dalam melakukan suatu perbuatan memerlukan media agar hal yang dimaksud dapat tercapai.Dalam dunia pendidikan, seorang guru yang hendak mengajarkan suatu materi kepada muridnya dituntut menggunakan media sebagai pembantu sampainya materi tersebut. Media yang dipergunakan tidak harus berupa media yang mahal, melainkan media yang benar-benar efisien dan mampu manjadi alat penghubung antara seorang guru dengan murid agar materi yang diajarkan dapat diterima dan dipahami secara maksimal.

  3. QS. An Nahl ayat 89

   

  Artinya:

  “Dan ingatlah akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang- orang yang berserah diri”.

  Ayat ini secara tidak langsung Allah mengajarkan kepada manusia untuk menggunakan sebuah alat/ benda sebagai suatu media dalam menjelaskan segala sesuatu. Sebagaimana Allah Swt menurunkan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw untuk menjelaskan segala sesuatu, maka sudah sepatutnya jika seorang menggunakan suatu media tertentu dalam menjelaskan segala hal.Ayat diatas juga menjelaskan tentang bagaimana seharusnya syarat suatu media yang akan digunakan. Pada surat An Nahl ayat 89 tersebut dijelaskan bahwa Al Qur’an selain berperan untuk menjelaskan, juga merupakan sesuatu yang berfungsi sebagai petunjuk, rahmat, dan pemberi kabar gembira bagi orang yang menyerahkan diri. Media yang digunakan dalam pengajaran harus mampu menjelaskan kepada para peserta didik tentang materi yang sedang mereka pelajari. Syarat ini sejalan dengan esensitas sebuah media dalam pengajaran pada QS. Al Isra’ : 84.

  4. QS. Al Maidah ayat 16

   

   Artinya : “Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan- Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang

  menunjuki mereka ke jalan yang lurus”.

  Pada ayat diatas, Allah Swt menyebutkan tiga macam kegunaan dari Al Qur’an. Hal ini jika kita kaitkan dengan media dalam pendidikan maka kita akan mengetahui bahwa minimal ada tiga syarat yang harus dimiliki suatu media sehingga alat ataupun benda yang dimaksud dapat benar-benar digunakan sebagi media dalam pembelajaran. Tiga aspek itu adalah : 1.

  Bahwa media harus mampu memberikan petunjuk (pemahaman) kepada siapapun peserta didik yang memperhatikan penjelasan guru dan memahami medianya.

  Ringkasnya, media harus mampu mewakili setiap pikiran sang guru sehingga dapat lebih mudah memahami materi.

  2. Dalam Tafsir Al Maraghi disebutkan bahwa Al Qur’an sebagai media yang digunakan oleh Allah akan mengeluarkan penganutnya dari kegelapan Aqidah berhala. Keterangan ini memiliki makna bahwa setiap media yang digunakan oleh seorang guru seharusnya dapat memudahkan peserta didik dalam memahami sesuatu.

  3. Sebuah media harus mampu mengantarkan para peserta didiknya menuju tujuan belajar mengajar serta tujuan pendidikan dalam arti lebih luas. Media yang digunakan minimal harus mencerminkan (menggambarkan) materi yang sedang diajarkan. Semisal dalam mengajarkan nama-nama benda bagi anak-anak, maka media yang digunakan harus mampu mewakili benda-benda yang dimaksud. Tidak mungkin dan tidak diperbolehkan mengajarkan kata

  “Meja” tetapi media yang digunakan adalah motor.

5. QS. Al Ahzab ayat 21

   Artinya: “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu

  (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.

  (mentransfer ilmu) bagi para peserta didiknya. Melainkan juga harus mampu merubah kepribadiannya. Karena tugas seorang guru bukan hanya mengajar tapi juga mendidik.

  Sebagaimana tugas seorang guru diatas, maka dalam hal menggunakan media seharusnya guru benar-benar selektif. Hal ini di maksudkan agar media yang digunakan mampu merubah segi psikomotor seorang peserta didik sebagaimana yang telah penulis sampaikan sebelumnya.Jika diperhatikan dengan seksama sebenarnya ayat ini berkaitan erat dengan ayat 16 pada surat Al Maidah di atas. Apabila dikaitkan dengan media dalam pendidikan, maka sebuah media harus mampu mengubah perilaku seorang peserta didik yang sedang diajar. Sebagaimana Rasul merupakan suri teladan yang di utus oleh Allah bagi umat islam agar meniru perilakunya.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Belakangan ini, presentasi merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-

  hari. Presentasi merupakan penyampaian materi kepada audience, baik dalam kegiatan seminar maupun diskusi. Presentasi atau penyajian suatu topik bahasan pada intinya adalah suatu bentuk seni untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada pendengar dengan tujuan agar mereka dapat dengan mudah memahaminya.

  Sebagai presentator harus mempunyai kemampuan untuk memahami materinya terlebih dahulu agar tidak canggung ketika sesi tanya jawab dibuka. Selain itu, presentator juga harus memperhatikan penamilannya di depan audience agar mendukung dan menarik minat audience untuk memperhatikan. Jika penampilan asal-asalan, maka audience bisa mengacuhkan presentator tersebut.

  Keterampilan berbicara di depan publik dengan segala kreativitas dan gaya penyampaian, juga dipengaruhi oleh pengalaman atau jam terbang yang telah dikantongi presenter. Selain itu, kemauan dan kemampuan mempelajari metode-metode yang berkembang ataupun melihat, memperhatikan dan mempelajari orang-orang yang piawai dalam penyajian juga menjadi faktor penentu bagi kesuksesan presentasi.

  Ada beberapa cara yang perlu dilakukan ataupun persiapan saat melakukan presentasi. Diakui atau tidak, hal itu sangat mendukung ketika presentasi.

B. Saran

  Untuk melakukan sebuah presentasi, kita harus mempunyai sedikit kemampuan dan pengetahuan bagaimana menjadi presentator yang baik dan benar. Dan untuk menjadi presentator yang baik dan benar, dibutuhkan tempat untuk latihan, peran guru yang memberikan bimbingan, kapasitas pribadi untuk mengolah bahan-bahan presentasi dan ilmu pengetahuan yang memadai. Dengan kata lain, sebelum Anda melakukan presentasi,

  Anda harus melakukan persiapan semaksimal mungkin. Anda bisa meminta bimbingan pada guru atau orang yang lebih berpengalaman dalam hal tersebut sehingga pada saat melakukan presentasi Anda telah memiliki bekal dan kemampuan yang memadai. Selain itu, Anda juga harus sudah siap dengan materi yang akan anda presentasikan Purwanto, Ngalim. 1992. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya kses 03 Maret 2015) kses 03 Maret 2015) (diakses 03 Maret 2015) Wikipedia.org. 2007. Presentasi, (online), (http://id. wikipedia.org / wiki/Presentasi, diakses 03 Maret 2015). Budi, Indra.2004. Bagaimana Presentasi Yang Efektif, (online).id, diakses 03 Maret 2015) Harianto, GP. 2000. Teknik Penulisan Literatur. Bandung: Agiamedia. Muchlas. 2007. Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Materi: Teknik Presentasi , (Online), diakses 03 Maret 2015).