PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG
PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG
SKRIPSI
OLEH : DEWI NATALISA
201210430311155
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG MEI 2016
(2)
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Malang dan diterima untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Mengesahkan:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 2 Mei 2016
Dekan FKIP,
Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes
Dewan Penguji : Tanda Tangan
1. Frendy Aru Fantiro, M.Pd 1. ...
2. Innany Mukhlishina, M.Pd 2. ...
3. Drs. Hendarto Cahyono, M.Si 3. ...
(3)
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, atas segala kelapangan serta petunjuk-Nya sehingga skripsi dengan judul: “Pengembangan Tari Semut Berbasis Pendidikan Karakter di SD Muhammadiyah 8 Dau Malang” dapat terseleseikan.
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dengan kerja keras, doa, dukungan, dan bantuan dari semua pihak sangatlah berperan penting dalam terseleseikannya tugas akhir ini. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Dr. Ichsan Anshory AM, M.Pd.
2. Dosen pembimbing (I) Drs. Hendarto Cahyono, M.Si dan dosen pembimbing (II) Arina Restian, M.Pd yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama penyusunan tugas akhir ini.
3. Validator model Dr. Arif Budi Wurianto, M.Si dan validator pembelajaran tari Lilis Kasiyani.
4. Kepala SD Muhammadiyah 8 Dau Malang dan guru ekstrakurikuler tari, yang telah memberikan ijin melakukan penelitian.
Teriring doa semoga amal kebaikan dari semua pihak mendapat pahala dan berlipat ganda dari Allah SWT karena sesungguhnya Allah Maha Berkusa untuk melakukan semua itu. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya dan menjadi referensi untuk perbaikan pendidikan khususnya pada jenjang Sekolah Dasar.
Malang, 2 Mei 2016
(4)
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .... ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... . ii
LEMBAR PENGESAHAN ... ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... . iv
HALAMAN MOTTO.... ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN... . vi
KATA PENGANTAR.... ... vii
ABSTRAK ... . viii
ABSTRACT .... ... ix
DAFTAR ISI ... . x
DAFTAR TABEL .... ... xii
DAFTAR GAMBAR ... .xiii
DAFTAR LAMPIRAN.... ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Pengembangan ... .6
1.4 Spesifikasi Model yang Diharapkan ... .6
1.5 Manfaat Penelitian Pengembangan ... 7
1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ... 8
1.7 Definisi Istilah ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... 11
2.2 Penelitian yang Relevan ... 26
2.3 Kerangka Berpikir ... 27
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian dan Pengembangan ... 29
3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan... 31
(5)
xi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .... ... 43
4.2 Pembahasan ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70
5.2 Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA.... ... 72
(6)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kerangka berpikir pengembangan Tari Semut ... 27
Tabel 3.1 Kriteria subjek uji coba ... .35
Tabel 3.2 Kategori penilaian skala likert ... .39
Tabel 3.3 Tingkat pencapaian dan kualifikasi ... 40
Tabel 3.4 Kategori penilaian skala Guttman ... 41
Tabel 3.5 Tingkat pencapaian dan kualifikasi ... 42
Tabel 4.1 Hasil penelitian pengembangan Tari Semut ... 43
Tabel 4.2 Proses latihan desain model pengembangan Tari Semut ... 47
Tabel 4.3 Desain moel pengembangan Tari Semut berbasis pendidikan karakter..49
(7)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gerakan Tari Semut (merangkak) secara individu (Tari Asli) .... ... 23
Gambar 2.2 Gerakan Tari Semut (merangkak) secara berkelompok ... .23
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode R&D .... ... 30
(8)
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil analisis kebutuhan .... ... 74
Lampiran 2 Instrumen validasi model ... 78
Lampiran 3 Hasil rekapitulasi validasi model ... 94
Lampiran 4 Surat-surat ... 103
Lampiran 5 Dokumentasi kegiatan ... 110
Lampiran 6 Rancangan pembuatan model .... ... 113
(9)
72
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, M. J, 2012. Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: DIVA Press. Djelantik, M. A. A. 2004. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat
Seni Pertunjukan Indonesia.
Ghony, Junaidi, 2009. Penelitian Pendidikan. Malang: UIN-Malang Press.
Jazuli, M, 2008. Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni. Surabaya: Unesa University Press.
Jurnal Pendidikan Khusus Pembelajaran Tari (Online).
(http://ejournal.unesa.ac.id/article/6236/15/article.pdf, diakses 28 April 2016)
Jurnal Pendidikan Seni Tari Sebagai Proses Kreativitas Siswa SD (Online). (http://jurnal.upi.edu/md/view/704/pendidikan-seni-tari-sebagai-proses--kreativitas-siswa-sd.html, diakses 28 April 2016)
Jurnal Peningkatan Mutu Pembelajaran Seni Tari di SD (Online).
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=25100&val=1548, diakses 28 April 2016)
Jurnal Perkembangan Tari Klasik Gaya Yogyakarta i Era Global (Online). (http://journal.uny.ac.id/index.php/imaji/article/view/6691, diakses 28 April 2016)
Jurnal Seni Tari (Online).
(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst/article/download/1804/1669, diakses 28 April 2016)
Jurnal Tari Semut (Online).
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=359820&val=8251 &title= Tari Semut Sebagai Media Pengembangan Bagi Siswa Sekolah dasar, diakses 22 November 2015)
Kementrian Pendidikan Nasional, 2011. Pengembangan Nilai Pendidikan Karakter
Maryaeni, 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara. Muslich, Masnur, 2010. Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
(10)
73
Tari Semut (Online). (http://paxhigh.com/spaw/images/artperformance_sd.jpg, diakses 22 November 2015).
Tilaar, H. A. R, 2000. Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani
(11)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan sejarah peradaban manusia. Seni dapat berupa seni tari, seni musik, seni teater, maupun seni rupa. Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan perkembangan kehidupan masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik maupun dalam lingkup negara kesatuan. Jika ditinjau sekilas perkembangan Indonesia sebagai negara kesatuan, maka perkembangan tersebut tidak terlepas dari latar belakang keadaan masyarakat Indonesia.
Rohidi (2000: 11) menjelaskan bahwa kesenian memberikan pedoman terhadap berbagai perilaku yang berhubungan dengan keindahan, yang pada dasarnya mencakup kegiatan berkreasi dan kegiatan berapresiasi. Pertama, kesenian menjadi pedoman bagi pelaku, penampil, atau pencipta, untuk mengekspresikan kreasi artistiknya, dan berdasarkan pengalamannya mereka mampu memanipulasi media untuk menyajikan suatu karya seni. Kedua, kesenian memberikan pedoman pada pemanfaat, pemirsa, atau penikmat untuk menyerap karya seni, dan berdasarkan pengalaman mereka dapat melakukan apresiasi dengan cara menyerap karya seni yang mengakibatkan
(12)
Salah satu bentuk pemberdayaan potensi diri dapat diajarkan melalui kegiatan seni. Melalui seni siswa memperoleh berbagai pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan latihan berpikir kreatif serta peka akan keindahan. Dengan kemampuan rasa seni, siswa akan senantiasa mengerjakan pekerjaan dengan kreatif, inovatif, dan estetis. Cabang seni yang dapat diajarkan adalah seni tari, seni musik, seni drama, seni lukis, dan lain-lain. Seni tari dapat memberikan kesempatan pada anak untuk tumbuh dan berkembangnya sehingga akan memiliki kesadaran terhadap keragaman budaya baik lokal maupun secara global sebagai pembentukan sikap menghargai, toleran, dan hidup rukun dalam masyarakat dan budaya yang beraneka ragam.
Jazuli (2008: 16-17) menjelaskan bahwa makna pendidikan seni adalah pemberian pengalaman estetik (aesthetic experience) kepada siswa. Pengalaman estetik adalah pengalaman menghayati nilai keindahan, bagaimanapun keindahan itu dimaknai. Pemberian pengalaman estetik melalui dua kegiatan yang saling berkaitan, yakni apresiasi dan kreasi (appreciation) dan kreasi (creation). Didalam kegiatan apresiasi dan kreasi terkandung nilai ekspresi sebagai bentuk ungkapan yang bermakna. Dengan pendidikan seni melalui pengalaman estetik, siswa diharapkan dapat menginternalisasi (meresapi, dan mengakarkan) nilai-nilai estetik yang berfungsi untuk melatih kepekaan rasa, kecerdasan intelektual, dan mengembangkan imajinasinya. Suatu pengalaman estetik tidak mungkin bisa dicapai tanpa melibatkan olah rasa (emosi, estetika), olah cipta (pikir, logika), dan olah raga (fisik, kinestika terutama untuk seni tari).
(13)
3
Seni tari memiliki peran dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis. Pemberian pengalaman dalam seni tari, menjadi fungsional untuk mengembangkan berbagai kemampuan yang mempengaruhi sikap mental siswa dalam peradapan yang lebih manusiawi. Pekerti (2002: 165) mengemukakan bahwa karakteristik gerak fisik anak sekolah adalah bersifat sederhana, biasanya bersifat manusiawi dan bertema binatang, artinya tiap gerak mengandung tema tertentu, gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang yang berada disekitarnya, dan anak juga menirukan gerak binatang. Salah satu contoh tari bertema binatang adalah tari semut. Melalui tarian ini, anak-anak dapat dilatih mengolah kepekaan rasa dalam menyeimbangkan gerak dan iringan musik. Selain itu tari semut dijadikan sebagai media pembentukan karakter positif bagi anak-anak.
Pendidikan karakter dapat dikatakan sebagai pengajaran moral dan akhlak yang bertujuan untuk membentuk pribadi menjadi baik. Melalui pendidikan karakter di sekolah, tentunya dapat membantu peserta didik dalam memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan. Kemudian nilai-nilai tersebut dapat terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Sebuah karakter diasosiasikan dengan temperamen yang memberinya sebuah definisi yang menekankan unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan Asmani (2012: 28). Karakter juga dipahami dari sudut pandang behavioral yang menekankan unsur somato-psikis yang dimiliki oleh individu sejak lahir.
(14)
4
Disini, karakter dianggap sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari seseorang, yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya pengaruh keluarga pada masa kecil dan bawaan seseorang sejak lahir.
Berkaitan dengan penyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa seseorang yang berkepribadian atau berkarakter baik, dapat dinilai dari sifat, perilaku, dan kebiasaan yang dilakukan dalam segala perbuatannya. Kepribadian dapat terbentuk dari lingkungan sekitar yang mempengaruhinya. Empat jenis karakter yang dikenal dan dilaksanakan dalam proses pendidikan, yaitu: 1) Pendidikan berbasis nilai religius, yang merupakan kebenaran wahyu Tuhan. 2) Pendidikan nilai karakter berbasis nilai budaya, antara lain menyangkut tentang budi pekerti, pancasila, apresiasi sastra, serta keteladanan tokoh-tokoh sejarah dan para pemimpin bangsa. 3) Pendidikan karakter berbasis lingkungan. 4) Pendidikan karakter berbasis potensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil proses kesadaran pemberdayaan potensi diri yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
Secara langsung seni tari bagi anak dapat dijadikan sebagai media ekspresi yang isinya mengungkapkan perasaan. Sebagai contoh tari yang menggambarkan rasa gembira. Tari dapat dijadikan pula sebagai media komunikasi yang biasanya berisi pesan atau ajakan, dan tari sebagai media bermain menirukan tingkah laku binatang, tumbuhan dan benda alam lain yang mengandung sifat bermain. Selain itu tari dapat dijadikan sebagai media pengembangan bakat atau kemampuan yang dimiliki anak. Melalui kemampuan yang tampak, maka bakat tersebut dapat dikembangkan melalui pelatihan dan diikutsertakan dalam
(15)
5
berbagai kegiatan seni tari. Sebagai contoh aktif mengikuti perlombaan maupun festival, anak-anak akan mendapatkan pengalaman dalam mengembangkan bakatnya.
Berdasarkan analisis kebutuhan melalui kegiatan observasi dan wawancara yang dilakukan pada hari sabtu tanggal 20 Februari 2016 di SD Muhammadiyah 8 Dau Malang, dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan Ekstrakurikuler Tari menarik banyak minat siswa perempuan maupun laki-laki. Didalam kegiatan tersebut diketahui adanya beberapa siswa yang kurang tertarik untuk menari dengan adanya tari yang sudah diajarkan. Siswa cenderung lebih memilih untuk menari sesuai pilihannya sendiri daripada mengikuti guru tarinya. Maka dari itu untuk meminimalisir keadaan tersebut maka diadakaanya penelitian pengembangan Tari Semut berbasis pendidikan karakter dengan harapan agar siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk mengikuti kegiatan tari jika tari tersebut dibuat berkreasi.
Di dalam ruang lingkup sekolah, pengembangan seni Tari Semut masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa diluar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangakan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang diluar bidang akademik. Melalui kegiatan ekstrakurikuler tari siswa diperkenalkan dan dilatih dalam pelaksanaan kesenian budaya yaitu tarian tradisional. SD Muhammadiyah 8 Dau Malang merupakan tujuan peneliti dalam mengembangkan kesenian tari semut. Seni tari ini diajarkan agar anak memiliki persepsi dan pengetahuan, serta berkembang dalam beradaptasi. Melalui kegiatan menari, anak memiliki kemampuan
(16)
6
mengekspresikan diri melalui gerak tari, dan akan terjadi perpaduan antara unsur logika, etika, dan estetika. Dengan demikian toleransi anak dapat tumbuh, dan dapat menghargai perbedaan terhadap orang lain.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian
pengembangan yang berjudul : “PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS
PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG”
1.2RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah :
Bagaimanakah pengembangan Tari Semut berbasis pendidikan karakter di SD?
1.3TUJUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian pengembangan ini adalah : Menjelaskan hasil pengembangan Tari Semut berbasis pendidikan karakter di SD.
1.4SPESIFIKASI MODEL YANG DIHARAPKAN
Model pengembangan ini bernama model pengembangan Tari Semut. Pengembangan Tari Semut adalah model tarian yang dikembangkan dari tarian semut yang aslinya. Model pengembangan Tari Semut digunakan sebagai tarian yang menggambarkan tentang kehidupan sehari-hari sekelompok semut yang memiliki nilai-nilai pendidikan karakter yaitu nilai
(17)
7
toleransi, nilai percaya diri, nilai disiplin, nilai peduli sosial, nilai tanggung jawab, dan nilai kerja sama.
Untuk menghasilkan desain model pengembangan Tari Semut yang mudah dan menyenangkan didalam kegiatan ekstrakurikuler tari, maka perancangan model pengembangan Tari Semut yang akan dikembangkan memiliki kriteria khusus sebagai berikut.
1. Model pengembangan Tari Semut dalam kegiatan ekstrakurikuler tari ini memiliki gerakan dan formasi yang mudah dihafal. Gerakan dan formasi yang dikembangan terdiri dari 11 gerakan dasar tarian semut. Dengan desain yang mudah dan menyenangkan akan menumbuhkan motivasi siswa dalam menari.
2. Penggunaan model pengembangan Tari Semut dalam kegiatan
ekstrakurikuler tari ini bisa digunakan oleh siswa kelas rendah maupun kelas tinggi karena didalam tarian ini mengandung beberapa nilai-nilai pendidikan karakter yang pisotif bagi siswa.
1.5MANFAAT PENELITIAN PENGEMBANGAN
Dengan dilaksanakannya penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Memperkuat nilai-nilai karakteristik yang terkandung dalam sebuah kesenian tari di SD dan menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kesenian dan nilai-nilai pendidikan karakter.
(18)
8
2. Manfaat Praktis
a. Untuk Kepala Sekolah dan Guru
Memberikan informasi kepada kepala sekolah dan guru tentang pendidikan seni tari yang memiliki nilai-nilai pendidikan karakter b. Untuk Siswa
Memberikan informasi dan pelatihan kepada peserta didik tentang pendidikan seni tari.
c. Untuk Peneliti
Sebagai sumber referensi kepada para peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama.
1.6 RUANG LINGKUP & KETERBATASAN PENELITIAN
Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian pengembangan ini, diantaranya yaitu :
1. Tari Semut ini hanya digunakan untuk anak setara SD saja, baik kelas rendah maupun kelas tinggi.
2. Pengembangan Tari Semut ini berfungsi untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter pada anak dalam bidang pendidikan seni yaitu seni tari.
3. Nilai karakteristik yang terkandung dalam pengembangan Tari Semut ini yaitu nilai toleransi, disiplin, kerja sama, tanggung jawab, peduli sosial, dan percaya diri.
(19)
9
1.7 DEFINISI ISTILAH
1. Hartono (2012: 64) mengemukakan bahwa tari sebagai media pembelajaran diberikan sebagai alat mencapai tujuan pembelajaran. Hal yang utama dalam hal ini lebih ditekankan pada tujuan pembelajarannya bukan pada penguasaan tari itu sendiri. Bentuk kegiatan berupa aktivitas fisik dan cita rasa keindahan, yang tertuang dalam kegiatan berekspresi, berekplorasi, berkreasi dan berapresiasi melalui tari.
2. Djelantik (2004: 40) mengemukakan bahwa ritme atau irama dalam satu karya seni, merupakan hal yang menunjukkan kehadiran sesuatu yang terjadi berulang-ulang secara teratur. Gerak dalam Tari Semut cenderung diulang-ulang dan tidak terlalu rumit bila diajarkan bagi siswa sekolah dasar. Gerakannya menirukan gerak-gerik binatang semut. Kostum yang dikenakanpun bersifat lucu dan menyenangkan. Melalui tarian ini, siswa tidak hanya memperoleh kesenangan saja, akan tetapi mereka dapat merasakan betapa pentingnya kerjasama dan kekompakan. Banyak sekali cara-cara untuk membuat variasi dalam ritme.
3. Pekerti (2002: 165) mengemukakan bahwa karakteristik gerak fisik anak sekolah adalah bersifat sederhana, biasanya bersifat maknawi dan bertema binatang, artinya tiap gerak mengandung tema tertentu, gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang yang berada disekitarnya, dan anak juga menirukan gerak binatang. Salah satu contoh tari bertema binatang adalah Tari Semut. Melalui tarian ini, anak-anak
(20)
10
dapat dilatih mengolah kepekaan rasa dalam menyeimbangkan gerak dan iringan musik. Selain itu Tari Semut dijadikan sebagai media
(1)
berbagai kegiatan seni tari. Sebagai contoh aktif mengikuti perlombaan maupun festival, anak-anak akan mendapatkan pengalaman dalam mengembangkan bakatnya.
Berdasarkan analisis kebutuhan melalui kegiatan observasi dan wawancara yang dilakukan pada hari sabtu tanggal 20 Februari 2016 di SD Muhammadiyah 8 Dau Malang, dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan Ekstrakurikuler Tari menarik banyak minat siswa perempuan maupun laki-laki. Didalam kegiatan tersebut diketahui adanya beberapa siswa yang kurang tertarik untuk menari dengan adanya tari yang sudah diajarkan. Siswa cenderung lebih memilih untuk menari sesuai pilihannya sendiri daripada mengikuti guru tarinya. Maka dari itu untuk meminimalisir keadaan tersebut maka diadakaanya penelitian pengembangan Tari Semut berbasis pendidikan karakter dengan harapan agar siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk mengikuti kegiatan tari jika tari tersebut dibuat berkreasi.
Di dalam ruang lingkup sekolah, pengembangan seni Tari Semut masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa diluar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangakan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang diluar bidang akademik. Melalui kegiatan ekstrakurikuler tari siswa diperkenalkan dan dilatih dalam pelaksanaan kesenian budaya yaitu tarian tradisional. SD Muhammadiyah 8 Dau Malang merupakan tujuan peneliti dalam mengembangkan kesenian tari semut. Seni tari ini diajarkan agar anak memiliki persepsi dan pengetahuan, serta berkembang dalam beradaptasi. Melalui kegiatan menari, anak memiliki kemampuan
(2)
mengekspresikan diri melalui gerak tari, dan akan terjadi perpaduan antara unsur logika, etika, dan estetika. Dengan demikian toleransi anak dapat tumbuh, dan dapat menghargai perbedaan terhadap orang lain.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian pengembangan yang berjudul : “PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG”
1.2RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah :
Bagaimanakah pengembangan Tari Semut berbasis pendidikan karakter di SD?
1.3TUJUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian pengembangan ini adalah : Menjelaskan hasil pengembangan Tari Semut berbasis pendidikan karakter di SD.
1.4SPESIFIKASI MODEL YANG DIHARAPKAN
Model pengembangan ini bernama model pengembangan Tari Semut. Pengembangan Tari Semut adalah model tarian yang dikembangkan dari tarian semut yang aslinya. Model pengembangan Tari Semut digunakan sebagai tarian yang menggambarkan tentang kehidupan sehari-hari sekelompok semut yang memiliki nilai-nilai pendidikan karakter yaitu nilai
(3)
toleransi, nilai percaya diri, nilai disiplin, nilai peduli sosial, nilai tanggung jawab, dan nilai kerja sama.
Untuk menghasilkan desain model pengembangan Tari Semut yang mudah dan menyenangkan didalam kegiatan ekstrakurikuler tari, maka perancangan model pengembangan Tari Semut yang akan dikembangkan memiliki kriteria khusus sebagai berikut.
1. Model pengembangan Tari Semut dalam kegiatan ekstrakurikuler tari ini memiliki gerakan dan formasi yang mudah dihafal. Gerakan dan formasi yang dikembangan terdiri dari 11 gerakan dasar tarian semut. Dengan desain yang mudah dan menyenangkan akan menumbuhkan motivasi siswa dalam menari.
2. Penggunaan model pengembangan Tari Semut dalam kegiatan ekstrakurikuler tari ini bisa digunakan oleh siswa kelas rendah maupun kelas tinggi karena didalam tarian ini mengandung beberapa nilai-nilai pendidikan karakter yang pisotif bagi siswa.
1.5MANFAAT PENELITIAN PENGEMBANGAN
Dengan dilaksanakannya penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Memperkuat nilai-nilai karakteristik yang terkandung dalam sebuah kesenian tari di SD dan menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kesenian dan nilai-nilai pendidikan karakter.
(4)
2. Manfaat Praktis
a. Untuk Kepala Sekolah dan Guru
Memberikan informasi kepada kepala sekolah dan guru tentang pendidikan seni tari yang memiliki nilai-nilai pendidikan karakter b. Untuk Siswa
Memberikan informasi dan pelatihan kepada peserta didik tentang pendidikan seni tari.
c. Untuk Peneliti
Sebagai sumber referensi kepada para peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama.
1.6 RUANG LINGKUP & KETERBATASAN PENELITIAN
Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian pengembangan ini, diantaranya yaitu :
1. Tari Semut ini hanya digunakan untuk anak setara SD saja, baik kelas rendah maupun kelas tinggi.
2. Pengembangan Tari Semut ini berfungsi untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter pada anak dalam bidang pendidikan seni yaitu seni tari.
3. Nilai karakteristik yang terkandung dalam pengembangan Tari Semut ini yaitu nilai toleransi, disiplin, kerja sama, tanggung jawab, peduli sosial, dan percaya diri.
(5)
1.7 DEFINISI ISTILAH
1. Hartono (2012: 64) mengemukakan bahwa tari sebagai media pembelajaran diberikan sebagai alat mencapai tujuan pembelajaran. Hal yang utama dalam hal ini lebih ditekankan pada tujuan pembelajarannya bukan pada penguasaan tari itu sendiri. Bentuk kegiatan berupa aktivitas fisik dan cita rasa keindahan, yang tertuang dalam kegiatan berekspresi, berekplorasi, berkreasi dan berapresiasi melalui tari.
2. Djelantik (2004: 40) mengemukakan bahwa ritme atau irama dalam satu karya seni, merupakan hal yang menunjukkan kehadiran sesuatu yang terjadi berulang-ulang secara teratur. Gerak dalam Tari Semut cenderung diulang-ulang dan tidak terlalu rumit bila diajarkan bagi siswa sekolah dasar. Gerakannya menirukan gerak-gerik binatang semut. Kostum yang dikenakanpun bersifat lucu dan menyenangkan. Melalui tarian ini, siswa tidak hanya memperoleh kesenangan saja, akan tetapi mereka dapat merasakan betapa pentingnya kerjasama dan kekompakan. Banyak sekali cara-cara untuk membuat variasi dalam ritme.
3. Pekerti (2002: 165) mengemukakan bahwa karakteristik gerak fisik anak sekolah adalah bersifat sederhana, biasanya bersifat maknawi dan bertema binatang, artinya tiap gerak mengandung tema tertentu, gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang yang berada disekitarnya, dan anak juga menirukan gerak binatang. Salah satu contoh tari bertema binatang adalah Tari Semut. Melalui tarian ini, anak-anak
(6)
dapat dilatih mengolah kepekaan rasa dalam menyeimbangkan gerak dan iringan musik. Selain itu Tari Semut dijadikan sebagai media pembentukan karakter positif bagi anak-anak.