BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian - Keanekaragaman ikan di Danau Lais Desa Tanjung Sangalang Kecamatan Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau provinsi Kalimantan Kengah - Digital Library IAIN Pala

  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Danau Lais Desa Tanjung Sangalang merupakan salah satu danau

  alami yang terdapat di kabupaten Pulang Pisau. Danau ini terletak di Desa Tanjung Sangalang Kecamatan Kahayan Tengah kabupaten Pulang Pisau dengan jarak ± 4 km dari Desa Bukit Rawi, ibukota Kecamatan Kahayan Tengah dan sekitar 10 km arah utara dari kota Palangkaraya, ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Danau ini memiliki luas sekitar 5,4 ha dan berjarak ±10 km serta letaknya juga sangat strategis di pinggir

  

1

jalan arah palangkaraya-buntok.

  2 Kecamatan Kahayan Tengah memiliki luas 626 km dengan 14

  desa yang termasuk didalamnya, salah satunya adalah desa Tanjung Sangalang. Desa Tanjung Sangalang memiliki topografi banyak perairan seperti rawa, danau dan sungai. Salah satu Danau yang terkenal di masyarakat adalah Danau Lais. Danau ini banyak digunakan oleh penduduk sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan- nelayan setempat dan juga digunakan sebagai sarana transportasi. Oleh karena itu penduduk sebagian besar berpenghasilan dari danau ini berupa ikan-ikan 1 Identifikasi dan Potensi Parasit pada Sumber Daya Ikan Hias di Danau Lais

  Kalimantan Tengah yang didapatkan dari pemasangan perangkap di danau tersebut. Secara administratif desa Tanjung Sangalang mempunyai batas wilayah : Sebelah utara : Desa Bukit Rawi Sebelah selatan : Kota Palangkaraya (Kelurahan Pahandut Seberang) Sebelah timur : Sungai Kahayan Sebelah barat : Sungai Kahayan

  Tempat penelitian yang ditentukan sebagai stasiun 1 terletak pada daerah pemukiman penduduk, yang mana aliran air danau ini berada tepat dibelakang pemukiman penduduk. Sedangkan stasiun 2 terletak pada daerah bawah jembatan Sei Lais, yang mana jembatan ini menghubungkan antara RT 1 dan RT 2 desa Tanjung Sangalang. Dan stasiun 3 terletak pada daerah sekitar hutan, yang mana hutan tersebut terletak sekitar 200 m dari pemukiman penduduk.

2. Lembar Hasil Wawancara

  Wawancara dilakukan dengan salah seorang warga setempat yang bernama bapak Markus dan setiap harinya berprofesi sebagai nelayan di Danau Lais Desa Tanjung Sangalang. Wawancara ini dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2015.

  Menurut bapak Markus, jenis ikan yang paling banyak didapatkan oleh nelayan-nelayan setempat biasanya ikan Lais dan ikan Senggiringan.

  Tetapi yang paling banyak dari kedua jenis itu adalah ikan Lais karena sesuai dengan nama danau itu sendiri yaitu Danau Lais. Biasanya nelayan setempat mengambil ikan pada tiga daerah pada Danau Lais yaitu pada daerah sekitar belakang pemukiman penduduk, daerah bawah jembatan Sei Lais dan daerah sekitar hutan yang jaraknya ±200 m dari jembatan Sei Lais. Alat yang banyak digunakan nelayan setempat untuk menangkap ikan seperti ancau, pengilar, dan selambau. Hal itu dikarenakan ketiga alat tersebut dapat menangkap banyak ikan daripada alat-alat yang lain.

  Daerah sekitar belakang pemukiman penduduk kebanyakan nelayan menggunakan alat ancau dan pengilar untuk menangkap ikan.

  Kedua alat tersebut di daerah ini biasanya menjebak ikan Baung, Lais, dan Senggiringan.

  Daerah sekitar bawah jembatan Sei Lais sama dengan daerah sekitar belakang pemukiman penduduk yang kebanyakan nelayan menggunakan alat ancau dan pengilar untuk menangkap ikan. Kedua alat tersebut di daerah ini biasanya menjebak ikan Kuhing, Sepat, dan Lais.

  Daerah sekitar hutan biasanya nelayan menggunakan alat selambau untuk menangkap ikan. Alat tersebut biasanya banyak menjebak ikan seperti Lais, Baung, dan Pantik. Tetapi biasanya yang paling banyak terjebak adalah ikan Lais. Oleh karena itu dari ketiga tempat tersebut ikan Lais paling dominan berada pada daerah sekitar hutan.Lebih lengkapnya dapat dilihat pada lembar hasil wawancara yang tertera dilampiran 2.

3. Keanekaragaman Jenis Ikan di Danau Lais Desa Tanjung Sangalang

  Berdasarkan hasil penelitian dan identifikasi jenis ikan yang ditemukan pada perairan Danau Lais Desa Tanjung Sangalang, maka ditemukan 10 jenis ikan. Kesepuluh jenis tersebut masuk dalam 8 genus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1.berikut ini:

  Hasil pengamatan serta identifikasi jenis-jenis ikan yang ditemukan pada saat penelitian adalah 8 genus yaitu: genus Mystus, Cryptopterus, Belontia, Anabas, Channa, Trichogaster, Puntius, dan Pangasius yang terdiri dari 10 jenis yaitu: Mystus gulio (Lundu), Mystus planiceps (Senggaringin), Mystus nemurus (Baung), Cryptopterus bichirris (Lais),

  Belontia hasseti (Kapar), Anabas testudineus (Betok, Betik, Papuyu), No Genus Spesies Nama Lokal/daerah

  1 Mystus a.

   Mystus gulio Lundu b.

   Mystus planiceps Senggaringin c.

   Mystus nemurus Baung

  2 Cryptopterus Cryptopterus bichirris Lais

  3 Belontia Belontia hasseti Kapar

  4 Anabas Anabas testudineus Betok, Betik, Papuyu

  5 Channa Channa striata Gabus, Haruan

  6 Trichogaster Trichogaster trichopterus

  Sepat

  7 Puntius Puntius binotatus Kuhing

  8 Pangasius Pangasius macronema Riu

  Channa striata (Gabus, Haruan), Trichogaster trichopterus (Sepat), Puntius binotatus (Kuhing), dan Pangasius macronema (Riu). Adapun

  deskripsi dari 10 jenis ikan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1.

   Genus Mystus a.

   Mystus gulio

  Klasifikasi Mystus gulio: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Pisces Ordo : Siluriformes Family : Bagridae Genus : Mystus Spesies : Mystus gulio Nama lokal : Lundu

  2 Gambar 4.1 Ikan Lundu Gambar Pembanding

  Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Lundu yang ditemukan 2 pada penelitian ini mempunyai panjang tubuh 15,5 cm, panjang kepala 3,5 cm, panjang sirip anal 2,1 cm, dan panjang ekor 3,5 cm, diameter mata 0,6 cm. Ikan Lundu dapat dibedakan dari anggota genus yang sama karena sirip lemak yang pangkalnya lebih pendek daripada pangkal sirip anal. Tubuh ikan ini tidak mempunyai sisik, mempunyai empat pasang sungut yang terletak dua pasang di bagian atas rahang atas dengan panjang 9,2 cm dan dua pasang di bawah rahang bawah dengan panjang 2,8 cm. Ikan ini mempunyai gigi kecil-kecil dan meruncing di kedua rahangnya. Tipe ekor pada ikan ini homocercal dengan bagian atas sama panjang dengan bagian bawah. Ikan ini mempunyai sirip pectoral dengan panjang 2 cm, sirip punggung dengan panjang 2 cm, mempunyai sepasang patil yang terletak di perbatasan kepala dan tubuh dengan panjang 1,8 dan juga mempunyai 9 buah duri punggung.

  Ikan Lundu hidup di perairan tawar seperti rawa, danau dan sungai. Warna tubuh ikan ini bagian dorsal kebiru-biruan, sedangkan

  3 bagian ventral berwarna keperak-perakan.

  b.

  Mystus planiceps Klasifikasi Mystus planiceps: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Pisces 3 Ordo : Siluriformes

  Karakteristik dan Klasifikasi Mystus

gulio http//bio.unsoed.ac.id/sites/default/files/B1J008132-12.pdf(online: minggu 30 Agustus

  Family : Bagridae Genus : Mystus Spesies : Mystus planiceps Nama lokal : Senggaringin, pantik

  

4

Gambar 4.2 Ikan Senggiringan Gambar Pembanding

  Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Senggaringin yang ditemukan pada penelitian ini mempunyai panjang tubuh 11 cm, panjang kepala 2 cm, diameter mata 0,5 cm, panjang sirip anal 1 cm, dan panjang ekor 2,5 cm. Ikan ini mempunyai tipe sirip pectoral dengan panjang 1,5 cm, sirip punggung dengan panjang 3 cm. Ikan ini mempunyai dua pasang sungut di bagian atas rahang atas dengan panjang 7 cm dan di bawah rahang bawah dengan panjang 3 cm dan termasuk ikan yang tidak bersisik. Tipe mulut ikan ini Inferior dan mempunyai gigi rahang bawah parut.

  Ikan Senggaringin hidup di perairan tawar seperti rawa, danau 4 dan sungai. c.

  Mystus nemurus Klasifikasi Mystus nemurus: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Pisces Ordo : Siluriformes Family : Bagridae Genus : Mystus Spesies : Mystus nemurus Nama lokal : Baung

  5 Gambar Pembanding

Gambar 4.3 Ikan Baung

  Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Baung yang ditemukan pada penelitian ini mempunyai tubuh bulat memanjang dengan panjang 22,5 cm, panjang kepala 5 cm, diameter mata 1 cm, panjang sirip perut 2,7 cm, panjang sirip anal 3,5 cm, dan panjang ekor 5 cm.

  Ikan ini mempunyai tipe sirip punggung berpasangan. Ikan ini

  5 mempunyai dua pasang sungut di bagian atas rahang atas dengan panjang 9,2 cm dan di bawah rahang bawah dengan panjang 2,8 cm.

  Ikan Baung termasuk ikan yang tidak bersisik dan mempunyai kepala kasar, sirip lemak di punggung sama panjang dengan sirip anal, pinggiran ruang mata bebas, bibir tidak bergerigi dan dapat digerakkan, lembaran-lembaran insang terpisah, langit-langit bergerigi, lubang hidung berjauhan, dan sirip punggung berjari-jari

  6 keras dan tajam.

  Ikan baung mempunyai empat pasang sungut peraba yang terletak di sudut rahang atas. Sepasang dari sungut peraba sangat panjang sekali dan mencapai sirip anal. Sirip punggung mempunyai dua buah jari- jari keras, satu diantaranya keras dan meruncing menjadi patil. Kepala besar dengan warna tubuh abu- abu kehitaman, dengan punggung gelap, tetapi perut lebih cerah.

  Ikan baung banyak hidup di perairan tawar, daerah yang paling disukai adalah perairan yang tenang, bukan air yang deras. Karena itu, ikan baung banyak ditemukan di rawa- rawa, danau - danau, waduk dan perairan yang tenang lainnya.

6 Klasifikasi dan Morfologis Ikan Baung

2. Genus Cryptopterus a.

  Cryptopterus bichirris Klasifikasi Cryptopterus bichirris: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Pisces Ordo : Siluriformes Family : Siluridae Genus : Cryptopterus Spesies : Cryptopterus bichirris Nama lokal : Lais

  7 Gambar 4.4 Ikan Lais Gambar Pembanding

  Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Lais yang ditemukan pada penelitian ini mempunyai panjang tubuh 11,5 cm, panjang kepala 1,5 cm, sirip dada 1,5 cm, diameter mata 0,4 cm. Tipe ekor pada ikan ini heterocercal dengan bagian atas lebih panjang dengan panjang 7 1,1 cm dan bagian bawah pendek dengan panjang 1 cm.

  Ikan Lais mempunyai tipe mulut inferior, tipe rahang bawah berupa parut, Sirip punggung mereduksi, dan mempunyai warna

  8 tubuh yang transparan atau tembus pandang.

3. Genus Belontia a.

  Belontia hasseti Klasifikasi Belontia hasseti: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Pisces Ordo : Perciformes Family : Osphronemidae Genus : Belontia Spesies : Belontia hasseti Nama lokal : Kapar

  9 Gambar Pembanding 8 Gambar 4.5 Ikan Kapar Keanekaragaman Ikan Lais Berdasarkan Karakter Morfologi di Danau Teluk Kota Jambi http// download.portalgaruda.org/article.php.pdf (online: Selasa 15 September 2015) 9 Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Kapar yang ditemukan pada penelitian ini mempunyai panjang tubuh 8,8 cm, panjang kepala 1`,5 cm, panjang ekor 1,1 cm, sirip pectoral 2 cm, sepasang sirip perut dengan panjang 2 cm. Ikan ini mempunyai sirip punggung dibagian dorsal tubuh sejajar dengan sirip pectoral, memiliki 15 duri yang keras di bagian sirip punggung. Sirip anal ikan ini memanjang dari akhir sirip perut hingga pangkal ekor. Ikan ini mempunyai tipe mulut sub terminal, gigi rahang bawah berbentuk kerucut, tipe sirip ekor membulat dan mempunyai diameter mata 0,6 cm. Ikan ini termasuk ikan bersisik dan mempunyai tipe sisik sikloid.

  Ikan Kapar umumnya ditemukan di rawa-rawa, danau, sungai kecil dan parit-parit.

4. Genus Anabas a.

   Anabas testudineus

  Klasifikasi Anabas testudineus: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Pisces Ordo : Perciformes Family : Anabantidae Genus : Anabas Spesies : Anabas testudineus

  Nama lokal : Betok, Betik, Papuyu

  10 Gambar 4.6 Ikan Betok Gambar Pembanding

  Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Kapar yang ditemukan pada penelitian ini mempunyai panjang tubuh 9 cm, panjang kepala 2 cm, panjang ekor 1,8 cm, sirip pectoral 2 cm, sepasang sirip perut dengan panjang 1,5 cm. Ikan ini mempunyai sirip punggung dibagian dorsal tubuh sejajar dengan sirip pectoral, memiliki 20 duri yang keras di bagian sirip punggung, Sirip anal ikan ini memanjang dari akhir sirip perut hingga pangkal ekor. Ikan ini mempunyai tipe mulut sub terminal, tipe sirip ekor membulat dan mempunyai diameter mata 0,5 cm. Ikan ini termasuk ikan bersisik dan mempunyai tipe sisik sikloid.

  Ikan betok umumnya berukuran kecil, berkepala besar dan bersisik keras kaku. Sisi atas tubuh (punggung) gelap kehitaman agak kecoklatan atau kehijauan. Sisi samping kekuningan, terutama di sebelah bawah, dengan garis-garis gelap melintang yang samar dan tak beraturan. Sebuah bintik hitam (terkadang 10 tak jelas kelihatan) terdapat di ujung belakang tutup insang. Sisi belakang tutup insang bergerigi tajam seperti duri. Pada bagian operkulum dan preoperkulum keduanya bergerigi. Rongga di atas rongga insang beralat berbentuk labirin. Berbentuk gepeng, agak panjang, hidung pendek, mulut kecil, lubang insang sempit karena bagian gabungan daun insang lebar.

  Ikan ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan yang tergolong ekstrim dan dapat bertahan pada kondisi air yang bersifat asam maupun basa. Ikan ini juga dapat ditemukan pada perairan payau. Sungai-sungai dan rawa-rawa di Kalimantan diketahui memiliki tingkat keasaman yang tinggi, dicirikan oleh pH yang rendah.

  Ikan Betok dapat mengambil udara di luar air karena mempunyai labirin pada insangnya. Ikan ini mampu merayap naik dan berjalan di daratan dengan menggunakan tutup insang yang dapat dimekarkan, dan berlaku sebagai semacam kaki depan.

  Akan tetapi ikan ini tidak dapat terlalu lama bertahan di daratan, dan harus mendapatkan air dalam beberapa jam kalau tidak ikan ini akan mati. Ikan ini juga dapat berjalan untuk pindah antar habitat dengan menggunakan organ bagian ventralnya seperti sirip pektoral dan kaudal serta bagian dari tutup insang atau operkulum. Ikan ini hidup di dasar perairan yang berlumpur dan

  11 bersifat soliter.

5. Genus Channa a.

  Channa striata Klasifikasi Channa striata: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Pisces Ordo : Perciformes Family : Channidae Genus : Channa Spesies : Channa striata Nama lokal : Gabus, Haruan

  

12

Gambar Pembanding

Gambar 4.7 Ikan Gabus

11 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Betok

  

http//repository.ipb.ac.id/bitstream/123456789./C08hak.pdf (online:minggu 30 Agustus

2015) 12

  Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Gabus yang ditemukan pada penelitian ini mempunyai panjang tubuh 13,8 cm, panjang kepala 3 cm, panjang ekor 2,5 cm, sirip pectoral 2,1 cm, sepasang sirip perut dengan panjang 1,5 cm. Ikan ini mempunyai sirip punggung dibagian dorsal tubuh memanjang dari belakang sirip perut ke batas ekor dan memiliki 25 duri, Sirip anal ikan ini memanjang dari sirip perut hingga batas ekor. Sirip ekor ikan ini homocercal dengan panjang bagian atas dan bagian bawah 2,5 cm.

  Ikan ini mempunyai tipe mulut sub terminal dan rahang bawah terdapat campuran antara gigi taring dan parut, tipe sirip ekor membulat dan mempunyai diameter mata 0,5 cm. Ikan ini termasuk ikan bersisik dan mempunyai tipe sisik stenoid.

  Tubuh ikan Gabus berbentuk hampir bulat di bagian depan dan pipih di bagian belakang. Ikan ini memiliki bentuk kepala lebar dengan mulut bersudut tajam. Warna tubuh ikan ini kebanyakan coklat kehitaman dibagian punggung dan putih kecoklatan di bagian sisi bawah tubuh.

  Ikan Gabus kebanyakan hidup di perairan tawar seperti danau, rawa, sungai, selokan dan dapat pula hidup di tempat yang berlumpur (sedikit air). Hal ini dikarenakan ikan ini mempunyai organ semacam labirin namun lebih primitif. Ikan ini juga memiliki kemampuan bernapas langsung dari udara. Oleh karena itu ikan ini dapat berpindah tempat hidup jika tempat hidupnya mengalami kekeringan dengan berjalan di atas daratan untuk menuju tempat yang berair.

6. Genus Trichogaster a.

  Trichogaster trichopterus Klasifikasi Trichogaster trichopterus: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Pisces Ordo : Perciformes Family : Osphronemidae Genus : Trichogaster Spesies : Trichogaster trichopterus Nama lokal : Sepat

  13 Gambar Pembanding

Gambar 4.8 Ikan Sepat

  Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Sepat yang ditemukan pada 13 penelitian ini mempunyai panjang tubuh 8 cm, panjang kepala 1 cm, panjang ekor 2 cm, panjang sungut pada sirip perut 7 cm. Ikan ini mempunyai sirip punggung dibagian dorsal tubuh dimulai dari tengah badan hingga batas anal, Sirip anal ikan ini memanjang dari akhir sirip perut hingga pangkal ekor. Panjang sirip punggung pada ikan ini 1,5 cm. Ikan ini mempunyai tipe mulut sub terminal, rahang bawah berbentuk kerucut dan mereduksi, tipe sirip ekor membulat dan mempunyai diameter mata 0,5 cm. Ikan ini termasuk ikan bersisik dan mempunyai tipe sisik sikloid.

  Ikan sepat memiliki warna tubuh kehijauan sampai kebiruan dengan beberapa pita warna kuning bewarna gelap dan sebuah bercak di tengah sisi pada pangkal sirip ekor. Ikan ini merupakan salah satu spesies yang hidup perairan umum seperti sungai, rawa, danau dan tempat-tempat yang miskin oksigen. Meskipun miskin oksigen, ikan ini tetap dapat hidup karena termasuk dalam jenis ikan yang mempunyai labirin. Hal ini memungkinkan menghirup oksigen

  14 langsung dari udara.

7. Genus Puntius a.

  Puntius binotatus Klasifikasi Puntius binotatus: Kingdom : Animalia 14 Filum : Chordata

  Klasifikasi dan Morfologi Ikan Gabus online minggu 30 Agustus 2015)

  Class : Pisces Ordo : Cypriniformes Family : Cyprinidae Genus : Puntius Spesies : Puntius binotatus Nama lokal : Kuhing

  15 Gambar 4.9 Ikan Kuhing Gambar Pembanding

  Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Kuhing yang ditemukan pada penelitian ini mempunyai panjang tubuh 9,5 cm, panjang kepala 1,5 cm, panjang ekor 2 cm. Ikan ini mempunyai sirip punggung dibagian dorsal tubuh dimulai dari tengah badan hingga batas anal, Sirip anal ikan ini memanjang dari akhir sirip perut hingga pangkal ekor. Panjang sirip punggung pada ikan ini 2,2 cm dan panjang sirip anal 1,5cm. Ikan ini mempunyai tipe mulut sub terminal, rahang bawah berbentuk kerucut dan mereduksi, tipe sirip ekor membulat dan mempunyai diameter mata 0,5 cm. Ikan ini 15 termasuk ikan bersisik dan mempunyai tipe sisik sikloid.

  Ikan Puntius binotatuswarnanya bervariasi, dari abu-abu keperakan sampai abu-abu kehijauan, agak gelap/kehitaman pada bagian punggung, terdapat tanda bintik atau pita pada tubuh anaknya yang akan menghilang saat ikan dewasa atau ukurannya besar, kecuali bintik pada pangkal ekor. Ikan ini juga memiliki gurat sisik diatas gurat sisi.Ikan ini tergolong benthopelagik, hidup di perairan tawar daerah tropis dengan kisaran pH 6,0 - 6,5 dan suhu perairan 24

  C. Umumnya ikan ini dapat ditemukan diselokan-selokan,

  • – 26

  16 sungai, dan tambak.

8. Genus Pangasius a.

  Pangasius macronema Klasifikasi Pangasius macronema: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Pisces Ordo : Siluriformes Family : Pangasidae Genus : Pangasius Spesies : Pangasius macronema Nama lokal : Riu

16 Klasifikasi dan Morfologi Puntius binotatus http//repository.usu.ac.id/

  17 Gambar 4.10 Ikan Riu Gambar Pembanding

  Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Riu yang ditemukan pada penelitian ini mempunyai panjang tubuh 7,2 cm, panjang kepala 1,1 cm, sirip perut 0,5 cm, Sirip punggung 1,1 cm, diameter mata 0,4 cm. Sirip ekor ikan ini homocercal dengan panjang bagian atas dan bagian bawah 1,5 cm. Ikan ini mempunyai dua pasang sungut di bagian atas rahang atas dengan panjang 2,2 cm mencapai sirip perut dan di bawah rahang bawah dengan panjang 2,1 cm. Ikan ini juga mempunyai sirip pectoral dengan panjang 1,5 cm.

  Ikan Riu mempunyai bentuk tubuh memanjang, agak pipih dan tidak bersisik, mempunyai tipe mulut inferior, tipe rahang bawah berupa parut, dan mempunyai warna tubuh pada bagian punggung keabu-abuan atau kebiru-biruan dan bagian perut putih keperak- perakan. Habitat ikan ini di perairan air tawar seperti sungai, dan danau.

  17

4. Nilai Indeks Keanekaragaman (H’), Dominansi , dan Kemerataan (E) Ikan di Danau Lais Desa Tanjung Sangalang

  Berikut adalah hasil penelitian dan identifikasi jenis ikan yang ditemukan pada setiap stasiun di perairan Danau Lais Desa Tanjung Sangalang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2.berikut ini:

  Stasiun No Nama Ilmiah Total

  I II

  III

  1 Mystus gulio

  8 - -

  8

  2 Mystus

  21

  10

  18

  49 planiceps

  3 Mystus

  • 48

  39

  87 nemurus

  4 Cryptopterus

  47 37 117 201 bichirris

  5 Belontia

  • - -

  4

  4 hasseti

  6 Anabas

  6

  7 13 - testudineus

  7 Channa

  3

  2 5 - striata

  8 Trichogaster

  • 65 -

  65 trichopterus

  9 Puntius

  • 74

  74 - binotatus

  10 Pangasius

  9

  18

  6

  33 macronema

  Total 139 207 193 539 Keterangan:

  Stasiun 1 : daerah pemukiman penduduk Stasiun 2 : daerah bawah jembatan Sei Lais Stasiun 3 : daerah sekitar hutan

  Berikut adalah hasil analisis indeks keanekaragaman, kemerataan, serta dominansi pada masing-masing stasiun dapat dilihat pada tabel 4.3:

  60,62176

   Pembahasan 1. Jenis Ikan yang Didapatkan di Danau Lais Desa Tanjung Sangalang

  s : jumlah jenis n : jumlah individu H’ : Indeks keanekaragaman E : Indeks Kemerataan B.

  Keterangan:

  539

  Total

  0,476779

  7 193 1,203709

  No Stasiun Pengamatan Total s n H’ D E

  3 Stasiun III (daerah sekitar hutan)

  0,450709

  35,74879

  1,459345

  2 Stasiun II (daerah bawah jembatan Sei Lais) 6 207

  1,496555 34,532374 0,519254

  1 Stasiun I (daerah pemukiman penduduk) 6 139

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bulan Agustus 2015, dimana penelitian ini dilaksanakan selama 31 hari yang dimulai dari tanggal 01-31 Agustus 2015. Hasil pengamatan menunjukan adanya keragaman jenis ikan yang di peroleh di Danau Lais Desa Tanjung Sangalang. Stasiun I (daerah pemukiman penduduk) tercatat ada 6 jenis dari jumlah total individu yang ditemukan sebanyak 139 ekor.

  Stasiun II (daerah bawah jembatan Sei Lais) tercatat ada 6 jenis dari jumlah total individu yang ditemukan sebanyak 207 ekor, dan Stasiun III (daerah sekitar hutan) tercatat ada 7 jenis dari jumlah total individu yang ditemukan sebanyak 193 ekor.

  Total jumlah ikan yang didapat di perairan Danau Lais paling banyak ditemukan adalah jenis Cryptopterus bichirris sebanyak 201 ekor, diikuti oleh Mystus nemurus sebanyak 87 ekor, Puntius binotatus sebanyak 74 ekor, Trichogaster trichopterus sebanyak 65 ekor, Mystus

  

planiceps sebanyak 49 ekor, Pangasius macronema sebanyak 33 ekor.

  Sedangkan jumlah total ikan yang paling sedikit adalah jenis ikan

  

Belontia hasseti sebanyak 4 ekor, Channa striata sebanyak 5 ekor,

Mystus gulio sebanyak 8 ekor, Anabas testudineus sebanyak 13 ekor.

  Jumlah total ikan berhubungan dengan kehadiran jenis ikan disetiap stasiun pengamatan. Kehadiran jenis berpengaruh terhadap jumlah jenis, individu, famili, dan mempengaruhi pula dengan nilai keanekaragaman, kemerataan, serta dominansi pada setiap stasiun.

  Jenis Cryptopterus bichirris ditemukan paling banyak yaitu 201 ekordaripada jenis-jenis yang lain dan jenis ikan ini paling banyak ditemukan di stasiun III dengan jumlah 117 ekor. Hal ini dikarenakan kecepatan arus perairan sangat lambat bahkan terkadang tidak ada arus yang menyebabkan jenis Cryptopterus bichirrisdapat bertahan hidup dan bereproduksi.

  Sebagaimana telah diketahui di atas bahwa spesies Cryptopterus

  bichirris banyak ditemukan di stasiun III. Hal ini dikarenakan faktor

  makanan di stasiun III masih banyak, contohnya seperti larva serangga, serangga dewasa, dan ikan-ikan kecil. Hal ini diperkuat oleh Handayani,dkk (2004) menyatakan bahwa makanan utama spesies

  18 Cryptopterus bichirris adalah ikan-ikan kecil dan serangga dewasa.

  Selain faktor kecepatan arus dan makanan, spesies Cryptopterus

  bichirris dapat bertahan hidup didalam perairan yang keruh. Hal ini

  didukung dengan hasil pengukuran kecerahan air pada stasiun III yang menunjukan kategori keruh dengan kecerahan hanya 0,05 m dari permukaan air. Hal ini didukung juga oleh Kottelat et al (1998) bahwa kebanyakan kelompok Siluridaeterdiri atas spesies ikan yang tahan terhadap kondisi oksigen yang rendah atau disebut sebagai ikan blackfish, dimana telah terjadi modifikasi dalam hal perkembangan organ pernapasan yang berhubungan dengan respiratori tiga sistem anatomi

  19 utama yaitu mulut dan perencanaan, insang, serta gelembung renang.

  Kadar pH perairan yang rendah pada stasiun III juga merupakan salah satu faktor yang mendukung kehidupan Cryptopterus bichirris. Hal ini diperkuat oleh Simanjuntak (2007) yang menyatakan bahwa keberadaan ikan Lais yang hidup di perairan rawa banjiran Sungai 18 Aspek Biologi Ikan Lais Di Danau Lais.

  (Online 18 Juni 2014) 19

  Kampar Kiri pada kondisi pH rendah telah memiliki adaptasi khusus berupa mekanisme pengaturan ion oleh sel klor yang ada pada

  20 insangnya.

  Oksigen terlarut (DO) dan temperatur yang termasuk dalam kondisi normal merupakan faktor pendukung kehidupan jenis ikan ini. Tetapi penurunan konsentrasi oksigen yang sangat drastis dapat mengakibatkan kematian pada ikan (Anonim 2006). Ditambah dengan kerusakan habitat oleh tangan manusia juga akan menyebabkan jumlah anggota spesies

  Cryptopterus bichirris menjadi berkurang, serta ketidakmampuan ikan

  untuk beradaptasi pada kondisi habitat yang memburuk maka akan

  21 menyebabkan ikan mati (Anonim 2001).

2. Nilai Indeks Keanekaragaman, Kemerataan, dan Dominansi a. Indeks Keanekaragaman

  Hasil analisis indeks keanekaragaman jenis ikan di Danau Lais Desa Tanjung Sangalang berkisarantara1,20hingga1,49. Indeks keanekaragaman tertinggidijumpaididaerah pemukiman pendudukdanterendahdidaerah sekitar hutan. Hal ini dikarenakan ketersediaan makanan di daerah pemukiman penduduk lebih banyak sehingga ikan-ikan banyak yang bermigrasi kedaerah 20 tersebut. Hal ini juga didukung dengan temperatur perairan 21 Ibid

  Keanekaragaman Ikan Lais (Cryptopterus spp) Berdasarkan Karakter Morfologi di

Danau Teluk Kota Jambi iospecies/449.pdf. sebesar 29 C dan termasuk dalam kisaran temperatur optimal perairan tropis. Kisaran temperatur optimal perairan adalah sebesar 28-32 C.

  Sedangkan yang menyebabkan keanekaragaman terendah di sekitar hutan adalah terbatasnya ketersediaan makanan di tempat tersebut dan banyaknya eksploitasi ikan besar-besaran oleh penduduk setempat maupun luar daerah. Hal ini juga didukung dengan temperatur perairan yang rendah yaitu sebesar 27 C dan tidak termasuk dalam kisaran temperatur optimal perairan.

  Menurut Magurran (1988) bahwa Suatu tempat disebut keanekaragaman tinggi apabilanilaiindekskeanekaragaman(H

  ’)>3;sedang 1<H’<3danrendah

  22

  jikaH ’<1.

  Indekskeanekaragamandaerah pemukiman pendudukyang tinggiberhubungan denganluasdankedalamansungai.Menurut Kottelat et al (1993) areayang lebihluassering memiliki variasihabitatyang lebihbesardibandingkandenganareayang lebih sempit, sehingga semakin panjang dan lebar ukuran danau semakin

  23 banyak pula jumlah ikan yang menempatinya.

b. Kemerataan

  Hasil analisis indeks kemerataan menunjukkannilai antara 22 0,45 hingga 0,51. Indekskemerataantertinggidijumpai di daerah

  Febrian Achmad Nuruddin, “Keanekaragaman Jenis Ikan di Sungai Sekonyer Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan T 23 engah”. Skripsi. 2013. h 37 pemukiman penduduk dan terendah di daerah sekitar bawah jembatan Sei Lais. Hal ini dikarenakan di daerah sekitar bawah jembatan banyak aktivitas penduduk setempat dan area yang cukup sempit yang menyebabkan tidak meratanya penyebaran ikan di daerah tersebut. Sedangkan kemerataantertinggidijumpai di daerah pemukiman penduduk dikarenakan area tersebut luas sehingga memungkinkan kemerataan penyebaran ikan tinggi meskipun di area tersebut juga banyak aktivitas penduduk. Menurut Krebs dalam Gonawi (2009) menyatakan bahwa kriteriakisaran nilai indeks kemerataan bahwa keseragamanpopulasitinggiapabilaindekskemerataan(E)>0,6;sedang

  24 0,4 <E<0,6 danrendah E<0,4.

  Keanekaragaman ikan jugaditentukan oleh karakteristik habitat perairan. Kecepatanarusdanauditentukan keberadaantumbuhandisepanjang daerahaliran air yangberasosiasi dengan keberadaansatwapenghuninya (menurut Ross 1997 dalam Yustina 2001).Arusyang cepatakanmempengaruhi

  25 kemerataanjenisikandalamsuatuhabitat.

  Pada daerah bawah jembatan Sei Lais (stasiun II) memiliki kecepatan arus air yang cepat (19,22 m/detik) sehingga indeks kemerataannya paling rendah yaitu 0,45. Sedangkan pada daerah 24 pemukiman penduduk(stasiunI) memilikikecepatanarusairyang 25 Ibid h.37-38

  paling lambat (36,90 m/detik) sehingga indeks kemerataannya juga paling tinggi yaitu 0,51. Dan pada daerah sekitar hutan (stasiun III) memiliki kecepatan arus air yang sedang (21,09m/detik) sehingga indeks kemerataannya juga sedang yaitu 0,47.

c. Dominansi

  Berdasarkannilaidominansinya,padastasiunInilai dominansi tertinggi pada jenis Mystus nemurus34,53%. Hal ini menunjukan

  Mytus nemurus mempunyaipopulasidan jumlah individuyang cukup

  besar sehingga penyebarannya luas dan menunjukkanbahwaMytus

  nemurus merupakan jenis ikan yang tahan terhadap kondisi yang

  cukup keruh dengan kecerahan 0.09 m, kadar oksigen sebesar 3,75 dan nilai pH 6,75 yang menunjukan keasaman yang cukup sedang.

  Stasiun II tercatat ada dua jenis ikan yang dominan yaitu Puntius binotatus (35,74%)dan Trichogaster trichopterus (31,40%).

  Stasiun ini memiliki nilai pH yang terendah dari stasiun yang lain yaitu 5,86 dan termasuk kondisi asam yang termasuk syaratkehidupan bagiikan khususnyaikan-ikan blackfishes. Hal ini terjadikarenapengaruhdari lahangambut yang ada di pinggiran

  26 perairan yangmerubah warna airmenjadi kemerahan.

  Stasiun ini memiliki kecerahan 0,05 m yang menyebabkan 26 kadar oksigen terlarut juga rendah yaitu sebesar 3,03. Hal ini menyebabkan hanya ikan-ikan yang mempunyai alat pernapasan tambahan yang dapat bertahan hidup contohnya seperti

  Trichogaster trichopterus.

  Stasiun III nilai dominansi tertinggi pada jenis Cryptopterus

  bichirris 60,62 %. Hal ini menunjukan jenis ikan ini

  mempunyaipopulasiyang cukup besar yang didukung dengan ketersediaan oksigen terlarut (DO) sebesar 3,75. Stasiun ini memiliki kecerahan 0,14 m dan nilai pH 6,81. Hal ini menunjukan jenis ikan ini tahan terhadap kondisiyang cukup keruh dan juga

  27 tahan pada kondisi asam.

  Keberadaanikandisuatutempattidak terlepasdarikondisihabitat sebagaipenyedia sumberdayabagikebutuhanhidupikan.Adanya variasi kondisihabitatmenyebabkan ikan harus berinteraksitermasuk beradaptasi denganhabitatnya.Bentukadaptasiikanterhadaphabitatantara lain adaptasi morfologi pada tipeletak mulut, tipe gigi rahang bawah dan bentuksiripekor.Tipeletakmulut,tipegigirahangbawahdanbentuk siripekormenunjukanadaptasiikanterkaitdengansumberdaya makanan dancara memperolehnya (guild). Pengelompokanikanberdasarkancara memperoleh makanan (guild) telah dikenal yaitu herbivora endogenus (pemakan lumut danalga), 27 herbivoraeksogenus(pemakan buah,daun dan bijiyang jatuhkesungai),karnivorapemakanbinatang kecil(pemakan plakton,nematoda danrotifera),karnivora pemakanserangga,karnivora pemakan ikan lain dan omnivora

  

28

(menurut Kottelat et al 1993).

3. Integrasi Islam dan Sains Berkaitan dengan Ikan

  Hubungan islam dan sains yang berkaitan dengan keanekaragaman ikan terdapat didalam ayat Al- Qur’an. Salah satunya pada ayat berikut:

  ۦ للَّهُ نۡ مِ وَ مِ مِ نۡ وَ ىٰ وَ وَ مِ نۡ وَ للَّهُ نۡ مِ وَ ةٖ آ للَّهُ مِّ ةٖ للَّهُ آ وَ للَّهُ وَ وَ وَ للَّهُٱ وَ للَّهُٱ ٖۚ آ وَ وَ وَ

  نۡخوَ ٖۚةٖعوَ نۡروَأ آىٰ وَ وَ مِ نۡ وَ للَّهُ نۡ مِ وَ مِ نۡيوَ نۡجمِر ىٰ وَ وَ مِ نۡ وَ ٤٥ ٞر مِدوَق ةٖ نۡ وَش مِّ ىٰ وَ وَ وَللَّهُٱ للَّهُنمِإ

  Artinya: Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S An-Nur: 45)

  Ayat ini menegaskan bahwa di samping bukti-bukti kekuasaan dan limpahan anugerah-Nya, Allah SWT juga telah menciptakan semua jenis hewan dari air yang keanekaragamannya sangat banyak. Allah menjadikan hewan-hewan itu beraneka jenis, potensi, dan fungsi, maka sebagian dari mereka yakni hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya, sebagian berjalan dengan dua kaki, sebagian yang lainnya berjalan

  28 dengan empat kakidan ada juga yang menggunakan lebih dari empat

  29 kaki.

  Berdasarkan dari firman Allah SWT di atas yaitusetiap hewan yang diciptakan oleh Allah semunya berasal dari air.Maka oleh karena itu kita sebagai makhluk Allah yang diciptakannya harus mengetahui keanekaragaman, terutama ikan, yang hidupnya di dalam air yang

  30 beraneka ragam dan memiliki keunikan tersendiri dalam kehidupannya.

4. Aplikasi dengan Dunia Pendidikan

  Pengembangan dari hasil penelitian ini dapat dibuat dalam mata pelajaran biologi SMA kelas X, mata kuliah Ekologi Hewan dan Zoologi Vertebrata.

  Hasil penelitian ini dalam mata pelajaran biologi SMA kelas X dapat dipelajari mengenai keanekaragaman hayati yang sekiranya dapat dijadikan acuan dalam bahan bacaan.

  Sedangkan hasil penelitian ini dalam mata kuliah Ekologi Hewan dan Zoologi Vertebrata dapat dibuat dalam suatu produk berupa penuntun praktikum.

  Mata kuliah Ekologi Hewan dapat dibuat suatu penuntun praktikum dengan judul “Keanekaragaman Ikan di Danau” yang berkaitan dengan membahas tentang analisis keanekaragaman ikan pada ketiga stasiun 29 M. Quraish Shihab, “Tafsir Al-Mishbah Volume 9”,Jakarta: Lentera Hati, 2002, h.

  372-373 30 Akhmad Supriadi, Jumrodah, “Tafsir Ayat-Ayat Biologi”, Yogyakarta: Kanwa yang berbeda. Kajian mengenai keanekaragaman ikan ini berkaitan dengan indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, dan dominansi ikan pada ketiga stasiun.

  Sedangkan pada mata kuliah Zoologi Vertebrata membahas tentang mengidentifikasi ikan yang ditemukan pada ketiga stasiun tersebut yang merupakan lanjutan dari praktikum mengenai “Keanekaragaman Ikan di Danau” yang dapat dilihat pada lampiran 7.

Dokumen yang terkait

B. Pendekatan Penelitian - Pengaruh kinerja karyawan berbasis kompetensi terhadap produktivitas marketing BNI Syariah cabang Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 11

Pengaruh kinerja karyawan berbasis kompetensi terhadap produktivitas marketing BNI Syariah cabang Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Pengembangan Pembelajaran Alquran (Kajian Pemikiran Tasyrifin Karim Dalam Konteks Pengembangan Metode Iqra’ dan Kelembaga-an Pendidikan Alquran) - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah - Pengembangan Pembelajaran Alquran (Kajian Pemikiran Tasyrifin Karim Dalam Konteks Pengembangan Metode Iqra’ dan Kelembaga-an Pendidikan Alquran) - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 35

BAB III BIOGRAFI TASYRIFIN KARIM - Pengembangan Pembelajaran Alquran (Kajian Pemikiran Tasyrifin Karim Dalam Konteks Pengembangan Metode Iqra’ dan Kelembaga-an Pendidikan Alquran) - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 26

BAB II TINJAUAN TEORITIS PENGEMBANGANPEMBELAJARAN ALQURAN - Pengembangan Pembelajaran Alquran (Kajian Pemikiran Tasyrifin Karim Dalam Konteks Pengembangan Metode Iqra’ dan Kelembaga-an Pendidikan Alquran) - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 84

Keanekaragaman ikan di Danau Lais Desa Tanjung Sangalang Kecamatan Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau provinsi Kalimantan Kengah - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 0 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Keanekaragaman ikan di Danau Lais Desa Tanjung Sangalang Kecamatan Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau provinsi Kalimantan Kengah - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnya - Keanekaragaman ikan di Danau Lais Desa Tanjung Sangalang Kecamatan Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau provinsi Kalimantan Kengah - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian - Keanekaragaman ikan di Danau Lais Desa Tanjung Sangalang Kecamatan Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau provinsi Kalimantan Kengah - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 2 15