laporan praktikum zoologi invertebrata dasar pen

LAPORAN PRAKTIKUM II
KELAS AMPHIBI (KATAK)

Oleh
Dadansg Setiawan
NIM. 1322202

PRODI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Amphibi merupakan hewan yang mepunyai 2 fase kehidupan, yaitu di air
dan di darat. Pada kedua fase menunjukan sifat antara ikan dan reptile. Hal ini
membuktikan bahwa amphi merupakan suatu kelompok cirdata yang pertama
kamli keluar dari kehidupan air. Pola perubahan kehidupan di ai dan daratan pada
amphibi ditunujkan oleh adanya kaki, paru-paru nostril, merupakan alat yang
berfungsi baik darat mapun air. Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban

kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di
darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan
Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang
mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Katak mempunya
perubhan kulit yang selalu basah dan tidak bersisik, mata berkelopak sedangkan
skeleton sebagian besar berupa tulang keras. Katak mempunyai suhu tubuh
dengan lingkungan sekitarnya (poikiloterm). Meskipun terdapat perbedaan, pada
amphibi masih mempunyai persamaan dengan ikan. Amphibi merupakan
vetrebrata darat dan diduga berasal dari nenek moyang dengan ikan (Jasin, 1984).
1.2 Tujuan Praktikum
Melalui pengamatan morfologi dan anatomi katak, mahasiswa diharapkan
mampu:
1.2.1 Mengamati ciri-ciri integument dari katak.
1.2.2 Menyabutkan bagian-bagian tubuh katak, yaitu kepala caput dan organorgan yang ada di dalamnya, leher servix, badan truncus dan anggota
badan extrimitas.
1.2.3 Menunjukkan sistem rangka pad katak.
1.2.4 Menunjukkan topografi organ-organ visceral pada katak

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Amphibi
Kata amphibi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu
“Amphi” (rangkap) dan “bios” (hidup). Atau dapat diartikan sebagai hewan
bertulang belakang (vertebrata) dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak
tertutupi oleh rambut yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Karena
itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan
yaitu di darat dan di air. Pada umumnya, amphibia mempunyai siklus hidup awal
di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan (Kurniati, 2011).
Pada fase berudu amphibi hidup di perairan dan bernafas dengan insang.
Pada fase ini berudu bergerak menggunakan ekor. Pada fase dewasa hidup di
darat dan bernafas dengan paru-paru. Pada fase dewasa ini amphibi bergerak
dengan kaki. Perubahan cara bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan
dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama
kelamaan menghilang. Pada anura, tidak ditemukan leher sebagai mekanisme
adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat
(Kurniati,2011).
Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang
baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi
mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada
mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup.

Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna.
Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase dewasa mulai
terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat.
Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan
perairan ke daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae,
tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam

fase berudu, bernafas dengan insang dan berkembang biak secara neotoni. Ada
beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi
pada waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang biak. Tapi ada juga
beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya. Pada kelompok ini
tidak terdapat stadium larva dalam air (Jasin, 1984).
2.2 Morfologi Kelas Amphibi
Kelompok hewan amfibi adalah binatang bertulang belakang berkulit lembab
tanpa bulu yang hidup di dua alam. Kebanyakan hewan amfibi pada waktu berupa
berudu hidup di air dan bernapas dengan insang. Selanjutnya setelah dewasa hidup
di darat dan bernapas dengan paru-paru dan kulit. Hewan amfibi termasuk
kelompok hewan berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan suhu
lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya. Kepala dan badan lebar bersatu, ada
dua pasang kaki atau anggota, tak ada leher dan ekor. Bagian dalam ditutupi

dengat kulit basah halus lunak. Pada kepala mempunyai mulut yang lebar untuk
mengambil makanan, 2 lubang hidung/ nares externa yang kecil dekat ujung
hidung yang berfungsi dalam pernapasan, terdapat sepasang mata yang bulat,
dibelakangnya terdapat 2 lubang pipih tertutup oleh membrane tympani yang
berfungsi sebagai telinga untuk menerima gelombang suara. Tiap mata
mempunyai kelopak mata atas dan bawah, serta di dalamnya mempunyai selaput
mata bening membrane nictitans untuk menutupi mata apabila berada di dalam air.
Di bagian ujung belakang badan dijumpai anus, lubang kecil untuk membuang
sisa-sisa makananyang tak dicerna, urine dan sel-sel kelamin/ telur atau sperma
dari alat reproduksi. Kaki katak terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki
belakang. Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah
(antebrancium), tangan (manus), dan jari-jari (digiti) (Jasin, 1984).
Pada kaki belakang terdiri atas paha (femur), betis (crus), kaki (pes) dan jarijari (digiti). Tubuh katak bentuknya bilateral simetris, dengan bagian sisi kiri dan
kanan equal. Bagian tengah disebut medial, samping/lateral, badan muka depan

adalah ujung anterior, bagian belakang disebutujung posterior, bagian punggung
atau dorsal, sedang bagian muka ventral. Bagian badan terdiri atas kepala/ caput,
kerongkongan/ cervik, dada/ thorax atau pectoral, perut atau abdomen, pantat
pelvis serta bagian kaudal pendek (Jasin, 1984).


(Gambar morfologi katak)
(Kotpal, 2010)
Pada rongga mulut ( cavum oris), dibatasi oleh maxillae (rahang atas),
sedangkan dibagian bawah dibatasi oleh mandibula (rahang bawah) dan os hyoid.
Pada rongga mulut terdapat lingula yang pipih berpangkal pada dasar sebelah
antrior mulut.Pada permukaannya terdapat kuncup perasa dan papil yang dilapisi
oleh lendir dan dapat dijulurkan dari belkang ke muka untuk menangkap mangsa.
Pada maxillae sebelah luar terdapat denta maxillaris (gigi maxillaris), sedangkan
dibelakang maxillae terdapat gigi vormerin yang berfungsi untuk menahan mangsa
yang akan ditelan.Dekat denta vomerin terdapat dua lubang nares interna yang
berhubungan dengan nares eksterna. Glotis terletak pada medium ventral pharynx
sebelah belakang lingula yang merupakan pintu menuju ke pulmo. Dibelakang
masing-masing mata di dekat sudut mulut terdapat ostium pharyngeum dari tuba
Eustachii yang menghubungkan cavum oris dengan ruang telinga dalam.Pada
katak jantan dari banyak spesies memiliki saccus vocalis (saku suara) yang terbuka

disebelah muka dari ostium pharyngeum auditiivae Eustachii. Saku suara ini dapat
dikembang kempiskan sehingga menimbulkan suara (Jasin, 1984).
2.3 Anatomi Katak
.


2.3.1 Sistem Rangka
Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagianbagian yang lunak. Fungsi rangka adalah untuk melindungi bagian-bagian
tubuh yang vital, melekatnya otot daging berguna untuk gerak dan berjalan.
Pada fase cebong (berudu) tulang-tulang masih lunak.Kemudian pada fase
dewasa menjadi keras. Tapi pada sambungan-sambungan tulang masih tetap
lunak dengan permukaan yang licin.Tempurung kepala,vertebrae dan
sternum merupakan skeleton axiale sedang kaki merupakan skeleton
appendiculare (Jasin, 1984).
Bangsa Amphibi merupakan Vertebrata yang pertama mempunyai
sternum (tulang dada) tetapi perkembangannya kurang sempurna. Tulang iga
hanya pendek dan kurang berkembang sehingga tidak berhubungan dengan
sternum seperti yang terjadi pada reptil, burung atau mamal. Sebagian besar
amfibi mempunyai dua pasang tungkai dengan empat jari kaki pada kaki
depan dan lima jari kaki belakang.Jumlah jari mungkin ada yang berkurang
seperti pada salamander, dan pasangan tungkai tidak ada pada Caecillia.
Tungkai biasanya tidak mempunyai kuku, tapi ada semacam tanduk pada
jari-jarinya. Tulang punggung yang bersambung dengan kepala dan
extrimitas berfungsi menyokong tubuh dan melindungi sumsum, terdiri atas
9 columna vertebralis dan urostyl, yang merupkan silindris, masing-masing

vertebrae merupakan satu segmen pendek yang fleksibel seperti vertebrae
lainnya. Tiap-tiap vertebrae terdiri atas centrum atau corpus yang memiliki
lengkung atas (archus neuralis) sebagai tempat sumsum. Sebelah atasnya
terdapat cuatan neuralis terdapat sepasang processus articularis yang

menyebabkan vertebrae dapat sedikit bergerak; tidak memunyai tulang rusuk
(costale). Tempat tumpuan extemitas anterior berupa cingulum cranialis
(pectoral gridle) yang berbentuk sebagai rangka yang melingkari alat-alat
dalam thorax. cingulum cranialis melekat pada vertebrae dengan otot daging
(Jasin, 1984).

(Gamabar anatomi katak)
(Kotpal, 2010)
Bentuk tulang mempunyai hubungan erat dengan tugasnya.Tulang
tempurung kepala bersenyawa, sedang cingulum anterior dengan cingulum
posterior merupakan tulang-tulang yang terangkai menjadi satu. Tulang yang
bersenyawa tidak dapat digerak-gerakkan terhadap satu sama lain. Pada
humerus dan femur terdapat satu hubungan bentuk bola dan mangkokan yang
menyebabkan gerak putar. Hubungan engsel terdapat pada siku dan lutut.
Gerakan-gerakan itu dimungkinkan oleh adanya otot ligamen dari jaringan

ikat.Kecuali itu juga disebabkan oleh otot-otot daging yang dapat memanjang
dan memendek, sebagai penggeraknya.Pada tulang yang panjang dibedakan
atas bagian central yang disebut diaphyse sedang kedua ujungnya disebut

epiphyse. Pada tulang-tulang yang bersenyawa terdapat hubungan satu sama
lain, dan amsing-masing epiphyse dan diaphyse juga terdapat hubungan tidak
teratur dan terkunci oleh sutura.Pada katak sutura masih berupa tulang rawan,
sehingga tulang itu dapat tumbuh terus.Pada burung dan sebagian besar
mamalia, masing-masing sutura menjadi tulang keras pada saat tertentu.
Dengan demikian pertumbuhan menjadi lebih besar lagi tidak mungkin terjadi
(Jasin, 1984).
2.3.2 Sistem Otot
Sistem otot pada amfibi masih metamerik seperti pada ikan, tetapai
tampak tanda-tanda perbedaan. Sekat horizontal membagi otot dorsal dan
ventral. Bagian dari otot epeksial atau dorsal mempengaruhi gerakan kepala.
Otot ventral adalah menjadi bukti dalam pembagian otot-otot setiap segmen
tubuh amfibi. Selanjutnya otot hipaksial terlepas atau terbagi-bagi dalam
lapisan-lapisan, kemudian membentuk otot-otot oblique eksternal,oblique
internal dan otot tranversus, sedangkan otot dermal sangat kurang. Berbagai
macam gerakan pada amfibi yaitu, berenang,berjalan, meloncat atau

memanjat, melibatkan perkembangan berbagai tipe otot.Beberapa diantaranya
terletak dalam tungkai itu dan berupa otot intrinsik. Tubuh katak dan
vertebrata lainnya mengandung tiga macam otot daging, yaitu otot daging
berserat halus, otot daging jantung, dan otot daging berserat melintang.
Perbedaan itu berdasar susunan secara mikroskopis dan fisologis. Otot daging
sebelah luar tediri atas otot daging skletal atau otot daging yang melekat pada
tulang-tulang.Otot daging tersebut terkendalikan oleh kemauan pada
gerakannya.Masing-masing otot daging itu terdiri atas serat-serat yang satu
sama lain digabung oleh jaringan ikat.Kedua ujung biasanya melekat pada
tulang yang berlainan (Jasin, 1984).

2.3.3 Sistem Pencernaan
Di dalam mulut terdapat gerigi kecil di sepanjang rahang atas, dan ada
gigi vomerin pada langit-langit mulut. Lidah berotot dan bfurfate (cabang
dua) pada ujungnya, dan bertaut pada bagian anterior mulut. Saluran
pencernaan mulai dari esophagus (bedinding lurus dan besar) langsung
bersatu dengan lambung. Lambung memanjang dan erkelok ke samping kiri
dan berotot. Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan di akhiri
oleh anus. Pada beberapa bagian dari trackus digestoria mempunyai struktur
dan ukuran yang berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap

untuk dimakan akan dibasahi oleh air liur. Katak tidak begitu banyak
mempunyai kelenjar ludah. Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx,
oesophagus yang menghasilkan sekresi alkalis dan mendorong makanan
masuk ke dalam vetriculus yang berfungsi sebagai gudang pencernaan.
Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan menjadi hancur dan
dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim, yang
merupakan katalisator. Enzim yang dihasilkan oleh ventriculus dan
intestinum terdiri atas pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk
lemak (Jasin, 1984).
2.3.4 Sistem saraf
Sistem saraf pada Amfibi terdiri atas sistem saraf sentral dan sistem
saraf periforium. Sistem saraf sentral terdiri dari : encephalon (otak) dan
medulla spinalis. Enchephalon terdapat pada kotak otak (cranium). Pada
sebelah dorsal akan tampak dua lobus olfactorium menuju saccus nasalis,
dua haemisperium cerebri atau cerebrum kanan kiri yang berbentuk ooid
yang

dihubungkan

dengan


comisure

anterior,

sedangkan

bagian

anteriornya dergabung dengan dienchepalon medialis. Dibagian belakang
ini terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpuk otak tengah tengah
(mesenchepalon) sebelah bawahnya merupakan cerebreum (otak kecil).
Dibelakang terdapat bagian terbuka sebelah atas yakni medulla oblongata

yang berhubungan dengan medulla spinalis dan berakhir disebelah felium
terminale (Kimball, 1983).
Di bagian belakang terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpuk
(otak tengah) mesencephalon sebelah bawah dan selanjutnya diikuti oleh
cerebellum (otak kecil) yang merupakan bagian kecil. Di belakangnya
terdapat bagian yang terbuka sebelah atas yaitu medulla oblongata yang
selanjutnya berhubungan dengan medulla spinalis, berakhir di sebelah
caudal dengan felium terminale. Diencephalon mempunyai badan sebelah
dorsal yang disebut epiphyse atau glandulae pinealis. Di bawah
diencephalon terdapat chiasma opticua, yang selanjutnya diikuti oleh
infudibulum yang tumbuh keluar sebagai segitiga tumpul dengan
hypophyse atau glandulae pituitaria pada posteriornya. Di dalam otak
terdapat rongga-rongga yang disebut ventriculus. Cairan cerebrospinalis
mengisi ventriculus-ventriculus tersebut dan sekitar otak (Kimball, 1983).
2.3.5 Sistem respirasi
Respirasi adalah suatu proses penyediaan oksigen bagi tubuh. Sistem
ini terdiri atas paru-paru (pulmo) dan cutan (kulit), serta lapisan rongga
kulit. Alat-alat ini mempunyai permukaan yang basah (lapisan epithelium
yang banyak mengandung pembuluh darah). Oksigen yang berasal dari
udara larut dalam cairan permukaan respirasi dengan jalan difusi masuk ke
pembuluh darah. Dalam proses ini hemoglobin memegang peranan dalam
oksidasi yang selanjutnya akan dibawa ke jaringan-jaringan tubuh yang
memerlukan. Sebagian besar karbondioksida diangkut oleh plasma darah
dari jaringan ke alat respirasi. Struktur paru-paru amphibi masih sederhana.
Paru-paru katak terdiri atas dua sakus yang elastis yang berisi lipatan yang
membentuk kamar-kamar kecil yang disebut alviola, yang masing-masing
diliputi oleh pembuluh-pembuluh kapiler. Masing-masing sakus paru-paru
dihubungkan dengan saluran bronchi yang pendek, kemudian kedua

bronchi bersatu menuju larynx (kotak suara) dengan lubangnya yang
disebut glottis (Kimball, 1983).
2.3.6 .Sistem

Reproduksi

Reproduksi pada amphibi ada dua macam yaitu secara eksternal pada
anura pada umumnya dan internal pada Ordo Apoda. Proses perkawinan
secara eksternal dilakukan di dalam perairan yang tenang dan dangkal. Di
musim kawin, pada anura ditemukan fenomena unik yang disebut dengan
amplexus, yaitu katak jantan yang berukuran lebih kecil menempel di
punggung betina dan mendekap erat tubuh betina yang lebih besar.
Perilaku

tersebut

bermaksud

untuk

menekan

tubuh

betina

agar

mengeluarkan sel telurnya sehingga bisa dibuahi jantannya. Amplexus bisa
terjadi antara satu betina dengan 2 sampai 4 pejantan di bagian dorsalnya
dan sering terjadi persaingan antar pejantan pada musim kawin (Jasin,
1984).
Siapa yang paling lama bertahan dengan amplexusnya, dia yang
mendapatkan betinanya. Amphibi berkembang biak secara ovipar, yaitu
dengan bertelur, namun ada juga beberapa famili amphibi yang vivipar,
yaitu beberapa anggota ordo apoda. (Duellman and Trueb, 1986)
Reproduksi pada katak yaitu dengan cara fertilisasi eksternal, katak jantan
menjepit katak betina ketika perkawinan (yaitu ketika telur dilepaskan dan
sperma disemprotkan) (Jasin, 1984).
2.3.7 Organ Indra
Perubahan yang terjadi pada lingkungan hewan merupakan
rangsangan bagi organon sensoris atau receptor tubuh. Organon sensoris
mempunyai hubungan dengan nervi sensori yang membawa rangsangan ke
pusat (lobos pada otak). Tiap-tiap rangsangan akan merangsang organon
sensoris tertentu. Organon visus akan menerima rangsangan yang berupa
gelombang sinar, sedangkan reseptor kulit menerima rangsangan yang
berupa sentuhan. Pada lingua terdapat papil-papil yang berupa tonjolan

yang berisi reseptor perasa yang peka terhadap zat-zat kimia yang larut
dalam air. Saccus nasalis yang mengandung receptor yang peka terhadap
rangsangan yang berupa gas. Telinga yang berisi organon auditorius dan
alat kesetimbangan tubuh. Lensa mata tetap dan tidak berubah
kecembungannya untuk jarak pandangan yang relative jauh. Kelopak mata
kurang bagus bagi yang di air tetapi berkembang bagus pada spesies yang
di darat. Kelopak bagian bawah biasanya lebih mudah bergerak daripada
bagian atas karena kornea amphibi darat menjadi kering akibat evaporasi,
sehingga perlu dibasahi dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
Harderian. Parietal dan pinael body berfungsi sebagai fotoreseptor,
sensitive terhadap gelombang panjang dan intensitas cahaya, berperan
dalam termoregulasi dan orientasi arah. Untuk alat pendengaran,
salamander dan golongannya tidak mempunyai pendengaran tengah,
sedangkan katak dan kodok mempunyai pendengaran tengah dan gendang
telinga (Jasin, 1984).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu Dan Tempat
Praktikum tentang pengamatan AMPHIBI (KATAK) dilaksanakan pada
haru jum’at, tanggal 24 April 2015 pukul 07:30 samapai dengan selesai.
DiLaboratorium Biologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah
Pelembang.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini media gambar,
mikroskop stereo, loupe, gelas arloji, seperangkat alat bedah, lap (sebet),
seteropon, jarum pentol, sarung tangan,
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu katak (Rata sp) yang
masih hidup.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Permukaan tubuh katak
1. Sampel diletakan di baki paraffin. Raba permukaan tubuh katak,
bagaimana permukaan kulit katak? (kering, kasar, lembab, berlendir,
licin). Apakah terdapat struktur pelindung di permukaan kulitnya? Bila
terasa licin apakah sebabnya? Ada struktur apa didalam lapisan apa ?
2. Di wilayah kepala terdapat struktur apa saja? Tuliskan dan jelaskan
fungsinya?
3. Warna apa sajakah yang tampak? Jelaskan struktur apakah yang
menimbulkan warna tersebut?

4. Tubuh katak dapat dibedakan atas bagian apa saja?
5. Anggota gerak (tungkai) anterior dan tungkai posterior, terdiri atas
bagaian apa saja, perhatikan ciri kaki.
3.3.2 pengamatan wilayah rongga mulut
1. Buka rongga mulutnya, perhatikan posisi (letak) gigi dan dibagian mana
saja. Berdasarkan cara pelekatan gigi, termasuk gigi jenis apa?
2. Rabahkah lidahnya, perhatikan di mana lidah melekat (wilyah glottis atau
premaksila), dan bagaimana ujungnya (bercabang atau tidak).
3. Perhatikan lubang masuk ke esophagus, apa cirinya, jelaskan
4. Pada wilayah gigi vomer terdapat nares interal yang tembus dengan nares
eksternal melalui rongga hidung ke rongga mulut, mengapa demikian?
Apa sebab antara ronga hidung dan rongga mulut harus dihubungkan?
5. Lubang glottis dibentuk oleh sepasang rawa, jelaskan strukturnya dan
fungsinya.
3.3.3 Pengamatan organ internal
1. Posisikan ventral, perhatikan cara pemedahan
2. Bedahlah mulai dari lubang kloaka, kearah lateral kiri dan kanan, lalu
kearah anterior sampai batas rahang bawah, kemudian kekiri dan
kekanan.
3. Gunakan gambar 4 sebagai pedoman pada langkah 4-9.
4. Amati organ dalam diwilayah leher, catat nama dan cirinya, bandingkan.
5. Amati organ dalam di wilayah toraks, tulis nama dan cirinya.
6. Perhatikan organ-organ yang membangun saluran pernafasan, amatilah
ciri khas paru-paru kiri dan kanan.
7. Perhatikan lubang masuk ke esophagus, lalu telusuri terus saluran
pencernaannya sampai lubang kloaka(diwilayah posterior-dorsal)
8. Amati kelenjar dan saluran yang berhubungan dengan sistem pencernaan,
hati (ada beberapa gelambir) dan kandungan empedu, serta pancreas.

9. Organ diwilayah pelvic. Tulis ciri kahsnya, organ eksresi: amati
ginjalnya, tulis ciri khasnya. Organ reproduksi interal: amati, tulis nama
dan cirinya. Berdasarkan ciri organ reproduksinya, tentukan jenis kelamin
katak.
3.3.4 Pengamatan rangka
1. Rangka tubuh utama terdiri dari: tenggorokan,rangkaian ruas tulang
belakang, tulang rusuk, tulang dada.
2. Rangka alat gerak tediri dari: tulang-tulang gelang pectoral dan tulangtulang akat gerak anterior, tulang-tulang pelang pelvik dan tulang-tulang
alat gerak posterior.

Laporan sementara

Nama :Dadang Setiawan NIM : 13222019

Gambar
Morfologi Keseluruh tubuh katak
Rana sp

Klasifikasi

Keterangan

Deskripsi

Paraf

Gambar
Morfologi KakiAnterior Katak
Rana sp

Klasifikasi

Keterangan

Deskripsi

Paraf

Gambar
Morfologi Mulut Katak Rana sp

Klasifikasi

Keterangan

Deskripsi

Paraf

Gambar
Anatomi Sistem Otot Muscular Katak
Rana sp

Klasifikasi

Keterangan

Deskripsi

Paraf

Gambar
Anatomi Keseluruhan Sistem pencernaan
Digestive Katak Rana sp

Klasifikasi

Keterangan

Deskripsi

Paraf

Gambar
Anatomi Sistem Rangka Skeleton Katak
Rana sp

Klasifikasi

Keterangan

Deskripsi

Paraf

Gambar
Anatomi Sistem Otak Katak Rana sp

Klasifikasi

Keterangan

Deskripsi

Paraf

Gambar
Anatomi Sistem Lympatica Katak Rana
sp

Klasifikasi

Keterangan

Deskripsi

Paraf