Makalah Permintaan Uang Jumlah Uang Bere

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Uang adalah urat syaraf segala hal. Siapa memegang dan
menguasai uang, dialah yang memegang kuasa, dan siapa yang
memegang kuasa juga menguasai uang. Siapa yang menguasai
keduanya akan mudah mendapatkan apa yang diinginkannya, dan
mudah

melakukan

pilihan

untuk

memenuhi

keinginan

dan


kebutuhannya.
Adapun yang dimaksud dengan uang adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai sebagai alat pembayaran yang sah. Untuk dapat
dipakai sebagai alat pembayaran yang sah, uang harus memenuhi
tiga fungsi yaitu: sebagai satuan pengukur nilai, sebagai alat tukar
dan sebagai penimbun kekayaan.
Permintaan uang menjawab pertanyaan mengapa masyarakat
memegang uang dan bukan aset yang lain. Permintaan uang
dipengaruhi oleh tiga hal sesuai dengan pendapat J.M.Keynes, yaitu
kebutuhan bertransaksi,kebutuhan berjaga - jaga,dan kebutuhan
berspekulasi.
Dalam teori moneter penawaran uang mempunyai arti yang
sama dengan jumlah uang beredar. Pada zaman standar emas,
penawaran uang hanya bisa ditambah dengan jalan menaikkan
produksi emas, tapi memproduksi emas memerlukan biaya.
Jumlah uang yang beredar tidak bisa ditambah menurut
kehendak pemerintah, tapi secara otomatis dibatasi oleh adanya
biaya untuk menambah “uang” tersebut. Bila harga emas naik,
yaitu bila harga barang-barang lain adalah rendah kalau dinyatakan
dalam satuan emas, maka produsen emas akan cenderung

menaikkan produksi emasnya. Ini berarti bahwa penawaran uang

1|Kelompok1

(atau jumlah uang beredar) semakin banyak, dan ini berarti
selanjutnya akan menurunkan harga emas (atau menaikkan harga
barang-barang lain). Keadaan sebaliknya akan terjadi kalau harga
emas terlalu rendah. Jumlah uang yang beredar ada diluar
kekuasaan pemerintah.Setelah sistem standar kertas semakin
meluas penggunaannya, keadaan menjadi sangat berbeda, uang
yang

beredar

dapat

ditambah

sebanyak


yang

dikehendaki

pemerintah dengan biaya yang cukup rendah.Produksi uang kertas
adalah monopoli pemerintah dan jumlah uang yang beredar
menjadi sepenuhnya pencerminan kehendak pemerintah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pemintaan uang?
2. Apa yang dimaksud dengan jumlah uang yang beredar ?
3. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam mempengaruhi jumlah
uang yang beredar ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan permintaan uang
dan factor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan jumlah uang yang
beredar dan factor-faktor yang mempengaruhinya.
3. Untuk


mengetahui

apa

saja

kebijakan

yang

dilakukan

pemerintah untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar di
masyarakat.

D.

MANFAAT


Adapun manfaat yang dapat kita peroleh dari pembuatan makah
ini, antara lain :
1. Untuk mengerti apa yang dimaksud dari permintaan terhadap
uang dan jumlah uang yang beredar dalam ekonomi moneter.

2|Kelompok1

2. Untuk mengerti kebijakan-kebijakan apa saja yang pemerintah
ambil untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar di
masyarakat.

3|Kelompok1

BAB II
PEMBAHASAN
A. PERMINTAAN UANG
Permintaan uang dalam ilmu ekonomi moneter didefnisikan
sebagai jumlah uang yang ingin dipegang oleh masyarakat dan
perusahaan secara keseluruhan. Dengan kata lain, permintaan
uang adalah total permintaan uang dari seluruh rumah tangga dan

perusahaan dalam sebuah perekonomian. Menurut pandangan
ekonomi klasik, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar. Karenanya
jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat
pendapatan. Jika tingkat pendapatan meningkat, permintaan uang
meningkat, begitu juga sebaliknya. Jumlah uang yang dipegang
oleh masyarakat bukanlah semata-mata nilai nominalnya, tetapi
juga daya belinya, yaitu nilai nominal dibandingkan dengan tingkat
harga (real money balances). Karena uang hanya berfungsi sebagai
alat tukar, maka uang bersifat netral (money neutrality), dalam arti
uang hanya memengaruhi tingkat harga.
1.

Teori Keynes
Coba kamu tanyakan pada dirimu sendiri apa tujuan dan alasan
kamu ingin memegang (meminta) uang tunai. Alasan utamanya
ialah untuk membeli barang-barang kebutuhan. Mungkin juga
diperlukan

untuk


disimpan

sabagai

cadangan

apabila

ada

kebutuhan yang mendadak, seperti obat atau pun memberi
sumbangan.

Menurut

Keynes,

alasan-alasan

tersebut


sebagai

tujuan dan motif seseorang dalam memegang uang tunai. Keynes
merumuskan tiga motif, yaitu transaksi (transaction motive), motif
berjaga-jaga

(precautionary

motive),

dan

motif

spekulasi

(speculative motive).
Alasan di atas yang untuk membeli barang-barang kebutuhan
ialah alasan yang disebut motif transaksi (transaction motive)

karena uang sebagai alat tukar dalam transaksi jual beli. Oleh
karena itu, besar kecilnya motif ini tergantung pada volume
transaksi yang dilakukan (Q) dan tingkat harga umum (P). Keynes
menganggap bahwa volume transaksi erat hubunganya dengan
jumlah barang dan jasa yang di produksi. Hubungan ini dirumuskan
kedalam persamaan berikut:

4|Kelompok1

M4 = k.P.Q
Selain itu Keynes juga mengatakan bahwa motif transaksi
tergantung pada tingkat pendapatan seseorang. Semakin tinggi
tingkat pendapatan (Y), semakin besar keinginan memegang uang
tunai untuk bertransaksi (LT). sebaliknya jika, motif transaksi rendah
apabila pendapatan juga rendah.
Lalu dengan motif berjaga-jaga (precautionary motive). Menurut
Keynes, motif berjaga-jaga merupakan tindakan seseorang yang
menyimpan sebagian dari pendapatannya dalam bentuk uang tunai
untuk kebutuhan atau pengeluaran yang tidak terduga. Menurut
Lipsey, motif berjaga-jaga timbul karena rumah tangga dan

perusahaan

tidak

tidak

tahu

pasti

seberapa

jauh

tingkat

keselarasan pembayaran dan penerimaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa baik permintaan untuk
motif transaksi maupun untuk berjaga-jaga merupakan fungsi
positif dari pendapatan, yaitu bahwa jumlahnya tergantung kepada

tingkat pendapatan masyarakat, yang secara singkat masingmasing dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut.
M1= Mt + Mp = f (Y)
Keterangan :
M1 = permintaan uang yang dilandasi motif transaksi dan berjagajaga.
Mt = permintaan uang dengan motif transaksi
Mp = permintaan uang dengan motif berjaga-jaga
F (Y) = fungsi pendapatan
 Persamaan tersebut dapat digambarkan dalam Kurva 1.

5|Kelompok1

Kurva 1. Permintaan Uang dengan Motif Transaksi dan
Berjaga-jaga.

Motif spekulasi (speculative motive) atas permintaan uang,
inilah yang membedakan Teori Keynes dan Teori Klasik. Menurut
Keynes, seseorang dapat memilih untuk memegang uang tunai
atau obligasi yang memberikan penghasilan berupa sejumlah uang
tertentu yang disebut bunga pada setiap periode. Menurut Keynes,
tingkat

bunga

merupakan

harga

yang

harus

dibayar

untuk

penggunaan uang yang selanjutnya disebut harga uang. Hubungan
antara tingkat bunga dan permintaan uang untuk spekulasi adalah
semakin tinggi tingkat bunga dimasa mendatang, semakin rendah
permintaan uang untuk spekulasi. Karena naiknya tingkat bunga
akan menurunkan harga obligasi sehingga seseorang akan menjual
obligasinya dan memegang uang tunai untuk menghindari kerugian
akibat turunnya harga obligasi.
Motif spekulasi diformulasikan dalam rumus M2 = f(i), seperti
terlihat dalam Kurva 2.

6|Kelompok1

Kurva 2. Permintaan Uang dengan Motif
Spekulasi.

2.

Teori Kuantitas
Teori Kuantitas dipelopori oleh Irving Fisher, Alfred Marshall, dan
Milton Friedman. Inilah teori yang mereka cetuskan tentang
permintaan uang.
1) Teori Irving Fisher
Teori ini mendasarkan pada sebuah falsafah, yaitu ekonomi
akan selalu berada dalam keadaan penggunaan tenaga kerja penuh
(full employment). Irving Fisher merumuskan teorinya dalam
persamaan beikut:

M.V = P.T
Keterangan:
 M : jumlah uang beredar
 V : tingkat perputaran uang (velocity), yaitu berapa kali suatu
mata uang pindah tangan (misalnya untuk transaksi) dari satu
orang kepada orang lain dalam suatu periode tertentu
 P : harga barang
 T : volume barang dalam transaksi
Menurut teori Kuantitas, perubahan uang beredar (M) akan
mengakibatkan perubahan harga (P) secara proposional. Artinya
naiknya jumlah uang sebanyak dua kali akan menaikkan harga dua

7|Kelompok1

kali juga. Pandangan tersebut didasarkan pada anggapan (asumsi)
berikut:
a) Persamaan MV = PT menganggap unsur (T) tetap karena selalu
berada dalam keadaan full employment .
b) Velocity (V) juga dianggap tetap. Velocity hanya akan berubah
kalau terjadi perubahan kebiasaan masyarakat dalam melakukan
pembayaran
Implikasi dari kedua anggapan ini ialah jumlah uang beredar
(M)

hanyalah

mempengaruhi

harga

(P)

dan

pengaruhnya

proposional. Uang tidak dapat mempengaruhi ouput riil (Y). Ouput
riil ini hanya akan berubah kalau terjadi perubahan dalam jumlah
dan kuantitas dari factor-faktor produksi (investasi).
2) Teori Cambridge atau Marshall Equation
Alfred

Marshall

persamaan

Irving

dari

Universitas

Fisher

dengan

Cambridge

sedikit

memandang

berbeda.

Dia

tidak

menekankan pada pertukaran uang (velocity) dalam suatu periode,
tetapi pada bagian dari pendapatan (GNP) yang diwujudkan dalam
bentuk uang kas. Teori Marshall dirumuskan dalam persamaan
berikut:
M = k.P.O
O adalah ouput riil dan k merupakan bagian dari GNP yang
diwujudkan dalam bentuk uang kas.
sehingga persamaan berubah menjadi:
M.V = P.O = Y
Setelah persamaan itu semua disubtitusi, rumus Teori Marshall
menjadi:
M = k.Y
Secara sitematis, rumusan Marshall ini sama dengan rumusan
Irving Fisher. Namun penerapannya berbeda. Marshall memandang
bahwa seseorang selalu menginginkan bagian (proporsi) tertentu
dari pendapatan (Y) dipegang dalam bentuk uang kas yang
dinyatakan dengan k. Jadi k.Y merupakan keinginan seseorang akan
uang kas (M).

8|Kelompok1

3) Teori Modal (Capital Theory) Milton Friedman
Menurt Milton Friedman, uang merupakan salah satu bentuk
kekayaan seperti

halnya

bentuk-bentuk

kekayaan yang

lain,

misalanya surat berharga, tanah, dan keahlian. Bagi seorang
pengusaha, uang merupakan barang yang produktif. Apabila uang
tersebut

dikombinasikan

dengan

faktor

produksi

yang

lain,

pengusaha dapat menghasilkan barang. Dengan demikian, teori
permintaan uang dapat pula dipandang sebagai teori tentang
modal (Capital Theory).
Friedman memberikan defnisi kekayaan meliputi segala
sesuatu yang merupakan sumber pendapatan. Salah satu sumber
pendapatan ini berasal dari diri manusia itu sendiri, yaitu keahlian
(skill). Milton Friedman ternyata membagi kekayaan dengan lima
kategori, yaitu uang, kas obligasi, saham, kekayaan yang berbentuk
fsik, dan kekayaan yang berbentuk manusia atau keahlian (skill).
Dipandang

dari

seorang

pemilik

kekayaan

(bukan

pengusaha), teori permintaan uang dapat disamakan dengan teori
permintaan akan barang konsumsi, jadi permintaan terhadap uang
kas tergantung pada tiga faktor utama, yaitu:
1. Jumlah total kekayaan
2. Harga dan pendapatan dari berbagai alternative bentuk kekayaan
3. Selera dan kesukaan dari pemilik kekayaan
3.

Teori Portofolio
Teori permintaan uang yang menekankan peran uang sebagai
penyimpan nilai disebut teori portofolio (portfolio theories).
Menurut teori ini, orang-orang yag memegang uang sebagai
portofolio asset mereka. Uang memberikan kombinasi resiko dan
hasil berbeda dibanding aset lain. Biasanya, uang memberikan hasil
(nominal) yang aman, sedangkan harga saham obligasi bias naik
atau turun. Jadi, beberapa ekonom menyarankan rumah tangga
untuk memegang uang sebagai bagian dari portofolio optimal
mereka.
Teori

portofolio

memprediksi

bahwa

permintaan

uang

seharusnya bergantung pada resiko dan hasil yang diberikan oleh
uang dan oleh berbagai asset selain uang. Selain itu, permintaan
9|Kelompok1

uang

seharusnya

bergantung

pada

kekayaan

total,

karena

kekayaan mengukur besarnya portofolio yang dialokasikan di
antara uang dan asset alternatife.
Apakah

teori

potofolio

bermanfaat

untuk

mempelajari

permintaan uang? Jawabannya tergantung pada ukuran uang
manakah yang kita gunakan. Ukuran uang yang paling sempit,
seperti M1, hanya mencakup mata uang dan deposit dalam
rekening cek. Bentuk uang ini menerima tingkat bunga nol atau
sangat rendah. Para ekonom mengatakan uang (M1) adalah aset
yang didominasi (dominated asets) artinya sebagai penyimpan
nilai, uang eksis sepanjang asset-aset lain dalam kondisi lebih baik.
Jadi, tidak optimal bagi orang-orang untuk memegang uang sebagai
bagian dari portofolio mereka, dan teori portofolio tidak dapat
mejelaskan permintaan terhadap bentuk uang yang didominasi ini.
4.

Teori transaksi dari permintaan uang
Teori permintaan uang yang menekankan peran uang sebagai
media pertukaran disebut teori transaksi (transaction theories).
Teori ini menyatakan bahwa uang adalah aset yang didominasi dan
menekankan bahwa orang memegang uang, tidak seperti aset-aset
lainnya,

untuk

melakukan

pembelian.

Teori

ini

menjelaskan

mengapa orang memegang ukuran uang yang sempit, seperti mata
uang dan rekening cek, sebagai lawan dari memegang aset yang
mendominasinya, seperti rekening tabungan atau treasury bills.
Teori transaksi dari permintaan uang bermacam-macam,
bergantung

pada

bagaimana

orang

memodelkan

proses

menghasilkan uang dan melakukan transaksi. Seluruh teori ini
mengasumsikan bahwa uang mempunyai biaya dan menerima
tingkat pengembalian yang rendah dan manfaat yang membuat
transaksi lebih aman. Orang-orang memutuskan berapa banyak
uang yang akan dipegang dengan men-trade-off-kan biaya dan
manfaat itu.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang

10 | K e l o m p o k 1

Anda telah memahami motif-motif permintaan uang, lantas
apa saja yang memengaruhi permintaan uang tersebut? Ya, dua
faktor

utama

yang

memengaruhi

permintaan

uang

adalah

pendapatan dan tingkat bunga. Selain itu, permintaan uang
dipengaruhi oleh:
a.

Selera Masyarakat
Selera masyarakat akan memengaruhi permintaan uang. Misalnya,
peningkatan selera masyarakat terhadap barang-barang impor
yang mahal akan meningkatkan permintaan terhadap uang kas
untuk tujuan transaksi.

b. Kekayaan dari Masyarakat
Apabila

suatu

masyarakat

semakin

kaya,

maka

permintaan

terhadap uang cenderung meningkat. Namun, tidak selalu bahwa
kenaikan kekayaan yang cukup besar akan secara otomatis
meningkatkan permintaan uang kas. Mungkin, ada sebagian yang
diwujudkan dalam bentuk tabungan atau surat berharga jangka
pendek.
c. Tersedianya Fasilitas Kredit
Dengan makin banyak serta mudahnya fasilitas kredit seperti kartu
kredit dan pembayaran angsuran maka permintaan uang kas
semakin kecil.
d. Kepastian tentang Pendapatan yang Diharapkan
Apabila masyarakat memiliki kepastian tentang pendapatan yang
diharapkan di masa mendatang maka permintaan uang cenderung
turun.

Sebaliknya,

pendapatan

yang

apabila

masyarakat

diharapkan

tidak

kemungkinan

yakin
tidak

bahwa
menjadi

kenyataan maka permintaan uang kas cenderung naik.
e. Harapan tentang Harga
Apabila masyarakat menganggap bahwa di kemudian hari hargaharga barang dan jasa akan turun mereka akan cenderung
menahan uang kas dan menunda pembelian barang. Sebaliknya,
apabila diperkirakan harga akan naik, permintaan uang oleh
masyarakat cenderung turun.
f.

Sistem/Cara Pembayaran yang Berlaku

11 | K e l o m p o k 1

Cara pembayaran ini berhubungan erat dengan sistem atau proses
produksi barang. Apabila proses produksi mulai dari bahan mentah
sampai barang jadi dan distribusinya dilakukan oleh beberapa
perusahaan berbeda dengan pembayaran kontan maka permintaan
uang kas semakin besar.

12 | K e l o m p o k 1

B. JUMLAH UANG YANG BEREDAR
Unsur-Unsur Uang Beredar di Indonesia :

No

Unsur Uang

1

Jenis Uang

Uang primer (uang inti):
a. Uang kartal

M0 = uang kartal + cadangan bank

b. Cadangan bank
2

Uang dasar (base money),

Uang sekunder:
Uang Giral ( demand deposit)

Uang beredar dalam arti sempit
(narrow
money), M1 = uang dasar + uang
giral

3

Uang Kuasi:
a. Deposito berjangka (time
deposit)
b. Tabungan (saving deposit)

4.

Uang
kuasi
keuangan

Uang beredar dalam arti luas
(broad
money), M2 = narrow money +
uang kuasi

lembaga

bukan bank
a. Deposito berjangka (time

Uang beredar dalam arti sangat
luas,
M3 = broad money + Uang kuasi
lembaga

deposit)

keuangan bukan bank

b. Tabungan (saving deposit)

Jumlah uang beredar (money supply) adalah jumlah uang
yang beredar dalam sebuah perekonomian. Pengertian jumlah uang
beredar dapat dilihat secara sempit dan luas. Secara sempit uang
beredar terdiri dari uang kartal dan deposito yang dapat digunakan
sebagai alat tukar. Jumlah uang beredar dalam artian sempit ini
disebut

dengan

M1. Pengertian

uang

beredar

secara

luas

dinamakan M2 dan M3 adalah M1 ditambah tabungan dan
simpanan berjangka lain yang jangkanya lebih pendek termasuk
rekening pasar uang dari pinjaman semalam antar bank (bank
overweight). Sedangkan yang dimaksud dengan M3 adalah M2

13 | K e l o m p o k 1

ditambah

komponen-komponen

lainnya

terutama

sertiftikat

deposito. Uang beredar dalam artian luas disebut juga dengan uang
kuasi (quasy money).
Di dalam konteks perekonomian negara maju seperti USA,
China, dll defnisi jumlah uang yang beredar memiliki perbedaan
dengan defnisi dalam konteks perekonomian negara yang sedang
berkembang seperti Indonesia. Namun setidak-tidaknya

ada dua

defnisi jumlah beredar yang banyak dipakai, baik di negara maju
maupun NSB. Kedua defnisi tersebut di susun berdasarkan dua
pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan Transaksional (Transactional Approach)
Pendekatan transaksional memandang jumlah uang beredar
yang dihitung adalah jumlah uang yang di butuhkan untuk
keperluan

transaksi.

Di

dalam

praktik,

pendekatan

tersebut

digunakan untuk menghitung jumlah uang yang beredar dalam arti
sempit yaitu M1. Di Indonesia yang tercakup dalam M1 adalah uang
kartal dan uang giral.
b. Pendekatan Likuiditas (Liquidity Approach)
Pendekatan likuiditas mendefnisikan jumlah uang beredar
adalah jumlah uang untuk keperluan kebutuhan transaksi di
tambah uang kuasi. Pertimbangannya adalah sekalipun uang kuasi
merupakan asset fnancial yang kurang likuid dibanding uang
kertas, uang logam dan rekening giro, tetapi sangat mudah di ubah
menjadi uang yang dapat di gunakan untuk kebutuhan transaksi.
Dalam praktek, pendekatan ini digunakan untuk menghitung
jumlah uang beredar dalam arti luas (broad Money), yaitu M2 yang
terdiri atas M1 ditambah uang kuasi. Uang kuasi terdiri atas
simpanan berjangka dan tabungan penduduk pada bank umum.
Dari penjelasan diatas mari kita kenali uang beredar melalui artinya
secara sempit, luas, dan melalui uang inti.
1. Jumlah

Uang

Beredar

Dalam

Arti

Sempit/

Narrow

money (M1)

14 | K e l o m p o k 1

Telah dikatakan bahwa M1 terdiri atas uang kartal dan uang
giral. Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam. Uang
kertas dan uang logam yang dihitung sebagai uang kartal adalah
yang secara hukum ditetapkan masih berlaku, namun berada di
KPKN ( Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara ) juga yang ada
pada bank umum, tidak dihitung sebagai jumlah uang beredar.

a.

Uang Kartal
Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam yang

memiliki nilai nominal. Uang kertas dan uang logam digunakan
untuk transaksi sehari-hari. Umumnya uang kartal di gunakan untuk
transaksi yang nilai nya tidak terlalu besar. Jika nilai transaksinya
besar, misalnya mencapai ratusan juta rupiah atau lebih, umumnya
pihak-pihak

yang

bertransaksi

lebih

menyukai

penggunaan

rekening giro.
Uang beredar secara sempit (M1) adalah seluruh uang kartal
(K) dan uang giral (G) yang tersedia digunakan masyarakat. Uang
beredar ini dikenal dengan Istilah narrow money dan dituliskan
dalam persamaan berikut:

M1 = K + G
Uang Kertas
Sampai saat ini, nilai nominal pecahan uang kertas rupiah yang
berlaku di Indonesia adalah Rp1.000,00; Rp2.000,00; Rp 5.000,00;
Rp10.000,00; Rp20.000,00; Rp50.000,00; dan Rp100.000,00; tujuan
penyediaan uang kertas adalah untuk memenuhi kebutuhan
transaksi sehari-hari.
Uang Logam

15 | K e l o m p o k 1

Fungsi uang logam adalah sama dengan uang kertas, tetapi nilai
nominal pecahan uang logam pada umumnya lebih kecil bahkan
jauh lebih kecil dibandingkan uang kertas
b.

Uang Giral
Uang Giral terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan

berjangka, dan tabungan dalam rupiah yang sudah jatuh tempo,
yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam rupiah
pada system moneter. Dari defnisi itu dapat dikatakan simpanan
dalam bentuk mata uang rupiah dan mata uang asing merupakan
komponen yang perlu di perhatikan.

2. Jumlah Uang Beredar Dalam Arti Luas/ Broad Money
(M2)
Jumlah uang beredar dalam arti luas M2 adalah M1 ditambah
dengan uang kuasi, yang di Indonesia adalah deposito berjangka.
Defnisi yang agak luas adalah M2 merupakan penjumlahan dari M1
dengan deposito berjangka (time defosit) dan tabungan (saving
deposit).

Pengertian uang beredar secara luas mencakup uang

kartal, uang giral, serta deposito dan tabungan masyarakat dibank.
Deposito berjangja dan tabungan disebut dengan Istilah quasi
money atau near money, yaitu sesuatu yang mendekati ciri dari
uang.

Secara

sistematis

pengertian

uang

beredar

dapat

disederhanakan menjadi persamaan berikut:
M2 = K + G + Uang Kuasi atau M2 = M1 + Uang Kuasi
Mengapa deposito berjangka dan tabungan termasuk uang
beredar? Karena kedua simpanan ini mudah diubah menjadi uang
tunai sebagai alat tukar dan pembayaran. Caranya

dengan

mencairkan deposito berjangka dan tabungan menjadi uang tunai

16 | K e l o m p o k 1

seuai

kebutuhan.

Berubahnya

simpanan menjadi

uang

tunai

menyebabkan jumlah uang beredar bertambah.

3. Uang Inti (reserve money)
Uang Inti atau reserve money merupakan inti dari penciptaan
uang kartal dan uang giral. Jadi, tanpa uang inti maka tidak akan
ada uang kartal maupun uang giral. Lalu, bagaimana cara
menetukan

uang

inti

dalam

masyarakat?

Uang

inti

dapat

didefnisikan sebagai berikut:
a)

Saldo rekening koran (giro) milik bank-bank umum atau

masyarakat pada Bank Indonesia (R),
b) Uang tunai yang dipegang bank-bank umum dan masyarakat
(K).
Divinisi ini kita dapat sederhanakan kedalam persamaan berikut:

H=K+R
Faktor-faktor yang mempengaruhi Jumlah Uang Beredar
Seperti

telah

disinggung

sebelumnya

bahwa

dasar

terciptanya uang beredar adalah karena adanya uang inti atau
uang primer. Dengan demikian, besarnya uang beredar ini sangat
dipengaruhi oleh besarnya uang inti yang tersedia. Sedangkan
besarnya uang inti ini dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu:
(Boediono, 1993, hal:97)
1.

Keadaan neraca pembayaran (surplus atau defsit))
Apabila neraca pembayaran mengalami surplus, berarti ada devisa
yang masuk ke dalam negara, hal ini berarti ada penambahan
jumlah uang beredar. Demikian pula sebaliknya, jika neraca
pembayaran mengalami defsit, berarti ada pengurangan terhadap
devisa negara. Hal ini berari ada pengurangan terhadap jumlah
uang beredar.

2.

Keadaan APBN (surplus atau defsit))
Apabila

pemerintah

mengalami

defsit

dalam

APBN,

maka

pemerintah dapat mencetak uang baru. Hal ini berarti ada
penambahan dalam jumlah uang beredar. Demikian sebaliknya, jika

17 | K e l o m p o k 1

APBN negara mengalami surplus, maka sebagian uang beredar
masuk ke dalam kas negara. Sehingga jumlah uang beredar
semakin kecil.
3.

Perubahan kredit langsung Bank Indonesia)
Sebagai penguasa moneter, Bank Indonesia tidak saja dapat
memberikan kredit kepada bank-bank umum, tetapi BI juga dapat
memberikan kredit langsung kepada lembaga-lembaga pemerintah
yang lain seperti Pertamina, dan badan usaha milik negara (BUMN)
lainnya. Perubahan besarnya kredit langsung ini akan berpengaruh
terhadap besar kecilnya jumlah uang beredar.

4.

Perubahan kredit likuiditas Bank Indonesia.
Sebagai banker’s bank, BI dapat memberikan kredit likuiditas
kepada bank-bank umum. Sebagai contoh, ketika terjadi krisis
ekonomi sejak tahun 1997 lalu, BI memberikan kredit likuiditas
dalam rangka mengatasi krisis likuiditas bank-bank umum, yang
jumlahnya mencapai ratusan trilyun rupiah. Hal ini berdampak pada
melonjaknya jumlah uang beredar.
Di samping itu, adanya pinjaman luar negeri, kebijakan tarif pajak,
juga dapat mempengaruhi besar kecilnya jumlah uang beredar.

Hubungan jumlah uang beredar dengan laju infasi
Uang bukan saja mempengaruhi lalu lintas pertukaran, tetapi sering
pula mengganggu. Perputaran uang yang tidak sehat menimbulkan
pengaruh yang dapat merusak kakulasi-kalkulasi ekonomis. Cara
uang berpengaruh atas setor barang yang dinyatakan dengan teori
kuantitas. Teori tersebut pertama-tama menggunakan asumsi
bahwa jumlah uang omset total berupa uang sama dengan jumlah
omset barang – barang total. Hal tersebut adalah logis, karena pada
setiap transaksi nilai uang dan nilai barang- barang yang ditukarkan
satu sama lain per satu sama lain.

MV = PT
Dimana,
M = Jumlah Uang

18 | K e l o m p o k 1

V = Kecepatan Peredaran Uang
P = Tingkat Harga
T = Jumlah Barang-barang yang tersedia.
MV = Jumlah uang efektif, maksudnya jumlah uang yang benarbenar beredar
Sehingga rumus menjadi:

MV + M’V’ =
Dimana,
M’ = Uang Giral
V’ = Kecepatan beredar uang giral
Andaikata uang tidak mempengaruhi sektor barang maka
uang tersebut dinamakan netral maka terjadilah yang dinamakan
keseimbangan moneter. Keadaan keseimbangan moneter demikian
dicapai pada MV yang tidak berubah. Dan apabila kecepatan uang
beredar yang sangat cepat (V) dan Jumlah uang yang beredar
sangat

besar

maka

berdasarkan

persamaan

diatas

akan

menigkatkan pula permintaan masyarakat akan barang-barang,
sehingga secara tidak langsung harga barang tersebut meningkat.
Sehingga timbul apa yang dinamakan infasi. Mengingat persamaan
diatas adalah berbanding lurus satu sama lain. Di samping itu
menurut pendapat teori moneter, bahwa jumlah uang ingin
dipegang berkaitan erat dengan tingkat pendapatan mereka. Jadi
apabila suplai uang bertambah lebih cepat dibandingkan dengan
pendapatan,

maka

(pendapatan)

yang

orang
“tidak

akan

diingikan”

membelanjakan
itu.

Hal

tersebut

bagian
akan

mengakibatkan infasi. (Winardi, 1995 : 334)

19 | K e l o m p o k 1

C. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MEMPENGARUHI
JUMLAH UANG BEREDAR
Tabel Uang Beredar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Trilliun Rp)

Secara garis besar terdapat dua jenis kebijakan yang dilakukan
pemerintah (Bank Indonesia dan Departemen Keuangan) dalam
mengendalikan jumlah uang beredar, yaitu:

Kebijakan Moneter ( Monetary Policy )
Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dikeluarkan
oleh Pemerintah untuk mempengaruhi kegiatan perekonomian

20 | K e l o m p o k 1

melalui manajemen jumlah uang beredar,

kebijakan moneter

dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.

Kebijakan moneter kuantitatif / Quantitative Control Policy , yang
meliputi:

a.

Poltik Pasar Terbuka ( Open Market Operation )
BI mengendalikan jumlah uang beredar dengan cara jual beli
surat-surat berharga. BI mempunyai instrumen yaitu Sertifkat Bank
Indonesia (SBI). Apabila jumlah uang beredar dalam masyarakat
terlalu besar, maka BI dapat menjual SBI kepada masyarakat (bankbank umum). Apabila bank umum membeli SBI artinya ada uang
yang tersedot ke pemerintah (BI), yang berarti jumlah uang beredar
berkurang.

b.

Politik Diskonto dan bunga pinjaman ( Rediscount Rate Policy )
BI dapat membeli surat-surat berharga bank-bank umum
yang tingkat likuiditasnya tinggi, dengan tingkat diskonto yang
telah ditetapkan oleh BI. BI juga bisa memberikan pinjaman kepada
bank-bank umum, yang artinya terjadi penambahan jumlah uang
beredar. BI dapat juga menaikkan bunga pinjaman kepada bankbank

umum,

maka

bank

umum

akan

mengurangi

jumlah

pinjamannya dari bank Indonesia.
c.

Politik merubah cadangan minimal bank-bank umum pada BI
( Reserves Requirement Policy )
Setiap bank umum wajib mempunyai cadangan di BI dan
jumlahnya

ditetapkan

oleh

BI.

Istilahnya

adalah

reserve

requirement. Apabila Bank Indonesia menaikkan tingkat cadangan
minimal bank-bank umum, katakanlah dari 10% menjadi 15%, maka
hal ini akan mengurangi jumlah uang beredar, karena semakin
besarnya modal bank-bank umum yang harus disimpan di BI.

2.

Kebijakan moneter kualitatif / Qualitative Control Policy , yang
meliputi:

a.

Perbedaan antara nilai pasar obligasi dengan nilai hutang
maksimumnya (Margin Requirements)

21 | K e l o m p o k 1

Dengan kebijaksanaan ini dimaksudkan agar masyarakat
tidak tertarik pada obligasi pemerintah, sehingga diharapkan
masyarakat mau membeli/menjual obligasi tersebut.

b.

Pembujukan moral ( Direct Actions )
Bank
pimpinan

sentral

mengadakan

bank-bank

umum

pertemuan

untuk

langsung

meminta

dengan

langkah-langkah

tertentu dalam rangka membantu kebijaksanaan-kebijaksanaan
yang diambil oleh pemerintah. Melalui pembujukan moral ini, bank
sentral dapat meminta bank-bank umum untuk menambah atau
mengurangi pinjaman di semua sektor atau hanya di sektor-sektor
tertentu saja. Ataupun

membuat perubahan - perubahan tingkat

bunga yang mereka tetapkan.

Kebijakan Fiskal ( Fiscal Policy )
Kebijakan ini juga dapat mempengaruhi jumlah uang
beredar, yaitu melalui pajak ( tax ). Apabila pemerintah, dalam hal
ini Departemen Keuangan, memperluas objek pajak, berarti akan
lebih banyak uang yang tersedot ke pemerintah. Dalam hal ini
berarti jumlah uang beredar menjadi berkurang. Demikian pula
misalnya ketika pemerintah menaikkan pajak kendaraan bermotor
pada tahun 1999 sebesar kurang lebih 100%, hal ini berarti terjadi
penyerapan

(absorbsi)

uang

yang

beredar.

22 | K e l o m p o k 1

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Tidak ada subjek lain di bidang ekonomi telah dipelajari lagi
atau lebih intensif daripada masalah uang. Teori permintaan uang
sebenarnya dapat dijelaskan dengan menggunakan teori tentang
alokasi uang sumber-sumber ekonomi sifatnya terbatas. Pada
prinsipnya, dengan sumber ekonomi yang terbatas, manusia
haruslah memilih alokaasi yang memberikan kepuasan sebesarbesarnya (prinsip ekonomi). Apa bila mereka ingin memperbanyak
konsumsinya

misanya,

maka

jumlah

kekayaan

(yang

terdiri

pendapatan dan kekayaan lainnya) akan semakin kecil.
Hasilnya adalah jumlah uang beredar sangat berpengaruh besar
pada perekonomian dan peningkatan jumlah uang beredar dalam
jangka

panjang

atau

jangka

pendek

sangat

mepengaruhi

perekonomian secara langsung dan kebijakan moneter pemerintah
yang dapat menstabilkan jumlah uang beredar untuk menjaga
perekonomian agar tetap berjalan baik.

B. SARAN
Adapun saran-saran yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. BI harus dapat memperhatikan perkembangan nilai tukar,
karena perubahan nilai tukar dapat menyerap hampir Rp 1
milyar. BI harus dapat memperkirakan kapan BI mengintervensi
nilai tukar, untuk mencegah agar kemerosotan rupiah tidak
terlalu parah. BI juga harus membatasi perdagangan rupiah
untuk spekulasi
2.

BI harus memperhatikan kondisi sektor riil dengan seksama
terlebih dahulu sebelum menetapkan Giro Wajib Minimum
(GWM).

23 | K e l o m p o k 1

3. Bank

Sentral

harus

lebih

optimal

lagi

dalam

melakukan

monitoring dan intervensi terhadap pengendalian tingkat suku
bunga.

DAFTAR PUSTAKA

http://widi007.blogspot.com/2013/02/makalah-jumlah-uang-beredar.html ,
Di akses pada 18 April 2015.
http://m4hasiswakupu2.blogspot.com/2013/06/jumlah-uang-yangberedar.html, , Di akses pada 18 April 2015.
http://peaunsri.blogspot.com/2014/03/permintaan-dan-penawaranuang.html, Di akses pada 18 April 2015.
http://thawonk.blogspot.com/2014/11/makalah-teori-penawaran-uangkelompok-3.html, , Di akses pada 18 April 2015.
http://bangseko.blogspot.com/2014/11/permintaan-uang-dan-penawaranuang.html, , Di akses pada 18 April 2015.
http://ahmadalsana.blogspot.com/2014/01/teori-permintaan-danpenawaran-uang.html, , Di akses pada 18 April 2015.
http://agustalo.blogspot.com/2012/04/permintaan-dan-penawaranuang.html, Di akses pada 18 April 2015.
http://skoleksi.blogspot.com/2013/05/penawaran-uang-jumlah-uangberedar.html, Di akses pada 18 April 2015.

https://avychapy.wordpress.com/about/materi-e-mon/teori-jumlah-uangberedar/, Di akses pada 18 April 2015.
http://riyandari.blogspot.com/2010/05/jumlah-uang-beredar-yangdimaksud.html, Di akses pada 18 April 2015.

http://pducomunity.blogspot.com/2011/05/ekonomimoneter-permintaan-terhadap.html, Di akses pada 19 April
2015.
https://www.bi.go.id/id/publikasi/perkembangan/pages/M2februari-2015.aspx, Di akses pada 20 April 2015.

24 | K e l o m p o k 1