Skala Waktu Geologi Skala Waktu Geologi

Skala Waktu Geologi

Nama: Dedy Yulianto
NPM : 1315051012
SKALA WAKTU GEOLOGI

Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan
untuk menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi
sepanjang sejarah Bumi, dimana bumi diperkirakan telah berumur
sekitar 4.570 juta tahun. Waktu geologi bumi disusun menjadi beberapa
unit menurut peristiwa yang terjadi pada tiap periode.
Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan untuk
menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah
Bumi. Tabel periode geologi yang ditampilkan di halaman ini disesuaikan dengan
waktu dan tatanama yang diusulkan oleh International Commission on
Stratigraphy dan menggunakan standar kode warna dari United States
Geological Survey.

Bukti-bukti dari penanggalan radiometri menunjukkan bahwa bumi berumur
sekitar 4.570 juta tahun. Waktu geologi bumi disusun menjadi beberapa unit
menurut peristiwa yang terjadi pada tiap periode. Masing-masing zaman pada

skala waktu biasanya ditandai dengan peristiwa besar geologi atau paleontologi,
seperti kepunahan massal. Sebagai contoh, batas antara zaman Kapur dan
Paleogen didefinisikan dengan peristiwa kepunahan dinosaurus dan baerbagai
spesies laut. Periode yang lebih tua, yang tak memiliki peninggalan fosil yang
dapat diandalkan perkiraan usianya, didefinisikan dengan umur absolut.

Rentang waktu
Rentang waktu kedua dan ketiga masing-masing merupakan subbagian dari garis

waktu sebelumnya yang ditandai dengan atau tanda bintang (asterisk). Holosen,
(kala terakhir) terlalu kecil untuk dapat terlihat jelas pada garis waktu ini.

Peristilahan
Dalam bahasa Inggris, berturut-turut skala waktu geologi dari yang terbesar
adalah eon, era, period, epoch, dan stage. Dalam bahasa Indonesia, eon kadang
diterjemahkan menjadi masa, period diterjemahkan menjadi periode atau
zaman, sedangkan epoch diterjemahkan menjadi kala.
Waktu geologi
Uraian berikut memberikan ringkasan peristiwa-peristiwa utama dan
karakteristik pada periode waktu yang membentuk skala waktu geologi. Seperti

diagram di atas, skala waktu ini didasarkan pada International Commission on
Stratigraphy. Tinggi tiap baris tidak menggambarkan rentang waktu tiap subdivisi
waktu.
Waktu Geologi terbagi menjadi 2 EON (Fanerozoikum dan Prakambrium) yang
masing-masing terbagi menjadi beberapa Era yaitu : Kenozoikum, Mesozaikum,
dan Paleozaikum ( Eon Fanerozoikum) serta era Neoproterozaikum,
Mesoproterozaikum, Paleoproterozaikum, Neoarkean, Mesoarkean, Paleoarkean,
dan era Eoarkean (Eon Prakambrium). Rincian dengan dengan peristiwa yang
terjadi dan periode waktu dapat dilihat pada uraian berikut.
1. EON : FANEROZOIKUM
1.1. ERA : KENOZOIKUM
1.1.1. PERIODE : NEOGEN
1.1.1.1. KALA/SERI : HOLOSEN (0,011430 ± 0,00013)
Peristiwa Utama : Akhir glasiasi dan kebangkitan peradaban manusia.
1.1.1.2. KALA/SERI :PLEISTOSEN (1,806 ± 0,005)

Peristiwa Utama : Berkembangnya dan selanjutnya punahnya banyak mamalia
besar (megafauna Pleistosen). Evolusi manusia modern secara anatomis. Awal
Zaman Es terkini.
1.1.1.3. KALA/SERI :PLIOSEN (5,332 ± 0,005)

Peristiwa Utama : Iklim dingin dan kering. Australopitheca; banyak mamalia dan
moluska yang saat ini ada mulai muncul. Homo habilis muncul.
1.1.1.4. KALA/SERI : MIOSEN (23.03 ± 0,05)
Peristiwa : Iklim moderat; Orogeny di belahan utara. Mamalia dan familia burung
modern dikenali. Berbagai kuda dan mastodon berkembang. Rumput tumbuh di
mana-mana. Kera pertama muncul.
1.1.2. PERIODE : PALEOGEN
1.1.1.1. KALA/SERI : OLIGOSEN (33,9 ± 0,1)
Peristiwa Utama : Iklim hangat; Evolusi dan diversifikasi pada fauna pesat,
terutama mamalia. Evolusi dan penyebaran utama berbagai jenis tumbuhan
berbunga modern.
1.1.1.2. KALA/SERI : EOSEN (55,8 ± 0,2)
Peristiwa Utama : Mamalia kuno (mis. Creodont, Condylarth, Uintatheriidae, dll)
berkembang. Munculnya beberapa keluarga mamalia "modern". Paus primitif
terdiversifikasi. Rumput pertama. Ice cap berkembang di Antarktika. (megafauna
Pleistosen). Evolusi manusia modern secara anatomis. Awal Zaman Es terkini.
1.1.1.3. KALA/SERI :PALEOSEN (65,5 ± 0,3)
Peristiwa Utama : Iklim tropis. Tumbuhan modern muncul; Mamalia terdiversikasi
menjadi beberapa garis keturunan primitif menyusul kepunahan dinosaurus.
Mamalia besar pertama (sampai seukuran beruang atau kuda nil kecil).

1.2. ERA : MESOZOIKUM
1.2.1 & 2. PERIODE : 1. KAPUR 2. JURA
1.2.1 & 2. 1. KALA/SERI : atas/akhir (99,8 ± 0,9); Bawah/Awal
(145,5 ± 4,0); Atas/Akhir (161, ± 4 ); Tengah
(175,6, ± 2,0 ); Bawah/awal (199,6, ± 0,6 )
Peristiwa Utama : Tumbuhan berbunga berkembang, bersama dengan jenis-jenis
baru insekta. Ikan bertulang sejati (Teleostei) modern mulai bermunculan.
Ammonita, Belemnoidea, Bivalvia rudist, Echinoidea dan Porifera umum
ditemukan. Banyak jenis baru dinosaurus (mis. Tyrannosauridae, Titanosauridae,
Hadrosauridae, dan Ceratopsidae) berkembang, juga Crocodilia modern;
mosasaurus dan hiu modern muncul di laut. Burung primitif perlahan
menggantikan pterosaurus. Mamalia monotremata, marsupialia and eutheria
bermunculan. Gondwana terpecah. Gymnospermae (terutama tumbuhan
runjung, Bennettitales dan sikas) dan paku-pakuan umum ditemukan. Banyak
jenis dinosaurus, seperti sauropoda, carnosaurus, and stegosaurus. Mamalia kecil
umum ditemukan. Burung pertama dan hewan melata bersisik (Squamata).
Ichthyosaurus dan plesiosaurus berkembang. Bivalvia, ammonita dan
Belemnoidea juga banyak dijumpai. Bulu babi sangat umum, juga lili laut,
bintang laut, Porifera, Brachiopoda, Terebratulida, dan Rhynchonellida.
Terpecahnya Pangaea menjadi Gondwana dan Laurasia.

1.2.3. PERIODE : 3. TRIAS

1.2.3.1. KALA/SERI : Atas/Akhir (228,0 ± 2,0);
Tengah (245,0, ± 1,5 ); Bawah/Awal (251,0, ± 0,4 )
Peristiwa Utama : Dinosaurus mendominasi: Archosaurus di daratan,
Ichthyosaurus dan Nothosaurus di lautan, dan Pterosaurus di udara. Cynodonta
menjadi lebih kecil dan lebih menyerupai mamalia; mamalia dan crocodilia
pertama muncul. Dicrodium merupakan flora umum di daratan. Banyak terdapat
amfibi Temnospondylus . Ammonita sangat umum. Koral modern dan ikan
bertulang sejati (Teleostei) muncul, dan juga banyak insekta.
1.3. ERA : PALEOZOIKUM
1.3.1. PERIODE : 1. PERM
1.3.1.1. KALA/SERI : Lopingian (260,4 ± 0,7);
Guadalupian (270,6 ± 0,7); Cisuralian (299,0 ± 0,8 );
Peristiwa Utama : Daratan bergabung menjadi superbenua Pangaea, membentuk
Pegunungan Appalachia. Akhir tahap glasial Permo-Carboniferous. Reptilia
Synapsida (Pelycosaurus dan Therapsida) melimpah, sementara parareptilia dan
[Amfibia Temnospondylia masih umum ditemukan. Pada zaman Perm
pertengahan, flora zaman Karbon mulai digantikan oleh tumbuhan runjung
(tumbuhan berbiji sejati pertama) dan tumbuhan lumut sejati pertama. Kumbang

dan serangga bersayap dua berevolusi. Kehidupan laut berkembang di bagian
terumbu dangkal yang hangat; Brachiopoda (Productida dan Spiriferida) ,
Bivalva, Foraminifera, dan amonit Orthocerida melimpah. Kepunahan massal
antara Perm dan Trias terjadi 251 juta tahun yang lalu: 95 persen kehidupan di
bumi pun, termasuk seluruh trilobita, graptolita, dan Blastoidea.
1.3.2. PERIODE : 2. KARBON/PENNSYLVANIAN
1.3.2.1. KALA/SERI : Atas/Akhir (306,5 ± 1,0);
Tengah (311,7 ± 1,1 ); Bawah/Awal (318,1 ± 1,3 )
Peristiwa Utama : Winged insects radiate suddenly; some (esp. Protodonata and
Palaeodictyoptera) are quite large. Amphibians common and diverse. First
reptiles and coal forests (scale trees, ferns, club trees, giant horsetails, Cordaites,
etc.). Highest-ever oxygen levels. Goniatites, brachiopods, bryozoa, bivalves, and
corals plentiful in the seas. Testate forams proliferate.

1.3.3. PERIODE : 3. KARBON/MISSISIPIAN
1.3.3.1. KALA/SERI : Atas/Akhir (326,4 ± 1,6); Tengah (345,3 ± 2,1 ); Bawah/Awal
(359,2 ± 2,5 )
Peristiwa Utama : Large primitive trees, first land vertebrates, and amphibious

sea-scorpions live amid coal-forming coastal swamps. Lobe-finned rhizodonts are

big fresh-water predators. In the oceans, early sharks are common and quite
diverse; echinoderms (esp. crinoids and blastoids) abundant. Corals, bryozoa,
goniatites and brachiopods (Productida, Spiriferida, etc.) very common. But
trilobites and nautiloids decline. Glaciation in East Gondwana.
1.3.4. PERIODE : 3. DEVON
1.3.4.1. KALA/SERI : Atas/Akhir (385,3 ± 2,6);
Tengah (397,5, ± 2,7 ); Bawah/Awal (416,0 ± 2,8 )
Peristiwa Utama : First clubmosses, horsetails and ferns appear, as do the first
seed-bearing plants (progymnosperms), first trees (the tree-fern Archaeopteris),
and first (wingless) insects. Strophomenid and atrypid brachiopods, rugose and
tabulate corals, and crinoids are all abundant in the oceans. Goniatite
ammonoids are plentiful, while squid-like coleoids arise. Trilobites and armoured
agnaths decline, while jawed fishes (placoderms, lobe-finned and ray-finned fish,
and early sharks) rule the seas. First amphibians still aquatic. "Old Red
Continent" of Euramerica.
1.3.4. PERIODE : 4. SILUR
1.3.4.1. KALA/SERI : Pridoli (418,7± 2,7); Atas/Akhir –Ludlow (422,9 ± 2,5);
Wenlock (428,2± 2,3); Bawah/Awal (443,7 ± 1,5 )
Peristiwa Utama : First vascular plants (the whisk ferns and their relatives), first
millipedes and arthropleurids on land. First jawed fishes, as well as many

armoured jawless fish, populate the seas. Sea-scorpions reach large size.
Tabulate and rugose corals, brachiopods (Pentamerida, Rhynchonellida, etc.),
and crinoids all abundant. Trilobites and mollusks diverse; graptolites not as
varied.
1.3.5. PERIODE : 5. ORDOVISIUM
1.3.5.1. KALA/SERI : Atas/Akhir (460,9 ± 2,6); Tengah (471,8, ± 1,6 );
Bawah/Awal (488,3 ± 1,7 )
Peristiwa Utama : Invertebrates diversify into many new types (e.g., long
straight-shelled cephalopods). Early corals, articulate brachiopods (Orthida,
Strophomenida, etc.), bivalves, nautiloids, trilobites, ostracods, bryozoa, many
types of echinoderms (crinoids, cystoids, starfish, etc.), branched graptolites,
and other taxa all common. Conodonts (early planktonic vertebrates) appear.
First green plants and fungi on land. Ice age at end of period.
1.3.6. PERIODE : 6. KAMBRIUM
1.3.6.1. KALA/SERI : Atas/Akhir –Furongian (501,0 ± 2,0);
Tengah (513,0, ± 2,0 ); Bawah/Awal (542,0 ± 0,3 )
Peristiwa Utama : Major diversification of life in the Kambrium Explosion. Many
fossils; most modern animal phyla appear. First chordates appear, along with a
number of extinct, problematic phyla. Reef-building Archaeocyatha abundant;


then vanish. Trilobites, priapulid worms, sponges, inarticulate brachiopods
(unhinged lampshells), and many other animals numerous. Anomalocarids are
giant predators, while many Ediacaran fauna die out. Prokaryotes, protists (e.g.,
forams), fungi and algae continue to present day. Gondwana emerges.
2. EON : PRAKAMBIUM - PROTEROZOIKUM
2.1. ERA : NEOPROTEROZOIKUM
2.1.1. PERIODE : EDIACARAN (630 +5/ 30)
Peristiwa Utama : Good fossils of multi-celled animals. Ediacaran fauna (or
Vendobionta) flourish worldwide in seas. Trace fossils of worm-like Trichophycus,
etc. First sponges and trilobitomorphs. Enigmatic forms include oval-shaped
Dickinsonia, frond-shaped Charniodiscus, and many soft-jellied creatures.
2.1.2. PERIODE : CRYOGENIAN (850)
Peristiwa Utama : Possible "snowball Earth" period. Fossils still rare. Rodinia
landmass begins to break up.
2.1.3. PERIODE : TONIAN (1000)
Peristiwa Utama : Rodinia supercontinent persists. Trace fossils of simple multicelled eukaryotes. First radiation of dinoflagellate-like acritarchs.
2.2. ERA : MESOPROTEROZOIKUM
2.2.1. PERIODE : STENIAN (1200)
Peristiwa Utama : Narrow highly metamorphic belts due to orogeny as
supercontinent Rodinia is formed

2.2.2. PERIODE : ECTASIAN (1400)
Peristiwa Utama : Platform covers continue to expand. Green algae colonies in
the seas.
2.2.3. PERIODE : CALYMMIAN (1600)
Peristiwa Utama : Platform covers expand.
2.3. ERA : PALEOPROTEROZOIKUM
2.3.1. PERIODE : STATHERIAN (1800)
Peristiwa Utama : First complex single-celled life: protists with nuclei. Columbia is
the primordial supercontinent.
2.3.2. PERIODE : OROSIRIAN (2050)
Peristiwa Utama : The atmosphere became oxygenic. Vredefort and Sudbury
Basin asteroid impacts. Much orogeny.
2.3.3. PERIODE : RHYACIAN (2300)
Peristiwa Utama : Bushveld Formation occurs. Huronian glaciation.
2.3.4.PERIODE : SIDERIAN (2500)
Peristiwa Utama : Oxygen Catastrophe: banded iron formations result.
2. EON : PRAKAMBIUM : 2. ARKEAN
2.1. ERA : NEOARKEAN (2800)
Peristiwa Utama : Stabilization of most modern cratons; possible mantle overturn
event.

2.2. ERA : MESOARKEAN (3200)
Peristiwa Utama : First stromatolites (probably colonial cyanobacteria). Oldest
macrofossils.
2.3. ERA : PALEOARKEAN (3600)
Peristiwa Utama : First known oxygen-producing bacteria. Oldest definitive

microfossils.
2.4. ERA : EOARKEAN (3800)
Peristiwa Utama : Simple single-celled life (probably bacteria and perhaps
archaea). Oldest probable microfossils.
2. EON : PRAKAMBIUM - HADEAN (4570)
Peristiwa Utama : Pembentukan bumi (4570 jtl). Zircon, mineral tertua yang
diketahui (4400 jtl).

Sebelum adanya pentarikhan radiometri, yang mengukur kandungan unsur
radioaktif dalam suatu objek untuk menentukan umurnya, para ilmuwan
memperkirakan umur bumi berkisar dari 4,000 tahun hingga ratusan juta tahun.
Saat ini, diketahui bahwa umur bumi adalah sekitar 4.6 milyar tahun.

Skala waktu geologi saat ini dibuat berdasarkan pada pentarikhan radiometri dan
rekaman kehidupan purba yang terawetkan di dalam lapisan batuan. Sebagian

besar batas pada skala waktu geologi sekarang berhubungan dengan periode
kepunahan dan kemunculan spesies baru.
PEMBAGIAN WAKTU
Skala waktu geologi yang ditetapkan oleh International Union of Geological
Sciences (IUGS) pada tahun 2004 membagi sejarah bumi ke dalam beberapa
interval waktu yang berbeda-beda panjangnya dan terukur dalam satuan tahun
kalender. Interval terpanjang adalah Kurun. Setiap Kurun terbagi menjadi
beberapa Masa. Setiap Masa terdiri dari beberapa Zaman, dan Zaman terbagi
menjadi beberapa Kala.
Ada tiga Kurun: Arkaikum, Proterozoikum dan Fanerozoikum. Kurun Arkaikum
adalah kurun pertama, dimulai sekitar 3.8 milyar hingga 2.5 milyar tahun yang
lalu. Kurun sebelum Arkaikum, dikenal sebagai Pra-Arkaikum, ditandai oleh
pembentukan planet bumi. Kurun Proterozoikum dimulai sekitar 2.5 milyar tahun
yang lalu hingga 542 juta tahun yang lalu. Kurun Arkaikum dan Proterozoikum
juga disebut Pra-Kambrium. Kemunculan besar-besaran dari hewan invertebrata
menandai akhir dari Proterozoikum dan dimulainya Kurun Fanerozoikum.
Kurun Fanerozoikum dimulai sekitar 542 juta tahun yang lalu dan berlanjut
hingga sekarang. Terbagi menjadi tiga Masa: Paleozoikum (542 – 251 juta tahun
yang lalu), Mesozoikum (251 – 65 juta tahun yang lalu) dan Kenozoikum (65 juta
tahun yang lalu hingga sekarang).
Masa Paleozoikum terbagi menjadi enam Zaman. Dari yang tertua hingga
termuda adalah Kambrium (542 – 488 juta tahun yang lalu), Ordovisium (488 –
444 juta tahun yang lalu), Silurium (444 – 416 juta tahun yang lalu), Devonium
(416 – 359 juta tahun yang lalu), Karbon (359 – 299 juta tahun yang lalu), dan
Permium (299 – 251 juta tahun yang lalu). Masa Paleozoikum diawali dengan
kemunculan banyak bentuk kehidupan yang berbeda-beda, yang terawetkan
sebagai kumpulan fosil dalam sikuen batuan di seluruh dunia. Masa ini berakhir
dengan kepunahan massal lebih dari 90 persen organisme pada akhir Zaman
Permium. Penyebab kepunahan pada akhir Permium ini belum diketahui pasti
hingga saat ini.

Masa Mesozoikum terbagi menjadi Zaman Trias (251 – 200 juta tahun yang lalu),
Zaman Jura (200 – 145 juta tahun yang lalu), dan Zaman Kapur (145 – 65 juta

tahun yang lalu). Masa Mesozoikum dimulai dengan kemunculan banyak jenis
hewan baru, termasuk dinosaurus dan ammonite, atau cumi-cumi purba. Masa
Mesozoikum berakhir dengan kepunahan massal yang memusnahkan sekitar 80
persen organisme saat itu. Kepunahan ini kemungkinan disebabkan oleh
tabrakan asteroid ke bumi yang sekarang kawah bekas tabrakan ditemukan di
sebelah utara Semenanjung Yucatan, Meksiko.
Masa Kenozoikum terbagi menjadi dua Zaman, Paleogen (65 – 23 juta tahun
yang lalu) dan Neogen (mulai dari 23 juta tahun yang lalu hingga sekarang).
Zaman Paleogen terdiri dari tiga Kala: Kala Paleosen (65 – 56 juta tahun yang
lalu), Kala Eosen (56 – 34 juta tahun yang lalu) dan Oligosen (34 – 23 juta tahun
yang lalu). Zaman Neogen terbagi menjadi empat Kala: Kala Miosen (23 – 5.3
juta tahun yang lalu), Pliosen (5.3 – 1.8 juta tahun yang lalu), Pleistosen (1.8 juta
– 11,500 tahun yang lalu) dan Holosen (dimulai dari 11,500 tahun yang lalu
hingga sekarang). Kala Holosen ditandai oleh penyusutan yang cepat dari benua
es di Eropa dan Amerika Utara, kenaikan yang cepat dari muka air laut,
perubahan iklim, dan ekspansi kehidupan manusia ke segala penjuru dunia.
METODE PENTARIKHAN
Ahli geologi dapat menentukan umur lapisan batuan dalam bentuk umur absolut
atau umur relatif. Dalam penentuan umur relatif lapisan batuan, ilmuwan
menggunakan tiga prinsip sederhana. Prinsip pertama adalah Hukum
Superposisi, yang menyatakan bahwa pada perlapisan batuan yang tidak
terganggu, lapisan batuan yang lebih muda akan berada di atas lapisan batuan
yang lebih tua. Prinsip kedua adalah Hukum Hubungan Potong-memotong,
yang menyatakan bahwa setiap kenampakan batuan atau struktur yang
memotong dan mengganggu lapisan batuan selalu lebih muda daripada lapisan
batuan yang dipotong tersebut.
Prinsip ketiga, yaitu suksesi fosil, berhubungan dengan fosil yang terekam di
dalam batuan sedimen. Pemetaan mendalam di seluruh dunia menunjukkan
bahwa batuan yang terbentuk pada interval waktu tertentu mengandung
kombinasi fosil yang tertentu pula. Batuan Paleozoikum mengandung fosil
trilobita dan graptolit, batuan Mesozoikum mengandung fosil sisa-sisa dinosaurus
dan ammonite, batuan Kenozoikum mengandung fosil sisa-sisa tumbuhan bunga
dan banyak fosil mamalia. Dengan menggunakan petunjuk kandungan fosil di
dalam sikuen batuan, meskipun berbeda letak geografis, ahli paleontologi dapat
menyimpulkan bahwa sikuen batuan yang mengandung jenis fosil yang sama
kemungkinan juga memiliki umur yang sama. Ketiga metode ini digunakan untuk
penentuan umur relatif pada batuan, namun tidak menunjukkan umur absolut
batuan tersebut.

Ahli geologi juga memiliki beberapa
metode untuk menentukan umur
sebenarnya dari suatu lapisan batuan.
Yang paling penting adalah metode
pentarikhan radiometri, yang
menggunakan sifat peluruhan unsur
radioaktif dalam batuan untuk
menentukan umurnya. Unsur
radioaktif meluruh untuk membentuk
isotop unsur (atom unsur yang
memiliki massa yang berbeda namun
memiliki sifat-sifat kimiawi yang
sama). Waktu-paruh unsur adalah
waktu yang diperlukan untuk meluruhkan separuh dari atom unsur tersebut.
Unsur yang berbeda memiliki waktu-paruh yang berbeda pula.
Dua macam peluruhan radioaktif yang paling banyak digunakan oleh ahli geologi
adalah peluruhan Karbon-14 menjadi Nitrogen-14 dan peluruhan Potasium-40
menjadi Argon-40. Karbon-14, atau radiokarbon, digunakan pada penentuan
umur material organik yang umurnya kurang dari 50,000 tahun yang lalu. Ahli
geologi mengukur banyaknya kandungan Karbon-14 dan Nitrogen-14 pada kayu,
arang, kertas, fosil benih dan sisa serangga, cangkang, bahkan pada air yang
mengandung karbon terlarut. Rasio Karbon-14 dan Nitrogen-14 menyediakan
estimasi yang bagus untuk penentuan umur dari sampel tersebut.
Ahli geologi juga dapat menggunakan Potasium-Argon untuk menentukan umur
batuan yang berkisar dari 100,000 tahun yang lalu hingga setua umur bumi itu
sendiri. Rasio dari Potasium-40 menjadi Argon-40 menyediakan estimasi yang
bagus untuk menentukan umur batuan selama batuan tersebut tidak
terpanaskan oleh temperatur di atas 125°C (257°F). Panas akan menyebabkan
Argon menguap dan membuat umur batuan akan tampak lebih tua daripada
sebenarnya.
Beberapa teknik non-radiometri, seperti analisis varve, dendrokronologi dan
paleomagnetisme, juga dapat digunakan untuk penentuan umur absolut. Varve
adalah lapisan sedimen yang terendapkan setiap tahun pada danau glasial.
Lapisan tebal dari sedimen berukuran kasar terendapkan selama musim semi
oleh aliran air permukaan, dan lapisan sedimen halus yang lebih tipis
terendapkan selama musim dingin, keduanya membentuk lapisan yang disebut
varve. Para ahli kebumian akan mengekstrak inti sedimen dari danau glasial ini
dan menghitung berapa banyak varve pada sedimen tersebut. setiap satu varve
menunjukkan umur satu tahun.
Dendrokronologi adalah teknik yang menggunakan lingkaran tahunan pada
batang pohon pada iklim yang hangat untuk menentukan umur batang pohon
tersebut. beberapa pohon dapat hidup hingga ribuan tahun, sehingga teknik ini
berguna untuk menentukan umur pohon yang berkisar antara 3,000 hingga
4,000 tahun yang lalu. Namum, teknik ini juga digunakan pada fosil pohon dari
Kala Holosen.
Paleomagnetisme melibatkan pengukuran sudut molekul magnetik pada batuan.
Ketika lava masih panas, mineral magnetik di dalamnya berorientasi kepada
medan magnetik bumi. Ketika lava mendingin hingga pada titik tertentu, mineral
magnetik ini akan tekunci ditempatnya dalam batuan. Karena medan magnetik

bumi selalu berubah orientasinya beberapa waktu sepanjang sejarah bumi,
orientasi magnetik dari batuan yang membeku selama waktu yang berbeda juga
akan berbeda. Ilmuwan mengetahui waktu pembalikan magnetik, sehingga
orientasi magnetik dari sampel batuan dapat menunjukkan estimasi umur
batuan tersebut.