18 26. Ida Kasi Purnamasari Ihda Mauliyah Dadang Kusbiantoro
SURYA Vol.01, No.VIII, Aprl 2011
Viremia dan mengikuti jalan- jalan
368) Sejak Januari – Oktober 2009, Demam
Koorts (Demam 5 Hari). (Ngastiyah, 2005:
biak pada penyimpanan air minum atau air mandi atau pada air hujan yang terkumpul pada berbagai wadah (Nelson, 2000: 1132). Masa tunas penyakit ini 3- 15 hari tetapi rata- rata 5-8 hari. Gejala klinis muncul secara mendadak berupa suhu tinggi, nyeri otot pada seluruh tubuh, nyeri dibelakang kepala hebat, suara serak, batuk, epistaksis serta disuria. Penyakit biasanya akan sembuh sendiri dalam 5 hari dengan penurunan suhu secara lisis maka penyakit ini juga disebut Vydaage,
Agypti adalah sangat urbanisasi, berkembang
penggigit siang hari, adalah vektor utama dimana pada kebanyakan daerah tropis Aedes
Family Stegomyia . Aedes agypti, nyamuk
Virus dengue ditularkan oleh nyamuk
transportasi utama, kasus- kasus permulaan dapat menginfeksi nyamuk rumah tangga dengan sejumlah besar infeksi sekunder yang hampir bersamaan yang memberikan penyakit menular, pada tempat- tempat dengue endemik, anak- anak dan orang asing yang rentan mungkin merupakan satu- satunya orang yang dapat penyakit yang nyata.
menular yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa (Hidayat, 2009). Epidemi lazim ada pada daerah beriklim sedang di Amerika, Eropa, Australia, dan Asia sampai pada awal abad ke-20 dimana Aedes Agypti mempunyai kisaran terbatas yang penyebaran epideminya terjadi terutama melalui manusia
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DAN BERSIH DENGAN KEJADIAN DHF PADA ANAK DI DI POLINDES WARUKULON KECAMATAN PUCUK KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2010
(DHF ) merupakan salah satu penyakit
Penyakit Dengue Haemorhagic Fever
Kata kunci : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat, DHF, Anak PENDAHULUAN . …… . … … .
Hasil penelitian menunjukkan 10 responden yang terserang DHF dari 25 total responden yang memeriksakan anaknya ke Polindes, yaitu sebanyak 19 orang (52,6%) yang berperilaku kategori tidak sehat dan tidak ada satupun yang berperilaku kategori sehat. Melihat hasil penelitian ini maka perlu adanya kesadaran masyarakat untuk berperilaku bersih dan sehat agar dapat menghindari kejadian DHF pada anak.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisa Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat dengan Kejadian DHF Pada Anak. Desain penelitian ini menggunakan Metode Analitik Korelasional dengan pendekatan cross sectional. Metode sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Populasinya adalah seluruh keluarga yang memeriksakan anaknya ke puskesmas dengan umur anak ≤ 21 tahun Di Polindes Warukulon Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan. Sampel yang diambil sebesar keluarga yang memeriksakan anaknya ke Polindes dengan umur anak ≤ 21 pada bulan Mei - September 2010. Data penelitian ini dengan menggunakan kuesioner tertutup dan observasi. kemudian ditabulasi data dan dijabarkan dengan tabulasi silang.
Dengue Haemorhagic Fever (DHF) merupakan salah satu penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Agypti atau nyamuk penggigit siang hari dengan manifestasi klinis berupa suhu tinggi mendadak, nyeri otot pada seluruh tubuh, nyeri dibelakang kepala hebat, suara serak, batuk, epistaksis serta disuria. DHF paling sering menyerang anak usia bermain yaitu <15 tahun.
ABSTRAK …… … ..... .………. …… …… . .….
Ida Kasi Purnamasari, Ihda Mauliyah, Dadang Kusbiantoro
…………...... ……….…… …… . .….Berdarah Dengue (DBD) telah menelan 1.013 korban jiwa dari total penderita sebanyak 121.423 orang (CFR: 0,83). Jumlah ini meningkat dibandingkan periode tahun 2008 yaitu 953 orang meninggal dari 117.
SURYA Vol.01, No.VIII, Aprl 2011
830 kasus (CFR:0,81) Dari kasus yang dilaporkan selama tahun 2009, tercatat 10 provinsi yang menunjukkan kasus terbanyak diantaranya Jawa Timur (15.362 kasus 147 meninggal) (Piogama UGM : 2009 ). Sedangkan di lamongan (Januari- April) tahun 2010 jumlah penduduk 1.263.524 jiwa yang terserang DHF sebanyak 356 jumlah kematian 4 Case Fatality Rate (CFR) 1,08 % dan data di puskesmas pucuk (Januari- April) tahun 2010 jumlah penduduk 46.993 jiwa yang menderita DHF sebanyak 15 anak(60%) yang menderita DHF dari total 25 jiwa yang menderita DHF yang terdiri dari 6 penderita Dari Desa Warukulon, 2 penderita dari desa wanar, 4 penderita dari desa ngambek, 1 penderita dari desa cungkup, dan 2 penderita anak dari desa paji.
Dan data dipolindes Warukulon terdapat 6 ( 40% ) anak yang terkena DHF dari total 15 anak yang menderita DHF selama ( Januari- April ) tahun 2010. Tingginya kejadian DHF yang menyerang pada anak usia ≤ 21 tahun merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian karena jika tidak penderita DHF terutama anak- anak akan semakin banyak dan bila tidak segera ditangani akan berujung pada keterlambatan penanganan DHF yang berujung pada kematian dan tingginya angka kematian karena penyakit DHF.
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan faktor yang paling mempengaruhi dalam kejadian DHF dikarenakan pengendalian vector inilah yang dianggap cara efektif utama untuk mencegah merenjatnya DHF dengan didorong kesadaran perilaku masyarakat dalam melakukan pengendalian vector dan dilengkapi pengetahuan, sikap yang cukup tentang penyakit DHF. Dengan kesadaran hidup bersih akan tercipta lingkungan yang sehat pula dan lingkungan yang sehat akan dapat mendukung program pengendalian
vector penyakit DHF Selain itu faktor
pendukung lain terhadap kejadian DHF adalah fasilitas kesehatan dengan petugas kesehatan yang berkompeten dapat memperkecil kejadian penyakit ini (Piogama UGM : 2009).
Virus dengue yang memasuki tubuh manusia melaui gigitan nyamuk Aedes Agypti tubuh pasien membentuk kekebalan terhadap penyakit. Jika pasien diserang untuk kedua kalinya tidak akan mengalami kesulitan, kecuali jika yang menyerang kedua kalinya atau lebih tersebut jenis virus yang berbeda (Ngastiyah, 2007: 342). Pada keadaan yang jarang kematian mungkin disebabkan oleh perdarahan saluran cerna atau perdarahan intrakranial (Nelson, 2000: 1136).
Perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran (PHBS), sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat terutama dibidang lingkungan yang menyangkut kebersihan merupakan cara ampuh untuk mencegah terjadinya penyakit salah satunya adalah DBD (Esty. 2009)
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) yang menyangkut Kebersihan lingkungan dapat diangkat derajatnya dengan penyuluhan bagaimana cara pemberantasan nyamuk secara efektif dan pengikutsertaan masyarakat dalam program – program kesehatan (Misnadiarly, 2009:65), pemutusan rantai penularan yang dapat dilaksanakan dengan cara perlindungan perorangan (menggunakan Mosquito Reppelent dan
Insektisida semprotan, menuangkan air panas
pada saat bak mandi berisi air sedikit, memberikan cahaya matahari lansung lebih banyak), pemberantasan vektor jangka panjang (membuang secara baik kaleng, botol, ban kemudian menguras bak mandi dan menutup tempat penampungan air ), cara lain bisa dengan menaburkan bubuk abate atau fogging (Rusepno Hasan, 2007: 620)
Tujuan penelitian Mengetahui Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dengan Kejadian DHF Pada Anak Di Polindes Warukulon Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2010.
METODE PENELITIAN
.… … .… Jenis penelitian ini adalah Analitik
Korelasional
dengan menggunakan metode consecutive sampling. Populasi penelitian ini adalah seluruh keluarga yang memeriksakan anaknya ke polindes dengan umur anak ≤ 21 Berdasarkan tabel 2 diatas dapat tahun Di Polindes Warukulon Kecamatan dijelaskan bahwa dari 25 responden Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2010 Sebagian besar berada pada rentang sedangkan sampelnya adalah sebesar umur 21-30 tahun yaitu sebanyak 14 keluarga yang memeriksakan anaknya orang (56%) dan tidak satupun berada dengan umur anak ≤ 21 tahun ke Polindes pada rentang umur >40 tahun (0%). Warukulon Kecamatan Pucuk Kabupaten (2) Pendidikan Lamongan Tahun 2010 Tabel
3 Distribusi Pendidikan
. Variabel. Variabel bebas dalam penelitian
Responden di Polindes Desa
ini adalah PHBS. Variabel tergantung dalam Warukulon penelitian ini adalah Kejadian DHF. Kecamatan Pucuk Pengumpulan data dengan menggunakan
Kabupaten Lamongan
lembar quesioner dan observasi pengolahan Tahun 2010 data menggunakan editing, koding, tabulasi
No Pendidikan Frekuensi Prosentase (%) dan penjelasan tabel silang.
1. Tidak sekolah 0%
2. SD 3 12% HASIL PENELITIAN .
…
3. SLTP 9 36%
1. Data Umum
4. SLTA 13 52% 1) Karakteristik Responden
5. PT 0% Jumlah 25 100% (1) Umur Tabel 1 Distribusi Umur Responden
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat
Untuk Anak di Desa
dijelaskan bahwa dari 25 responden
Warukulon Kecamatan
Sebagian besar berpendidikan SLTA
Pucuk Kabupaten
sebanyak 13 orang (52%) dan tidak
Lamongan Tahun 2010 satupun yang tidak sekolah (0%). Frekuensi Prosentase (%) No Umur 0-7 tahun
1 13 52% (3) Pekerjaan
7-14 tahun
2 9 36% 14-21 tahun 3 3 12%
Tabel
4 Distribusi Pekerjaan Jumlah 25 100% Responden di Desa Warukulon Kecamatan
Berdasarkan tabel 1 diatas
Pucuk Kabupaten
dapat dijelaskan bahwa dari 25 Lamongan Tahun 2010 responden Sebagian besar memiliki anak berusia 0-7 tahun sebanyak 13 Prosentase
No Pekerjaan Frekuensi (%)
anak (52%) dan sebagian kecil
1. Buruh 0%
memiliki anak berusia 14-21 tahun
Ibu Rumah Tangga 2. 11 44%
sebanyak 3 anak (12%)
Petani 3. 4 16% Pegawai Negeri 4. 2 8%
Tabel 2 Distribusi Umur Responden Swasta 5. 8 32% untuk Ibu Desa Warukulon Jumlah
25 100% Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat
Tahun 2010
dijelaskan bahwa dari 25 responden Hampir setengah sebagai Ibu Rumah
No Umur Frekuensi Prosentase (%)
Tangga/ Tidak Bekerja yaitu sebanyak
1 < 20 tahun 3 12% 2 21-30 tahun 14 56% 11 orang (44%) dan tidak satupun 3 31-40 tahun
8 32% yang bekerja sebagai buruh (0%). 4 >40 tahun 0%
Jumlah 25 100% SURYA
Vol.01, No.VIII, Aprl 2011
2. Data Khusus Tabel 7. Distribusi Pasien DHF Pada
1. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Anak Berdasarkan Umur Di
Keluarga yang berhubungan dengan Polindes Warukulon DHF Di Polindes Warukulon Kecamatan Pucuk Kecamatan Pucuk Kabupaten Kabupaten Lamongan Lamongan Tahun 2010. Tahun 2010. No Pasien DHF Frekuensi Prosentase (%) Tabel 5 Distribusi Perilaku Hidup1 0-7 tahun 5 50% Bersih Dan Sehat Keluarga
2 7-14 tahun 2 20% yang berhubungan dengan
3 14-21 tahun 3 30% DHF Di Polindes Jumlah 10 100% Warukulon Kecamatan Pucuk Kabupaten
Berdasarkan tabel 7 diatas dapat Lamongan Tahun 2010. dijelaskan bahwa dari 10 anak yang terserang DHF Setengahnya terdapat pada rentan umur
No PHBS Frekuensi Prosentase (%)
0-7 tahun sebanyak 5 orang(50%) dan
1 Sehat 6 24%
sebagian kecil terdapat pada rentan umur 7-
2 Tidak Sehat 19 76% 14 tahun sebanyak 2 orang(20%).
Jumlah 25 100%
3. Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat di
Sehat Keluarga Yang Berhubungan
jelaskan bahwa dari 25 responden hampir
Dengan Kejadian DHF Pada Anak Di
seluruh memiliki perilaku yang tidak
Polindes Warukulon Kecamatan
sehat berhubungan dengan DHF
Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun
sebanyak 19 orang (76%) dan sebagian 2010. kecil memiliki perilaku yang sehat berhubungan dengan DHF sebanyak 6
Tabel 8. Distribusi Hubungan Perilaku orang (24%).
Hidup Bersih Dan Sehat Keluarga Yang Berhubungan
2. Kejadian DHF Pada Anak Di Polindes Dengan Kejadian DHF Pada Warukulon Kecamatan Pucuk Anak Di Polindes Warukulon Kabupaten Lamongan Tahun 2010. Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2010. Tabel 6. Distribusi Kejadian DHF Pada Anak Di Polindes Warukulon Kecamatan Kejadian DHF Total PHBS Pucuk Kabupaten Lamongan Tidak Ya Tahun 2010.
9
10
19 Tidak Sehat (47,4%) (52,6%) (100%) No Kejadian
Frekuensi Prosentase (%) Sehat
6
6 DHF (100%) (0%) (100%)
1 Ya 10 40% Total
15
10
25
2 Tidak 15 60% (60%) (40%) (100%) Jumlah
25 100%
Dari tabel 8 menunjukkan bahwa Berdasarkan tabel 6 diatas dapat responden dengan Perilaku Hidup Bersih dijelaskan bahwa dari 25 responden Hampir
Dan Sehat Keluarga yang berhubungan setengah responden terserang penyakit DHF dengan DHF tergolong tidak sehat yaitu 19 sebanyak 10 orang (40%) dan Sebagian besar orang, Sebagian besar mengalami DHF responden tidak terserang penyakit DHF sebanyak 10 orang (52,6%) dan hampir sebanyak 15 orang (40%). setengah tidak mengalami DHF sebanyak 9
SURYA Vol.01, No.VIII, Aprl 2011
SURYA Vol.01, No.VIII, Aprl 2011
orang (47,4%). Sedangkan responden dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Keluarga yang berhubungan dengan DHF tergolong sehat yaitu 6 orang, Seluruh responden tidak mengalami DHF sebanyak 6 orang (100%) dan tidak ada satupun yang mengalami DHF (0%).
PEMBAHASAN
.… .…
1. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Keluarga yang berhubungan dengan DHF
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 25 responden dan didapatkan bahwa hampir seluruh responden memiliki Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat yang tidak sehat 19 orang (76%) , dan sebagian kecil memiliki Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat yang sehat 6 orang(24%).
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Esty. 2009). Dimana dari perilaku sehat manusia akan lebih terjamin atas kesehatan yang dimilikinya.
Menurut Soekidjo N (2008) Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh nilai, sikap, pendidikan/pengetahuan. Dari tabel distribusi menurut pendidikan didapatkan lebih dari sebagian berpendidikan SLTA sebanyak 13 orang (52%), Menurut Wahid et al (2007:30) cara merubah perilaku manusia dibagi menjadi tiga rantai pendukung utama yaitu kesungguhan, di awali dari lingkungan keluarga , dan Pemberian peyuluhan. Dimana status tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seseorang belum tentu akan menjamin seseorang berperilaku yang sehat tanpa disertai sikap yang baik. Dan begitu sebaliknya tingkat pendidikan yang rendah belum tentu akan menjamin seseoran berperilaku tidak sehat.
Faktor usia juga dapat berpengaruh pada perilaku, dari hasil penelitian didapatkan Sebagian besar ibu (56%) berusia 21- 30 tahun. Pada usia ini merupakan usia yang aktif dalam menerima informasi karena pada masa ini merupakan usia dewasa muda dan usia produktif dimana belum terjadi proses degenerasi dan daya ingat terhadap informasi yang diterima dari berbagai media baik dari media cetak ataupun media elektronik, baik langsung maupun tidak langsung akan lebih muda diingat dan difahami, sehingga dapat terwujud dengan adanya pengetahuan yang tinggi dan berpengaruh terbentuknya perilaku yang sehat. Pada usia ini terjadi peralihan dari masa remaja ke dewasa, sehingga perkembangan fikiran mereka masih labil dan belum dapat menentukan keputusan sendiri, mereka membutuhkan orang-orang disekitar mereka untuk mendukung keputusannya dan mempunyai kebiasaan yang baik, kemungkinan pengalaman terhadap aplikasi sehari-hari masih kurang, ibu yang masih muda cenderung langsung menerima informasi baru begitu saja tanpa didasari pengetahuan, sikap, pendidikan yang cukup dalam hal ini tentang perilaku hidup bersih dan sehat yang berhubungan dengan DHF.
Menurut (Soekidjo N, 2007: 140) Penerimaan perilaku atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan, sikap dan kesadaran akan tidak berlangsung lama.
Menurut Green (1908) dalam Soekidjo (2007), Perilaku dalam berpola hidup bersih dan sehat selain dipengaruhi oleh pendidikan dan usia, juga dipengaruhi oleh factor lain yaitu :
1) Faktor-faktor predisposisi, yang terwujud dalam pengetahuan, pendidikan, kepercayaan, sikap, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya
2) Faktor-faktor pendukung, yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan dan sebagainya. 3) Faktor-faktor pendorong, yang terwujud dalam sikap dan perilaku
SURYA Vol.01, No.VIII, Aprl 2011
petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Didalam program-program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang sesuai dengan norma-norma kesehatan, sangat diperlukan usaha-usaha konkrit dan positif dari tenaga kesehatan. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi tiga yaitu : 1) Menggunakan kekuasaan atau dorongan. 2) Pemberian informasi, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga timbul kesadaran mereka yang akhirnya akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki, dalam hal ini diharapkan setelah ibu mendapat informasi tentang cara berperilaku bersih dan sehat yang dapat meminimalisir kejadian DHF pada anak dan ibu bisa menerapkan dengan benar. 3) Diskusi dan partisipasi, dimana masyarakat tidak hanya pasif tetapi juga aktif berpartisipasi terutama dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat yang berhubungan dengan DHF.
Sedangkan menurut Depkes RI (2009) berpola Hidup Bersih Dan Sehat dalam lingkungan rumah tangga yang diterapkan dalam pencegahan tingginya kejadian penyakit DHF dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara melakukan 3M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, Plus Menghindari gigitan nyamuk) diantaranya : Mengubur atau menyingkirkan barang bekas yang dapat menampung air, Menutup rapat tempat penampungan air, Menguras dan menyikat tempat penampungan air, Memakai obat anti nyamuk baik dalam bentuk lotion atau semprot pada jam (08.00- 18.00), Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam kamar, rumah dalam keadaan bersih dan tidak lembab, Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik nyamuk atau bubuk abate), tidak membiasakan cara membuang sampah dengan ditimbun, Selalu mengikuti fogging yang diadakan oleh lingkungan sekitar tempat tinggal
2. Kejadian DHF Pada Anak Di Polindes Warukulon Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2010
Berdasarkan hasil penelitian Di Polindes Warukulon Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2010 menunjukkan bahwa dari 25 anak Hampir setengah 10 anak (40%) yang terserang DHF. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi yaitu Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat dalam lingkungan keluarga.
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat dimaksud adalah adanya kebiasaan Mengubur atau menyingkirkan barang bekas yang dapat menampung air, Menguras dan menyikat tempat penampungan air setiap minggu, Memakai obat anti nyamuk baik dalam bentuk lotion atau semprot pada jam (08.00- 18.00), Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam kamar, Menaburkan larvasida atau bubuk pembunuh jentik nyamuk, Tidak membiasakan cara membuang sampah dengan ditimbun. Kebiasaan sehari- hari adalah salah satu cara untuk membentuk perilaku yang sehat.
Hal ini juga dipengaruhi oleh usia anak dimana dalam penelitian ini di dapatkan Setengah pada rentan umur 0-7 tahun sebanyak 5 orang (50%) dan sebagian kecil 7-14 tahun sebanyak 2 orang (20%) dari 10 anak yang terserang DHF memiliki perilaku yang tidak sehat dimana menurut Misnadiarly (2009:34) kelompok anak <15 tahun adalah yang tersering terserang DHF tetapi dapat pula menyerang orang dewasa dan dapat pula menyerang bayi dibawah 1 tahun, dimana cara hidup nyamuk betina yang menggigit pada pagi dan siang hari, kiranya menjadi sebab anak balita mudah terserang DHF. Nyamuk Aedes yang menyukai tempat teduh, terlindung dari sinar matahari, dan berbau manusia, oleh karena itu balita yang masih membutuhkan tidur pagi dan siang hari sering kali menjadi sasaran gigitan nyamuk. Sarang nyamuk selain dirumah juga banyak dijumpai di sekolah apalagi bila keadaan kelas gelap dan lembab. Sasaran berikutnya adalah anak sekolah yang pada siang hari berada disekolah dan rentan umur sekolah ≤4 – 15
SURYA Vol.01, No.VIII, Aprl 2011
tahun anak lebih suka bermain diluar dan dapat tergigit nyamuk karena nyamuk Aedes juga suka berlindung ditempat yang rindang.
Meskipun dengan gejala klinis awal sama baik pada usia dewasa dan anak, diantaranya : (demam mendadak yang bisa mencapai >40ºC dan beralangsung selama 2- 7 hari, memerahnya kulit muka, tidak ada nafsu makan, muntah, nyeri kepala, nyeri otot dan persendian). Dimana dengan demam tinggi >40ºC dapat disertai kejang dan terjadi shock yang berakibat kematian.
Menurut Webmaster dalam Misnadiarly (2009:32) Faktor daya tahan tubuh anak yang belum sempurna seperti halnya orang dewasa agaknya juga merupakan faktor mengapa anak lebih banyak terkena penyakit DHF dibanding orang dewasa dan virus dengue lebih cepat berkembang banyak pada seseorang yang terkena infeksi ini akibatnya sel jaringan akan rusak dan dapat mematikan. Walaupun sebagian besar anak sembuh dengan sendirinya, diobati maupun tidak diobati oleh karena penyakit virus bersifat self – limiting
disease
jadi penyakit infeksi yang disebabkan virus mempunyai keunikan yaitu datang mendadak, penyakit berjalan terus walaupun diobati, dan akhirnya sembuh dengan sendirinya tergantung pada ketahanan tubuh orang yang terkena.
Pengaruh musim terhadap DHF tidak begitu jelas, tetapi secara garis besar dapat dikemukakan bahwa jumlah penderita meningkat antara bulan September - Nopember walaupun DHF saat ini di indonesia dapat terjadi disemua bulan dalam satu tahun karena perpanjangan musim penghujan dan pola hidup yang tidak sehat, sedangkan secara keseluruhan tidak ada perbedaan antara jenis kelamin dengan tinggiya penderita DHF pada anak tetapi kematian ditemukan lebih banyak pada anak perempuan dibandingkan anak laki- laki karena dipengaruhi proses penyembuhan pada saat menderita DHF lebih manja anak perempuan terhadap orangtua dibandingkan anak laki- laki.
3. Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Keluarga Yang Berhubungan Dengan Kejadian DHF Pada Anak Di Polindes Warukulon Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2010.
Berdasarkan hasil dari tabulasi silang jadi H1 diterima berarti ada hubungan antara Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dengan Kejadian DHF Pada Anak Di Polindes Warukulon Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2010.
Adanya hubungan tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan Depkes RI (2009) bahwa kejadian DHF merupakan salah satu fenomena yang dipengaruhi oleh Pola Hidup Bersih Dan Sehat dalam lingkungan, oleh karena itu Misnadiarly (2009: 32) mengatakan bahwa penerapan Pola Hidup Bersih Dan Sehat sangat penting terutama untuk meminimalisir kejadian DHF pada anak. Apabila responden penelitian ini mempunyai perilaku yang tidak sehat maka kemungkinan dapat meningkatkan tingginya angka kejadian DHF terutama pada anak.
Masih banyaknya keluarga yang berperilaku tidak sehat meskipun lebih dari sebagian berpendidikan SLTA sebanyak 13 orang(52%), Menurut Wahid et al (2007:30) cara merubah perilaku manusia dibagi menjadi 3 rantai pendukung utama yaitu kesungguhan, di awali dari lingkungan keluarga,dan Pemberian peyuluhan. Dimana status tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seseorang belum tentu akan menjamin seseorang berperilaku yang sehat tanpa disertai sikap yang baik.
Dan kelompok anak <15 tahun adalah yang tersering terserang DHF dan. Nyamuk Aedes yang menyukai tempat teduh, terlindung dari sinar matahari, dan berbau manusia, oleh karena itu balita yang masih membutuhkan tidur pagi dan siang hari sering kali menjadi sasaran gigitan nyamuk. Sasaran berikutnya adalah anak sekolah yang pada siang hari berada disekolah apalagi bila keadaan kelas gelap dan lembab. dan rentan umur sekolah ≤4 – 15 tahun anak lebih suka bermain diluar dan dapat tergigit nyamuk karena nyamuk Aedes juga suka berlindung Hasil penelitian ini di harapkan dapat ditempat yang rindang. menjadi masukan dalam bidang kesehatan Dapat disimpulkan bahwa seseorang tentang Peran Perilaku Hidup Bersih Dan yang memiliki perilaku yang sehat akan Sehat Dengan Kejadian DHF Pada Anak. terhindar dari penyakit DHF, karena dalam Di harapkan penelitian ini bisa kejadian DHF dipengaruhi oleh kebersihan memberikan masukan bagi profesi lingkungan fisik, fasilitas kesehatan, PHBS Kebidanan dalam memberikan informasi dan petugas kesehatan. Begitu juga pada pasien DHF terutama yang mempunyai sebaliknya, seseorang yang terkena DHF masalah tentang Perilaku Hidup Bersih Dan sebagian besar mempunyai perilaku yang Sehat Dengan Kejadian DHF Pada Anak. tidak sehat, dalam hal ini kebiasaan perilaku Dapat di gunakan sebagai referensi hidup bersih dan sehat ibu atau keluarga yang atau langka awal dalam penelitian berikutnya, berhubungan dengan DHF. terutama penelitian yang berkaitan tentang Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain pentingnya Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat sampel yang digunakan terbatas dan Dengan Kejadian DHF Pada Anak. instrumen yang digunakan adalah kuesioner
DAFTAR PUSTAKA sehingga bersifat subyektif serta . . . . . .
kemungkinan terjadinya perbedaan persepsi Abu ahmadi, H, Drs, (2005). Psikologi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan Perkembangan . Jakarta : Rineka Cipta
KESIMPULAN DAN SARAN
. … Admin, (2009). Tugas- Tugas Perkembangan
1. Kesimpulan Anak . http://www.wordpress.com.
1) Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Diakses: Tanggal 26 Juli 2009.
Keluarga di Polindes Waru Kulon Jam 11.17 WIB. Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2010 hampir seluruh mempunyai Alan R, (2006). Demam Dan Trombosit perilaku tidak sehat. Turun . http://www.wordpress.com.
2) Kejadian DHF pada anak di Polindes Diakses: Tanggal 26 Juli 2009.
Waru Kulon Kecamatan Pucuk Jam 11.17 WIB Kabupaten Lamongan Tahun 2010 lebih dari sebagian terserang DHF. Bambang prasetyo, (2006). Metodologi
3) Terdapat hubungan yang signifikan Penelitian Kuantitatif . Jakarta: PT antara Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Raja Grafindo Persada Dengan Kejadian DHF pada anak. di Polindes Waru Kulon Kecamatan Pucuk Depkes RI, (2005). Pemberantasan Sarang Kabupaten Lamongan Tahun 2010 Nyamuk Demam Berdarah Dan
Pemerikasaan Jentik Nyamuk Buku
2. Saran 5 . Pelatihan PSN- DBD Hasil penelitian ini di gunakan Departemen Kesehatan RI.
sebagai sumbangan bagi ilmu pengetahuan dan sebagai pembanding khususnya dalam Depkes RI, (2005). Penyelidikan hal Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dengan Epidemiologis Penanggulangan Kejadian DHF Pada Anak dalam Fokus Dan Penanggulangan memperkaya informasi tentang Perilaku Vektor Pada Kejadian Luar Biasa Hidup Bersih Dan Sehat Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Buku 4 . DHF Pada Anak.
Pelatihan PSN- DBD Departemen Dapat di gunakan sebagai Kesehatan RI. perkembangan ilmu kesehatan bagi penderita DHF di indonesia dan mengurangi jumlah Depkes RI, (2005). Pemberantasan Sarang angka DHF.
Nyamuk Penular Demam Berdarah SURYA Vol.01, No.VIII, Aprl 2011
SURYA Vol.01, No.VIII, Aprl 2011 Dengue Buku 3 . Pelatihan PSN-
Jakarta: EGC Nursalam, (2008). Konsep Dan Penerapan
RSUD Dr. Soetomo, (2007). Pedoman Diagnosis dan Terapi .
Diakses: Tanggal 26 Juli 2009. Jam 13.00 WIB.
http://www.phitosezone.com.
Tanggal 26 Juli 2009. Jam 13.00 WIB. Renny A, (2007). Kesehatan Lingkungan Pertemuan Pertama .
http://www.google.com. Diakses:
Rauda, (2008). Sosiologi Lingkungan.
Diakses: Tanggal 26 Juli 2009. Jam 13.00 WIB.
Sehat http://www.kesehatanhome.com.
Ratu T, (2009). Cegah DBD Dengan Hidup
Diakses: Tanggal 07 April 2010. Jam 09.00 WIB.
Penyakit Dengan Gejala Demam, http://www.sobatsehat.com .
Jakarta:Salemba Medika Putra Kusuma, (2010). 5 Diagnosis Banding
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Ilmu Keperawatan .
Ngastiyah, (2007). Perawatan Anak Sakit.
DBD Departemen Kesehatan RI. Depkes RI, (2006). Buku Pedoman Juru
Populer Obor Nelson, (2005). Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Dengue . Jakarta: Pustaka
Misnadiarly, (2009). Demam Berdarah
Diakses: Tanggal 26 Juli 2009. Jam 11.17 WIB.
Lenny, (2009). Doktere Cilik , http://www.wordpress.com.
Jam 13.00 WIB. FKUI (2007). Ilmu Kesehatan Anak. Bagian II. Jakarta: Infomedika.
http://www.dinkeskotasurabaya.co m. Diakses: Tanggal 26 Juli 2009.
Tanggal 26 Juli 2009. Jam 13.00 WIB. Esty dr, (2009).Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) .
http://www.depkes.com. Diakses:
Tanggal 07 April 2010. Jam 09.00 WIB. Depkes RI, (2004). 5 Kriteria Diagnosis Dugaan Kasus Demam Berdarah .
Dan Sehat, surabaya@blogspot.com . Diakses:
PSN- DBD Departemen Kesehatan RI. Depkes RI, (2009). Perilaku Hidup Bersih
Pemantauan Jentik, Dinkes Kabupaten Lamongan . Pelatihan
Surabaya:Penerbit Fakultas Kedokteran UNAIR