Makalah bisnis jagung manis docx

KATA PENGANTAR
Atas berkat dan rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan disertai pemikiran penulis, maka
terciptalah makalah “UniCorn” secara sistematis.
Makalah ini tercipta untuk dapat berpartisipasi dalam dunia kewirausahaan dengan
memberikan varian rasa baru dari selai yang biasanya hanya terbuat dari buah Jagung. Dengan
demikian makalah ini diharapkan dapat berguna sebagai acuan dalam perencanaan bisnis.
Dengan memperhatikan sifat setiap manusia yang tidak luput dari kesalahan maka
penulis mengharapkan saran dan kritik sebagai penunjang baiknya makalah ini. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

TanjungPinang, 9 Oktober 2016

Rivandi

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Dewasa ini, Indonesia menghadapi masalah yang serius berkaitan dengan usaha
penyediaan bahan pangan pokok. Ketergantungan masyarakat yang besar terhadap beras
mengakibatkan permintaan beras meningkat. Dipihak lain, sektor pertanian nasional belum
cukup kuat untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Akibatnya, terjadi peningkatan impor beras
dari waktu ke waktu. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan
keanekaragaman pangan yang mencakup keanekaragaman pola menu dan keanekaragaman
sumber bahan pangan.
Jagung merupakan bahan pangan alternatif untuk dikembangkan sebagai penyokong
kebijakan keanekaragaman pangan terutama dilihat dari kedudukanya sebagai sumber utama
karbohidrat dan protein setelah beras. Meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan permintaan
kebutuhan industri dan pakan turut mendorong perkembangannya. Investasi industri pengolahan
jagung memiliki prospek yang cukup baik karena banyak sekali pohon industri yang bisa
dihasilkan dari tanaman jagung. Banyak produk pangan maupun non pangan yang berbahan baku
jagung, seperti tepung jagung, maizena, minyak jagung, sirup jagung, etanol dan berbagai
makanan ringan (snack).
Besarnya minat masyarakat akan jagung, menjadikan potensi bisnis olahan jagung cukup
menjanjikan. Karena itu kami memilih untuk mengembangkan UniCorn, sebuah produk olahan
jagung berupa makanan ringan. Selain mempertimbangkan kemudahan dalam pengolahan,
dengan
berbagai

inovasi
yang
dilakukan
dibandingkan
produk
jagung
lainnya, UniCorn berpotensi untuk dikembangan di wilayah sekitar Kampus. Hal ini didukung
pula oleh luasnya segmentasi pasar yang dicakup oleh produk jajanan ini.

1.2.

Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya rencana usaha ini adalah:
1. Untuk memberikan gambaran usaha, sehingga bisa mempersiapkan permodalan awal dengan
tepat.
2. Untuk pengarahan sehingga mampu mengaplikasikan rencana usaha dengan baik.
3. Sebagai pertinggal yang bisa diaplikasikan oleh calon pengusaha lain yang ingin mengolah
produk dari jagung.

1.3.


Metode
Metode yang dilakukan dalam penyusunan Rencana Usaha ini adalah dengan cara studi
literatur, baik itu manual maupun online.

2

1.4

Sistematika
Adapun sistematika sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Metode Pengumpulan Data
BAB II ASPEK PEMASARAN
2.1. Segmenting, Targeting dan Positioning

2.2. Bauran Pemasaran
BAB III ASPEK PRODUKSI
3.1. Spesifikasi Produk
3.2. Proses Produksi
3.3. Bangunan, Mesin, Peralatan
3.4. Kebutuhan Bahan Baku, Bahan Pembantu dan Bahan Pendukung Lainnya
3.5. Kebutuhan Tenaga Kerja
3.6. Penentuan Lokasi dan Tata Letak Usaha
BAB IV ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA DAN ORGANISASI
4.1. Rencana Bentuk Usaha dan Struktur Organisasi
4.2. Bentuk Usaha
BAB V ASPEK KEUANGAN DAN KELAYAKAN USAHA
5.1. Permodalan
5.2. Analisis Proyeksi Keuangan
5.2.1. Proyeksi Arus Kas
5.2.2. Proyeksi Rugi Laba
5.3. Analisis Titik Impas
5.4. Analisis Kelayakan Usaha
BAB VI ANALISIS SWOT DAN KESIMPULAN
6.1. Analisis SWOT

6.2. Kesimpulan

3

BAB II
ASPEK PEMASARAN
2.1. Segmentasi, Targeting, Positioning
a. Daerah Pemasaran (Market Segmenting)
UniCorn mempunyai skala pemasaran sampai seluruh wilayah TanjungPinang, dan nantinya
akan diperluas sampai ke seluruh Kepulauan Riau.
b. Pasar Sasaran (Market Targeting)
Menu UniCorn ini tidak hanya ditujukan untuk orang dewasa namun juga tersedia menu
UniCorn untuk anak-anak, dan remaja, sehingga sasaran pemasaran dari UniCorn ini cukup luas.
c. Positioning
UniCorn merupakan makanan cemilan sehat dan terjangkau di berbagai kalangan karena
disajikan dengan kemasan khusus dan tanpa menggunakan bahan pengawet yang dapat
membahayakan bagi kesehatan tubuh.
2.2. Maketing Mix
1. Product ( Produk )
Produk uniCorn yang di produksi merupakan produk berbahan baku jagung manis yang di

rebus dan di sajikan secara hangat, produk yang dihasilkan tanpa menggunakan bahan pengawet
maupun penyedap rasa, sehingga kandungan gizi dalam jagung tersebut tetap terjaga. Kemasan
yang di gunakan berbahan alumunium foil berukuran 100 gram per kemasan yang bermerek
“UNICORN”.
2. Price ( Harga )
Harga satuan dari UniCorn bervariasi antara Rp. 3000 s/d Rp. 5000 sesuai dengan rasa yang
di inginkan oleh konsumen.
3. Promotion ( Promosi )
Promosi dilakukan dari mulut ke mulut, pemanfaatan Sosial media, pembuatan website,
penyebaran brosur produk dan memasang spanduk di depan tempat usaha.
4. Place ( Lokasi )
Lokasi yang akan kami pilih adalah di sekitar wilayah kampus dan menjadikan Anak-anak,
remaja dan dewasa sebagai sasaran utama dikarenakan adanya sifat konsumtif terhadap jajanan
ringan yang mengenyangkan, terlebih uniCorn yang kami produksi mempunyai nilai gizi yang
tinggi.

4

BAB III
ASPEK PRODUKSI

3.1.

Spesifikasi Produk
Produk yang dibuat oleh CV. Unicorn ialah produk jagung manis aneka rasa yang dikemas
dalam cup. Unicorn merupakan salah satu jajanan yang bergizi, enak dan memiliki banyak rasa
sesuai keinginan konsumen. Bahan dasar unicorn ialah jagung manis pretel yang dikukus.
Topping yang digunakan sebagai tambahan rasa ialah rasa manis (meisses), asin (BBQ), pedas
(balado), keju, selai durian, saus strawberry, saus blueberry dan masih banyak variasi rasa
lainnya. Sebagai bahan pelengkap, jagung manis ini menggunakan mentega untuk menambah
cita rasa gurih pada jagung manis. Unicorn memiliki manfaat sebagai jajanan sehat yang
memiliki banyak varian rasa. Unicorn merupakan jajanan yang cukup mengenyangkan dan juga
bergizi, karena bahan dasar jagung manis yang digunakan serta topping yang sangat beragam.
Unicorn dikemas dalam cup dengan ukuran sedang (50 mL), dengan spesifikasi sebagai
berikut :
Keterangan :
a) Tinggi keseluruhan : 8 cm
b) Tinggi gelas
: 6 cm
c) Tinggi penutup
: 2 cm

d) Lebar alas gelas
: 4 cm
e) Lebar atas gelas
: 5 cm
f) Lebar penutup
: 5 cm
g) Berat
: Cup 50 ml
h) Warna Kuning
Unicorn memiliki kapasitas produksi 600 cup per bulan dengan rincian 5 hari kerja per
minggu dengan kapasitas 30 cup per harinya. Untuk perencanaan strategis, proyeksi kapasitas
dilakukan dalam jangka minimal 3 tahun ke depan, sesuai dengan rencana produksinya.
Tahun
Rencana Produksi (dalam unit)
1
7200 cup  30 cup per hari
2
12000 cup  50 cup per hari
3
24000 cup  100 cup per hari


3.2.

Proses Produksi
Pembuatan unicorn relative mudah, yang perlu dipersiapkan ialah jagung manis yang
sebelumnya dicuci dan dipreteli dari bonggolnya. Selanjutnya jagung dikukus selama 15 menit
sampai empuk. Setelahnya jagung sudah bisa disajikan dengan topping yang diinginkan. Jagung
bisa selalu ada dalam kondisi hangat karena selama penyajian jagung masih berada dalam
kukusan. Untuk penyajian bagi konsumen : konsumen yang memesan unicorn akan diberikan
satu cup jagung manis kukus yang sudah diberi margarine sebagai penambah rasa. Untuk
pelengkap rasa, konsumen bisa memesan topping yang diinginkan sesuai selera.
3.3. Bangunan, Mesin, Peralatan
Bangunan sebaagi tempat produksi masih menggunakan rumah pemilik yang berada di
Jl.Ganet. Untuk mesin dan peralatan produksi dapat dilihat di bawah ini :
5

1.
2.
3.
4.


Nama mesin /peralatan
Kompor + tabung
Kukusan
Baskom + centong
Peralatan lain

1

Jumlah unit
1 unit
1 unit
2 unit
Unit

3.4.

Kebutuhan Bahan Baku, Bahan Pembantu dan Bahan Pendukung
Berikut merupakan kebutuhan bahan baku, bahan pembantu dan bahan pendukung yang
diperlukan CV. Unicorn untuk masa produksi satu bulan :

Nama bahan baku
Jumlah unit
1. Jagung
300 bonggol
2. Gas
1 unit
3. Air
1 galon
4. Margarine/mentega
20 bungkus
5. Susu cair
5 kaleng
6. Bumbu (balado, BBQ, sapi panggang)
6 bungkus
7. Selai ( strawberry, blueberry, duren, 5 bungkus
dll)
8. Meisses
10 bungkus
9. Keju
5 bungkus

3.5.

Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan oleh CV. Unicorn pada tahun pertama ialah 5 orang yang
terdiri dari pemilik usaha. Dengan pembagian kerja structural sebagai Direktur, Manajer
Produksi, Manajer Pemasaran, Manajer Keuangan, dan Manajer SDM. Sedangkan untuk
pembagian kerja fungsional akan dikerjakan secara bersama-sama.

3.6.

Penentuan Lokasi dan Tata Letak Usaha
Lokasi tempat unicorn ini dijual ialah di sebuah outlet yang terletak di Depan sekolahsekolah. Outlet unicorn didesain seunik dan semenarik mungkin dengan ukuran tidak begitu luas
agar tidak memakan banyak tempat.

6

BAB IV
ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA DAN ORGANISASI
4.1.

Rencana Bentuk Usaha dan Struktur Organisasi
SDM merupakan kunci inti dari keberlangsungan suatu kegiatan ataupun usaha. Tanpa
adanya SDM maka suatu kegiatan ataupun usaha pastilah tidak akan mungkin ada, karena SDM
dapat berfungsi sebagai perencana, pelaku, pengawas usaha dsb. Untuk itu CV UniCorn
melakukan perencanaan SDM guna menjalankan usahanya yang terdiri dari seorang direktur atau
pemimpin dan empat orang manager yang terdiri atas Manager Produksi, SDM, Keuangan dan
Pemasaran. SDM yang ada diharapkan merupakan tenaga kerja yang memiliki semangat serta
motivasi dalam bekerja untuk mengembangkan dan menjadikan CV ini dapat berdaya saing
tinggi.
Untuk itu uraian mengenai tenaga kerja yang dibutuhkan CV UniCorn seperti di bawah
ini :
Jabatan
Tingkat
Usia
Jenis
Keterampilan Khusus
Pendidikan
Kelamin
Direktur
DIII
Minimal Pria/
Bertanggung jawab dan
20 tahun Wanita
memiliki jiwa kepemimpinan
yang baik dan pengambil
keputusan yang tepat
Manager
DIII
Minimal Pria/
Mengetahui dengan pasti
produksi
20 tahun Wanita
proses produksi yang dalam
hal ini adaah proses produksi
jagung
dengan
brand
UniCorn dan bertanggung
jawab atas tugasnya.
Manager
DIII
Minimal Pria/
Komunikatif serta memiliki
SDM
20 tahun Wanita
kemampuan
dalam
mengelola masalah mengenai
SDM
Manager
DIII
Minimal Pria/
Mampu
melakukan
Keuangan
20 tahun Wanita
pencatatan keuangan dengan
baik dan bertanggung jawab
Manager
DIII
Minimal Pria/
Komunikatif, supel serta
Pemasaran
20 tahun Wanita
memiliki motivasi kerja yang
tinggi
4.2 Bentuk Usaha
UniCorn merupakan salah satu nama usaha yang sekaligus dijadikan nama produk yang
memanfaatkan Jagung sebagai bahan utama. Pemanfaatan jagung disini dikarenakan banyak
masyarakat mulai dari kalangan bawah sampai atas yang menyukai berbagai olahan dari jagung
ini dengan maanfaat yang sangat baik bagi tubuh manusia. Untuk itulah kami menjadikan olahan
jagung ini yang berpusat pada olahan jagung kukus dengan berbagai varian rasa.
Untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan usaha dikedepannya sehingga olahan
jagung ini dapat bersaing dengan olahan makanan lainnya, kami menjadikan usaha ini dalam
7






5.1.

betuk CV. Pemilihan bentuk usaha CV disini dibandingkan dengan bentuk usaha lainnya seperti
PT ataupun lainnya didasarkan atas :
Mudah proses pendiriannya.
Kebutuhan akan modal dapat lebih dipenuhi.
Persekutuan komanditer cenderung lebih mudah memperoleh kredit.
Dari segi kepemimpinan, persekutuan komanditer relatif lebih baik.
 Sebagai tempat untuk menanamkan modal, persekutuan komanditer cenderung lebih baik,
karena bagi sekutu diam akan lebih mudah untuk menginvestasikan maupun mencairkan kembali
modalnya.
BAB V
ASPEK KEUANGAN DAN KELAYAKAN USAHA
Jumlah dan Struktur Permodalan
Kebutuhan modal kerja pada CV.Unicorn meliputi biaya investasi dan kebutuhan modal
kerja. Perincian kebutuhan moda kerja CV. Unicorn dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.1. Kebutuhan Biaya Investasi dan Modal Kerja
Keterangan
Biaya (Rp)
Keterangan
Biaya (Rp)
1. Investasi
900.0001. Modal Sendiri
4.848.000
2. Modal Kerja
3.948.000
Total
4.848.000
Total
4.848.000

CV. Unicorn
Tahun 2019 Gaji pegawai naik menjadi Rp.250.000/bln dari Rp100.000/bln di tahun 2017 dan
2018. Tahun 2016 Gaji Pegawai naik menjadi Rp500.000/bln dan tahun 2017 Rp1.000.000/bln.
Untuk tahun 2020 biaya produksi naik 2 kali lipat sesuai dengan proyeksi penjualan, dan
begitu juga tahun 2021.
5.2. Analisis Proyeksi Keuangan
Dalam penyusunan analisis proyeksi keuangan terdiri atas 2 (dua) daftar keuangan, yaitu
proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas dan proyeksi neraca, yang berguna mengevaluasi
kemampuan proyek untuk memenuhi kewajiban finansial dan mendatangkan keuntungan.
8

5.2.1.

Proyeksi Laba Rugi
Laba rugi merupakan perhitungan laporan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode.
Perhitungan peningkatan laba/rugi CV. Unicorn menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut :
a. Rencana produksi mengalami peningkatan dari 1.200 (2 bulan produksi di tahun 2017), 7.200 di
tahun 2018, 12.000 tahun 2019, 24.000 di tahun 2020 dan 48.000 di tahun 2021 sesuai proyeksi
permintaan dalam program pengembangan pemasaran ke daerah lain.
b. Biaya usaha setiap tahun mengalami peningkatan 5% sesuai pertumbuhan ekonomi kecualigaji
pegawai, penyusutan dan amortisasi sesuai dengan kebijakan perusahaan.
c. Penyusutan aktiva tetap dan amortisasi aktiva tak berwujud menggunakan metode garis lurus.
Perhitungan penyusutan dan amortisasi pada CV.
Berikut hasil proyeksi laba rugi yang diperoleh CV. Unicorn setiap tahun dapat dilihat pada
tabel berikut :
Proyeksi Laba/ Rugi yang diperoleh CV. Unicorn
Tahun Laba/Rugi Bersih CV. Unicorn (Rp)
2013
624.600
2014
4.458.600
2015
1.718.846
2016
4.549.461
2017
10.259.171

5.2.2.

Proyeksi Arus Kas
Arus kas merupakan laporan yang memberikan informasi tentang mutasi atau perubahan dari
kas selama periode tertentu dengan menunjukkan sumber pemasukan kas dan pengeluaran kas.
Proyeksi arus kas periode pra operasi berasal dari modal sendiri, kredit dan biaya investasi.

5.3.

Analisis Titik Impas
Titik impas atau Break Event Point (BEP) atau sering disebut juga titik pulang pokok
adalah suatu keadaan dimana tingkat produksi atau besarnya pendapatan sama dengan besarnya
pengeluaran yang dilakukan oleh industri, sehingga pada keadaan tersebut industri tersebut tidak
mendapatkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian pada tahun pertama menjalankan usaha.
Perhitungan Break Event Point (BEP) CV. Unicorn dihitung dengan menggunakan 2 (dua) cara,

5.4.

Analisis Kelayakan Usaha
Analisis kelayakan usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai
sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Hasil
analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan menerima atau
menolak suatu rencana usaha.
Net Present Value (NPV)

9

NPV merupakan manfaat yang diperoleh proyek dalam jangka waktu analisis yang ditarik
pada nilai uang saat ini. Jika nilai NPV lebih dari nol (NPV > 0), maka proyek yang
bersangkutan layak untuk dijalankan. Sebaliknya, jika nilai NPV lebih kecil 0 (NPV