Analisis distribusi suhu aliran udara Rh

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah K. 1993. Optimization of Solar Drying System. Proc. of the 5 th International Energy Conference. Seoul, October 18-22, 1993.

Abdullah K. 1995. Optimasi Dalam Perencanaan Alat Pengering Hasil Pertanian Dengan Energi Surya. Laporan Akhir Penelitian Hibah Bersaing. Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Kontrak No. 039/P4M/DPPM/PHB/95.

Abdullah K. 1998. Greenhouse Effect Solar Dyer for Coffe and Cocoa beans. Final Report. University Research for Graduate Education. Contract No. 032/HTPP-II/URGE/1996. Directorate General of Higher Education, Indonesia.

[Anonim]. 1994. ASAE Standard. USA. [Anonim]. 1998. SNI 01-4483-1998 Jagung Bahan Baku Pakan. Jakarta: BSN. [Anonim]. 2003. SNI 01-6944-2003 Benih Jagung Hibrida. Jakarta: BSN. Bala BK. 1997. Drying and Storage of Cereal Grains. New Delhi : Oxford & IBH

Publishing Co. Pvt. Ltd. Brooker DB, Bakker-Arkema FW, Hall CW. 1974. Drying Cereal Grain.

Connecticut : The AVI Publishing Company Inc. Wesport. Brooker DB, Bakker-Arkema FW, Hall CW. 1992. Drying and Storage of Grains

and Oilseeds. New York: An Avi Book, Van Nostrand Reinhold. Cengel YA. 2003. Heat Transfer. New York : Mc.Graw-Hill,Inc. Chikubu S. 1974. Characteristic of Japanese Rice and Storage Principle of Brown

Rice. National Food Research Institut, Ministry of Agriculture and Forestry. Fiscal.

Devahastin S. 2000. Panduan Praktis Mujumdar untuk Pengeringan Industrial. Tambunan AH, Wulandani D, Hartulistiyoso E, Nelwan LO, Penerjemah.

Bogor : IPB Press. Terjemahan dari: Handbook of Industrial Drying 2 nd Edition.

Dharmaputra O, Retnowati S, Sunjaya, Ambarwati S. 1993. Populasi A.flavus dan kandungan aflatoksin pada jagung ditingkat petani dan pedagang di Propinsi Lampung. Yogyakarta: Makalah Kongres Nasional XII dan Seminar Ilmiah Perhimpunan Fitopatologi Indonesia.

Francis BJ, Wood JF. 1982. Changes in The Nutritive Value of Feed Concentrate during Storage; Hand Books of Nutritive Value of Processed Food Vol. II Di dalam: Milolov Rechyl Jr, Editor. CRC Series in Nutrition and Food. Florida: CRC Press Inc.

Garraway MO, Evans QC. 1984. Fungal Nutritions and Physiology. New York: John Wiley and Sons Inc.

Hall C.W. 1970. Handling and Storage Food Grain in Tropical and Subtropical Areas. Roma: FAO.

Hall CW, Davis DC. 1979. Processing Equipment for Agricultural Product. Connecticut: The AVI Publishing Company,Inc. Westport.

Hall CW. 1980. Drying and Storage of Agricultural Crops. Connecticut: The AVI Publishing Company,Inc. Westport.

Harlos LS, Jeon YW, Bockhop CW. 1983. Design and performance of multipurpose dryer using non-conventional energy sources. Manila: Agricultural Engineering Departement. IRRI.

Hartono. 1978. Teknologi Lepas Panen Jagung dan Palawija Serupa Lainnya. Jakarta: Lokakarya jagung, Bulog.

Henderson SM, Perry RL. 1976. Agricultural Process Engineering. 3 rd Edition. Conecticut: The AVI Publishing Company, Inc. Wesport.

Holman JP. 1995. Perpindahan Kalor. Jakarta : Erlangga. Jeon WY, Harlos LS, Bockhop CW.1983. Evaluation of a multipurpose dryer

using non-conventional energy sources. Manila: Agricultural Engineering Departement. IRRI.

Kim KS, Shin MG, Kim BC, Thim JH, Cheigh HS, Muhlbauer W, Kwon TW. 1989. An Ambient-air In-Storage Paddy Drying System for Korean Farm. Agricultural Machanization in Asia, Africa and Latin America., 20:2.

Komar N. 1988. Mempelajari Sistem Lumbung Pengering Gabah Bahan Bakar Sekam [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Koto HA. 1984. Simulasi Penyimpanan Gabah dalam Silo Besi Kedap Udara [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Kristanto A. 2007. Teknologi Pascapanen untuk Peningkatan Mutu Jagung. http://www.tanindo.co.id/abdi11/hal0901.hmt. [30 Januari 2007].

Manalu LP. 1999. Pengering Energi Surya dengan Pengaduk Mekanis untuk Pengeringan Kakao[tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Nagler MJ, Buangsuwon D, Jewer K, Siriacha P. 1986. Production and quality controll of low aflatoxin maize in rainy seasons. Bangkok: Proceding of Departement of Agriculture Research Conference.

Napitupulu VM. 1993. Rancangan dan Uji Kinerja Kipas Untuk Pengeringan [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Nelwan LO. 2005. Study on Solar Assisted Dryer with Rotating Rack for Cocoa

Beans [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Nelwan LO. 1997. Pengering Kakao dengan Energi Surya Menggunakan Rak

Pengering dengan Kolektor Tipe Efek Rumah Kaca [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Nugroho E. 1986. Simulasi Pengeringan Gabah [skripsi]. Bogor: Fateta IPB. Soemangat, Syarief AM, Subekti D, Purwadaria HK. 1987. Studies on the

implementation of the pit dryer at the village level in Yogyakarta, Indonesia. Bangkok: Asean Seminar on Grain Post Harvest Technology.

Soemartono. 1968. Teknik Pengolahan Padi. Jakarta: Departemen Pertanian RI. Soesarsono W. 1977. Teknik Pengolahan dan Penyimpanan Hasil Panen. Bogor:

Departemen Teknologi Hasil Petanian Fatemeta IPB. Suseno H. 1974. Fisiologi Tumbuhan. Bogor: Departemen Botani Faperta IPB. Thahir R, Sudaryono, Soemardi, Soeharmadi. 1988. Teknologi Pascapanen

Jagung. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Versteeg HK, Malalasekera W. 1995. An introduction to computational fluid

dynamic. The finite volume methode. Malaysia: Longman Sc & Technical. Widodo TW, Harjono, Tokumoto O, Matsumoto. 1994. Hasil Analisis Teknis dan

Ekonomis Proses Pengeringan Padi dengan Menggunakan “DS System”. Enjiniring Pertanian 1:1-12.

Wijandi S. 1988. Teknologi Penyimpanan Komoditas Pertanian. Bogor: Fatemeta Institut Pertanian Bogor.

Wilcke WF, Morey RV, Hansen DJ. 1993. Reducing Energy Use for Ambient- air Corn Drying. Applied Engineering in Agriculture 9:2.

William PC. 1991. Storage of Grain and Seeds. London: CRC Press Inc. Wulandani D. 2005. Kajian Distribusi Suhu, RH dan Aliran Udara Pengering

untuk Optimasi Disain Pengering Efek Rumah Kaca [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

LAMPIRAN

Lampiran 1 S Sistem Pengerin ng ERK-Hybrid d dan In-Store D Dryer Terintegrassi

KETERA ANGAN In-Store Dryer :

1 Sa aluran inlet

2 Sa aluran outlet

3 Ou utlet udara ISD

4 Kip pas ISD

5 Ka atup penutup

6 La ntai pengering berlu ubang

7 Sa aluran outlet biji-bijia n

8 Pin ntu kontrol

Pengerin ng ERK-Hybrid :

1 Sil inder pengering

2 Kip pas

3 Pe enukar panas

4 Kip pas ekshaus

5 Mo otor penggerak silind der

6 Ta ngki air

7 Ho opper bahan bakar

8 Mo otor dan screw feede er

ba han bakar

9 Tu ngku pembakaran

L Lampiran 2 Profil aliran n udara padaa pipa seteng gah berpori ((Brooker et a al. 1992)

L Lampiran 3 Arah aliran n udara pada pipa input d dan output (B Brooker et al l. 1992)

L Lampiran 4 Susunan pip pa-pipa peny yalur udara d dalam ISD

Lampiran 5 Standar ASAE untuk ukuran dan kapasitas Silo

Lampiran 5 (lanjutan)

Lampiran 6 Algoritma numerik volume hingga dengan metode SIMPLE (Versteeg & Malalasekera 1995)

Lampiran 7 Asumsi, kondisi awal dan kondisi batas yang digunakan pada simulasi CFD

Asumsi

1. Udara tidak termanpatkan (incompressible), ρ konstan.

2. Panas jenis, konduktivitas dan viskositas udara konstan (bilangan Prandtl udara konstan).

3. Udara bergerak dalam kondisi steady

4. Udara lingkungan dianggap konstan selama simulasi, yaitu pada 34 o C.

5. Kecepatan udara pada kipas dianggap konstan.

6. Aliran udara dalam ISD dengan bukaan yang sangat lebar dianggap sebagai aliran udara di atas bidang datar (sepanjang bidang datar) dan laminer apabila nilai bilangan Reynolds kurang dari 500 000 (Cengel, 2003). Perhitungan udara laminer: Sifat thermofisik udara yang digunakan dalam model simulasi CFD adalah:

Suhu inlet : 34 o C Suhu outlet : 34 o C

Suhu fluida operasi : (34+34)/2 = 34 o C --- > = 307.15 K Diameter spesifik = 2.5 m

Sifat Simbol Nilai Satuan Massa jenis 3 ρ 1.225 kg/m

Panas jenis o Cp 1.0057 kJ/kg C Konduktivitas panas

W/m.K Visikositas dinamik -5 μ 1.7894 x 10 kg/m.s

Bilangan Prandtl

Pr

Bilangan Reynold (Re) :

Sehingga aliran dianggap laminer.

Lampiran 7 (lanjutan)

Kondisi Awal : Untuk kedua simulasi, menggunakan kondisi awal sebagai berikut:

1. Kecepatan aliran udara awal pada semua koordinat (x,y dan z) = 0 m/detik.

2. Suhu dinding = suhu lingkungan

3. Tekanan udara 1 atm = 101.325 kPa Kondisi Batas :

1. Inlet sekaligus kipas dianggap sebagai velocity inlet dengan kecepatan udara masuk 8.2 m/detik (Hasil pengukuran).

2. Outlet dianggap sebagai outflow dengan ratio bukaan 1.

3. Dinding bersifat adiabatis (tidak ada pertukaran panas)

4. Ketebalan dinding 0.002 m

5. Dinding dan seluruh pipa penyalur udara terbuat dari alumanium (plat esser) dengan propertis (Holman 1995): Density ( ρ) : 2719 kg/m3 Specific Heat (Cp) :871 j/kg-k Thermal Conductivity (k) : 202.4 w/m-k

6. Porositas lantai dan pipa-pipa penyalur udara adalah 40%, dalam simulasi ditetapkan sebagai porous jump, dengan parameter input:

a. Permeabilitas permukaan ( α) dihitung dengan persamaan (FLUENT ver.6.1):

b. Koefisien porous jump (C2) dihitung dengan persamaan (FLUENT ver.6.1):

Keterangan : Dp : diameter lubang pada plat = 0.004 m

ε : persen lubang pada plat = 0.4

Lampiran 8 Algoritma simulasi pengeringan tumpukan tebal

Mulai

Masukkan data kadar air awal, suhu jagung, suhu udara, kelembaban mutlak udara, laju massa udara,

tebal tumpukan, total waktu simulasi

Hitung kadar air keseimbangan

Loop waktu

Loop lapisan

Hitung tekanan uap udara

Hitung RH udara

Hitung panas laten penguapan jagung

Hitung suhu jagung

Hitung kadar air jagung

Hitung kelembaban mutlak udara

tdk

Total Kedalaman

tercapai ?

ya Hitung kadar air rata-rata tdk

Waktu tercapai ? ya

Cetak hasil perhitungan: kadar air, suhu udara,kelembaban mutlak, RH

Selesai

Lampiran 9 Parameter yang digunakan dalam simulasi pengeringan tumpukan Parameter Simbol Nilai Satuan Sumber

Panas jenis biji

Bala 1997 Panas jenis udara

pg 1.527

kJ/kg K

jagung

C pa 1.008 kj/kg C Bala 1997 Panas jenis air

Bala 1997 Panas jenis uap air

C pl 4.186

kj/kg K

C pw 1.890

kj/kg K

Bala 1997

3 Bulk density jagung Brooker ρ

d 745 kg/m

1992 Jansen

3 Massa jenis udara terjemahan ρ

a 1.11 kg/m (Arismunandar 1995)

Tekanan atmosfer

Bala 1997 Laju udara

P atm 101.325 kPa

Ga 12.7 kg/mnt-m 2 Pengukuran Koeffisien pindah

cv 1.3 kJ/mnt/m /K Bala panas konveksi 1997 G Panas laten penguapan jagung (L g ) dalam satuan kJ/kg, dihitung dengan

persamaan (Strohman&Yeoger 1967 dalam Bala 1997): .

exp

Kelembaban mutlak (H) dalam satuan kg/kg didapatkan dengan persamaan (Brooker 1974):

Kelembaban relatif (RH) dalam satuan %, dihitung dengan persamaan (Brooker 1974):

...........................................................................................(3) Kadar air keseimbangan (M e ) dalam satuan % b.k, dihitung dengan

persamaan (Brooker et al. 1992) :

Persamaan empiris pengeringan untuk jagung page equation (Hal 1970; Van Rest & Isaacs 1968 dalam Bala 1997):

.......................................................................(6) ln

ln ...................................................(7) Persamaan ini adalah dari ekspresi persamaan garis :

.....................................................................................(8) Dimana :

ln

ln Jika persamaan (6) diplot pada pada sumbu x dan y, maka akan didapatkan

sebuah garis lurus dengan nilai positif slope u , selanjutnya jika data eksperimen diplotkan dari persamaan (8) maka u dan k didapat dari grafik dengan menarik garis lurus. Hal tersebut ditunjukkan pada gambar berikut:

Slope = u

ln t

Gambar 1 penentuan k dan u dari plot

Dalam persamaan yang digunakan, u adalah exponen yang nilainya diberikan dengan persamaan (Bala 1997) :

Lampiran 10 Kode program Visual Basic untuk simulasi pengeringan tumpukan

'Simulasi Model Persamaan Differensial Parsial 'untuk Pengeringan Biji-bijian Lapisan Tebal pada In-Store Dryer 'Oleh : Diswandi Nurba 'Program Studi Ilmu Keteknikan Pertanian - Sekolah Pasca Sarjana IPB '2008

Dim TG(260), MC(260), AT(260), HM(260), RH(260)

Private Sub Command1_Click() 'Input data AC = Val(Text1.Text) GC = Val(Text2.Text) LC = Val(Text3.Text) WC = Val(Text4.Text) BD = Val(Text5.Text) AP = Val(Text6.Text) Z = Val(Text7.Text) LX = Val(Text8.Text) DT = Val(Text9.Text) DZ = Val(Text10.Text) RP = Val(Text11.Text) EL = 0.01 'batas nilai max absolute selisih RH dg RH udara jenuh menju hitung Suhu

Bijian ESS = 0.01 'batas nilai max absolut selisih RH dgn RH udara jenuh menuju hitung delta KA EX = 0.001 'batas min absolut selisih waktu iterasi dg waktu proses menuju waktu total TN = Val(Text15.Text) MO = Val(Text16.Text) / 100 NNi = Val(Text20.Text) * 60 TAd = Val(Text21.Text) RXd = Val(Text22.Text) / 100 GAd = Val(Text23.Text)

'Process TI = TN + 273.15 'SUB HITUNG TEKANAN UAP PS = Exp(52.575 - 6790 / TI - 5.0281 * Log(TI)) AV = 0 For L = 1 To LX

MC(L) = MO MEQ = MC(L) RX = Exp(-C0 * (TI ^ C1) * Exp(C2 * (TI ^ C3) * MEQ)) RH(L) = RX P = RH(L) * PS HN = (0.622 * P) / (AP - P) HM(L) = HN AV = AV + MC(L) * DZ

Next L AV = AV / Z

T = 0: TPR = 60: DTPR = 60 FileNumber = FreeFile() Open "D:\Jagung Drying Result.txt" For Output As #FileNumber For NN = 1 To NNi

'suhu udara dan RH udara lingkungan TA = TAd: RX = RXd TI = TA + 273.15 'Perhitungan tekanan uap dan Kelembaban PS = Exp(52.575 - 6790 / TI - 5.0281 * Log(TI))

H = (0.622 * RX * PS) / (AP - RX * PS) HN = H T = T + DT 'Perhitungan Kadar Air Keseimbangan MEQ = ((Log(1 - RX)) / ((-8.6541 * 10 ^ -5) * (TA + 49.81) * (100 ^ 1.8634))) ^

(1 / 1.8634) 'looping untuk iterasi pada setiap lapisan

AV = 0 For L = 1 To LX

If RX > 0.98 Then RX = 0.98 TI = TA + 273.15 DC = -0.0098 - 0.19 * RX + 0.01242 * TA U = 0.1248 + 1.2011 * RX - 1.0685 * (RX ^ 2) + 0.00702 * TA

If MO = MEQ Then GoTo 100 If MC(L) = MEQ Then GoTo 100 If DC = 0 Then GoTo 100 AZ = Log(Abs(MC(L) - MEQ)) BZ = Log(Abs(MO - MEQ)) TE1 = Abs(BZ - AZ / DC) TE2 = 1 / U TE = TE1 ^ TE2 'Perubahan kadar air DM = -(MC(L) - MEQ) * DC * U * ((TE + (DT / 60)) ^ (U - 1)) * (DT / 60) GoTo 200

100 DM = 0 200 A2 = 2 * (TA - TG(L))

B3 = GC + LC * MC(L) F1 = WC * TA + 2501.61 - TG(L) * LC GA = GAd 'Laju massa udara masuk 'Perhitungan Heat Transfer Coeffisien pada tumpukan biji HT = 25.4433 * (GA ^ 1.3) 'Perhitungan Panas laten Penguapan bijian LG = 2.32 * ((1094 - 0.026 * (TA + 17.78)) * (1 + 2.4962 * Exp(-21.73 *

MC(L)))) YY = AC * TA + LG - LC * TG(L) 250 XB = DM E1 = AC + WC * (HN - (XB * BD * DZ / (GA * DT))) GE = GA * E1 TP = (BD / DT) * XB TP = A2 + (TP * ((2 * YY / HT) + (F1 * DZ / GE))) BB = B3 + LC * XB BT = 1 + (BD / DT) * (2 * B3 / HT + DZ * BB / GE) DG = TP / BT DA = -(BD * DZ / ((GA * DT) * E1)) * ((DG * BB) - (XB * F1)) TI = TA + DA + 273.15 PS = Exp(52.575 - 6790 / TI - 5.0281 * Log(TI))

H = HN - (XB * BD * DZ / (GA * DT)) P = (H * AP) / (0.622 + H) RX = P / PS

FXX = RX - RP If FXX <= EL Then GoTo 1000 If FXX < 0 Then GoTo 1000 If FXX = 0 Then GoTo 1000 XD = 0.0006000001 IT = 0 CX = DM FX = RX - RP

300 CXX = CX + XD XB = CXX 'PERHITUNGAN SUHU UDARA DAN SUHU BIJIAN E1 = AC + WC * (HN - (XB * BD * DZ / (GA * DT))) GE = GA * E1 TP = (BD / DT) * XB TP = A2 + (TP * ((2 * YY / HT) + (F1 * DZ / GE))) BB = B3 + LC * XB BT = 1 + (BD / DT) * (2 * B3 / HT + DZ * BB / GE) DG = TP / BT DA = -(BD * DZ / ((GA * DT) * E1)) * ((DG * BB) - (XB * F1)) TI = TA + DA + 273.15 PS = Exp(52.575 - 6790 / TI - 5.0281 * Log(TI))

H = HN - (XB * BD * DZ / (GA * DT)) P = (H * AP) / (0.622 + H) RX = P / PS

FXX = RX - RP If (FX * FXX) < 0 Then GoTo 400 If (FX * FXX) = 0 Then GoTo 900

CX = CX + XD FX = FXX IT = IT + 1 If (IT - 600) <= 0 Then GoTo 300

400 For K = 1 To 5 XV = (CX + CXX) / 2 XB = XV E1 = AC + WC * (HN - (XB * BD * DZ / (GA * DT))) GE = GA * E1 TP = (BD / DT) * XB TP = A2 + (TP * ((2 * YY / HT) + (F1 * DZ / GE))) BB = B3 + LC * XB BT = 1 + (BD / DT) * (2 * B3 / HT + DZ * BB / GE) DG = TP / BT DA = -(BD * DZ / ((GA * DT) * E1)) * ((DG * BB) - (XB * F1)) TI = TA + DA + 273.15 PS = Exp(52.575 - 6790 / TI - 5.0281 * Log(TI))

H = HN - (XB * BD * DZ / (GA * DT)) P = (H * AP) / (0.622 + H) RX = P / PS

FVE = RX - RP If (FX * FVE) < 0 Then GoTo 500 If (FX * FVE) = 0 Then GoTo 800 CX = XV FX = FVE GoTo 550

500 CXX = XV FXX = FVE 550 Next K 600 XV = (CX * FXX - CXX * FX) / (FXX - FX)

XB = XV E1 = AC + WC * (HN - (XB * BD * DZ / (GA * DT))) GE = GA * E1 TP = (BD / DT) * XB TP = A2 + (TP * ((2 * YY / HT) + (F1 * DZ / GE))) BB = B3 + LC * XB BT = 1 + (BD / DT) * (2 * B3 / HT + DZ * BB / GE) DG = TP / BT DA = -(BD * DZ / ((GA * DT) * E1)) * ((DG * BB) - (XB * F1)) TI = TA + DA + 273.15 PS = Exp(52.575 - 6790 / TI - 5.0281 * Log(TI))

H = HN - (XB * BD * DZ / (GA * DT)) P = (H * AP) / (0.622 + H) RX = P / PS

FVE = RX - RP If Abs(FVE) < ESS Then GoTo 900 If (FX * FVE) < 0 Then GoTo 700 If (FX * FVE) = 0 Then GoTo 900 CX = XV FX = FVE GoTo 600

700 CXX = XV FXX = FVE 800 CXX = XV 900 DM = CXX

GoTo 250 1000 TG(L) = TG(L) + DG TA = TA + DA AT(L) = TA MC(L) = MC(L) + DM RH(L) = RX HN = H HM(L) = HN AV = AV + MC(L) * DZ

Next L AV = AV / Z TIM = T If Abs(TIM - TPR) >= EX Then GoTo 10

'Progress Bar 'Progress Bar

ProgressBar1.Value = nilai Next nilai

'Show results in a table With Me.ListView1

.ListItems.Clear .View = lvwReport .ColumnHeaders.Clear .ColumnHeaders.Add , , " Layer ", 700 .ColumnHeaders.Add , , " Moisture Content (%b.k) ", 2100 .ColumnHeaders.Add , , " Air Temp (C) ", 1400 .ColumnHeaders.Add , , " Humidity (kg/kg) ", 1500 .ColumnHeaders.Add , , " RH (%) ", 1300 For i = 1 To LX

.ListItems.Add , , i .ListItems(.ListItems.Count).ListSubItems.Add , , Round(MC(i) * 100, 5) .ListItems(.ListItems.Count).ListSubItems.Add , , Round(AT(i), 5) .ListItems(.ListItems.Count).ListSubItems.Add , , Round(HM(i), 5) .ListItems(.ListItems.Count).ListSubItems.Add , , Round(RH(i) * 100, 5) Write #FileNumber, NN, i, MC(i), AT(i), HM(i), RH(i)

Next i End With

TPR = TPR + DTPR

Text17.Text = Str(T) Text18.Text = Str(AV * 100) Text19.Text = Str(MEQ * 100)

'Refresh Text17.Refresh Text18.Refresh 'Text19.Refresh ListView1.Refresh

10 Next NN Close #FileNumber End Sub

Private Sub Command2_Click() Text1.Text = "" Text2.Text = "" Text3.Text = "" Text4.Text = "" Text5.Text = "" Text6.Text = "" Text7.Text = "" Text8.Text = "" Text9.Text = "" Text10.Text = "" Text11.Text = "" Text15.Text = "" Text16.Text = "" Text17.Text = "" Text18.Text = "" Text19.Text = "" Text20.Text = "" Text21.Text = "" Text22.Text = "" Text23.Text = "" Me.ListView1.ListItems.Clear

End Sub

Private Sub Command3_Click() End End Sub

Private Sub Command4_Click() Form2.Show

End Sub

Private Sub Command5_Click() Form4.Show End Sub

Private Sub Command6_Click() 'Reset Text15.Text = "" Text16.Text = "" Text17.Text = "" Text18.Text = "" Text19.Text = "" Text20.Text = "" Text21.Text = "" Text22.Text = "" Text23.Text = ""

End Sub

Lampiran 11 Interface program simulasi pengeringan tumpukan

Lampiran 12 Perhitungan pressure drop dan tekanan statis kipas Tekanan statis pada ruang ISD (plenum chamber) diperlukan untuk

memaksa udara mengalir melewati lantai pengering dan massa jagung. Tekanan statis merupakan gaya tegak lurus terhadap dinding saluran dan besarnya tidak tergantung pada kecepatan aliran. Penentuan besarnya tekanan statis meliputi:

a. Tahanan dari massa jagung terhadap aliran udara

b. Tahanan lantai berlubang terhadap aliran udara

c. Penurunan tekanan pada saluran

d. Penurunan tekanan karena perubahan luas penampang

e. Pengaruh tekanan dinamis Dari pengukuran didapatkan kecepatan aliran udara pada kipas axial yang dipakai pada ISD sebesar 8.20 m/dtk, maka debit dapat dihitung :

. Luas kipas dengan diameter 15 inchi adalah : .

Sehingga : . . 3 . / --- > 56.09 m /menit --- > 1981.91 cfm

Bila aliran udara dialirkan melalui lapisan bijian (massa jagung), tahanan dari aliran tersebut menurunkan tekanan (pressure drop) disebabkan oleh kehilangan energi karena gesekan dan turbulensi aliran. Tahanan ini dapat diatasi dengan menambah tekanan pada saluran masuk atau membuat kondisi hampa udara pada saluran keluar.

Dengan persamaan (Hukill dan Shedd 1955 dalam Brooker 1992) maka dapat dihitung penurunan tekanan sebagai berikut:

∆ ....................................................................... (2) dimana :

ΔP : penurunan tekanan per ft, (inchi air/ ft)

a dan b : tetapan, tergantung dari macam bijian. Q 2

a : aliran massa udara (cfm/ft )

Tabel 1 Tetapan untuk persamaan (2)

Biji-bijian Nilai a Nilai b Barley 0.00069 0.070 Oats 0.00080 0.074 Jagung pipil

Kacang kedelai

Gandum 0.00092 0.050 Sumber : Hukill dan Shedd (1955) dalam Brooker (1992)

Luas lantai ISD: Lantai berbentuk lingkaran r = 1.25 m

sehingga : .

didapat prossure drop : .

ln

Dengan tebal lapisan jagung = 2.50 m = 8.20 ft, maka tahanan oleh lapisan jagung adalah :

atau 978.09 Pa (0.98 kPa)

Udara yang dihembuskan ke dalam tumpukan biji juga melalui lantai dan plat besi berlubang, maka terjadi penurunan tekanan setelah plat besi tersebut terlewati, Brooker (1992) memberikan persamaan:

Dari pengukuran didapat pori lantai (O f ) = 40%

Dari Brooker (1992) Porositas tumpukan jagung ( ε ) = 43% Sehingga tahanan lantai dapat dihitung:

Kehilangan tekanan oleh pembebasan saluran ditetapkan dengan persamaan (ASHRAE , 1969) :

∆ .............................................................................. dimana :

c 1 : tetapan pembesaran penampang

V: kecepatan sebelum memasuki perubahan penampang (fpm)

Luas permukaan kipas, diameter 15 inchi adalah . .

. dari gambar bentuk saluran berikut (ASHRAE 1969 dalam Brooker 1992) maka

c 1 = 1.00

Gambar 1. Bentuk saluran pada ISD

sehingga : ∆

Maka tekanan total adalah penjumlahan dari ketiga tahanan tersebut: ∆

Tekanan dinamis adalah tekanan yang hanya tergantung dari gesekan dan kerapatan udara. Tekanan dinamis dapat dihitung dengan persamaan

.................................................................................... dimana: P din : tekanan dinamis (tekanan kecepatan) (in. air)

V : kecepatan aliran udara (ft/menit)

Sehingga tekanan statis dihitung dengan persamaan : .............................................................................

P statis = 0.98 kPa

Tekanan statis yang dibutuhkan untuk pengeringan jagung dengan tumpukan setinggi 2.50 m (7500 kg) dalam ISD adalah 0.98 kPa atau 982.2 Pa. Sehingga tekanan kipas axial sebesar 90 Pa masih kurang untuk melakukan kerjanya. Namun penataan pipa saluran udara sebanyak 13 pipa yang menyediakan ruang bebas untuk pergerakan udara dalam ISD dapat membantu kinerja kipas axial tersebut.

Tabel 2 Faktor konversi (Brooker 1992)

Airflow

Area and Length

1 cfm = 0.0283 m 3 /min 1 ft = 0.3048 m

1 cfm/bu

= 1.114 m 3 /min.t

1 in

= 0.0254 m = 0.804 m 3 /m 3 .min 1 acre = 4046.87 m 2

1 cfm/cwt

= 0.6238 m 3 /min.t

= 0.404687 ha

1 cfm/ft 2 = 0.3048 m 3 /m 2 .min

1 ft 2 = 0.0929 m 2

1 cfm/ft 3 = 1m 3 /m 3 .min 1 in. 2 = 6.452 cm 2

1 cfm/ton

= 0.0311 m 3 /min.t 1 mi = 1.6093 km

1 lb/hr ft 2 = 4.883 kg/hr.m 2 Volume

1 ft 3 /hr = 0.472 x 10 -3 m 3 /min 1 ft 3 = 0.02832 m 3

Pressure 1 gal (U.S) = 0.00379 m 3

1 atm

= 101.3 kPa

1 in. 3 = 16.387 cm 3

1 bar

= 100 kPa

1L

= 0.001 m 3

1 in. Hg

= 3.376 kPa

1 bu

= 0.03524 m 3

1 in. water

= 248.8 Pa

1 bu/acre

= 0.0871 m 3 /ha

1 in.water/ft

= 816.40 Pa/m

1 bu/hr

= 0.03524 m 3 /hr

1 lb/ft 2 = 47.88 Pa

1 yd 3 = 0.76455 m 3

1 lb in 2 = 6.895 kPa

1 mm Hg = 0.133kPa

Lampiran 13 Lokasi titik pengukuran suhu dan kecepatan udara di dalam ruangan ISD

Lampiran 14 Lokasi titik pengambilan sampel pengukuran kadar air

Lampiran 15 Hasil Simulasi 1 CFD

Poin Koordinat

V (m/s)

RH

Rata-rata & St. Deviasi

22 0.2 0.75 0.8 33.6 0.33 60.7 Rata RH : 67.9 %

23 -0.8

33.5 0.45 60.8 St Dev RH : 10.7 %

24 -0.2 0.75 -0.2

33.7 0.35 60.5 Rata T : 31.8 C

25 0.2 0.75 -0.2 33.6 0.75 60.5 St.Dev T : 2.6 C

26 0.2 0.75 0.2 33.6 0.65 60.6 Rata V: 0.39 m/dtk

27 -0.2

33.6 0.34 60.6 St.Dev V : 0.25 m/dtk

49 0.2 1.25 0.8 33.6 0.33 60.7 Rata RH : 67.1 %

50 -0.8

33.5 0.59 60.9 St Dev RH : 10.2 %

51 -0.2 1.25 -0.2

33.6 0.42 60.5 Rata T : 32.0 C

52 0.2 1.25 -0.2 33.6 0.53 60.6 St.Dev T : 2.5 C

53 0.2 1.25 0.2 33.6 0.56 60.7 Rata V: 0.40 m/dtk

54 -0.2

33.7 0.62 60.5 St.Dev V : 0.29 m/dtk

Lampiran 15 (lanjutan)

76 0.2 1.75 0.8 33.4 0.33 61.2 Rata RH : 67.6 %

77 -0.8 1.75 0.2 33.6 0.53 60.8 St Dev RH : 10.6 %

78 -0.2 1.75 -0.2

33.6 0.54 60.7 Rata T: 31.9 C

79 0.2 1.75 -0.2 33.6 0.34 60.8 St.Dev T : 2.6 C

80 0.2 1.75 0.2 33.5 0.29 61.1 Rata V: 0.32 m/dtk

81 -0.2 1.75 0.2 33.6 0.98 60.6 St.Dev V : 0.22 m/dtk

33.6 0.10 60.6 103 0.2 2.25 0.8 33.5 0.38 61.1 Rata RH : 67.5 % 104 -0.8 2.25 0.2 33.5 0.46 61.0 St Dev RH : 10.5 %

105 -0.2 2.25 -0.2

33.6 0.49 60.8 Rata T: 31.9 C 106 0.2 2.25 -0.2 33.6 0.33 60.8 St.Dev T : 2.6 C 107 0.2 2.25 0.2 33.5 0.32 60.9 Rata V: 0.27 m/dtk 108 -0.2 2.25 0.2 33.5 0.45 60.9 St.Dev V : 0.17 m/dtk

Lampiran 15 (lanjutan)

33.6 0.20 60.6 130 0.2 2.75 0.8 33.5 0.41 61.0 Rata RH : 68.0 % 131

0.8 2.75 -0.2

-0.8

2.75 0.2 33.6 0.29 60.8 St Dev RH

11.4 %

132 -0.2 2.75 -0.2

33.5 0.21 60.9 Rata T: 31.8 C 133 0.2 2.75 -0.2 33.6 0.42 60.6 St.Dev T : 2.8 C

134 0.2 2.75 0.2 33.5 0.32 60.9 Rata V: 0.23 m/dtk 135 -0.2

33.5 0.37 60.9 St.Dev V : 0.16 m/dtk Rata-rata

2.75 0.2

31.9 0.32 67.6 Standar Deviasi

2.60 0.22 10.7

Lampiran 16 Hasil Simulasi 2 CFD

Poin Koordinat xyz T(C )

V (m/s)

RH

Rata-rata & St. Deviasi

7 -0.6 0.75 -0.6 33.7 0.41 60.2

8 -0.8 0.75 -0.2 33.7 0.48 60.2

12 -0.76 0.75 -0.76

20 -0.2 0.75 -0.8 33.7 0.34 60.4

21 0.8 0.75 -0.2 33.6 0.45 60.7

22 0.2 0.75 0.8 33.7 0.30 60.4 Rata RH : 60.3 %

23 -0.8 0.75 0.2 33.7 0.48 60.3 St Dev RH : 0.2 %

24 -0.2 0.75 -0.2 33.7 0.64 60.2 Rata T: 33.7 C

25 0.2 0.75 -0.2 33.7 0.65 60.2 St.Dev T : 0.1 C

26 0.2 0.75 0.2 33.7 0.52 60.4 Rata V: 0.59 m/dtk

27 -0.2 0.75 0.2 33.7 0.62 60.2 St.Dev V : 0.25 m/dtk

34 -0.6 1.25 -0.6 33.7 0.25 60.2

35 -0.8 1.25 -0.2 33.7 0.50 60.3

39 -0.76 1.25 -0.76

47 -0.2 1.25 -0.8 33.7 0.28 60.4

48 0.8 1.25 -0.2 33.6 0.38 60.7

49 0.2 1.25 0.8 33.7 0.32 60.5 Rata RH : 60.4 %

50 -0.8 1.25 0.2 33.7 0.63 60.4 St Dev RH : 0.2 %

51 -0.2 1.25 -0.2 33.7 0.55 60.2 Rata T: 33.7 C

52 0.2 1.25 -0.2 33.6 0.43 60.6 St.Dev T : 0.1 C

53 0.2 1.25 0.2 33.6 0.50 60.6 Rata V: 0.53 m/dtk

54 -0.2 1.25 0.2 33.7 0.86 60.2 St.Dev V : 0.25 m/dtk

Lampiran 16 (lanjutan)

61 -0.6 1.75 -0.6 33.7 0.33 60.2

62 -0.8 1.75 -0.2 33.7 0.43 60.3

66 -0.76 1.75 -0.76

74 -0.2 1.75 -0.8 33.7 0.30 60.4

75 0.8 1.75 -0.2 33.7 0.40 60.5

76 0.2 1.75 0.8 33.5 0.40 60.9 Rata RH : 60.5 %

77 -0.8

1.75 0.2 33.7 0.53 60.4 St Dev RH

78 -0.2 1.75 -0.2 33.6 0.44 60.5 Rata T : 33.7 C

79 0.2 1.75 -0.2 33.6 0.35 60.5 St.Dev T : 0.1 C

80 0.2 1.75 0.2 33.6 0.30 60.7 Rata V : 0.44 m/dtk

81 -0.2

1.75 0.2 33.7 0.96 60.3 St.Dev V: 0.20 m/dtk

88 -0.6 2.25 -0.6 33.7 0.41 60.2

89 -0.8 2.25 -0.2 33.7 0.38 60.5

93 -0.76 2.25 -0.76

0 33.6 0.36 60.5 101 -0.2 2.25 -0.8 33.7 0.29 60.2 102 0.8 2.25 -0.2 33.7 0.40 60.5

103 0.2 2.25 0.8 33.5 0.43 60.9 Rata RH : 60.5 % 104

2.25 0.2 33.7 0.43 60.5 St Dev RH

0.3 % 105 -0.2 2.25 -0.2 33.6 0.33 60.5 Rata T : 33.6 C 106 0.2 2.25 -0.2 33.7 0.36 60.5 St.Dev T : 0.1 C 107 0.2 2.25 0.2 33.6 0.20 60.7 Rata V : 0.36 m/dtk

108 -0.2

2.25 0.2 33.6 0.60 60.6 St.Dev V: 0.17 m/dtk

Lampiran 16 (lanjutan)

33.7 0.26 60.2 115 -0.6 2.75 -0.6

33.7 0.39 60.3 116 -0.8 2.75 -0.2

60.2 121 0 2.75 -0.76 33.7 0.24 60.2 122 0.76 2.75 -0.76 33.7 0.57 60.2

60.5 128 -0.2 2.75 -0.8

33.5 0.45 60.9 Rata RH : 60.5 % 131 -0.8 2.75 0.2

33.7 0.25 60.4 St Dev RH : 0.2 % 132 -0.2 2.75 -0.2

33.7 0.38 60.5 Rata T : 33.6 C 133 0.2 2.75 -0.2

33.7 0.36 60.4 St.Dev T: 0.1 C 134 0.2 2.75 0.2

33.6 0.58 60.6 Rata V : 0.37 m/dtk 135 -0.2 2.75 0.2

33.7 0.60 60.4 St.Dev V: 0.14 m/dtk Rata-rata

33.7 0.46 60.4 Rata standar deviasi

0.10 0.20 0.20

Lampiran 17 Perbandingan keragaman suhu, kecepatan udara dan RH di dalam ISD pada kedua simulasi CFD.

Keragaman suhu

Ketinggian (m)

0.75 1.25 1.75 2.25 2.75 Rata-rata

Skenario 1

Rata-rata ( o

32 31.9 31.9 31.8 31.9 Standar deviasi ( o

C) 31.8

C) 2.6

Skenario 2

Rata-rata ( o o C) 33.7

33.7 33.7 33.6 33.6 33.7 Standar deviasi (

C) 0.05

Keragaman kecepatan aliran udara

Ketinggian (m)

0.75 1.25 1.75 2.25 2.75 Rata-rata

Skenario 1

Rata-rata (m/dtk)

0.39 0.40 0.32 0.27 0.23 0.32 Standar deviasi (m/dtk )

Skenario 2

Rata-rata (m/dtk)

0.59 0.53 0.44 0.36 0.37 0.46 Standar deviasi (m/dtk )

Keragaman RH

Ketinggian (m)

0.75 1.25 1.75 2.25 2.75 Rata-rata

Skenario 1

Rata-rata (% )

67.9 67.1 67.6 67.5 68 67.6 Standar deviasi ( % )

Skenario 2

Rata-rata (% )

60.3 60.4 60.5 60.5 60.5 60.4 Standar deviasi ( % )

Lampiran 18 Data validasi suhu dan kecepatan udara hasil pengukuran dan simulasi CFD serta nilai error dan standar deviasinya

Poin Simbol

Koordinat

Suhu ( C )

Kecepatan udara (m/s)

z T-ukur T-CFD Std Error v-ukur v-CFD SD Error

max 34.7 33.65 0.84 1.19 0.45 1.43 0.69 0.97 min 33.4 32.22 0.15 0.22 0.03 0.18 0.03 0.04 Rata-rata 34.1 33.46 0.45 0.63 0.17 0.45 0.20 0.29

Total Error

Korelasi ( R )

Lampiran 19 Data validasi RH udara hasil pengukuran dan perhitungan serta nilai error dan standar deviasinya.

Poin Simbol

Koordinat

RH ( % )

xyz RH-ukur RH-hitung SD Error

1 A1 -0.8 0.75 -0.2 61.00

4 A4 -0.2 0.75 0.8 64.15

61.49 1.88 2.66

5 B1 -0.8 1.25 -0.2 61.00

8 B4 -0.2 1.25 0.8 60.27

60.47 0.14 0.20

9 C1 -0.8 1.75 -0.2 62.41

12 C4 -0.2 1.75 0.8 63.24

61.06 1.54 2.18

13 D1 -0.8 2.25 -0.2 62.55

16 D4 -0.2 2.25 0.8 63.66

61.16 1.77 2.50

17 E1 -0.8 2.75 -0.2 62.07

20 E4 -0.2 2.75 0.8 62.69

61.06 1.15 1.63

max 64.72 65.52 1.88 2.66 min 60.27 60.47 0.02 0.03 Rata-rata 62.34 61.15 0.91 1.29

25.85

Total Error

0.66

Korelasi

Lampiran 20 Perubahan kadar air setelah simulasi pengeringan selama 150 jam pada Simulasi 1.

16.6 % b.k Laju massa udara

12.7 kg/menit-m 2

Waktu

Kadar air (% b.k)

(jam ke-) Layer Layer

Layer Layer Rata-rata

Lampiran 20 (lanjutan)

Lampiran 20 (lanjutan)

Lampiran 21 Perubahan kadar air setelah simulasi pengeringan selama 120 jam pada Simulasi 2.

T in

33 o C RH : 59.8 %

Waktu : 120 jam Me : 13.5 % b.k Laju massa udara

12.7 kg/mnt-m 2

Waktu

Kadar air (% b.k)

(jam Layer Layer

Layer Layer Rata- ke-)

Layer

Layer

Layer

Layer

200 250 rata

Lampiran 21 (lanjutan)

Lampiran 21 (lanjutan)

100 13.49 13.49 13.50 13.50 13.54 13.60 13.72 13.94 13.60 101 13.48 13.49 13.50 13.50 13.53 13.59 13.71 13.92 13.59 102 13.48 13.49 13.50 13.50 13.53 13.59 13.69 13.90 13.58 103 13.48 13.49 13.50 13.50 13.53 13.58 13.68 13.87 13.58 104 13.48 13.49 13.49 13.50 13.52 13.58 13.67 13.85 13.57 105 13.48 13.48 13.49 13.50 13.52 13.57 13.66 13.83 13.57 106 13.48 13.48 13.49 13.49 13.52 13.56 13.65 13.81 13.56 107 13.48 13.48 13.49 13.49 13.52 13.56 13.64 13.80 13.56 108 13.48 13.48 13.49 13.49 13.51 13.56 13.63 13.78 13.55 109 13.48 13.48 13.49 13.49 13.51 13.55 13.62 13.76 13.55 110 13.48 13.48 13.49 13.49 13.51 13.55 13.62 13.75 13.55 111 13.48 13.48 13.49 13.49 13.51 13.54 13.61 13.73 13.54 112 13.48 13.48 13.49 13.49 13.51 13.54 13.60 13.72 13.54 113 13.48 13.48 13.49 13.49 13.50 13.54 13.60 13.71 13.53 114 13.48 13.48 13.48 13.49 13.50 13.53 13.59 13.69 13.53 115 13.48 13.48 13.48 13.49 13.50 13.53 13.58 13.68 13.53 116 13.48 13.48 13.48 13.48 13.50 13.53 13.58 13.67 13.52 117 13.48 13.48 13.48 13.48 13.50 13.52 13.57 13.66 13.52 118 13.48 13.48 13.48 13.48 13.50 13.52 13.57 13.65 13.52 119 13.48 13.48 13.48 13.48 13.50 13.52 13.56 13.64 13.52 120 13.48 13.48 13.48 13.48 13.49 13.52 13.56 13.63 13.51

Lampiran 22 Hasil pengukuran nilai kadar air bijian selama 50 jam pada Percobaan 1

Jam ke-

Point

Layer 40 % b.k

Layer 10

Rata-rata % b.b Rata-rata A1 18.24

15.43 18.30 15.47 A2 0 A3 A4 16.02 17.93 13.81 15.19 17.80 18.20 15.11 15.40

A5 19.51 16.33 18.50 15.61 A6 A1 17.67

15.02 18.70 15.75 A2 2 A3 18.52 A4 17.99 15.25 15.62 18.90 18.87 15.90 15.87

A5 19.91 16.60 19.00 15.97 A6 A1 18.18

15.38 17.82 15.12 A2 17.40 14.82

4 A3 A4 18.83 18.77 15.85 15.80 17.49 16.76 17.35 14.88 14.35 14.79 A5 19.29

16.17 17.57 14.94 A6 17.09 14.60

A1 17.68 15.02 17.82 15.12 A2 17.50 14.90

6 A3 18.47 15.59 17.97 17.60 A4 19.30 15.23 16.18 17.95 15.22 14.97 A5 18.42

15.56 17.34 14.78 A6 17.03 14.55

A1 19.16 16.08 17.95 15.22 A2 17.75 15.08

8 A3 A4 19.66 18.56 16.43 15.64 18.10 18.11 17.72 15.33 15.33 15.05 A5 16.85

14.42 17.34 14.78 A6 17.07 14.58

A1 18.54 15.64 17.88 15.16 A2 17.91 15.19

10 A3 18.23 A4 18.30 15.42 18.32 15.47 15.49 18.06 17.93 15.30 15.20 A5 18.12

15.34 17.94 15.21 A6 17.57 14.95

A1 18.16 15.37 18.74 15.78 A2 18.12 15.34

12 A3 18.74 19.10 A4 18.65 16.04 15.72 15.78 18.55 18.55 15.65 15.64 A5 19.41

16.25 18.64 15.71 A6 18.12 15.34

A1 16.21 13.95 18.24 15.43 A2 18.10 15.32

14 A3 A4 17.65 17.80 15.01 15.10 18.65 18.21 18.27 15.72 15.41 15.45 A5 19.55 16.35

A6 18.14 15.36 A1 19.17

16.09 18.45 15.57 A2 18.48 15.60

16 A3 17.60 14.96 19.47 18.33 18.52 A4 16.87 16.30 14.43 15.49 15.62 A5 16.76

14.36 18.26 15.44 A6 18.12 15.34

A1 16.58 14.23 18.38 15.53 A2 18.06 15.30

18 A3 A4 18.18 17.30 15.38 14.74 18.30 18.34 18.64 15.47 15.71 15.50 A5 17.13

14.62 18.57 15.66 A6 18.08 15.31

Lampiran 22 (lanjutan)

A1 17.48

14.88 18.02 15.27 A2 17.95 15.22

20 A3 17.54 18.59 A4 18.11 15.68 15.34 14.92 18.17 18.17 15.38 15.38

22 A3 A4 16.24 17.42 13.97 14.83 18.30 18.40 18.18 15.47 15.54 15.38

24 A3 18.24 A4 16.89 15.43 17.07 14.45 14.58 18.23 17.93 15.42 15.20

26 A3 17.53 14.71 13.10 14.92 A4 17.24 15.07 18.37 17.55 15.52 14.93

28 A3 17.17 14.65 18.55 A4 17.12 15.65 14.62 18.30 18.16 15.47 15.37

A2 18.27 15.45 30 A3 18.39 A4 16.74 17.74 14.34 15.06 18.58 18.29 15.53 15.67 15.46 A5 18.70

32 A3 17.01 14.58 14.53 18.08 A4 17.07 15.31 18.50 18.22 15.61 15.41

34 A3 A4 17.00 16.89 14.53 14.45 17.68 17.20 17.62 15.02 14.68 14.98

A2 17.95 15.22 36 A3 18.04 A4 16.60 17.61 14.97 14.24 15.28 17.73 17.77 15.06 15.09 A5 19.23

38 A3 16.50 16.80 A4 16.19 14.39 13.93 14.16 18.22 17.75 15.41 15.07

A5 16.84

14.41 18.27 15.45 A6 17.83 15.14

Lampiran 22 (lanjutan)

A1 16.71 14.32 17.19 14.67 A2 17.55 14.93

40 A3 16.35 14.05 17.73 17.87 17.37 A4 16.27 15.06 13.99 15.16 14.80 A5 16.07

13.85 17.49 14.89 A6 16.40 14.09

A1 17.43 14.84 17.70 15.04 A2 17.77 15.09

42 A3 A4 16.06 16.54 13.84 14.19 18.55 17.66 17.67 15.65 15.01 15.01 A5 16.14

13.90 17.43 14.84 A6 16.89 14.45

A1 16.95 14.50 16.28 14.00 A2 18.05 15.29

44 A3 16.80 A4 16.57 15.14 14.22 14.39 17.83 18.48 17.53 15.60 14.91 A5 16.88

14.45 17.77 15.09 A6 16.78 14.37

A1 16.95 14.49 18.02 15.27 A2 18.09 15.32

46 A3 18.60 A4 16.58 15.68 16.70 14.22 14.31 18.65 18.16 15.72 15.36 A5 16.55

14.20 17.55 14.93 A6 18.03 15.27

A1 17.20 14.68 16.27 14.00 A2 17.87 15.16

48 A3 A4 17.01 16.98 14.54 14.52 17.71 17.82 17.34 15.05 15.12 14.78 A5 16.74

14.34 17.56 14.94 A6 16.82 14.40

A1 16.83 14.40 17.32 14.76 A2 18.43 15.56

50 A3 A4 16.78 16.80 14.37 14.38 18.35 18.01 17.76 15.51 15.26 15.08 A5 16.79

14.38 17.50 14.90 A6 16.95 14.50

Lampiran 23 Pengaruh fluktuasi RH terhadap perubahan kadar air pengukuran pada Percobaan 1

Jam Layer 10-Ukur

ke T in ( C) % b.k

Layer 40-Ukur

RH lingk.

33.0 Rata - rata

Lampiran 24 Hasil pengukuran nilai kadar air bijian selama 40 jam pada Percobaan 2

Jam ke-

Point

Layer 40 % b.k

Layer 10

Rata-rata % b.b Rata-rata A1 20.48

17.00 21.18 17.48 A2 0 A3 19.09 16.02 20.15 A4 18.60 15.69 20.24 16.83 16.77

A5 18.18 15.38 19.05 16.00 A6 A1 17.86

15.15 18.39 15.53 A2 19.54

16.35 17.24 14.71 2 A3 18.39 A4 18.60 18.80 15.53 15.69 15.82 20.24 18.39 18.51 16.83 15.53 15.61 A5 19.10

15.84 18.60 15.69 4 A3 17.65 18.63 15 15.70 16.09 18.37 A4 19.05 13.86 16.00 20.59 17.07 15.51 A5 18.82

14 18.60 15.69 6 A3 19.05 A4 18.18 17.96 15.38 16 15.22 17.98 20.00 18.58 15.24 16.67 15.66 A5 18.39

14.71 19.10 16.04 8 A3 18.18 18.31 15.38 A4 19.05 15.79 15.47 16.00 18.75 19.54 18.83 16.35 15.85 A5 18.39

A4 18.18 18.45 15.38 15.59 20.24 16.09 18.18 16.83 13.86 15.37 A5 18.39

16.00 18.60 15.69 12 A3 19.05 18.71 16.00 15.76 19.05 18.13 A4 18.82 16.00 15.84 18.60 15.69 15.35 A5 19.05

16.67 18.82 15.84 14 A3 19.05 18.70 16.00 15.75 18.82 15.91 17.68 A4 20.24 15.84 16.83 13.73 15.02 A5 17.65

16.00 17.65 15.00 A4 17.24 18.60 14.71 15.68 18.60 18.20 15.69 15.40 A5 19.05

16.00 18.82 15.84 A6 18.82

15.84 17.65 15.00 A1 17.24

14.71 15.05 13.08 A2 18 A3 17.04 14.55 16.28 16.00 A4 16.09 13.86 14.00 13.79

A5 A6 17.78

Lampiran 24 (lanjutan)

A1 15.38 13.33 16.67 14.29 A2

20 A3 15.71 A4 14.89 12.96 13.57 15.91 16.41 13.73 14.10 A5

A6 16.85 14.42 16.67 14.29 A1 14.77

12.87 17.78 15.09 A2

22 A3 A4 17.24 15.65 14.71 13.53 16.48 16.61 14.15 14.24 A5

A6 14.94 13.00 15.56 13.46 A1 16.30

14.02 16.09 13.86 A2

24 A3 15.93 A4 17.05 14.56 13.73 15.73 16.16 13.59 13.91 A5

A6 14.44 12.62 16.67 14.29 A1 14.44

12.62 20.00 16.67 A2

26 A3 13.87 12.08 17.23 A4 13.04 11.54 15.56 13.46 14.67 A5

A6 14.13 16.13 13.89 A1 14.29

12.50 16.13 13.89 A2

28 A3 A4 13.19 14.52 11.65 12.67 16.48 16.23 14.15 13.97 A5

A6 16.09 13.86 16.09 13.86 A1 14.13

12.38 16.09 13.86 A2

30 A3 A4 14.61 14.65 12.75 12.78 16.09 16.72 13.86 14.32 A5

A6 15.22 13.21 17.98 15.24 A1 13.68

12.04 15.56 13.46 A2

32 A3 13.77 A4 13.33 11.76 12.10 17.24 16.99 14.71 14.52 A5

A6 14.29 12.50 18.18 15.38 A1 14.44

12.62 17.24 14.71 A2

34 A3 14.34 12.54 16.93 A4 13.98 12.26 16.30 14.02 14.48 A5

A6 14.61 12.75 17.24 14.71 A1 14.61

12.75 14.44 12.62 A2

36 A3 14.46 A4 13.54 11.93 12.63 15.73 15.13 13.59 13.14 A5

A6 15.22 13.21 15.22 13.21 A1 14.61

12.75 16.67 14.29 A2

38 A3 13.88 A4 12.90 11.43 12.18 16.48 16.43 14.15 14.11 A5

A6 14.13 12.38 16.13 13.89 A1 12.22

10.89 15.56 13.46 A2

40 A3 A4 14.77 13.49 12.87 11.88 18.18 16.99 15.38 14.52 A5

A6 13.48 11.88 17.24 14.71

Lampiran 25 Pengaruh fluktuasi RH terhadap perubahan kadar air pengukuran pada Percobaan 2

Jam Layer 10-Ukur

T in ( ke o (%) C) % b.k

Layer 40-Ukur

RH lingk.

% b.b

% b.k

% b.b

0 19.09 16.02 20.15 16.77

2 18.80 15.82 18.51 15.61 68.4 29.7

4 18.63 15.70 18.37 15.51 58.4 32.8

6 17.96 15.22 18.58 15.66 58.4 34.2

8 18.31 15.47 18.83 15.85 58.4 34.5

33.5

10 18.45 15.59 18.18 15.37 58.1

28.2

12 18.71 15.76 18.13 15.35 72.7

33.4

14 18.70 15.75 17.68 15.02 63.9

34.3

16 18.60 15.68 18.20 15.40 55.9

33.5

18 17.04 14.55 16.00 13.79 61.0

33.7

20 15.71 13.57 16.41 14.10 55.5

33.6

22 15.65 13.53 16.61 14.24 58.4

33.4

24 15.93 13.73 16.16 13.91 60.3

33.6

26 13.87 12.08 17.23 14.67 56.8

34.0

28 14.52 12.67 16.23 13.97 58.4

33.7

30 14.65 12.78 16.72 14.32 55.9

29.5

32 13.77 12.10 16.99 14.52 62.5

33.5

34 14.34 12.54 16.93 14.48 58.1

34.1

36 14.46 12.63 15.13 13.14 58.4

34.0

38 13.88 12.18 16.43 14.11 58.4

33.7

40 13.49 11.88 16.99 14.52 57.2

Rata-rata 59.8 33

Lampiran 26 Validasi perubahan kadar air pengukuran dan simulasi pada Percobaan 1.

Jam

Kadar air (% b.k)

ke- Layer 10

Layer 40

Ukur Simulasi SD Error Ukur Simulasi SD Error

0.01 0.01 Rata-rata 0.31 0.44 0.31 0.43 Total Error

11.57 11.23 Korelasi ( R )

Lampiran 27 Validasi perubahan kadar air pengukuran dan simulasi pada Percobaan 2

Jam

Kadar air (% b.k)

Ukur Simulasi SD Error Ukur Simulasi SD Error

14.19 1.98 2.81 max 19.09 18.74 2.21 3.12 20.15 19.21 1.98 2.81 min 13.49 13.92 0.05 0.06 15.13 14.19 0.05 0.07 Rata-rata 0.32 0.45 0.30 0.43

Total Error

9.49 9.06 Korelasi ( R )

Lampiran 28 Mutu jagung pada percobaan

a. Perbandingan parameter mutu hasil percobaan dengan persyaratan mutu SNI 01-03920-1995

Persyaratan Mutu SNI (% Maks) Mutu Jagung Percobaan No

Komponen Utama

I II III

IV Sebelum

Setelah Setelah

Pengeringan Penyimpanan 1 Kadar air

Pengeringan

16.40 13.20 12.33 2 Butir rusak

7.03 7.03 7.04 3 Butir warna lain

1 3 7 10 0.43 0.43 0.51 4 Butir pecah

b. Perbandingan parameter mutu hasil percobaan dengan persyaratan mutu SNI 01-6944-2003

Jagung Percobaan No Komponen

Setelah Setelah

Pengeringan proses 1 Kadar air (% maks)

proses

12 16.40 13.20 12.33 2 Benih murni (% min)

98 85.8 85.8 85.5 3 Daya berkecambah (% min)

85 85.0 84.7 84.7 5 Kotoran Benih (% maks)

c. Perbandingan parameter mutu hasil percobaan dengan persyaratan mutu SNI 01-6944-2003

No Komponen Persyaratan SNI Sebelum Proses Setelah Proses

1 Kadar air (% maks)

2 Kadar protein kasar (% min)

3 Kadar serat kasar (% maks)

4 Kadar abu (% maks)

5 Kadar lemak (% min)

3 3.80 3.24 Mikotoksin:

6 Aflatoksin (ppb maks)

50 18.48 21.10 Okratoksin (ppb maks)

7 Butir pecah (% maks)

8 Warna lain (% maks)

9 Benda asing (% maks)

10 Kepadatan (min) kg/m3

Lampiran 29 Kontaminasi aflatoxin pada jagung hasil uji laboratorium sebelum proses pengeringan dan penyimpanan

Lampiran 30 Kandungan abu, lemak dan serat pada jagung hasil uji laboratorium sebelum proses pengeringan dan penyimpanan.

Lampiran 31 Kandungan protein pada jagung hasil uji laboratorium sebelum proses pengeringan dan penyimpanan

Lampiran 32 Kontaminasi aflatoxin pada jagung hasil uji laboratorium setelah proses pengeringan dan penyimpanan

Lampiran 33 Kandungan abu, lemak dan serat pada jagung hasil uji laboratorium setelah proses pengeringan dan penyimpanan

Lampiran 34 Kandungan protein pada jagung hasil uji laboratorium setelah proses pengeringan dan penyimpanan

Lampiran 3 L 35 Sistem Pe engering Efe ek Rumah K Kaca Hybrid (ERK-Hybr rid) dan In- Store Dry yer Terintegr rasi yang di ujicoba dala am penelitian n

a a) Pengerin ng ERK-Hyb brid dan In-S Store Dryer t terintegrasi

a) In-Store D Dryer dan Bu cket Elevato or

L Lampiran 36 Alat-alat u ukur yang di igunakan dal lam penelitia an

a) Term mokopel untu uk mengukur r suhu dalam m tump pukan biji jag gung

ii

b) Termok kopel untuk mengukur bola basah h; i) untuk menguk kur bola bas sah dalam tu umpukan bij ji, ii) botol

tempat a air sebagai b bola basah

c. Mois sture tester d digital

L Lampiran 36 6 (lanjutan)

Hybrid Recor a) H rder

b) Chino reco order

c) ) Anemom eter

L Lampiran 36 6 (lanjutan)

a) Ti imbangan di igital

b) Jangka soro ng

c) Oven dryin ng

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63