Analisis Kinerja Protokol Routing OSPF dan EIGRP Untuk Aplikasi VoIP Pada Topologi Jaringan Mesh

  Vol. 1, No. 9, Juni 2017, hlm. 960-970 http://j-ptiik.ub.ac.id

  

Analisis Kinerja Protokol Routing OSPF dan EIGRP Untuk Aplikasi VoIP

1 Pada Topologi Jaringan Mesh 2 3 Lyna Dwi Maryati , Rakhmadhany Primananda , Mochammad Hannats Hanafi lchsan

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 3 Email: lyna.dwi100@gmail.com hanas.hanafi@ub.ac.id

  

Abstrak

  Penelitian ini menguji bagaimana kinerja dari dua protokol routing, yaitu OSPF dan EIGRP pada topologi jaringan mesh terhadap layanan VoIP. Untuk mengetahui kinerja kedua protokol routing tersebut, digunakan 3 parameter QoS (Quality of Service), yaitu throughput, jitter dan packet loss. Berdasarkan skenario yang telah ditentukan, penelitian terhadap kinerja OSPF dan EIGRP untuk layanan VoIP pada topologi jaringan mesh adalah sebagai berikut : pada protokol routing EIGRP nilai

  

throughput codec g729 berada antara 40-50 kbps pada codec g711 bernilai 7-20 kbps, nilai jitter pada

codec g711 dan g729 berada antara 200-600 detik dan packet loss berada pada rentang nilai 1-600 bytes

  pada codec g729, pada codec g711 packet loss bernilai 10000-600000 bytes, EIGRP memiliki rata-rata waktu konvergensi sebesar 13-19 detik. Sedangkan pada OSPF nilai throughput codec g729 berada antara 30-50 kbps pada codec g711 bernilai 18-30 kbps, nilai jitter pada codec g711 dan g729 berada antara 400-600 detik dan packet loss berada pada rentang nilai 7-600 bytes pada codec g729, pada codec g711 packet loss bernilai 16000-200000 bytes, OSPF memiliki rata-rata waktu konvergensi sebesar 30- 50 detik. Pada skenario komunikasi rendah routing OSPF dominan memiliki kinerja lebih baik dibanding EIGRP. Sedangkan pada skenario komunikasi sedang, parameter throughput, jitter dan

  

packet loss , routing EIGRP dominan memiliki kinerja lebih baik dibanding OSPF. Sedangkan untuk

waktu konvergensi EIGPR memiliki kinerja lebih baik dibanding OSPF.

  Kata Kunci: VoIP, OSPF, EIGRP, Tolopogi Mesh, QoS

Abstract

  

This study examined how the OSPF and EIGRP work in mesh topology for VoIP service. To determine

the performace of both routing protocol, used 3 parameter of QoS, namely throughput, jitter and packet

loss. Based on scenarios that have been determined, a study of OSPF and EIGRP performance for VoIP

service in mesh network topology is as follows : In EIGRP routing protocol the value of throughput

codec g729 is between 40-50 kbps on the codec g711 is 7-20 kbps, the jitter value on the g711 and g729

codecs is between 200-600 seconds and the packet loss is in the 1-600 bytes range in the codec g729 ,

The codec g711 packet loss is worth 10000-600000 bytes, EIGRP has an average convergence time of

13-19 seconds. While on OSPF the value of throughput in g729 codec is between 30-50 kbps on g711

codec worth 18-30 kbps, jitter value on g711 and g729 codec is between 400-600 seconds and packet

loss is in the range of 7-600 bytes in codec g729, In the codec g711 packet loss is worth 16000-200000

bytes, OSPF has an average convergence time of 30-50 seconds. In low communication scenario, OSPF

dominant has better performance than EIGRP. In medium communication scenario, the parameters

throughput, jitter and packet loss performance of EIGRP is better than OSPF. As for the time of

convergence EIGPR has better performance than OSPF.

  Keywords: VoIP, OSPF, EIGRP, Mesh Topology, QoS

  berkembangnya jaringan internet. Smartphone 1.

   PENDAHULUAN merupakan salah satu perangkat yang

  memanfaatkan penggunaan internet. Semakin Teknologi komputer merupakan bidang berkembang fitur aplikasi smartphone yang yang mengalami perkembangan pesat saat ini. memudahkan pengguna dalam melakukan

  Hal tersebut tidak lepas dari semakin komunikasi seperti, Mobile Yahoo Messenger,

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

960

  Kakao Talk, We Chat, Line, Bee Talk dan yang

  karena codec berfungsi sebagai kompresi data suara yang dikirimkan lewat jaringan internet, dan dekompresi data pada sisi penerima. Pada penelitian ini penulis menggunakan 2 jenis

  protocol pada cisco, dimana EIGRP ini hanya

  bisa digunakan sesama router cisco (Setyawati, 2014). EIGRP menerapkan algoritma Diffusing

  Update Algorithm

  (DUAL) dalam pencarian jalur terpendeknya.

  2.4 VoIP (Voice Over Internet Protocol) dan Codec Voice over Internet Protocol (VoIP) disebut

  juga IP Telephony yang dapat diartikan sebagai suatu sistem yang melakukan pengiriman paket data suara menggunakan perantara protokol IP pada jaringan internet.

  Codec merupakan singkatan dari Coder Decoder . Codec mempengaruhi kualitas VOIP,

  codec yaitu g729 dan g711.

  2.3 EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)

  2.5 Topologi Jaringan Mesh

  Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan (Dwi & Mubarakah, 2014).

  2.6 Parameter QoS (Quality of Service)

  Parameter yang digunakan penulis untuk mengukur kinerja protokol routing OSPF dan EIGRP untuk layanan VoIP adalah delay, packet

  loss dan throughput.

  Throughput adalah kemampuan sebenarnya

  suatu jaringan dalam melakukan pengiriman data (Dwi & Mubarakah, 2014). Dapat diartikan pula, throughput merupakan jumlah rata-rata

  EIGRP merupakan protokol yang hanya dimiliki oleh cisco atau diistilahkan proprietary

  Open Shortest Path First (OSPF) merupakan salah satu protocol routing yang menggunakan algoritma link state. OSPF mengirimkan informasi routingnya di dalam router-router yang tergabung ke dalam sebuah autonomous system (AS) (Silk & Suhardi, 2011). OSPF dapat mengelompokkan beberapa jaringan menjadi satu kelompok, yang disebut area. OSPF memiliki satu area yang disebut area 0 atau backbone area.

  lainnya (Ari, 2015). Aplikasi-aplikasi tersebut sebagian memanfaatkan teknologi VoIP (Voice

  membangun sebuah layanan komunikasi VoIP dengan kualitas yang baik.

  Over Internet Protocol ).

  Berdasarkan jenis routing protokol yang ada, OSPF (Open Shortest Path Fisrt) dan EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing

  Protocol ) merupakan jenis routing protokol

  yang diunggulkan (Yolanda, 2013). Seorang

  network administrator perlu mengetahui

  mengenai perbandingan kinerja antar protokol

  routing sehingga dapat merancang dan

  Salah satu contoh topologi jaringan yang rumit adalah topologi mesh. Pada topologi ini, diperlukan protokol routing yang handal dalam mencari jalur tercepat serta QoS (Quality of

  2.2 OSPF (Open Shortest Path First)

  Service ) terbaik pada proses pengiriman data.

  Oleh karena itu faktor QoS yang menjadi komponen penting pada komunikasi VoIP antara lain jitter, packet loss dan throughput. Serta untuk menguji kinerja kedua protokol routing, dilakukan pengujian terhadap waktu konvergensi masing-masing protokol ketika terjadi perubahan jalur. Sehingga untuk mendukung tingginya kebutuhan masyarakat akan kelancaran komunikasi, khususnya komunikasi yang memanfaatkan teknologi VoIP, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui protokol routing manakah diantara OSPF dan EIGRP yang memiliki kinerja lebih baik jika diterapkan untuk layanan komunikasi VoIP pada topologi jaringan mesh. Sehingga didapatkan hasil perbandingan kinerja antara OSFP dan EIGRP untuk layanan VoIP, routing protokol manakah yang memiliki kinerja yang lebih baik.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN

2.1 Routing dan Protokol Routing

  Routing adalah proses menentukan rute dari host asal ke host tujuan (Lin dkk., 2011).

  Protokol routing adalah aturan atau cara mencari jalur terbaik untuk mengirimkan paket data dari

  node

  pengirim ke node penerima melalui tabel

  routing karena paket akan melewati beberapa

  node penghubung (intermediate node). Beberapa contoh protokol routing adalah OSPF dan EIGRP. paket yang tiba melalui saluran transmisi. Semakin besar nilai throughput semakin baik.

  Jitter adalah variasi selisih waktu

  kedatangan paket pada destination atau tujuan paket. Semakin kecil nilai jitter semakin baik.

  Packet loss adalah jumlah paket yang

  hilang ketika proses transmisi dari pengirim sampai kepada penerima. Semakin kecil jumlah paket yang hilang semakin baik.

2.7 Waktu Konvergensi

Gambar 3.2 Topologi 5 Area

  Konvergensi adalah suatu bahasan dalam

  dynamic routing yang mempunyai keadaan

Gambar 3.3 dibawah ini merupakan dimana ketika semua router telah mempunyai

  flowchart dalam skenario komunikasi rendah routing tabel mereka sendiri sacara tetap dan

  dan sedang untuk routing protokol OSPF dan konsisten (Chandra, 2012). EIGRP 3 Area codec g729 dan g711.

3. SIMULASI JARINGAN

  Pembangunan lingkungan simulasi dilakukan menggunakan software simulasi jaringan GNS3 v0.8.7, Virtual Box, Cisco IP

  Communicator , router image c7200, c2600 dan c3700.

  Terdapat 2 skenario yang dilakukan dalam simulasi jaringan, yaitu terdiri dari : skenario pertama diterapkan pada topologi jaringan mesh dengan 3 area dengan 2 jenis codec yaitu g711 dan g729 pada masing-masing topologi. Skenario kedua diterapkan pada topologi jaringan dengan 5 area dengan 2 jenis codec yaitu g711 dan g729 pada masing-masing topologi. Pengujian pada kedua skenario tersebut dilakukan dengan kondisi komunikasi rendah dan sedang. Gambar 3.1 dibawah ini

Gambar 3.3 Flowchart Skenario Komunikasi merupakan topologi 3 Area.

  Rendah dan Sedang Routing OSPF dan EIGRP 3 Area Codec g729 dan g711 Flowchart dalam skenario komunikasi

  rendah dan sedang untuk routing protokol OSPF dan EIGRP 5 Area codec g729 dan g711 ditunjukkan dalam Gambar 3.4.

  Flowchart untuk skenario pengujian waktu

  konvergensi routing OSPF dan EIGRP ditunjukkan dalam Gambar 3.5.

Gambar 3.1 Topologi 3 AreaGambar 3.2 dibawah ini merupakan topologi 5 Area.Gambar 4.1 Perbandingan Throughput Caller 2002

  dan Answer 1001 topologi 3 Area Codec g711 memiliki nilai throughput lebih

  kecil dibanding codec g729, karena codec g711

Gambar 3.4 Flowchart Skenario Komunikasi

  mengirim lebih banyak frame packet, sehingga

  Rendah dan Sedang Routing OSPF dan EIGRP 5

  kemungkinan packet mengalami antrian atau

  Area Codec g729 dan g711 loss pada jaringan juga semakin meningkat

  sehingga nilai throughput mengalami penurunan.

Gambar 4.2 dibawah ini merupakan grafik perbandingan throughput dial peer 3001 dan

  2001 topologi 5 Area dengan codec g729 dan g711 skenario komunikasi rendah.

Gambar 4.2 Perbandingan Throughput Caller 3001

  dan Answer topologi 5 Area Pada Codec g729

Gambar 3.5 Flowchart Skenario Komunikasi

  Rendah dan Sedang OSPF dan EIGRP 5 Area

  Pada codec g711, nilai throughput lebih kecil dibanding codec g729, hal ini disebabkan

4. HASIL

  oleh frame packet yang dikirimkan lebih besar dan mengalami antrian atau loss pada jaringan

4.1 Throughput

  sehingga nilai throughput mengalami Gambar 4.1 dibawah ini merupakan grafik penurunan. perbandingan throughput pada dial peer 2002

Gambar 4.3 dibawah ini merupakan grafik dan 1001 antara topologi 3 Area dengan codec perbandingan throughput dial peer 2002 sebagai

  g729 dan g711 skenario komunikasi rendah. penelpon 1 dan dial peer 1001 sebagai penerima telpon 1, topologi 3 Area dengan codec g729 dan g711 skenario komunikasi sedang.

Gambar 4.3 Perbandingan Throughput Caller 2002

  2001 komunikasi 1, antara EIGRP dan OSPF 5 Area dengan codec g729 dan g711 skenario komunikasi sedang.

  dan Answer 1002 topologi 5 Area

Gambar 4.6 Perbandingan Throughput Caller 4002

  komunikasi 2, topologi 5 Area codec g729 dan g711 skenario komunikasi sedang.

Gambar 4.6 dibawah ini merupakan grafik perbandingan throughput 4002 dan 1002

  dibanding EIGRP. Untuk sisi answer routing EIGRP memiliki nilai throughput lebih baik dibanding OSPF. Sedangkan pada jenis codec g711 caller, nilai throughput OSPF lebih baik dibanding EIGRP. Untuk codec g711 answer, nilai throughput routing OSPF lebih baik dibanding EIGRP.

  throughput untuk routing OSPF lebih baik

  Pada codec g729 sisi caller, nilai

  dan Answer 2001 topologi 5 Area

Gambar 4.5 Perbandingan Throughput Caller 3001Gambar 4.5 dibawah ini merupakan grafik perbandingan throughput dial peer 3001 dan

  dan Answer 1001 EIGRP dan OSPF 3 Area

  diakibatkan oleh jalur yang dilewati merupakan jalur sibuk dimana router R2 melayani 2 panggilan.

  codec g729, kondisi throughput rendah

  Pada dial peer caller 3002 dan answer 2001

  dan Answer 2001 topologi 3 Area

Gambar 4.4 Perbandingan Throughput Caller 3002

  penelpon 2 dan 2001 sebagai penerima telpon 2, topologi 3 Area dengan codec g729 dan g711 skenario komunikasi sedang.

Gambar 4.4 dibawah ini merupakan grafik perbandingan throughput dial peer 3002 sebagai

  diakibatkan oleh jalur yang dilewati merupakan jalur sibuk dimana router R2 melayani 2 panggilan.

  codec g729, kondisi throughput rendah

  Pada dial peer caller 2002 dan answer 1001

  Nilai throughput untuk jenis codec g729 pada caller, routing OSPF memiliki nilai yang lebih baik dibanding EIGRP. Untuk sisi answer nilai throughput EIGRP lebih baik dbanding OSPF. Sementara pada jenis codec g711 sisi

  caller , nilai throughput OSPF lebih baik

  dibanding EIGRP. Pada sisi answer nilai

  throughput routing OSPF lebih baik dibanding EIGRP.

4.2 Average Jitter

Gambar 4.7 dibawah ini merupakan grafik perbandingan average jitter dial peer 2002 dan

  1001 topologi 3 Area dengan codec g729 dan

Gambar 4.8 Perbandingan Average Jitter Caller

  g711 skenario komunikasi rendah. 3001 dan Answer 2001 topologi 5 Area

Gambar 4.9 dibawah ini merupakan grafik perbandingan average jitter dial peer 2002 dan

  1001 sebagai komuniksi 1 topologi 3

  dial peer

  Area codec g729 dan g711 skenario komunikasi sedang.

Gambar 4.7 Perbandingan Average Jitter Caller

  2002 dan Answer 1001 topologi 3 Area

  Pada codec g711, nilai average jitter

  routing OSPF lebih baik dari pada EIGRP, hal

Gambar 4.9 Perbandingan Average Jitter Caller

  tersebut terjadi disisi caller maupun answer. Hal

  2 002 dan Answer 1001 topologi 3 Area

  ini terjadi karena pada codec g711 jumlah frame

  packet yang dikirim lebih besar dibanding codec

  Kondisi average jitter yang tinggi pada dial g729, sehingga dengan terjadi antrian pada

  peer caller 2002, hal ini disebabkan oleh terjadi

  jaringan, jumlah packet yang terlambat sampai antrian pada router R2 yang melayani 2 proses pada tujuan juga semakin tinggi. panggilan dalam waktu yang sama dan

  Grafik perbandingan average jitter dial mengakibatkan antrian paket pada router

  peer 3001 dan 2001 topologi 5 Area codec g729 tersebut.

  dan g711 skenario rendah ditunjukkan dalam

Gambar 4.10 dibawah ini merupakan grafik Gambar 4.8.

  perbandingan average jitter dial peer 3002 dan Untuk codec g729, average jitter pada sisi 2001 sebagai komuniksi 2 topologi 3 Area codec

  caller dan answer, OSPF memiliki kinerja yang g729 dan g711 skenario komunikasi sedang.

  lebih baik dibanding EIGRP kecuali pada kondisi komunikasi 60 menit. Sementara pada

  codec g711 disisi caller maupun answer, nilai average jitter pada OSPF lebih baik dibanding

  EIGRP kecuali pada waktu komunikasi selama 60 menit.

Gambar 4.10 Perbandingan Average Jitter Caller

  3002 dan Answer topologi 3 Area Gambar 4.12 Perbandingan Average Jitter Caller 4002 dan Answer 1002 topologi 5 Area

  Nilai average jitter pada dial peer answer Selisih nilai average jitter antara routing 2001 memiliki nilai yang tinggi disebabkan oleh

  OSPF dan EIGRP terlihat tidak signifikan, hal antrian pada router R2 yang memproses 2 ini terjadi karena masing-masing router bekerja panggilan yang melawati jaringannya dalam hanya pada masing-masing panggilan, sehingga waktu bersamaan. jalur yang dilewati pun berbeda antar panggilan

Gambar 4.11 dibawah ini merupakan grafik dan tidak mengakibatkan antrian.

  perbandingan average jitter dial peer 3001 dan 2001 sebagai komunikasi 1 topologi 5 Area

  4.3 codec g729 dan g711 skenario komunikasi Packet Loss sedang.

Gambar 4.13 dibawah ini merupakan grafik perbandingan lost packets dial peer 2002 dan

  1001 topologi 3 Area skenario komunikasi rendah.

Gambar 4.11 Perbandingan Average Jitter Caller

  3001 dan Answer topologi 5 Area

  Nilai average jitter pada codec g711 lebih tinggi dibanding codec g729 dikarenakan besarnya nilai frame packet yang dikirim, sehingga kemungkinan packet tersebut mengalami antrian atau loss semakin besar.

Gambar 4.12 dibawah ini merupakan grafik perbandingan average jitter dial peer 4002 danGambar 4.13 Perbandingan Lost Packets Caller

  1002 sebagai komunikasi 2, topologi 5 Area

  2002 dan Answer 1001 topologi 3 Area codec g729 dan g711 skenario komunikasi sedang.

  Semakin lama waktu komunikasi yang dilakukan mengakibatkan jumlah paket yang hilang juga semakin tinggi. Pada codec g711 Packet lost pada dial peer caller 2002 yang jumlah lost packet lebih besar dibanding g729, tinggi disebabkan karena router R2 melakukan 2 hal ini disebabkan karena pada codec g711 proses panggilan yang mengakibatkan tingginya jumlah frame packet yang dikirim lebih besar lost packet pada caller 2002. dibanding codec g729. Gambar 4.16 dibawah ini merupakan grafik

Gambar 4.14 dibawah ini merupakan grafik perbandingan lost packets dial peer 3002 dan perbandingan Lost Packets dial peer 3001 dan 2001 topologi 3 Area dengan codec g729 dan

  2001 topologi 5 Area skenario komunikasi g711 skenario komunikasi sedang. rendah.

Gambar 4.16 Perbandingan Lost Packets Caller

  3002 dan Answer 2001 topologi 3 Area Packet lost pada dial peer caller 3002 yang

  tinggi disebabkan karena router R2 melakukan 2 proses panggilan yang mengakibatkan tingginya

Gambar 4.14 Perbandingan Lost Packets Caller lost packet pada caller 3002.

  3001 dan Answer topologi 5 Area

  Grafik perbandingan Lost Packets dial peer Pada codec g711 jumlah lost packet lebih 3001 dan 2001 sebagai komunikasi 1, topologi 5 besar dibanding g729, hal ini disebabkan karena

  Area dengan codec g729 dan g711 skenario pada codec g711 jumlah frame packet yang komunikasi sedang ditunjukkan pada Gambar dikirim lebih besar dibanding codec g729.

  4.17. Gambar 4.15 dibawah ini merupakan grafik Semakin lama komunikasi terjadi jumlah perbandingan Lost Packets dial peer 2002 dan

  lost packet juga semakin besar. Gambar 4.18

  1001 sebagai komunikasi 1, topologi 3 Area merupakan grafik perbandingan lost packets dial

  

codec g729 dan g711 skenario komunikasi 4002 dan 1002 sebagai komunikasi 2,

peer

  sedang. topologi 5 Area dengan codec g729 dan g711 skenario komunikasi sedang.

  Untuk jenis codec g729 sisi caller, jumlah

  lost packet pada OSPF lebih sedikit dibanding

  EIGRP. Pada sisi answer, jumlah lost packet EIGPR lebih rendah dibanding OSPF. Sedangkan untuk jenis codec g711 sisi caller, jumlah lost packet OSPF lebih rendah dibanding EIGRP. Pada sisi answer, jumlah lost packet routing EIGRP lebih rendah dibanding OSPF. Semakin lama komunikasi terjadi jumlah lost packet juga semakin besar.

Gambar 4.15 Perbandingan Lost Packets Caller

  2 002 dan Answer 1001 topologi 3 Area

Gambar 4.17 Perbandingan Lost Packets CallerGambar 4.20 Perbandingan Waktu Konvergensi

  3 Menit 25 Menit EIGRP codec g711 14,99 16,6 15,03 55 Menit OSPF codec g711 38,39 38,65 43,34 EIGRP codec g729 17,96 17,15 15,79 OSPF 5 codec g729 42,93 42,52 36,85 10 20 30 40 50 Waktu Konvergensi (s)

  sedang topologi 5 area. 3 Menit 25 Menit EIGRP codec g711 16,74 14,8 16,92 55 Menit OSPF codec g711 38,52 41,31 41,67 EIGRP codec g729 14,72 15,2 16,83 OSPF 5 codec g729 40,77 39,29 39,42 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Waktu Konvergensi (s)

Gambar 4.22 dibawah ini merupakan perbandingan waktu konvergensi komunikasi

  Topologi 3 Area Komunikasi Sedang

Gambar 4.21 Perbandingan Waktu Konvergensi

  Topologi 5 Area Komunikasi Rendah

  Topologi 3 Area Komunikasi Rendah

  3 001 dan Answer 2001 topologi 5 Area

Gambar 4.19 Perbandingan Waktu Konvergensi

  Perbandingan waktu konvergensi komunikasi sedang topologi 3 area ditunjukkan pada Gambar 4.21.

  Perbandingan waktu konvergensi komunikasi rendah topologi 5 area ditunjukkan pada Gambar 4.20.

  Perbandingan waktu konvergensi komunikasi rendah topologi 3 area ditunjukkan pada Gambar 4.19.

  4002 dan Answer topologi 5 Area

Gambar 4.18 Perbandingan Lost Packets Caller

4.4 Waktu Konvergensi

Gambar 4.22 Perbandingan Waktu Konvergensi

  Topologi 5 Area Komunikasi Sedang

  Telekomunikasi, Vol. 13 No.1 (2015) 79-96. Tersedia di : < 3 Menit 25 Menit EIGRP codec g711 16,74 14,8 16,92 55 Menit OSPF codec g711 38,52 41,31 41,67 EIGRP codec g729 14,72 15,2 16,83 OSPF 5 codec g729 40,77 39,29 39,42 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Waktu Konvergensi (s)

  Kerja Aplikasi VoIP Call Android di Jaringan MANET (Mobile Ad Hoc Network) . Buletin Pos dan

  Ari, Setyawan, Ryan, 2015. Analisis Unjuk

  2. Menambahkan parameter yang dianalisis agar kinerja dapat dapat diketahui dengan lebih akurat.

  Dapat meningkatkan jumlah router agar kinerja antara kedua protokol routing EIGRP dan OSPF dapat menghasilkan data yang lebih baik dan lebih akurat.

  Saran yang dapat diberikan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik antara lain sebagai berikut : 1.

  6. SARAN

  OSPF.

  answer , routing EIGRP memiliki jumlah packet loss yang lebih rendah dibanding

  antara routing OSPF dan EIGRP tidak terlihat salah satu lebih dominan. Pada sisi

  caller , memiliki perbandingan yang sama,

  routing OSPF dominan lebih rendah dibanding EIGRP. Di sisi answer, EIGRP memiliki jumlah packet loss yang lebih rendah. Sedangkan pada codec g711 sisi

  packet loss pada codec g729 sisi caller,

  Pada kondisi komunikasi sedang, antara topologi 3 dan 5 Area, terdapat kesamaan hasil pada parameter throughput, dimana pada codec g729 sisi caller routing EIGRP memiliki nilai throughput yang dominan lebih baik, sedangkan sisi answer routing OSPF memiliki nilai yang lebih baik. Sementara pada codec g711, EIGRP dan OSPF memiliki perbandingan yang sama, salah satu routing protokol tersebut tidak ada yang terlihat dominan. Nilai average jitter pada kondisi komunikasi sedang antara topologi 3 dan 5 Area, sisi caller lebih dominan EIGRP memiliki nilai lebih baik. Sedangkan sisi answer, routing OSPF dominan lebih baik nilai average jitternya dibanding EIGRP, hal tersebut berlaku pada codec g729 maupun g711. Untuk kondisi komunikasi sedang, antara topologi 3 dan 5 Area, perbandingan jumlah

  sisi caller, jumlah packet loss EIGRP lebih rendah, sementara di sisi answer, routing OSPF memiliki jumlah packet loss yang lebih rendah.

  packet loss . Untuk codec g729 dan g711 di

  3 Area, EIGRP memiliki throughput yang lebih baik. Antara topologi 3 dan 5 Area pada kondisi komunikasi rendah, average jitter OSPF lebih rendah dibanding EIGRP. Hal ini terjadi pada codec g729 dan g711. Topologi 3 dan 5 Area pada kondisi komunikasi rendah, memiliki perbandingan yang sama pada parameter

  EIGRP. Kecuali pada codec g711 topologi

  throughput yang lebih baik dibanding

  3. Antara topologi 3 dan Area pada kondisi komunikasi rendah, OSPF memiliki nilai

  2. Pada saat terjadi perubahan jalur, EIGRP memiliki rata-rata waktu konvergensi sebesar 13-19 detik.

  Pada saat terjadi perubahan jalur, OSPF memiliki rata-rata waktu konvergensi sebesar 30-50 detik.

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, didapat kesimpulan antara lain sebagai berikut : 1.

  mengakibatkan waktu pencarian rute backup menjadi lebih lama.

  request dan link-state update yang

  Waktu konvergensi EIGRP lebih baik dibanding OSPF, dengan selisih waktu hampir dua kali lipat lebih lama dari EIGRP pada pencarian rute protokol OSPF. Hal ini disebabkan karena pada protokol routing EIGRP yang mengimplementasi algoritma DUAL, sudah menyediakan link backup yang dihitung dari nilai metric tiap jalur yang tersedia. Sementara pada OSPF, ketika terjadi perubahan jalur, OSPF akan mengirim packet link-state

5. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

   Brawijaya. Tersedia di : < [Diakses 10 Januari 2016] [Diakses 13 Januari 2016] Chandra Tresna Wijaya, Kadek, 2012.

  ANALISIS KINERJA RIP (ROUTING

INFORMATION PROTOCOL) UNTUK OPTIMALISASI JALUR ROUTING. S1.

  Universitas Udayana. Tersedia di :

  < ojs.unud.ac.id/index.php/JLK/article/

  download/2799/1991.pdf> [Diakses 8 Juni 2017]

  Dwi, Villasica, Yovie & Mubarakah, Naemah, 2014. Analisis Kinerja Routing Dinamis

  Dengan Teknik OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST) Pada Topologi Mesh Dalam Jaringan Local Area Network (LAN) Menggunakan Cisco Packet Tracer . Singuda Ensikom,

  VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014. Tersedia di : <http://jurnal.usu.ac.id/singuda_ensiko m/article/view/6365> [Diakses

  21 Januari 2016] Lin, Y.D., Hwang R.H., Baker, F., 2012.

  Computer Network An Open Source Approuch. McGraw

  • – Hill International Edition.

  Setyawati, Linda, 2014. ANALISA

  PERFORMANCE ROUTING PROTOCOL OSPF DAN EIGRP PADA JARINGAN

  IPV4. S2. Universitas Negeri

  Yogyakarta. Tersedia di : < https://www.academia.edu/9415089/A NALISA_PERFORMANCE_ROUTIN G_PROTOCOL_OSPF_DAN_EIGRP_ PADA_JARINGAN_IPV4> [Diakses 8 Januari 2016]

  Silk, M., Lady & Suhardi, 2011. Pengaruh

  Model Jaringan Terhadap Optimasi Routing Open Shortest Path First (OSPF). Teknologi, VOL. 1, NO. 2.

  Tersedia di : <

  journal.unipdu.ac.id/index.php/teknolo gi/article/download/56/48 > [Diakses 27

  Desember 2015] Yolanda, S., A., Dewi, 2013. Simulasi Kinerja

  Routing Protokol Open Shortest Path First (OSPF) dan Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) Menggunakan Simulator Jaringan