Evaluasi Implementasi Permenkominfo Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Amatir Radio

Tatiek Mariyati

Puslitbang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Jalan Merdeka Barat 9 Jakarta 10110 telp/Fax 021-34833640

tatiek_mar@yahoo.com

Naskah diterima: 9 Februari 2012; Naskah disetujui: 28 Maret 2012

Abstract — The development of information communications and nilai sosial yang ditimbulkan sangat baik. Hasil penelitian technology has penetrated to every aspect of life who touches the

menunjukkan bahwa masih lemahnya pemahaman komunitas public. Enactment the Regulation from Ministry of Information

masyarakat amatir radio sehingga diperlukan sosialisasi dan Communications Technology Number 33 - 2009 about the

implementasi sesuai Permenkominfo Nomor 33 Tahun 2009. Amateur Radio is in an effort to regulate a variety of issues

related to Amateur Radio. With the evaluative method we hope to find the impact of the development of a region have an

Kata Kunci — permenkominfo no.33 tahun 2009, amatir radio,

evaliasi implementasi

significant amateur radio activity in developing economies.

Those implementation of amateur radio frequencies assigned according to the government and expected not to interfere with

ENDAHULUAN I. P

the operational frequency of the other users, then set the various statutes including the licensing and use of frequencies that are

A. Latar Belakang

expected to curb the activities of radio frequency users including

Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi

Amateur Radio operations. Although that the nature of the

informasi dan komunikasi (information and communication

organization is more to the amateur radio hobby, but the value

technology/ICT) dewasa ini membuat arus globalisasi

of social effects is very good. . The results showed that needed the

semakin deras mengalir merambah ke seluruh penjuru dunia.

weak understanding of the amateur radio community so that the necessary dissemination and implementation of appropriate

Perkembangan teknologi juga telah menghapus batas-batas

ruang antar negara, bahkan menghapus batas jarak dan waktu.

Permenkominfo Number 33 of 2009.

David Harvey menyatakan bahwa kecenderungan ini dapat

disebut sebagai pemampatan ruang-waktu yang dapat

Keywords — ministerial decree no. 39 year 2009, amateur radio,

mendorong percepatan perubahan dunia kehidupan [David

implementation evaluation

telekomunikasi dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999

Harvey:1990].

Reformasi

Abstrak — Perkembangan teknologi informasi telah merambah ke berbagai aspek kehidupan yang menyentuh ke berbagai

tentang Telekomunikasi telah berkembang pesat. Arus

globalisasi yang begitu pesat dampaknya mampu menyentuh

lapisan masyarakat. Diberlakukannya Peraturan Menteri

langsung kepada individu-individu di pelosok pedesaan.

Komunikasi dan Informatika Nomor 33 Tahun 2009 tentang

Keberadaan amatir radio juga menyentuh kepada peran

Penyelenggaraan Amatir Radio adalah dalam upaya mengatur

masyarakat di perdesaan yang menginginkan dapat

berbagai hal yang berkaitan dengan Amatir Radio. Dengan

menggunakan metode evaluatif diharapkan dapat menemukan

disampaikannya informasi yang disalurkan melalui hobby

dampak perkembangan suatu wilayah dengan aktivitas amatir

dalam hal ini dengan membangun amatir radio. Sangat

radio yang signifikan dalam mengembangkan perekonomian.

disayangkan masih banyak yang melakukan penyiaran amatir

Oleh karena penyelenggaraan amatir

radio

tersebut

radio tanpa melakukan proses perijinan dan perangkat yang

menggunakan frekuensi sesuai yang ditetapkan pemerintah dan diharapkan tidak mengganggu operasional pengguna frekuensi

tidak layak yang berakibat menimbulkan gangguan bagi

pengguna frekuensi yang lainnya, lebih lagi apabila yang

yang lain, maka diatur berbagai ketetapan termasuk perijinan

mendapat gangguan adalah pengguna frekuensi yang berijin

dan penggunaan frekuensi yang diharapkan dapat menertibkan

dan perangkat yang memenuhi standar.

seluruh kegiatan pengguna frekuensi radio termasuk di

dalamnya operasional

Amatir

Radio.

Meskipun sifat

Membahas amatir radio, tentu tidak terlepas dari

penyelenggaraan amatir radio ini lebih kepada hobby, tetapi

International Amateur Radio Union (IARU) yang merupakan

Organisasi Amatir Radio Dunia, karena kegiatan Amatir

2. Pelaksanaan penyelenggaraan ujian amatir radio yang Radio adalah berskala Internasional. Ketentuan yang

sebelumnya merupakan urusan Pemerintah Daerah mengatur kegiatan Amatir Radio ini diatur pula dalam Radio

Provinsi dialihkan menjadi urusan Pemerintah dalam hal Regulation

ini Kementerian Komunikasi dan Informatika. Telecommunication Union (ITU). Amatir Radio adalah setiap

yang dikeluarkan

oleh

International

Jadi sejak disahkannya PP Nomor 38 Tahun 2007 tersebut, orang yang mempunyai hobi dalam bidang teknik elektronika

maka seluruh proses perizinan kembali dilaksanakan oleh radio dan komunikasi serta secara sukarela bersedia mengabdi

Ditjen Pos dan Telekomunikasi yang dalam pelaksanaannya kepada bangsa dan masyarakat.

dilakukan secara bertahap.

Para amatir radio sedunia sadar bahwa kegiatan ini harus Selanjutnya melalui pembahasan antara Ditjen Pos dan dilakukan secara tertib dan benar menurut kaidah hidup Telekomunikasi bersama ORARI dan RAPI tentang manusia dan peraturan yang berlaku secara internasional dan

perubahan Kepmenhub Nomor 49 tahun 2002 tentang Amatir nasional oleh karena itu dalam melakukan kegiatannya Radio, maka pada bulan Agustus dikeluarkanlah Peraturan mereka mempunyai dan berlandaskan Kode Etik Amatir

Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 33 Radio. Sejarah Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia /PER/M.KOMINFO/08/2009

tentang Penyelenggaraan adalah tonggak sejarah tumbuh dan berkembangnya ORARI.

Amatir Radio sebagai pengganti Kepmenhub tersebut. Kegiatan radio amatir merupakan kegiatan orang-orang

Amatir Radio sebagai potensi masyarakat yang yang mempunyai hobi dalam bidang teknik transmisi radio

menggunakan spektrum frekuensi radio yang telah dan elektronika, kegiatan ini sudah ada sejak tehnik transmisi

oleh International radio ditemukan dan karena kegiatan ini menggunakan

Telecommunication Union (ITU), dalam penyelenggaraannya peralatan dan juga media spektrum gelombang elektro perlu diatur oleh pemerintah; magnetik yang menyangkut kepentingan kehidupan manusia

Peraturan Menteri Kominfo Nomor 33 tahun 2009 dalam alam semesta ini, maka kegiatan ini disahkan, diatur mengatur agar Penyelenggaraan Amatir Radio patuh dan dan diawasi secara global baik oleh Badan2 Telekomunikasi

tunduk pada ketetapan yang diberikan ITU. Tetapi yang International ITU & IARU maupun oleh badan terjadi di lapangan diantaranya adalah : telekomunikasi nasional disetiap negara.

1. masih terdapat Amatir Radio illegal yaitu yang tidak Demikian juga di Indonesia kegiatan Amatir Radio sudah

memperpanjang Izin Amatir Radio (IAR) dan Amatir ada sejak awal abad ke 20. Semasa perang kemerdekaan RI

Radio yang sudah beroperasi tetapi tidak berijin. para amatir radio di Indonesia juga aktif berjuang dengan

2. Perangkat Amatir Radio yang rusak, spurious, peralatan dan keahliannya. Amatir Radio Indonesia telah

mengakibatkan terjadi harmonis yang efeknya banyak membaktikan diri kepada bangsa, baik sebagai media

mengakibatkan terjadinya interferensi. perjuangan mempersiapkan dan merebut serta mengisi

Perkembangan Amatir Radio cukup signifikan terkait kemerdekaan, maupun memberikan konstribusi pemikiran dan

dengan hobby seseorang, tetapi dalam perkembangan Amatir gagasan baik yang bersifat teknik maupun regulasi serta Radio terkait dengan keterbatasan frekuensi radio yang melakukan operasi penanggulangan bencana serta dukungan terbatas. Oleh karena itu semuanya diatur dalam peraturan komunikasi bukan dalam keadaan bencana. Mereka yang tertuang dalam Peraturan Menkominfo Nomor 33 Tahun bergabung di dalam wadah Persatoean Amateur Repoeblik

Indonesia (PARI). Pada perkembangannya, ternyata ditemukenali adanya Kegiatan amatir radio dihentikan waktu pendudukan

berbagai masalah diantaranya pelanggaran-pelanggaran Jepang pada awal Perang Dunia Kedua. Sebagian kegiatan administrasi dan pelanggaran teknis yang mengakibatkan amatir radio masih tetap meneruskan kegiatannya sebagai

adanya ketidak tertiban, interferensi dan gangguan lainnya. radio gelap untuk kepentingan revolusi kemerdekaan.

Oleh karena itu di dalam penataan kegiatan yang berkaitan Proklamasi kemerdekaan Indonesia juga dipancarkan ke

dengan Penyelenggaraan Amatir Radio perlu dilakukan seluruh dunia dengan menggunakan pemancar radio

evaluasi untuk menemukenali kondisi di lapangan, penerapan revolusioner yang dibuat sendiri oleh Gunawan, YBOBD.

kebijakan, pemahaman pengguna amatir radio, dan kendala Untuk kepentingan keamanan di dalam negeri, sejak 1950

yang utamanya ditujukan untuk mengarah kepada tertib sampai 1967 Pemerintah melarang semua kegiatan

pengguna pada penggunaan frekuensi maupun penggunaan komunikasi radio yang dilakukan oleh badan-badan atau perangkatnya, sehingga dapat dilakukan strategi atau perorangan non pemerintah, yang dilandasi dengan Undang

kebijakan dalam peningkatan penyelenggaraan amatir radio. Undang Nomor 5 Tahun 1964 yang menegaskan Oleh karena itu dipandang penting melakukan evaluasi dikenakannya hukuman sangat berat bagi mereka yang

implementasi Permenkominfo Nomor 33 Tahun 2009 tentang memiliki pesawat pemancar radio tanpa ijin yang sah.

Penyelenggaraan Amatir Radio.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 Keterbatasan referensi diantaranya disebabkan belum tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

pernah dilakukan penelitian sejenis sebelumnya, sementara Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah dari pemaparan proposal yang dihadiri juga oleh team dari Kabupaten/Kota, telah diatur dimana dalam Peraturan Ditjen SDPPI yang menyatakan perlu dilakukan penelitian ini Pemerintah tersebut dinyatakan :

untuk menjaring permasalahan dan penentuan kebijakan ke

1. Pemberian Izin Amatir Radio (IAR) dan Izin Penguasaan depan dalam layanan Penyelenggaraan Amatir Radio. Perangkat Radio Amatir (IPPRA), termasuk untuk warga Negara asing, Izin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP) dan Izin Penguasaan Perangkat Komunikasi Radio Antar Penduduk (IPPKRAP).

B. Permasalahan Evaluasi Implementasi Permenkominfo Nomor 33 Tahun Dengan uraian tersebut, maka rumusan permasalahan

2009 Tentang Penyelenggaraan Amatir Radio ini perlu di Implementasi Permenkominfo Nomor 33 Tahun 2009

dukung dengan Kerangka Teori yang mendukung analisis Tentang Penyelenggaraan Amatir Radio adalah :

data hasil survey. Gambaran umum kegiatan Amatir Radio

1. Bagaimana perkembangan penyelenggaraan amatir radio akan berkaitan erat dengan penggunaan perangkat Pemancar sesudah adanya Permenkominfo Nomor 33 tahun 2009 ?

Radio. Kerangka teori didasarkan pada Kebijakan Publik dan

2. Sejauhmana implementasi Peraturan Menteri Pemancar Radio itu sendiri. Komunikasi dan Informatika nomor 33 tahun 2009

A. Analisis Kebijakan

tentang Penyelenggaraan Amatir Radio, khususnya dalam rangka tertib pengguna terkait dengan penggunaan

Keberhasilan dalam memecahkan suatu masalah frekuensi dan penggunaan perangkat?.

memerlukan penemuan solusi yang tepat terhadap suatu masalah yang tepat. Masalah kebijakan merupakan kondisi

C. Tujuan dan Manfaat obyektif yang keberadaannya dapat diciptakan secara Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran

sederhana dengan menentukan fakta-fakta tentang apa yang perkembangan amatir radio setelah diberlakukannya peraturan

ada dalam suatu kasus. Dalam memberikan suatu pandangan menteri komunikasi dan informatika nomor 33 tahun 2009

mengenai sifat masalah-masalah kebijakan dan garis besar dan menemukenali permasalahan yang berkaitan dengan komponen-komponen utama dari proses perumusan masalah penyelenggaraan amatir radio.

dalam analisis kebijakan. Setelah membandingkan dan Manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan

mempertentangkan tipe-tipe model kebijakan yang berbeda. pemahaman dan ketertiban penyelenggaraan amatir radio

Arti penting perumusan masalah dalam analisis kebijakan ini dalam penggunaan frekuensi dan perangkat yang sesuai juga memperlihatkan bahwa perumusan masalah melekat di dengan peraturan yang ada.

dalam proses.

Analisis kebijakan sebagai suatu metodologi pemecahan

D. Ruang Lingkup masalah. Para analis berhasil memecahkan masalah-masalah Ruang Lingkup Evaluasi Implementasi Permenkominfo

publik. (contoh Bernard Barber, Effective Social Science : Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Amatir

eight Cases in Economics, Political Science, and Sociology Radio ini adalah: Peraturan Menteri Kominfo Nomor 33

(New York : Russell Sage Foundation, 1987 dalam buku Tahun 2009.

Pengantar Analisis Kebijakan Publik –William N. Dunn, 1998) citra pemecahan masalah masalah dari analisis kebijakan ERANGKA II. K T EORI dapat menyesatkan. Citra pemecahan masalah secara salah menggambarkan bahwa para analis dapat berhasil mengidentifikasi, mengevaluasi, dan membuat rekomendasi pemecahan masalah tanpa perlu menghabiskan waktu dan usaha yang berharga untuk merumuskan masalah itu. Dalam kenyataannya, analisis kebijakan adalah proses berjenjang yang dinamis dimana metode metode perumusan masalah mendahului metode-metode pemecahan masalah.

Gambar dibawah menunjukkan bahwa metode metode perumusan masalah mendahului dan mengambil prioritas terhadap metode-metode pemecahan masalah dalam analisis kebijakan. Metode metode pada satu tingkat tidak cukup dan tidak efektif pada tingkat berikutnya, karena pertanyaan pertanyaannya berbeda pada kedua tingkat tersebut. Jadi suatu hal penting untuk mengenali perbedaan di antara proses yang berhubungan dengan masalah diuraikan dalam Gambar

1) Pengenalan Masalah vs. Perumusan Masalah Proses analisis kebijakan tidak berawal dengan masalah

yang terartikulasi dengan jelas, tetapi suatu perasaan khawatir yang kacau dan tanda tanda awal ini bukan masalah tetapi situasi masalah yang dikenal oleh para analis kebijakan, pembuat kebijakan, dan pelaku kebijakan. Masalah kebijakan adalah produk pemikiran yang dibuat pada suatu lingkungan, diabstraksikan oleh para analis, sehingga mengalami situasi masalah.

2) Perumusan Masalah vs Pemecahan Masalah Analisis kebijakan merupakan proses yang berlapis-lapis Gambar 1. Prioritas Perumusan Masalah dalam Analisis Kebijakan ( Sumber :

yang mencakup metode perumusan masalah pada urutan yang Pengantar Analisis Kebijakan Publik, William N Dunn)

lebih tinggi dan metode pemecahan masalah pada urutan yang lebih rendah. Metode yang lebih tinggi dan pertanyaan-

sebagai suatu proses dengan empat fase yang saling Metode pemahaman masalah dalam urutan yang lebih

tergantung, yaitu pencarian masalah (problem research), tinggi adalah metametode, yaitu metode “mengenai” dan pendefinisian masalah (problem definition), spesifikasi “ada sebelum” metode pemecahan masalah yang berada pada

masalah (problem spesification), dan pengenalan masalah urutan yang lebih rendah. Dalam menganalisis menggunakan

(problem sensing). Prasyarat perumusan masalah adalah metode dalam urutan yang lebih rendah untuk memecahkan

pengakuan atau “dirasakannya keberadaan” suatu situasi masalah yang rumit, dapat beresiko melakukan kesalahan : masalah. Untuk pindah dari situasi masalah seorang analis memecahkan masalah yang salah (Howard Raiffa, Decision terlibat dalam pencarian masalah. Tujuan jangka pendeknya Analysis-1968 dalam buku Pengantar Analisis Kebijakan bukan penemuan suatu masalah tunggal melainkan penemuan Publik –William N. Dunn, 1998).

beberapa representasi masalah dari berbagai pelaku kebijakan.

3) Pemecahan Kembali Masalah vs. Pementahan Solusi Analis dalam menghadapi jaringan besar yang kacau dari formulasi-formulasi masalah yang saling bersaing dinamis,

Masalah dan Pementahan Masalah. terbentuk oleh situasi soaial, terdistribusi pada seluruh proses

Istilah aslinya : Problem Resolving, Problem Unsolving pembuatan kebijakan, akibatnya dihadapkan pada dan Problem Dissolving. Ketiganya menunjuk pada proses metaproblem. (Yehezkel Dror, Design for Policy Sciences,

koreksi kesalahan (Russell L Ackoff-Beyond Problem NY:Elsevier, 1971). Solving-1974 dalam buku Pengantar Analisis Kebijakan

Perpindahan dari metamasalah ke masalah substantif harus Publik –William N. Dunn, 1998).

diusahakan untuk mendefinisikan suatu masalah dalam istilah Pemecahan kembali masalah mencakup analisis ulang

yang paling mendasar dan umum, yang memiliki nilai terhadap masalah masalah yang dipahami secara benar untuk

kepentingan substansi. Jika masalah substantif telah mengurangi kesalahan yang bersifat kalibrasial. Pementahan

didefinisikan, maka masalah formal yang lebih rinci dan solusi masalah ini berupa pembuangan solusi dikarenakan

spesifik dapat dirumuskan. Proses perpindahan ini dilakukan kesalahan dalam perumusan masalah (membuang solusi

melalui spesifikasi masalah yang secara tipikal meliputi dikarenakan kesalahan dalam masalah secara tepat).

pengembangan representatif (model) matematis formal dari Pementahan masalah adalah pembuangan masalah yang

masalah substantif. Ada kemungkinan terjadi kesulitan karena dirumuskan secara tidak tepat dan kembali kepada perumusan

hubungan antara masalah substantif yang rumit dan masalah sebelum terjadi suatu usaha untuk memecahkan representasi formal dari masalah itu mungkin menjadi lemah/

masalah yang tidak tepat itu. renggang. (Ralph E. Starusch, A Critical Look at Quantitative Dalam tahap perumusan masalah, tidak mungkin kasus

Methodology, Policy Analysis, 2-1976) yang ada dapat diselesaikan masalahnya secara menyeluruh. Bila masalah substantif telah didefinisikan, maka masalah

B. Amatir Radio

formal yang lebih rinci dan spesifik dapat dirumuskan.

1) Pemancar Radio

Proses perpindahan dari masalah substantif ke masalah formal dilakukan

Pemancar Radio adalah suatu peralatan yang mempunyai pengembangan representasi (model) matematis formal dari

nilai khusus dan nilai strategis. Yang dimaksud dengan masalah substantif. Kesulitan mungkin terjadi, karena

peralatan yang bernilai khusus adalah : suatu peralatan yang hubungan antara masalah substantif yang rumit dan

mampu menimbulkan bencana baik bagi penggunannya representasi formal dari masalah itu mungkin lemah. Dalam maupun lingkungan, negara bahkan dunia. Bencana tersebut masalah-masalah yang sulit didefinisikan, tugas utama bukan

dapat ditimbukan akibat kondisi teknis maupun yang untuk mendapatkan solusi yang tepat/ benar tetapi untuk

diakibatkan dari pengoperasian dari peralatan tersebut. mendefinisikan sifat dari masalah itu sendiri. Jadi gambaran

Dengan demikian Pemancar radio dapat disetarakan dengan tahap perumusan masalah dapat dilihat pada Gambar 2.

Senjata, Obat Bius, Pesawat Terbang dan lain-lain. Yang dimaksud dengan peralatan yang bernilai Strategis adalah : suatu peralatan yang sangat dibutuhkan dalam menunjang kehidupan manusia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan pembangunan bangsa dan mengamankan kehidupan masyarakat, bangsa, negara bahkan dunia.

Agar Pemancar Radio dapat digunakan secara berhasil guna, dan dampak dari nilai khusus dapat dihindari, maka penggunaan pemancar radio harus diatur secara terpadu di seluruh dunia, dan aturan penggunaan dalam bentuk ketentuan teknis dan operasional tersebut mutlak harus dipatuhi secara utuh dan konsekuen.

Ketentuan bagi penggunaan pemancar radio di dunia adalah Radio Regulation dari International Telecomunication Union (ITU) yang merupakan badan dunia khusus menangani

semua permaasalahan telekomunikasi dunia. Gambar 2. Gambaran Tahap Perumusan Masalah

Radio Regulation mengatur tentang Pembagian Services, Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa perumusan masalah

yaitu pembagian masing-masing kegiatan yang membutuhkan mengambil prioritas di atas pemecahan masalah dalam

sarana komunikasi. Dilanjutkan dengan pembagian

Servicesnya, yaitu menata Frekuensi kerja dari masing

d. Penggunaan Satellite masing kegiatan agar tidak saling mengganggu antara satu

e. Kegiatan Kontes, QSL-ing, Award dengan lainnya.

3. Ketentuan dan berbagai Kebijakan yang ditetapkan Setelah di atur pembagian Services dan Frekuensinya maka

Organisasi.

di atur pula tanda pengenal (Callsign) agar setiap pancaran

3) Larangan bagi kegiatan Amatir Radio dari suatu stasiun dapat mudah dikenali.

Dalam Radio Regulation diatur pula tentang berbagai Larangan bagi kegiatan Amatir Radio antara lain: ketentuan lainnya tentang telekomunikasi, dengan maksud

Amatir Radio dilarang di gunakan untuk keperluan : agar komunikasi dapat digunakan dan dimanfaatkan secara

1. Komersial

maksimal tanpa menimbulkan gangguan dan saling

a. Politik

mengganggu serta menimbulkan bencana dan keselamatan

b. Dinas Instansi Pemerintah dan Bukan /keamanan dunia.

Pemerintah

c. Sambungan Jaringan Telekomunikasi Umum

d. Rumah Tangga dan Pihak Ketiga Seorang Amatir Radio dalam melakukan kegiatan tunduk

2) Ketentuan yang mengikat bagi Amatir Radio di Indonesia

2. Amatir Radio dilarang berkomunikasi dengan: dan patuh kepada semua peraturan dan ketentuan yang

a. Stasiun dari Negara yang memusuhi Indonesia berlaku, sebagaimana ikrar yang tertuang dalam butir kedua

b. Stasiun yang tidak syah dan stasiun lainnya dari Kode Etik.

c. Menggunakan bahasa Sandi dan Bahasa yang Amatir Radio yaitu “Amatir Radio adalah setia” , karena

tidak sopan

mendapat izin dari Pemerintah karena Organisasinya, yang

d. Menggunakan peralatan pengubah audio bersangkutan akan setia dan patuh kepada negara dan

3. Amatir Radio dilarang :

organisasinya.

a. Memancarkan Siaran Berita, Musik dll

b. Memancarkan Berita darurat dan palsu dan Ketentuan yang mengikat bagi kegiatan Amatir Radio di

menyesatkan

Indonesia adalah:

c. Mengudara dari Kapal Laut dan Pesawat Udara.

1. Radio Regulation yang mengatur tentang

Telekomunikasi Dunia. Radio Regulation adalah

4) Tanda Pengenal (Callsign)

ketentuan yang telah disepakati oleh seluruh anggota ITU

Dalam Radio Regulation dinyatakan bahwa : Telecomunication Convention.

Setiap stasiun Radio yang memancarkan Transmisinya

a. Peraturan dan Perundang-undangan yang harus memiliki tanda pengenal, dan tanda pengenal tersebut telah ditetapkan oleh Pemerintah. Semua tidak boleh menyerupai tanda-tanda marabahaya (SOS TTT Peraturan dan Perundang-undangan yang DDD dll) dan tanda-tanda khusus yang menyerupai kode Q ditetapkan oleh Pemerintah yang berkaitan (QAA QUZ).

dengan Telekomunikasi adalah mengacu Callsign yang digunakan oleh Amatir Radio terdiri dari pada Radio Regulation. Bagi Amatir Radio kombinasi Angka dan Huruf yang terbentuk dalam satu

Indonesia semua ketentuan yang berkaitan kesatuan yang menunjukkan Prefix dan Suffix. dengan Telekomunikasi dan berbagai aspek

Contoh YB1PR Prefix YB1 menunjukkan Negara dan yang berkaitan dengan kegiatan Amatir Daerah asal Stasiun. Suffix PR menunjukkan stasiun yang

Radio adalah mengikat, ketentuan yang bersangkutan. dimaksud adalah antara lain:

Dengan demikian Penulisan dan Pengucapan Callsign

b. Undang-Undang nomor 11 tahun 1985 harus secara utuh dan benar serta dapat dimengerti secara tentang Pengesahan Konvensi ITU Nairobi internasional 1982.

5) Penulisan Callsign

c. Undang undang nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi.

Contoh penulisan callsign yang benar adalah YB1PR dan

d. Peraturan Pemerintah nomor 52 tahun 2000 bukan YB 1 PR karena bila menggunakan spasi diantara tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi.

callsign maka callsign tersebut tidak lagi merupakan satu

e. Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2000 kesatuan, dan ini akan sulit dimengerti bila diketuk dengan tentang Penggunaan Spektrum frekuensi.

kode morse.

2. Peraturan Menteri Kominfo Nomor 33 tahun 2009 T ABEL 1. R ADIOTELEPHONY A LPHABET tentang Penyelenggaraan Amatir Radio.

a. Ketentuan dan Peraturan yang ditetapkan Pengucapan

Huruf

Alphabet

AL FAH oleh International Amateur Radio Union

A Alfa

(IARU). Ketentuan dan Peraturan yang

BRAH VOH ditetapkan oleh International Amateur

B Bravo

CHAR LEE Radio merupakan kesepakatan oleh seluruh

C Charlie

anggota IARU yang diambil dalam IARU

DELL TAH Conference antara lain:

D Delta

E Echo

ECK OH

b. Band Plan

c. Protokol komunikasi digital FOKS TROT

F Foxtrot

Huruf Alphabet

Pengucapan

Tingginya jumlah penyelenggara Amatir Radio dengan

G Golf

GOLF

kasus yang cukup kompleks menyangkut frekuensi

H Hotel

HOH TEL

maupun perangkatnya. Meskipun Jakarta bukan merupakan propinsi yang menggunakan frekuensi paling

banyak, namun semua jenis sub service frekuensi J

I India

digunakan di Jakarta. Hal ini terkait dengan penggunaanya untuk beragam kegiatan yang menunjang

K Kilo

posisi Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan pusat L

kegiatan ekonomi/bisnis dengan dinamika sosial penduduk yang tinggi.

M Mike

MIKE

2. Makassar

N November

NO VEM BER

Dalam pelaksanaan monitoring rutin pada tahun 2010 dengan metode observasi di stasiun tetap monitoring

O Oscar

maupun dengan observasi di stasiun monitoring bergerak P

telah menemukenali 186 frekuensi illegal, mencatat masih banyaknya stasiun penyelenggara Amatir Radio

Q Quebec

yang perlu memperbaiki parameternya yang mengalami R

KEH BECK

pergeseran dan melanggar ketentuan; S

Romeo

ROW ME OH

3. Denpasar Sebagai kota wisata yang memiliki frekuensi tinggi

Sierra

SEE AIR RAH

T Tango

penerbangan dan dengan adanya potensi gangguan U

TANG GO

komunikasi radio untuk penerbangan ground to air (Aeronautical Navigation) yang disebabkan adanya

Uniform

YOU NEE FORM

pancaran frekuensi radio yang tidak sesuai peruntukannya W

V Victor

VIK TAH

Whiskey

WISS KEY

atau tidak memenuhi persyaratan teknis, termasuk pancaran dari stasiun radio yang bekerja pada pita

frekuensi siaran, sehingga perlu diadakan kegiatan Y

X X-Ray

ECKS RAY

Yankee

YANGKEY

pengawasan dan pengendalian dalam rangka pengamanan terhadap komunikasi radio pada pita frekuensi

Z Zulu

ZOO LOO

peruntukan penerbangan.

Sumber : ORARI-cw tabel

4. Mataram Meskipun secara operasional dan pengembangan wisata

6) Penggunaan Code Q (QYU) Untuk Berkomunikasi Di masih didominasi Pulau Bali, tapi perkembangan amatir Dunia Amatir Radio

radio cukup bagus. Keberadaan amatir radio di Mataram Kode Q dipergunakan dalam komunikasi CW dan

memberi kontribusi terhadap pengembangan sektor merupakan singkatan dari suatu kebutuhan komunikasi antar

pendidikan yang benar-benar bermanfaat, berguna dan stasiun radio amatir. Kode Q ini dapat dipergunakan secara

bermakna bagi masyarakat dan daerah Lombok. luas dalam sistem komunikasi dengan CW, baik oleh Militer,

Keberadaan amatir radio diniatkan untuk ikut serta Perusahaan, Pemerintahan dan stasiun-stasiun radio lainnya.

membangun dan mengembangkan wilayah pulau Kode Q hanya terdiri dari 3 (tiga) huruf yang diawali

Lombok dan khususnya NTB. Amatir radio di Mataram dengan huruf Q dan merupakan suatu: Informasi, Penjelasan,

juga berkeinginan memenuhi kebutuhan masyarakat akan Situasi, Kondisi, Tindakan dan lain-lain.

informasi, dengan mengembangkan jurnalisme radio Kode Q ini merupakan PERNYATAAN dari satu

yang profesional. Oleh karena itu perlu dilakukan pihak/stasiun,

evaluasi dalam implementasi Permenkominfo nomor 33 Jawaban/Pernyataan yang diinginkan.

tahun 2009 khususnya terkait dengan penggunaan Kode Q ini diawali dengan QAA sampai dengan QZZ dan

frekuensi dan perangkat, disamping mewakili dipergunakan untuk berbagai macam keperluan, seperti:

perkembangan amatir radio di wilayah timur Indonesia. Keadaan Cuaca, Perjalanan, Penerbangan, Pelayaran,

dilakukan dengan Kegiatan-kegiatan SAR dan lain-lain. Sedangkan untuk interview/wawancara kepada : komunikasi dipergunakan mulai QRA sampai dengan QUZ.

1. Balai/Loka Monitor

2. Penyelenggara Amatir Radio ETODOLOGI III. M 3. Asosiasi Amatir Radio

Metodologi Evaluasi Implementasi Permenkominfo Nomor Teknis analisis dengan menggunakan analisis deskriptif.

33 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Amatir Radio : Analisis deskriptif kualitatif akan menggunakan model

1. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. analisis data yang dikenalkan oleh William N. Dunn (1998)

2. Lokasi penelitian : meliputi kota-kota: Jakarta, Makassar, dengan menggunakan Analisis Kebijakan Publik (Public Denpasar, Mataram.

Policy Analysis).

Adapun alasan pemilihan lokasi untuk penentuan kota – kota tersebut adalah :

1. Jakarta

ANDASAN IV. L T EORI Penyusunan agenda kebijakan Permenkominfo nomor 33 Tahun 2009 telah dilakukan dengan berdasarkan tingkat

A. Analisis Kebijakan urgensi dan esensi kebijakan, juga keterlibatan stakeholder. Di dalam analisis kebijakan dengan pendekatan kualitatif dan sesuai dengan materi yang akan dianalisis, maka akan

C. Formulasi kebijakan

digunakan analisis kebijakan publik, ditinjau dari aspek Didalam rangkuman masalah yang sudah masuk dalam kebijakan khususnya peraturan yang telah dituangkan dalam

agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat Permenkominfo Nomor 33 Tahun 2009 tentang

kebijakan. Masalah kemudian didefinisikan untuk kemudian Penyelenggaraan Amatir Radio.

dicari pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan masalah Analisis Kebijakan adalah awal dari upaya memperbaiki

dapat berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan proses pembuatan kebijakan. Sebelum informasi yang

yang ada.

relevan dengan kebijakan dapat digunakan oleh pengguna yang dituju, informasi itu harus dirakit ke dalam dokumen

D. Adopsi/ Legitimasi Kebijakan

yang relevan dengan kebijakan dan dikomunikasikan dalam Legitimasi kebijakan dimaksudkan untuk memberikan berbagai bentuk presentasi

otorisasi pada proses dasar pemerintahan (Kebijakan Publik: Kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibuat

teori dan Proses. Jakarta: PT Buku Kita. Halaman 33). oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk mencapai

Tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur oleh tujuan-tujuan tertentu di masyarakat yang dalam kedaulatan rakyat, dimana warga negara akan mengikuti penyusunannya melalui berbagai tahapan.

arahan pemerintah dengan tingkat kepercayaan akan Tahap-tahap pembuatan kebijakan publik menurut William

pemerintah yang sah. Legitimasi dapat dikelola melalui Dunn (William Dunn. Pengantar Analisis Kebijakan Publik,

manipulasi simbol-simbol tertentu yang melalui proses ini 1998, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal: 24), orang belajar untuk mendukung pemerintah. tahapannya adalah: Penyusunan Agenda, Formulasi Kebijakan,

Adopsi/legitimasi

Kebijakan,

dan

E. Penilaian/ Evaluasi Kebijakan

Penilaian/Evaluasi Kebijakan. Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan

B. Tahap Penyusunan Agenda yang mencakup substansi, implementasi dan dampak. (Budi Tahap Penyusunan Agenda, adalah sebuah fase dan proses

Winarno, 2008. Jakarta:PT Buku Kita. halaman 225). yang sangat strategis dalam realitas kebijakan publik. Di

Evaluasi dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional yaitu dalam proses ini memiliki ruang untuk memaknai masalah

bahwa evaluasi kebijakan tidak dilakukan hanya pada tahap publik dan prioritas dalam agenda publik. Jika sebuah isu akhir saja, tetapi dilakukan dalam seluruh proses kebijakan. berhasil mendapatkan status sebagai masalah publik, dan Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap mendapatkan prioritas dalam agenda publik, maka isu tersebut

perumusan masalah-masalah kebijakan, program-program berhak mendapatkan alokasi sumber daya publik yang lebih

yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah kebijakan, daripada isu lain. Dalam agenda setting juga sangat penting

implementasi, maupun tahap dampak kebijakan. untuk menentukan suatu isu publik yang akan diangkat dalam

Dalam penelitian ini, evaluasi yang dilakukan adalah suatu agenda pemerintah. Issue kebijakan (policy issues) evaluasi implementasi sebagaimana telah ditetapkan dalam sering juga disebut sebagai masalah kebijakan (policy judul penelitian yaitu : “Evaluasi Implementasi problem). Policy issues biasanya muncul karena terjadi silang

Permenkominfo Nomor 33 tahun 2009 tentang pendapat atau pertentangan pandangan mengenai karakter Penyelenggaraan Amatir Radio”. permasalahan tersebut. William Dunn (1998) menyatakan bahwa isu kebijakan merupakan produk atau fungsi dari

F. Proses Analisis Kebijakan

adanya perdebatan baik tentang rumusan, rincian, penjelasan Pengkomunikasian pengetahuan yang relevan dengan maupun penilaian atas suatu masalah tertentu, sehingga tidak

kebijakan meliputi tahap

semua isu bisa masuk menjadi suatu agenda kebijakan. Sedangkan kriteria isu yang bisa dijadikan agenda kebijakan publik (Kimber, 1974; Salesbury 1976; Sandbach, 1980; Hogwood dan Gunn, 1986) diantaranya:

1. telah mencapai titik kritis tertentu yang jika diabaikan, akan menjadi ancaman yang serius;

2. telah mencapai tingkat partikularitas tertentu yang berdampak dramatis;

3. menyangkut emosi tertentu dari sudut kepentingan orang banyak dan mendapat dukungan media massa;

4. menjangkau dampak yang amat luas;

5. mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan dalam masyarakat;

6. menyangkut suatu persoalan yang fasionable (sulit dijelaskan, tetapi mudah dirasakan kehadirannya).

Gambar 3. Tahap Proses Pembuatan Kebijakan

1. Regulasi, yaitu analisis kebijakan yang didasarkan pada Bab IV Pedoman Ujian Negara Amatir Radio (memuat regulasi;

Pasal 22 dan 33)

2. Permasalahan sebagai materi yang dianalisis;

Bab V

Persyaratan Teknik (memuat Pasal 34 s.d. 40)

3. komunikasi interaktif sebagai Forum Group Discussion; Bab VI Penggunaan Stasiun Radio Amatir (memuat Pasal dan selanjutnya

41 s.d. 46)

4. melakukan analisis Kebijakan Publik Bab VII Organisasi Amatir Radio (memuat Pasal 47 s.d. 49) Di dalam pengembangan amatir radio dan untuk

Bab VIII Pembinaan dan Pengawasan (memuat Pasal 50 s.d. meningkatkan prospek pemanfaatan perkembangan teknologi

informasi /pengetahuan diperlukan komunikasi interaktif

Bab IX Sanksi (memuat Pasal 54)

antara pelaku kebijakan pada beberapa tahap proses Bab X Ketentuan Peralihan (memuat Pasal 55 dan 56) pembuatan kebijakan, digambarkan sebagai berikut:

Bab XI Ketentuan Penutup (memuat Pasal 57 dan 58). Analisis Kebijakan dalam mendukung perkembangan Amatir Radio

H. Penyelenggaraan Amatir Radio

1. IARU merupakan organisasi amatir radio dunia dengan Sejarah perkembangan amatir radio dimulai tahun 1873, skala internasional, termasuk dalam Radio Regulation

ketertarikan James Clerk Maxwell, seorang ahli fisika yang dikeluarkan ITU. Peraturan Menteri Komunikasi Skotlandia, pada teori elektromagnetik Faraday mengawali dan Informatika Nomor 33 Tahun 2009 tentang

terciptanya radio. Heinrich Hertz (Jerman) menemukan Penyelenggaraan Amatir Radio, merupakan peraturan

gelombang Hertz di tahun 1888. Terinsipirasi oleh penemuan yang mengatur penyelenggaraan amatir radio dalam

Hertz, Guglielmo Marconi melakukan berbagai percobaan segala aspeknya. Pada perkembangannya diharapkan

untuk mengirimkan gelombang radio. Puncaknya, Marconi akan terwujud tertib pengguna terkait dengan berhasil mengirim sinyal radio melewati Lautan Atlantik pada penggunaan frekuensi dan penggunaan perangkat.

Desember 1901. Permintaan radio pun meningkat tajam

2. Ditjen SDPPI dalam Bab VIII Permenkominfo Nomor 33 termasuk oleh kapal-kapal untuk komunikasi berkaitan Tahun

2009 bahwa

pelaksanaan

pengawasan dengan keselamatan.

dilaksanakan oleh UPT. Pada pasal 50 ayat (3)dalam Berkembangnya pengguna radio pada waktu yang terus melaksanakan pengawasan, UPT dapat melakukan berjalan, terbentuklah suatu komunitas penggemar amatir koordinasi dengan instansi terkait.

radio , termasuk adanya Organisasi Radio Amatir Indonesia -

3. Oleh karena itu, hasil wawancara penelitian dapat ORARI yang saat ini telah berjalan 42 tahun dan hingga saat dijadikan masukan dalam evaluasi ORARI, khususnya

ini telah mempunyai 32 perwakilan pada tingkat ORARI menghadapi kendala dan tantangan serta untuk tetap pada

Daerah serta 367 ORARI lokal di seluruh pelosok Indonesia. fungsional ORARI,

Organisasi Amatir Radio Indonesia merupakan bagian dari

4. Dalam mendukung kemajuan ORARI dan keberhasilan International Amateur Radio Union (IARU) yang juga patuh regulator dalam mengatur penggunaan frekuensi dan terhadap peraturan International Telecommunication Union perangkat, maka diperlukan komunikasi interaktif antara

(ITU) dengan berbagai kegiatan Amatir Radio Nasional dan semua pemangku kepentingan, sehingga dapat dirangkum

Internasionalnya.

dalam suatu hasil analisis yang dapat dijadikan sebagai Marconi menemukan cara transmisi nirkabel untuk pertama masukan/rekomendasi untuk penyempurnaan dalam

kalinya. Sejak itu orang melakukan eksperimen ilmiah dan kebijakan yang sinergi baik bagi pemerintah, pelaku membentuk organisasi sendiri pada tahun 1900an. Contohnya operasional amatir radio dan fihak terkait lainnya.

adalah The London Wireless Club 1913 secara resmi

5. Hal demikian dapat dilakukan terus menerus dengan mengeluarkan lisensi transmisi radio amatir untuk pertama menjadikan proses analisis kebijakan ini sebagai umpan kali. Awalnya digunakan gelombang panjang untuk

balik terhadap setiap perkembangan teknologi informasi berkomunikasi jarak jauh, tetapi setelah itu hanya diijinkan maupun perubahan lainnya.

menggunakan gelombang pendek (dibawah 200 meter). Setelah dikembangkan, kemampuan membuat suatu alat yang

G. Permenkominfo Nomor 33 Tahun 2009 dapat memanfaatkan gelombang pendek untuk berkomunikasi Dengan pertimbangan bahwa Amatir Radio sebagai potensi

dengan jarak ratusan bahkan ribuan mil. Para pengembang masyarakat yang menggunakan spektrum frekuensi radio dianggap sebagai amatir-amatir bonafit dan membentuk The yang telah dialokasikan secara khusus oleh International

Radio Society of Great Britain di United Kingdom atau di Telecommunication Union (ITU) dan dengan diterbitkannya USA disebut sebagai The American Radio League. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Organisasi-organisasi tersebut berafiliasi dengan membentuk Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

organisasi internasional yaitu The International Amateur Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah

Radio Union-IARU. Radio amatir terus berkembang di Kabupaten/Kota maka dikeluarkanlah P ermenkominfo berbagai penjuru dunia, dengan bertukar informasi satu sama Nomor 33 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Amatir lain melalui percakapan udara. Mengalami kemajuan Radio. Isi dari Permenkominfo meliputi :

teknologi komunikasi modern dengan diluncurkannya berbagai satelit amatir radio oleh negara maju. Partisipasi

Bab I Ketentuan Umum (memuat Pasal 1) amatir radio tidak hanya terbatas pada pengembangan Bab II

Penyelenggaraan Amatir Radio (memuat Pasal 2 teknologi radio transceiver tetapi juga mempelopori s.d. 4)

pengembangan radio astronomi.

Bab III Perizinan (memuat Pasal 5 s.d. 21) Berkembang pula amatir radio di Indonesia yang menggunakan spektrum frekuensi radio yang telah

Penyelenggaraan amatir radio dilaksanakan berdasarkan Tellecommunication Union (ITU), sehingga dalam Izin Amatir Radio (IAR) yang diterbitkan oleh Direktur penyelenggaraan amatir radio perlu diatur oleh pemerintah.

Jenderal, dalam hal ini Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Terkait pula dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun

Pos dan Informatika - SDPPI. Proses permohonan IAR 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara

digambarkan berikut :

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan

1) Pedoman Ujian Negara Amatir Radio Daerah Kabupaten/Kota, maka ditetapkanlah Peraturan

Permenkominfo Nomor 33 Tahun 2009 pada Pasal 22 33/PER/M.KOMINFO/08/2009 tentang Penyelenggaraan

Menteri Komunikasi

dinyatakan bahwa Ujian Negara Amatir Radio Amatir Radio.

diselenggarakan oleh Direktur jenderal yang pelaksanaannya Organisasi Amatir Radio Indonesia – ORARI, merupakan

dilakukan oleh UPT dibantu oleh organisasi tingkat daerah. satu-satunya wadah bagi amatir radio di Indonesia. Organisasi Penyelenggaraannya dilaksanakan dengan membentuk Panitia

ini resmi berdiri pada 9 Juli 1968 atas dasar Peraturan Ujian Negara Amatir Radio. Panitia ini bertanggung jawab Pemerintah RI No. 21 tahun 1967. ORARI telah memiliki

kepada Dirjen SDPPI.

anggota dari ORARI Daerah dan ORARI Lokal yang tersebar Sertifikat Kecakapan Amatir Radio diberikan bagi peserta diseluruh pelosok Indonesia. ORARI adalah bagian dari

ujian yang memenuhi persyaratan dan lulus ujian negara International Amateur Radio Union (IARU) yang merupakan amatir radio. Tingkatan SKAR tersebut meliputi : tingkat-

Organisasi Amatir Radio Dunia, karena kegiatan Amatir tingkat Pemula, Siaga, Penggalang dan Penegak. Radio adalah berskala Internasional.

Bagi peserta kenaikan pangkat selain memenuhi Sedangkan ketentuan yang mengatur kegiatan Amatir

persyaratan yang ditentukan juga wajib melampirkan copy Radio diatur dalam Radio Regulation yang di keluarkan oleh IAR dan copy KTP yang masih berlaku. Pengajuan ujian International Telecommunication Union (ITU).

kenaikan tingkat yang lebih tinggi diproses melalui Para amatir radio sadar bahwa kegiatan amatir radio harus

Organisasi.Materiujian masing-masing tingkat tidak sama. dilakukan secara tertib dan benar menurut kaidah hidup

2) Persyaratan Teknik

manusia dan peraturan yang berlaku secara internasional dan nasional. Oleh karena itu dalam melakukan kegiatannya

Permenkominfo Nomor 33 Tahun 2009 pada Pasal 34 anggota ORARI mempunyai dan berlandaskan Kode Etik dinyatakan bahwa Pemilik IAR wajib menjamin pancaran Amatir Radio.

yang dilakukan melalui perangkat pemancarnya tidak melebihi batas-batas pita frekuensi radio untuk Dinas Amatir.

Daya pancar adalah daya efektif yang dicatukan ke antena., berdasar pasal 37 dinyatakan bahwa :  Pita frekuensi radio 29.3 – 29.7MHz, 145 – 146MHz, 435

-438Mhzdan 1260-1270 MHz khusus dipergunakan untuk kegiatan amatir radiodengan mempergunakan sarana satelit amatir radio;

 Pita frekuensi radio tersebut tidak dibenarkan untuk dipergunakan oleh komunikasi radio antar amatir lain, kecuali yang melalui Satelit Amatir.

 Sedangkan penggunaan pita frekuensi radio 435.0 --- 438.0 MHz dan 1260 – 1270 MHz oleh Amatir Radio melalui Satelit Amatirtidak boleh mengganggu dinas komunikasi radio lain yang berstatus primer pada pita tersebut.

Pada Pasal 38 dinyatakan bahwa toleransi frekuensi radio adalah pergeseran maksimum yang diperbolehkan bagi frekuensi radio tengah dari pita frekuensi radio yang didudukioleh suatu emisi terhadap frekuensi radio yang seharusnya diduduki oleh emisi tersebut.

3) Penggunaan Stasiun Radio Amatir

Gambar 5 Proses Perizinan Amatir Radio Pada pasal 41 dinyatakan antara lain bahwa stasiun Radio Dengan

Amatir digunakan untuk :

33/PER/M.KOMINFO/08/2009 tentang Penyelenggaraan  Latih diri dalam kegiatan Amatir Radio; Amatir Radio, banyak hal yang perlu dievaluasi berkaitan  Saling komunikasi antar stasiun radio amatir; dengan penyelenggaraan amatir radio, dalam hal perizinan,  Penyelidikan dan pengembangan teknik radio; Pedoman Ujian Negara Amatir Radio, Persyaratan teknik,  Penyampaian berita pada saat terjadi marabahaya, penggunaan Stasiun Radio Amatir, Organisasi Amatir Radio,

bencana alam dan penyelamatan jiwa manusia serta harta Pembinaan dan Pengawasan serta Sanksi atas pelanggaran

benda.

yang dilakukan Amatir Radio. Komunikasi untuk IAR Tingkat Pemula hanya diizinkan untuk hubungan dalam negeri;

I. Perizinan

Komunikasi untuk IAR Tingkat Siaga, Penggalang dan dari materi yang diajukan dapat disampaikan dalam bentuk Penegak diizinkan untuk hubungan dalam dan luar negeri.

uraian berikut :

A. Wawancara dengan Balai/Loka Monitor Frekuensi Radio ORARI adalah organisasi yang menjadi wadah bagi Amatir

4) Organisasi Amatir Radio

1. Pelaksanaan sosialisasi Permenkominfo nomor 33 tahun Radio di Indonesia yang diakui oleh Pemerintah dan sebagai

2009 tentang Penyelenggaraan Amatir Radio pada Balai anggota IARU, ditetapkan dalam AD/ART yang disahkan

/Loka Monitor :

dalam Musyawarah Nasional.

a. Sosialisasi dilakukan pada saat pembekalan Setiap satu tahun Organisasi melaporkan penambahan

pembinaan sebelum dilaksanakannya UNAR dan/atau perubahan jumlah anggotanya kepada Direktur

setiap tahunnya, minimal setahun sekali; Jenderal.

b. Balai Monitor Frekuensi Radio DKI Jakarta

5) Pembinaan dan Pengawasan secara resmi tidak lagi menyelenggarakan acara sosialisasi, sosialisasi tidak lagi menjadi tugas

Pasal 50 Permenkominfo Nomor 33 Tahun 2009 ini fungsi balmon, tetapi sosialisasi menjadi tugas menyatakan bahwa Direktur Jenderal melaksanakan

fungsi DG-SDPPI.

pengawasan tentang tersebut dilaksanakan oleh UPT. UPT dalam melaksanakan

pembinaan dan pengawasan, namun pelaksanaan pengawasan

Penyelenggaraan Amatir Radio, menyangkut Perijinan, pengawasan tersebut dapat melakukan koordinasi dengan

Frekuensi, dan lain-lain.

instansi terkait.

pengawasan tentang Pada pasal 51 dinyatakan pengawasan dimaksud adalah

a. Hasil

pembinaan

Penggunaan Frekuensi Amatir Radio dapat “Pengawasan Administrasi” dan “Pengawasan Teknis”.

dilihat dari tingginya animo masyarakat dalam Cara melakukan pengawasan adalah dengan :

mengikuti UNAR (Ujian Nasional Amatir Radio)

1. Memeriksa ketentuan teknis instalasi stasiun Radio

b. Balmon DKI Jakarta bekerjasama dengan Amatir;

ORARI Daerah Jakarta (ODJ ), dalam forum

2. Menguji pancaran pada beberapa frekuensi radio tertentu; rapat persiapan penertiban penggunaan spectrum

3. Memeriksa IAR asli. frekuensi radio khususnya Pita amatir VHF dan Pasal 52 :

UHF, untuk bersinergi dalam kerangka

1. Organisasi membantu UPT dalam mengawasi

pembinaan;

penggunaan frekuensi radio amatir;

c. Output rapat dimaksud berupa data Target

2. setiap amatir radio harus memberitahukan kepada Amatir Operasi /TO terdiri dari: Radio lainnya yang menimbulkan gangguan terhadap

amatir yang dalam stasiun komunikasi radio lain;

i. Anggota

penggunaan frekuensi radio menyalahi

3. Dalam hal seorang Amatir Radio mengetahui atau peruntukannya; diberitahu bahwa pancaran radionya menimbulkan

ii. Pengguna frekuensi pita amatir oleh gangguan terhadap stasiun komunikasi radio lain atau

personil/institusi diluar ORARI; terhadap peralatan elektronik masyarakat, maka yang

3. Langkah langkah koordinasi dengan instansi terkait bersangkutan wajib untuk segera menghentikan kegiatan

Penyelenggaraan Amatir Radio

a. Penertiban dilakukan dengan melakukan gangguan tersebut secepat mungkin.

pancaran radionya serta berupaya menghilangkan

koordinasi dengan pihak Kepolisian, PPNS Pasal 53 disebutkan bahwa dalam hal pemilik IAR

Balmon dan Pengadilan; melakukan pelanggaran dan tidak mentaati ketentuan dalam