PELAKSANAAN KEBEBASAN BERAGAMA DI INDONESIA (EXTERNAL FREEDOM) DIHUBUNGKAN IJIN PEMBANGUNAN RUMAH IBADAH

PELAKSANAAN KEBEBASAN BERAGAMA DI INDONESIA ( EXT ERNAL FREEDOM ) DIHUBUNGKAN IJIN PEMBANGUNAN RUMAH IBADAH

Nella Sumika Put ri

Fakult as Hukum Universit as Padj adj aran E-mail: nellasumikaput ri@yahoo. com

Abst r act

Recent l y, Indonesi a f aced i ssues about f r eedom of r el i gi on, i n par t i cul ar f or const r uct ion t he house of wor shi p. It i s par t of f r eedom of wor shi p whi ch i s el ement f r om f r eedom of r el i gion and i t shoul d pr ot ect ed by St at e. event hough St at e i n impl ement at i on t hose r i ght can make some l imi t at ion. Joi nt Decr ee 2006 is a f or m of r est r i ct i on pr ovi ded by t he St at e t o maint ai n publ i c or der . The

i mpl ement at ion of f r eedom of r el i gion i s hi ghl y depend on t he t ol er ance among r el i gi ous communit y, par t i cul ar l y in t he scope of f or um ext er num. Cooper at ion beet wen al l par t i es, i . e St at e as pol i cy maker s and i mpl ement er s, r el i gious l eader s as a r ole model f or t he f ol l ower s and soci et y pl ays an

i mpor t ant r ol e i n mai nt aini ng i nt er -r el i gious har mony.

Keywor ds: human r i ght s, f r eedom of r el i gion, const r uct i on t he house of wor shi p

Abst rak

Permasalahan kebebasan beragama akhir-akhir ini sedang menghinggapi masyarakat Indonesia, khususnya t ent ang pembangunan rumah ibadah. Pembangunan rumah ibadah adalah bagian dari kebebasan unt uk beribadah yang merupakan bagian dari hak kebebasan beragama dan waj ib dilindungi oleh negara, meskipun negara dalam melakukan perlindungan dapat melakukan pembat asan. SKB 2 Ment eri t ahun 2006 adalah bent uk pembat asan yang diberikan oleh negara dengan t uj uan unt uk menj aga ket ert iban umum. Pelaksanaan kebebasan beragama sangat t ergant ung pada t oleransi ant ara umat beragama khususnya dalam lingkup

f or um ext er num. Kerj asama ant ara semua pihak yait u negara sebagai pembuat kebij akan dan pelaksana, pemuka agama selaku t eladan bagi umat nya, dan masyarakat berperan pent ing dalam menj aga keharmonisan ant ar umat beragama.

Kat a kunci: hak asasi manusia, kebebasan beragama, pembangunan rumah ibadah.

Pendahuluan

gaman t ersebut mengakibat kan suat u perpe- Indonesia merupakan suat u negara yang

cahan dan kebencian maka keberagaman ini memiliki keberagaman baik dari suku, bahasa

menj adi suat u kekuat an negat if yang dapat maupun agama. Keberagaman ini t elah disadari

menghancurkan bangsa Indonesia. oleh para pendiri negara kit a sehingga melahir-

Apabila kit a mengacu pada dasar negara kan suat u semboyan yait u Bhineka Tunggal Ika

sila pert ama Pancasila dan pasal 29 konsit usi yang dapat diart ikan sebagai berbeda-beda

yait u UUD 1945, Indonesia dapat dipandang akan t et api t et ap sat u. Hal t ersebut merupakan

sebagai negara yang “ monot heist ” karena per- konsep yang t elah ada bahkan sebelum Indone-

nyat aan bahwa negara berdasarkan at as Ke- sia merdeka. Prinsip Bhineka Tunggal Ika di-

t uhanan Yang Maha Esa dapat dit af sirkan demi- maksudkan agar semua komponen negara dapat

kian. At as dasar inilah, Indonesia t idak dapat menyadari bahwa keberagaman yang ada dapat

dikat egorikan sebagai negara agama karena da- menimbulkan suat u dampak baik posit ip mau

lam konst it usi t idak dinyat akan bahwa negara pun negat if . Secara posit ip keberagaman meru-

didasarkan at as suat u agama t ert ent u, t et api pakan suat u kekuat an yang apabila dapat di-

Indonesia j uga bukan merupakan negara sekuler gunakan dengan baik merupakan suat u pot ensi

yang memperhat ikan permasalahan agama dan bagi kemaj uan negara akan t et api bila kebera-

menyerahkan masalah agama pada perorangan

Pel aksanaan Kebebasan Beragama di Indonesi a … 231

dan masyarakat . 1 Meskipun begit u dalam prak- adanya suat u ket ent uan t ent ang pembangunan t iknya, Indonesia hanya mengakui keberadaan

rumah ibadah.

enam agama yang dikenal sebagai agama “ res- “ Set ara” mengindikasikan selama t ahun mi” yait u Islam, Prot est an, Kat olik, Hindu, Bu-

2009 saj a t erdapat lebih dari 200 pelanggaran

t erhadap kebebasan menj alankan ibadah. Jika yaan t erhadap Tuhan Yang Maha Esa. Keenam

dha dan Konghucu, 2 sert a sat u aliran keperca-

dif okuskan pada pelanggaran yang t erkait de- agama t ersebut berada di bawah Depart emen

ngan pembangunan rumah ibadah t erj adi pe- Agama, sedangkan diluar enam agama t ersebut

ningkat an yang cukup signif ikan dari 2008 se- pembinaan berada dibawah Depart emen Pari-

banyak 17 pelanggaran kemudian meningkat wisat a. Agama-agama dan kepercayaan-keper-

menj adi 18 pelanggaran pada t ahun 2009 dan cayaan asli nusant ara j uga t idak dimaksukkan

menj adi 28 pelanggaran sampai dengan per- ke dalam kat egori agama. 3 t engahan 2010. 5 Pada pert engahan 2010 bebe- Sampai dengan Tahun 2000 berdasarkan

rapa kej adian yang cukup menimbulkan konf lik sensus penduduk diket ahui bahwa sebagian be-

ant ar umat beragama ant ara lain perist iwa sar masyarakat Indonesia adalah Muslim yait u

penyerangan penganut HKBP Ciket ing Bekasi, sebanyak 88 % sedangkan sisanya adalah

Jawa Barat , penyegelan Gerej a HKBP Fialdelf ia Prot est ant , Kat olik, Hindu dan kurang dari 1 %

di Desa Jej alen, Tambun Ut ara, Kabupat en Be- penduduk Indonesia adalah penganut Budha,

kasi oleh Pemerint ah Daerah Bekasi, penyegel- Yahudi dan agama-agama t radisional lainnya. 4 an gerej a Blok I No. 7-8 Perumahan Sepat an

Jika dilihat dari kuant it as penganut agama ma- Residen Desa Pisangan Jaya, Kec. Sepat an Ka- ka akan t erlihat adanya agama yang t ergolong

bupat en Tangerang dan lain-lain. Unt uk t ahun dalam kelompok mayorit as dan agama-agama

2011 saj a t elah t erj adi beberapa kasus yang yang t ermasuk dalam kelompok minorit as.

diant aranya adalah t erj adinya suat u aksi anar- Perbedaan yang cukup signif ikan ant ara

kis yang mengakibat kan t erbunuhnya penganut golongan mayorit as dan minorit as ini menim-

Ahmadiyah di Pandeglang Jawa Barat dikarena- bulkan berbagai permasalahan yang dapat me-

kan serangan dan kelompok t ert ent u, dan hal ngakibat kan pelanggaran kebebasan beragama.

ini j uga t erkait dengan pembangunan rumah Salah sat u permasalahan yang t erj adi di Indo-

ibadah dan pelaksanaan kegiat an beribadah. Di nesia akhir-akhir ini adalah masalah ij in pem-

awal Februari 2011, 500 siswa dari Pondok Pe- bangunan rumah ibadah. Permasalahan t ent ang

sant ren Sinarmiskin, Kecamat an Boj ongloa Ki- pembangunan rumah ibadah merupakan salah

dul melakukan demonst rasi (damai) dalam sat u mot if dari berbagai t indakan anarkis yang

rangka penolakan pembangunan gerej a di ling- dilakukan at as dasar agama yang mengat as na-

kungan sekit ar sekolah mereka. 6 makan kuant it as dari penganut agama t ert ent u.

Apabila dilihat dari korban yang menj adi Agama-agama yang t ergolong minorit as sepert i

obj ek dari pelanggaran kebebasan beragama Prot est an, Kat olik maupun Hindu seringkali

dalam hal ini t ent ang pembangunan rumah iba- mendapat kan hambat an unt uk menj alankan

dah pada umumnya adalah kaum minorit as, dan melaksanakan ibadah mereka, diant aranya

kaum minorit as ini seringkali didiskriminasikan dan mendapat penyerangan oleh kelompok- kelompok lain sepert i FPI dan Hizbut Thahir dan

1 Sigit Ardiant o, 2009, Fr om Secul ar i sm i nt o Modi f ed

bahkan ada yang dilakukan dengan bant uan dari

Pl ur al i sm: Compr ehensi ve Appl i cat i on of John Rawl s's

pemerint ah it u sendiri. Penganut Ahmadiyah,

Just i ce as Fai r ness Theor y i n Def i ni ng St at e and Rel i gi on Rel at i onshi p, Cornel l l aw Libr ary 2 Konghucu baru diakui sebagai agama r esmi pada t ahun 2006, pada masa kepemi mpinan Presi den Abdurrahman

5 ht t p: / / www. wahi dinst it ut e. org/ Program/ Det ail / ?i d= 3 Wahid.

437/ hl =id/ Memot ret _Pel anggaran_Kebebasan_Beragam Zaki yuddi n

a_Di_Wil ayah_Raw an, di akses t anggal 28 Januari 2011. Ber agama, Jakart a: PSAP Muhammadiyah, hl m xi i.

Bai dhawi,

6 Det ik. 2011. Aksi menol ak pembangunan r umah i badah, 4 ht t p: / / www. st at e. gov/ g/ drl / rl s/ irf / 2009/ 127271. ht m

ht t p: / / bandung. det ik. com/ readf ot o/ 2011/ 02/ 01/ 2004 di akses t anggal 12 Januari 2011

49/ 1558505/ 501/ 1/ , di akses pada 2 Februari 2011

232 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 2 Mei 2011

Syi’ ah and al Qiyadah al Islamiyah mendapat - kan perlakuan diskriminasi dan penyerangan dari kelompok-kelompok massa yang mengat as- namakan Islam.

Berbagai konf lik dan kekerasan yang ber- lat ar belakang agama menunj ukkan bahwa Indonesia masih belum dapat menj alankan dan memberikan perlindungan t erhadap hak asasi manusia khususnya t ent ang kebebasan ber- agama dalam hal ini t erkait dengan hak warga negara unt uk mendirikan rumah ibadah. Per- lindungan t erhadap kebebasan beragama pada dasarnya t elah dinyat akan dan diat ur secara j elas dalam pasal 28 dan 29 UUD 1945 sert a dipert egas melalui UU No 39 t ahun 1999 t en- t ang Hak Asasi Manusia dan melalui perat if ika- sian berbagai konvensi int ernasional ant ara lain ICCPR. Berbagai pembat asan dan pelanggaran t ermasuk penyegelan, pembakaran, penyerang- an at as nama agama adalah pelanggaran hak asasi manusia sepert i yang t erdapat dalam Pasal 18 ayat (3) Int er nat i onal Covenant On Ci vi l And Pol it i cal Ri ght s. Khususnya t erkait dengan pembangunan rumah ibadah yang meru- pakan manif est asi dari pelaksanaan kepercaya- an dari penganut suat u agama.

Berdasarkan uraian di at as, art ikel ini di- maksudkan unt uk menj elaskan t ent ang peng- at uran ij in pembangunan rumah ibadah t idak bert ent angan dengan hak kebebasan beragama dan upaya yang harus dilakukan sehingga pem- bangunan rumah ibadah di Indonesia t idak men- j adi dasar t imbulnya konf lik di kemudian hari.

Pengert ian Agama

Sangat banyak def inisi yang dapat disam- paikan t ent ang pengert ian dari agama ant ara lain pengert ian agama menurut Aust ralia High Court yait u compl ex of bel i ef s and pr act i ces whi ch poi nt t o a set of val ues and an under -

st andi ng of t he meaning of exi st ence. 7 PBB

sendiri menyat akan bahwa agama adalah suat u at ribut pribadi yang sama dengan ras, et nis dan j enis kelamin. Hal ini dipandang sebagai f eno-

7 Rebbeca Wil son dan Marry R Power, 2004,

Conf l i ct

Resol ut i on St yl es among Aust r al i an Chr i st i an and Mosl em, Bond Uni versit y: Humani t y and Social Science Papers, hl m 60

mena alami yang dapat menyebabkan suat u diskriminasi yang mengakuinya sebagai hak dan

kebebasan. 8 Def inisi lain t ent ang agama adalah berdasarkan put usan pengadilan Amerika ant a- ra Davis v Beason, 133 U. S. , 333, 342, 10 S. Ct

229, 33 L. Ed. 637 (1890) 9 yang mendef inisikan

agama sebagai:

“ t o one’ s vi ews of hi s r el at ions t o hi s Cr eat or , and t o t he obl i gat i ons t hey

i mpose of r ever ences f or hi s being and char act er , and of obedience t o hi s wi l l ” . (pandangan seseorang at as hubungan dirinya dengan pencipt anya dan kewaj i- ban unt uk menghormat i karakt ernya dan menj alankan perint ahnya)

Def inisi lain t ent ang agama adalah dida- pat dari Unit ed St at es v Seeger, 380 U. S. 163, 165-66, 85 S. Ct . 850, 13 L. Ed. 2d 733 (1965) 10 menyat akan bahwa “ agama” adalah: “ whet her a gi ven bel ief e t hat i s si ncer e

and meaningf ul occupi es a pl ace i n t he l i f e of i t s possessor par al l el t o t hat f i l l ed by t he or t hodox bel i ef in God of one who cl ear l y qual i f i es f or t he exempt i on. Whe- r e such bel i ef s have par al l el posit i ons in t he l i ves of t heir r espect ive hol der s we cannot say t hat one ‘ i s i n r el at i on t o Supr eme bei ng’ and t he ot her i s not ” (kepercayaan yang diberikan secara t ulus dan bermakna didalam kehidupan pararel dari pemeluknya at as kepercayaan t er- hadap Tuhan secara ort odox yang dilaku- kan unt uk mendapat kan kebebasan. Yang mana keyakinan t ersebut sej aj ar dalam set iap pemeluknya sehingga dapat dikat a- kan bahwa t idak ada yang lebih t inggi dibandingkan yang lainnya)

Deklarasi 1981 t ent ang Penghapusan Se- gala Bent uk Int oleransi dan Diskriminasi at as Dasar Agama at au Kepercayan mendef inisikan agama t ermasuk didalamnya adalah kepercaya- an yait u keyakinan non agama, misalnya at eis-

8 Brice Dickson “ The Unit ed Nat ions and Freedom of Rel igion” ,

The Int er nat i onal and Compar at i ve Law Quar t er l y, , 44 (2) Apr il , 1995, hl m 327-357, Cam- bri dge Univer sit y Press on behal f of t he Brit ish Inst it ut e of Int ernat ional andComparat ive LawSt abl e URL: ht t p: / / www. j st or. org/ st abl e/ 760754

diakses pada:

9 Frank S Ravit ch, 2008,

Law And Rel i gi on A Reader : Cases, Concept s, And Theor y, Ameri can Case Book 10 Series, Second Edit ion, hl m 580

Ibi d

Pel aksanaan Kebebasan Beragama di Indonesi a … 233

me, agnot isme dan kepercayaan lain asalkan t ernasional yang t erkait dengan perlindungan kepercayaan t ersebut berhubungan dengan

kebebasan beragama melalui UU No 12 t ahun agama. Berdasarkan berbagai def inisi t ent ang

2005 t ent ang perat if ikasian ICCPR. Pasal 18 agama di at as, pada dasarnya t idak ada suat u

ayat (1) Kovenan Hak-hak Sipil dan Polit ik me- bat asan t ent ang agama it u sendiri sepanj ang

nyebut kan bahwa, “ Set iap orang berhak at as it u merupakan keyakinan yang t erdapat dalam

kebebasan berpikir, keyakinan dan beragama. diri seseorang dalam hubungannya dengan

Hak ini mencakup kebebasan unt uk menet ap- Tuhan. Jadi berdasarkan hal ini t idak ada pem-

kan agama at au kepercayaan at as pilihannya bat asan apa yang disebut dengan agama sepan-

sendiri, dan kebebasan, baik secara sendiri j ang dia memiliki kepercayaan dan hubungan

maupun bersama-sama dengan orang lain, baik dengan Tuhan (at au bukan) maka dapat

di t empat umum at au t ert ut up, unt uk men- dikat egorikan sebagai agama.

j alankan agama dan kepercayaannya dalam ke- giat an ibadah, pent aat an, pengamalan, dan pe-

Kebebasan Beragama

ngaj aran” .

Semua agama berdasarkan konst it usi me- Deklarasi t ent ang Penghapusan Semua miliki hak unt uk menikmat i segala bent uk hak

Bent uk Int oleransi dan Diskriminasi Berdasarkan asasi unt uk bebas dari segala bent uk diskrimi-

Agama at au Kepercayaan 1981 menyat akan nasi at as dasar agama, memiliki perlindungan

bahwa, “ Set iap orang memiliki hak at as kebe- hukum yang sama dan perlakuan yang sama

basan berpikir, berkeyakinan dan beragama hak berdasarkan undang-undang dan unt uk bebas

ini meliput i kebebasan unt uk mengubah agama dari diskriminasi dalam memperoleh perlin-

at au kepercayaannya, dan kebebasan baik sen- dungan hukum. 11 Perlindungan t erhadap kebe-

diri at au dalam bersama dengan orang lain, basan beragama di Indonesia t elah diat ur seca-

baik secara publik maupun pribadi unt uk me- ra t egas dalam konst it usi yait u Pasal 29 UUD

manif est asikan agama at au kepercayaannya da- 1945 menyat akan, "Negara menj amin kemerde-

lam pengaj aran, prakt ek, ibadah dan ket aat - kaan t iap-t iap penduduk unt uk memeluk

an” .

agamanya masing-masing dan unt uk beribadat Jadi j ika kit a bicara t ent ang kebebasan menurut agama dan kepercayaannya it u." Hal

beragama kit a t idak hanya membahas t ent ang ini j uga sesuai dengan ket ent uan Pasal 28 E

kebebasan beragama dalam hal memeluk aga- UUD Negara RI 1945:

ma saj a akan t et api kebebasan set iap pemeluk

1) Set iap orang bebas memeluk agama dan ber- agama unt uk dapat menj alankan agamanya ibadat menurut agamanya, memilih pendi-

masing-masing. 12 Kebebasan beragama sendiri dikan dan pengaj aran, memilih pekerj aan,

dapat dit af sirkan secara berbeda-beda oleh memilih kewarga-negaraan, memilih t empat

berbagai kebudayaan yang mana hal ini t elah t inggal diwilayah negara dan meninggalkan-

mewarnai pada saat penyusunan UDHR t erkait nya, sert a berhak kembali.

dengan hak-hak yang harus dilindungi. 13 Menu-

2) Set iap orang berhak at as at as kebebasan rut Pasal 9 ECHR, keebebasan beragama at au meyakini kepercayaan, menyat akan pikiran

kepercayaan dapat t erbagi menj adi dua bagian dan sikap, sesuai dengan hat i nuraninya.

yait u kebebasan unt uk memilih at au menganut Kebebasan beragama adalah hak yang

agama at au kepercayaan at as keinginannya diakui dalam hukum int ernasional dan di semua

sendiri ( f or um i nt er num) dan kebebasan unt uk sist em hak asasi manusia yang ada di dunia. Indonesia j uga t elah merat if ikasi ket ent uan in-

11 Louis Henki n, “ Rel igion, Rel igions, and Human Right s” , The Jour nal of Rel i gi ous Et hi cs, 26 (2) Fal l , 1998, hl m.

12 Brice Dickson, op. ci t

229-239, Journal of Rel igious Et hics, Inc St abl e URL:

The Ri ght t o Rel i gi ous Fr eedom ht t p: / / www. j st or. org/ st abl e/ 40008655 di akses pada:

13 Anat Scol nicov, 2011,

i n Int er nat i onal Law Bet ween Gr oup Ri ght s and 25/ 08/ 2010 05: 12

Indi vi dual Ri ght s, New York: Rout l edge, hl m 23.

234 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 2 Mei 2011

memanif est asikan agama dan kepercayaan yang Decl ar at ion on t he El i mi nat i on of Al l For ms of dianut nya ( f or um ekst er num). 14 Int ol er ance and of Di scr i minat i on Based on Re-

Kebebasan beragama merupakan hak l i gi on or Bel ief 1981). Pelaksanaan kebebasan yang f undament al yang merupakan salah sat u

beragama sendiri pada dasarnya t idak dapat hak dari 16 hak yang t idak dapat dikurangi da-

t erlepas dari ket ent uan Pasal 19, Pasal 20 ayat

lam keadaan apapun ( non-der ogabl e r i ght s). 15 2 dan Pasal 27 ICCPR.

Hak unt uk beragama merupakan hak yang t idak dapat diambil oleh siapapun ( unal i enabl e)

Pembat asan-Pembat asanTerhadap Kebebasan

karena hak unt uk beragama dit ent ukan oleh

Beragama

dirinya sendiri dan t anpa ada paksaan dan di- Hak-hak sipil dan polit ik adalah hak yang

dilindungi berdasarkan ICCPR begit u j uga dalam dalam pelaksanaanya negara dalam hal ini t idak

paksakan oleh orang lain. 16 Oleh karena it u

berbagai konvensi lain sepert i t he European boleh melakukan int ervensi t erhadap hak kebe-

Convent ion, dan t he American Convent ion. Da- basan bergama akan t et api harus dapat mem-

lam beberapa hal para pembent uk ket ent uan berikan suat u j aminan kepada warga negaranya

ini mencoba unt uk memberikan suat u peluang unt uk dapat menj alankan agamanya t anpa ada

bagi pemerint ah unt uk dapat membent uk suat u gangguan dari pihak manapun. 17 pembat asan at as berbagai hak-hak sipil dan

Sepert i yang t elah dij elaskan di at as bah- polit ik. Terdapat beberapa ket ent uan yang wa kebebasan beragama sendiri t erbagai men-

memperkenankan dibat asinya suat u hak t er- j adi 2 yait u

f or um i nt er num dan f or um eks- masuk hak t ent ang kebesan berpindah, agama, t er num, pada dasarnya kebebasan yang bersif at

berekspresi, berkumpul dan berpendapat yang absolut dan t idak memperkenankan adanya

mana t idak dapat dibat asi kecuali unt uk me- suat u int ervensi dari negara adalah kebebasan

lindungi keamanan nasional, keamanan masya- beragama dalam kont eks

rakat , ket ert iban umum, kesehat an at au moral dangkan dalam kont eks

f or um i nt er num. Se-

at au hak-hak dan kebebasan lainnya. 19 Oleh kanlah suat u hak yang absolut sehingga dalam

f or um ekst er num bu-

karena it u pembat asan t erhadap kebebasan pelaksanaannya masih dapat dibat asi oleh ne-

beragama diperkenankan berdasarkan ket ent u- gara (Pasal 9 ayat 2 ECHR). Unt uk dapat men-

an Pasal 18 ayat (3) bahwa kebebasan unt uk j amin ini negara j uga harus memast ikan bahwa

memanif est asikan agama at au kepercayaan da- t idak ada diskriminasi t erhadap seseorang at au

pat dibat asi hanya oleh hukum dan hanya di- sekelompok orang yang dilakukan at as nama

perlukan unt uk melindungi keamanan masyara- agama. 18 Negara harus melakukan berbagai

kat , kepent ingan, kesehat an at au moral at au upaya baik melalui undang-undang at aupun ke-

hak-hak f undament al lainnya. bij akan yang melarang segala bent uk diskri-

Dapat disimpulkan bahwa pembat asan ini minasi dan perbuat an int oleran yang didasarkan

diperkenankan dan dibat asi secara sempit yait u at as agama at au kepercayaan (Pasal 4 ayat (2)

hanya t erhadap lima ket ent uan. Per t ama, pem- bat asan-pembat asan demi perlindungan keama-

nan publik; 14 kedua, pembat asan-pembat asan

Meril in Ki viorg, 2010,

Col l ect i ve Rel i gi ous Aut onomy

under Eur opean Convent i on on Human Ri ght s: The UK

unt uk melindungi t at anan/ ket ert iban publik;

Jewi sh Fr ee School Case i n Int er nat i onal Per spect i ve,

ket i ga, pembat asan-pembat asan dalam rangka

European Uni versit y Inst i t ut e Fl orence , Max Weber Programme, hl m 3, ht t p: / / cadmus. eui. eu/ bit st ream/

perlindungan kesehat an publik; keempat , pem-

handl e/ 1814/ 15236/ MWP_2010_40. pdf diakses pada 18

bat asan-pembat asan dalam rangka perlindung-

15 Mei 2011. Par is Mini mum St andards of 1984

an moral; dan kel i ma, pembat asan-pembat asan

16 McConnel l , Gar vey dan Berg, 2006,

Rel i gi on and The

Const i t ut i on, 2 nd Edi t ion, New York: Aspen Publ isher, 17 hl m 49

Brice Dickson, op. ci t . 19 ICCPR, supra not e 41, Art s. 12(3), 18(3), 1 9 (3), 2 1, 22 18 Pasal 4 ayat (1) Decl ar at ion on t he El i minat ion of Al l

(2); European Convent ion, supr a not e 41, Art s. 9(2), Forms of Int ol er ance and of Di scr iminat ion Based on

10(2), 11 (2); Ameri can Convent ion, w/ »m not e 41, Rel igion or Bel ief 1981

Art s. 12(3), 13(2), 15, 16(2), 22(3).

Pel aksanaan Kebebasan Beragama di Indonesi a … 235

demi melindungi hak-hak dan kebebasan f un-

b. dukungan masyarakat set empat paling dament al orang-orang lain.

sedikit 60 (enam puluh) orang yang di- Selain it u pembat asan t erkait dengan ma-

sahkan oleh lurah/ kepala desa; nif est asi agama at au keyakinan seseorang ini

c. rekomendasi t ert ulis kepala kant or de- hanya diperbolehkan j ika pembat asan t ersebut

part emen agama kabupat en/ kot a; dan t idak diskriminat if . 20 Terkait dengan hal ini In-

d. rekomendasi t ert ulis FKUB kabupat en donesia sendiri memiliki suat u pengat uran yang

/ kot a.

merupakan suat u pembat asan yait u t ent ang ij in (3) Dalam hal persyarat an sebagaimana di- pendirian rumah ibadah. Mengapa dikat akan

maksud pada ayat (2) huruf a t erpenuhi se- sebagai pembat asan karena pemeluk agama

dangkan persyarat an huruf b belum t er- t idak dapat secara langsung membangun se-

penuhi, pemerint ah daerah berkewaj iban buah rumah ibadah yang dimaksudkan sebagai

memf asilit asi t ersedianya lokasi pemba- manif est asi kepercayaannya t anpa ada ij in dari

ngunan rumah ibadat . pemerint ah set empat t ermasuk j uga penduduk disekit ar rumah ibadah t ersebut akan didirikan.

Analisis Terhadap SKB Pendirian Rumah Iba-

Perat uran t ent ang ij in pembangunan ru-

dat

mah ibadah ini diat ur dalam Perat uran Bersama Pendirian rumah ibadat apabila dilihat Ment ri Agama dan Ment ri Dalam Negeri Nomor

dalam kont eks kebebasan beragama masuk ke

f or um ekst er num yang dapat di- Pelaksanaan Kepala Daerah/ Wakil Kepala Dae-

9 dan Nomor 8 t ahun 2006 t ent ang Pedoman

dalam ranah

art ikan bahwa negara dapat membat asi pelak- rah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Ber-

sanaanya (Lihat Pasal 18 ayat 3 ICCPR, Pasal 9 agama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat

ayat (2) European Convent ion on Human Right s Beragama dan Pendirian Rumah Ibadah. Berda-

dan pasal 12 ayat (3) American Convent ion on sarkan ket ent uan ini unt uk membangun sebuah

Human Right s ), akan t et api pembat asan harus rumah ibadah pemeluk agama harus memenuhi

dilakukan dengan Undang-Undang. UU No. 39 persyarat an berupa:

t ahun 1999 t ent ang Hak Asasi Manusia j uga me- (1) Adanya keperluan nyat a dan sungguh-

ligit imasi pembat asan ini yang diat ur dalam Pa- sungguh berdasarkan komposisi j umlah

sal 70. 21 Pembangunan rumah ibadah adalah sa- penduduk bagi pelayanan umat beragama

lah sat u bent uk penganut suat u agama unt uk yang bersangkut an di wilayah kelurah-

mewadahi kegiat an keagamaan. Pembangunan an/ desa (Pasal 13 ayat (1) SKB 2 Ment eri

rumah ibadah t ermasuk dalam salah sat u ben- No. 9 Tahun 2006).

t uk kebebasan yait u kebebasan unt uk beriba- (2) Pendirian rumah ibadah sendiri harus pen-

dah ( f r eedom of wor shi p). 22 Pembangunan ru- dirian rumah ibadat harus memenuhi per-

mah ibadah t ent unya berkait an dan dapat ber- syarat an khusus meliput i :

bent uran dengan hak-hak asasi lainnya ant ara

a. daf t ar nama dan Kart u Tanda Penduduk lain t ent ang ket ert iban umum. pengguna rumah ibadat paling sedikit

90 (sembilan puluh) orang yang disah-

21 “ Dal am menj al ankan hak dan kebebasannya, set iap

kan oleh pej abat set empat sesuai de-

orang

waj i b

t unduk

kepada pembat asan yang

ngan t ingkat bat as wilayah sebagai-

dit et apkan ol eh Undang-undang dengan maksud unt uk

mana dimaksud dalam Pasal 13 ayat menj amin pengakuan sert a penghor mat an at as hak dan

kebebasan orang l ain dan unt uk memenuhi t unt ut an

dengan pert imbangan mor al ,

keamanan,

dan

ket ert i ban umum dal am suat u

masyarakat demokrat is. ” 22 Fr eedom

of

Wor shi p

t erdapat dal am Pasal 6

Decl ar at i on on t he El i mi nat i on of Al l For ms of

Int ol er ance and of Di scr i mi nat i on Based on Rel i gi on or Pembat asan-Pembat asan yang Di per bol ehkan t er hadap

20 Manf red Nowak dan

Tanj a

Vospernik,

Bel i ef 1981 yang menyat akan bahw a dal am hak Kebebasan

t ermasuk hak unt uk Kebebasan Ber agama at au Ber keyaki nan Seber apa

Ber agama

at au

Ber keyaki nan,

dal am

memanif est asikan

agama

beri badah dan berkumpul sert a hak unt uk mendirikan Jauh?, Yogyakart a: Kani sius, hl m 230

rumah i badah.

236 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 2 Mei 2011

Jika dilihat dari perspekt if pemerint ah, at au dengan kat a lain agama yang t idak resmi dapat dipahami mengapa pemerint ah mencoba

t idak akan memperoleh hak unt uk membangun membuat suat u pengat uran t erkait dengan

rumah ibadah. 24

pembangunan rumah ibadah melalui SKB Pen- Jadi meskipun pembat asan t ersebut dit u- dirian Rumah Ibadah t ahun 2006, yait u unt uk

j ukan unt uk ket ert iban umum namun pada ak- menj aga ket ert iban umum, mengingat negara

hirnya pembat asan ini melanggar hak asasi Indonesia adalah negara yang pluralis yang

manusia it u sendiri t erkait dengan pembat asan memiliki berbagai agama dan kepercayaan.

kebebasan beragama. 25 Karena meskipun ber- Pada dasarnya ket ent uan ini adalah prosedur

dasar Pasal 18 ayat 3 ICCPR dan Pasal 70 UU No administ rat if , yang berart i sepanj ang at uran

39 t ahun 1999 t ent ang HAM pembat asan oleh administ rat if dipenuhi sej ogj anya t idak akan

pemerint ah diperkenankan t et api hal ini harus menimbulkan konf lik. Pengat uran t ent ang ij in

dipahami bersama-sama dengan prinsip non pembangunan rumah ibadah ini apabila dit inj au

int ervensi dan non diskriminasi (Pasal 4 ayat (2) dari kont eks ham pada dasarnya diperkenankan

Declarat ion on t he Eliminat ion of All Forms of sepanj ang unt uk mencegah kekacauan publik. 23 Int olerance and of Discriminat ion Based on Re-

Sehingga secara regulasi SKB Pendirian ligion or Belief 1981) dimana negara harus men- Rumah Ibadah t ahun 2006 adalah sesuat u yang

j amin hak set iap warga negara unt uk memani- diperkenankan oleh prinsip-prinsip hak asasi

f est asikan at au agama at au kepercayaannya manusia. Akan t et api dalam penerapannya

t anpa mendapat kan suat u diskriminasi baik mengalami berbagai hambat an. Penyegelan

oleh pemeluk agama lain maupun oleh kebij ak- rumah ibadah yang t erj adi di Bekasi dan Tang-

an yang dibuat oleh pemerint ah sendiri. Dalam gerang menunj ukkan bahwa meskipun at uran

membuat suat u pembat asan negara t i-dak bo- administ rat if t elah t erpenuhi t idak menj amin

leh mengut amakan salah sat u agama/ keperca- pembangunan rumah ibadah dapat dij alankan

yaan dibandingkan dengan agama yang lain, dengan baik. Beberapa alasan yang dikemu-

sert a mengambil kebij akan yang lebih mengun- kakan oleh pemerint ah set empat adalah bahwa

t ungkan salah sat u agama/ kepercayaan diban- pembangunan rumah ibadah (gerej a) t ersebut

dingkan yang lain. 26

mengganggu ket ert iban umum masyarakat seki- Permasalahan pembangunan rumah iba- t ar. Pert anyaannya adalah meskipun t elah men-

dah di Indonesia mempermasalahkan berbagai dapat perset uj uan secara administ rat if dari

f akt or yait u agama mayorit as dan agama mi- warga sekit ar t empat pembangunan gerej a t er-

norit as, agama yang resmi dan agama yang sebut akan t et api pembangunan gerej a j uga

t idak resmi. Apabila dilihat dari indikat or t er- t idak dapat dilaksanakan.

sebut di at as maka t erlihat suat u diskriminasi Bagaimana dengan agama/ aliran yang t i-

yang mana perlakuan t erhadap agama mayori- dak t ermasuk salah sat u dari agama resmi di

t as t ent u akan berbeda dengan agama minori- Indonesia apakah akan mendapat kan hak unt uk

t as. Ij in pembangunan rumah ibadah bagi aga- membangun rumah ibadahnya? Secara konst it u-

ma mayorit as t ent u bukan suat u permasalahan, sional hal ini t ent u diperkenankan karena UUD

akan t et api t idak berlaku sebaliknya. 1945 t idak melarang hal t ersebut akan t et api

Apabila suat u agama/ kepercayaan t idak j ika melihat pada persyarat an yang dibut uhkan

diakui sebagai salah sat u agama maka dia akan unt uk pembangunan rumah ibadah berdasarkan

kehilangan haknya sebagai penganut agama di SKB Ment eri t ent ang pembangunan rumah iba-

Indonesia, kecuali memilih salah sat u dari ke- dah, t ent u saj a hal t ersebut t idak dimungkin-

kan dan hal ini t erj adi pada kasus Ahmadiyah. 24 Caveat , “ Freedom of Rel igion in Indonesi a: Mul t i pl e

Choices not Short Answers” , Indonesi an Mont hl y Human

Karena ij in pembangunan rumah ibadah t er-

25 Ri ght s Anal ysi s, 09 (II) Febr uary 2010, hl m 4.

sebut sudah dipast ikan t idak akan dikeluarkan,

Lihat kasus Mannousaki s v Greece dan Tsavaehi di s v. Greece.

The Mor al i t y of Fr eedom, OUP, Oxf or d, Manf red Nowak dan Tanj a Vospernik,

J. Raz, 1988,

op. ci t , hl m 208

hl m 110.

Pel aksanaan Kebebasan Beragama di Indonesi a … 237

enam agama yang ada dan t ent u saj a pemeluk pert i dij elaskan sebelumnya agama pada dasar- agama ini t idak akan diberikan haknya ant ar

nya adalah hubungan yang pribadi ant ara sese- lain sepert i hari libur keagamaan apalagi unt uk

orang dengan Tuhannya yang mana hal ini membangun rumah ibadah. Unt uk kasus Ahma-

sej aj ar dengan bagaimana dia berhubungan de- diyah, sudah dapat dipast ikan bahwa umat nya

ngan manusia lainnya. Karena t anpa ada hubu- t idak dapat mendirikan rumah ibadah karena

ngan yang baik secara pararel maka t idak akan Ahmadiyah sendiri t idak diakui sebagai salah

t erwuj ud hubungan yang baik dengan Tuhan se- sat u agama resmi di Indonesia sehingga t idak

cara vert ikal.

mendapat kan haknya unt uk membangun rumah Meskipun negara Indonesia mengakui ada- ibadah.

nya kebebasan beragama akan t et api pemba- Pada dasarnya pembat asan kebebasan

t asan-pembat asan yang diberikan oleh negara beragama diperkenankan sepanj ang berkait an

t erhadap kebebasan beragama ini sangat ba- dengan

f or um ext er num apabila dit uj ukan un- nyak. Pembat asan ini diawali dengan adanya t uk menj aga ket ert iban umum dan dilaksana-

ket ent uan t ent ang agama yang diakui hanya 6 kan t anpa ada diskriminasi. Akan t et api pemba-

(enam) agama dan sat u aliran kepercayaan. t asan ini hanya boleh didasarkan pada undang-

apabila melihat ket ent uan t ersebut maka hanya undang. SKB 2 Ment eri t ahun 2006 t ent ang pen-

agama-agama t ersebut yang akan mendapat kan dirian rumah ibadah, bukanlah merupakan pro-

perlindungan dan j aminan dari pemerint ah se- duk undang-undang sehingga dapat dikat akan

dangkan bagi penganut agama di luar agama bahwa SKB t ersebut merupakan produk yang

yang diakui akan mendapat kan kesulit an unt uk inkonst it usional 27 oleh karena it u t idak dapat

mendapat kan hak-haknya sebagai warga nega- dij adikan sebagai dasar pembat asan kebebasan

ra. Hal ini dapat dilihat dari kasus Ahmadiyah beragama dalam hal ini dalam hal pendirian

yang mana t idak diakui sebagai agama. Menurut rumah ibadah, meskipun dit uj ukan unt uk men-

penulis hal ini t ent u saj a bert ent angan dengan j aga ket ert iban umum. Oleh karena it u j ika pe-

konst it usi it u sendiri sert a ket ent uan int er- merint ah ingin melakukan pembat asan dalam

nasional yang t elah dirat if ikasi oleh Indonesia pembangunan rumah ibadah maka pemerint ah

yang t ent unya mewaj ibkan Indonesia unt uk harus membat asi hal t ersebut melalui per-

menghormat i perj anj ian t ersebut unt uk mema- at uran perundang-undangan sehingga memiliki

t uhinya.

kekuat an hukum yang sah. Bagi agama-agama “ resmi” , seharusnya berdasarkan ket ent uan Pasal 29 (2) UUD 1945

Solusi Penegakan Kebebasan Menj alankan

mendapat kan kebebasan unt uk menj alankan

Ibadah

ibadahnya pada pelaksanaannya t et ap menda- Pembangunan rumah ibadah sendiri pada

pat pembat asan-pembat asan yait u melalui ke- dasarnya adalah bagian dari hak unt uk men-

t ent uan Perihal pendirian Perat uran Bersama

Ment eri Agama Dan Ment eri Dalam Negeri No. 9 lahan t ent ang kebebasan menj alankan ibadah

j alankan agama at au kepercayaan 28 . Permasa-

Tahun 2006 dan No. 8 Tahun 2006 Tent ang Pe- ini menurut saya t idak akan pernah selesai

doman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/ Wa- hanya dengan mengeluarkan ket ent uan undang-

kil Kepala Daerah Dalam Pemelihara Kerukunan undang saj a t anpa ada komit men yang j elas

Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Keru- dari seluruh pemangku kepent ingan khususnya

kunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah di Indonesia dengan keberagamannya ini. Se-

Ibadat (selanj ut nya akan disebut SKB Pendirian Rumah Ibadat ). Di sat u sisi ket ent uan ini khu-

27 Meril in Ki viorg, “ The Per mi si bl e Scope of Legal

susnya t ent ang pembat asan diperkenankan ka-

Limit at ions on t he Freedom of Rel igionor Bel ief in Est oni a” ,

Emor y Int er nat i onal Law Revi ew, 19 year

rena memang diat ur dalam UU No 39 t ahun

2005, hl m 757.

1999 t ent ang Hak Asasi Manusia. Pembat asan

Asma Jahangir, Impl ement at i on Of Gener al Assembl y Resol ut i on 60/ 251 Of 15 Mar ch 2006 Ent i t l ed “ Human

ini t ent u saj a t idak boleh didasarkan at as

Ri ght s Counci l ” , A/ HRC/ 4/ 21/ Add. 1, 8 Maret 2007

238 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 2 Mei 2011

diskriminasi at au bahkan menghilangkan hak- para pihak dapat mendukung dokt rin publik hak yang dimiliki oleh kaum minorit as. Per-

t ent ang mart abat inheren set ara dan kebeba- at uran pembangunan rumah ibadah sendiri di-

san semua manusia yang t idak dapat dicabut t uj ukan unt uk menj amin ket ert iban dan kehar-

t anpa t ergant ung dengan pandangan agama, monisan ant ar umat beragama. Secara sudut

pandangan hidup at au perbedaan lain pada diri pandang hukum hal ini lebih kepada at uran ad-

mereka dan masing-masing pihak mau me- minist rat if unt uk memberikan suat u keadilan.

mahami dan mempercayai bahwa pihak lain Tet api pada pelaksanaannya meskipun at uran

j uga sama-sama mendukung kebebasan ber- adminst rat if t erpenuhi bukan berart i pem-

agama at au berkeyakinan yang umum. bangunan rumah ibadah dapat dilaksanakan.

Permasalahan pembangunan rumah iba- Penyelesaian t erhadap konf lik keberaga-

dah t idak akan pernah selesai sepanj ang set iap man di Indonesia sendiri pada dasarnya t idak

pihak t idak mau memahami bahwa set iap orang cukup hanya dilakukan melalui undang-undang

memiliki hak yang sama unt uk melaksanakan at au melalui j alur hukum semat a. Jika hanya

agamanya, sebaik apapun at uran yang dibuat mekanisme it u yang diambil, maka persoalan

apabila orang yang menj alankan t idak memaha- konf lik keagamaan ini akan t et ap berlangsung

minya maka at uran t ersebut t idak akan ber- dan berpot ensi semakin meluas dan meruncing.

guna. Pemerint ah dalam kasus kebebasan ber- Pemerint ah selama ini selalu bert indak

agama di Indonesia merupakan akt or kunci 30 pada saat pelanggaran t elah t erj adi (represif )

dalam kebij akan-kebij akan yang bersif at diskri- dan t ent u saj a set elah ada desakan dari masya-

minat if dengan cara memihak salah sat u kelom- rakat . Agama seringkali dij adikan sebagai sara-

pok agama dan menerapkan diskriminasi t er- na polit is dari kelompok-kelompok t ert ent u un-

hadap agama, kepercayaan dan f ilosof i-f ilosof i t uk melancarkan j alur polit ik mereka. Solusi

lainnya.

yang t erbaik adalah pada proses pencegahan Terhadap pembangunan rumah ibadah j e- (prevent if ). Dalam hal ini diperlukan kerj asama

las t erlihat bahwa pemerint ah bersikap berat yang opt imal dari para pemangku kepent ingan

sebelah dan lebih memihak pada golongan ma- dan adanya kesadaran dari masing-masing pihak

yorit as. Karena kebij akan yang diambil selalu unt uk mau menj alin komunikasi sert a meng-

berdasarkan desakan dari kelompok yang meng- hargai umat lainnya.

at asnamakan kelompok mayorit as. Pemerint ah Pengat uran kebebasan beragama melalui

j uga t erkesan membiarkan para pelaku unt uk hukum int ernasional merupakan sesuat u yang

t idak mendapat kan suat u penegakan hukum abst rak dan akan sangat t ergant ung pada ke-

yang sesuai. Hal pent ing yang harus dilakukan inginan masing-masing negara unt uk melaksa-

oleh pemerint ah t idak hanya menyelesaikan nakannya. Indonesia meskipun t elah merat if i -

masalah pert ikaian konf lik keagamaan ini se- kasi dan mengakui kebebasan beragama t et ap

t elah perist iwa t erj adi akan t et api bagaimana belum bisa mengakomodasi kebebasan ini

kit a menj aga kerukunan umat beragama ini dengan baik.

dimasa yang akan dat ang. Hal yang t erpent ing Penulis sependapat dengan apa yang di-

adalah mendorong saling pengert ian, t oleransi

dan penghormat an sehubungan dengan kebe- t erpent ing bukanlah para pemeluk agama

nyat akan oleh Tore Lindholm, 29 bahwa yang

basan beragama dalam rangka menj amin t er- menghargai kepercayaan dan pengamalan aga-

laksananya prinsip perlindungan hak asasi ma- ma lain at au apakah mereka mengakui j alan

nusia yang t elah diat ur dalam konst it usi. 31 keselamat an alt ernat ive akan t et api apakah

30 Manf red Nowak dan Tanj a Vospernik, op. ci t , , hl m 201.

31 Lihat Pembukaan, par agraf . 5, Decl ar at ion on t he Keagamaan

29 Tore Lindhol m, 2010,

Just i f i kasi

Fi l osof i s

dan

El imi nat ion of Al l For ms of Int ol er ance and of Ber keyaki nan

t er hadap

Kebebasan

Ber agama

at au

Discri minat ion Based on Rel igion or Bel ief , adopt ed 18 Ber keyaki nan Seber apa Jauh?, Yogyakart a: Kanisius,

dal am

Kebebasan

Ber agama

at au

Jan. 1982, G. A. Res. 55, 36 U. N. GAOR Supp. (No. 51), hl m 141

U. N. Doc. A/ RES/ 36/ 55 (1982)

Pel aksanaan Kebebasan Beragama di Indonesi a … 239

Pemerint ah t idak dapat menganggap ri- Toleransi sendiri t erbagi dua yait u t ole- ngan permasalahan ini, karena banyak kej ahat -

ransi f ormal dan t oleransi mat erial. Toleransi an berskala besar yang didasarkan at as mot if

f ormal berart i membiarkan pandangan-pan- agama sepert i halnya genosida. Jika pemerin-

dangan dan prakt ik-prakt ik polit ik at au agama t ah t idak mengambil langkah serius maka ke-

yang t idak sesuai dengan pandangan kit a sej auh khawat iran bahwa akan t erj adi suat u konf lik

t idak mengganggu. 33 Toleransi bukan berart i yang berkepanj angan di kemudian hari sepert i

kit a bersikap sangat apat is menj adi t idak pe- halnya yang t erj adi ant ara Israel dan Palest ina,

duli. Toleransi sangat diperlukan dalam kebe- dimana Indonesia pernah mengalami ini melalui

basan beragama karena set iap orang yang me- kej adian di Maluku dan Poso.

miliki agama at au kepercayaan t ent unya memi- Dialog pada saat ini bukan j alan keluar

liki hak dan kewaj iban unt uk menj alankan aga- karena hanya menj angkau golongan at as saj a

manya t ersebut . j ika t idak ada t oleransi t ent u t idak sampai ke golongan akar rumput . Dialog

akan t erdapat pihak-pihak yang haknya t idak yang selama ini dilakukan hanya sebat as disku-

t ersampaikan dan pada umumnya dapat dipast i- si, seminar dan t ent u saj a t idak akan memberi-

kan bahwa yang akan menj adi korban adalah kan suat u perubahan yang signif kan. Perubahan

kelompok minorit as.

sampai ke akar rumput t idak cukup hanya de- SKB Pendirian Rumah Ibadah hanyalah ke- ngan dialog t et api but uh hal yang lebih pent ing

t ent uan yang bersif at mengat ur dan pelaksana- yait u pendidikan yang dapat mengubah pola

anya sangat t ergant ung dari t oleransi masing- pikir masyarakat , unt uk lebih menghargai per-

masing pihak unt uk dapat menerima pendirian bedaan.

rumah ibadah di suat u daerah t ert ent u. Adanya Jika pemerint ah berani mengambil lang-

penyerangan t erhadap pendirian rumah ibadah kah t egas unt uk menegakkan hukum t erhadap

menunj ukkan suat u f enomena bahwa sudah para pelanggar kebebasan beragama ini me-

berkurangnya budaya t oleransi di Indonesia dan rupakan suat u langkah yang baik yang dapat

kurangnya pemahaman masyarakat t ent ang memberikan suat u ef ek j era bagi para pelaku

kehidupan yang maj emuk.

kekerasan. Upaya lain t erkait dengan represif Meskipun di beberapa daerah upaya adalah membubarkan dan menindak t egas or-

membangun t oleransi ini masih ada sepert i di ganisasi kemasyarakat an yang bersif at anarkis

daerah Mopuya, desa di Kecamat an Dumoga dan berbau SARA.

Ut ara, Kab Bolmong, Provinsi Sulawesi Ut ara Toleransi memegang peranan pent ing

yang mana masalah pembangunan rumah iba- khususnya dalam pembangunan rumah ibadah.

dah bukanlah suat u persoalan. Di desa pemba- Toleransi yang berasal dari bahasa lat in t ol e-

ngunan rumah ibadah dilakukan dalam sat u r ar e memiliki pengert ian membiarkan mereka

komplek dari lahan yang disediakan oleh Pe- yang berpikiran lain at au berpandangan lain 34 merint ah.

t anpa dihalang-halangi. Menurut UNESCO dalam Persoalan penyegelan dan penyerangan Decl ar at ion of Pr i nci pl es in Tol er ance pasal 1

gerej a dan t empat beribadah Ahmadiyah pada menj elaskan bahwa t oleransi adalah penghor-

dasarnya dapat dipandang sebagai dua hal yang mat an, penerimaan dan apresiasi t erhadap

perbedaan yang ada di dunia. Toleransi adalah

Tol er at e Mul t i pl e Cul t ur es i n Li ght of Pr i nci pl es of

harmonis dalam perbedaan, yang bukan saj a Rel i gi ous Fr eedom. Br i gham Young Uni ver si t y Law

Revi ew [ ser ial onl ine] . hl m 776-777.

suat u kewaj iban moral akan t et api suat u hal 33 Andr eas A Yewangoe, 2009, Regul asi Tol er ansi dan yang diperpersyarat kan dalam bidang polit ik Pl ur al i sme Agama di Indonesi a, dal am Merayakan

Kebebasan Ber agama “ Bunga Rampai Menyambut 70

dan hukum. Toleransi harus dilaksanakan oleh

t ahun Dj ohan Ef f endi ” , Jakart a: ICRP dan Kompas, hl m 80-81. individu, kelompok dan masyarakat . 32 34 Sumant o Al Qurt uby, 2009, Pl ur al i sme, Di al og, dan

Peacebui l di ng Ber basi s Agama di Indonesi a, dal am

Merayakan Kebebasan Beragama “ Bunga Rampai

Menyambut 70 t ahun Dj ohan Ef f endi” , Jakar t a: ICRP and Rel i gi ous Fr eedom: The St r uggl e i n Per u To

32 Cal ros Val derrama Adri ansén, 3 April 2007;

Tol er ance

dan Kompas, hl m, 173.

240 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 2 Mei 2011

sama t et api berbeda. Persamaannya adanya adanya pembat asan t ent ang agama resmi yang pembat asan unt uk menj alankan ibadah, per-

diakui oleh pemerint ah.

bedaannya adalah unt uk penyegelan dan pe- Negara j uga sampai saat ini belum bisa nyerangan gerej a bahwa gerej a adalah t empat

menj amin unt uk memberikan perlindungan ke- beribadah umat Krist iani yang merupakan salah

pada set iap warganegaranya t erkait dengan sat u dari agama resmi di Indonesia sedangkan

kebebasan beragama dan masih banyak t er- Ahmadiyah merupakan agama yang t idak diakui

dapat prakt ik-prakt ik pembiaran t erkait dengan sebagai salah sat u agama resmi. Secara regulasi

pelanggaran kebebasan beragama. 36 Pengakuan maka pada kasus yang pert ama dapat dikat akan

t erhadap hak-hak warga negara unt uk dapat meskipun merupakan agama resmi akan t et api

beribadah dengan memperoleh t empat ber- j aminan yang diberikan negara t erhadap hak

ibadah yang layak j uga belum dapat t erpenuhi unt uk menj alankan ibadah t et ap t idak t erpe-

perat uran t ent ang pendirian rumah ibadah yang nuhi. Unt uk Ahmadiyah, pada dasarnya t idak di

dit uj ukan unt uk menj aga ket ert iban umum se- akui secara hukum sehingga memang Ahma-

baliknya dij adikan sebagai sarana pembat asan diyah t ent unya t idak dapat j aminan dari negara

unt uk pembangunan rumah ibadah it u sendiri. 37 unt uk melaksanakan ibadahnya meskipun j ika

Upaya pemerint ah unt uk mengurangi rasa dilihat dari kont eks kebebasan beragama hal ini

kebencian dan meningkat kan t oleransi ant ar merupakan suat u pelanggaran.

umat beragama j uga belum memadai pemerin- Jadi penyelesaian t erhadap kasus penye-

t ah hanya selalu menggunakan dialog t anpa ada gelan gerej a masih ada kemungkinan penyele-

t indak lanj ut . 38 Tanggung j awab unt uk menj a- saian secara hukum, akan t et api unt uk Ahma-

min kebebasan beragama/ kepercayaan t idak diyah t ent unya lebih sulit karena Ahmadiyah

hanya menj adi t anggung j awab pemerint ah se- bukanlah agama yang legal berdasarkan hukum