PENERAPAN HUKUM DALAM PENYELESAIAN SENGKETA TRANSAKSI ELEKTRONIK DI PERADILAN UMUM

PENERAPAN HUKUM DALAM PENYELESAIAN SENGKETA TRANSAKSI ELEKTRONIK DI PERADILAN UMUM

Rahadi Wasi Bint oro

Fakult as Hukum Universit as Jenderal Soedirman E-mail: mas. wasi@yahoo. co. id

Abst ract

Thi s r esear ch i s st udy about l aw const r uct ion of f or ming el ect r oni c cont r act i n t r ansact ion t hat expl oit i ng i nf or mat i on t echnol ogy and l aw of evi dence t hat appl ying f or el ect r oni c document . and t o expl ai ng it s, r esear cher use st at ue appr oach, concept ual appr oach and case appr oach, t hat i s

i ncl uded i n t he appr oach met hod i n l egal r esear ch. Pur suant t o r esear ch whi ch have been done, agr eement i n e-commer ce i s f or m when t her e i s an accept ance f r om buyer by el ect r i cal l y or when t he buyer si gni ng a di gi t al si gnat ur e. Evi dence l aw of el ect r oni c document t hat f or m i n e-commer ce and e-banking have st r engt h of per f ect ver if i cat i on as pukka act , as l ong as i t i s usi ng secur i t y syst em whi ch is di f f i cul t t echni cal l y t o be abl e t o i nf i l t r at e or leaked by ot her par t y, whi l e el ect r oni c document f r om t r ansf er of company document t o elect r oni c medi a have st r engt h of per f ect ver i f i cat i on. In t he case of di sput e i n e-commer ce, e-banki ng di sput e and di sput e of company document whi ch have been t r ansf er r ed i n t he f or m of el ect r oni c medi a, hence can be r ai sed by evi dence appl i ance in t he f or m of wr i t t en evi dence appl i ance, eyewi t ness, pr esupposi t i on, conf ession, oat h, and exper t eyewit ness t o st r engt hen elect r oni c document . But t hat way, r ul e of l aw not yet been given by compr ehensi vel y.

Keywor ds : i nt er net , e-commer ce, e-banki ng, company documen, evi dence l aw

Abst rak

Penelit ian ini membahas mengenai konst ruksi hukum lahirnya kont rak elekt ronik dalam t ransaksi yang memanf aat kan t eknologi inf ormasi dan hukum pembukt ian yang berlaku bagi dokumen elekt ronik dan unt uk membahasnya, penelit i menggunakan pendekat an undang-undang , pendekat an konsept ual dan pendekat an kasus yang merupakan met ode pendekat an dalam penelit ian normat if . Berdasarkan penelit ian yang t elah dilakukan, kesepakat an lahir dalam e-commer ce sej ak saat aksept asi dari pihak pembeli yang diwuj udkan melalui pernyat aan penerimaan elekt ronik dan/ at au pembubuhan t anda t angan digit al. Berkait an hukum pembukt ian, dokumen elekt ronik dalam e-commer ce dan e-banking mempunyai kekuat an pembukt ian sempurna sepert i halnya akt a ot ent ik, sepanj ang menggunakan sist em keamanan yang secara t eknis sulit unt uk dapat disusupi at au dibobol pihak lain, sedangkan dokumen elekt ronik yang dihasilkan dari pengalihan dokumen perusahaan ke media elekt ronik mempunyai kekuat an pembukt ian yang sempurna. Dalam hal t erj adi sengket a dalam e-commer ce, e- banki ng dan sengket a t erkait dokumen perusahaan dalam bent uk media elekt ronik, maka dapat diaj ukan alat bukt i berupa alat bukt i t ert ulis, saksi, persangkaan, pengakuan, sumpah, maupun saksi ahli unt uk memperkuat dokumen elekt ronik t ersebut .

Kat a Kunci : int ernet , e-commer ce, e-banki ng, dokumen perusahan, hukum pembukt ian

Pendahuluan

f ukt ur menj adi ekonomi yang berbasis j asa. Hadirnya masyarakat inf ormasi pada mil-

Fenomena ini t elah menempat kan inf ormasi lenium ket iga dit andai dengan pemanf aat an

sebagai komodit i ekonomi yang sangat pent ing int ernet yang cenderung semakin meluas da-

dan mengunt ungkan.

lam berbagai akt ivit as kehidupan manusia. Teknologi inf ormasi mempunyai penga- Amerika Serikat sebagai pionir dalam peman-

ruh besar t erhadap kehidupan masyarakat . 1 In-

f aat an int ernet t elah mengubah paradigma

ekonominya dari ekonomi yang berbasis manu-

1 Syamsiah Amal i , “ Pemanf aat an Int ernet pada Pel aj ar di Kot a Goront al o” ,

Jur nal Penel i t i an Komuni kasi dan

Penerapan Hukum dal am Penyel esai an Sengket a Tr ansaksi El ekt ronik di Per adil an Umum 259

t ernet membawa dunia memasuki babak baru kan secara elekt ronik yait u melalui Pengiriman yang lebih popular dengan ist ilah di gi t al eco-

dana via elekt ronik ( Elekt r oni c Fund Tr ansf er / nomi c at au perekonomian digit al. Dalam sekt or

EFT). EFT menurut Cheseman disebut sebagai bisnis misalnya, pemanf aat an sist em inf ormasi

el ect r oni c payment and col l ect ion syst em t hat akan membant u dan meningkat kan kinerj a. 2 ar e f aci l i t at ed by comput er s and ot her s elec-

era inf omasi saat ini, agar suat u perusahaan t r oni c t ecnol ogy t elah membuat pola layanan dapat bersaing, maka sebuah perusahaan ha-

t ransf er dana perbankan serba elekt ronik, ser- rus melakukan t ransf ormasi f ondasi int ernal-

ba ot omat is dan mengkont ruksikan pola laya- nya secara st rukt ural dengan mengembangkan

nan t ransf er dana yang selama ini berlaku pada st rat egi e-bi sni s. 3 Hampir seluruh akt if it as

perbankan.

perkonomian di dunia menggunakan media in- Selain e-commer ce, t ransaksi dalam du- t ernet . Salah sat u aspek akt if it as ekonomi t er-

nia bisnis yang lebih menekankan pada sif at sebut adalah dalam hal bert ransaksi dengan

movi ng qui ckl y j uga t elah memunculkan ber- menggunakan media int ernet yang dikenal de-

bagai t ransaksi yang t idak perlu dilakukan per- ngan e-commer ce. Selain e-commer ce peman-

t emuan langsung ant ara penj ual dan pembeli

f aat an t eknologi inf ormasi j uga dimanf aat kan at au ant ara kredit ur dengan debit ur, diant ara- dalam akt ivit as perbankan berupa e-banki ng.

nya yait u e-banki ng, yang memudahkan t ran- E-commer ce mencipt akan suat u t ransak-

saksi keuangan, dimana nasabah t idak perlu si bisnis yang lebih prakt is t anpa menggunakan

hadir di bank, t et api cukup menggunakan f asi- kert as dan t anpa dilakukan suat u pert emuan

lit as sms via handphone maupun int ernet . Gaya

hidup ini, t elah mengalihkan t ransaksi yang di- kukan e-commer ce, sist em pembayaran dilaku-

secara langsung (f ace t o f ace). 4 Dalam mela-

lakukan dalam alam yang nyat a ke alam elek- t ronik yang disebut dunia maya (cyber space).

Opi ni Publ i k, hl m. 17; Yet t i, “ Tel aah Mengenai Per anan Hukum Nasional Dal am Mengant isipasi Kej ahat an Cyber

Dalam perkembangan, hal ini menimbulkan sua-

Crime” , Jur nal Hukum Respubl i ka, Vol . 2 No. 4 Tahun

t u keragu-raguan mengenai hukum yang ada

2003, hl m. 167: Your dan, “ Konvergensi Teknol ogi Inf ormasi dan Komunikasi (TLK) Ket erkait annya dengan

dan yurisdiksi hukum yang mengikat kedua

Hukum Posi t i f ” , Bul et i n Pos dan Tel ekomuni kasi , Vol . 8

belah pihak, baik konsumen maupun pelaku

No. 2 Juni 2010, hl m. 92; Ai Rosit a, “ Perubahan Par adigma Teknol ogi Inf ormasi Abad 21” ,

usaha.

Compet i t i ve,

Vol . 3 No. 2, Desember 2007, hl m. 18; Bambang

Selama melakukan kegiat an di dunia ma-

Widarno, “ Ef ekt ivi t as Per encanaan dan Pengembangan Sist em Inf or masi ” ,

ya, t erut ama di bidang keperdat aan, sepert i

Jur nal Akunt ansi Dan Si st em

Teknol ogi Inf or masi Vol . 6 No. 1, Apr il 2008, hl m. 2;

perdagangan, perj anj ian maupun kegiat an per-

Al oysius R Ent ah, “ Perangkat Hukum At as Kekayaan Int el ekt ual Dal am Per spekt if Et ika Prof esional Tek-

bankan, dimungkinkan t erj adinya permasalahan

nol ogi Inf ormasi” , Teknol ogi dan Manaj emen Inf or -

hukum sebagaimana yang dilakukan dalam hu-

mat i ka, Vol 6, edi si khusus, Sept ember 2008, hl m. 8 2 Rini Handayani, “ Anal isis Fakt or-f akt or yang Mem-

bungan keperdat aan secara konvensional. Hu-

pengaruhi Minat Pemanf aat an Sist em Inf ormasi dan

kum Acara Perdat a dit uj ukan unt uk menegak-

Penggunaan Sist em Inf or masi (St udi Empir is Pada Perusahaan

kan hukum mat eriil perdat a dengan perant ara

Manuf ukt ur

di

Bursa

Ef ek),

Jur nal

Akunt ansi dan Keuangan Vol . 9 No. 2 November 2007,

hakim. Hal ini dilakukan unt uk mencegah t er-

3 hl m. 83 Yul ia, “ Per ancangan Arsit ekt ur E-Bisnis unt uk Layanan

j adinya ei genr i cht ing. Alas hukum yang dij adi-

Persew aan Video Compact Disk Ber basi s Teknol ogi Short

kan dasar suat u gugat an dalam prakt ek adalah

Massage Service” , Jur nal Inf or mat i ka, Vol . 7 No. 1, Mei 2006, hl m. 30; Musl i chah, “ Teknol ogi Inf or masi Dal am

wanprest asi, perbuat an melawan hukum, pem-

Peni ngkat an Keunggul an Bersaing Pada PJP II” ,

ABM,

bagian waris dan perceraian, sedangkan yang

Vol . 1 No. 1, Jul i 1997, hl m. 14; Budi Agus Ri swandi , “ Cybersquat t ers, Domai n Name dan Hukum Merek

dij adikan dasar gugat an t erkait dengan adanya

Indonesi a” , Jur nal Hukum Respubl i ca, Vol . 4 No. 1

kegiat an keperdat aan dengan menggunakan in-

Tahun 2004, hl m. 111; Meyl iana, “ Mencipt akan Fl eksi bil it as dan Kemudahan Pengguna dengan Websi t e

t ernet hanya wanprest asi dan perbuat an mela-

Cont ent Management Syst em: St udi Kasus Pada Websi t e

wan hukum.

Binus School Simprug” , Jur nal Pi r ant i War t a, Vol 11 No. 3, Agust us 2008, hl m. 406 4 Lihat Ar syad Sanusi, “ Probl emat ika Hukum Transaksi E-

Commer ce” , Var i a Per adi l an, Tahun XV No. 178, Mei 2000, hl m. 109

260 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 2 Mei 2011

Proses sent ral dalam proses peradilan

perdat a adalah masalah pembukt ian. 5 Proses

pembukt ian akan menent ukan siapa yang “ ber- hak” at au “ wenang” t erhadap pokok perkara yang disidangkan, t erkait dengan perkara per- dat a yang bersumber dari penggunaan int ernet sebagai medianya, proses pembukt ian menj adi suat u masalah t ersendiri. Hukum pembukt ian yang berlaku di Indonesia sekarang ini belum dapat digunakan unt uk t ransaksi yang dilakukan secara elekt ronik. Hal t ersebut dikarenakan di Indonesia masih t erdapat keharusan t ent ang adanya bukt i t ert ulis yang akan dibawa ke pe- ngadilan bila t erj adi sengket a. Ket ent uan Pasal 164 HIR misalnya, masih menent ukan secara li- mit at if alat -alat bukt i yang dapat diaj ukan da- lam persidangan perdat a, yait u : bukt i t ert ulis, bukt i saksi, bukt i persangkaan-persakaan, bukt i pengakuan dan bukt i sumpah. Bukt i lain yang berada di luar Pasal 164 HIR yait u pemeriksaan set empat (Pasal 153 HIR) dan ket erangan ahli

(Pasal 154 HIR) Lahirnya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008, negara t elah memberikan suat u pemba- haruan hukum dalam penyelesaian sengket a t erkait penggunaan sist em elekt ronik. Undang- undang ini sendiri dilat arbelakangi globalisasi inf ormasi t elah menempat kan Indonesia seba- gai bagian dari masyarakat inf ormasi dunia, di mana perkembangan dan kemaj uan Teknologi Inf ormasi yang demikian pesat t elah menyebab- kan perubahan kegiat an kehidupan manusia da- lam berbagai bidang yang secara langsung t elah mem-pengaruhi lahirnya bent uk-bent uk per- buat an hukum baru. Selain it u, pemanf aat an t eknologi inf ormasi berperan pent ing dalam perdagangan dan pert umbuhan perekonomian nasional unt uk mewuj udkan kesej aht eraan masya-akat .

Pasal 5 ayat (1) UU ITE merumuskan: “ Inf ormasi Elekt ronik dan/ at au Dokumen Elek- t ronik dan/ at au hasil cet aknya merupakan alat bukt i hukum yang sah” . Berdasarkan rumusan pasal t ersebut , dapat dij elaskan bahwa inf or-

5 Teguh Samudera, “ Pemahaman Hukum Pembukt ian dan Al at Bukt i sebagai Upaya Meni ngkat kan Pembangunan

Bangsa” , Jur nal Hukum Respubl i ca, Vol . 6 No. 2 Tahun 2007, hl m. 253

masi elekt ronik dan/ at au dokumen elekt ronik dan/ at au hasil cet aknya dapat digunakan seba- gai alat bukt i apabila nant inya t erj adi sengket a ant ara pelaku usaha dan konsumen. Kalimat “ merupakan alat bukt i hukum yang sah” berim- plikasi t erhadap macam alat bukt i yang dikenal dalam HIR dan macam kekuat an pembukt ian- nya. UU ITE memberikan suat u pembaharuan hukum yang bert uj uan unt uk mengakomodir kebut uhan masyarakat akan j aminan kepast ian hukum dalam bert ransaksi dengan mengguna- kan media inf ormasi elekt ronik. Pasal 5 ayat (1) t elah menegaskan bahwa seluruh inf ormasi elekt ronik dan/ at au dokumen elekt ronik dan/ at au hasil cet aknya dapat digunakan sebagai alat bukt i apabila t erj adi sengket a dan merupa- kan alat bukt i hukum yang sah.

Permasalahan

Berdasarkan lat ar belakang t ersebut , pe- nulis t ert arik unt uk membahas mengenai konst ruksi hukum lahirnya kont rak elekt ronik dalam t ransaksi yang memanf aat kan t eknologi inf ormasi berupa int ernet dan hukum pembuk- t ian yang berlaku bagi dokumen elekt ronik dalam t ransaksi yang memanf aat kan t eknologi inf ormasi berupa int ernet .

Met ode Penelitian

Met ode Pendekat an dalam penelit ian ini adalah normat if dengan menggunakan bebe- rapa pendekat an masalah yang meliput i pen- dekat an undang-undang (st at ut e appr oach), pendekat an konsept ual (concept ual appr oach) dan pendekat an kasus (case appr oach). Met ode pengumpulan bahan hukum dilakukan melalui met ode kepust akaan dan met ode dokument er. Penelit ian ini menggunakan met ode analisis normat if kualit at if .

Pembahasan Konst ruksi Hukum E-Commerce

Hubungan hukum dalam e-commer ce pada dasarnya dapat digunakan met ode analogi t erhadap hubungan hukum dalam perj anj ian yang dilakukan secara konvensional sebagaiman diat ur dalam BW. Hal ini dilakukan dengan cara menerapkan ket ent uan-ket ent uan hukum yang

Penerapan Hukum dal am Penyel esai an Sengket a Tr ansaksi El ekt ronik di Per adil an Umum 261

diat ur dalam Buku III BW t erhadap hubungan sebut t idak dipenuhi, maka perj anj ian t ersebut hukum dalam e-commer ce. Konsep perj anj ian

akan t erancam bat al.

dalam Buku III BW adalah suat u perbuat an Suat u perj anj ian t elah dinyat akan lahir hukum, dimana sat u subyek hukum at au lebih

pada saat t ercapainya suat u kesepakat an at au mengikat kan dirinya at au saling mengikat kan

perset uj uan diant ara dua belah pihak menge- dirinya t erhadap sat u subyek hukum at au lebih.

nai suat u hal pokok yang menj adi obj ek per- Sut u perj anj ian sah apabila memenuhi unsur-

j anj ian. Sepakat disini diart ikan suat u perse- unsur yang diat ur dalam Pasal 1320 BW yang

suaian paham (kehendak) dan keinginan ant ara menent ukan bahwa syarat sahnya suat u per-

dua belah pihak. Dalam kont eks it u t erj adi j anj ian adalah kesepakat an para pihak, keca-

pert emuan kehendak diant ara dua belah pihak kapan unt uk membuat perj anj ian, suat u hal

unt uk melakukan at au t idak melakukan suat u t ert ent u; dan suat u sebab yang halal. Dalam

perj anj ian. Kesepakat an akan melahirkan suat u hal t idak t erpenuhinya unsur pert ama (kesepa-

perj anj ian, dan dalam hal ini t erdapat bebe- kat an) dan unsur kedua (kecakapan), maka per-

rapa t eori. 7

j anj ian t ersebut dapat dibat alkan, sedangkan Per t ama, t eori pernyat aan. Teori ini me- apabila t idak t erpenu-hinya unsur ket iga (suat u

nekankan, bahwa kehendak baru punya art i/ hal t ert ent u) dan unsur keempat (suat u sebab

makna pada saat ada pernyat aan dan konsensus yang halal) maka perj anj ian t ersebut adalah

t ercapai pada saat dikeluarkannya pernyat aan bat al demi hukum.

t ent ang aksept asi. Kedua, t eori pengiriman. Suat u perj anj ian t idak hanya mengikat

Teori ini menekankan, bahwa konsensus t er- apa yang dengan t egas dit ent ukan didalamnya,

capai pada saat pernyat aan aksept asi dikirim- melainkan j uga segala sesuat u yang menurut

kan, dengan pengiriman t ersebut , pihak peneri- sif at nya

ma penawaran kehilangan kesempat an meng- keadilan, kebiasaan at au undang-undang (Pasal

perset uj uan dit unt ut

berdasarkan

ubah konsensus. Kelemahan t eori ini adalah 1339 BW). Syarat -syarat yang selalu diperj anj i-

pada proses pengiriman pihak pemberi t awaran kan menurut kebiasaan, harus dianggap t elah

belum menget ahui adanya penerimaan/ aksep- t ermasuk dalam suat u perj an-j ian, walaupun

t asi. Ket iga, t eori sepenget ahuan. Teori ini me- t idak dengan t egas dimasukkan didalamnya

nekankan, bahwa konsensus t ercapai pada saat (Pasal 1347 BW). Berdasar uraian t ersebut ,

aksept asi dari pihak penerima penawaran t elah maka hubungan hukum dalam e-commer ce me-

dit erima oleh pihak yang menawarkan. Kele- rupakan hubungan hukum

mahan t eori ini yait u bahwa salah sat u pihak t erhadapnya berlaku ket ent uan Buku III BW.

per-dat a,

dan

t ert ent u yang berit ikad buruk dapat saj a Pada dasarnya, bent uk suat u perj anj ian

memperpanj ang j angka wakt u penget ahuannya adalah bebas, t idak t erikat pada bent uk t er-

t ent ang adanya aksept asi dan pada dasarnya t ent u. 6 Namun, bila undang-undang menent u-

sulit dibukt ikan kapan suat u pihak menget ahui kan syarat sahnya perj anj ian sepert i bila t elah

isi pernyat aan. Keempat , t eori penerimaan. Te- dibuat secara t ert ulis, at au bila perj anj ian di-

ori ini menekankan, bahwa konsensus t ercapai buat dengan akt a not aris, perj anj ian semacam

pada saat surat yang berisi penerimaan sampai ini di samping t ercapai-nya kat a sepakat t er-

di t angan pemberi t awaran at au unt uk siapa dapat kekecualian yang dit et apkan undang-

surat t ersebut dialamat kan sehingga pada saat undang berupa f ormalit as-f ormalit as t ert ent u.

it ulah t erj adi konsensus. Kel ima, t eori pernya- Perj anj ian semacam ini dikenal dengan per-

t aan yang obj ekt if . Teori ini menekankan, j anj ian f ormil yang menimbulkan konsekuensi

bahwa saat t erj adinya konsensus adalah saat hukum bahwa apabila f ormalit as-f ormalit as t er-

dit erimanya surat aksept asi yang secara akal

6 Johannes Ibrahi m, “ Kont r ak Dal am Perspekt i f Mul t i - 7 Sri Mul yani, “ Perl indungan Hukum Bagi Konsumen Da- di si pl iner ” ,

Gl or i a Jur i s, Vol . 6 No. 2, Mei -Agust us l am Tr ansaksi El ect ronic Commer ce” , Hukum dan Di na- 2006, hl m. 112

mi ka Masyar akat , Vol . 1, Okt ober 2003, hl m. 45

262 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 2 Mei 2011

dapat dianggap bahwa pemberi t awaran t elah kukan proses r ever sal yait u proses dekripsi se- menerima dan menget ahui isi surat t ersebut .

belumnya t elah banyak dit erapkan dengan ada- Berkait an dengan kapan suat u perj anj i-

nya sist em sekurit i sepert i SSL, Fir ewal l . Perlu an lahir, UU ITE dalam ket ent uan Pasal 20 ayat

diperhat ikan bahwa, kelemahan hakiki dari (1) yang merumuskan: “ Kecuali dit ent ukan lain

open net wor k yang t elah dikemukakan t ersebut oleh para pihak, Transaksi Elekt ronik t erj adi

semest inya dapat diant isipasi at au diminima- pada saat penawaran t ransaksi yang dikirim

lisasi dengan adanya sist em penga-manan j a- Pengirim t elah dit erima dan diset uj ui Pene-

ringan yang j uga menggunakan kript ograf i rima” . Kemudian dalam penj elasan dit ekankan

t erhadap dat a dengan menggunakan sist em pe- lagi bahwa: “ Transaksi Elekt ronik t erj adi pada

ngamanan dengan di gi t al si gnat ur e. 8 saat kesepakat an ant ara para pihak yang dapat berupa, ant ara lain pengecekan dat a, ident it as,

Konst ruksi Hukum E-banking

nomor ident if ikasi pribadi ( per sonal i dent i f i - Kemaj uan ilmu dan t eknologi di dunia se- cat i on number / PIN) at au sandi lewat (pass-

makin canggih, sepert i halnya kegiat an-kegiat - wor d)” .

an e-banki ng yang mempermudah masyarakat Berdasarkan rumusan Pasal 20 ayat (1)

(nasabah) dalam dunia bisnis at au j ual beli besert a penj elasannya t ersebut , t ampak bah-

secara onl ine dan t anpa harus menghabis ener- wa e-commer ce dalam hukum Indonesia lahir

gi dan wakt u. Cont ohnya ment ransf er uang ke manakala penawaran yang dilakukan oleh pe-

rekening orang lain, membeli produk secara on- laku usaha dalam web shop diset uj ui oleh pene-

l i ne, membayar t agihan-t agihan anda secara rima. Kesepakat an ini dapat dilakukan dalam

onl i ne. E-banking meru-pakan sebuah akt if it as bent uk pengecekan dat a, ident it as, nomor

perbankan yang dij alankan oleh media elekt ro- ident if ikasi pribadi ( per sonal i dent i -f i cat ion

nik dengan t ransaksi melalui int ernet yang number / PIN) at au sandi lewat (passwor d). Da-

memberikan kemudahan bagi para nasabah ser- lam hal ini, t ampak bahwa UU ITE menganut t e-

t a lebih mengunt ungkan dari sisi bank karena ori pernyat aan, yang menekankan bahwa per-

biaya yang murah, membuat penggunaan t ek- j anj ian lahir manakala t erdapat suat u aksep-

nologi e-banking cenderung semakin mening- t asi. Dengan demikian, dalam e-commer ce

kat .

lahirnya perj anj ian dit ent ukan oleh sikap dari Salah sat u aspek yang sangat pent ing da- pembeli, apabila pembeli melakukan at au

lam layanan perbankan adalah aspek keamanan mengirimkan ident it as, nomor ident if ikasi pri-

(secur i t y). Arsit ekt ur keamanan t eknologi inf or- badi ( per sonal i dent i f i cat ion number / PIN) at au

masi memiliki beberapa komponen 9 , yait u kum- sandi (pass-wor d, maka perj anj ian dalam e-

pulan sumber daya yang t ersent ralisasi (cen- commer ce t elah lahir dan kemudian memuncul-

t r al i zed r esour ce), pengelolaan ident it as (i den- kan hak dan kewaj iban para pihak.

t i t y management ), sist em ot orisasi (aut hor i za- Jaringan int ernet memiliki kelemahan,

t i on syst em), access cont r ol , pengelolaan sehingga dapat dimasuki oleh pihak ket iga yang

kebij akan (pol i cy mana-gement ), syst em pe- dapat mengambil at au merusak dat a-dat a t er-

mant au (moni t or i ng syst em), secur i t y oper at i - kait t ransaksi yang dilakukan. Namun demikian,

on, int ranet yang aman (secur e i nt r anet / LAN), kelemahan yang dimiliki oleh int ernet sebagai

dan Int ernet yang aman (secur e Int er net ). j aringan publik yang t idak aman t ersebut t elah

dapat diminimalisasi dengan adanya penerapan 8 Ari ant o Mukt i Wibowo, 1999, Ker angka Hukum Di gi t al

Si gnat ur e Dal am El ect r oni c Commer ce, dipr esen-

t eknologi penyandian inf ormasi (Cr ypt hogr a-

t asikan di hadapan Masyarakat Tel ekomunikasi Indone-

phy). El ect r oni c dat a t r ansmi ssi on dalam t ran-

si a, pada bul an Juni 1999 di Pusat Il mu Komput er Uni versit as Indonesia, Depok, Jaw a Barat ; Akhmad

saksi elekt ronik (e-commer ce) disekurit isasi de-

Fauzi, “ Pener apan Al ogar it ma Enkri psi RSA dan IDEA

ngan melaku-kan proses enkripsi (dengan rumus

unt uk Apl ikasi Onl ine” ,

Sai nt ek, Vol 11 No. 1, Jul i 2007,

hl m. 57-62

algorit ma) sehingga menj adi ci pher / l ocked da-

9 Budi Rahardj o, 2005.

Ar si t ekt ur Keamanan Teknol ogi

t a yang hanya bisa dibaca/ dibuka dengan mela-

Inf or masi , maj al ah INFOLINUX edi si 09/ 2005, Jakart a, hal . 11.

Penerapan Hukum dal am Penyel esai an Sengket a Tr ansaksi El ekt ronik di Per adil an Umum 263

menj elaskan wakt u yang dibut uhkan unt uk aspek keamanan yang harus dij aga dari

Menurut Budi Rahardj o, 10 ada beberapa

membobol inf ormasi yang dienkrip mengguna- t er net banki ng. Per t ama, conf i dent i al it y. As-

i n-

kan RC4 yang dipakai di SSL t ergant ung pada pek 11 conf i dent ial i t y memberi j aminan bahwa j umlah bit kunci yang digunakan, yait u:

dat a-dat a t idak dapat disadap oleh pihak-pihak

Panj ang

Jaminan waktu untuk

yang t idak berwenang. Serangan t erhadap as-

kunci RC4

menemukan kunci

15 hari pek ini adalah penyadapan nama account dan

40-bit

2. 691, 49 t ahun PIN dari pengguna int er net banki ng. Kedua, i n-

56-bit

689.021,57 t ahun t egr it y. Aspek i nt egr i t y menj amin int egrit as

64-bit

128-bit

12. 710. 204.652. 610. 00 0. 000. 000. 000 t ahun

dat a, dimana dat a t idak boleh berubah at au

diubah oleh pihak-pihak yang t idak berwenang. Bank sendiri dapat dibedakan menj adi Salah sat u cara unt uk memprot eksi hal ini ada-

bank umum dan bank perkredit an rakyat . Ber- lah dengan menggunakan checksum, si gnat ur e,

kait an dengan layanan yang diberikan oleh at au cer t if i cat e. Mekanisme signat ure akan da-

bank, Pasal 6 dan Pasal 7 UU No. 7 t ahun 1992 pat mendet eksi adanya perubahan t erhadap

t ent ang Perbankan j o. UU No. 10 Tahun 1998 dat a.

Ket i ga, aut hent i cat ion. Aut hent i cat ion t ent ang Perubahan At as Undang-Undang Nomor digunakan unt uk meyakinkan orang yang meng-

7 Tahun 1992 Tent ang Perbankan, t elah menen- akses servis dan j uga server (web) yang mem-

t ukan layanan-layanan yang dapat diberikan berikan pelayanan. Keempat , non-r epudi at i on.

oleh bank dan dalam ket ent uan Pasal 10 UU No. Aspek nonr epudi at i on menj amin bahwa j ika

7 t ahun 1992 j o. UU No. 10 Tahun 1998 t elah nasabah melakukan t ransaksi maka dia t idak

dit ent ukan bent uk kegiat an yang dilarangan dapat menolak t elah melakukan t ransaksi. Hal

dalam suat u Bank Umum.

ini dilakukan dengan menggunakan di git al si g- Pasal 13 UU No. 7 t ahun 1992 j o. UU No. nat ur e yang diberikan oleh kript o kunci publik

10 Tahun 1998 t elah menent ukan bent uk-ben- (publ i c keycr ypt osyst em). Kel i ma, avai l abi l i t y.

t uk kegiat an at au layanan bagi Bank Perkre- Aspek avai l abi l i t y dif okuskan kepada ket erse-

dit an rakyat . Lebih lanj ut , ket ent uan Pasal 14 diaan layanan. Jika sebuah bank menggelar

UU No. 7 t ahun 1992 j o. UU No. 10 Tahun 1998 layanan

bent uk kegiat an yang dapat menyediakan layanan t ersebut ket ika

i nt er net banki ng dan kemudian t idak

t elah menent ukan

dilarang dalam Bank Perkredit an Rakyat . dibut uhkan oleh nasabah, maka nasabah akan

Berdasarkan ket ent uan pasal-pasal t er- mempert anyakan keandalannya dan mening-

sebut , t ampak bahwa suat u bank t idak dilarang galkan layanan t ersebut . Bahkan dapat dimung-

unt uk memberikan layanan lain selain apa yang kinkan nasabah akan pindah ke bank yang dapat

diat ur dalam UU No. 7 t ahun 1992 j o. UU No. memberikan layanan lebih baik.

10 Tahun 1998, sepanj ang t idak bert ent angan Berkait an dengan sist em keamanan laya-

dengan perat uran perundang-undangan. Seba- nan e-banki ng di Indonesia, pada dasarnya ke-

gaimana dij elaskan sebelumnya, bahwa unt uk cenderungan bank di Indonesia mengguna-kan

dapat mengakomodir kemaj uan t eknologi dan sist em pengamanan dengan menggunakan sis-

kebut uhan pelaku bisnis unt uk dapat lebih me- t em SSL, sepert i Bank Mandiri dan Bank BII.

ngef isiensikan kegiat an usaha at au t ransaksi- Kedua bank ini menggunakan t eknologi SSL 128

t ransaksi yang dilakukannya, khususnya berkait - bit . Menurut pendapat Onno W Purbo seorang

an dengan wakt u, maka dunia perbankan pakar Inf ormat ika SSL 128-bit RC4, dibut uhkan

kemudian mengeluarkan layanan e-banki ng. t riliun miliar t ahun dengan 120 komput er j alan

Layanan e-banki ng ini mempermudah nasabah paralel unt uk menembus keamanan ini. Onno

11 Arri ant o Mukt i Wi bowo, 2007, St udi Perbandingan

Sist em-si st em Per dagangan di Int ernet dan Desai n

10 Budi Rahardj o, 2002, Ar si t ekt ur Int er net Banki ng Yang Prot okol Cek Bil yet Digit al , di akses pada websit e : Ter per caya: Tr ust ed Int er net Banki ng Ar chi t ect ur e,

ht t p: / / r eoci t ies. com/ Sil i conVal l ey/ 8972/ resource/ kom di akses pada www. INDOCISC. com t anggal 20 Desember

par asi/ kompar asi. ht ml #daf t ar pada t anggal 20 2009

Desember 2009

264 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 2 Mei 2011

maupun pelaku bisnis unt uk dapat melakukan t elah lahir dan kemudian memunculkan hak dan pem-bayaran at as t ransaksi, khususnya dalam

kewa-j iban para pihak.

e-commer ce, yang dilakukannya, t anpa dibat asi Pada dasarnya, lahirnya perj anj ian dalam oleh wakt u maupun t empat . Transaksi yang di-

konsep e-banki ng dapat dianalogikan dengan e- lakukan ant ara para pihak dalam e-commer ce

commer ce, yait u pada saat pemasukkan nomor masuk dalam ranah hukum perdat a, karena

ident it as at au passwor d nasabah. Hal ini dise- didalamnya t erdapat hak dan kewaj iban, khu-

babkan, e-commerce dan e-banking merupakan susnya dalam bidang hart a kekayaan. Dengan

sebuah t ransaksi yang memanf aat kan t eknologi demikian, dapat dideskripsikan, bahwa layanan

inf ormasi berbasis int ernet dan dapat dikualif i- e-banki ng yang diberikan oleh dunia perbankan

kasikan sebagai t ransaksi elekt ronik sebagai- masuk pula dalam ranah hukum perdat a. Hal ini

mana diat ur dalam UU ITE. disebabkan, layanan e-banking ini dit uj ukan un- t uk mempermudah hubungan ant ara pelaku

Dokumen Perusahaan

usaha/ penj ual dalam web shop dengan pem- Pada t ahun 1997, lahirlah UU No. 8 Tahun beli. Dalam hal ini, t erdapat t iga hubungan hu-

1997 t ent ang Dokumen Perusahaan (selanj ut nya kum, sebagaimana t elah dij elaskan sebelum-

disebut UU Dokumen Perusahaan), salah sat u- nya, yait u hubungan ant ara pelaku usaha/

nya dilat arbelakangi adanya ket ent uan yang penj ual dalam web shop dengan pembeli, hu-

mewaj ibkan penyimpanan dokumen dan ket en- bungan ant ara pembeli dengan bank, dan hu-

t uan-ket ent uan dalam perat uran perundang- bungan ant ara bank dengan pelaku usaha/

undangan yang berkait an dengan t at a cara penj ual dalam web shop.

penyimpanan, pemindahan, pemusnahan, dan Unt uk sahnya perj anj ian, dalam suat u

penyerahan arsip yang selama ini berlaku, t ransaksi ant ara para pihak, harus dipenuhi se-

menimbulkan beban ekonomis dan administ rat if luruh unsur yang t erdapat dalam ket ent uan Pa-

yang memberat kan perusahaan sal 1320 BW, yait u sepakat , cakap, hal t ert ent u

Salah sat u Permasalahan yang harus di- dan kausa halal. Kemudian berkait an dengan,

cermat i dalam mengelola dokumen perusahaan saat lahirnya perj anj ian ant ara para pihak,

adalah menget ahui j enis dokumen yang dimili- t elah dit ent ukan dalam ket ent uan Pasal 20 ayat

ki perusahaan. Dokumen perusahaan merupa- (1) besert a penj elasannya, bahwa dalam hukum

kan suat u aset pent ing bagi suat u perusahaan. Indonesia perj anj ian melaui sist em elekt ronik,

UU Dokumen Perusahaan lebih lanj ut meng- t ermasuk didalamnya e-banki ng, lahir manakala

akomodir urgensit as pengelolaan dokumen per- penawaran yang dilakukan oleh pelaku usaha

usahaan dengan memperhat ikan kemaj uan di- dalam web shop diset uj ui oleh penerima. Per-

bidang t eknologi, yait u dimungkinkannya peng- set uj uan ini dapat dilakukan dalam bent uk

alihan dokumen perusahaan dalam bent uk mi k- pengecekan dat a, ident it as, nomor ident if ikasi

r of i l m at au bent uk lainnya. pribadi ( per sonal i dent if i cat ion number / PIN)

Dokumen perusahaan adalah dat a, cat at - at au sandi lewat (passwor d). Dalam hal ini,

an, dan at au ket erangan yang dibuat dan at au t ampak bahwa UU ITE menganut t eori per-

dit erima oleh perusahaan dalam rangka pelak- nyat aan, yang menekankan bahwa perj anj ian

sanaan kegiat annya, baik t ert ulis di at as kert as lahir manakala t erdapat suat u aksept asi. De-

at au sarana lain maupun t erekam dalam bent uk ngan demikian, dalam e-banki ng lahirnya per-

corak apapun yang dapat dilihat , dibaca, at au j anj ian dit ent ukan oleh sikap dari nasabah

didengar (Pasal 1 angka 2 Undang-undang No. 8 maupun pelaku usaha, apabila nasabah maupun

t ahun 1997). Suat u dokumen perusahaan dapat pelaku usaha melakukan at au mengirimkan

dialihkan ke dalam mikrof ilm at au media lain- ident it as, nomor ident if ikasi pribadi ( per sonal

nya. Mi kr of i l m adalah f ilm yang memuat reka-

i dent i f i cat i on number / PIN) at au sandi (pass- man bahan t ert ulis, t ercet ak, dan at au t ergam- wor d, maka hubungan hukum dalam e-banki ng

bar dalam ukuran yang sangat kecil. Pengalihan dokumen perusahaan ini dapat dilakukan sej ak

Penerapan Hukum dal am Penyel esai an Sengket a Tr ansaksi El ekt ronik di Per adil an Umum 265

dokumen t ersebut dibuat at au dit erima oleh set uj ui bersama. Oleh karena it u dokumen perusahaan yang bersangkut an. Dalam meng-

elekt ronik ini j elas dapat di kat egorikan seba- alihkan dokumen perusahaan, pimpinan per-

gai alat bukt i dalam bent uk t ert ulis sebagai- usahaan waj ib mempert imbangkan kegunaan

mana di at ur dalam Pasal 164 HIR. Mengenai naskah asli dokumen yang perlu t et ap disimpan

hal ini Pasal 5 ayat (2) UU ITE menyebut kan, karena mengandung nilai t ert ent u demi ke-

bahwa dokumen elekt ronik sebagai perluasan pent ingan perusahaan at au kepent ingan nasio-

dari alat bukt i yang ada dalam hukum acara. nal. Terlepas dari perbuat an pengalihan doku-

Alat bukt i t ert ulis dalam hukum perdat a men perusahaan ke dalam mikrof ilm at au me-

memang merupakan alat bukt i pert ama yang di dia lainnya, naskah asli t et ap mempunyai

sebut kan dalam Pasal 164 HIR. Ini berart i alat kekuat an pembukt ian ot ent ik sepanj ang dibuat

bukt i t ert ulis ini merupakan alat bukt i yang oleh pej abat yang berwenang dan t erhadap

paling krusial dalam pembukt ian perkara at au naskah asli t ersebut , pimpinan perusahaan

sengket a perdat a. Pada prakt eknya, bent uk waj ib t et ap menyimpannya.

alat bukt i t ert ulis (surat ) ini sangat beraneka Berdasarkan penj elasan t ersebut , maka

ragam, ada t ulisan yang di buat secara asal- dokumen perusahaan yang t elah dialihkan da-

asalan (surat biasa), t ulisan yang di buat de- lam bent uk elekt ronik dapat dij adikan sebagai

ngan akt a khusus (akt a). Akt a pun j uga dapat di alat bukt i yang sah. Namun demikian, perlu di-

bedakan menj adi akt a di bawah t angan dan ak- t egaskan disini, bahwa sahnya pengalihan t er-

t a ot ent ik. Lalu bagaimana dengan dokumen sebut bermula dari proses legalisasi yang di-

elekt ronik apakah t ermasuk dalam bent uk surat lakukan oleh pej abat yang berwenang, dalam

biasa at au akt a. Jika memang akt a, t ermasuk hal ini adalah pimpinan perusahaan at au pe-

dalam kat egori akt a di bawah t angan at au akt a j abat yang dit unj uk di lingkungan perusahaan

ot ent ik.

yang bersangkut an. Akt a ot ent ik, yait u akt a yang dibuat oleh at au di hadapan pej abat yang diberi wewenang

Hukum Pembukt ian Dokumen Eektronik

unt uk it u dan dalam bent uk menurut ket ent uan Dokumen elekt ronik ini pada hakekat nya

yang dit et apkan unt uk it u, baik dengan maupun merupakan t ulisan yang di t uangkan dalam se-

t anpa bant uan dari yang berkepent ingan, di buah surat elekt ronik. Selanj ut nya t uj uan dari

t empat di mana pej abat berwenang menj alan- pembuat an t ulisan ini adalah unt uk mewuj ud-

kan t ugasnya (Pasal 1868 BW). Akt a ot ent ik kan suat u kej adian yang t elah t erj adi dan me-

dibedakan menj adi 2 (dua) macam, yait u Akt a nyat akan perbuat an hukum yang harus dilaku-

yang dibuat oleh pej abat ( act a ambt el i j k, pr o- kan oleh seseorang.

ces ver baal act e), yait u akt a yang dibuat oleh Pit lo, seorang Guru besar hukum Perdat a

pej abat yang berwenang unt uk it u karena j a- menj elaskan hakekat alat bukt i t ulisan it u se-

bat annya t anpa campur t angan pihak lain, de- bagai “ pembawa t anda-t anda bacaan yang ber-

ngan mana pej abat t ersebut menerangkan apa art i unt uk ment erj emahkan suat u pikiran” . Se-

yang dilihat , didengar sert a apa yang dilaku- nada dengan pendapat ini, Sudikno Mert oku-

kannya dan akt a yang dibuat di hadapan pe- sumo melengkapinya dengan mendef inisikan

j abat (par t i j act e), yait u akt e yang dibuat oleh alat bukt i surat ‘ segala sesuat u yang memuat

para pihak di hadapan pej abat yang berwenang t anda-t anda bacaan yang di maksudkan unt uk

unt uk it u at as kehendak para pihak, dengan mencurahkan isi hat i at au unt uk menyampaikan

mana pej abat t ersebut menerangkan j uga apa buah pikiran seseorang dan di pergunakan

yang dilihat , didengar dan dilakukannya. sebagai pembukt ian” .

Akt a di bawah t angan adalah akt a yang Terkait dengan hal ini, keberadaan doku-

dibuat oleh para pihak dengan sengaj a unt uk men elekt ronik pun di maksudkan unt uk meng-

pembukt ian, t at api t anpa bant uan dari sese- ut arakan maksud seseorang at au dua belah

orang. Hal ini diat ur dalam St aat sbl aad No. 29 pihak dalam bent uk surat elekt ronik yang di

t ahun 1867 unt uk Jawa dan Madura, sedang un-

266 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 2 Mei 2011

t uk luar Jawa dan Madura diat ur dalam Pasal penggunaan sist em elekt ronik yang t elah men- 286 sampai dengan Pasal 305 Rbg, Pasal 1874 –

dapat kan sert if ikasi elekt ornik dari pemerint ah 1180 BW.

( Pasal 13-16 UU No. 11 Tahun 2008). Kekuat an pembukt ian akt a dapat dikua-

Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) UU ITE me- lif ikasikan menj adi t iga.

nekankan bahwa dokumen elekt ronik dapat pembukt ian lahir, yait u kekuat an pembukt ian

Per t ama, kekuat an

dij adikan sebagai alat bukt i yang sah di pe- yang didasarkan at as keadaan lahir, apa yang

ngadilan. Alat bukt i ini merupakan perluasan t ampak pada bent uk f isiknya, yait u bahwa surat

dari alat bukt i yang sah menurut hukum acara yang t ampaknya (dari bent uk f isik) sepert i ak-

di Indonesia. Oleh karena it u, pada dasarnya t a, dianggap (mempunyai kekuat an) sepert i

alat bukt i ini dapat digunakan di semua ling- akt a sepanj ang t idak t erbukt i sebaliknya; ke-

kungan peradilan, baik peradilan agama, per- dua, kekuat an pembukt ian f ormil yait u kekuat -

adilan milit er, peradilan umum, maupun per- an pembukt ian yang didasarkan at as benar

adilan t at a usaha negara. Pasal 5 ayat (3) ke- t idaknya ada pert anyaan oleh yang bert anda

mudian menegaskan bahwa inf ormasi elekt ronik t angan di bawah akt a it u. Kekuat an pembukt ian

dan/ at au dokumen elekt ronik sah apabila

f ormil ini memberi kepast ian t ent ang perist iwa menggunakan sist em elekt ronik sebagaimana bahwa pej abat dan para pihak menyat akan dan

diat ur dalam UU ITE. Dalam suat u hubungan melakukan apa yang dimuat dalam akt a; dan

hukum perdat a, dikenal penj anj ian f ormil, ket i ga, kekuat an pembukt ian mat eriil, yait u

dimana t erhadap sahnya perj anj ian ini masih kekuat an pembukt ian yang memberikan kepas-

memerlukan syarat lain yang dit ent ukan oleh t ian t ent ang mat eri suat u akt a, memberi ke-

undang-undang, sepert i perj anj ian pembebanan past ian t ent ang perist iwa bahwa pej abat at au

hak t anggungan, dalam perj anj ian ini, selain para pihak menyat akan dan melakukan sepert i

syarat sahnya perj anj ian sebagaimana diat ur yang dimuat dalam akt a.

dalam Pasal 1320 BW, unt uk sahnya perj anj ian Berkait an dengan akt a ot ent ik, berdasar

pem-bebanan hak t anggungan harus melalui ket ent uan Pasal 165 HIR j o Pasal 285 Rbg j o

PPAT. Menurut hemat penelit i, ket ent uan Pasal Pasal 1870 j o 1871 BW, maka akt a ot ent ik bagi

5 ayat (3) UU ITE ini dapat dianalogikan dengan para pihak dan ahli warisnya, sert a bagi pihak

syarat f ormil yang harus t erakomodir dalam lain yang memperoleh hak daripadanya, meru-

perj anj ian at au t ransaksi elekt ronik. Hal ini di- pakan bukt i sempurna, t ent ang apa yang t er-

sebabkan Pasal 5 ayat (3) ini mensyarat kan muat di dalamnya dan bahkan t ent ang yang

bahwa agar suat u dokumen elekt ronik sah maka t erdapat dalam akt a sebagai penut uran belaka,

harus menggunakan sist em elekt ronik sesuai yang t erakhir ini hanya sepanj ang yang dit uang-

dengan undang-undang ITE. Sist em elekt ronik kan dalam akt a t ersebut ada hubungannya lang-

t ersebut , sepanj ang inf ormasi yang t ercant um sung dengan pokok akt a.

didalamnya harus dapat diakses, dit ampilkan, Bent uk dokumen elekt ronik sangat ber-

dij amin keut uhannya, dan dapat dipert ang- aneka ragam, t ergant ung pada maksud peng-

gungj awabkan sehingga menerangkan suat u gunaan dari dokumen it u sendiri. Apabila doku-

keadaan. Namun demikian, t erhadap hubungan men elekt ronik it u hanya berupa inf ormasi

hukum dalam ranah privat masih diperlukan biasa maka dokumen it u t ermasuk dalam surat

beberapa perat uran pemerint ah unt uk melak- biasa at au akt a di bawah t angan karena me-

sanakan UU ITE. Perat uran pemerint ah yang ha- mang di buat seadanya dan t idak digunakan

rus dit erbit kan yait u: lembaga sert if ikasi kean- sebagai alat bukt i nant inya. Namun j ika t er-

dalan, t anda t angan elekt ronik, penyelenggara nyat a dokumen it u dimaksudkan sebagai doku-

sert if ikasi elekt ronik, syarat minimum sist em men yang ot ent ik, maka dokumen t ersebut ha-

elekt ronik, penyelenggara t ransaksi elekt ronik, rus memenuhi beberapa persyarat an. Persya-

penyelenggara agen elekt ronik, pengelola nama rat an ut ama agar dokumen elekt ronik it u dapat

domain, t at a cara int ersepsi dan peran peme- dinyat akan sebagai alat bukt i yang sah adalah

rint ah.

Penerapan Hukum dal am Penyel esai an Sengket a Tr ansaksi El ekt ronik di Per adil an Umum 267

Namun demikian, perlu dit ekankan disini, t ara para pihak, karena belum t erdapat peng- bahwa belum adanya pengat uran lebih lanj ut

at uran lebih lanj ut mengenai sist em elekt ronik mengenai syarat minimum sist em elekt ronik

dan lembaga-lembaga yang t erkait didalamnya. dan lembaga-lembaga yang t erkait didalamnya,

Hal ini t ent u saj a akan berpengaruh pada pem- t idak menghilangkan keabsahan dokumen elek-

bukt ian yang dilakukan oleh para pihak. t ronik unt uk dapat diaj ukan di muka persidang-

Sebelum lahirnya UU ITE, pada dasarnya an. Dalam hal ini, harus dipisahkan ant ara hu-

dokumen elekt ronik t idak t ermasuk dalam alat kum f ormil (hukum acara) dan hukum mat eriil-

bukt i yang dapat diaj ukan di muka persidangan nya (hukum dalam hubungan hukum para pi-

sebagaimana diat ur dalam Pasal 164 HIR. Doku- hak). Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) merupakan

men elekt ronik dalam hal ini menurut penelit i pengat uran dokumen elekt ronik dalam ranah

t et ap dapat diaj ukan kemuka persidangan, hukum f ormil, sedangkan pengat uran dalam ke-

akan t et api dokumen elekt ronik t ersebut hanya t ent uan Pasal 5 ayat (3) merupakan pengat uran

mempunyai kekuat an pembukt ian dalam kuali- mengenai hukum mat eriilnya.

f ikasi yang kelima, yait u bukt i bukan bukt i, se- Apabila dikait kan dengan sist em keama-

hingga t erhadapnya dapat dikesampingkan oleh nan sebagaimana dij elaskan sebelumnya dalam

hakim. Sej ak lahirnya UU ITE, dokumen elek- kait annya dengan sist em keamanan e-commer -

t ronik dapat diaj ukan ke muka persidangan

ce dan e-banki ng, maka pada dasarnya sist em sebagai alat bukt i yang sah. Hal ini menimbul - keamanan yang digunakan saat ini relat if sulit

kan konsekuensi hukum, bahwa alat bukt i do- unt uk dit embus at au dibobol oleh pihak lain.

kumen elekt ronik harus dipert imbangkan oleh Selama ini bent uk t ert ulis ident ik dengan in-

hakim. Namun demikian, unt uk sampai dapat

f ormasi dan/ at au dokumen yang t ert uang di menent ukan kekuat an pembukt ian dokumen at as kert as semat a, padahal pada hakikat nya

elekt ronik, maka harus dikualif ikasikan t erlebih inf ormasi dan/ at au dokumen dapat dit uangkan

dahulu mengenai kualif ikasi dokumen elekt ro- ke dalam media apa saj a, t ermasuk media elek-

nik dalam alat -alat bukt i sebagaimana diat ur t ronik. Dalam lingkup sist em elekt ronik, inf or-

dalam ket ent uan dalam Pasal 164 HIR. masi yang asli dengan salinannya t idak relevan

Dokumen elekt ronik e-commer ce dan e- lagi unt uk dibedakan sebab sist em elekt ronik

banki ng mempunyai kekuat an pembukt ian se- pada dasarnya beroperasi dengan cara peng-

bagai berikut . Per t ama, Kekuat an pembukt ian gandaan yang mengakibat kan inf ormasi yang

lahir dokumen elekt ronik dalam e-commer ce asli t idak dapat dibedakan lagi dari salinannya.

dan e-banki ng. Berdasarkan ket ent uan Pasal 20 Berdasarkan uraian t ersebut , dapat di-

UU ITE, maka perj anj ian lahir manakala t elah t arik suat u kesimpulan sement ara bahwa dalam

t erj adi aksept asi dari pembeli yang dit uangkan aspek normat if , belum adanya pengat uran lebih

dalam dua met ode, yait u melalui pernyat aan lanj ut mengenai sist em elekt ronik dan lem-

penerimaan secara elekt ronik dan pembubuh- baga-lembaga yang t erkait didalamnya menim-

an t anda t angan digit al (di gi t al si gnat ur e). Ter- bulkan ket idak past ian hukum dalam melaksa-

hadap pernyat aan penerimaan secara elekt ro- nakan hubungan hukum dalam bert ransaksi se-

nik, dapat dilakukan dalam bent uk pengecekan cara elekt ronik ( e-commer ce, maupun e-bank-

dat a, ident it as, nomor ident if ikasi pribadi ( per -

i ng), akan t et api hal ini t idak menghapuskan sonal i dent if i cat i on number/ PIN) at au sandi le- keabsahan dokumen elekt ronik unt uk dapat di-

(passwor d), sedangkan dalam t ransaksi aj ukan ke muka persidangan. Dalam aspek t ek-

wat

elekt ronik dengan met ode pembubuhan t anda nis, sist em keamanan yang digunakan dalam

t angan digit al, kesepakat an dit uangkan dalam t ransaksi e-commer ce maupun e-banki ng cen-

bent uk pengiriman t anda t angan digit al (di gi t al derung sulit unt uk dapat dit embus at au dibobol

si gnat ur e) yang berupa angka-angka biner. Ke- oleh pihak lain, sehingga secara t eknis t erdapat

dua met ode ini, pada dasarnya dapat dikualif i- kepast ian bagi para pihaknya. Namun demikian,

kasikan sebagai t anda t angan sebagaimana t er- akan bermasalah apabila t erdapat sengket a an-

t uang dalam perj anj ian konvensional. Oleh

268 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 2 Mei 2011

karena it u, ket ent uan akt a dibawah t angan da- ket erangan di dalam dokumen elek-t ronik da- lam hal ini berlaku pula t erhadap kesepakat an

lam e-commer ce dan e-banki ng it u berlaku se- dalam t ransaksi elekt ronik melalui dua met ode

bagai benar t erhadap siapa yang membuat nya t ersebut .