PENGARUH RASIO KEUANGAN, ECONOMIC VALUE ADDED, DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN TERINDEKS PEFINDO 25

PENGARUH RASIO KEUANGAN, ECONOMIC VALUE ADDED, DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN TERINDEKS PEFINDO 25

Dheni Indra Kusuma

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta email: dheni.indra@accountant.com

Abstract

The capital market has been progressing very rapidly. The annual financial statements of companies listed on the Indonesia Stock Exchange have become one of the investor analysis tools to take a business action. The decision of the investor will affect the value of the company reflected through the stock market price of the company. Financial ratios are still trusted by investors as the basis for analysis in decision making. Methods of Economic Value Added, and Market Value Added emerged as an alternative complement information for investors to analyze and make decisions.This study aims to examine the influence of financial ratios, Economic Value Added, and Market Value Added on stock prices. The sample to be observed are companies that are included in the index PEFINDO

25. The growing of beginner investors and Small and Medium Enterprises that entered the Indonesia Stock Exchange became the basis of interest researchers to conduct this research. Hypothesis testing was performed by using cross- sectional regression for each year observation from 2010-2015 and all pooled regression years. This study uses observational company data selected by purposive sampling year 2010-2015 from all companies listed in Indonesia Stock Exchange included in index PEFINDO 25. The results shows that variables of DER, PER, EVA, and MVA affects in the companies.

Keywords: Financial Ratios, Economic Value Added, Market Value Added

PENDAHULUAN

Perkembangan pasar modal mulai instrumen derivatif maupun instrumen meningkat seiring dengan pemahaman lainnya. Para investor sangatlah tertarik akan investasi yang berkembang di untuk berinvestasi pada perusahaan- masyarakat sekarang ini. Pasar modal perusahaan yang telah go public. Dividen adalah suatu kegiatan yang berhubungan dan capital gain adalah dua komoditas yang dengan penawaran umum dan per- menjadi daya tarik investor pada dagangan efek atau merupakan pasar untuk perusahaan yang telah go public. melakukan kegiatan jual ataupun beli

Investasi adalah komitmen atas instrumen keuangan, baik berupa surat sejumlah dana atau sumber daya lainnya

utang (obligasi), saham, reksadana, yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan

-JU 29

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018

PENGARUH RASIO KEUANGAN, ECONOMIC VALUE ADDED, DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN TERINDEKS PEFINDO 25

untuk memperoleh keuntungan (Tandelilin, menjelaskan bahwa analisis fundamental 2001 dalam Sasongko dan Wulandari, adalah suatu pendekatan untuk menghitung 2006). Investasi sekuritas pada umumnya nilai intrinsik saham biasa (common stock) bersifat liquid (mudah berubah), oleh karena dengan menggunakan data keuangan itu, keputusan berinvestasi dalam sekuritas perusahaan. Laporan keuangan perusahaan oleh seorang investor haruslah didahului menjadi bahan pokok dalam menentukan dengan analisis terhadap kinerja investasi. Bagi investor, laporan keuangan perusahaan yang akan dipilih. Berbagai sangat penting untuk menganalisis saham faktor yang akan mempengaruhi harga yang akan dibeli. Alat ukur dalam analisis saham perusahaan tersebut perlu untuk fundamental adalah rasio keuangan. Dalam dianalisis. Sifat saham sangatlah peka menilai kinerja perusahaan, rasio likuiditas, terhadap perubahan yang terjadi, baik rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio nilai karena kondisi pasar saham, kinerja pasar, dan rasio profitabilitas merupakan ekonomi, maupun situasi politik dalam rasio yang biasa digunakan. Analisis rasio negeri.

keuangan perusahaan digunakan karena Para investor mengukur kinerja dianggap telah dapat memberikan

perusahaan berdasarkan kemampuan gambaran terhadap kinerja perusahaan. perusahaan didalam mengelola sumber

Hanafi dan Halim (2005) menyatakan daya yang dimiliki untuk menghasilkan bahwa secara umum, rasio keuangan dapat keuntungan bagi perusahaan. Laba dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, merupakan indikator kemampuan sebuah rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio perusahaan dalam memenuhi kewajiban profitabilitas. Munawir (2000) menyatakan kepada shareholder dan merupakan bahwa rasio keuangan dapat digunakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan untuk menjelaskan atau memberikan yang menunjukkan seberapa prospek gambaran kepada penganalisa tentang baik perusahaan di masa yang akan datang. Oleh buruknya keadaan keuangan suatu karena itu, fokus utama dalam penilaian perusahaan. kerja perusahaan adalah bagaimana

Investor menggunakan rasio keuangan kemampuan perusahaan dalam menghasil- untuk membuat dan mengambil sebuah

kan laba pada kegiatan operasinya. keputusan. Analisis rasio keuangan Usman (1990:166) mengemukakan digunakan sebagai sistem peringatan awal bahwa dari sudut pandang pemegang terhadap kondisi keuangan dari suatu saham, terdapat tiga faktor yang perusahaan. Junita (2012) melakukan berpengaruh terhadap harga pasar saham, penelitian tentang analisis kinerja yaitu faktor fundamental, faktor teknis, dan perusahaan telekomunikasi yang terdaftar faktor sosial, ekonomi, serta politik. Faktor- di BEI dengan menggunakan analisis rasio faktor tersebut secara bersama-sama akan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan membentuk kekuatan pasar yang akan bahwa kinerja keuangan perusahaan berpengaruh terhadap transaksi sehingga mengalami penurunan dari waktu ke waktu. harga pada saham perusahaan akan

Pengukuran yang hanya menganalisa mengalami perubahan baik akan naik laporan keuangan memiliki kelemahan

maupun turun. dalam hal diabaikannya biaya modal, Faktor fundamental merupakan faktor sehingga sulit untuk mengetahui apakah yang penting dan berpengaruh terhadap suatu perusahaan telah berhasil mencipta- harga pasar saham. Kamaruddin (2004:81) kan nilai atau tidak. Dalam hal mengatasi

30 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018

DHENI INDRA KUSUMA

masalah tersebut, dikembangkanlah PEFINDO 25 serta memperbanyak sampel konsep baru yaitu EVA (Economic Value dari tahun 2010-2015. Penulis memilih Added ) dan MVA (Market Value Added). menggunakan indeks PEFINDO 25 karena EVA dan MVA diperkenalkan oleh Stern pasar modal mulai menjadi trend dan dilirik Stewart & Co, sebuah perusahaan oleh investor pemula. Perusahaan- keuangan di Amerika. EVA dan MVA perusahaan terindeks PEFINDO 25 dianggap memiliki korelasi yang kuat merupakan perusahaan dengan kriteria terhadap perubahan nilai saham di yang telah ditetapkan oleh BEI dan badan perusahaan.

pemeringkat efek Indonesia yang berisi 25 perusahaan dalam kategori small-medium

EVA dan MVA mencoba mengukur nilai enterprises atau kategori perusahaan kecil

tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dan menengah yang telah masuk bursa

dengan cara mengurangi biaya modal (cost efek (go public). Pengaruh rasio keuangan, of capital ) yang timbul akibat adanya EVA, dan MVA pada perusahaan yang

investasi yang dilakukan (Andriyani, 2015). terindeks PEFINDO 25 terhadap harga Manajer memposisikan diri sebagai investor saham diharapkan dapat memberikan dengan berfikir untuk memaksimalkan gambaran yang utuh kepada investor untuk tingkat pengembalian (return) dan menganalisis, membuat, dan mengambil meminimumkan tingkat biaya modal (cost keputusan dalam berinvestasi. of capital ) sehingga nilai tambah

perusahaan dapat dimaksimalkan. Suatu LANDASAN TEORI perusahaan dapat dikatakan berhasil Analisis Laporan Keuangan

menciptakan nilai tambah bagi pemilik Menurut Jumingan (2006:4) Laporan

modal apabila EVA dan MVA bernilai positif keuangan pada dasarnya merupakan hasil

dikarenakan perusahaan dianggap mampu refleksi dari sekian banyak transaksi yang menghasilkan tingkat pengembalian yang terjadi dalam suatu perusahaan. Sofyan melebihi tingkat biaya modal diikuti dengan (2011:105) menyatakan bahwa laporan meningkatnya harga saham. keuangan menggambarkan kondisi keuangan

Ide penelitian ini berasal dari penelitian dan hasil usaha suatu perusahaan pada sebelumnya yaitu penelitian Prawira (2015). saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Dalam penelitian tersebut, Prawira menguji Brigham dan Houston (2011:78) menyatakan pengaruh rasio keuangan, EVA, dan MVA bahwa laporan keuangan melaporkan posisi pada harga saham perusahaan-perusahaan perusahaan pada suatu waktu tertentu dan yang terdaftar di indeks LQ45 periode 2012- operasinya selama beberapa periode yang 2014. Hasil penelitian Prawira menunjukkan lalu. bahwa rasio likuiditas, rasio aktivitas tidak

Dalam PSAK No. 2:24 dinyatakan berpengaruh terhadap harga saham bahwa terdapat empat karakteristik kualitatif

sedangkan rasio solvabilitas, rasio pokok dalam laporan keuangan sehingga profitabilitas, EVA, dan MVA berpengaruh informasi yang terdapat pada laporan terhadap harga saham perusahaan keuangan dapat berguna bagi pengguna. terindeks LQ45.

Karakteristik tersebut antara lain: Dalam Penelitian ini, penulis telah

1. Dapat dipahami memodifikasi dengan menambah rasio

2. Relevan

keuangan berupa rasio nilai pasar dan

3. Keandalan

mengganti sampel penelitian menggunakan data perusahaan-perusahaan yang terindeks

4. Dapat diperbandingkan

-JU 31

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018

PENGARUH RASIO KEUANGAN, ECONOMIC VALUE ADDED, DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN TERINDEKS PEFINDO 25

Dengan demikian, dapat dikatakan sama guna mengetahui hubungan di antara bahwa laporan keuangan dapat mem- pos tertentu (Lako, 2006:242). Dalam berikan informasi mengenai kondisi penelitian ini, menggunakan lima rasio keuangan perusahaan dalam menjalankan keuangan yang diharapkan dapat mewakili operasional perusahaan selama periode setiap kelompok rasio keuangan pada tertentu. Laporan keuangan memiliki banyak pembahasan sebelumnya. Kelima rasio manfaat bagi pihak-pihak yang tersebut adalah: berkepentingan terhadap data keuangan

1. Current ratio (CR) perusahaan yang bersangkutan seperti

Current ratio merupakan rasio keuangan pemilik perusahaan, kreditur, investor,

yang membandingkan antara aktiva pemerintahan, dan masyarakat umum

lancar yang dimiliki perusahaan dengan lainnya.

hutang jangka pendek (Sutrisno,

Rasio Keuangan

2009:216). Current ratio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan

Dalam melakukan proses evaluasi mampu memenuhi kewajiban atau terhadap kondisi keuangan perusahaan utang jangka pendek dengan meng- serta kinerjanya, analisis keuangan perlu gunakan aset lancar sehingga dilakukan. Dengan alat analisis laporan pemegang saham memiliki keper- keuangan, terutama bagi pemilik perusahaan cayaan yang tinggi. dan manajemen, dapat diketahui berbagai

hal yang berkaitan dengan keuangan dan

2. Debt-to-equity ratio (DER) kemajuan perusahaan. Salah satu alat

Sawir (2009:13) berpendapat bahwa analisis yang sering digunakan dalam

debt to equity ratio adalah rasio yang pemeriksaan adalah rasio keuangan.

menggambarkan perbandingan utang Kasmir (2010:104) berpendapat bahwa

dan ekuitas dalam pendanaan rasio keuangan adalah kegiatan mem-

perusahaan dan menunjukkan kemam- bandingkan angka-angka yang ada dalam

puan modal sendiri perusahaan tersebut laporan keuangan dengan cara membagi

untuk memenuhi seluruh kewajibannya. satu angka dengan angka lainnya.

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui Perbandingan dapat dilakukan antara satu

setiap rupiah modal sendiri yang komponen dengan komponen lainnya

dijadikan sebagai jaminan utang. Bila dalam laporan keuangan.

angka debt to equity ratio tinggi, akan Analisis laporan keuangan digunakan

membuat risiko semakin besar untuk mengukur kinerja keuangan

sehingga para investor akan takut untuk perusahaan dengan cara menganalisis

menanamkan modalnya. rasio-rasio keuangan yang ada. Setiap rasio

3. Total assets turnover ratio (TATO) keuangan memiliki tujuan dan kegunaannya

Total assets turnover ratio menunjukkan sendiri. Ang dalam Lako (2006:242-243)

sejauh mana kemampuan perusahaan menggolongkan rasio keuangan berdasar-

menghasilkan penjualan berdasarkan kan ruang lingkupnya menjadi lima kategori

aset yang dimiliki perusahaan. Semakin yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio

tinggi perputaran aset, semakin efektif aktivitas, rasio profitabilitas, rasio nilai pasar.

perusahaan mengelola asetnya. Pada Analsis laporan keuangan merupakan

beberapa industri (sektor usaha) yang analisis dengan jalan membandingkan satu

mempunyai proporsi aset yang tinggi, pos dengan pos laporan keuangan lainnya

rasio ini cukup penting untuk baik secara individu maupun bersama-

diperhatikan (Hanafi, 2005).

32 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018

DHENI INDRA KUSUMA

4. Price earning ratio (PER) perusahaan berdiri hingga sekarang. Rasyid Price earning ratio merupakan suatu (2009) (dalam Prakasa, 2007) menyatakan rasio yang biasa digunakan untuk bahwa MVA adalah perbedaan modal yang

mengukur harga pasar (market price) ditanamkan di perusahaan sepanjang waktu setiap lembar saham biasa dengan laba dari investasi modal, pinjaman dan laba per lembar saham. Darmaji dan Hendy ditahan serta uang yang dapat diambil (2001:139) berpendapat bahwa price sekarang, atau sama dengan selisih antara earning ratio menggambarkan apresiasi nilai buku dan nilai pasar saham. pasar terhadap kemampuan perusahaan

Steward (dalam Prakasa, 2007) dalam menghasilkan laba.

meyakini dan mempopulerkan MVA sebagai

5. Return on assets (ROA) ukuran yang paling tepat untuk menilai Return on assets merupakan sukses tidaknya perusahaan dalam

pengukuran kemampuan perusahaan menciptakan kekayaan bagi pemilik secara keseluruhan dalam menghasil- perusahaan. Kekayaan atau kesejahteraan kan keuntungan dengan sejumlah pemilik perusahaan (pemegang saham) keseluruhan aset yang tersedia dalam akan bertambah bila MVA bertambah. perusahaan. Efisiensi atau tidaknya

Pengembangan Hipotesis

suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan laba yang

Perusahaan memiliki tujuan untuk diperoleh dengan kekayaan atau modal memperoleh laba yang diharapakan sesuai

yang menghasilkan laba (profitabilitas). yang direncanakan, agar tujuan dan operasiaonal perusahaan berjalan dengan

Economic Value Added (EVA)

optimal. Untuk mengoptimalkan kegiatan EVA adalah tolok ukur kinerja keuangan perusahaan diperlukan dana dari para

dengan mengukur perbedaan antara investor. Dengan semakin banyaknya pengembalian atas modal perusahaan investor yang menanamkan sahamnya di dengan biaya modal (Young and O’Byrne, perusahaan tersebut maka kemungkinan 2001). EVA merupakan jumlah uang yang besar perusahaan dapat mengolah sumber diciptakan oleh perusahaan dengan dana tersebut dengan baik dan laba yang mengurangi beban modal dari Net Operat- diperolehpun semakin optimal. ing Profit After Tax (NOPAT) yang

Analisis keuangan dan investor menggambarkan pengembalian atas modal cenderung untuk menggunakan laporan yang dikeluarkan untuk investasi oleh keuangan sebagai alat dalam mengukur perusahaan. Konsep EVA merupakan kinerja perusahaan. Pengukuran yang pengembangan konsep dalam menilai hanya menganalisa laporan keuangan kinerja perusahaan dengan memperhatikan memiliki kelemahan dalam hal diabaikannya secara adil ekspektasi dari penyandang biaya modal, sehingga sulit untuk dana. EVA merupakan suatu metode mengetahui apakah suatu perusahaan telah penilaian yang akurat dan komprehensif berhasil menciptakan nilai atau tidak. mampu memberikan penilaian secara wajar Konsep EVA dan MVA menjadi hal baru atas kondisi suatu perusahaan.

dalam menganalisis laporan keuangan. Konsep tersebut diperkirakan dapat

Market Value Added (MVA)

melengkapi informasi bagi investor dalam MVA digunakan untuk mengukur seluruh menganalisis serta mengambil keputusan

pengaruh kinerja manajerial sejak terhadap tindakan bisnis.

-JU 33

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018

PENGARUH RASIO KEUANGAN, ECONOMIC VALUE ADDED, DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN TERINDEKS PEFINDO 25

Pengaruh Likuiditas (CR) terhadap

harga saham perusahaan akan rendah

Harga Saham

karena perusahaan akan cenderung Wicaksono (2013) meneliti pengaruh menggunakan laba untuk membayar utang

current ratio, debt to assets ratio, total assets perusahaan tersebut daripada untuk turnover, retunr on equity , suku bunga, kurs membagi dividen. Penelitian Stella (2009) valuta asing, inflasi, dan kas dividen menyatakan bahwa DER berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian tersebut negatif terhadap harga saham. Dari mendapatkan hasil bahwa terdapat penelitian tersebut maka dapat dikembangkan pengaruh positif dan signifikan terhadap hipotesis 2 sebagai berikut: harga saham.

H2 : Rasio DER berpengaruh negatif

Putra et al. (2013) dalam penelitiannya

dan signifikan terhadap harga

mengenai pengaruh kinerja keuangan

saham perusahaan yang terdaftar

terhadap harga saham pada perusahaan

dalam indeks PEFINDO 25 periode

BUMN (non-bank) di bursa efek Indonesia

2010-2015 .

mendapatkan hasil bahwa current ratio Pengaruh Aktivitas (TATO) terhadap memiliki pengeruh terhadap harga saham Harga Saham

tetapi tidak signifikan. TATO merupakan rasio yang menunjuk- Penelitian Robert Lambey (2013) kan tingkat efisiensi penggunaan

mendapatkan hasil yang berbeda, dalam keseluruhan aset perusahaan dalam penelitiannya yang mengkaji keterkaitan menghasilkan volume penjualan tertentu current assets, return on assets, total assets (Syamsuddin, 2009:19). Semakin tinggi turnover dan debt to equity ratio terhadap TATO menandakan perusahaan semakin harga saham ditemukan hasil bahwa cur- efisien dalam menggunakan aset rent ratio tidak memiliki pengaruh secara

perusahaan untuk menghasilkan volume signifikan terhadap harga saham. Dari penjualan yang besar.

penelitian tersebut maka dapat Penelitian Wicaksono (2013)

dikembangkan hipotesis 1 sebagai berikut: menunjukkan bahwa TATO berpengaruh H1: Rasio CR berpengaruh positif dan positif signifikan terhadap harga saham.

signifikan terhadap harga saham Putra et al. (2013) dalam penelitiannya juga perusahaan yang terdaftar dalam menunjukkan bahwa TATO memiliki indeks PEFINDO 25 periode 2010- pengaruh terhadap harga saham. Dari

penelitian tersebut maka dapat dikembang- kan hipotesis 3 sebagai berikut:

Pengaruh Solvabilitas (DER) terhadap Harga Saham

H3 : Rasio TATO berpengaruh positif

Abditama dan Damayanti (2015) dalam dan signifikan terhadap harga penelitiannya yang menguji CR, DER, ROA, saham perusahaan yang terdaftar TATO, EAR, PER, dan dividend payout ratio dalam indeks PEFINDO 25 periode terhadap harga saham pada PT. XL Axiata 2010-2015.

mendapatkan hasil bahwa DER, EAR, dan Pengaruh Nilai Pasar Saham (PER) PER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Harga Saham

terhadap harga saham. Semakin tinggi PER maka kinerja Jika DER suatu perusahaan tinggi, maka perusahaan diindikasi semakin baik dan menandakan bahwa ada kemungkinan sebaliknya. Perusahaan yang memiliki

34 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018

DHENI INDRA KUSUMA

kinerja baik akan mendapat laba yang besar H6 : Rasio EVA berpengaruh positif dan

sehingga menarik perhatian investor. Hal ini

signifikan terhadap harga saham

berakibat meningkatnya permintaan dan

perusahaan yang terdaftar dalam

harga saham. Penelitian dari Amanda

indeks PEFINDO 25 periode 2010-2015

(2012) menunjukkan bahwa PER ber-

pengaruh positif dan signifikan terhadap Pengaruh MVA terhadap Harga Saham

harga saham. Dari penelitian tersebut maka Menurut Steward (1989), MVA merupakan dapat dikembangkan hipotesis 4 sebagai suatu pengukuran kinerja yang tepat untuk

berikut: menilai sukses tidaknya perusahaan dalam H4 : Rasio PER berpengaruh positif dan menciptakan kekayaan bagi pemiliknya.

signifikan terhadap harga saham Semakin besar MVA mengindikasikan perusahaan yang terdaftar dalam bahwa perusahaan semakin baik. Anshori indeks PEFINDO 25 periode 2010-2015. (2009) berpendapat bahwa MVA ber-

pengaruh positif terhadap harga saham.

Pengaruh Profitabilitas (ROA)

Dari penelitian tersebut maka dapat

terhadap Harga Saham

dikembangkan hipotesis 7 sebagai berikut:

Menurut Brigham dan Houston (2006) H7 : Rasio MVA berpengaruh positif dan

nilai ROA yang semakin tinggi menunjukkan

signifikan terhadap harga saham

perusahaan semakin efisien dalam

perusahaan yang terdaftar dalam

memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh

indeks PEFINDO 25 periode 2010-2015.

laba, sehingga meningkatkan nilai Berikut ini merupakan kerangka perusahaan. Meningkatnya nilai perusahaan penelitian yang akan dilakukan:

akan menarik investor sehingga ber- pengaruh terhadap harga saham. Shidiq

Rasio Keuangan

(2012) menyatakan bahwa ROA berpengaruh

CR (X1)

positif terhadap harga saham. Dari penelitian tersebut maka dapat DER (X2)

dikembangkan hipotesis 5 sebagai berikut:

TATO (X3)

H5 : Rasio ROA berpengaruh positif dan

PER (X4)

Harga Saham (Y)

signifikan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar dalam ROA (X5)

indeks PEFINDO 25 periode 2010-2015.

EVA (X6)

Pengaruh EVA terhadap Harga Saham

MVA (X7)

Berdasarkan penelitian Stern Stewart & Co (1989), EVA secara teoritis dan empiris

METODE PENELITIAN

terbukti memiliki korelasi yang erat dengan

setiap perubahan nilai perusahaan di pasar Pemilihan Sampel

modal. Nilai EVA yang semakin tinggi, Penelitian ini menggunakan sampel berarti keuntungan juga semakin tinggi seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa sehingga menyebabkan investor tertarik. Efek Indonesia (BEI) yang terindeks pada Penelitian Shidiq (2012) mendukung bahwa PEFINDO 25 periode 2010 sampai dengan EVA berpengaruh positif terhadap harga 2015. Pemilihan sampel ditentukan dengan saham. Dari penelitian tersebut maka dapat metode purposive sampling. Dengan dikembangkan hipotesis 6 sebagai berikut: metoda tersebut, sampel dipilih berdasarkan

-JU 35

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018

PENGARUH RASIO KEUANGAN, ECONOMIC VALUE ADDED, DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN TERINDEKS PEFINDO 25

kesesuaian karakteristik sampel dengan penelitian ini adalah harga saham pada hari kriteria pemilihan sampel yang ditentukan dipublikasikannya laporan keuangan peneliti.

tahunan perusahaan yang bersangkutan Sampel penelitian ini adalah (Lestari, 2008) perusahaan-perusahaan yang sesuai

Informasi dari rasio keuangan yeng dengan kriteria pemilihan sampel sebagai mengindikasikan profitabilitas dan tingkat berikut:

risiko perusahaan akan direspon oleh investor,

1. Perusahaan dengan laporan keuangan baik secara positif maupun negatif, yang berakhir tahun fiskal 31 Desember. sehingga mempengaruhi permintaan dan penawaran saham perusahaan. Hal ini

2. Perusahaan yang menampilkan data tentunya akan mempengaruhi harga saham

laporan keuangan dan harga saham perusahaan di pasar bursa.

tersedia. Harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan pada Variabel Independen hari dipublikasikannya laporan

Variabel independen dalam penelitian ini keuangan tahunan perusahaan yang

adalah:

bersangkutan.

3. Memiliki laba positif, karena laba negatif 1. Current Ratio (CR) kemungkinan mengandung banyak

Rasio perbandingan antara aset lancar komponen transitori karena cenderung

dengan utang lancar perusahaan merupakan inidikator nilai yang buruk

Aset lancar

(Hayn, 1995; Chambers, 1999).

CR =

Utang lancar

Metoda Pengumpulan Data

2. Debt to Equity Ratio (DER) Data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data sekunder. Metoda Rasio perbandingan total utang dengan pengumpulan data menggunakan data

total ekuitas perusahaan dokumentasi atau kutipan langsung dari

Total utang berbagai sumber. Data diperoleh dari Indo-

DER =

nesia Stock Exchange untuk mengetahui Total ekuitas semua perusahaan-perusahaan yang telah

go-public dan terindeks PEFINDO 25 di

3. Total Assets Turnover (TATO) Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010

Rasio perbandingan penjualan dengan sampai dengan 2015. Sedangkan untuk

total aset perusahaan kelengkapan data laporan keuangan perusahaan, data dikutip dari Indonesian

Penjualan

TATO =

Capital Market Directory (ICMD) dan dari Total aset database BEI yang tersedia di www.bei.co.id.

4. Price Earning Ratio (PER)

Variabel Penelitian

Rasio perbandingan harga per lembar saham dengan laba per lembar saham

Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini

Harga per lembar saham adalah harga saham penutupan. Harga

PER =

Laba per lembar saham saham penutupan yang digunakan dalam

36 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018

DHENI INDRA KUSUMA

5. Return on Assets (ROA) X3 = Total Assets Turnover (TATO) Rasio perbandingan laba bersih dengan X4 = Price Earning Ratio (PER)

total aset perusahaan X5 = Return on Assets (ROA)

Laba bersih ROA =

X6 = Economic Value Added (EVA) Total aset

X7 = Market Value Added (MVA)

i = data perusahaan tertentu Pengukuran kinerja dengan pertim- t = periode waktu tertentu

6. Economic Value Added (EVA)

bangan biaya operasi dan biaya modal

e = error

EVA = NOPAT – (WACC x Inveted Capital)

Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian regresi,

7. Market Value Added (MVA) terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi Pengukuran kinerja dengan menghitung klasik untuk mengetahui apakah data yang

selisih antara nilai pasar saham dengan akan digunakan telah memenuhi ketentuan modal yang diinvestasikan.

dalam model regresi. Pengujian ini meliputi antara lain:

MVA = Nilai pasar – Invested Capital

Uji Normalitas

Teknik Analisis

Analisis normalitas digunakan untuk Penelitian ini menggunakan rumus melihat apakah dalam sebuah model

regresi cross-sectional untuk setiap tahun regresi variabel bebas, variabel tidak bebas amatan dari tahun 2010 sampai dengan atau keduanya mempunyai distribusi nor- 2015 dan seluruh tahun amatan (pooled mal atau tidak. Analisis ini menggunakan regression ). Analisis regresi linear berganda analisis regresi linier dengan syarat model digunakan untuk mengetahui pengaruh regresi yang baik adalah distribusi normal rasio keuangan, economic value added, dan atau mendekati normal. market value added secara simultan

Uji Multikolinearitas

terhadap harga saham pada perusahaan Pengujian uji multikolinearitas ditujukan

yang terdaftar dalam indeks PEFINDO 25 untuk mengetahui apakah ada korelasi yang

selama periode 2010-2015. tinggi antara variabel-variabel bebas dalam

Berdasarkan kerangka model analisis, model yang digunakan. Apabila terdapat maka persamaan regresi adalah sebagai korelasi yang tinggi sesama variabel bebas berikut:

tersebut, maka salah satu diantaranya Y=

α + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5X5it + β6X6it + β7X7it + e dieliminir (dikeluarkan) dari model regresi berganda atau dengan cara menambah Keterangan:

variabel bebasnya. Korelasi antara varibel α

= konstanta independen dapat diketahui dengan menggunakan Variance Inflasi Factor (VIF).

β1, β2,..., β7 = koefisien regresi Y

= Harga saham

Uji Heteroskedastisitas

X1 = Current ratio (CR) Pengujian uji heteroskedastisitas X2 = Debt to Equity Ratio (DER)

bertujuan untuk mengujia apakah dalam

-JU 37

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018

PENGARUH RASIO KEUANGAN, ECONOMIC VALUE ADDED, DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN TERINDEKS PEFINDO 25

sebuah model regresi terjadi model mempunyai pengaruh secara ketidaksamaan varian residual dari suatu bersama-sama terhadap variabel dependen. pengamatan ke pengamatan lain. Masalah Uji F digunakan untuk mengetahui apakah mengenai heteroskedastisitas terjadi ketika variabel-variabel rasio keuangan mempunyai penyebaran varian variabel dependen pengaruh terhadap harga saham. Dasar diantara rentang nilai variabel independen pengambilan keputusan adalah hipotesis tidak seimbang. Untuk menguji terjadi akan diterima apabila nilai probabilitas tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji tingkat kesalahan F atau p value lebih kecil Glejser. Apabila signifikansi > 0,05 maka dari taraf signifikansi tertentu (taraf tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. signifikansi 5%). Model dikatakan baik apabila tidak terjadi

Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya heteroskedastisitas.

mengukur seberapa jauh kemampuan

Uji Autokorelasi

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

Pengujian uji autokorelasi bertujuan adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang untuk menguji bahwa nilai dari variabel kecil menunjukkan kemampuan variabel- dependen tidak berhubungan dengan variabel independen dalam menjelaskan variabel itu sendiri, baik nilai periode variasi variabel dependen sangat terbatas. sebelumnya maupun nilai periode

sesudahnya. Untuk mendeteksi ada ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

tidaknya autokorelasi adalah dengan cara

Hasil Penelitian

uji Durbin–Watson (DW test). Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas Deskripsi Data dari autokorelasi.

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari

Pengujian Hipotesis

berbagai sumber yang telah ada Pengujian tingkat penting (Test of sig- sebelumnya. Pada penelitian ini nificance ) ini merupakan suatu prosedur menggunakan data yang berasal dari dimana hasil sampel digunakan untuk laporan keuangan perusahaan yang menguji kebenaran suatu hipotesis terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Gujarati, 1999) dengan alat analisis yaitu dengan kriteria data perusahaan pada uji t, uji F dan nilai koefisien determinansi indeks PEFINDO 25. Pengujian yang

(R 2 ). Uji parsial (uji t) digunakan untuk digunakan adalah pengujian pooled regres- mengetahui apakah masing-masing sion. Penelitian ini menggunakan teknik variabel rasio keuangan mempunyai purposive sampling dengan kriteria atau pengaruh terhadap harga saham, dengan pertimbangan tertentu sehingga data yang asumsi variabel independen lainnya diperoleh lebih representatif. Kriteria yang dianggap konstan. Dasar pengambilan digunakan dalam memilih sampel penelitian keputusan adalah hipotesis akan diterima disajikan pada tabel 1. apabila nilai probabilitas tingkat kesalahan t

atau p value lebih kecil dari taraf signifikansi Statistik Deskriptif

tertentu (taraf signifikansi 5%). Statistik deskriptif digunakan untuk Uji simultan (uji statistik F) pada memberikan gambaran tentang suatu data dasarnya menunjukkan apakah semua seperti nilai rata-rata, maksimum, minimum,

variabel independen yang dimasukan dalam dan standar deviasi. Deskriptif variabel

38 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018

DHENI INDRA KUSUMA

Tabel 1 Kriteria Pemilihan Sampel

No

Kriteria Pemilihan Sampel

Jumlah Perusahaan

1 Perusahaan yang daftar sahamnya pernah tercatat di

48 Index PEFINDO25 periode 2010-2015

2 Perusahaan yang daftar sahamnya pernah tercatat di (31) Index PEFINDO25 periode 2010-2015 tetapi tidak berturut-turut masuk dalam daftar saham index LQ45 selama periode 2010-2015 dikeluarkan dari sampel

17 Sumber: Data olahan penulis

3 Sampel yang digunakan dalam penelitian

menggambarkan karakter sampel yang

b. Variabel current ratio memiliki nilai mini- digunakan dalam penelitian ini yang

mum -1,65, nilai maksimum sebesar mewakili satu variabel dependen yaitu harga

4,32, nilai rata-rata sebesar 1,12, dan saham dan tujuh variabel independen.

standar deviasi sebesar 1,07. Deskripsi data disajikan dalam tabel 2.

Tabel 2 Statistik Deskriptif

Std. Deviation

Log_HARGA 85

0,89 Log_CR

1,07 Log_DER

0,43 Log_TATO

0,48 Log_ROA

0,04 Log_PER

0,28 Log_EVA

0,14 Log_MVA

1,20 Tabel statistik deskriptif di atas

c. Variabel debt to equity ratio memiliki nilai menunjukkan bahwa jumlah sampel

minimum -1,13, nilai maksimum terdapat 85 data. Berdasarkan tabel 2

sebesar 2,21, nilai rata-rata sebesar didapatkan informasi sebagai berikut:

0,35, dan standar deviasi sebesar 0,43.

a. Variabel harga saham memiliki nilai mini-

d. Variabel total assets turnover ratio mum sebesar 1,45, nilai maksimum

memiliki nilai minimum -0,37, nilai sebesar 5,46, nilai rata-rata atau mean

maksimum sebesar 1,16, nilai rata-rata sebesar 3,296, dan standar deviasi

sebesar 0,42, dan standar deviasi sebesar 0,89. Nilai rata-rata sebesar

sebesar 0,48.

3,296 menunjukkan bahwa jumlah

e. Variabel price earnings ratio memiliki harga saham cenderung normal dan

nilai minimum -0,12, nilai maksimum merata.

-JU 39

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018

PENGARUH RASIO KEUANGAN, ECONOMIC VALUE ADDED, DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN TERINDEKS PEFINDO 25

sebesar 0,27, nilai rata-rata sebesar Uji Multikolinearitas

0,09, dan standar deviasi sebesar 0,04. Untuk menguji ada tidaknya multiko-

f. Variabel return on assets ratio memiliki linearitas dapat dilihat melalui variance nilai minimum -0,72, nilai maksimum inflation factor (VIF) < 10 dan tolerance > sebesar -1,43, nilai rata-rata sebesar 0,1. Tabel 4 menunjukkan hasil uji 0,68, dan standar deviasi sebesar 0,28. multikolinearitas.

g. Variabel economic value added memiliki

Tabel 4.

nilai minimum -2,19, nilai maksimum

Hasil Uji Multikolinearitas

sebesar 3,26, nilai rata-rata sebesar

Variabel

V Keterangan

1,87, dan standar deviasi sebesar 0,14.

Log_CR

1,598 Tidak Terjadi

h. Variabel market value added memiliki Multikolinearitas nilai minimum -3,50, nilai maksimum

1,689 Tidak Terjadi sebesar 2,6, nilai rata-rata sebesar 0,37,

Log_DER

Multikolinearitas dan standar deviasi sebesar 1,20.

Log_TATO

2,167 Tidak Terjadi Multikolinearitas

Hasil Uji Asumsi Klasik

2,376 Tidak Terjadi Multikolinearitas Uji asumsi klasik adalah persyaratan

Log_PER

2,968 Tidak Terjadi statistik yang harus dipenuhi pada analisis

Log_ROA

Multikolinearitas regresi linear berganda yang berbasis ordi-

3,273 Tidak Terjadi nary least square (OLS). Metode ordinary

Log_EVA

Multikolinearitas least square akan mengestimasi pengaruh

Log_MVA

5,229 Tidak Terjadi Multikolinearitas

variabel bebas terhadap variabel terikat lebih baik bila asumsi klasik dapat terpenuhi.

Hasil uji multikolinearitas untuk model regresi menunjukkan bahwa tidak terdapat

Uji Normalitas

variabel independen yang memiliki nilai VIF Normalitas dapat dilihat dengan uji lebih dari 10. Hal ini dapat disimpulkan Kolmogorov-Smirnov maupun Shairo-Wilk bahwa model regresi dalam penelitian ini

untuk melihat apakah residual berdistribusi tidak terjadi multikolinearitas. normal atau tidak. Tabel 3 menunjukkan ujin normalitas yang dilakukan.

Uji Autokorelasi

Tabel 3

Untuk mengetahui ada tidaknya

Hasil Uji Normalitas

autokorelasi dalam penelitian dapat dilihat dari nilai uji Durbin-Watson. Hasil uji dapat

Keterangan

dilihat pada tabel 5.

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sign (2-tailed)

0,127 Berdistribusi

Normal

Tabel 5 Hasil Uji Autokorelasi

1,967 disimpulkan bahwa residual untuk model

Dari hasil uji normalitas di atas, dapat

Durbin-Watson

dU < d < 4 – dU = 1,8288 < regresi variabel CR, DER, TATO, PER,

Keputusan

1,967 < 2,1712 ROA, EVA dan MVA adalah sebesar 0,127.

Tidak Terjadi Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga

Keterangan

Autokorelasi dapat disimpulkan bahwa fungsi regresi dari

ketujuh variabel tersebut telah berdistribusi normal.

40 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018

DHENI INDRA KUSUMA

Berdasar hasil uji autokorelasi, hasil menggunakan uji simultan (uji F) untuk pengujian diperoleh nilai Durbin-Watson mengetahui pengaruh variabel independen sebesar 1,967. Nilai tersebut kemudian terhadap variabel dependen secara dibandingkan dengan nilai dU dan 4-dU. Nilai bersama-sama (simultan). dU diambil dari tabel Durbin-Watson

dengan n=85 dan k=7, sehingga diperoleh Uji Parsial (Uji t)

dU sebesar 1,8288. Kemudian dilakukan Uji t dilakukan untuk mengetahui pengambilan keputusan dengan ketentuan pengaruh variable Current Ratio (CR), Debt

dU < d <4 – dU yaitu (1,8288<1,967<2,1712). to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover Keputusan yang diambil adalah tidak Ratio (TATO), Price Earnings Ratio (PER), menolak H0. Hal ini berarti tidak terjadi Return on Assets (ROA), Economic Value autokorelasi antara variable independen Added (EVA), dan Market Value Added sehingga model layak digunakan.

(MVA) terhadap harga saham secara parsial. Keputusan uji parsial hipotesis

Uji Heteroskedastisitas

dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: Untuk mengetahui adanya heteroske-

1. Jika tingkat signifikansi lebih besar dari dastisitas atau tidak pada penelitian ini

5%, maka dapat disimpulkan bahwa H 0 menggunakan uji Glejser. Pada pengujian

diterima, sebaliknya Ha tidak didukung. ini apabila hasilnya sig > 0,05 maka tidak

2. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari terdapat gejala heteroskedastisitas. Hasil uji

5%, maka dapat disimpulkan bahwa H 0 heteroskedastisitas disajikan pada tabel 6.

Tabel 6 Hasil Uji Skedastisitas

Log_CR

Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Log_DER

Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Log_TATO

Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Log_PER

Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Log_ROA

Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Log_EVA

Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Log_MVA

Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Dari output diatas diketahui bahwa nilai

tidak didukung, sebaliknya Ha diterima. signifikansi variable independen lebih dari

Hasil uji parsial (uji t) disajikan pada 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan

tabel 7.

bahwa tidak terjadi masalah heteroske- Berdasarkan tabel 7 di atas, dapat dastisitas pada model regresi.

disampaikan bahwa H2, H4, H6, dan H7

Hasil Pengujian Hipotesis memiliki signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau

5% sehingga hipotesis 2, 4, 6, dan 7 Pengujian hipotesis pertama sampai diterima. Signifikansi H1, H3, dan H5 lebih

dengan ketujuh pada penelitian ini akan besar dari 0,05 atau 5% sehingga dapat menggunakan uji parsial (uji t). uji parsial

disimpulkan bahwa hipotesis 1, 3 dan 5 digunakan untuk melihat pengaruh variabel

ditolak.

independen secara parsial terhadap vari- able dependen. Uji model akan diuji

-JU 41

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018

PENGARUH RASIO KEUANGAN, ECONOMIC VALUE ADDED, DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN TERINDEKS PEFINDO 25

Tabel 7

dependen. Dalam hal ini adalah persentase

Hasil Uji Parsial (Uji t)

pengaruh variabel CR, DER, TATO, PER,

Variabel ROA, EVA dan MVA secara bersama Signifikansi Hasil

terhadap variabel harga saham. Hasil uji (Konstanta)

0,009 Koefisien Determinasi (R 2 ) disajikan pada Log_CR

0,873

tidak didukung

tabel 9.

Log_DER 0,037

didukung

Log_TATO 0,719

tidak didukung

Tabel 9

Log_PER 0,005

didukung

Hasil Koefisien Determinasi (R )

Log_ROA 0,396

tidak didukung

R Square Adjusted R Square

Log_EVA 0,018

didukung

0,513 Log_MVA

Uji Simultan (Uji F)

Uji determinasi menunjukkan bahwa nilai (adjusted R Square) 0,513. Angka ini

Pengujian simultan digunakan untuk menunjukkan bahwa variasi variabel

mengetahui apakah variabel-variabel dependen harga saham pada model regresi

independen secara simultan berpengaruh dijelaskan oleh variasi dalam variabel

signifikan terhadap variabel dependen. independen sebesar 51,3%. Sisanya 48,7%

Apabila nilai F hasil perhitungan lebih besar dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

daripada nilai F menurut tabel maka dapat

diteliti.

dikatakan bahwa semua variabel inde-

penden secara simultan berpengaruh Pembahasan

signifikan terhadap variable dependen. Hasil Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji variabel secara silmultan (uji F) disajikan pengaruh rasio keuangan, EVA, dan MVA

pada tabel 8. terhadap harga saham secara simultan maupun parsial pada perusahaan yang

Tabel 8

terdaftar index PEFINDO 25 periode 2010-

Hasil Uji F 2015. Penelitian ini juga dilakukan untuk F Signifikansi Hasil

mengetahui seberapa besar kontribusi vari- Regression

8,563

0,000 Signifikan

able rasio keuangan, EVA, dan MVA terhadap harga saham.

Dari uji F menunjukkan bahwa nilai

hitung sebesar 8,563 dengan tingkat Pengaruh rasio likuiditas perusahaan signifikansi 0,000 < 0,05. Nilai signifikansi terhadap harga saham perusahaan yang lebih kecil dari 5% dapat disimplkan yang terdaftar dalam indeks PEFINDO

bahwa semua variable independen yang

25 periode 2010-2015.

dimasukkan dalam model regresi secara Current ratio untuk mengukur kemampuan bersama-sama berpengaruh terhadap perusahaan membayar kewajiban jangka variabel dependen harga saham.

pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

Uji Koefisien Determinasi (R 2 )

keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa Koefisien determinan digunakan untuk banyak aset lancar yang tersedia untuk melihat kesesuaian model, atau seberapa menutupi kewajiban jangka pendek yang besar kemampuan variabel independen segera jatuh tempo. Current ratio yang dalam menjelaskan variabel-variabel rendah biasanya dianggap menunjukkan

42 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018

-JU 43

terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan (Sawir, 2009).

Hasil statistik uji parsial (uji t) untuk variabel current ratio (CR) diperoleh nilai signifikan sebesar 0,873, sehingga lebih besar dari toleransi kesalahan sebesar 0,05, (0,873 > 0,05). Dapat disimpulkan bahwa current ratio tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di PEFINDO25 periode 2010-2015, sehingga hipotesis pertama yang diajukan ditolak.

Hasil tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra et al. (2013). Hal ini disebabkan karena harapan para pemilik saham bukan hanya terbatas pada likuiditas perusahaan saja, tetapi juga pada likuiditas saham perusahaan yaitu harapan investor terhadap aktif tidaknya saham tersebut diperdagangkan di pasar saham. Semakin aktif saham suatu perusahaan diperjualbelikan di pasar saham menandakan saham perusahaan tersebut banyak diminati oleh para investor yang akan menyebabkan fluktuasi harga yang akan membentuk besarnya nilai harga saham. Current ratio hanya menggambarkan likuiditas modal kerja. Banyaknya utang jangka pendek perusahaan yang dapat ditutup dengan aset lancar yang dimiliki perusahaan kurang diperhatikan oleh para investor asalkan saham tersebut bergerak aktif untuk diperdagangkan terus-menerus.

Pengaruh rasio solvabilitas perusahaan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar dalam indeks PEFINDO 25 periode 2010-2015.

Hasil statistik uji parsial (uji t) untuk variabel debt to equity ratio (DER)

diperoleh nilai signifikan sebesar 0,037, sehingga lebih kecil dari toleransi kesalahan sebesar 0,05, (0,037 < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di indeks PEFINDO 25 periode 2010-2015, sehingga hipotesis kedua yang diajukan diterima.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sawir (2009). Kesimpulan mengenai hipotesis kedua ini menggambarkan bahwa investor menilai jika rasio debt to equity ratio yang tinggi maka investor tidak tertarik dalam membeli saham perusahaan tersebut. Investor menilai DER yang tinggi mengindikasi bahwa perusahaan memiliki jumlah utang yang banyak. Ketidaktertarikan investor dengan perusahaan yang memiliki DER tinggi karena dengan adanya utang yang banyak, maka perusahaan tersebut memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dengan utang yang sedikit. Risiko tersebut adalah risiko perusahaan tidak mampu membayar utang yang dimiliki oleh perusahaan dengan aset yang ada dalam perusahaan, oleh karena itu para investor lebih memilih menghindari risiko yang besar tersebut.

Pengaruh rasio aktivitas perusahaan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar dalam indeks PEFINDO

25 periode 2010-2015

Total assets turnover merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aset suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputaran- nya total aset dalam satu periode tertentu. Total assets turnover merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aset perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin:2009).

DHENI INDRA KUSUMA

PENGARUH RASIO KEUANGAN, ECONOMIC VALUE ADDED, DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN TERINDEKS PEFINDO 25

Hasil uji parsial untuk variable TATO Pengaruh rasio profitabilitas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,719 perusahaan terhadap harga saham sehingga lebih besar dari toleransi perusahaan yang terdaftar dalam indeks

kesalahan 0,05. Dapat disimpulkan bahwa PEFINDO 25 periode 2010-2015. TATO tidak berpengaruh terhadap harga

Hasil uji parsial untuk variable ROA saham yang terdaftar di indeks PEFINDO diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,396

25 periode 2010-2015, sehingga hipotesis sehingga lebih besar dari toleransi ketiga yang diajukan ditolak.

kesalahan 0,05. Dapat disimpulkan bahwa Hasil tersebut bertentangan dengan ROA tidak berpengaruh terhadap harga penelitian yang dilakukan oleh Putra et al. saham yang terdaftar di indeks PEFINDO (2013). Hasil penelitian yang tidak signifikan

25 periode 2010-2015, sehingga hipotesis dalam penelitian ini disebabkan karena ada ketiga yang diajukan ditolak. Hal ini

banyak perusahaan yang nilai total assets menandakan bahwa sebagian besar turnover mengalami penurunan selama perusahaan yang diteliti mengalami tahun 2010 sampai tahun 2015, padahal penurunan laba. Tujuan investor meng- total assets turnover menggambarkan investasikan dana yang dimilik adalah agar efisiensi penggunaan keseluruhan aset dana tersebut dapat diolah dengan baik perusahaan dalam menghasilkan volume dan menghasilkan keuntungan bagi inves- penjualan tertentu.

tor, dari hasil penelitian diketahui bahwa selama tahun 2012 sampai 2014

Pengaruh rasio nilai pasar perusahaan

perusahaan mengalami penurunan laba

terhadap harga saham perusahaan

dan hal tersebut tidaklah sejalan dengan

yang terdaftar dalam indeks PEFINDO

tujuan investor. Dari penurunan laba

25 periode 2010-2015.

tersebut menyebabkan nilai profitabilitas Hasil statistik uji parsial (uji t) untuk juga akan menurun apabila jumlah aset

variabel price earnings ratio (PER) yang dimiliki tetap atau bertambah.

diperoleh nilai signifikan sebesar 0,005, Pengaruh EVA terhadap harga saham sehingga lebih kecil dari toleransi perusahaan yang terdaftar dalam indeks kesalahan sebesar 0,05, (0,005 < 0,05). PEFINDO 25 periode 2010-2015

Dapat disimpulkan bahwa price earnings ratio

Hasil statistik uji parsial (uji t) untuk berpengaruh signifikan terhadap

variabel economic value added (EVA) harga saham perusahaan yang terdaftar

diperoleh nilai signifikan sebesar 0,018, di indeks PEFINDO 25 periode 2010-2015,

sehingga lebih kecil dari toleransi kesalahan sehingga hipotesis keempat yang diajukan sebesar 0,05, (0,018 < 0,05). Dapat diterima. disimpulkan bahwa economic value added

Hal tersebut sejalan dengan penelitian berpengaruh signifikan terhadap harga yang dilakukan oleh Amanda (2012). saham perusahaan yang terdaftar di Semakin tinggi PER maka kinerja indeks PEFINDO 25 periode 2010-2015, perusahaan diindikasi semakin baik dan sehingga hipotesis keempat yang diajukan sebaliknya. Perusahaan yang memiliki diterima. kinerja baik akan mendapat laba yang besar

Hasil tersebut sejalan dengan hasil sehingga menarik perhatian investor. Hal ini

penelitian yang dilakukan oleh Shidiq (2012). berakibat meningkatnya permintaan dan

Kesimpulan bahwa economic value added harga saham.

berpengaruh terhadap harga saham menggambarkan bahwa perusahaan

44 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018

DHENI INDRA KUSUMA

dengan kinerja yang baik adalah perusahaan

1. Variabel CR, TATO, dan ROA tidak yang dapat memberikan nilai tambah. Nilai

berpengaruh signifikan terhadap harga tambah tersebut mewakili tujuan dari para

saham perusahaan pada indeks investor yaitu investor ingin memperoleh laba

PEFINDO 25 periode 2010-2015. secara maksimal. Nilai EVA yang tinggi akan

2. Variabel DER, PER, EVA, dan MVA diminati oleh para investor karena investor

berpengaruh signifikan terhadap harga lebih memilih perusahaan dengan kinerja

saham perusahaan pada indeks yang paling bagus.

PEFINDO 25 periode 2010-2015.

Pengaruh MVA terhadap harga saham Keterbatasan Penelitian perusahaan yang terdaftar dalam indeks

Hasil penelitian ini masih memiliki

PEFINDO 25 periode 2010-2015

beberapa keterbatasan diantaranya Hasil statistik uji parsial (uji t) untuk sebagai berikut:

variabel market value added (MVA)