1 eJournal Administrative Reform Suryenidah 1 9 (04 18 18 03 19 32)
eJournal Administrative Reform, 2018, 6 (1): 1-9
ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2018
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN
KEPALA PUSKESMAS TERHADAP KINERJA PEGAWAI
PUSKESMAS LOK BAHU KOTA SAMARINDA
1 2 3 Suryenidah , Syahrani , Cathas Teguh PrakosoAbstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Puskesmas Lok Bahu Kota Samarinda.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitianJenis penelitian
kuantitatif dan alat analisis yang digunakan adalah dengan metode regresi
berganda serta menggunakan uji t dan uji F sebagai penguji hipotesisnya. Hasil
pengujian secara partial menunjukkan variabel gaya kepemimpinan otoriter,
demokratik dan kendali bebas masing-masing berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai Puskesmas Lok Bahu. Hasil pengujian secara simultan
menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan otoriter, demokrasi dan
kendali bebas secara bersama-sama mampu menunjukkan pengaruhnya secara
signifikan terhadap kinerja pegawai Puskesmas Lok Bahu Kota Samarinda.Kata Kunci : Manajemen Sumberdaya Manusia, Gaya Kepemimpinan, Kinerja.
Abstract
The purpose of this study are to determine the influence of leadership style on the
performance of employees of Lok Bahu Public Health Center Samarinda. The
type of research used in this study is quantitative research type and the analysis
tool used is by multiple regression method and use t test and F test as hypothesis
testers. Partial test results show that authoritarian, democratic, and independent
leadership style variables have a significant effect on the performance of the
employees of Lok Bahu Public Health Center (Puskesmas Lok Bahu). The
simultaneous test results show that the variables of authoritarian leadership style,
democracy and free control are simultaneously able to show significant influence
on the performance of employees of Lok Bahu Public Health Center of Samarinda
City.Keywords: Human Resource Management, Leadership Style, Performance.
Pendahuluan
Tidak ada suatu organisasi yang dapat tumbuh dan berkembang tanpa adanya keberhasilan dari unsur manusia dengan kemampuan manajerial dan moralitas kerja yang memadai. Manusia selalu berperan aktif dan berada pada posisi dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia merupakan 1 perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Dengan kata lain,
Mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip – Unmul Samarinda. eJournal Administrative Reform, Volume 6, Nomor 1, 2018: 1-9
sumberdaya manusia merupakan unsur terpenting disamping unsur yang lainnya bagi kelancaran kegiatan organisasi (Siagian, 1994:25). untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan, sebagaimana tertuang dalam Pasal 3 Ayat 1 Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Hal ini merupakan suatu landasan hukum bagi pegawai negeri untuk mengatur negara menuju kepada administrasi yang baik, dimana kualitas pegawai negeri dan mutu aparatur organisasi sangat menentukan pencapaian tujuan negara.
Pengelolaan sumber daya manusia perlu adanya pola gaya kepemimpinan yang tepat sehingga dapat membentuk kesinergian antara atasan dan bawahan. Perusahaan harus mampu memperhatikan kebutuhan dan keinginan karyawannya serta memperhatikan tingkat kompensasi yang sesuai bagi karyawan tentunya agar karyawan memiliki loyalitas yang tinggi untuk perusahaan, disamping itu perusahaan harus mendorong karyawan agar dapat bekerja sebaik-baiknya agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan harapan. Dengan adanya gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan diharapkan adanya suatu hubungan komunikasi yang harmonis antara pimpinan dan karyawan atau antara karyawan yang satu dengan yang lainnya untuk meningkatkan kinerjanya.
Gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan. Sedangkan kepemimpinan menurut Manulang (2001:141) sebagai suatu proses mempengaruhi orang lain untuk berbuat guna mewujudkan tujuan-tujuan yang sudah ditentukan. Gaya kepemimpinan ini sering kali menjadi hambatan bagi karyawannya dalam menjalankan tugas dan kegiatan sehari-hari. Pemimpin disini harus dituntut mampu memahami motif dari karyawannya, sebab motif didasari oleh keinginan untuk memuaskan berbagai jenis kebutuhan yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilaku dan kinerja karyawan.
Peranan pemimpin dalam kehidupan berorganisasi sangat dibutuhkan karena tiada organisasi tanpa pimpinan, jika boleh diibaratkan organisasi itu tubuh tanpa kepala. Dalam kenyataannya seorang pemimpin harus dapat memberikan semangat dan motivasi kepada karyawannya dalam menyelesaikan pekerjaannya. Agar para karyawan termotivasi untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja mereka. Dengan demikian para karyawannya akan berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga dapat memberikan keuntungan perusahaan.
Demikian halnya dengan Puskesmas Lok Bahu. Organisasi ini bergerak dibidang jasa pelayanan. Dengan adanya gaya kepemimpinan ini diharapkan dengan penerapan berupa adanya hubungan komunikasi yang harmonis antara pemimpin dan bawahan. Penerapan ini terlihat dari proses pengambilan keputusan yang dilakukan dengan mendengarkan suara pegawai yang efektif dan efisien. Pemimpin harus mampu memberikan contoh kepada bawahan, memastikan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Puskesmas Terhadap.........(Suryenidah)
bahwa para bawahannya termotivasi dan menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk melakukan pekerjaan yang lebih giat lagi. maka penulis tertarik meneliti keterkaitan antara Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Puskesmas Terhadap Kinerja Pegawai Puskesmas Lok Bahu Kota Samarinda ”.
Konsep dan Teori Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain seperti yang ia lihat. Kebanyakan orang menganggap gaya kepemimpinan merupakan tipe kepemimpinan. Hal ini antara lain dinyatakan oleh Siagian (1994:14) bahwa gaya kepemimpinan seseorang adalah identik dengan tipe kepemimpinan orang yang bersangkutan.
Menurut Rivai (2005:122) ada tiga macam gaya kepemimpinan yang mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai, yaitu :
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter Gaya kepemimpinan ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
3. Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas Gaya kepemimpinan ini memberikan kekuasaan penuh pada bawahan, struktur organisasi bersifat longgar, pemimpin bersifat pasif. Peran utama pimpinan adalah menyediakan materi pendukung dan berpartisipasi jika diminta bawahan.
Berdasarkan beberapa uraian gaya kepemimpinan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga gaya kepemimpinan yang umum digunakan antara lain adalah gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan laissez-faire (kendali bebas).
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter Menurut Rivai (2005:61), kepemimpinan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan metode kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi.
Menurut Handoko dan Reksohadiprodjo (2007:304), ciri-ciri gaya kepemimpinan otoriter eJournal Administrative Reform, Volume 6, Nomor 1, 2018: 1-9 1. Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan.
2. Komunikasi hanya satu arah yaitu kebawah saja. terhadap kerja setiap anggota.
4. Pemimpin mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukan keahliannya.
2. Gaya kepemimpinan Demokratis / Partisipatif Kepemimpinan demokratis ditandai dengan adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri (Rivai, 2005:61).
Lebih lanjut ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis (Handoko dan Reksohadipodjo, 2007:304) : 1. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.
3. Pemimpin adalah obyektif atau fact-minded dalam pujian dan kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.
3. Gaya kepemimpinan Laissez-faire (Kendali Bebas) Gaya kepemimpinan kendali bebas mendeskripsikan pemimpin yang secara keseluruhan memberikan karyawannya atau kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut karyawannya paling sesuai (Robbins dan Coulter, 2002:460).
Ciri-ciri gaya kepemimpinan kendali bebas (Handoko dan Reksohadiprodjo, 2007:304) : 1. Pemimpinan membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri.
2. Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum.
3. Bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan untuk mencapai tujuan dalam segala hal yang mereka anggap cocok.
Pengertian Kinerja
Menurut Simamora (2001:219), kinerja atau prestasi kerja merupakan suatu pencapaian persyaratan-persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik jumlah maupun kualitasnya. Ditambahkan oleh Casio dalam Simamora (2001:219), bahwa kinerja adalah merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya (input) yang dipergunakan persatuan waktu.
Menurut Mathis (2002:78) yang mejadi indikator dalam mengukur kinerja atau prestasi karyawan adalah sebagai berikut :
1. Kuantitas kerja, yaitu volume kerja yang dihasilkan dalam kondisi normal.
2. Kualitas kerja, yaitu dapat berupa kerapian ketelitian dan keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Puskesmas Terhadap.........(Suryenidah)
3. Pemanfaatan waktu, yaitu penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan organisasi atau lembaga pemerintahan. pekerjaan.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya (Sugiyono, 2012:13).
Untuk Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja, maka alat analisis statistik yang digunakan adalah model regresi berganda sebagai berikut : Y = a + b X + b
X X
1
1
2 2 + …….+ b n n
Model tersebut diaplikasikan sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut : Y = a + b X + b X + b
X
1
1
2
2
3
Y = Kinerja X = Gaya kepemimpinan otoriter
1 X 2 = Gaya kepemimpinan demokrasi
X = Gaya kepemimpinan kendali bebas
3
b ,b ,b = Koefisien regresi partial
1
2
3
a = Konstanta, yaitu nilai Y yang tidak dapat dipengaruhi oleh variabel X Menganalisis data penulis menggunakan alat bantu komputer dengan program Statistik Product and Service Solution (SPSS) Rel.18 For Windows.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data, persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Y = 0.977 + 0.249 X
1 + 0.464 X 2 + 0.304 X 3 . Karena dalam
persamaan tersebut terdapat tanda positif, maka dapat dijelaskan bahwa terdapat hubungan yang searah yaitu apabila ada kenaikan pada variabel X, maka akan menyebabkan kenaikan pada variabel Y. Nilai konstanta (a) yang dihasilkan sebesar 0.977 menyatakan bahwa, jika tidak ada variabel gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan demokrasi dan gaya kepemimpinan kendali bebas, maka kinerja pegawai Puskesmas Lok Bahu Kota Samarinda sebesar 0.977
Korelasi yang dihasilkan berdasarkan nilai R adalah sebesar 0.758 atau 75.8 % yang berarti bahwa terdapat hubungan yang kuat / erat antara variabel gaya eJournal Administrative Reform, Volume 6, Nomor 1, 2018: 1-9
kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan demokrasi dan gaya kepemimpinan kendali bebas terhadap peningkatan kinerja pegawai Puskesmas Lok Bahu Kota Nilai R Square yang dihasilkan adalah sebesar 0.574 atau 57.4 %. Hal ini berarti keeratan hubungan antara variabel gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan demokrasi dan gaya kepemimpinan kendali bebas terhadap variabel kinerja pegawai Puskesmas Lok Bahu Kota Samarinda sebesar 57.4 % dan selebihnya sebesar 42.6 % kinerja pegawai ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini seperti kompensasi, lingkungan kerja, budaya kerja dan sebagainya.
Kondisi tersebut diperkuat dengan hasil perhitungan berdasarkan uji F, dimana nilai F hitung yang dihasilkan adalah sebesar 18.432 dengan tingkat signifikansi/probabilitas sebesar 0,000. Sedangkan nilai F tabel yang dihasilkan adalah sebesar 2,839. Karena F hitung > F tabel, serta signifikan 0,000 < 0,05, dengan demikian maka dapat dikatakan atau disimpulkan bahwa ada atau terdapat pengaruh positif antara variabel gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan demokrasi dan gaya kepemimpinan kendali bebas terhadap kinerja pegawai Puskesmas Lok Bahu Kota Samarinda diterima.
Pengaruh Variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter Terhadap Kinerja Pegawai
Nilai koefisien regresi gaya kepemimpinan otoriter yang dihasilkan bertanda positif sebesar 0.249 menyatakan bahwa setiap penambahan variabel gaya kepemimpinan otoriter sebesar 1 (satu) maka akan meningkatkan kinerja sebesar 0.249 (variabel lain dianggap konstanta). Hasil perhitungan uji t antara gaya kepemimpinan otoriter dengan kinerja diperoleh nilai t hitung = 2.021 > t tabel = 2.017 dan Sig. 0.049 < 0.05 yang berarti variabel gaya kepemimpinan otoriter secara parsial / sendiri-sendiri secara signifikan mampu menunjukkan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai Puskesmas Lok Bahu Kota Samarinda. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik pemahaman pegawai akan gaya kepemimpinan otokratik pada Kepala Puskesmas Lok Bahu seperti komunikasi yang dilakukan di Puskesmas Lok Bahu berlangsung satu arah dari Kepala Puskesmas kepada pegawai, Kepala Puskesmas dalam melakukan pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan para pegawainya dilakukan secara ketat serta permberian tugas-tugas bagi pegawai di Puskesmas Lok Bahu dilakukan secara instruktif akan semakin meningkatkan kinerja mereka. Hasil ini sejalan dengan pendapat Robert N. Mc Murray, sebagaiman dikutip oleh Dharma (2001), mengatakan seseorang akan dapat menemukan kemanfaatan dari seorang otokrat. Biasanya ia mempunyai status yang tinggi, seorang yang berkuasa dan mampu membuat keputusan. Salah satu ciri yang menonjol adalah mereka biasanya memperhatikan kesejahteraan bawahannya selain juga memperhatikan pelaksanaan tugas. Gaya kepemimpinan yang otokratis pada dasarnya adalah gaya kepemimpinan di mana pemimpin banyak mempengaruhi atau menentukan perilaku pengikutnya. Dalam gaya ini pemimpin lebih banyak memperhatikan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Puskesmas Terhadap.........(Suryenidah)
pencapaian dan tercapainya tujuan. Untuk itu ia lebih banyak menentukan apa yang harus dicapai dan dilaksanakan serta bagaimana mencapainya. Namun
Pengaruh Variabel Gaya Kepemimpinan Demokrasi Terhadap Kinerja Pegawai
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan regresi linier berganda nilai koefisien regresi gaya kepemimpinan demokrasi yang dihasilkan bertanda positif sebesar 0.464 menyatakan bahwa setiap penambahan variabel gaya kepemimpinan demokrasi sebesar 1 (satu) maka akan meningkatkan kinerja sebesar 0.464 (variabel lain dianggap konstanta). Hasil perhitungan uji t antara gaya kepemimpinan demokrasi dengan kinerja diperoleh nilai t hitung = 3.353 > t tabel = 2.017 dan Sig. 0.002 < 0.05 yang berarti variabel gaya kepemimpinan demokrasi secara parsial / sendiri-sendiri secara signifikan mampu menunjukkan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai Puskesmas Lok Bahu Kota Samarinda. Hal ini menunjukkan bahwa semakin demokratis seorang pimpinan dalam menjalankan tugasnya akan semakin disukai oleh pegawainya. Hal ini akan mendorong meningkatkan motivasi mereka bekerja sehingga kinerja mereka akan meningkat Gaya kepemimpinan yang demokratis merupakan gaya yang banyak menekankan pada partisipasi pengikut dari kecenderungan pemimpin untuk menentukan sendiri. Para anggota atau pengikut selalu diberi kesempatan menentukan apa yang akan dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Gaya kepemimpinan ini pada umunya berasumsi bahwa pendapat orang banyak lebih baik dari pendapat sendiri dan adanya partisipasi akan menimbulkan tanggung jawab bagi pelaksanaannya. Asumsi lainnya ialah bahwa partisipasi memberikan kesempatan pada para anggota untuk mengembangkan diri mereka sendiri.
Pengaruh Variabel Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas Terhadap Kinerja
PegawaiBerdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan regresi linier berganda nilai koefisien regresi gaya kepemimpinan kendali bebas yang dihasilkan bertanda positif sebesar 0.304 menyatakan bahwa setiap penambahan variabel gaya kepemimpinan kendali bebas sebesar 1 (satu) maka akan meningkatkan kinerja sebesar 0.304 (variabel lain dianggap konstanta). Hasil perhitungan uji t antara gaya kepemimpinan kendali bebas dengan kinerja diperoleh nilai t hitung = 2.126 > t tabel = 2.017 dan Sig. 0.040 < 0.05 yang berarti variabel gaya kepemimpinan kendali bebas secara parsial / sendiri-sendiri secara signifikan mampu menunjukkan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai Puskesmas Lok Bahu Kota Samarinda. Hal ini menunjukkan bahwa Gaya kepemimpinan kendali bebas merupakan gaya kepemimpinan yang lebih banyak menekankan kepada keputusan kelompok. Dalam gaya ini, seorang pemimpin akan menyerahkan keputusan kepada keinginan kelompok. Apa yang baik menurut kelompok, itulah yang menjadi keputusan. Bagaimana pelaksanaanya pun tergantung kepada kemauan kelompok. Pemimpin hanya berpartisipasi eJournal Administrative Reform, Volume 6, Nomor 1, 2018: 1-9
minimum, para bawahannya menentukan sendiri tujuan yang akan dicapai dan menyelesaikan sendiri masalahnya.
Pengaruh Variabel Gaya Kepemimpinan Yang Dominan Terhadap Kinerja
PegawaiUrutan pengaruh antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen berdasarkan Standardized Coeficients kolom Beta menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan demokrasi mempunyai nilai tertinggi sebesar 0.427 sehingga variabel gaya kepemimpinan demokrasi mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja, kemudian diikuti oleh variabel gaya kepemimpinan kendali bebas sebesar 0.280 dan terakhir variabel gaya kepemimpinan otoriter sebesar 0.229. Hal ini diindikasikan bahwa pegawai umumnya menginginkan pimpinan yang memberikan kepercayaan penuh kepada mereka, bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada pegawai sehingga pegawai merasa kemampuan, idea atau gagasan mereka dihargai. Di samping itu komunikasi yang ada berlangsung timbal balik, baik yang terjadi antara sesama pegawai maupun antara pegawai dengan pimpinan berjalan dengan baik, pimpinan selalu memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak. Kondisi ini tentunya akan membuat suasana atau lingkungan kerja terlihat harmonis.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Puskesmas Terhadap Kinerja Pegawai Puskesmas Lok Bahu Kota Samarinda, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis data dengan perhitungan uji F menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Gaya Kepemimpinan Otoriter, Gaya Kepemimpinan Demokratis dan Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas terhadap Kinerja Pegawai di Puskesmas Lok Bahu Kota Samarinda.
2. Persamaan regresi yang dihasilkan bertanda positif artinya terdapat hubungan yang searah antara variabel gaya kepemimpinan otoriter, demokrasi dan kendali bebas dengan variabel kinerja atau apabila ada kenaikan satu satuan pada variabel variabel gaya kepemimpinan otoriter, demokrasi dan kendali bebas, maka akan menyebabkan kenaikan pada variabel kinerja.
3. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan yang dimiliki oleh Kepala Puskesmas Lok Bahu Kota Samarinda cenderung kearah yang dominan adalah Gaya Kepemimpinan Demokratis ditinjau dari segi indikator kemampuan menunjukkan hal-hal yang dapat menarik minat pegawai, mempunyai sifat bersahabat, kemauan memberi kesempatan kepada para pegawai untuk menyampaikan perasaan dan perhatiannya dan kemampuan memperhatikan konflik-konflik yang terjadi pada anggota kelompok pegawai.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Puskesmas Terhadap.........(Suryenidah) Saran-saran
Berdasarkan hasil peneltian yang sebelumnya telah diuraikan diatas, maka Hal yang perlu dilakukan oleh Kepala Puskesmas adalah mempertahankan gaya kepemimpinan demokratis dan meningkatkankan gaya kepemimpinan kearah yang lebih baik lagi. Pimpinan harus lebih memperhatikan kebijakan yang sesuai dengan prosedur, dan memberikan wewenang kepada bawahannya untuk mengambil keputusan secara bersama.
Berdasarkan penelitian saya oleh karena itu disarankan kepada para peneliti yang mengkaji pokok permasalahan yang sama agar menggunakan indikator- indikator lain agar wawasan serta pengetahuan mengenai Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai semakin bertambah serta bagi yang akan meneliti dengan variabel dependen yang sama yaitu kinerja disarankan untuk menggunakan variabel bebas yang berbeda seperti gaya kepemimpinan direktif, gaya kepemimpinan partisipatif dan gaya kepemimpinan konsultatif, gaya kepemimpinan ini yang tidak saya teliti.
Daftar Pustaka
Anonim. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian . Jakarta. Dharma, A. 2001. Manajemen Personalia. Edisi 3. Terjemahan. Penerbit Erlangga: Jakarta. Handoko Hani T. 2007. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi 2. BPFE: Yogyakarta. Manulang, M. 2001. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Edisi Revisi. Cetakan Ke Tujuh Belas. Liberty: Yogyakarta. Mathis, Robert, L. 2002. Manajemen Personalia. Transito: Bandung. Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Cetakan Kedua. Alfabeta: Bandung. Rivai, Abdul. 2005. Teori Organisasi. Archan: Bandung. Rivai, Veithzal. 2005. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Edisi Kedua.
Raja Grafindo Persada: Jakarta. Robbins, Stephen dan Coulter, Mary. 2002. Manajemen. Gramedia: Jakarta. Siagian, Sondang P. 2010. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Cetakan Keenam.
Rineka Cipta: Jakarta. Simamora, Henry. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua.
Cetakan Ketiga. Bagian Penerbit STIE YPKN: Yogyakarta. Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Alpha Beta: Bandung. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alpha Beta: Bandung.