TUGAS ANGGARAN NEGARA tahun anggaran

Nama : Clarissa Meidy Paulus
NIM : 205140057
Judul Tugas : Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Negara
Resume:
1

Pengertian Keuangan Negara

Definisi keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik Negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
dinyatakan bahwa pendekatan yang digunakan dalam merumuskan Keuangan Negara
adalah dari sisi objek, subjek, proses, dan tujuan. Dari sisi objek, yang dimaksud dengan
Keuangan Negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan
kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa
barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.
Dari sisi subjek, yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi seluruh subjek yang
memiliki/menguasai objek sebagaimana tersebut di atas, yaitu: pemerintah pusat,

pemerintah daerah, perusahaan negara/daerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan
keuangan negara.

Dari sisi proses, Keuangan Negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan
dengan pengelolaan objek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan
danpengambilan keputusan sampai dengan pertanggunggjawaban.

Dari sisi tujuan, Keuangan Negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan
hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan objek sebagaimana
tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara.

Berdasarkan pengertian keuangan negara dengan pendekatan objek, terlihat bahwa hak
dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang diperluas cakupannya, yaitu
termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan
negara yang dipisahkan.

Dengan demikian, bidang pengelolaan keuangan negara dapat dikelompokkan dalam:
a. Sub bidang pengelolaan fiskal,
b. Sub bidang pengelolaan moneter, dan
c. Sub bidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan.


Pengelolaan keuangan negara subbidang pengelolaan fiskal meliputi kebijakan dan
kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) mulai dari penetapan Arah dan Kebijakan Umum (AKU), penetapan strategi dan
prioritas pengelolaan APBN, penyusunan anggaran oleh pemerintah, pengesahan
anggaran oleh DPR, pelaksanaan anggaran, pengawasan anggaran, penyusunan
perhitungan anggaran negara (PAN) sampai dengan pengesahan PAN menjadi undangundang.

2

Ruang Lingkup Keuangan Negara

Ruang lingkup keuangan negara meliputi:
a. hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan
melakukan pinjaman;
b. kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara
dan membayar tagihan pihak ketiga;
c. penerimaan negara;
d. pengeluaran negara;
e. penerimaan daerah;


f. pengeluaran daerah;
g. kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa
uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah;
Sub bidang pengelolaan fiskal meliputi enam fungsi, yaitu:
a. Fungsi pengelolaan kebijakan ekonomi makro dan fiskal. Fungsi pengelolaan
kebijakan ekonomi makro dan fiskal ini meliputi penyusunan Nota Keuangan dan
RAPBN, serta perkembangan dan perubahannya, analisis kebijakan, evaluasi dan
perkiraan perkembangan ekonomi makro, pendapatan negara, belanja negara,
pembiayaan, analisis kebijakan, evaluasi dan perkiraan perkembangan fiskal dalam
rangka kerjasama internasional dan regional, penyusunan rencana pendapatan negara,
hibah, belanja negara dan pembiayaan jangka menengah, penyusunan statistik, penelitian
dan rekomendasi kebijakan di bidang fiskal, keuangan, dan ekonomi.
b. Fungsi penganggaran. Fungsi ini meliputi penyiapan, perumusan, dan pelaksanaan
kebijakan, serta perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur dan pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang APBN.
c. Fungsi administrasi perpajakan.
3


Contoh Kasus

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan sebanyak 13.105 kasus senilai Rp12,48
triliun pada semester pertama 2012. Ketua BPK Hadi Purnomo menyatakan, pihaknya
memprioritaskan pemeriksaan pada pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat (LKPP), Laporan Keuangan Kementerian Lembaga (LKKL), dan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
"Temuan tersebut diperoleh dari hasil pemeriksaan BPK terhadap 622 objek pemeriksaan,
yang terdiri atas 527 objek pemeriksaan keuangan, 14 objek pemeriksaan kinerja, dan 81
objek pemeriksaaan kinerja, dan 81 pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDTT)," kata
Hadi dalam laporannya kepada DPR di Jakarta, Selasa (2/10).
Dari jumlah 13.105 kasus tersebut, sekitar 3.976 kasus senilai Rp8,92 triliun merupakan
temuan ketidakpatuhan yang mengakibatkan kerugian negara, potensi kerugian, dan
kekurangan penerimaan. Sementara sisanya, 9.129 kasus senilai Rp3,55 triliun
merupakan kasus penyimpangan administrasi, ketidakhematan, ketidakefisienan, dan
ketidakefektifan, serta kelemahan sistem pengendali intern (SPI).
Dalam proses pemeriksaan, entitas yang diperiksa telah menindaklanjuti temuan

ketidakpatuhan yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan
penerimaan dengan penyetor uang ke kas negara, daerah, atau penyerahan aset senilai

Rp311,34 miliar.
Pada semester pertama tahun ini, BPK telah memeriksa sebanyak 572 laporan keuangan,
yang terdiri dari 91 laporan keuangan di lingkungan pemerintah pusat, 430 LKDP, serta 6
laporan keuangan badan lainnya, termasuk BUMN. Hasil pemeriksaan keuangan pada
semester pertama ini menunjukkan perbaikan penyajian laporan keuangan dibanding
semester pertama tahun lalu.
"Dalam pemeriksaan keuangan di lingkungan pemerintah pusat, BPK memberikan opini
Wajar Dengan Pengecualian (WTP) atau LKPP Tahun 2011," ujar Hadi.
Dalam pemeriksaan keuangan di lingkungan pemerintah daerah, BPK telah memeriksa
426 LKPD tahun 2011 dari 524 pemerintah daerah dan 4 LKPD tahun 2010. Hasil
pemeriksaan BPR atas LKPD provinsi selama semester pertama 2012 menunjukkan
bahwa kasus-kasus pemeriksaan yang sering terjadi, antara lain permasalahan barang dan
jasa berupa volume pekerjaan sebanyak 61 kasus Rp21,44 miliar, kekurangan penerimaan
dari denda keterlambatan pekerjaan 39 kasus senilai Rp9,09 miliar, serta aset daerah yang
dikuasai pihak lain sebanyak 12 kasus senilai Rp108,08 miliar.
Hasil pemeriksaan atas LKPD Kabupaten/Kota semester I-2012 menunjukkan kasuskasus pemeriksaan yang sering terjadi, antara lain kekurangan penerimaan daerah
sebanyak 455 kasus senilai Rp230,55 miliar, kekurangan volume pekerjaan dan barang
sebanyak 322 kasus senilai Rp72,82 miliar, serta potensi kerugian daerah akibat piutang
atau pinjaman serta dana bergulir tidak tertagih 80 kasus senilai Rp119,56 miliar.


DAFTAR PUSTAKA

Anwar Sulaiman H., Drs., Manajemen Aset Daerah, STIA-LAN, 2000
Dian Puji N. Simatupang, S.H., M.H., Determinasi Kebijakan Anggaran Negara
Indonesia, Studi Yuridis, Papas Sinar Sinanti, Jakarta 2005.
Badan Pemeriksa Keuangan,1976, Petunjuk Pelaksanaan Tuntutan Perbendaharaan dan
Tuntutan Ganti Rugi.