Prinsip keja mesin las docx

Prinsip keja mesin las : cara melelehkan dua potong logam secara
bersamaan serta menambahkan logam pengisi (filler) di antara sendi-sendi
kedua logam tersebut sehingga keduanya akan saling mengikat satu sama
lain.

Cara perawtan : cara melelehkan dua potong logam secara bersamaan serta
menambahkan logam pengisi (filler) di antara sendi-sendi kedua logam
tersebut sehingga keduanya akan saling mengikat satu sama lain.
Kegunaan mesin las :

Pada praktikum las ini kegagalan yang saya alami adalah bentuk alur atau hasil
lasan yang saya kerjakan terlalu kecil (tidak rata) mungkin ini disebabkan
pergeseran elektroda saat pengelasan terlalu cepat sehingga lelehan elektroda
tidak merata. Selain itu alur/hasil lasan berada tidak pada bidang siku, tetapi pada
plat bagian atas saja (lelehan elektroda tidak pada kedua persinggungan plat).

Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang talah dilaksanakan dapat saya simpulkan bahwa :
1. Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik, perlu latihan dalam
jangka waktu yang tidak singkat.
2. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil

lasan. Jika terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu
pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda menembus
bahan dasar. Bila terlalu lambat akan menghasilkan alur lasan yang lebar, kasar
dan kuat, hal ini dapat menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam induknya).
Oleh karena itu kecepatan elektroda harus tepat dan stabil.
3. Bila elektroda baru dipasang (masih panjang) maka ada kemungkinan ujung
elektroda tidak stabil saat digunakan untuk mengelas. Seperti tangan kita gemetar.
Tetapi jika elektroda sudah setengah dalam mengelas ini relatif cukup stabil.
4. Jarak ujung elektroda ke benda kerja juga sangat mempengaruhi hasil lasan.

Jika terlalu dekat elektroda bisa nempel pada benda kerja dan jika terlalu jauh
lelehan elektroda tidak akan menumpuk dan jika sangat jauh elektroda akan mati.
b.Kabel las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilih dan dibungkus dangan
karet isolasi.Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu kabel elektroda, kabel
massa, dan kabel tenaga.Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan
pesawat las dengan elektroda.Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan
benda kerja.Kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau
jaringan listrik dengan pesawat las.
c.Penjepit elektroda dan penjepit massa

Penjepit elektroda dan penjepit massa dibuat dari bahan yang mudah
menghantarkan arus listrik.Bahan yang biasa digunakan adalah tembaga.Pada
pemegang elektroda pada mulutnya sudah dibentuk sedemikian rupa sehingga
memudahkan tukang las memasang/menjepit pada pemegang elektroda.Dalam
penggunaannya elektroda harus ditempat pada sela-sela yang ada, dapat
diposisikan dengan sudut 180 derajat, 90 derajat atau 45 derajat terhadap
pemegang elektroda.Sedang pada penjepit massa dibuat sedemikian rupa sehingga
dapat mencengkeram dengan kuat pada benda kerja.Penjepit elektroda maupun
penjepit massa tidak diperkenankan terkena busur las.Pada penjepit elektroda,
penggunaan elektroda disisakan 1 inch sehingga tidak sampai habis menyentuh
pemegang elektroda.Sedangkan pemegang massa tidak diperkenankan untuk
menjadi tempat mencoba elektroda/menyalakan elektroda agar tidak
rusak.Penjepit benda kerja ditempatkan pada dekat benda kerja atau meja las
dengan kuat agar aliran listrik dapat maksimal/tidak banyak arus yang terbuang.

d.Palu las
Palu las adalah alat untuk membersihkan terak dari hasil pengelasan.Dalam
menggunakan palu terak ini jangan sampai membuat luka pada hasil pengelasan
maupun pada base metalnya.Karena luka bekas pukulan adalah merupakan cacat
pengelasan.Palu las sebelum digunakan dicek ketajamannya dan

kondisinya.Apabila sudah tumpul, maka harus ditajamkan dengan
menggerindanya.Setelah selesai menggunakannya, tempatkan palu las pada
tempatnya secara rapi.Palu las digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan
terak las pada jalur las dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah
las.Berhati-hatilah membersihkan terak las dengan palu las karena kemungkinan
akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya.

e.Gerinda tangan
Gerinda tangan ini berfungsi untuk menyiapkan material yang akan di las
berupa penyiapan kampuh las.Gerinda ini juga digunakan untuk membantu dalam
proses pengelasan khususnya dalam pembersihan lasan sebelum di sambung atau
sebelum ditumpuki dengan lasan lapis berikutnya.Gerinda tangan ini juga
digunakan untuk membantu dalam memperbaiki cacat las yang memerlukan
penggerindaan dalam persiapannya sebelum diperbaiki cacat pengelasan tadi.
Dalam penggunaannya, periksa kabel gerinda apakah ada yang terkelupas atau
tidak, jika ada segera diisolasi agar operator tidak tersengat listrik.Pastikan saklar
dalam kondisi OFF sebelum kabel dihubungkan pada sumber listrik.Pastikan batu
gerinda terpasang dengan kuat dan tepat dan kemudian peganglah gerida pada
tangkai gerinda dengan kuat.Hubungkan kabel gerinda pada listrik dan kemudian
hidupkan dengan menekan tombol ON.Gunakan kaca mata putih saat

menggerinda.Setelah selesai saklar OFF dan lepas kembali kabel dari sumber
arus.Gulung kabel sedemikian rupa dan simpanlah pada tempatnya dengan aman
dan tidak saling bertindih dengan alat lain.
f.Sikat kawat
Dipergunakan
untuk
membersihkan
benda
kerja
yang
akan
dilas.Membersihkan terak las yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu
las.
g.Tang (penjepit)
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja
yang masih panas
erja
a.Helm las/topeng las
Helm las maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata
dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun

mata.Sinar las yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata
langsung sampai jarak 16 meter.Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang
dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut.Ukuran kaca las yang
dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan.
Umumnya penggunaan kaca las adalah sebagai berikut:
No. 6. dipakai untuk las titik
No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper.
No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper.
No. 10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper.

No. 12. untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper.
No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper.
Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam
dilapisi dengan kaca putih.

Gambar 21 helm las
b.Sarung tangan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan
memegang pemegang elektroda.Pada waktu mengelas harus selalu dipakai
sepasang sarung tangan.


Gambar 22 sarung tangan
c.Balu las/apron
Baju las/apron dibuat dari kulit atau dari asbes.Baju las yang lengkap dapat
melindungi badan dan sebagian kaki.Bila mengelas pada posisi diatas kepala,
harus memakai baju las yang lengkap.Pada pengelasan posisi lainnya dapat
dipakai apron.

d.Sepatu las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api.Bila tidak
ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.

e.Kamar las
Kamar las dibuat dari bahan tahan.api.Kamar las penting agar orang yang ada
disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las.Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya
kamar las dilengkapi dangan sistim ventilasi.Didalam kamar las ditempatkan
meja las.Meja las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar agar
terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh percikan terak las dan
bunga api.
f.Masker las

Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka
gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun