Pengaruh Faktor Keuangan dan Faktor Non Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur di BEI (2012-2014).
ABSTRAK
Ketika krisis ekonomi menghantam perekonomian suatu bangsa, maka aktivitas bisnis dapat terhambat sehingga mengganggu performa perusahaan. Hal ini tentu saja akan berdampak terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan usahanya (going concern). Asumsi going concern diungkapkan oleh auditor saat mengeluarkan opini dalam suatu audit. Untuk mengukur status going concern suatu perusahaan diperlukan faktor-faktor yang dijadikan sebagai tolak ukur yaitu faktor keuangan dan faktor non keuangan terhadap penerimaan opini audit going concern. Data dikumpulkan dengan melakukan analisa data sekunder. Sampel diambil adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (2012-2014). Dari sebelas hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, hanya dua hipotesis yang terjawab yaitu rasio nilai pasar berpengaruh sebesar 0.047 terhadap penerimaan opini audit going concern, dan opinion shopping berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Opinion shopping berpengaruh sebesar 0.031 terhadap penerimaan opini audit going concern.
(2)
ix ABSTRACT
When the economic crisis hit the economy of a nation, then the business activity can be inhibited so interfere with the performance of company. This of course will affect the company’s ability to maintain its business (going concern). The assumption of going cocnern expressed by the auditor when issuing opinions in an audit. To measure a company’s going concern status necessary factors that serve as benchmarks for sure, by looking at thr company’s internal conditions. Thus, conducted a study which aims to examine the factor that serve as the benchmarks that is a factor of financial and non financial factors to the going concern audit opinion. Data were collected by analyzinh secondary data. Sample taken were all manufacturing companies listed on the Stock Exchange (2012-2014). Of the eleven hypothesis proposed in this study only two hypothesis which missed the ratio affects the market value of 0.0047 againts the going concern audit opinion, and opinion affect the reception opinion shopping going cocnern opinion audit. Opinion shopping influential at 0.031 against the going concern audit opinion.
(3)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 9
1.3Tujuan Penelitian ... 10
1.4Manfaat Penelitian ... 11
BAB II LANDASAN TEORI ... 12
2.1Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Teori Keagenan ... 12
2.1.2 Auditing ... 13
2.1.3 Opini Audit ... 15
2.1.3.1 Jenis-jenis Opini Audit ... 15
2.1.4 Kemampuan Entitas Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya (Going Concern) ... 19
2.1.5 Opini Audit Going Concern ... 20
2.1.6 Hubungan Tingkat Keraguan dengan Opini Audit .... 25
2.1.7 Faktor Keuangan/Rasio Keuangan ... 29
2.1.8 Faktor Non Keuangan ... 31
2.1.9 Penelitian Terdahulu ... 33
2.2Rerangka Pemikiran ... 40
2.3Pengembangan Hipotesis ... 46
2.3.1 Pengaruh Faktor Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern ... 46
2.3.2 Pengaruh Faktor Non Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern ... 48
(4)
xi
BAB III METODE PENELITIAN ... 53
3.1Objek Penelitian ... 53
3.2Populasi dan Sampel Penelitian ... 53
3.2.1 Populasi ... 53
3.2.2 Sampel ... 54
3.3Metode Peneltian ... 59
3.4Teknik Pengumpulan Data ... 63
3.5Definisi Operasional Variabel (DOV) ... 64
3.6Teknik Analsis Data ... 71
3.6.1 Analisis Data Deskriptif ... 71
3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 71
3.6.3 Analisis Regresi Logistik ... 73
3.6.4 Menilai Model Fit ... 73
3.6.5 Menilai Keseluruhan Model Fit (Overall Model Fit) 76 3.6.6 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ... 77
3.6.7 Estimasi Parameter dan Interpretasi ... 77
3.6.8 Pengujian Hipotesis ... 78
BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN ... 79
4.1Hasil Penelitian ... 79
4.1.1 Analisis Deskriptif ... 80
4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 83
4.1.3 Model Regresi Logistik ... 87
4.1.3.1 Uji Secara Keseluruhan (Overall Model Fit) 88
4.1.3.2 Koefisien Determinasi ... 89
4.1.3.3 Menilai Kelayakan Model Regresi ... 90
4.1.3.4 Uji Signifikasi Masing-Masing Variabel Bebas Prediktor atau Uji Koefisien Regresi Logistik 90 4.1.3.5 Omnibus Test Of Model (Pengujian Simultan) 91 4.2Pembahasan ... 92
4.2.1 Pengaruh Rasio Likuiditas (LIKD) Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Cocnern (H1)... 92
4.2.2 Pengaruh Rasio Aktivitas (AKT) Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (H2) ... 93
4.2.3 Pengaruh Rasio Leverage (LEV) Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (H3) ... 94
4.2.4 Pengaruh Rasio Nilai Pasar (PBV) Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (H4) ... 96
4.2.5 Pengaruh Rasio Pertumbuhan Penjualan (SALES) Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (H5) ... 97
4.2.6 Pengaruh Reputasi KAP (REP) Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (H6) ... 98
4.2.7 Pengaruh Opinion Shopping (SHOP) Terhadap Penerimaan Opini Au dit Going Concern (H7) ... 98 4.2.8 Pengaruh Ukuran Perusahaan (SIZE) Terhadap
(5)
Penerimaan Opini Audit Going Concern (H8) ... 99
4.2.9 Pengaruh Audit Client Tenure (TEN) Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (H9) ... 100
4.2.10 Pengaruh Audit Lag (LAG) Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (H10) ... 101
4.2.11 Pengaruh Faktor Keuangan dan Faktor Non Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (H11) 102 4.3Perbandingan Dengan Hasil Riset Empiris ... 103
BAB V PENUTUP ... 105
5.1Simpulan ... 105
5.2Keterbatasan Penelitian ... 109
5.3Implikasi Penelitian ... 109
5.4Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA ... 111
LAMPIRAN ... 115
(6)
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hubungan Tingkat Keraguan Opini Audit ... 26
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 33
Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel ... 55
Tabel 3.2 Sampel Perusahaan ... 56
Tabel 4.1 Kriteria Pengambilan Sampel ... 79
Tabel 4.2 Descriptive Statistic ... 80
Tabel 4.3 One-Sample-Kolmogorov-Smirnov ... 84
Tabel 4.4 One-Sample-Kolmogorov-Smirnov ... 84
Tabel 4.5 Coefficients (uji multikolinearitas) ... 85
Tabel 4.6 Durbin Watson (Uji Autokorelasi) ... 86
Tabel 4.7 Classification Table ... 88
Tabel 4.8 Perbandingan Nilai -2LL0 dengan -2LL1 ... 89
Tabel 4.9 Model Summary ... 89
Tabel 4.10 Hosmer and Lameshow Test ... 90
(7)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 ... 21 Gambar 2.2 ... 46
(8)
1
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada bulan Agustus 2015, berdasarkan data Bloomberg rupiah diperdagangkan dalam rentang Rp13.977 – Rp 14.053 per dollar AS. Pada saat itu, rupiah juga sempat menembus level Rp14.047. Bagi pengusaha, sulit untuk memprediksi angka rupiah ke depan karena terpengaruh oleh situasi perekonomian global yang tidak menentu. Bila ketidakpastian ini masih terjadi, penurunan produksi dan investasi masih akan terjadi hingga akhir tahun bahkan hingga 2016. Melihat keadaan ini, ekonom Universitas Indonesia (UI) Anton Gunawan berpendapat, selama pelemahan rupiah tidak bisa diprediksi, pengusaha akan terus kesulitan menentukan kebijakan. Terutama untuk mencegah terjadinya kerugian akibat selisih kurs. (www.katadata.co.id)
Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan bergerak fluktuatif, dibayangi pergerakan nilai tukar rupiah yang cenderung melemah. Menurut Analis First Asia Capital David N Sutyanto, kekhawatiran kenaikan tingkat bunga The Fed September 2015 ini menjadi sentimen pelemahan rupiah dan berdampak negatif bagi aset berisiko. "IHSG diperkirakan bergerak dengan support (batas bawah) di level 4.270 dan resisten (batas atas) di 4.370 cenderung melemah," ujarnya. Anjloknya IHSG, depresiasi rupiah atas dolar AS hingga mendekati Rp14.300, turunnya cadangan devisa, kebijakan uang ketat Bank Indonesia (BI), perlambatan pertumbuhan ekonomi mencerminkan
(9)
rendahnya daya tahan perekonomian domestik terhadap gejolak perekonomian global (www.viva.co.id) Keadaan ini tentunya dapat menimbulkan terjadinya krisis keuangan domestik, karena terjadinya pergolakan perekonomian global berdampak nyata saat ini terhadap kondisi perekonomian negara Indonesia .
Beberapa implikasi krisis keuangan global terhadap ekonomi suatu negara dapat berupa resesi, menurunnya pertumbuhan ekonomi, perubahan tingkat suku bunga, devaluasi mata uang, tingkat inflasi, ketidakstabilan moneter dan berubahnya kebijakan fiskal. Setiap bidang industri akan terkena dampak krisis keuangan global dengan intesitas yang berbeda-beda. Secara garis besar, krisis keuangan global dapat berdampak terhadap pasar, regulasi industri, persaingan industri dan risiko bisnis (Purba 2009). Ketika krisis ekonomi menghantam perekonomian suatu bangsa, maka aktivitas bisnis dapat terhambat sehingga mengganggu performa perusahaan (Hadari & Sudibyo 2014).
Hal ini tentu saja akan berdampak terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan usahanya, sehingga dapat menyebabkan keraguan pengguna laporan keuangan khususnya pihak eksternal seperti penyedia modal dan para pemegang saham untuk menanamkan modalnya dalam berinvestasi, kredit, maupun keputusan alokasi sumber daya lainnya yang berpotensi secara keseluruhan meningkatkan efisiensi pasar (Diana B.A.M, 2014). Hal ini menunjukkan bahwa laporan keuangan merupakan suatu media penting untuk memberikan informasi penting tentang keadaan perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan, hal ini juga sesuai dengan
(10)
3
Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN
penjelasan dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
SAK 2015 dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan paragraf 12 mengenai tujuan laporan keuangan menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah mnyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomik. Untuk pengambilan keputusan ekonomik, laporan keuangan harus dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Dengan memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan tersebut, maka laporan keuangan tentu akan dapat mencerminkan bagaimana kelanjutan dan kemampuan perusahaan dalam menghadapi guncangan ekonomik dan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya.
SAK 2015 dalam Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan paragraf 23 mengenai kelangsungan usaha dijelaskan bahwa laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu, entitas diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya.
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA 570 paragraf 02 mengenai kelangsungan usaha menyatakan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, suatu entitas dipandang bertahan dalam bisnis untuk masa depan yang dapat diprediksi. Laporan keuangan bertujuan umum
(11)
disusun atas suatu basis kelangsungan usaha, kecuali manajemen bermaksud untuk melikuidasi entitas atau mengehntikan operasinya, atau tidak memiliki alternatif yang realistis selain melakukan tindakan tersebut di atas.
Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar bertahan hidup. Namun, manajemen suatu perusahaan dianggap tidak akan berlaku adil dan objektif dalam melaporkan hasil presentasinya. Oleh karena itu, diperlukan auditor independen yang menilai seberapa jauh pengelolaan dana yang dilakukan oleh manajemen dan untuk melihat apakah laporan yang disusun manajemen telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang ada (Azizah & Anisykurlillah, 2014).
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA 200 mengatur mengenai tujuan keseluruhan auditor independen dan pelaksanaan audit berdasarkan standar audit. Dalam paragraph 03 diatur bahwa tujuan suatu audit adalah untuk meningkatkan tingkat keyakinan pengguna laporan keuangan yang dituju. Hal ini dicapai melalui pernyataan suatu opini oleh auditor tentang apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan suatu kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Dalam hal kebanyakan kerangka bertujuan umum, opini tersebut adalah tentang apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka. suatu audit yang dilaksanakan berdasarkan SA dan ketentuan etika yang relevan memungkinkan auditor untuk merumuskan opini. Opini going concern merupakan bad news bagi
(12)
5
Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN
pemakai laporan keuangan. Hal ini tentu akan menghambat para investor dan pemegang saham untuk memberikan pinjaman modal terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia, karena keraguan terhadap kelangsungan usaha perusahaan yang membutuhkan dana (Venuti dalam
Fadilah (2013). Pada kenyataanya, masalah going concern merupakan hal yang
kompleks dan terus ada. Sehingga diperlukan faktor-faktor sebagai tolak ukur yang pasti untuk menentukan status going concern pada perusahaan. Dan kekonsistenan faktor-faktor tersebut harus diuji agar dalam keadaan ekonomi fluktuatif, status going concern tetap dapat diprediksi (Mutaqqin & Sudarno, 2012).
Kajian atas opini audit going concern dapat dilakukan dengan melihat kondisi internal perusahaan seperti ukuran perusahaan, opinion shopping, reputasi KAP, audit client tenure, audit lag dan analisis rasio seperti likuiditas, leverage, rasio aktivitas, rasio nilai pasar dan pertumbuhan penjualan. Reputasi KAP yang biasanya diproksikan dengan kantor akuntan besar (big four) memiliki kualitas yang lebih tinggi dalam pelatihan dan pengakuan internasional, sehingga akan mempertinggi skala kantor akuntan tersebut dibandingkan dengan kantor akuntan non big four. Margereta dalam Mutaqqin & Sudarno (2012). Semakin besar skala auditor maka akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini audit going concern (Werastuti, 2013)
Rasio pertumbuhan penjualan digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam
(13)
industry maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Weston & Copeland dalam Mutaqqin & Sudarno 2012). Ukuran perusahaan dapat dilihat dengan ketahan peusahaan dalam menghadapi berbagai masalah.
Perusahaan besar dalam menghadapi permasalahan keuangannya tentulah sangat berhati-hati dalam mengambil keputusannya. Perusahaan besar memiliki SDM yang berkualitas sehingga akan lebih mampu untuk menangani kesulitan kondisi keuangn dengan strategi yang baik agar tidak mengalami financial distress yang akan berdampak pada penerimaan opini audit going concern (Normalasari dalam Azizah & Anisykurllilah, 2014).
Opinion Shopping didefinisikan dalam SEC , sebagai aktivitas mencari auditor yang mau mendukung perlakuan akuntansi yang diajukan oleh manajemen untuk mencapai tujuan pelaporan perusahaan (Dewayanto, 2011). Perusahaan menggunakan pergantian auditor untuk menghindari penerimaan opini going concern dengan dua cara, yaitu: (1) perusahaan dapat mengancam melakukan pergantian auditor. (2) bahkan ketika auditor tersebut independen, perusahaan akan memberhentikan akuntan public (auditor) yang cenderung memberikan opini going concern (Teoh dalam Dewayanto, 2011).
Audit tenure merupakan jangka waktu perikatan yang terjalin antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan auditee yang sama (Nur DP & Azlina, 2012). Semakin lama hubungan auditor dengan klien, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk mendapatkan opini audit going concern (Junaidi & Hartono, dalam Nur DP & Azlina, 2012). Opini audit going concern lebih banyak ditemui ketika pengeluaran opini audit
(14)
7
Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN
terlambat. Hal ini bisa dimungkinkan karena auditor terlalu banyak melakukan tes, manajer melakukan negosiasi yang panjang ketika terdapat ketidakpastian kelangsungan hidup atau auditor mengharapkan dapat memecahkan masalah yang dihadapi untuk menghindari dikeluarkannya opini audit going concern (Mc.Keown dalam Mutaqqin & Sudarno, 2012)
Jika perusahaan memiliki likuiditas yang diproksikan dengan current ratio yang baik, maka kemungkinan untuk dapat meneruskan aktivitas usahanya akan lebih besar, sehingga kemungkinan untuk memperoleh opini going concern akan lebih sedikit. Rasio aktivitas mengukur efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimiliki. Rasio aktivitas yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan benar-benar dapat melakukan kegiatan operasi utamanya, dengan demikian diharapkan kelangsungan usahanya dapat dipertahankan (Mutaqqin& Sudarno, 2012). Rasio Leverage atau debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang dan modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada, rasio ini sering juga disebut dengan rasio solvabilitas. Fluktuasi nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dapat meningkatkan hutang perusahaan dalam bentuk valuta asing. Solvabilitas (solvency) merupakan kemungkinan dan kemampuan jangka panjang perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka panjang perusahaan (Wild et.all, 2005).
Rasio nilai pasar diproksikan melalui rasio PBV (price to book value), PBV merupakan indikator lain yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. PBV digunakan untuk mengukur kinerja saham terhadap nilai
(15)
bukunya. Perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio PBV-nya mencapai di atas satu yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari pada nilai bukunya (Hardiningsih dalam Nasehah, 2012).
Beberapa peneliti telah menganalisis faktor keuangan dan faktor non keuangan terhadap penerimaan opini audit going concern di antaranya Mutaqqin & Sudarno (2012), Yunida & Wahyu (2013), Hadari. & Sudibyo. (2014), dan Werastuti(2014) menguji bagaimana pengaruh rasio-rasio keuangan perusahaan (rasio-rasio likuiditas, rasio-rasio profitabilitas, rasio-rasio aktivitas, rasio leverage, rasio pertumbuhan penjualan dan rasio nilai pasar) dan rasio non keuangan (opinion shopping, ukuran perusahaan, reputasi KAP, audit client tenure, audit lag) terhadap penerimaan opini audit going concern, namun hasil yang ditunjukkan bervariasi dan tidak konsisten.
Penelitian Mutaqqin & Sudarno (2012) memberikan hasil bahwa faktor keuangan (likuiditas, rasio aktivitas, leverage, dan pertumbuhan penjualan) tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan rasio profitabilitas dan rasio nilai pasar berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern dan untuk faktor non keuangan (ukuran perusahaan, reputasi KAP, dan audit lag) tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan opinion shopping, opini audit tahun lalu dan audit client tenure berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Hadari & Sudibyo (2014) memberikan hasil bahwa kualitas finansial yang diproksikan dengan rasio likuiditas, solvabilitas, pertumbuhan
(16)
9
Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN
penjualan, pertumbuhan harga saham berpengaruh negative terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan rasio profitabilitas tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Werastuti (2014) memberikan hasil bahwa audit client tenure, ukuran klien, dan kondisi keuangan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan debt default berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Mutaqqin & Sudarno (2012). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Mutaqqin & Sudarno (2012) adalah dengan melepaskan 2 buah variabel dependen yang pada umumnya sudah memiliki hasil berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern, yaitu variabel dependen profitabilitas dan variabel opini audit tahun sebelumnya, selain itu, penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 sebagai sampel penelitian, sedangkan penelitian Mutaqqin & Sudarno (2012) menggunakan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Hal ini dilakukan oleh peneliti guna memperoleh generalisasi hasil penelitian.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1) Apakah faktor keuangan (rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, pertumbuhan penjualan, dan rasio nilai pasar) dan faktor non
(17)
keuangan (opinion shopping, ukuran perusahaan, reputasi KAP, audit klien tenure, dan audit lag) berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan opini audit going concern perusahaaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2014?
2) Apakah faktor keuangan (rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, pertumbuhan penjualan, dan rasio nilai pasar) dan faktor non keuangan (opinion shopping, ukuran perusahaan, reputasi KAP, audit klien tenure, dan audit lag) berpengaruh secara simultan terhadap terhadap penerimaan opini audit going concern perusahaaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2014?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1) Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh secara parsial faktor keuangan dan faktor non keuangan terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2014.
2) Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh secara simultan faktor keuangan dan faktor non keuangan terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2014.
(18)
11
Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut ini:
1. Kegunaan Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan referensi bagi peneliti berikutnya untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan dunia pendidikan Indonesia khususnya di bidang pengauditan. Selain itu, hasil penelitian ini kiranya dapat menjawab ketidakkonsistenan hasil penelitian sebelumnya mengenai penerimaan opini audit going concern.
2. Keguanaan bagi Praktisi
1) Bagi praktisi kantor akuntan public (KAP) terutama bagi auditor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam melakukan penliaian dalam kelangsungan usaha klien untuk pemberian opini audit going conern.
2) Bagi Investor, dengan adanya penelitian ini investor dapat lebih mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern pada suatu perusahaan sehingga penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi investor dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi.
(19)
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengujian secara parsial menemukan bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Karena nilai sig > (α), yaitu sebesar 0.093 > 0.05. Rasio likuiditas dalam penelitian ini dihitung dengan membandingkan aktiva lancar terhadap hutang lancar. Rata-rata perusahaan yang diteliti tidak terlalu likuid, namun dalam penelitian ini, rasio likuiditas tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, hal ini dibuktikan melalui hasil penelitian ini, bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan tidak terlalui likuid, namun rata-rata perusahaan menerima opini audit non going concern. Sehingga rasio likuiditas tidak menjadi acuan dan pertimbangan yang utama bagi auditor dalam memberikan opini audit going concern. .
2. Rasio Aktivitas tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, karena nilai sig > (α), yaitu sebesar 0.182 > 0.05. Karena walaupun rasio aktivitas perusahaan tidak terlalu baik, tetapi harga jual produknya tinggi, maka laba yang diperoleh juga tinggi, maka perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sehingga rasio aktivitas tidak dapat menjadi acuan
(20)
106
Universitas Kristen Maranatha BAB V PENUTUP
3. Rasio Leverage tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, karena nilai sig > (α), yaitu sebesar 0.879 > 0.05. Hasil penelitian ini bertentangan dengan teori yang mengatakan bahwa rasio leverage yang buruk berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, karena jika perusahaan tidak mampu membayar hutangnya dengan modal yang dimilikinya maka perusahaan tersebut cenderung menerima opini audit going concern. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio leverage kurang baik, namun rata-rata perusahaan memperoleh opini audit going concern. Hal ini membuat auditor tidak menjadikan rasio leverage sebagai acuan untuk memberikan opini audit going concern.
4. Rasio Pertumbuhan Penjualan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, karena nilai sig > (α) yaitu sebesar 0.231 > 0.05. Hal ini terjadi karena rata-rata pertumbuhan penjualan perusahaan selama periode 3 tahun yang dijadikan sampel bersifat fluktuatif. Sehingga sulit untuk memprediksi kelangsungan hidup suatu perusahaan jika hanya melihat melalui pertumbuhan penjuala. Hal ini membuat auditor tidak dapat menjadikan rasio pertumbuhan penjualan sebagai acuan dalam memberikan opini audit going concern.
5. Rasio Nilai Pasar berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern karena nilai sig < (α), yaitu sebesar 0.047 < 0.05. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini rata-rata
(21)
memiliki tingkat profitabilitas yang cukup baik, sehingga harga sahamnya juga rata-rata stabil, dan perusahan-perusahaan tersebut pada umumnya tidak memperoleh opini audit going concern. 6. Reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
going concern, karena nilai sig > (α) yaitu sebesar 0.322 > 0.05. Hal ini berarti bahwa KAP yang termasuk the big four ataupun KAP yang bukan termasuk the big four sama-sama memberikan kualitas audit yang baik dan bersikap independen dalam mengeluarkan opini audit going concern.
7. Opinion Shopping berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, karena nilai sig > (α) yaitu sebesar 0.031 < 0.05. Hal ini ditunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini terbukti sering melakukan pergantian auditor dan pada umumnya dalam laporan audit perusahaan tersebut mengeluarkan opini audit clean opinion.
8. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, karena nilai sig > (α) yaitu sebesar 0.113 > 0.05. Hal ini terjadi karena untuk mengukur ukuran perusahaan, menggunakan logaritma natural (ln) terhadap akun total aktiva, dimana pada penelitian ini total aktiva lancar perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan total aktiva tetap, yang mengakibatkan perusahaan kurang likuid, jadi walaupun total aktiva tetapnya cukup besar, namun perlu diketahui cara memperolehnya, apakah dengan cara kredit atau tidak. Hal ini membuat seorang auditor
(22)
108
Universitas Kristen Maranatha BAB V PENUTUP
tidak terlalu memperhatikan ukuran perusahaan dalam pemberian opini audit going concern.
9. Audit Client Tenure tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, karena nilai sig > (α) yaitu sebesar 0.140 > 0.05. Hal ini memberikan bukti empiris bahwa independensi auditor tidak terganggu dengan lamanya perikatan yang terjadi antara auditor dengan kliennya. Auditor akan tetap mengeluarkan opini audit going concern kepada perusahaan yang diragukan kemampuannya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usaha tanpa memperdulikn kehilangan fee audit yang diterima di masa yang akan datang.
10.Audit Lag tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, karena nilai sig > (α) yaitu sebesar 1.000 > 0.05. Hal ini disebabkan oleh perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian kebanyakan melakukan pelaporan dengan tepat waktu, dan mendapat opini wajar dalam semua hal yang material dengan paragraf penjelas. Walaupun ada beberapa perusahaan yang terlambat melakukan pelaporan, namun opini yang dikeluarkan adalah opini clean opinion.
11.Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa faktor keuangan (rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, rasio nilai pasar, rasio pertumbuhan penjualan) dan faktor non keuangan (reputasi Kap, opinion shopping, ukuran perusahaan, audit client tenure, audit lag) berpengaruh secara simultan terahadap penerimaan opini
(23)
audit going concern, karena nilai sig < (α) yaitu sebesar 0.014 < 0.05. Hal tersebut disebabkan oleh karena adanya kaitan antar variabel yang satu dengan yang lain, sehingga apabila satu variabel memiliki efek dominan akan menyebabkan variabel lain ikut terpengaruh oleh variabel tersebut. Sehingga walaupun secara parsial, terdapat beberapa variabel yang tidak berpengaruh namun jika diuji secara simultan hasilnya dapat berpengaruh.
5.2. Keterbatasan Penlitian
Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yang disebabkan karena keterbatasan waktu dan tenaga sehingga ada beberapa hal penting tidak disertakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1) Sampel penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur 2) Jangka waktu penelitian 3 tahun
3) Pengukuran opinion shopping yang sifatnya bias, karena bisa saja disebabkan oleh faktor peraturan rotasi KAP yang wajar terjadi, bukan karena disebabkan oleh faktor opinion shopping.
5.3. Implikasi Penelitian
Implikasi penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil penlitian yang baru saja dilakukan dengan hasil penelitian terdahulu adapun implikasi penelitian dapat berupa:
1) Implikasi teoritis, teori yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis dan teori yang digunakan untuk mendukung
(24)
110
Universitas Kristen Maranatha BAB V PENUTUP
hasil penelitian ini pada umumnya sesuai dengan penelitian terdahulu, namun ada beberapa teori baru yaitu beberapa hasil pengujian dalam penilitian ini tidak hanya disebabkan oleh teori-teori yang sudah ada tapi disebabkan juga oleh beberapa teori-teori baru yaitu beberapa variabel dalam penlitian ini dipengaruhi oleh pergolakan kurs mata uang.
2) Implikasi manajerial, implikasi bagi manajerial untuk sejauh ini adalah untuk lebih memperhatikan dampak kurs mata uang asing yang menjadi dasar dari segala aktivitas perusahaan.
3) Impliakasi Metodologi, metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik, dan untuk sejauh ini regresi logistik dapat mengukur dan menjelaskan pengaruh antar variabel yang diteliti.
5.4. Saran
Saran-saran dari penulis adalah sebagai berikut:
1. Penulis menyarankan sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan rasio nilai pasar (PBV) karena pengaruhnya sangat signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
2. Penulis menyarakan sebaiknya perusahaan manufaktur yang rentan terimbas oleh gejolak ekonomi, dapat menyeimbangkan rasio-rasio keuangannya. Agar dalam gejolak ekonomi yang tidak dapat diprediksi perusahaan tetap dapat going concern.
(25)
3. Objek penlitian ini terbatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI karena menurut peneliti perusahaan manufaktur sangat rentan akan dampak ekonomi terutama terhadap depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar. Namun penulis menyarankan untuk menambah objek penelitian dengan menambah sektor-sektor lain.
(26)
PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN FAKTOR NON KEUANGAN
TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI (2012-2014)
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh,
Sidang Sarjana Strata 1 (S-1)
Oleh
Rika Chrismayana Ginting
1251244
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
(27)
In BEI (2012-2014)
THESIS
Submitted to qualify the requirement to take,
a trial bachelor 1 (S-1)
Arrange By:
Rika Chrismayana Ginting
1251244
ACCOUNTING PROGRAM
FACULTY OF ECONOMICS
MARANATHA CHRISTIAN UNIVERSITY
BANDUNG
(28)
KATA PENGANTAR
Penelitian yang berjudul “Pengaruh faktor keuangan dan faktor non keuangan terhadap penerimaan opini audit going concern”, memiliki tujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang faktor keuangan yang diproksikan dengan (rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, rasio nilai pasar, rasio pertumbuhan penjualan) dan faktor non keuangan yang diproksikan dengan (reputasi KAP, opinion shopping, ukuran perusahaan, audit client tenure, dan audit lag) yang memperngaruhi penerimaan opini audit going concern.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan. Penelitian ini hanya berfokus terhadap laporan keuangan perusahaan manufaktur yang listing di BEI dari tahun 2012-2014 saja, maka hasil pengujian yang diperoleh mungkin kurang akurat, karena hanya berfokus pada tahun 2012-2014 saja.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini:
1. Tuhan Yesus Kristus, yang senantiasa memberikan saya kekuatan , semangat, pertolongan, dan begitu banyak berkat dalam penyusunan skripsi ini, terimakasih Bapa... Aku mencintaiMu.
2. Dekan Fakultas Ekonomi, bu Se Tin, SE., M.Si. dan beserta struktural Fakultas Ekonomi yang senantiasa memberi dorongan dan senyuman terbaiknya, God Bless
3. TU Fakultas Ekonomi yang baik hati, dan senantiasa menolong saya dalam banyak hal, God Bless.
4. Dosen pembimbing saya bu Lidya Agustina SE., M.Si., Ak., CA yang sangat baik hati dan sabar dalam membimbing saya, terimakasih banyak ya bu. God Bless you.
5. Orang Tua saya, terkhusus Bapak dan Alm. Mamak tercintah, skripsi ini hadiah kecilku untuk kalian berdua, aku sayang kalian, terimakasih sudah memberikan yang terbaik untukku Pa.. Mah... Jessus Bless them.
(29)
untuk bibik dan kila. God Bless.
7. Nenek Ribuku tersayang yang sangat mengerti aku dan mencintaiku, dan selalu memberikanku dukungan dalam banyak hal, terimakasih ribu, aku sayang nek ribu, muaacchh.. God Bless.
8. Sepupu ku tersayang Lola Aginta Sibuea, yang selalu memberiku semangat, makanan yang banyak, hiburan dan doa, makasih ya rooossmaa.. hahaha cepat selesaikan kuliahnya.. God Bless
9. Sepupuku ku tersayang kak Mey, Kak Army, Bang Hesron, Ucok, Kalvari, Arin, Christopher, terimakasih untuk semua bantuan dan doanya, dan Dek Rafli (dek Goni) yang baik hati meminjamkan laptonya, hahaha cepat menyusul ya dek Gooon.. God Bless.
10. Semua Keluarga besar Ginting, Keluarga Besar Purba dan Keluarga besar Perangin-angin, terimakasih doa, dan semangatnya, God Bless.
11. Teman seperjuangan satu dosen pembimbing ku Sylvia Andri SE., Ellen Liputri SE, Karina Srininta SE, dan teman seperjangan skripsi Emelia SE, Titin Kristina SE, dan semuanya, terimakasih untuk semuanya, God Bless.
12. Teman magang perpus yang selalu memberikan hiburan dan tawa bahagia disaat hati sedang galau dan pikiran stress, God Bless
13. D’Kampret yang selalu memberikan semangat dari kejauhan, God Bless
14. Ko Christian. S, yang selalu ada dihatiku, seseorang yang sangat aku cintai dan sangat berarti bagiku, terimakasih untuk semua motivasinya, karna kamu aku mampu melewati semuanya, aku selalu bersyukur dan tersenyum apa pun yang terjadi karena kamu, I Love You ko.. God Bless.
Ahir kata, semoga Tuhan selalu melimpahkan kasih dan berkatNya kepada semua pihak atas semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan. Semoga tugas akhir ini dapat berguna dan memberi nilai tambah serta wacana baru bagi semua pihak yang membacanya. Tuhan Yesus Memberkati.
(30)
111 DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S. (2014). Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Emat.
Ardiani. N, DP. N, Emrinaldi & Azlina, N. (2012). Pengaruh Audit tenure, disclosure, ukuran KAP, debt default, opinion shopping, dan kondisi keuangan terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan real estate dan property di BEI. Jurnal Ekonomi. Vol 20, No 4.
Arens, A. Alvin., Elder, J. Randal., Beasley, S. Mark. Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach. England: Pearson Eduation Limitied.
Arens, A. Alvin., Elder, J. Randal., Beasley, S. Mark. Auditing dan Jasa Assurance “Pendekatan Terintegrasi” Edisi 12, Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Azizah, Rizki & Anisykurlillah, I. 2014. Pengaruh ukuran perusahaan, debt default, dan kondisi keuangan perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern.Accounting analysis journal 3 (4). Universitas Diponegoro Semarang. ISSN: 2252-6765
Cooper, D. & Schindler, S. P. Metode Riset Bisnis. Volume 1. New York: McGraw-Hill.
Dewayanto, Totok. 2011. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Fokus Ekonomi. Vol. 6, No. 1. hal: 81-104.
(31)
Hery. Analisis Laporan Keuangan “Pendekatan Rasio Keuangan”. Jakarta: PT Buku Seru.
Indriantoro, N. & Supomo, B. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis: untuk Akuntasi dan Manajemen. Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE.
Jogiyanto, H.M. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Edisi keenam. Yogyakarta: BPFE.
(Kisah Terpuruknya Rupiah & IHSG di 2013 http://economy.okezone.com/read/2013/12/24/278/916693/kisah-
terpuruknya-rupiah-ihsg-di-2013)
Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Lianto, Novice dan Kusuma, H.B. 2010. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.12, No. 2, hal 97-106.
Menkeu: Pelemahan Rupiah sampai Awal Tahun 2014
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/08/28/0734350/Menkeu.Pele mahan.Rupiah.sampai.Awal.Tahun.2014
Munawir, H.S. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yorgyakarta.
Mutaqqin, N. Ariffandita & Sudarno.2012. Analisis pengaruh Rasio Keuangan dan Faktor Non Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Diponegoro Joirnal of accounting.Vol 1, No 2,hal 1-13.
(32)
113
Universitas Kristen Maranatha Malau, A.B. (2014). Analisa Pengaruh rasio keuangan dan faktor non keuangan terhadap penerimaan opini audit going concern (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI). Skripsi, Bandung: Program Sarjana Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Nasehah, Durrotun. 2012. Analisis pengaruh ROE, DER, DPR, Growth, dan Firm Size terhadap Price to Book Value (PBV) ( Studi kasus pada perusahaan manufaktur yang listed di BEI periode 2007-2010), Skripsi. Semarang: Program Sarjana Universitas Diponegoro.
Guy, D.M., Alderman, C.W., dan Winters, A.J. (2002). Auditing. Jakarta: Erlangga.
Hadari, Baqarina & Sudibyo, Bambang. 2014. Analisis pengaruh kualitas finansial perusahaan, kualitas auditor, dan kualitas perekonomian terhadap opini audit going concern. Jurnal Economia, Vol. 10, No. 1.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Standar professional akuntan public: SA 200.Jakarta: Salemba Empat.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Standar professional akuntan public: SA 570 .Jakarta: Salemba Empat.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
(33)
Jogiyanto, H.M. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah kaprah dan pengalman-pengalman. Yogyakarta: BPFE.
Purba, P. Marisi (2009).Asumsi Going Concern (Suatu Tinjauan Terhadap Dampak Krisis Keuangan atas Opini Audit dan Laporan Keuangan). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Purba, P. Marisi (2015). Profesi Akuntan Publik di Indonesia; Pembahasan Kritis terhadap Peranan, Tanggung Jawab, Sanksi dan Peradilan Profesi Akuntan Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Raharjo, Eko. 2007. Teori Agensi dan Teori Stewarship dalam Perspektif Akuntansi. Fokus Ekonomi. Vol. 2. ISSN: 1907-6304.
Santosa, F. A & Wedari, K.L. 2007. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan penerimaan opini audit Going Concern. JAAI Vol 11, No. 2, Hlm: 141 – 158.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Jogjakarta: BPFE-Yogyakarta.
Subramanyam, K.R. & Wil, J.J. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
(34)
115
Universitas Kristen Maranatha Werastuti, N. S. Desak. 2013. Pengaruh auditor client tenure, debt default, reputasi auditor, ukuran klien, dan kondisi keuangan terhadap kualitas audit melalui opini audit going oncern. Vokasi Jurnal Riset Akuntansi. Vol. 2, No. 1. ISSN: 2337-537X.
Wild, J. John, Subramanyam, K.R & Halsey, F. Robert (2005). Financial Statement Analysis (Analisa Lapora Keuangan).Jakarta: Salemba Empat.
Yunida, R & Wardhana, Wahyu. M. 2013. Pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern. Jurnal ITEKNA. Tahun XIII, No. 1. Hal 54-61.
(1)
6. Bik Tua dan Kila yang banyak memberikan bantuan dalam banyak hal, terimakasih banyak bik.. kila.. segala kebaikan yang kalian berikan aku tak mampu membalasnya biarlah Tuhan yang senantiasa memberikan berkatnya untuk bibik dan kila. God Bless.
7. Nenek Ribuku tersayang yang sangat mengerti aku dan mencintaiku, dan selalu memberikanku dukungan dalam banyak hal, terimakasih ribu, aku sayang nek ribu, muaacchh.. God Bless.
8. Sepupu ku tersayang Lola Aginta Sibuea, yang selalu memberiku semangat, makanan yang banyak, hiburan dan doa, makasih ya rooossmaa.. hahaha cepat selesaikan kuliahnya.. God Bless
9. Sepupuku ku tersayang kak Mey, Kak Army, Bang Hesron, Ucok, Kalvari, Arin, Christopher, terimakasih untuk semua bantuan dan doanya, dan Dek Rafli (dek Goni) yang baik hati meminjamkan laptonya, hahaha cepat menyusul ya dek Gooon.. God Bless.
10. Semua Keluarga besar Ginting, Keluarga Besar Purba dan Keluarga besar Perangin-angin, terimakasih doa, dan semangatnya, God Bless.
11. Teman seperjuangan satu dosen pembimbing ku Sylvia Andri SE., Ellen Liputri SE, Karina Srininta SE, dan teman seperjangan skripsi Emelia SE, Titin Kristina SE, dan semuanya, terimakasih untuk semuanya, God Bless.
12. Teman magang perpus yang selalu memberikan hiburan dan tawa bahagia disaat hati sedang galau dan pikiran stress, God Bless
13. D’Kampret yang selalu memberikan semangat dari kejauhan, God Bless
14. Ko Christian. S, yang selalu ada dihatiku, seseorang yang sangat aku cintai dan sangat berarti bagiku, terimakasih untuk semua motivasinya, karna kamu aku mampu melewati semuanya, aku selalu bersyukur dan tersenyum apa pun yang terjadi karena kamu, I Love You ko.. God Bless.
Ahir kata, semoga Tuhan selalu melimpahkan kasih dan berkatNya kepada semua pihak atas semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan. Semoga tugas akhir ini dapat berguna dan memberi nilai tambah serta wacana baru bagi semua pihak yang membacanya. Tuhan Yesus Memberkati.
Bandung, 28 Desember 2015
Rika Chrismayana Ginting
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S. (2014). Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Emat.
Ardiani. N, DP. N, Emrinaldi & Azlina, N. (2012). Pengaruh Audit tenure, disclosure, ukuran KAP, debt default, opinion shopping, dan kondisi keuangan terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan real estate dan property di BEI. Jurnal Ekonomi. Vol 20, No 4.
Arens, A. Alvin., Elder, J. Randal., Beasley, S. Mark. Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach. England: Pearson Eduation Limitied.
Arens, A. Alvin., Elder, J. Randal., Beasley, S. Mark. Auditing dan Jasa Assurance “Pendekatan Terintegrasi” Edisi 12, Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Azizah, Rizki & Anisykurlillah, I. 2014. Pengaruh ukuran perusahaan, debt default, dan kondisi keuangan perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern.Accounting analysis journal 3 (4). Universitas Diponegoro Semarang. ISSN: 2252-6765
Cooper, D. & Schindler, S. P. Metode Riset Bisnis. Volume 1. New York: McGraw-Hill.
Dewayanto, Totok. 2011. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Fokus Ekonomi. Vol. 6, No. 1. hal: 81-104.
(3)
112
Universitas Kristen Maranatha Hery. Analisis Laporan Keuangan “Pendekatan Rasio Keuangan”. Jakarta: PT Buku Seru.
Indriantoro, N. & Supomo, B. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis: untuk Akuntasi dan Manajemen. Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE.
Jogiyanto, H.M. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Edisi keenam. Yogyakarta: BPFE.
(Kisah Terpuruknya Rupiah & IHSG di 2013 http://economy.okezone.com/read/2013/12/24/278/916693/kisah-
terpuruknya-rupiah-ihsg-di-2013)
Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Lianto, Novice dan Kusuma, H.B. 2010. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.12, No. 2, hal 97-106.
Menkeu: Pelemahan Rupiah sampai Awal Tahun 2014
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/08/28/0734350/Menkeu.Pele mahan.Rupiah.sampai.Awal.Tahun.2014
Munawir, H.S. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yorgyakarta.
Mutaqqin, N. Ariffandita & Sudarno.2012. Analisis pengaruh Rasio Keuangan dan Faktor Non Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Diponegoro Joirnal of accounting.Vol 1, No 2,hal 1-13.
(4)
Malau, A.B. (2014). Analisa Pengaruh rasio keuangan dan faktor non keuangan terhadap penerimaan opini audit going concern (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI). Skripsi, Bandung: Program Sarjana Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Nasehah, Durrotun. 2012. Analisis pengaruh ROE, DER, DPR, Growth, dan Firm Size terhadap Price to Book Value (PBV) ( Studi kasus pada perusahaan manufaktur yang listed di BEI periode 2007-2010), Skripsi. Semarang: Program Sarjana Universitas Diponegoro.
Guy, D.M., Alderman, C.W., dan Winters, A.J. (2002). Auditing. Jakarta: Erlangga.
Hadari, Baqarina & Sudibyo, Bambang. 2014. Analisis pengaruh kualitas finansial perusahaan, kualitas auditor, dan kualitas perekonomian terhadap opini audit going concern. Jurnal Economia, Vol. 10, No. 1.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Standar professional akuntan public: SA 200.Jakarta: Salemba Empat.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Standar professional akuntan public: SA 570 .Jakarta: Salemba Empat.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
(5)
114
Universitas Kristen Maranatha Jogiyanto, H.M. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah kaprah dan pengalman-pengalman. Yogyakarta: BPFE.
Purba, P. Marisi (2009).Asumsi Going Concern (Suatu Tinjauan Terhadap Dampak Krisis Keuangan atas Opini Audit dan Laporan Keuangan). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Purba, P. Marisi (2015). Profesi Akuntan Publik di Indonesia; Pembahasan Kritis terhadap Peranan, Tanggung Jawab, Sanksi dan Peradilan Profesi Akuntan Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Raharjo, Eko. 2007. Teori Agensi dan Teori Stewarship dalam Perspektif Akuntansi. Fokus Ekonomi. Vol. 2. ISSN: 1907-6304.
Santosa, F. A & Wedari, K.L. 2007. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan penerimaan opini audit Going Concern. JAAI Vol 11, No. 2, Hlm: 141 – 158.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Jogjakarta: BPFE-Yogyakarta.
Subramanyam, K.R. & Wil, J.J. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
(6)
Werastuti, N. S. Desak. 2013. Pengaruh auditor client tenure, debt default, reputasi auditor, ukuran klien, dan kondisi keuangan terhadap kualitas audit melalui opini audit going oncern. Vokasi Jurnal Riset Akuntansi. Vol. 2, No. 1. ISSN: 2337-537X.
Wild, J. John, Subramanyam, K.R & Halsey, F. Robert (2005). Financial Statement Analysis (Analisa Lapora Keuangan).Jakarta: Salemba Empat.
Yunida, R & Wardhana, Wahyu. M. 2013. Pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern. Jurnal ITEKNA. Tahun XIII, No. 1. Hal 54-61.