METAFORA PADA JUDUL-JUDUL NOVEL TEENLIT.

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab 1, peneliti akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi operasional.

1.1Latar Belakang Masalah

Novel adalah karya sastra berbentuk prosa yang tertulis dan naratif, biasanya berupa cerita yang panjang dan lebih kompleks dari cerpen. Umumnya sebuah novel bercerita tentang problem seseorang atau sekelompok orang yang digambarkan oleh pengarangnya melalui penokohan dan setting yang mewakili ide pengarangnya. Novel merupakan karangan prosa yang panjang dan mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku (KBBI, 2011:969).

Novel sebagai rangkaian cerita kehidupan memiliki jenis yang beragam berdasarkan genre dan isi ataupun tokohnya. Dalam dunia sastra, novel terdiri atas novel serius dan novel populer (Nurgiyantoro, 2010:16). Novel serius disebut juga sebagai novel yang memiliki nilai sastra yang tinggi, sedangkan novel populer disebut sebagai novel yang lebih mementingkan hiburan semata. Salah satu genre novel populer adalah novel teenlit. Menurut Nurgiyantoro (2010:17) novel populer atau novel pop sengaja ditulis untuk “selera populer” yang kemudian dikemas dan


(2)

dijajakan sebagai suatu “barang dagangan populer”, dan kemudian dikenal sebagai “bacaan populer”. Novel populer adalah populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khususnya remaja. Oleh karena itu, novel populer lebih banyak menceritakan kisah-kisah yang berhubungan dengan kehidupan remaja modern.

Novel teenlit yang merupakan salah satu dari genre novel mulai ramai mewarnai dunia penerbitan sekitar tahun 2000. Novel teenlit merupakan sebutan untuk genre novel remaja. Teenlit berasal dari kata “teen” yang berarti remaja dan

lit” yang diambil dari kata literatur yang berarti tulisan atau karya tulis. Jadi, novel

teenlit berarti tulisan atau karya tulis yang dibuat untuk remaja dan isinya pun

menceritakan kehidupan remaja. Novel teenlit merupakan sastra populer bertema kehidupan remaja dengan segala macam kisah yang memang dialami oleh remaja pada umumnya, mulai dari proses mencari jati diri, persahabatan, sampai dengan kisah-kisah cinta dengan berbagai macam cerita. Ciri khas novel teenlit biasanya menggunakan gaya bahasa yang unik, atau disebut juga dengan bahasa gaul dengan istilah-istilah yang aneh, tidak biasa, dan banyak dicampur dengan istilah-istilah bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya dalam isi ceritanya. Selain dari isi ceritanya, gaya bahasa yang unik tersebut juga dapat ditemukan dalam judul novel-novelnya.

Judul merupakan cermin atau identitas dari sebuah karya tulis. Judul juga dikatakan sebagai nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi atau maksud buku atau bab itu (KBBI, 2011:590). Judul hendaknya dibuat dengan singkat, padat, dan jelas, tetapi cukup menggambarkan isinya. Dalam kasus novel teenlit yang telah dikemukakan


(3)

sebelumnya, banyak judul-judul yang aneh dan menarik ditemukan di dalamnya. Judul yang aneh dan menarik tersebut dikarenakan adanya penggunaan gaya bahasa yang mewakili makna sebenarnya. Gaya bahasa yang dimaksud adalah majas perbandingan, khususnya majas metafora.

Majas metafora merupakan jenis makna dan bagian dari teori kesamaan antarmakna dalam semantik. Makna yang merupakan objek kajian dari disiplin ilmu semantik memiliki jenis dan bentuk perubahan makna yang beragam. Salah satu dari jenis makna dalam semantik tersebut adalah makna kiasan. Makna kiasan atau majas merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan atau melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain (Prasetyono, 2011:11). Majas dibagi menjadi beberapa macam, yaitu majas perbandingan, majas sindiran, majas penegasan, dan majas pertentangan (Sadikin, 2011:31). Metafora merupakan jenis majas perbandingan yang mengungkapkan sesuatu secara langsung, berupa perbandingan analogis, dengan menghilangkan kata seperti layaknya,

bagaikan, dan lain-lain (Prasetyono, 2011:17).

Ullmann (2009) mengungkapkan bahwa metafora sangat berkaitan dengan jaringan tutur manusia: sebagai faktor utama motivasi, sebagai perabot ekspresi, sebagai sumber sinonim, dan polisemi, sebagai saluran emosi yang kuat, sebagai alat untuk mengisi senjang dalam kosakata, dan dalam beberapa peran yang lain. Ullmann menyebutkan bahwa metafora memiliki struktur dasar yang sederhana, yaitu selalu ada dua hal: sesuatu yang sedang kita bicarakan (yang dibandingkan) dan sesuatu yang kita pakai sebagai bandingan.


(4)

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji judul-judul novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune berdasarkan teori metafora yang telah dipaparkan sebelumnya.

Gagas Media dan Bukune adalah penerbit yang terkenal dengan buku-buku remajanya. Kedua penerbit ini identik dengan buku-buku teenlit dan chicklit. Namun, kedua penerbit ini memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal isi cerita novelnya. Novel-novel terbitan Gagas Media didominasi oleh cerita remaja yang lebih serius, sedangkan novel-novel terbitan Bukune didominasi oleh cerita yang cenderung bersifat humor.

Berikut ini adalah contoh metafora yang diambil dari judul-judul novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune.

1) Kambing Jantan (Gagas Media) 2) Macarin Anjing (Gagas Media) 3) Cinta Brontosaurus (Gagas Media) 4) Babi Ngesot (Bukune)

5) The Popokman (Bukune)

6) Marmut Merah Jambu (Bukune)

Apabila kita melihat sekilas judul-judul tersebut tanpa membaca isi novelnya, kita akan bingung dengan isi cerita novel tersebut. Hal itu dikarenakan penggunaan metafora di dalamnya yang sebenarnya cukup menarik dan membuat pembaca penasaran akan isi ceritanya. Misalnya saja novel Kambing Jantan. Novel ini tidak menceritakan tentang seekor kambing yang berjenis kelamin jantan, tetapi


(5)

menceritakan pengalaman lucu seorang mahasiswa bernama Raditya Dika yang menganggap dirinya konyol dan dirinya serta teman-temannya memanggilnya kambing. Maka dari itu pemilihan referensi metaforanya hewan kambing. Begitu juga dengan novel Macarin Anjing. Novel ini tidak menceritakan tentang seseorang yang berpacaran dengan hewan anjing, tetapi menceritakan tentang seorang perempuan bernama Libby yang berpacaran dengan laki-laki yang tidak baik yang ia bandingkan dengan hewan anjing. Sama halnya dengan judul Cinta Brontosaurus, Babi Ngesot,

The Popokman, dan Marmut Merah Jambu. Metafora brontosaurus, babi, popokman,

dan marmut merujuk pada tokoh utama yang diceritakan dalam novel tersebut, dan referen yang digunakan oleh penulis novel umumnya didominasi oleh nama-nama hewan. Berdasarkan kasus yang telah dipaparkan, terlihat sebuah penyimpangan, bahwa judul-judul novel teenlit tersebut tidak selalu merepresentasikan isi ceritanya.

Berdasarkan studi pustaka yang telah dilakukan, ada beberapa penelitian yang sejenis dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sasmita (2007), Widyanti (2007), dan Hardi (2006). Berikut ini akan diuraikan judul dan sepintas hasil dari penelitian dari para peneliti tersebut.

Sasmita (2007)dengan judul skripsi “Metafora Binatang dalam Antologi Puisi Para Pembunuh Waktu Karya Dorothea Rosa Herliany” menjelaskan bagaimana Dorothea Rosa Herliany melalui puisi-puisinya merespon gejolak politik dengan menggunakan perumpamaan metafora, yang mengajak masyarakat untuk memperjuangkan hak-haknya. Hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa ada empat puisi Dorothea Rosa Herliany yang mengandung metafora, yaitu Tanah Airku,


(6)

Ulatulat yang Tergelincir, Bunga yang Tumbuh dalam Darahmu, dan Narasi Hari Tua. Metafora binatang mendominasi dalam puisi-puisi Dorothea Rosa Herliany,

terlihat jelas dalam Ulatulat yang Tergelincir, Bunga yang Tumbuh dalam Darahmu, dan Narasi Hari Tua, yang membandingkan langsung ulat-ulat dengan yang tergelincir, ulat-ulat itu dengan menepi pada kelopak, jatuh di daun, dan merampas seluruh kehidupan, serta seekor kupu-kupu dengan bangkit dari kepompongnya. Pengarang mencoba memberikan warna, pemahaman, dan perenungan yang baru dengan makna metafora.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Widyanti (2007) dengan judul

skripsi “Penggunaan Metafora pada Rubrik „Nah, Ini Dia‟ pada Harian Umum Pos

Kota”menjelaskan bagaimana penggunaan metafora pada rubrik „Nah, Ini Dia‟ yang

terdapat pada harian umum Pos Kota membuat berita kriminal pada rubrik tersebut jauh dari kesan kejam atau sadis, melainkan menggelitik dengan unsur humor di dalamnya. Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa penggunaan metafora pada rubrik „Nah, Ini Dia‟ merupakan siasat penulis rubrik tersebut untuk mengibaratkan makna sebenarnya yang terkesan kejam, vulgar, atau biasa saja menjadi terkesan lucu dan segar. Hal ini menyebabkan rubrik tersebut menjadi ringan, nyaman, dan mampu membangkitkan imajinasi pembacanya. Jenis-jenis metafora yang digunakan pada rubrik tersebut, yaitu metafora struktural, metafora ontologis, dan metafora orientasional. Jenis metafora yang paling dominan digunakan, yaitu metafora struktural.


(7)

Kemudian penelitian Hardi (2006) dengan judul skripsi “Metafora Alam dalam Puisi Abdul Hadi W.M.” menjelaskan struktur puisi-puisi karya Abdul Hadi W.M., makna metaforanya, dan kaitan gagasan yang ada pada puisi-puisi tersebut dengan teks-teks sebelumnya. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa makna puisi Abdul Hadi W.M. dapat ditemukan secara objektif, dan makna metafora yang terkandung didominasi oleh makna tentang kerinduan, hari tua, pencarian Tuhan, dan kehidupan.

Sehubungan dengan tinjauan pustaka di atas, penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian yang akan dilakukan peneliti ini, yaitu menganalisis, mengklasifikasikan, dan mendeksripsikan bentuk lingual, referensi, dan makna metafora pada judul-judul novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune. Penelitian ini dapat memudahkan bagi masyarakat pembaca novel khususnya novel teenlit untuk membangkitkan imajinasi dan pemahaman mereka akan makna metafora yang terkandung dari judul-judul novel teenlit tersebut. Inilah yang menjadikan masalah ini menarik dan penting untuk diteliti.

1.2Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) bentuk lingual pada judul-judul novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune yang berbahasa Indonesia murni maupun yang mengandung campur kode; 2) referensi dari judul-judul novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune;


(8)

3) makna metafora pada judul-judul novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune.

1.3Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini peneliti rumuskan sebagai berikut.

1 Bagaimana bentuk lingual pada judul-judul novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune?

2 Bagaimana referensi pada judul-judul novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune?

3 Bagaimana makna metafora pada judul-judul novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune mengacu kepada isinya?

1.4Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan dan mendeskripsikan hal-hal berikut:

1) bentuk lingual pada judul-judul novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune;

2) referensi pada judul-judul novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune; 3) makna metafora pada judul-judul novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan


(9)

1.5Manfaat

Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan analisis kebahasaan bagi perkembangan ilmu morfologi, sintaksis, dan semantik. Sementara itu, manfaat praktis yang dapat diperoleh, yaitu:

1) membantu masyarakat pembaca novel teenlit memahami makna metafora yang terkandung dalam judul-judul novel teenlit tersebut;

2) sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan peneltian ini.

1.6Definisi Operasional

Berikut ini dijelaskan beberapa definisi operasional dari beberapa istilah yang peneliti gunakan dalam penelitian ini.

1 Metafora yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bentuk kata atau sekelompok kata yang terdapat dalam judul novel terbitan Gagas Media dan Bukune yang menggunakan jenis referen tertentu sebagai perumpamaan yang berdasarkan perbandingan atau persamaan.

2 Referen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah benda, tumbuhan, hewan, ataupun orang tertentu yang menjadi acuan sebuah kata atau frasa dalam konteks tertentu.

3 Referensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan antara bentuk lingual dengan referen yang mewakilinya.

4 Novel Teenlit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis prosa fiksi yang dikhususkan untuk remaja dengan isi cerita yang ringan.


(10)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang menggambarkan obyek sesuai dengan kenyataan atau apa adanya. Penelitian deskriptif juga merupakan penelitian di mana pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian yang terjadi sekarang dengan apa adanya (Hartoto, 2009).

Metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini menghasilkan data berupa kata-kata atau gambaran sesuatu. Data deskriptif memiliki ciri yang sejalan dengan metode kualitatif. Deskripsi menggambarkan ciri-ciri data secara akurat dan digambarkan sesuai dengan hakikatnya (ciri-cirinya yang asli) (Djajasudarma, 2006). Penggunaan metode ini bertujuan untuk menghasilkan analisis objek yang akan diteliti secara mendalam, sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan, yaitu mengklasifikasikan bentuk lingual, referensi, dan mendeskripsikan makna metafora pada judul-judul novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune.


(11)

3.2 Sumber Data dan Korpus

Sumber data penelitian ini adalah buku-buku novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune yang memuat data kebahasan dan berbagai dokumen yang memuat informasi mengenai judul-judul novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune, sedangkan korpusnya adalah kata, frasa, klausa, dan kalimat yang terdapat pada judul-judul novel. Judul-judul novel tersebut antara lain: Tiga Gonggong

Menerjang Badai, Babi Ngesot (Datang Tak Diundang, Pulang Tak Berkutang), Cinta Itu Dapat Seupil Berkorban Segajah, Gorilove (Cinta Lebih Besar Daripada Monyet), Ketika Daun Bercerita, Muka Marketplace Boy, The Popokman (Bocah Kampung Luntang-Lantung, Geng Kemoceng, Tom Jengkol, Catatan Dodol Calon Dokter (Cado-Cado), Marmut Merah Jambu, Ruang Temu (Antara Denting dan Rahasia), Danur, Ketika (Saat Cinta Bersilangan), Kepingan Cinta Lalu, Cintaku di Kampus Biru, Terminal Cinta Terakhir, Kambing Jantan (Sebuah Catatan Pelajar Bodoh), Sheila Vs Playboy Kaleng, Cowokku Pangeran Kodok, Bidadari di Seberang Jurang, Gula-Gula Cinta, Joker, Kelopak Bintang, Loverdosis (Kejar Cinta Sampai Capek), Macarin Anjing, Preman Kecoa Vs Ninja Cantik, Tertipu Pangkat Dua, Titik Temu Tiga Hati, Cinta Brontosaurus, Komik Hati (Habis Benci Bilang Cinta), Lika-Liku Luka, Mama Comblang (Jodoh Itu di Telapak Tangan Mama), Hujan dan Teduh, Rumah di Seribu Ombak, Harmoni (Cinta yang Hitam Putih), Manusia Setengah Salmon, Kastil Es dan Air Mancur yang Berdansa, Bintang Bunting, Biru pada Januari.


(12)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan studi pustaka yang dilakukan pada novel-novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune maupun dari berbagai dokumen yang memuat informasi mengenai judul-judul novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune, kemudian dilakukan teknik catat dengan cara mencatat judul-judul novel tersebut. Peneliti mengumpulkan data berupa kata dan frasa dari judul-judul novel teenlit tersebut.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu data yang memuat nomor, penerbit novel, tahun terbit novel, judul novel, bentuk lingual, referensi, analisis dari data yang ditemukan, dan simpulannya. Berikut ini contoh tabel data yang akan digunakan.

Tabel 3.1 Kartu Data Nomor

Penerbit novel

Tahun terbit novel


(13)

Bentuk Lingual

Referensi

Analisis

Simpulan

3.5 Teknik Pengolahan Data

Setelah semua data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi dan teknik catat, peneliti mengolah data tersebut dengan cara mengklasifikasi dan menganalisis sesuai dengan kerangka teori yang telah dipaparkan. Peneliti mengklasifikasikan data yang sudah terkumpul tersebut berdasarkan penerbit, judul, dan bentuk lingualnya. Setelah data diklasifikasi, peneliti menganalisis data tersebut berdasarkan referensi dan makna metaforanya. Berikut rancangan analisis data yang akan peneliti lakukan.

Tabel 3.2 Rancangan Analisis Data

Nomor

Penerbit novel Bukune

Tahun terbit novel 2011


(14)

Bentuk Lingual

Bentuk lingual dari judul novel tersebut adalah frasa yang unsurnya berupa frasa semua, yaitu catatan

dodol dan calon dokter. Jenis kedua frasa tersebut

berdasarkan jenis katanya merupakan frasa nomina, sedangkan jenis kedua frasa berdasarkan hubungan unsur dalam strukturnya adalah frasa endosentris atributif atau modifikatif (frasa pertama) dan frasa eksosentris non-direktif (frasa kedua). Judul novel tersebut dikatakan sebagai frasa karena terdiri dari satuan gramatik yang terdiri dari empat kata dan tidak melebihi batas fungsi unsur klausa.

Referensi

Dodol mengacu kepada makanan yang dibuat dari

tepung ketan, santan kelapa, dan gula merah, kadang-kadang dicampur dengan buah-buahan dan dibungkus daun (jagung), kertas, dan sebagainya.

Analisis

Kata dodol pada judul novel tersebut merupakan metafora. Metafora dodol dalam judul novel ini diartikan sebagai tolol. Hal tersebut terjadi karena adanya aspek fonetis di dalamnya, yaitu penggantian konsonan dari konsonan /t/ menjadi /d/ pada


(15)

konsonan awal, dan konsonan /l/ menjadi /d/ pada konsonan tengah pada kata tolol dan bodoh. Hal itu merupakan bentuk upaya pelesatan bunyi atau penghalusan bunyi dari kata tolol menjadi dodol.

Catatan tolol calon dokter yang merupakan

pengarang novel tersebut merupakan hal yang dibandingkan (term pokok) dan metafora dodol menjadi pembandingnya (term kedua).

Simpulan

Bentuk lingual metafora tersebut adalah frasa, dan jenis referennya makanan (dodol). Makna metaforanya tolol atau bodoh.


(16)

INPUT (Kata atau frasa dalam judul-judul novel teenlit dari penerbit Gagas

Media dan

Bukune).

DATA (KORPUS) Bersumber dari buku-buku

novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune.

Bersumber dari berbagai dokumen yang memuat informasi mengenai judul-judul novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune.

Analisis data berdasarkan rumusan masalah.

1.Bagaimana bentuk lingual pada judul-judul novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune?

2.Bagaimana referensi pada judul-judul novel

teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune?

3.Bagaimana makna metafora pada judul-judul novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune mengacu kepada isinya?

FEEDBACK


(17)

BAB 5 PENUTUP

Pada bab ini, peneliti akan memaparkan simpulan dari pembahasan analisis dan hasil penelitian mengenai metafora pada judul-judul novel teenlit yang dianalisis berdasarkan rumusan masalah, yaitu analisis bentuk lingual, referensi, dan makna metaforanya, serta pemaparan saran. Berikut adalah pemaparannya.

5.1 Simpulan

Data berupa judul-judul novel teenlit dikumpulkan berdasarkan nama penerbitnya, yaitu Gagas Media dan Bukune. Sumber data penelitian ini adalah buku-buku novel teenlit dari penerbit Gagas Media dan Bukune, sedangkan korpusnya adalah kata, frasa, klausa, dan kalimat yang terdapat dalam judul-judul novel tersebut. Korpus yang berupa judul-judul novel tersebut berjumlah 40 judul novel. Namun, dari 40 judul novel tersebut ditemukan 50 bentuk lingual. Hal tersebut terjadi karena sebagian judul novel terdiri dari judul utama dan anak judul yang keduanya berbeda bentuk lingualnya. Dari 50 bentuk lingual yang terkumpul, 30 bentuk lingual berasal dari judul novel dari penerbit Gagas Media, dan 20 bentuk lingual berasal dari judul novel dari penerbit Bukune. Data tersebut dianalisis menggunakan kartu data, kemudian hasilnya dapat disimpulkan untuk menjawab rumusan masalah pada bab 1. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan pada bab 1, berikut ini adalah simpulan dari hasil analisisnya.


(18)

Berdasarkan bentuk lingual dari keseluruhan bentuk lingual yang terkumpul dari dua penerbit (Gagas Media dan Bukune), ditemukan:

1) 7 bentuk lingual kata atau 14% dari jumlah keseluruhan bentuk lingual yang terkumpul. Dari 7 kata yang terkumpul, 3 kata atau 43% dari jumlah kata merupakan kata abreviasi dan 4 kata atau 57% merupakan bentuk dasar; 2) 27 bentuk lingual frasa atau 54% dari jumlah keseluruhan bentuk lingual. Dari

27 frasa yang terkumpul, 24 frasa atau 89% dari jumlah frasa merupakan frasa endosentris, baik endosentris koordinatif maupun endosentris atributif dan 3 frasa atau 11% dari jumlah frasa merupakan frasa eksosentris;

3) 9 bentuk lingual klausa atau 18% dari jumlah keseluruhan bentuk lingual. Dari 9 klausa yang terkumpul, 3 klausa atau 33% dari jumlah klausa merupakan klausa terikat, dan 6 klausa atau 67% dari jumlah klausa merupakan klausa bebas;

4) 7 bentuk lingual kalimat atau 14% dari jumlah keseluruhan bentuk lingual tersebut. Dari 7 bentuk lingual kalimat, 6 di antaranya atau 86% dari jumlah kalimat merupakan kalimat yang mengandung ketaksaan, sedangkan hanya 1 kalimat atau 14% dari jumlah kalimat yang merupakan kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Berdasarkan penggunaan kata, frasa, klausa, dan kalimat pada masing-masing penerbit diperoleh hasil bahwa penggunaan frasa sangat mendominasi pada judul


(19)

novel dari kedua penerbit tersebut. Persentase penggunaan kata, frasa, klausa dan kalimat dari kedua penerbit tersebut adalah:

1) pada judul-judul novel terbitan Gagas Media penggunaan kata sebesar 10%, frasa 60%, klausa sebesar 17%, dan persentase kalimat 13% dari jumlah keseluruhan bentuk lingual yang terkumpul;

2) pada judul-judul novel terbitan Bukune penggunaan kata sebesar 20%, frasa 45%, klausa sebesar 20%, dan persentase kalimat 15% dari jumlah keseluruhan bentuk lingual yang terkumpul.

Sementara itu, untuk rumusan masalah yang kedua, yaitu referensi yang menjadi definisi acuan untuk metafora yang ditemukan diambil dari definisi yang ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Namun, ada beberapa data yang tidak ditemukan definisinya dalam KBBI, sehingga peneliti mencari definisi pada beberapa

website, misalnya kata yang mengandung metafora joker dan ninja yang tidak ada di

KBBI. Peneliti mendapatkan definisi sebagai referensi di salah satu sumber internet yang terpercaya.

Berdasarkan analisis makna metafora sebagai rumusan masalah ketiga, sebagian besar novel-novel tersebut dibaca isinya untuk kemudian dipahami maksud dan makna metafora dari judul novel tersebut. Meskipun begitu, sebagian kecil novel-novel tersebut sudah terlihat maknanya lewat sinopsis. Hasil analisis makna metafora menunjukan sebagian besar makna metafora pada judul-judul novel tersebut merupakan sifat dari tokoh dalam cerita novel yang kebanyakan dibandingkan dengan


(20)

sifat hewan yang menjadi metaforanya. Sementara itu, kesan yang ditimbulkan dari judul-judul novel tersebut terdiri dari kesan komedi, misterius, puitis, romantis, ilmiah dan sarkastis. Namun, kesan komedi, puitis dan romantis lebih mendominasi.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan sebelumnya, ada beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi pembaca, antara lain:

1) Penelitian ini memiliki kekurangan dari sumber data yang dikumpulkan, yaitu hanya mengumpulkan 40 novel dari dua penerbit, Gagas Media dan Bukune. Hal tersebut terjadi karena sedikitnya judul-judul novel teenlit yang mengandung makna metafora dan juga keterbatasan peneliti dalam mencari sumber data tersebut. Untuk peneliti lain yang tertarik untuk melanjutkan penelitian ini, dapat melakukan penelitian bandingan terhadap makna metafora pada judul-judul novel teenlit dari tiga atau empat penerbit yang memiliki ciri khas dengan novel-novel teenlitnya.

2) Penelitian menarik lain mengenai judul-judul novel teenlit adalah ambiguitas atau ketaksaan (leksikal maupun gramatikal) yang digunakan penulis novel dalam menentukan judul novelnya.


(21)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……… i

LEMBAR PERSEMBAHAN ……… ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ………...………… iv

KATA PENGANTAR ………..……….. v

UCAPAN TERIMA KASIH ………... vii

DAFTAR ISI ……… xi

DAFTAR BAGAN ……….. xv

DAFTAR TABEL ……… xvi

DAFTAR DIAGRAM ………. xvii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………….……… 1

1.2 Batasan Masalah ………. 7

1.3 Rumusan Masalah ………... 8

1.4 Tujuan Penelitian ……… 8

1.5 Manfaat Penelitian ……….. 9


(22)

BAB 2 IHWAL SEMANTIK, METAFORA, DAN BENTUK LINGUAL KATA DAN FRASA

2.1 Ihwal Semantik ………... 10

2.2 Makna dan Referensi ……….. 13

2.3 Makna Kiasan atau Majas ……….. 16

2.4 Metafora ………. 18

2.5 Bentuk Lingual Kata, Frasa, Klausa, dan Kalimat ………. 19

2.5.1 Kata ……… 19

2.5.1.1Verba ………. 21

2.5.1.2Adjektiva ……… 22

2.5.1.3Nomina ……….. 23

2.5.1.4Pronomina ……….. 23

2.5.1.5Numeralia ……….. 24

2.5.1.6Adverbia ……… 24

2.5.1.7Interogativa ……… 25

2.5.1.8Demonstrativa ………... 25

2.5.1.9Artikula ……….. 26

2.5.1.10 Preposisi ……… 26

2.5.1.11 Konjungsi ……….. 27

2.5.1.12 Interjeksi ……… 28

2.5.2 Frasa ……….. 28


(23)

2.5.2.2Frasa Eksosentris ……… 31

2.5.3 Klausa ………. 33

2.5.4 Kalimat ………... 34

2.6 Ihwal Stilistika ……… 38

2.7 Ihwal Novel ………. 39

2.7.1 Novel Serius ……… 41

2.7.2 Novel Populer ………. 42

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ………... 44

3.2 Sumber Data dan Korpus ……… 45

3.3 Teknik Pengumpulan Data ………. 46

3.4 Instrumen Penelitian ……….. 46

3.5 Teknik Pengolahan Data ……… 47

3.6 Alur Penelitian ……… 50

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengantar ……… 51

4.2 Deskripsi Data ……… 51

4.3 Analisis dan Pembahasan Bentuk Lingual ………. 52

4.4 Persentase Penggunaan Kata, Frasa, Klausa, dan Kalimat pada Judul-Judul Novel dari Penerbit Gagas Media dan Bukune ………... 56


(24)

4.5 Pembahasan dan Analisis Data ………... 58

BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan ... 121

5.2 Saran ………..…………... 124

DAFTAR PUSTAKA ………... 125

LAMPIRAN 1 Cover Novel-Novel Teenlit dari Penerbit Gagas Media dan Bukune ……… 127

LAMPIRAN 2 Data Penelitian ………..…….. 137

LAMPIRAN 3 Kartu Data ………... 139


(1)

novel dari kedua penerbit tersebut. Persentase penggunaan kata, frasa, klausa dan kalimat dari kedua penerbit tersebut adalah:

1) pada judul-judul novel terbitan Gagas Media penggunaan kata sebesar 10%, frasa 60%, klausa sebesar 17%, dan persentase kalimat 13% dari jumlah keseluruhan bentuk lingual yang terkumpul;

2) pada judul-judul novel terbitan Bukune penggunaan kata sebesar 20%, frasa 45%, klausa sebesar 20%, dan persentase kalimat 15% dari jumlah keseluruhan bentuk lingual yang terkumpul.

Sementara itu, untuk rumusan masalah yang kedua, yaitu referensi yang menjadi definisi acuan untuk metafora yang ditemukan diambil dari definisi yang ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Namun, ada beberapa data yang tidak ditemukan definisinya dalam KBBI, sehingga peneliti mencari definisi pada beberapa website, misalnya kata yang mengandung metafora joker dan ninja yang tidak ada di KBBI. Peneliti mendapatkan definisi sebagai referensi di salah satu sumber internet yang terpercaya.

Berdasarkan analisis makna metafora sebagai rumusan masalah ketiga, sebagian besar novel-novel tersebut dibaca isinya untuk kemudian dipahami maksud dan makna metafora dari judul novel tersebut. Meskipun begitu, sebagian kecil novel-novel tersebut sudah terlihat maknanya lewat sinopsis. Hasil analisis makna metafora menunjukan sebagian besar makna metafora pada judul-judul novel tersebut merupakan sifat dari tokoh dalam cerita novel yang kebanyakan dibandingkan dengan


(2)

sifat hewan yang menjadi metaforanya. Sementara itu, kesan yang ditimbulkan dari judul-judul novel tersebut terdiri dari kesan komedi, misterius, puitis, romantis, ilmiah dan sarkastis. Namun, kesan komedi, puitis dan romantis lebih mendominasi.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan sebelumnya, ada beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi pembaca, antara lain:

1) Penelitian ini memiliki kekurangan dari sumber data yang dikumpulkan, yaitu hanya mengumpulkan 40 novel dari dua penerbit, Gagas Media dan Bukune. Hal tersebut terjadi karena sedikitnya judul-judul novel teenlit yang mengandung makna metafora dan juga keterbatasan peneliti dalam mencari sumber data tersebut. Untuk peneliti lain yang tertarik untuk melanjutkan penelitian ini, dapat melakukan penelitian bandingan terhadap makna metafora pada judul-judul novel teenlit dari tiga atau empat penerbit yang memiliki ciri khas dengan novel-novel teenlitnya.

2) Penelitian menarik lain mengenai judul-judul novel teenlit adalah ambiguitas atau ketaksaan (leksikal maupun gramatikal) yang digunakan penulis novel dalam menentukan judul novelnya.


(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……… i

LEMBAR PERSEMBAHAN ……… ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ………...………… iv

KATA PENGANTAR ………..……….. v

UCAPAN TERIMA KASIH ………... vii

DAFTAR ISI ……… xi

DAFTAR BAGAN ……….. xv

DAFTAR TABEL ……… xvi

DAFTAR DIAGRAM ………. xvii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………….……… 1

1.2 Batasan Masalah ………. 7

1.3 Rumusan Masalah ………... 8

1.4 Tujuan Penelitian ……… 8

1.5 Manfaat Penelitian ……….. 9


(4)

BAB 2 IHWAL SEMANTIK, METAFORA, DAN BENTUK LINGUAL KATA DAN FRASA

2.1 Ihwal Semantik ………... 10

2.2 Makna dan Referensi ……….. 13

2.3 Makna Kiasan atau Majas ……….. 16

2.4 Metafora ………. 18

2.5 Bentuk Lingual Kata, Frasa, Klausa, dan Kalimat ………. 19

2.5.1 Kata ……… 19

2.5.1.1Verba ………. 21

2.5.1.2Adjektiva ……… 22

2.5.1.3Nomina ……….. 23

2.5.1.4Pronomina ……….. 23

2.5.1.5Numeralia ……….. 24

2.5.1.6Adverbia ……… 24

2.5.1.7Interogativa ……… 25

2.5.1.8Demonstrativa ………... 25

2.5.1.9Artikula ……….. 26

2.5.1.10 Preposisi ……… 26

2.5.1.11 Konjungsi ……….. 27

2.5.1.12 Interjeksi ……… 28

2.5.2 Frasa ……….. 28


(5)

2.5.2.2Frasa Eksosentris ……… 31

2.5.3 Klausa ………. 33

2.5.4 Kalimat ………... 34

2.6 Ihwal Stilistika ……… 38

2.7 Ihwal Novel ………. 39

2.7.1 Novel Serius ……… 41

2.7.2 Novel Populer ………. 42

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ………... 44

3.2 Sumber Data dan Korpus ……… 45

3.3 Teknik Pengumpulan Data ………. 46

3.4 Instrumen Penelitian ……….. 46

3.5 Teknik Pengolahan Data ……… 47

3.6 Alur Penelitian ……… 50

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengantar ……… 51

4.2 Deskripsi Data ……… 51

4.3 Analisis dan Pembahasan Bentuk Lingual ………. 52

4.4 Persentase Penggunaan Kata, Frasa, Klausa, dan Kalimat pada Judul-Judul Novel dari Penerbit Gagas Media dan Bukune ………... 56


(6)

4.5 Pembahasan dan Analisis Data ………... 58

BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan ... 121

5.2 Saran ………..…………... 124

DAFTAR PUSTAKA ………... 125

LAMPIRAN 1 Cover Novel-Novel Teenlit dari Penerbit Gagas Media dan Bukune ……… 127

LAMPIRAN 2 Data Penelitian ………..…….. 137

LAMPIRAN 3 Kartu Data ………... 139