KERAGAMAN SIFAT KUALITATIF ITIK LOKAL DI USAHA PEMBIBITAN “ER” DI KOTO BARU PAYOBASUNG KECAMATAN PAYAKUMBUH TIMUR KOTA PAYAKUMBUH.

KERAGAMAN SIFAT KUALITATIF ITIK LOKAL DI USAHA
PEMBIBITAN “ER” DI KOTO BARU PAYOBASUNG KECAMATAN
PAYAKUMBUH TIMUR KOTA PAYAKUMBUH

SKRIPSI

Oleh:
CHARLLY CHARMINI ARSIH
0910611005

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Peternakan Pada Fakultas Peternakan Universitas Andalas

PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014

1


KERAGAMAN SIFAT KUALITATIF ITIK LOKAL DI USAHA
PEMBIBITAN “ER” DI KOTO BARU PAYOBASUNG KECAMATAN
PAYAKUMBUH TIMUR KOTA PAYAKUMBUH
Charlly Charmini Arsih, dibawah bimbingan
Prof. Dr. Ir. H. M., Hafil Abbas, MS dan Ir. Sabrina, MP.
Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan
Universitas Andalas Padang, 2014
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman sifat kualitatif itik lokal di
Usaha Pembibitan “ER” Di Koto Baru Payobasung Kota Payakumbuh. Parameter
yang diamati adalah warna bulu, warna kulit badan, warna kulit kaki/shank dan
warna paruh. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi
dasar tentang keragaman sifat kualitatif itik lokal di Usaha Pembibitan “ER”
dalam rangka seleksi pelestarian itik lokal di Kota Payakumbuh. Penelitian
dilakukan dengan metode survey, pengambilan sampel dengan purposive
sampling. Analisis data dilakukan analisis statistik deskriptif dan menghitung
persentasenya. Hasil penelitian memperlihatkan itik Payakumbuh betina memiliki
warna dominan pada bagian kepala, leher dan paha berwarna putih, ekor coklat
muda, kerlip bulu keperakan, warna shank dan paruh hitam. Itik pitalah betina
pada bagian kepala dan leher berwarna hitam kecoklatan, paha dan ekor berwarna

coklat tua lurik coklat kehitaman, kerlip bulu keemasan, warna shank dan paruh
hitam. Itik Kamang betina pada bagian kepala coklat muda beralis putih, leher dan
ekor berwarna coklat muda, paha coklat tipis, kerlip bulu keemasan, warna shank
dan paruh abu-abu kehitaman. Itik Bayang betina pada bagian kepala dan leher
berwarna coklat muda, paha dan ekor berwarna coklat keabu-abuan, kerlip bulu
keemasan, warna shank dan paruh hitam. Itik Payakumbuh jantan memiliki warna
dominan pada bagian kepala hitam, leher dan paha berwarna putih, ekor hitam
keabu-abuan, kerlip bulu keperakan, warna shank dan paruh hitam. Itik Pitalah
jantan pada bagian kepala dan leher berwarna hitam kehijauan, paha coklat keabuabuan, ekor kehitaman, kerlip bulu keemasan, warna shank dan paruh hitam. Itik
Kamang jantan pada bagian kepala hijau kehitaman, leher putih coklat tua, paha
putih coklat muda, ekor hitam, kerlip bulu keemasan, warna shank dan paruh abuabu kehitaman. Itik Bayang jantan pada bagian kepala dan leher berwarna coklat
tua, paha dan ekor berwarna coklat muda, kerlip bulu keemasan, warna shank dan
paruh hitam. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa warna bulu itik
Payakumbuh, itik Pitalah, itik Kamang dan itik Bayang di Usaha Pembibitan
“ER” sangat beragam, warna shank dan paruh hitam dan warna kulit badan
kekuningan.
Kata kunci : Itik Payakumbuh, Itik Pitalah, Itik Kamang, Itik Bayang, Sifat
Kualitatif

4


I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia mempunyai itik lokal, dikenal sebagai itik Indian Runner yang
produktif sebagai itik petelur (Samosir, 1993; Pingel, 2005). Meskipun satu
rumpun, beberapa itik lokal yang tersebar di seluruh wilayah nusantara
mempunyai berbagai nama, menurut daerah

atau lokasinya masing-masing.

Bangsa itik lokal yang cukup dikenal antar lain itik Tegal, itik Bali, itik Mojosari,
itik Magelang dan itik Alabio. Itik Alabio (Anas platyrhynchos Borneo)
merupakan salah satu plasma nutfah unggas lokal di Kalimantan Selatan, dan
mempunyai keunggulan sebagai penghasil telur (Biyatmoko, 2005; Suparyanto,
2005; Suryana, 2007; Purba, Hardjosworo, Prasetyo, dan Ekastuti, 2005; Hamdan,
Zuraida, dan Khairuddin, 2010). Di Sumatera Barat itik lokal yang berkembang
sebagai plasma nutfah adalah itik Pitalah, itik Bayang, itik Kamang dan itik

Payakumbuh.
Menurut Ismoyowati (2008) itik lokal merupakan salah satu plasma nutfah
ternak Indonesia. Upaya pelestarian dan pengembangan itik lokal harus
diupayakan guna mempertahankan keberadaan plasma nutfah ternak Indonesia
yang telah beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Dibandingkan dengan unggas
air lainnya seperti angsa yang ada saat ini, itik lokal merupakan yang paling
populer di Indonesia.
Di kota Payakumbuh, peternakan itik telah menunjukkan kemampuan untuk
menjadi usaha peternakan yang diandalkan, hal ini terlihat dari semakin
meningkat dan berkembangnya populasi ternak itik dan banyaknya masyarakat
yang mempunyai mata pencarian sebagai peternak itik. Kota Payakumbuh
12

merupakan salah satu daerah sentral peternakan unggas dengan populasi ternak
itik terbanyak di Sumatera Barat. Tahun 2010 jumlah ternak itik di Payakumbuh
mengalami penurunan dari 62.719 ekor tahun 2009 menjadi 56.470 ekor tahun
2010. Populasi ternak itik terbanyak berada di Kecamatan Payakumbuh Timur
dengan populasi ternak sebesar 25.407 atau lebih kurang 50% dari Kota
Payakumbuh (BPS 2010).
Di kelurahan Koto Baru Payobasung, Kecamatan Payakumbuh Timur

terdapat usaha peternakan yang bergerak dalam bidang penyediaan bibit itik
(DOD) yang didirikan oleh Bapak Usman Budi pada tahun 1995 yang diberi nama
Usaha Pembibitan “ER” dan sampai saat ini masih berkembang pesat. Tahun 2012
Usaha Pembibitan “ER” melakukan kerja sama dengan UNAND, melalui program
Hi-Link yang bertujuan untuk pengembangan itik lokal. Program Hi-Link ini
menyediakan indukan lebih kurang 805 ekor yang terdiri dari itik Kamang, itik
Pitalah, itik Bayang dan itik Payakumbuh, kemudian dipelihara oleh anggota P4S
Bina Karya. Telur tetas yang dihasilkan ditetaskan di Usaha Pembibitan “ER”.
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan dengan adanya program HiLink ini adalah dengan cara melihat keragaman sifat kualitatif itik lokal tersebut.
Karakteristik genetik itik dapat diamati berdasarkan fenotip tubuh seperti: warna
bulu, warna kulit badan, warna kaki/shank, bentuk paruh dan warna kerabang
telur. Sifat-sifat genetik kualitatif dapat dijadikan patokan untuk menentukan
suatu bangsa itik karena sifat tersebut banyak diatur genotip individu, sedangkan
pengaruh faktor lingkungan sedikit sekali peranannya (Minkema, 1987).

13

Sifat kualitatif adalah suatu sifat individu yang dapat diklasifikasikan dalam
satu kelompok dari dua kelompok atau lebih dan pengelompokan itu berbeda jelas
satu sama lain dan dapat dibedakan dengan jelas seperti: warna bulu, warnak kulit

kaki/shank, bentuk paruh, warna kerabang telur dan warna kulit badan (Warwick,
Astuti dan Hardjosubroto, 1995).
Warna bulu bervariasi dan sangat menarik sehingga ada jenis unggas yang
dipelihara sebagai binatang kesayangan karena keindahannya. Warna bulu
merupakan sifat kualitatif yang ekspresinya dikontrol oleh suatu gen yang dapat
digunakan sebagai ciri khas bangsa unggas tertentu. Warna kulit berhubungan
dengan warna paruh dan shank. Paruh dan shank merupakan bagian kulit yang
biasanya tidak ditutupi bulu, sehingga lebih mudah untuk diamati. Gen yang
mempengaruhi warna bulu dan warna kulit berlainan. Informasi tentang pewarisan
sifat-sifat tersebut sangat diperlukan sebagai pedoman untuk mendapatkan sifat
kualitatif yang diinginkan seperti warna bulu dan warna kulit (Warwick et al.,
1995).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Keragaman Sifat Kualitatif Itik Lokal Di Usaha Pembibitan
“ER” Di Koto Baru Payobasung Kecamatan Payakumbuh Timur Kota
Payakumbuh”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana keragaman sifat
kualitatif itik lokal Di Usaha Pembibitan “ER” Di Koto Baru Payobasung
Kecamatan Payakumbuh Timur Kota Payakumbuh.


14

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman sifat
kualitatif itik lokal di Usaha Pembibitan “ER” Di Koto Baru Payobasung
Kecamatan Payakumbuh Timur Kota Payakumbuh.
1.4 Manfaat Penelitian
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dasar
tentang keragaman sifat kualitatif itik lokal di Usaha Pembibitan “ER” dalam
rangka seleksi dan penentuan standar produksi serta pelestarian itik lokal di Kota
Payakumbuh.

15