PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL DI PAYAKUMBUH.

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS TELUR
ITIK LOKAL DI PAYAKUMBUH

SKRIPSI

MELATI WINENDAH NINGDYAH.SK.
1010611001

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK
LOKAL DI PAYAKUMBUH

Melati Winendah Ningdyah, dibawah bimbingan
Prof. Dr. Ir. H. M. Hafil Abbas, MS dan Dr. Ir. Hj.Husmaini, MP.
Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan
Universitas Andalas
Padang, 2014


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan terhadap
kualitas telur itik lokal di Payakumbuh yaitu itik Pitalah, itik Kamang dan itik Sikumbang
Janti. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Rancangan yang
dipakai adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan jenis itik sebagai kelompok
dan perlakuan adalah lama penyimpanan yaitu penyimpanan 0 hari, 10 hari, 20 hari, 30
hari dan 40 hari. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 Desember 2013 sampai 23
Januari 2014. Materi penelitian ini menggunakan 50 butir telur itik Pitalah, 50 butir telur
itik Kamang dan 50 butir telur itik Sikumbang Janti. Hasil penelitian ini adalah lama
penyimpanan berpengaruh sangat nyata (P72 perlakuan A (0
hari), B (10 hari) dan C (20 hari) termasuk golongan kualitas AA. Pada perlakuan D (30
hari), E (40 hari) nilai HU 60-72 termasuk golongan kualitas A, dilihat pada indeks putih
telur, indeks kuning telur, rongga udara telur, warna kuning telur dan ketebalan kerabang
telur, telur bisa digunakan sampai penyimpanan selama 40 hari yang disimpan pada suhu
27oC-28oC dengan tempat tertutup.
Kata Kunci : Kualitas telur, itik lokal Payakumbuh, lama penyimpanan

I.
A.


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ternak itik merupakan ternak unggas penghasil telur yang cukup potensial

di samping ternak ayam, terutama di Indonesia. Umumnya ternak itik dipelihara
oleh para petani yang bermukim di daerah pantai sampai yang bermukim di
pedesaan di daerah pegunungan.
Pada umumnya, masyarakat memelihara itik dengan cara tradisional
yaitu dengan dilepaskan (ekstensif), ada pula pemeliharaan semi intensif yaitu
dilepaskan dalam perkarangan yang dipagar dan ada juga pemeliharaan itik secara
intensif bertujuan komersial. Ternak itik mempunyai banyak kelebihan dibanding
ternak unggas lainnya, diantaranya adalah ternak itik lebih tahan terhadap
penyakit, sehingga pemeliharaannya itik mudah dan kurang beresiko. Itik
memiliki efisiensi yang baik dalam mengubah pakan menjadi daging (Akhadiarto,
2002).
Jenis–jenis itik lokal di Indonesia adalah itik Tegal, itik Mojosari, itik
Alabio, itik Manila (entok), dan itik Bali. Penamaan dan pengelompokkan dari
jenis–jenis itik tersebut berdasarkan nama daerah tempat itik berkembang

(Bharoto, 2001). Bangsa itik lokal yang dikenal di Sumatera Barat diberi nama
menurut daerah setempat seperti : itik Pitalah, itik Bayang, itik Kamang dan lain–
lain (Harahap, 1978 dalam Agustar, Roza, Elihasridas, Hellyward dan Yusuf,
1991).
Itik biasanya dipelihara untuk mendapatkan keuntungan dari daging dan
telurnya. Telur merupakan jenis bahan makanan yang bergizi yang tidak asing lagi
masyarakat sebagai sumber protein hewani. Hampir semua lapisan masyarakat

mengkonsumsi telur sebagai bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizinya
karena telur merupakan bahan makanan yang mudah diperoleh dan mudah dalam
pengolahan. Hal ini menjadikan telur sebagai jenis bahan makanan yang selalu
dikonsumsi secara luas oleh masyarakat dan pada gilirannya kebutuhan telur akan
terus meningkat setiap waktunya.
Sudaryani (2006) mengatakan bahwa kualitas telur

tergantung

pada

kualitas telur bagian dalam (isi telur) dan kualitas telur bagian luar (kulit telur).

Selain itu, bobot telur juga menjadi salah satu faktor yang ikut menentukan
kualitasnya. Kualitas telur bagian dalam ditentukan oleh rongga udara, kuning
telur, dan putih telur. Telur yang segar memiliki rongga udara yang lebih kecil
dibandingkan telur yang sudah lama disimpan. Telur yang segar memiliki kuning
telur yang tidak cacat, bersih, tidak terdapat bercak darah, putih telurnya yang
tebal dan bebas dari bintik darah. Kualitas telur bagian luar dipengaruhi oleh
kondisi kulit telur, kebersihan kulit telur, dan bentuk telur. Bentuk telur yang baik
adalah proposional, tidak benjol–benjol, tidak terlalu lonjong, dan juga tidak
terlalu bulat.
Faktor utama yang mempengaruhi berat telur adalah faktor genetik dan
faktor lingkungan, selanjutnya faktor genetik merupakan faktor yang sulit diatasi
karna kesanggupan unggas untuk memproduksi secara maksimal dipengaruhi oleh
sifat keturunannya, dan faktor luar yang mempengaruhi produksi dan berat telur
adalah makanan, kandang, suhu, dan cahaya, berat badan, umur, tingkat produksi,
penyakit dan rontoknya bulu (Yasin, 1988).
Lama penyimpanan telur juga sangat berpengaruh pada kualitas telur,
karena semakin lama telur disimpan, kualitas telur akan menurun. Pada putih

telur menurunnya kualitas telur disebabkan oleh hilangnya sebagian protein
ovomucin yang berfungsi sebagai pembentuk struktur putih telur, sedangkan pada

kuning telur menurunnya kualitas dengan umur simpan yang lama disebabkan
oleh menurunnya elastisitas membran vitelin sehingga kuning telur melemah dan
akibat adanya perpindahan air.
Di Kelurahan Koto Baru Payobasung, Kecamatan Payakumbuh Timur
terdapat usaha peternakan yang bergerak dalam bidang penyediaan bibit itik
(DOD) dengan nama Usaha Pembibitan “ER” dan sampai saat ini masih
berkembang pesat. Pada tahun 2012 Usaha Pembibitan “ER” melakukan
kerjasama dengan UNAND melalui program Hi-Link yang bertujuan untuk
pengembangan itik lokal yaitu itik Pitalah, itik Kamang dan itik Sikumbang Janti
dengan jumlah itik pada masing-masing peternak yaitu 75 – 105 ekor itik yang
sama yang akan dilihat sifat-sifat kualitatif, kuantitatif dan karakteristik kualitas
teluk itik tersebut.
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan dengan adanya program HiLink yaitu dengan cara melihat karakteristik kualitas telur itik lokal tersebut.
Karakteristik kualitas telur itik diantaranya adalah haugh unit, indeks putih telur,
indeks kuning telur, rongga udara telur, warna kuning telur dan ketebalan
kerabang telur.
Berdasarkan uraian dan permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap
Kualitas Telur Itik Lokal di Payakumbuh”.


B. Perumusan Masalah
Bagaimana pengaruh lama penyimpanan terhadap kualitas telur itik lokal
Sumatera Barat yaitu itik Pitalah, itik Kamang, itik Sikumbang Janti.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
Tujuan penelitian ini

adalah

untuk

mengetahui

pengaruh lama

penyimpanan terhadap kualitas telur itik Pitalah, itik Kamang, itik Sikumbang
Janti.
Manfaat penelitian adalah diharapkan dapat berguna sebagai informasi dan
pengetahuan tentang pengaruh lama penyimpanan terhadap kualitas telur itik
Pitalah, itik Kamang, itik Sikumbang Janti.
D. Hipotesa Penelitian.

Hipotesa penelitian ini adalah lama penyimpanan berpengaruh terhadap
kualitas telur itik.