MODEL LATIHAN KETERAMPILAN MENGAJAR DENGAN BIMBINGAN SUPERVISI KLINIS PADA PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI STAI MAJALENGKA.
MODEL LATIHAN KETERAMPILAN MENGAJAR
DENGAN BIMBINGAN SUPERVISI KLINIS PADA PROGRAM
PENGALAMAN LAPANGAN DI STAI MAJALENGKA
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyarataa da lam
menyelesaikan Program Magister Pendidikan
Program Studi Pengembangan Kurikulum
Oleh
LROBIA KHAERUDIN
NIM: 989674
PROGRAM PASCASARJANA
UNEVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA ( UPI) BANDUNG
2001
Lembar Persetujuan untuk Ujian Tahap II
Prof. Dr. H. Nfrna)Syaodih Sukmadinata
Pembimbing I
Dr. Hi. Mulyani Sumantri, MSc.
Pembimbing II
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDDDDXAN INDONESIA ( UPI) BANDUNG
2001
Mengetahui :
Ketua Program Studi
Pengembangan Kurikulum
Prof. Dr. H, Nana S*abdih Sukmadinata
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDTKAN INDONESIA (UPI) BANDUNG
2001
ABSTRAK
I.Robia Kh. Model Latihan Keterampjlan Mengajar dengan bimbingan Supervisi
khms pada Program Pengalaman Lapangan di STAI Majalengka. Tesis, diajukan
untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menvelesaikan Program'Magister
Pendidikan Program Studi Pengembangan Kurikulum, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), 2001.
Pendidikan guru harus dipandang sebagai suatu bidang aktivitas yang menyangkut
perubahan, memodifikasi dengan perubahan, dan tumbuh berkembang seirama dengan
perubahan. Terdapat asumsi bahwa gurulah faktor utama yang menyebabkan
rendahnya mutu pendidikan, maka salah satu upaya untuk mengatasinya adalah guru
harus ditingkatkan terlebih dahulu keterampil'an mengajarnya. Ada dua cara
memngkatkan keterampilan mengajar gum ; (1) latihan pre service, dan (2) latihan in
service. Tesis ini, mengembangkan model latihan keterampilan mengajar pada pre
service, yaitu ketika calon guru belajar untuk dapat mengajar dengan teknik
bimbingan supervisi klinis dari guru pamong.
Adapun tujuan penelitiannya ; (1) menghasilkan J2c^enatihan_jeiej^mpilan )XryJt
Jafffian tersebut7dinl3Tmengidemifikasi hasil pengembangan model latihan tersebut
pada PPL. Penelitian ini bermanfaat, seperti ; (1) menemukan konsep model latihan
keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis, (2) teknik bimbingan bagi
para supervisor, (3) sebagai umpan balik bagi praktikan, dan (4) bagi kepala sekolah
selaku administrator.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan ( R
&D), serta teknik pengumpulan datanya ; observasi, studi dokumentasi, wawancara,
dan mstrumen yang dipakai adalah daftar chek, catatan harian dan video.
Temuan dari penelitian ini, yaitu ; (1) model desain latihan, yang terdiri atas ;
tujuan, materi dan proses latihan, (2) bimbingan supervisi klinis pada umumnya
menmgkat dan semakm baik, (3) searah dengan peningkatan pada teknik bimbingan,
secara kualitas pada umumnya keterampilan mengajar praktikan menunjukkan
perkembangan, (4) dianalisisnya beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam
peiaksanaannya, serta keterbatasan-keterbatasan dari model latihan tersebut.
DAFTAR ISI
UCAPAN TER1MA KASIH
Vll
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
X
xii
ABSTRACT
xiii
DAFTAR ISI
xiv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masaiah
1
B. Masalah Penelitian
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
BAB II
BAB III
BAB IV
xvii
15
BIMBINGAN SUPERVISI KLINIS DALAM
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN MENGAJAR
A. Konsep dan Praktek Mengajar
17
B. Bimbingan Supervisi klinis dan pendekatannya
45
C. PPL pada STAI Majalengka
53
D. Landasan Pengembangan kurikulum
66
METODOLOGI PENELITIAN
A. Definisi Operasional
69
B. Metode dan Teknik Pengumpulan data
71
C. Sumber data Penelitian
78
D. Prosedur Penelitian
82
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi dan hasil Prasurvai
91
B. Uji Coba Terbatas
96
C. Uji Coba Lebih Luas
100
xiv
BAB V
D. Interpretasi Data Hasil Uji Coba
131
E. Pembahasan
144
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
155
B. Rekomendasi
161
DAFTAR PUSTAKA
164
LAMPIRAN
167
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Rekap Keterampilan Mengajar dari 19 Praktikan
102
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Peta Teoritis tentang Variabel yang mempengaruhi
. 12
Gambar 2 : Pengajaran Mikro dan PPL
22
Gambar 3 : Kategori Tingkah laku supervisor
47
Gambar 4 : Siklus Supervisi klinis
52
Gambar 5 : Peta Konseptual latihan mengajar dengan supervisi klinis
64
Gambar 6 : Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
68
Gambar 7 : Rangkaian Pelaksanaan Ujicoba Model latihan
134
Gambar 8 : Rekap Tampilan
143
xvn
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Beiakang Masalah
Tantangan yang paling berat dihadapi oleh dunia persekolahan adalah
peningkatan mutu lulusan yang dikaitkan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini merupakan tuntutan bagi peningkatan
kemampuan guru bagi tercapainya tujuan pendidikan, yang pada akhirnya
diproyeksikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan ( mutu lulusan ).
Walaupun banyak faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan kita, akan
tetapi pada umumnya sebagian besar masyarakat menuding penyebab
utamanya yaitu faktor guru. Pada akhirnya guruiah sebagai korban penyebab
rendahnya mutu pendidikan kita, dengan tuduhan guru yang tidak kompeten
atau guru yang tidak profesional.
Penyelenggaraan pendekatan komptensi dalam proses pendidikan calon
guru yang ditekankan ialah peningkatan kemampuan profesional kependidikan.
Selain itu, adanya pengakuan keterampilan mengajar secara formal, sehingga
iulusan LPTK tersebut hams dibekaii kualitas yang d.harapkan Keadaan ini
menunjukkan pentingnya lembaga pendidikan tenaga kependidikan membina
kompetensi atau keterampilan mengajar bagi mahasiswa calon guru.
Kesadaran akan upaya peningkatan keterampilan mengajar guru selalu
diusahakan oleh Pemerintah pada Pelita demi Peiita. Sesuai dengan
peningkatan keterampilan mengajar guru, terlihat dan pencananeamrya dalam
Garis-Garis Besar Haitian Negara ( GBHN ). Dalam TAP MPR. NO.
il/MPR/1998, dicanangkan dan ditekankan bagaimana usaha dalam pengadaan
guru. Baik melalui pendidikan prajabatan, yaitu pada LPTK seperti Sekolah
Tinggi Agama Islam (STAI ), maupun pembinaan guru dalam jabatan.
Untuk lebih jelasnya, daJam TAP MPR NO. II/MPR/1998 dicanangkan
sebagai berikut :
"Pendidikan dan pembinaan guru serta tenaga kependidikan lainnva pada
semua jenjang dan jenis pendidikan di dalam dan di luar sekolah perlu
ditmgkatkan dan diselenggarakan secara terpadu untuk menabasiik™
guru dan tenaga kependidikan lainnya yang bermutu dan dalam j'um^ah
yang memadai, serta periu ditmgkatkan pen«emban«an karier dan
kesejahteraannya, termasuk pemberian penghargaan^baci sum dan lenasia
kependidikan Jain yang berprestasi." (TAP MPR NO. II/MPR/19Q8 ) ~'
Dengan perubahan 1K1P ( Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan )
menjadi Universitas, maka LPTK meliputi ; STKIP, FKIP, PGSD dan STAI
( Sekolah Tinggi Agama Islam ). Dalam pelaksaiaannya menuntut konsep
keterpaduan dalam pendidikan pada usaha pengembangan sistem pengadaan
guru, yang berarti terpadunya teori dan praktek, isi dan metode dalam
penyeJenggaraan kurikulum LPTK (di STAI), sehingga mengbasillcan tenaga
kependidi kan yang profesional.
Searah dengan GBHN di atas tentang pengadaan tenaga calon guru dalam
Undang-Undang Nomor 2, tentang Sistem Pendidikan Nasional ditetapkan
pada pasal 28 ayat 2 dan 3, sebagai berikut :
"(21 Untuk dapat diangkat sebagai tenaga pengajar. tenaya pendidik yang
bersangkutan harus beriman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Mahaesa '
berwawasan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta memiliki'
kuahtas sebagai tenaga pengajar.
(3). Pengadaan guru pada jenjang pendidikan dasar dan menenuah pada
aasarnya diselenggarakan melalui lembaga pendidikan tenaga keguruan."
Ternyata secara konstitusi menyatakan bahwa tidak semua orang bisa
menjadi tenaga pengajar, melainkan seorang tenaga pengajar harus memiliki
kualifikasi tertentu. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta kebutuhan masyarakat yang ada pcrlu kiranya ada
pembaharuan dan peningkatan dibidang pendidikan guru. Pendidikan guru
harus dipandang sebagai suatu bidang aktivitas yang menyangkut perubahan,
memodifikasikan dengan perubahan, dan tumbuh kembang sesuai dengan
perubahan. Hal ini sebenamya suatu hal yang harus dipahami, karena
perubahan adalah ciri khas pendidikan sebagai proses sosial atau proses
manusiavvi.
Belakangan ini, hampir semua sekolah mengeluh bahwa mutu siswanya
rendah, baik pada tingkat pendidikan dasar maupun pendidikan menengah.
Sesuai dengan rendahnyan mutu pendidikan, Vembrianto dalam tulisannya ;
kuaiitas pendidikan sebagian besar ditentukan oleh guru, kuaiitas guru
sebagian besar ditentukan oleh pendidikan guru ( Vembrianto, 1990 ).
Berdasarkan pandangan itu berarti, bahwa persoalan pendidikan dan guru
dewasa ini dapat dikaitkan lebih lanjut pada proses penyiapan calon guru
melalui pendidikan prajabatan guru, seperti halnya di STAI Majalengka.
Sehubungan dengan hal seperti isue-isue tersebut di atas, terdapat isue
penting di LPTK tentang masalah kuaiitas kontrol dengan dihadapkannya,
bahwa lulusan LPTK harus benar-benar tersaring dengan baik, agar ketika
mereka menjadi guru benar-benar berkualitas. Mereka akan mampu bekerja
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam masalah kuaiitas kontrol yang dilihat Abdul Kodir ( 1989 )
adalah praktek lapangan bagi mahasiswa calon guru merupakan suatu
persoalan penting, persoalan prosedur dan alat evaluasi, serta penguasaan
materi yang harus terkait dengan tugas keguruan di kelas. Lebih tegas lagi,
bahwa Abdul Kodir sangal menaruh perhatian pada PPL ( Program
Pengalaman Lapangan ). Hal ini sangat penting untuk calon guru karena
berkaitan dengan performance aktualnya di lapangan, khususnya di kelas.
Sejalan dengan pandangan Abdul Kodir, yaitu M. Entang ( 1980:1 ) bahwa
mahasiswa dalam dalam prajabatan hendaknya diberikan kesempatan untuk
memperoleh pengalaman lapangan. Begitu pula dikatakan oleh Anah S.
Suparno, dkk. ( 1993 ), bahwa mahasiswa calon guru yang dipersiapkan untuk
tugas mengajar diharapkan secara bertahap akan menguasai pengetahuan,
keterampilan serta menghayati sikap, nilai dan wawasan yang dipersyaratkan,
sehingga pada saatnya nanti mereka akan mampu mendemonstrasikan semua
penguasaan kemampuan tersebut dalam bentuk utuh dan teritegarasi.
Sebenamya keterampilan mengajar juga merupakan suatu keterampilan
yang kompleks dan terdiri dari berbagai keterampilan yang secara utuh,
terpadu dan simultan muncul ketika seseorang mendemonstrasikan perbuatan
mengajar.
Dalam pelaksanaan latihan keterampilan mengajar, penulis menempat
kan supervisi klinis merupakan pembimbingan yang diterapkan oleh guru
pamong dengan harapan keterampilan mengajar bagi mahasiswa calon guru
terus dapat ditingkatkan sehingga terbentuk profesional guru. Acheson dan
Gall, menyatakan bahwa supervisi klinis yaitu proses membina calon guru
untuk memperkeci! jurang anfara perilaku mengajar nyata dengan perilaku
mengajar yang seharusnya atau yang ideal. Sedangkan Lucio, bahwa supervisi
klinis dimaksudkan untuk menolong guru-guru agar mengerti innovasi dan
mengubah performance mereka agar cocok dengan innovasi itu; Sejalan
dengan itu Sulu Lipu La Sulo, dkk, memberikan pengertian bahwa supervisi
klinis adalah :
'* Suatu bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada calon guru
berdasarkan kebutuhannya melalui siklusyang sistematik dalam
perencanaan, observasi yang cermat atas pelaksanaan, dan pengkajian
balikan dengan segera dan obycktif tentang penampilan mengajarnya
yang nyata, untuk meningkatkan keterampilan mengajar dan sikap
profesionalcalon guru itu ".
Supervisi klinis berlangsung dengan bentuk suatu siklus dalam tiga
(3) tahap ; pertemuan awal ( perencanaan ), observasi mengajar, pertemuan
akhir ( evaluasi).
Hasil Penelitian Terdahulu
Ternyata telah cukup banyak penelitian yang berkaitan dengan
pelaksanaan Program Pengalaman Latihan, berikut ini hasilnya dapat penulis
laporkan.
1. Waini Rasyidin (Disertasi, 1988) dengan judul : Kemampuan Mengajar
Dilihat dari Kemampuan Bidang
Studi dan Penguasaan Proses Belajar
Mengajar ( Studi Desknptif Analitik pada Mahasiswa di FPM1PA IKIP
Bandtmg ), antaralain kesimpulannya :
1). Tidak terdapat hubungan yang kuat atau tegap, baik di antara
kemampuan mengajar dan kemampuan bidang studi maupun di antara
kemampuan mengajar dengan kemampuan bidang keguruan antar sub
sampel.
2). Kemampuan mengajar dalam Program Pengalaman Lapangan, lebih
berciri khusus seperti karakteristik perkuliahan keguruan yang formal.
Gejala tingginya nilai-nilai kemampuan mengajar kemungkinan besar
mengisyaratkan kuaiitas yang kurang jelas, ataupun mahasiswa lebih
cenderung dalam praktek daripada dalam perkuliahan.
2. Muliati Purwasasmita, dkk (1989) dengan judul pcnclitiap : Masaiahmasalah yang dihadapi Mahasiswa IKIP Bandung dalam Mengikuti
Pelaksanaan PPL. Kesimpulan penelitiannya :
1). Sebagian mahasiswa IKIP Bandung Program SI dalam melaksanakan
PPL, khususnya yang dalam menguasai
10 kompetensi yang
seyogyanya dikuasai oleh seorang guru masih dirasakan beberapa
kesulitan.
(a). Kemampuan mengelola kelas,
(b). Kemampuan menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran,
(c). Kemampuan menguasai bahan,
(d). Kemampuan mengenal fungsi dan program layanan dan bimbingan
di sekolah,
(e). Kemampuan menggunakan media/sumber,
(f). Kemampuan penyelenggaraanadministrasi sekolah,
(g). Kemampuan menguasai landasan kependidikan,
(h). Kemampuan memahami prinsip dan menafsirkan hasil penelitian
pendidikan guna keperluan pengajaran,
(i). Kemampuan dalam mengelola program belajar mengajar,
(j). Kemampuan dalam mengelola interaksi belajar mengajar,
2). Usaha yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mengatasi kesulitan dalam
melaksanakan Program Pengalaman Lapangan antara lain dengan cara
menghubungi Guru Pamong untuk membicarakan hal-hal yang jelas,
mempelajari sendiri dengan berbagai usaha, membicarakan dengan
sesama praktikan.
3). Mahasiswa kurang memanfaatkan jasa pembimbing di dalam mengatasi
hambatan-hambatan yang dialaminya pada saat PPL.
4). Waktu yang disediakan untuk melaksanakan PPL terlalu singkat.
3. Bohar Suharto, dkk. ( 1990 ), judul penelitian : Kaitan Pelaksanaan PPL
dengan Penampilan Guru Lulusan IKIP, kesimpulannya sebagai berikut.
1). Terdapat hubungan yang kuat antara perencanaan penyiapan praktikan
PPL dengan kemampuan penampilan lulusan IKIP di SMTA.
3). Terdapat hubungan yang kuat antara peniiaian PPL dengan hubungan
penampilan lulusan IKIP di SMTA.
4. Dawam Hermawan ( Tesis, 1991 ), judul penelitian : '• Supervisi PPL oleh
Kepala Sekolah, Guru Pamong dan Dosen Pembimbing. dan Upaya
Pembentukan Kemampuan Mengajar Mahasiswa ", antara lam menyimpul
kan :
1). Kepala Sekolah, Guru Pamong maupun Dosen Pembimbing telah samasama sependapat bahwa PPL merupakan program yang ariiat penting
dalam suatu lembaga pendidikan yang berfungsi membina calon guru.
2). Dengan bimbingan atau bantuan supervisor ( Kepala Sekolah, Guru
Pamong, Dosen Pembimbing ) yang efektif memberikan konstribusi
yang lebih besar terhadap peningkatan kemampuan mengajar
mahasiswa.
8
3). Nilai yang dicapai oleh mahasiswa ada kecenderungan tidak meng
gambarkan kemampuan praktek mengajar mahasiswa yang sesung
guhnya.
4). Efektif tidaknya bimbingan PPL tersebut ada kaitannya dengan
pemahaman terhadap peranannya, kemampuan dan semangat dalam
melaksanakan tugasnya sena komitmen terhadap peranan tersebut.
5. Rubini Djusar, dkk. ( 1992 ), dengan judul penelitian «Peranan Pejabat
Sekolah Menengah ( SMP dan SMA ) di Jawa Barat dalam Pembinaan
Mahasiswa IKIP Bandung daiam Pelaksanaan PPL d. Sekolah ".
kesimpulan hasil penelitian tersebut adalah :
Berdasarkan kesan para pejabat sekolah tentang persiapan IKIP
Bandung untuk mengirim para mahasiswa yang akan melaksanakan PPL di
sekolah masih terdapat banyak hal yang perlu diperba.ki, antara lain
(berdasarkan ranking )dapat ditemukan sebagai berikut :
a). Cara membuat satuan pelajaran.
b). Etika guru masih kurang dipahami mahasiswa,
c). Masalah didaktik masih kurang dikuasai.
d). Keterlibatan mahasiswa daiam ekstrakurikuler kurang mendapat
perhatian,
e). Aktivitas dan kreativitas mahasiswa perlu ditingkatkan,
f). Penguasaan metode juga perlu ditingkatkan,
g). Waktu pelaksanaan PPL sangat s.ngkat, perlu d.perpanjang atau
ditambah terutama untuk praktek mengajar.
6. Efendi Manalu, ( Tesis, 1995 ), dengan judul penelitian " Penampilan
Mengajar Mahasiswa Calon Guru di Kelas pada Konteks Pembinaan
Praktek Mengajar di Sekolah Latihan ". Kesimpulan dari penelitian
tersebut:
Pembinaan dengan konsep supervisi klinis dan penambahan frekuensi
yang relatif banyak serta rentang waktu lebih lama dari dua bulan untuk
proses pelaksanaan praktek mengajar, observasi mengajar dengan dibina
oleh DPL, guru pamong dan kepala sekolah secara terkoordinasi dan
kooperatif di sekolah latihan sangat dibutuhkan oleh mahasiswa calon guru
dalam usaha peningkatan kuaiitas penampilan mengajarnya.
Dari hasil penelitian terdahulu yang relevan seperti yang dimuat di atas,
maka penulis mendapat beberapa gambaran sebagai berikut :
1. Gejala tingginya nilai-nilai kemampuan mengajar kemungkinan besar
mengisyaratkan kuaiitas yang kurang jelas atau mahasiswa lebih cenderung
belajar dalam praktek daripada dalam perkuiiahan.
2. Usaha yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mengatasi kesulitan dalam
melaksanakan Program Pengalaman Lapangan antara lain dengan cara
menghubungkan guru pamong untuk membicarakan hal-hal yang jelas
mempelajari sendiri dengan berbagai usaha. membicarakan dengan sesama
praktikan.
3. Terdapat korelasi yang positif antara penyiapan mahasiswa praktikan
Program Pengalaman Lapangan di kampus dengan penampilannya di kelas
bagi lulusan IKIP.
4. Dengan bimbingan dan bantuan dari supervisor memberikan kontribusi
yang besarterhadap peningkatan keterampilan mengajar mahasiswa.
10
5. Adanya variasi dari supervisor dalam membimbing mahasiswa praktikan
yaitu , memberikan hubungan ketika akan praktek mengajar ( secara rutin )
dan ada juga yang hanya apabila mahasiswa memerlukan saja.
6. Pembinaan konsep supervisi dalam PPL lebih dari dua bulan serta observasi
mengajar oleh supervisor ( Dosen pembimbing. Guru pamong dan Kepala
sekolah ) secara terkoordinasi dan kooperatif di sekolah latihan sangat
dibutuhkan oleh mahasiswa praktikan dalam upaya meningkatkan kuaiitas
penampilan mengajarnya.
Dengan memperhatikan dari gambaran hasil penelitian di atas, penulis
perlu mengadakan penelitian tentang model latihan keterampilan dengan
bimbingan supervisi klinis. Sebab dalam kenyataannya ternyata untuk
peningkatan keterampilan mengajar pada waktu PPL sangat besar
konstribusinya, sehingga penulis mengambil judul " Model Latihan
Keterampilan Mengajar dengan bimbingan Supervisi klinis pada Program
Pengalaman Lapangan di STAI Majalengka ".
B. Masalah Penelitian
Dari gambaran latar belakang masalah yang telah penulis paparkan di atas,
sebagai masalah pokok dalam penelitian ini berkisar pada permasalahan PPL
keguruan, yaitu mengenai : Model Latihan Keterampilan Mengajar dengan
bimbingan Supervisi Klinis pada Program Pengalaman Lapangan di STAI
Majalengka.
11
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis deskripsi, kondisi dan pertanyaan umum serta
lsue-isue pokok dari hasil penelitian terdahulu dengan urgensi program
pengalaman lapangan, seperti yang dipaparkan di muka, maka yang menjadi
keresahan utamanya adalah rendahnya mutu ( kuaiitas ) guru dan mutu
lulusan LPfK. Oleh karena itu, perlu usaha meningkatkan kuaiitas
mahasiswa calon guru, juga termasuk pada bidang studi ataupun mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, baik guru agama Islam pada sekolah
(Departemen Pendidikan Nasional) ataupun guru agama Islam pada
madrasah ( Departemen Agama ). Permasalahan peningkatan kuaiitas
mahasiswa calon guru tersebut dirasakan semua pihak yang berkompeten
untuk kelangsungan proses pendidikan di sekolah maupun di madrasah, dan
sebagai tantangan bagi sistem pengadaan guru. Terutama, pengadaan calon
guru melalui lembaga pendidikan tenaga kependidikan, khususnya bagi
tenaga calon guru agama Islam seperti di STAI Majalengka.
Dalam sistem pendidikan calon guru, yang dirasakan sangat menarik
adalah usaha peningkatan kuaiitas praktikan. Usaha peningkatan atau
pengembangan kuaiitas praktikan tersebut, dilakukan secara terus menerus
dengan melalui latihan yang intensif dengan bimbingan supervisi klinis.
Usaha itu, kiranya perlu penelitian lebih lanjut untuk memberikan suatu
rekomendasi yang berarti bagi peningkatan kuaiitas keterampilan mengajar
praktikan.
Memperhatikan tenia sentral permasalahan yang disebutkan di atas,
maka dirasa tepat melalui model latihan keterampilan mengajar dengan
bimbingan supervisi klinis pada program pengalaman lapangan. Adapun
faktor-faktor yang berkaitan seperti ; faktor yang termasuk dalam rangka
12
persiapan seperti mata kuiiah proses belajar mengajar ( MKDK),
pembekalan untuk kelapangan. Berikutnya adalah faktor pada waktu proses
program pengalaman lapangan itu berlangsung seperti ; dosen pembimbing,
sosiaiisasi diantara sesama temati sejawat, guru pamong yang luwcs serta
suasana dengan konteks PPL dengan bimbingan supervisi klinis. Faktor-
faktor tersebut akan memberikan bentuk terhadap guru yang terampil
mengajar, dengan didukung oleh pengetahuan tentang belajar, sikap
keguruan yang positif, pengetahuan atau penguasaan terhadap bidang studi /
mata peiajaran serta berlaku innovatif terhadap keterampilan mengajar yang
dimiiiki.
Dengan gambaran dari faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap
keterampilan mengajar di atas, maka dapat kita lihat petateoritisnya.
LEMBAGA PT
LINGKUNGAN
MKK - MKBS
Suasana di kelas
MKPBM
Suasana di luar kelas
Pembekalan
Kondisi sekolah
Dosen Pembimbing
KlMLTfAS
KETERAMPILAN MENGAJAR
SEKOLAH
Guru pamong
Kepala Madrasah
PRAKTIKAN
Pengel Ig. Belajar
Penget tg. bid studi
Kurikulum
Sikap keguruan
Disiplin madrasah
Keter. mengajar
Administrasi
Gambar 1 : Peta Teoritis tentang variabel yang mempengaruhi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan mengajar
praktikan, antara Iain mencakup ; lembaga pendidikan tinggi, sekolah
praktek, praktikan dan lingkungan.
1). Faktor lembaga Pendidikan Tinggi :
Pertama faktor pendidikan tinggi, yaitu : MKK, pembekalan dan dosen
pembimbing. Mata kuliah keahiian ( MKK ) yang memberikan
sumbangan terhadap pembentukan keterampilan mengajar. Yang kedua
14
yaitu pembekalan, keg.atan in, dilakukan dalam program pengalaman
lapangan mencakup ;(a), keg.atan pembekalan di kampus (STAI ); (b).
kegiatan orientasi dan observasi di madrasah latihan ; (c). praktek
mengajar di kelas ; (d). latihan yang berhubungan pada keg.atan
admmistras, madrasah/kelas : (e). latihan berpart.s.pasi dalam
pembinaan kegiatan ekstra kurikuler madrasah latihan; (f). tujuan
program pengalaman lapangan yang mencakup keterampilan mengajar
praktikan dan merupakan produk yang dihasilkan di madrasah/sekolah
latihan.
2). Faktor sekolah:
Sekolah member, pengaruh dalam model ini, terutama pembinaan atau
supervisi dari guru pamong. Selam itu juga kebijakan Kepala sekolah
serta kurikulum, disiplin, dan administrasi dapat mempengaruhmya.
3). Faktor Praktikan ;
Praktikan, adalah mahasiswa calon yang diharapkan dapat memiliki
keterampilan mengajar dengan didukung ;pengetahuan tentang belajar,
sikap keguruan, pengetahuan terhadap bidang studi serta memiliki
kemampuan innovasi terhadap pembelajaran.
4). Faktor lingkungan :
Sepert, ; suasana di kelas , di luar kelas / sekolah, letak dan kondisi
sekolah, serta sarana -prasarana ifcut mempengaruhinya.
2. Pembatasan Masalah
Mengingat luas dan kompleksnya permasalahan sepert. di atas, serta
memperhatikan penelitian research and development ( penelitian dan
pengembangan ), maka permasalahannya d.batas. pada masalah penerapan
15
model latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis.
Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhinya terhadap
model latihan tersebut. Berikut ini masalah penelitiannya .
(1). Bagaimana model desain latihan keterampilan meneajar den"an
bimbingan supervisi klinis pada Program Pengalaman Lapangan ?
(2). Bagaimana pelaksanaan model latihan keterampilan mengajar dengan
bimbingan supervisi klinis pada Program Pengalaman Lapangan ?
(3). Bagaimana hasil pelaksanaan model latihan keterampilan mengajar
dengan bimbingan supervisi klinis pada Program Pengalaman
Lapangan di STAI Majalengka ?
3. Rincian Masalah
Sejalan dengan fokus masalah dan pertanyaan penelitian di atas, maka
dalam penelitian ini dirinci masalahnya sebagai berikut:
I). Bagaimana model desain latihan keterampilan mengajar dengan bimbing
an supervisi klinis pada PPL ?
(1). Bagaimana cara merumuskan tujuan latihan ?
(2). Bagaimana menyusun materi latihan pada model tersebut ?
(3). Bagaimana cara mengevaluasi latihan keterampilan mengajar dengan
bimbingan supervisi klinis ?
3). Bagaimana pelaksanaan bimbingan supervisi klinis dari guru pamong
pada model latihan keterampilan mengajar ?
(1). Bagaimana bimbingan supervisi klinis terhadap pembuatan model
latihan tersebut ?
•
(2). Bagaimana bimbingan supervisi klinis itu dilakukan pada proses
pelaksanaan latihan keterampilan mengajar ?
4). Bagaimana hasil pelaksanaan model latihan keterampilan mengajar
dengan bimbingan supervisi klinis pada PPL di STAI Majalengka ?
(1). Bagaimana hasil ujian praktek PPL setelah dilaksanakan model
latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis di
STAI Majalengka?
(2). Bagaimana keterampilan mengajar dan sikap yang bagaimanakah
yang dapat dikembangkan melalui pelaksanaan model latihan kete
rampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis pada PPL ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan model latihan
keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis pada program
pengalaman lapangan di STAI Majalengka. Hasil penelitian tersebut akan
dijadikan rekomendasi untuk meningkatkan kuaiitas hasil ( product )
latihan keterampilan mengajar pada program pengalaman lapangan.
Adapun tujuan khusus penelitian ini, yaitu :
I). Menghasilkan model desain latihan keterampilan mengajar dengan
bimbingan supervisi klinis.
2). Melaksanakan pengembangan model latihan keterampilan mengajar
dengan bimbingan supervisi klinis.
3). Mengidenfifikasi hasil pengembangan model latihan keterampilan
mengajar dengan bimbingan supervisi klinis pada PPL .
2. Manfaat Penelitian
Manfaat praktis dari penelitian ini, sebagai berikut :
1). Manfaat teoritis
Temuan dari penelitian ini, minimal dapat menemukan konsep
model latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis.
2). Bagi Supervisor
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh para pembimbing di
madrasah iatihan ( supervisor ) seperti ; dosen pembimbing, kepala
madrasah, dan guru pamong. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai
masukan dalam rangka meningkatkan keterampilan mengajar ( bagi diri
sendiri ) serta untuk meningkatkan perannya sebagai pembina praktikan
di madrasah iatihan. Juga dapat dijadikan bahan informasi bagi praktikan
untuk mempersiapkan diri pada pelaksanaan mengajar di madrasah /
sekotah tempat mengajarnya keiak.
3). Bagi Praktikan
Dengan mendapatkan bimbingan yang sistematis dari supervisor,
maka praktikan bisa langsung mendapatkan umpan balik yang akan
dijadikan prioritas untuk penampilan berikutnya. Hal ini, sangat berauna
untuk peningkatan keterampilan mengajar praktikan.
4). Bagi Kepala sekolah
Kepala sekoiah dengan kebijakannya dapat memanfaatkan Modei
Latihan mi untuk meningkatkan keterampilan mengajar guru ( inservice
training)
69
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Di dalam Bab ini akan dijelaskan tentang ; definisi operasional, metode
penelitian yang digunakan berikut tahapannya, sasaran penelitian, teknik
pengumpulan data, proses dan bagan penelitian, serta dasar pengembangan
kurikulum.
A. Definisi Operasional
Berikut ini penjelasan mengenai istilah dan pengertian yang digunakan
dalam penelitian ini.
1.Keterampilan mengajar
James M. Cooper ( 1986 ) menyatakan bahwa keterampilan mengajar ;
" is designed to equip you with a repertoice of teaching with crucial to the
decision making process ". Betapa pentingnya seorang guru memiliki
perbendaharaan keterampilan mengajar untuk dipilih dalam menetapkan
strategi mengajarnya di kelas. Adapun keterampilan mengajar yang dimaksud
pada penelitian ini adalah keterampilan mengajar berdasarkan perpaduan
antara Turney ( 1982 ), Slameto (1991) dan James M. Cooper, et al. ( 1986 )
seperti berikut ; (1). Keterampilan bertanya (dasar dan lanjut), (2).
Keterampilan memberi penguatan, (3). Keterampilan mengadakan variasi,-(4).
Keterampilan menjelaskan, (5). Keterampilan membuka dan menutup
peiajaran, (6). Keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil, (7).
Keterampilan mengelola kelas, (8). Keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perorangan, (9). Keterampilan mengajarkan konsep, (10). Keterampilan
menggunakan media, (11). Keterampilan melaksanakan evaluasi.
70
2. Supervisi klinis
Supervisi klinis merupakan pendekatan yang secara teoritis dan praktis telah
dikembangkan , antara lain oleh Robert Goldhammer pada tahun 1969 dan
Keith A. Acheson pada tahun 1980. Dalam penelitian ini supervisi klinis
diartikan suatu bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada
praktikan ( calon guru / guru muda ) berdasarkan kebutuhannya melalui
siklus yang sistematis dengan tahapan ; perencanaan, observasi yang cermat
dalam pelaksanaan, pengkajian balikan ( evaluasi ) dengan segera setelah
praktek mengajar.
3. Program Pengalaman Lapangan di STAI Majalengka
Program Pengalaman Lapangan, merupakan salah satu mata kuliah dalam
kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan ( LPTK ) atau
khususnya di Sekolah Tinggi Agama Islam Majalengka dan termasuk ke
dalam kelompok mata kuliah proses belajar mengajar ( MKPBM ). Juga
ditegaskan bahwa Program Pengalaman Lapangan ( PPL ) merupakan salah
satu kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa, yang
mencakup baik latihan maupun tugas-tugas kependidikan di luar mengajar
secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan
keterampilan mengajar (Depdikbud, Dirjen Dikti; 1981).
Pada penelitian ini Program Pengalaman Lapangan ( PPL ) dengan
pengembangan model latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan
supervisi klinis diharapkan akan dapat menyempumakan model latihan yang
ada.
71
B. Metode dan Teknik Pengumpulan data Penelitian
1. Metode Penelitian
Dikarenakan tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model
latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis, yang
berarti
bahwa
penelitian
ini merupakan
upaya
perbaikan
dan
penyempumaan dari model tersebut. Dengan demikian, maka metode
penelitian yang digunakannya adalah metode penelitian dan pengembangan
(research and development). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut
STUDI PENDAHULUAN
PERENCANAAN
PENGEMBANGAN
STUDI LITERATUR
. Teori
. Hasil Penelitian
UJICOBA TERBATAS
terdahulu
. Desain kasar
. Implementasi
. Evaluasi
STUDI LAPANGAN
. Implementasi model
yg akan dikembangkan
. Kondisi & kinerja
siswa
. Tujuan
. Kemampuan
peneliti
Partisipan
. Penyempumaan
U. C. LEBIH LUAS
Prosedur
. Desain halus
Uji kelayakan
. Implemntasi
terbatas
. Kondisi & kinerja
. Evaluasi
. Penyempumaan
guru
. Sarana alat media
sumber
. Lingkungan sekolah
. Managemen
DESAIN FINAL
Gambar 6 : Langkah-langkah Penelitiandan Pengembangan
(diadaptasi dari Walter R. Borg)
72
a. Desain.
Tahap desain, yakni menjaring data awal yang diperlukan untuk
mengembangkan model latihan mengajar dengan bimbingan supervisi
klinis pada PPL, pada tahap ini dilakukan pra survey. Dalam kegiatan pra
survey ini aspek-aspek yang dihimpun yaitu ; faktor persiapan, faktor
proses / pelaksanaan dan faktor hasil (product).
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak-pihak yang akan
dilibatkan baik secara langsung atau pun tidak langsung dalam penelitian
ini, maka peneliti menyusun suatu model latihan keterampilan mengajar
dengan bimbingan supervisi klinis pada PPL. Model yang akan
dikembangkan ini mengacu kepada kurikulum yang berlaku baik pada
STAI
ataupun pada Madrasah Aliyah, sehingga tidak mengganggu
terhadap kurikulum yang ada.
Dalam penelitian ini dipilih dua unit Madrasah latihan, yaitu
Madrasah Aliyah PUI Majalengka dan Madrasah Aliyah Darul Falah
Majalengka. Pemilihan pada kedua Madrasah Aliyah ini selain sudah
biasa dijadikan sebagai madrasah latihan juga memudahkan dalam
koordinasinya dengan STAI karena berada dalam satu Kabupaten. Dasar
pertimbangan lain, adalah bahwa kedua-duanyastatus madrasahnya
tergolong kepada kriteria status "diakui ". Sampai saat ini kriteria
madrasah terbagi atas tiga kriteria, yaitu status terdaftar, status diakui dan
status disamakan. Dengan demikian kriteria status diakui, apabila dilihat
dari kelengkapan kurikulum dan fasilitas sarana serta prasarananya
termasuk cukup memadai.
Untuk pengumpulan data-data yang diperlukan pada penelitian ini
membutuhkan alat bantu. Adapun teknik yang digunakan seperti ;
73
observasi, studi dokumentasi,
wawancara serta instrumen yang
diperlukan adalah daftar chek (PLKM), catatan harian dan video.
Rancangan program dalam penelitian ini berfokus pada pembuatan
tujuan latihan, proses (pelaksanaan) dan evaluasinya.
b. Proses (pelaksanaan)
Setelah rancangan selesai dibuat dan disetujui oleh guru pamong,
tahapan selanjutnya yaitu pelaksanaan ( implementasi ) dan observasi.
Pada tahap ini, praktikan mulai mendemontrasikan model latihan yang
telah dirancang tersebut. Dalam kegiatan ujicoba ini, guru pamong selaku
motivator
memberikan
pengarahan-pengarahan
terhadap
jalannya
kegiatan pembelajaran, serta memberikan dorongan dan rangsanganrangsangan
kepada
praktikan
dalam
melaksanakan
tindakan,
sebagaimana yang ditentukan dalam desain model latihan^keterampilan
dengan bimbingan supervisi klinis.
Dalam pelaksanaan ujicoba model latihan tersebut, dilakukan
pengamatan-pengamatan oleh
guru
pamong.
Agar
tidak
mudah
terlupakan hasil pengamatan tadi, maka hasil pengamatan terhadap
penampilan praktikan direkam pada "Panduan Observasi " dari buku
PLKM. Tugas guru pamong adalah melakukan bimbingan supervisi klinis
terhadap desain latihan, observasi penampilan praktikan ketika belajar
mengajar
(
pelaksanaan
)
dan
melakukan
evaluasi
dari
hasil
penampilannya. Hasil pengamatan itu, didapat aspek yang harus
dipertahankan karena sudah kuat ( benar) atau yang sebaliknya dan perlu
mendapatkan perbaikan-perbaikan atau penyempurnaan-penyempurnaan.
Dengan perbaikan-perbaikan serta penyempumaan dan pengembangan
tersebut diharapkan pada akhirnya diperoleh suatu model latihan
74
keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis yang sesuai
dengan harapan.
c. Evaluasi
Hasil yang diperoleh melalui kegiatan pengamatan yang telah
terrekam pada "Panduan Observasi ", kemudian didiskusikan dengan
praktikan untuk dilakukan analisis, sintesis, pemaknaan dan kesimpulan-
kesimpulan. Hasil diskusi tersebut digunakan untuk penyempurnaanpenyempurnaan dan pengembangan sebagai dasar untuk melakukan
perencanaan yang akan dilakukan pada tampilan berikutnya.
2. Teknik pengumpulan data dan instrumen
Teknik pengumpulan data merupakan bagian proses penelitian yang
penting. Teknik yang digunakan mengacu terhadap bagaimana data yang
akan dijaring. Dalam penelitian ini teknik yang digunakannya adalah
sebagai berikut :
a. Observasi
Teknik observasi ini dilakukan sehubungan dengan fokus
penelitiannya menghendaki melihat secara langsung, yaitu penampilan
mengajar mahasiswa calon guru
( praktikan ) dalam pelaksanaan
praktek mengajar di kelas. Adapun keterampilan mengajar yang
diamati, meliputi
; keterampilan bertanya ( dasar dan lanjutan ),
memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelas kan,
membuka
dan menutup peiajaran, memimpin diskusi kelompok kecil, mengelola
kelas, mengajar kelompok kecil dan perorangan, mengajarkan konsep,
menggunakan media dan melaksanakan evaluasi.
75
Dalam proses penelitian ini yang melakukan observasi keteram
pilan mengajar para praktikan adalah guru pamong, dengan
berpedoman kepada " Panduan observasi keterampilan mengajar "
yang telah disediakan. Kemudian yang diamati oleh gum pamong
adalah cukup terbatas, karena gum pamong mengamati keterampilanketerampilan
dan indikator-indikator
yang
dikontrak
sesuai
persetujuan dengan praktikan yang termuat pada " Format kontrak
latihan ". Namun demikian tidak mustahil dalam pelaksanaannya di
kelas, ada kemungkinan keterampilan-keterampilan dan indikator-
indikator yang tidak dikontrak akan muncul dan digunakan dalam
mengajar. Hal itu untuk menguji kecermatan praktikan menganalisa
keterampilan-keterampilan dan indikator-indikatomya yang dalam
perencanaan akan digunakan atau diperlukan.
Dalam proses observasi ini peneliti terus memonitor kegiatan
praktikan dan gum pamong agar pelaksanaannya sesuai dengan
rambu-rambu penelitian yang telah ditetapkan, sehingga data yang
diperoleh dari observasi tetap akurat dan dapat dipergunakan sebagai
data untuk kemudian dianalisa.
b. Studi Dokumentasi
Digunakan untuk memahami dokumen kurikulum pada Sekolah
Tinggi Agama Islam Majalengka dan kurikulum LPTK
pada
umumnya. Kurikulum ini perlu kita pelajari terlebih dahulu ; apakah
matakuliah-matakuliah sebelum dilaksanakan program pengalaman
lapangan benar-benar mendukung materinya , kurang mendukung
materinya atau bahkan tidak mendukung. Karena keterampilan dasar
76
mengajar yang ada sebelas (11) itu perlu dibekali konsep pemahaman
teoritisnya sebelum dipraktekan.
Terdapat dua kelompok mata kuliah yang membentuk keterampil
an mengajar ( PBM ) ; pertama kelompok mata kuliah dasar keahiian
(MKDK ) dan kedua kelompok mata kuliah keahiian
(MKK).
Kelompok mata kuliah tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini :
No. Mata kuliah
Kelompok
Semester
SKS
1. Psikologi Umum & Perkembangan
1
2
2. Bimbingan dan Penyuluhan
2
2
MKDK
3. Strategi Belajar Mengajar
3
2
MKDK
4.
5
2
MKK
5. Media Pengajaran
4
2
MKK
6.
5/6
Perencanaan Pendidikan
Administrasi Pendidikan I/It
MKDK
2/2
MKDK
7. Psikologi Pendidikan
4
2
MKDK
8. Pengantar Evaluasi PAI
4
3
MKK
9. Micro Teaching (OPK)
5/6
2/2
MKDK
(Kurikulum PAI; 1997)
Penggunaan teknik studi dokumentasi ini, disamping untuk
memperoleh data bam yang berhubungan dengan masalah penelitian,
data yang terdapat dalam dokumentasi tersebut sebagai bahan
pertimbangan dalam membuat kesimpulan hasil analisa.
77
c. Wawancara
Penggunaan teknik wawancara dalam penelitian ini merupa kan
teknik
untuk
memperoleh
data atau
infonnasi
verbal yang
berhubungan terhadap keterampilan mengajar mahasiswa calon guru
(praktikan) dan hal-hal yang melatarbelakanginya. Data tersebut
memperjelas pemahaman tentang data yang diperoleh melalui
observasi dan dokumentasi.
Teknik ini digunakan juga untuk memperoleh informasi atau data
langsung dari pengamat ( observer ) yaitu gum pamong yang terlibat
langsung mengobservasi praktikan sedang mengajar di kelas.
Demikian juga untuk memperoleh data tentang bantuan yang
diberikan guru pamong terhadap praktikan baik dalam kegiatan ;
pertemuan awal, observasi kelas dan pengkajian balikan. Juga
dilakukan terhadap pengelola Program Pengalaman Lapangan (PPL)
seperti Biro PPL serta Pembantu Ketua I (Bidang Akademis).
Untuk memudahkan pelaksanaan teknik pengumpulan, maka
diperlukan instrumen atau alat pengumpul data, seperti di bawah ini:
1). DaftarChek
Digunakan untuk memperoleh data yang lebih teliti berkenaan
dengan sebelas
(11) keterampilan dasar mengajar yang akan
dilatihkan kepada mahasiswa calon gum ( praktikan ). Dalam
penelitian ini yang bempa daftar check adalah format " Panduan
Observasi Keterampilan Mengajar " yang harus diisi oleh observer
atau gum pamong.
78
2). Catatan Harian
Instrumen ini diperlukan untuk mencatat kejadian-kejadian
penting yang berkenaan dengan fokus penelitiannya, kesan-kesan
pribadi mahasiswa calon gum ( praktikan ), guru pamong, dosen
pembimbing, kepala madrasah dan pembantu ketua I bidang
akademis.
3). Video
Media yang dapat memperlihatkan gerakan seperti keterampilan
mengajar, video lah medianya yang paling tepat. Karena media ini
adalah media yang dapat dilihat serta dapat didengar. Sehingga
akan efektif untuk melatih keterampilan mengajar
kepada
mahasiswa calon gum ( praktikan ).
C. Sumber data Penelitian
Dalam penelitian ini dipilih dua unit Madrasah ( sekolah) latihan, yaitu;
Madrasah Aliyah PUI Majalengka
dan
Madrasah Aliyah Daml Falah
Majalengka. Pemilihan pada kedua Madrasah Aliyah itu selain sudah biasa
dijadikan sebagai madrasah latihan juga memudahkan dalam koordinasinya
dengan Sekolah Tinggi Agama Islam Majalengka karena berada dalam satu
kota Kabupaten.
Dasar pertimbangan lain dari pengambilan madrasah latihan ini, adalah
bahwa kedua-duanya status madrasahnya yaitu tergolong kepada kriteria status
diakui. Sampai saat ini kriteria Madrasah terbagi atas tiga kriteria, yaitu status
terdaftar, status diakui dan status disamakan. Dengan demikian kriteria status
diakui, apabila dilihat dari kelengkapan kurikulum dan fasilitas sarana serta
prasarananya termasuk cukup memadai.
79
Sumber data yang memiliki kesesuaian dengan karakteristik masalah
penelitian ini, antara lain ; (1) Mahasiswa calon guru atau praktikan , (2) Guru
Pamong, (3) Kepala Madrasah, (4) Dosen Pembimbing, (5) Biro PPL, (6)
Pembantu Ketua I Bidang Akademis, (7) Peserta didik di Madrasah latihan.
Adapun data atau informasi yang diharapkan diperoleh dari nara sumber
data di atas, yaitu :
1. Mahasiswa Calon Gum atau Praktikan
Praktikan adalah pelaku kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL )
dalam proses kegiatan pembimbingan dengan supervisi klinis di madrasah
latihan. Dari mahasiswa praktikan itulah diperoleh data tentang
perkembangan
keterampilan
mengajamya,
yaitu
melalui
buku
"Perkembangan Latihan Keterampilan Mengajar ( PLKM ) ". Karena buku
PLKM ini harus dikumpulkan apabila mahasiswa praktikan sudah
menyelesaikan ProgramPengalaman Lapangannya.
2. Gum Pamong
Gum pamong adalah nara sumber yang bertanggung jawab langsung dalam
merencanakan situasi kegiatan belajar mengajar dalam praktek mengajar
bagi mahasiswa praktikan dalam rangka perkembangan latihan keterampil
an mengajamya. Gum pamong yang selalu terlibat langsung dari mulai
tahap perencanaan ; memadukan antara satuan peiajaran dengan kemungkin
an keterampilan-keterampilan yang digunakan, kegiatan ini menghasilkan
"kontrak latihan mengajar " serta disetujuinya keterampilan-keterampilan
yang perlu diobservasi pada format " Panduan Observasi Keterampilan
Mengajar " ; pada kegiatan observasi kelas, gum pamonglah yang
melakukan pengamatan dari mulai tampil hingga selesai penampilan
praktikan di depan kelas ; dan pengkajian balikan, yang mencoba
80
membicarakan
dan
mengadakan
pengkajian dengan cermat tentang
penampilan praktikan serta solusinya bila diperlukan atau memberi
penguatan dan merencanakan untuk penampilan berikutnya.
Dengan demikian gum pamonglah nara sumber yang paling dekat
dengan mahasiswa praktikan, dan dari guru pamong inilah dibutuhkan data
atau informasi tentang bimbingannya mengenai latihan keterampilan
mengajar.
3. Dosen Pembimbing
Dosen pembimbing lapangan adalah dosen dari sekolah tinggi yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan praktek mengajar di madrasah latihan.
Dia bersama guru pamong dan mahasiswa praktikan menyelenggarakan
diskusi sesuai dengan keperluan mengenai pelaksanaan praktek mengajar
dalam bentuk real teaching di madrasah latihan. Dalam kegiatannya dosen
pembimbing bertanggung jawab apabila temyata di lapangan terdapat
ganjalan atau hambatan dalam pelaksanaan praktek mengajar, dan dia harus
dapat memberikan solusi atau penjelasan sesuai dengan keperluannya.
Barangkali dosen pembimbing tidak dapat memberikan penjelasan, maka
dia melanjutkan masalahnya ke tingkat lembaga atau Sekolah Tinggi Agama ,
Islam Majalengka agar dari pihak lembaga berikutnya dapat mengirimkan
orang yang berkompeten menjelaskan masalahnya.
Berdasarkan keterlibatan dosen pembimbing lapangan ini, infonnasi
yang diharapkan darinya ialah keadaan pembimbingan yang diberikan oleh
gum pamong terhadap mahasiswa praktikan atas hasil observasi secara
cermat yang dilakukan di kelas.
81
4. Kepala Madrasah
Kepala madrasah ( sekolah) merupakan penanggung jawab seiuruh aktivitas
madrasah latihan tempat penelitian ini beriangsung serta pelaksanaan
praktek mengajara ( PPL ). Kepala madrasah inilah yang mengupayakan
dan memelihara kondisi yang kondusif terhadap pembimbingan dan
pengawasan agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
dengan lancar. Dan pada gilirannya mahasiswa praktikan juga menjadi
tanggung jawabnya di madrasah kekuasaannya.
Dengan demikian, maka dari kepala madrasah ini diharapkan dipero
leh data atau informasi tentang kegiatan dan situasi kegiatan pelaksanaan
Program Pengalaman Lapangan (PPL ).
5. Biro praktek Program Pengalaman Lapangan
Biro Praktek PPL ini adalah mempakan suatu unit pada Sekolah Tinggi
Agama Islam Majalengka yang bertanggung jawab secara kelembagaan
tentang pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan. Unit inilah yang
bekerja mulai dari ; perencanaan, pelaksanaan PPL di madrasah serta
evaluasinya dan melaporkan semua kegiatannya kepada Ketua
STAI
Majalengka.
Dengan tanggung jawabnya yang demikian, maka dari biro ini
diharapkan diperoleh data tentang pelaksanaan praktek lapangan yang
diperlukan untuk menganalisa hasil penelitian.
6. Pembantu Ketua I Bidang Akademis
Pembantu Ketua I adalah yang bertanggung jawab pelaksanaan kegiatan
akademis yang berkaitan dengan bidang akademis dan kurikulum. Program
Pengalaman Lapangan
( PPL ) mempakan salah satu program intra
82
kurikuler pada kurikulum Sekolah Tinggi Agama Islam Majalengka Jurusan
Pendidikan Agama Islam ( PAI).
Karena tanggung jawabnya itu, maka diperlukan data atau informasi
tentang pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan yang diselenggara kan
oleh STAI Majalengka.
7. Dokumen
Pada bagian terdahulu telah dikatakan bahwa salah satu teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi. Dokumentasi
yang mempakan sumber data dalam penelitian ini adalah dokumentasi
bempa dokumen resmi yang terdapat di madrasah latihan. Dokumen lain
yang diperlukan adalah buku Pedoman Pelaksanaan Praktek Profesi dari
STAI Majalengka serta ; satuan peiajaran, PLKM , BLPP, desain model
yang dibuat oleh mahasiswa praktikan.
D. Prosedur Penelitian
1. Studi Pendahuluan
Berdasarkan informasi yang peneliti kumpulkan baik secara teori
ataupun hasil penelitian terdahulu yang relevan, maka mendapat gambaran
seperti di bawah ini.
(a).Gejala tingginya nilai-nilai kemampuan mengajar kemungkinan besar
mengisyaratkan kuaiitas yang kurang jelas atau mahasiswa lebih
cenderung belajar dalam praktek daripada dalam perkuliahan.
(b).Usaha yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mengatasi kesulitan dalam
melaksanakan Program Pengalaman Lapangan antara lain dengan cara
menghubungi gum pamong untuk membicarakan hal-hal yang jelas
83
mempelajari sendiri dengan berbagai usaha, membicarakan dengan
sesama praktikan.
(c). Terdapat korelasi yang positif antara penyiapan mahasiswa praktikan
Program Pengalaman Lapangan di kampus dengan penampilannya di
kelas bagi lulusan IKIP.
(d). Dengan bimbingan dan bantuan dari supervisor memberikan konstribusi
yang besar terhadap peningkatan keterampilan mengajar mahasiswa.
(e). Adanya variasi dari supervisor dalam membimbing mahasiswa
praktikan yaitu, memberikan bimbingan ketika akan praktek mengajar
( secara rutin) dan ada juga yang hanya apabila mahasiswa memerlukan
saja.
(f). Pembinaan dengan konsep supervisi dan waktu Program Pengalaman
Lapangan lebih dari dua bulan serta observasi mengajar oleh supervisor
( dosen pembimbing, gum pamong dan kepala sekolah ) secara
terkoordinasi dan kooperatif di sekolah latihan sangat dibutuhkan oleh
mahasiswa praktikan dalam upaya meningkatkan kuaiitas penampilan
mengajamya.
Dengan memperhatikan dari gambaran hasil penelitian di atas, penulis
merasa perlu mengadakan penelitian tentang latihan keterampilan dengan
bimbingan supervisi klinis. Sebab dalam kenyataannya temyata untuk
peningkatan keterampilan mengajar pada. waktu
PPL
sangat besar
konstribusinya.
2. Studi Lapangan
Pada tahap studi lapangan ini terutama dimaksudkan untuk memberi
kan gambaran situasi dan kondisi lapangan yang akan digunakan penelitian.
Di bawah ini secara bemmtan akan diuraikan; implementasi model yang
84
akan dikembangkan, kondisi dan kinerja siswa, kondisi dan kinerja gum,
sarana - alat media dan sumber, lingkungan madrasah, dan manajemen.
a. Implementasi model yang akan dikembangkan
Model ini dilaksanakan di Sekolah Tinggi Agama Islam
Majalengka dengan menggunakan dua (2) Madrasah latihan setingkat
SMTA yaitu Madrasah Aliyah. Adapun Madrasah Aliyahnya yaitu ;
pertama Madrasah Aliyah Putri Persatuan Ummat Islam (MA Putri PUI)
di jalan KH. Abdul Halim Majalengka, dan kedua Madrasah Aliyah
Daml Falah ( MA Daml Falah ) beralamat di Desa Cijati Kabupaten
Majalengka.
Kedua
Madrasah
tersebut
diselenggarakan
atau
penyelenggaranya badan swasta serta berstatus diakui.
b. Kondisi dan kinerja siswa
Penelitian ini akan dilaksanakan terhadap mahasiswa Sekolah Ting
gi Agama Islam ( STAI) Majalengka pada semester VII Tahun ajaran
2000/2001. Mahasiswa yang bersangkutan sebelumnya sudah memiliki
pengetahuan dasar-dasar keahiian dan keahiian sesuai dengan kurikulum
STAI pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Tahun 1997. Pengetahuanpengetahuan tersebut terdiri dari dua kelompok mata kuliah yaitu ;
kelompok mata kuliah dasar keahiian ( MKDK ) dan kelompok mata
kuliah keahiian
( MKK ). Mata kuliah-mata kuliah tersebut mereka
peroleh melalui perkuliah formal pada semester-semester sebelumnya,
seperti dapat dilihat di bawah ini:
85
lo. Mata kuliah
Semester
SKS
1
Psikologi Um
DENGAN BIMBINGAN SUPERVISI KLINIS PADA PROGRAM
PENGALAMAN LAPANGAN DI STAI MAJALENGKA
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyarataa da lam
menyelesaikan Program Magister Pendidikan
Program Studi Pengembangan Kurikulum
Oleh
LROBIA KHAERUDIN
NIM: 989674
PROGRAM PASCASARJANA
UNEVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA ( UPI) BANDUNG
2001
Lembar Persetujuan untuk Ujian Tahap II
Prof. Dr. H. Nfrna)Syaodih Sukmadinata
Pembimbing I
Dr. Hi. Mulyani Sumantri, MSc.
Pembimbing II
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDDDDXAN INDONESIA ( UPI) BANDUNG
2001
Mengetahui :
Ketua Program Studi
Pengembangan Kurikulum
Prof. Dr. H, Nana S*abdih Sukmadinata
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDTKAN INDONESIA (UPI) BANDUNG
2001
ABSTRAK
I.Robia Kh. Model Latihan Keterampjlan Mengajar dengan bimbingan Supervisi
khms pada Program Pengalaman Lapangan di STAI Majalengka. Tesis, diajukan
untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menvelesaikan Program'Magister
Pendidikan Program Studi Pengembangan Kurikulum, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), 2001.
Pendidikan guru harus dipandang sebagai suatu bidang aktivitas yang menyangkut
perubahan, memodifikasi dengan perubahan, dan tumbuh berkembang seirama dengan
perubahan. Terdapat asumsi bahwa gurulah faktor utama yang menyebabkan
rendahnya mutu pendidikan, maka salah satu upaya untuk mengatasinya adalah guru
harus ditingkatkan terlebih dahulu keterampil'an mengajarnya. Ada dua cara
memngkatkan keterampilan mengajar gum ; (1) latihan pre service, dan (2) latihan in
service. Tesis ini, mengembangkan model latihan keterampilan mengajar pada pre
service, yaitu ketika calon guru belajar untuk dapat mengajar dengan teknik
bimbingan supervisi klinis dari guru pamong.
Adapun tujuan penelitiannya ; (1) menghasilkan J2c^enatihan_jeiej^mpilan )XryJt
Jafffian tersebut7dinl3Tmengidemifikasi hasil pengembangan model latihan tersebut
pada PPL. Penelitian ini bermanfaat, seperti ; (1) menemukan konsep model latihan
keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis, (2) teknik bimbingan bagi
para supervisor, (3) sebagai umpan balik bagi praktikan, dan (4) bagi kepala sekolah
selaku administrator.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan ( R
&D), serta teknik pengumpulan datanya ; observasi, studi dokumentasi, wawancara,
dan mstrumen yang dipakai adalah daftar chek, catatan harian dan video.
Temuan dari penelitian ini, yaitu ; (1) model desain latihan, yang terdiri atas ;
tujuan, materi dan proses latihan, (2) bimbingan supervisi klinis pada umumnya
menmgkat dan semakm baik, (3) searah dengan peningkatan pada teknik bimbingan,
secara kualitas pada umumnya keterampilan mengajar praktikan menunjukkan
perkembangan, (4) dianalisisnya beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam
peiaksanaannya, serta keterbatasan-keterbatasan dari model latihan tersebut.
DAFTAR ISI
UCAPAN TER1MA KASIH
Vll
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
X
xii
ABSTRACT
xiii
DAFTAR ISI
xiv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masaiah
1
B. Masalah Penelitian
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
BAB II
BAB III
BAB IV
xvii
15
BIMBINGAN SUPERVISI KLINIS DALAM
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN MENGAJAR
A. Konsep dan Praktek Mengajar
17
B. Bimbingan Supervisi klinis dan pendekatannya
45
C. PPL pada STAI Majalengka
53
D. Landasan Pengembangan kurikulum
66
METODOLOGI PENELITIAN
A. Definisi Operasional
69
B. Metode dan Teknik Pengumpulan data
71
C. Sumber data Penelitian
78
D. Prosedur Penelitian
82
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi dan hasil Prasurvai
91
B. Uji Coba Terbatas
96
C. Uji Coba Lebih Luas
100
xiv
BAB V
D. Interpretasi Data Hasil Uji Coba
131
E. Pembahasan
144
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
155
B. Rekomendasi
161
DAFTAR PUSTAKA
164
LAMPIRAN
167
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Rekap Keterampilan Mengajar dari 19 Praktikan
102
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Peta Teoritis tentang Variabel yang mempengaruhi
. 12
Gambar 2 : Pengajaran Mikro dan PPL
22
Gambar 3 : Kategori Tingkah laku supervisor
47
Gambar 4 : Siklus Supervisi klinis
52
Gambar 5 : Peta Konseptual latihan mengajar dengan supervisi klinis
64
Gambar 6 : Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
68
Gambar 7 : Rangkaian Pelaksanaan Ujicoba Model latihan
134
Gambar 8 : Rekap Tampilan
143
xvn
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Beiakang Masalah
Tantangan yang paling berat dihadapi oleh dunia persekolahan adalah
peningkatan mutu lulusan yang dikaitkan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini merupakan tuntutan bagi peningkatan
kemampuan guru bagi tercapainya tujuan pendidikan, yang pada akhirnya
diproyeksikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan ( mutu lulusan ).
Walaupun banyak faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan kita, akan
tetapi pada umumnya sebagian besar masyarakat menuding penyebab
utamanya yaitu faktor guru. Pada akhirnya guruiah sebagai korban penyebab
rendahnya mutu pendidikan kita, dengan tuduhan guru yang tidak kompeten
atau guru yang tidak profesional.
Penyelenggaraan pendekatan komptensi dalam proses pendidikan calon
guru yang ditekankan ialah peningkatan kemampuan profesional kependidikan.
Selain itu, adanya pengakuan keterampilan mengajar secara formal, sehingga
iulusan LPTK tersebut hams dibekaii kualitas yang d.harapkan Keadaan ini
menunjukkan pentingnya lembaga pendidikan tenaga kependidikan membina
kompetensi atau keterampilan mengajar bagi mahasiswa calon guru.
Kesadaran akan upaya peningkatan keterampilan mengajar guru selalu
diusahakan oleh Pemerintah pada Pelita demi Peiita. Sesuai dengan
peningkatan keterampilan mengajar guru, terlihat dan pencananeamrya dalam
Garis-Garis Besar Haitian Negara ( GBHN ). Dalam TAP MPR. NO.
il/MPR/1998, dicanangkan dan ditekankan bagaimana usaha dalam pengadaan
guru. Baik melalui pendidikan prajabatan, yaitu pada LPTK seperti Sekolah
Tinggi Agama Islam (STAI ), maupun pembinaan guru dalam jabatan.
Untuk lebih jelasnya, daJam TAP MPR NO. II/MPR/1998 dicanangkan
sebagai berikut :
"Pendidikan dan pembinaan guru serta tenaga kependidikan lainnva pada
semua jenjang dan jenis pendidikan di dalam dan di luar sekolah perlu
ditmgkatkan dan diselenggarakan secara terpadu untuk menabasiik™
guru dan tenaga kependidikan lainnya yang bermutu dan dalam j'um^ah
yang memadai, serta periu ditmgkatkan pen«emban«an karier dan
kesejahteraannya, termasuk pemberian penghargaan^baci sum dan lenasia
kependidikan Jain yang berprestasi." (TAP MPR NO. II/MPR/19Q8 ) ~'
Dengan perubahan 1K1P ( Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan )
menjadi Universitas, maka LPTK meliputi ; STKIP, FKIP, PGSD dan STAI
( Sekolah Tinggi Agama Islam ). Dalam pelaksaiaannya menuntut konsep
keterpaduan dalam pendidikan pada usaha pengembangan sistem pengadaan
guru, yang berarti terpadunya teori dan praktek, isi dan metode dalam
penyeJenggaraan kurikulum LPTK (di STAI), sehingga mengbasillcan tenaga
kependidi kan yang profesional.
Searah dengan GBHN di atas tentang pengadaan tenaga calon guru dalam
Undang-Undang Nomor 2, tentang Sistem Pendidikan Nasional ditetapkan
pada pasal 28 ayat 2 dan 3, sebagai berikut :
"(21 Untuk dapat diangkat sebagai tenaga pengajar. tenaya pendidik yang
bersangkutan harus beriman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Mahaesa '
berwawasan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta memiliki'
kuahtas sebagai tenaga pengajar.
(3). Pengadaan guru pada jenjang pendidikan dasar dan menenuah pada
aasarnya diselenggarakan melalui lembaga pendidikan tenaga keguruan."
Ternyata secara konstitusi menyatakan bahwa tidak semua orang bisa
menjadi tenaga pengajar, melainkan seorang tenaga pengajar harus memiliki
kualifikasi tertentu. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta kebutuhan masyarakat yang ada pcrlu kiranya ada
pembaharuan dan peningkatan dibidang pendidikan guru. Pendidikan guru
harus dipandang sebagai suatu bidang aktivitas yang menyangkut perubahan,
memodifikasikan dengan perubahan, dan tumbuh kembang sesuai dengan
perubahan. Hal ini sebenamya suatu hal yang harus dipahami, karena
perubahan adalah ciri khas pendidikan sebagai proses sosial atau proses
manusiavvi.
Belakangan ini, hampir semua sekolah mengeluh bahwa mutu siswanya
rendah, baik pada tingkat pendidikan dasar maupun pendidikan menengah.
Sesuai dengan rendahnyan mutu pendidikan, Vembrianto dalam tulisannya ;
kuaiitas pendidikan sebagian besar ditentukan oleh guru, kuaiitas guru
sebagian besar ditentukan oleh pendidikan guru ( Vembrianto, 1990 ).
Berdasarkan pandangan itu berarti, bahwa persoalan pendidikan dan guru
dewasa ini dapat dikaitkan lebih lanjut pada proses penyiapan calon guru
melalui pendidikan prajabatan guru, seperti halnya di STAI Majalengka.
Sehubungan dengan hal seperti isue-isue tersebut di atas, terdapat isue
penting di LPTK tentang masalah kuaiitas kontrol dengan dihadapkannya,
bahwa lulusan LPTK harus benar-benar tersaring dengan baik, agar ketika
mereka menjadi guru benar-benar berkualitas. Mereka akan mampu bekerja
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam masalah kuaiitas kontrol yang dilihat Abdul Kodir ( 1989 )
adalah praktek lapangan bagi mahasiswa calon guru merupakan suatu
persoalan penting, persoalan prosedur dan alat evaluasi, serta penguasaan
materi yang harus terkait dengan tugas keguruan di kelas. Lebih tegas lagi,
bahwa Abdul Kodir sangal menaruh perhatian pada PPL ( Program
Pengalaman Lapangan ). Hal ini sangat penting untuk calon guru karena
berkaitan dengan performance aktualnya di lapangan, khususnya di kelas.
Sejalan dengan pandangan Abdul Kodir, yaitu M. Entang ( 1980:1 ) bahwa
mahasiswa dalam dalam prajabatan hendaknya diberikan kesempatan untuk
memperoleh pengalaman lapangan. Begitu pula dikatakan oleh Anah S.
Suparno, dkk. ( 1993 ), bahwa mahasiswa calon guru yang dipersiapkan untuk
tugas mengajar diharapkan secara bertahap akan menguasai pengetahuan,
keterampilan serta menghayati sikap, nilai dan wawasan yang dipersyaratkan,
sehingga pada saatnya nanti mereka akan mampu mendemonstrasikan semua
penguasaan kemampuan tersebut dalam bentuk utuh dan teritegarasi.
Sebenamya keterampilan mengajar juga merupakan suatu keterampilan
yang kompleks dan terdiri dari berbagai keterampilan yang secara utuh,
terpadu dan simultan muncul ketika seseorang mendemonstrasikan perbuatan
mengajar.
Dalam pelaksanaan latihan keterampilan mengajar, penulis menempat
kan supervisi klinis merupakan pembimbingan yang diterapkan oleh guru
pamong dengan harapan keterampilan mengajar bagi mahasiswa calon guru
terus dapat ditingkatkan sehingga terbentuk profesional guru. Acheson dan
Gall, menyatakan bahwa supervisi klinis yaitu proses membina calon guru
untuk memperkeci! jurang anfara perilaku mengajar nyata dengan perilaku
mengajar yang seharusnya atau yang ideal. Sedangkan Lucio, bahwa supervisi
klinis dimaksudkan untuk menolong guru-guru agar mengerti innovasi dan
mengubah performance mereka agar cocok dengan innovasi itu; Sejalan
dengan itu Sulu Lipu La Sulo, dkk, memberikan pengertian bahwa supervisi
klinis adalah :
'* Suatu bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada calon guru
berdasarkan kebutuhannya melalui siklusyang sistematik dalam
perencanaan, observasi yang cermat atas pelaksanaan, dan pengkajian
balikan dengan segera dan obycktif tentang penampilan mengajarnya
yang nyata, untuk meningkatkan keterampilan mengajar dan sikap
profesionalcalon guru itu ".
Supervisi klinis berlangsung dengan bentuk suatu siklus dalam tiga
(3) tahap ; pertemuan awal ( perencanaan ), observasi mengajar, pertemuan
akhir ( evaluasi).
Hasil Penelitian Terdahulu
Ternyata telah cukup banyak penelitian yang berkaitan dengan
pelaksanaan Program Pengalaman Latihan, berikut ini hasilnya dapat penulis
laporkan.
1. Waini Rasyidin (Disertasi, 1988) dengan judul : Kemampuan Mengajar
Dilihat dari Kemampuan Bidang
Studi dan Penguasaan Proses Belajar
Mengajar ( Studi Desknptif Analitik pada Mahasiswa di FPM1PA IKIP
Bandtmg ), antaralain kesimpulannya :
1). Tidak terdapat hubungan yang kuat atau tegap, baik di antara
kemampuan mengajar dan kemampuan bidang studi maupun di antara
kemampuan mengajar dengan kemampuan bidang keguruan antar sub
sampel.
2). Kemampuan mengajar dalam Program Pengalaman Lapangan, lebih
berciri khusus seperti karakteristik perkuliahan keguruan yang formal.
Gejala tingginya nilai-nilai kemampuan mengajar kemungkinan besar
mengisyaratkan kuaiitas yang kurang jelas, ataupun mahasiswa lebih
cenderung dalam praktek daripada dalam perkuliahan.
2. Muliati Purwasasmita, dkk (1989) dengan judul pcnclitiap : Masaiahmasalah yang dihadapi Mahasiswa IKIP Bandung dalam Mengikuti
Pelaksanaan PPL. Kesimpulan penelitiannya :
1). Sebagian mahasiswa IKIP Bandung Program SI dalam melaksanakan
PPL, khususnya yang dalam menguasai
10 kompetensi yang
seyogyanya dikuasai oleh seorang guru masih dirasakan beberapa
kesulitan.
(a). Kemampuan mengelola kelas,
(b). Kemampuan menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran,
(c). Kemampuan menguasai bahan,
(d). Kemampuan mengenal fungsi dan program layanan dan bimbingan
di sekolah,
(e). Kemampuan menggunakan media/sumber,
(f). Kemampuan penyelenggaraanadministrasi sekolah,
(g). Kemampuan menguasai landasan kependidikan,
(h). Kemampuan memahami prinsip dan menafsirkan hasil penelitian
pendidikan guna keperluan pengajaran,
(i). Kemampuan dalam mengelola program belajar mengajar,
(j). Kemampuan dalam mengelola interaksi belajar mengajar,
2). Usaha yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mengatasi kesulitan dalam
melaksanakan Program Pengalaman Lapangan antara lain dengan cara
menghubungi Guru Pamong untuk membicarakan hal-hal yang jelas,
mempelajari sendiri dengan berbagai usaha, membicarakan dengan
sesama praktikan.
3). Mahasiswa kurang memanfaatkan jasa pembimbing di dalam mengatasi
hambatan-hambatan yang dialaminya pada saat PPL.
4). Waktu yang disediakan untuk melaksanakan PPL terlalu singkat.
3. Bohar Suharto, dkk. ( 1990 ), judul penelitian : Kaitan Pelaksanaan PPL
dengan Penampilan Guru Lulusan IKIP, kesimpulannya sebagai berikut.
1). Terdapat hubungan yang kuat antara perencanaan penyiapan praktikan
PPL dengan kemampuan penampilan lulusan IKIP di SMTA.
3). Terdapat hubungan yang kuat antara peniiaian PPL dengan hubungan
penampilan lulusan IKIP di SMTA.
4. Dawam Hermawan ( Tesis, 1991 ), judul penelitian : '• Supervisi PPL oleh
Kepala Sekolah, Guru Pamong dan Dosen Pembimbing. dan Upaya
Pembentukan Kemampuan Mengajar Mahasiswa ", antara lam menyimpul
kan :
1). Kepala Sekolah, Guru Pamong maupun Dosen Pembimbing telah samasama sependapat bahwa PPL merupakan program yang ariiat penting
dalam suatu lembaga pendidikan yang berfungsi membina calon guru.
2). Dengan bimbingan atau bantuan supervisor ( Kepala Sekolah, Guru
Pamong, Dosen Pembimbing ) yang efektif memberikan konstribusi
yang lebih besar terhadap peningkatan kemampuan mengajar
mahasiswa.
8
3). Nilai yang dicapai oleh mahasiswa ada kecenderungan tidak meng
gambarkan kemampuan praktek mengajar mahasiswa yang sesung
guhnya.
4). Efektif tidaknya bimbingan PPL tersebut ada kaitannya dengan
pemahaman terhadap peranannya, kemampuan dan semangat dalam
melaksanakan tugasnya sena komitmen terhadap peranan tersebut.
5. Rubini Djusar, dkk. ( 1992 ), dengan judul penelitian «Peranan Pejabat
Sekolah Menengah ( SMP dan SMA ) di Jawa Barat dalam Pembinaan
Mahasiswa IKIP Bandung daiam Pelaksanaan PPL d. Sekolah ".
kesimpulan hasil penelitian tersebut adalah :
Berdasarkan kesan para pejabat sekolah tentang persiapan IKIP
Bandung untuk mengirim para mahasiswa yang akan melaksanakan PPL di
sekolah masih terdapat banyak hal yang perlu diperba.ki, antara lain
(berdasarkan ranking )dapat ditemukan sebagai berikut :
a). Cara membuat satuan pelajaran.
b). Etika guru masih kurang dipahami mahasiswa,
c). Masalah didaktik masih kurang dikuasai.
d). Keterlibatan mahasiswa daiam ekstrakurikuler kurang mendapat
perhatian,
e). Aktivitas dan kreativitas mahasiswa perlu ditingkatkan,
f). Penguasaan metode juga perlu ditingkatkan,
g). Waktu pelaksanaan PPL sangat s.ngkat, perlu d.perpanjang atau
ditambah terutama untuk praktek mengajar.
6. Efendi Manalu, ( Tesis, 1995 ), dengan judul penelitian " Penampilan
Mengajar Mahasiswa Calon Guru di Kelas pada Konteks Pembinaan
Praktek Mengajar di Sekolah Latihan ". Kesimpulan dari penelitian
tersebut:
Pembinaan dengan konsep supervisi klinis dan penambahan frekuensi
yang relatif banyak serta rentang waktu lebih lama dari dua bulan untuk
proses pelaksanaan praktek mengajar, observasi mengajar dengan dibina
oleh DPL, guru pamong dan kepala sekolah secara terkoordinasi dan
kooperatif di sekolah latihan sangat dibutuhkan oleh mahasiswa calon guru
dalam usaha peningkatan kuaiitas penampilan mengajarnya.
Dari hasil penelitian terdahulu yang relevan seperti yang dimuat di atas,
maka penulis mendapat beberapa gambaran sebagai berikut :
1. Gejala tingginya nilai-nilai kemampuan mengajar kemungkinan besar
mengisyaratkan kuaiitas yang kurang jelas atau mahasiswa lebih cenderung
belajar dalam praktek daripada dalam perkuiiahan.
2. Usaha yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mengatasi kesulitan dalam
melaksanakan Program Pengalaman Lapangan antara lain dengan cara
menghubungkan guru pamong untuk membicarakan hal-hal yang jelas
mempelajari sendiri dengan berbagai usaha. membicarakan dengan sesama
praktikan.
3. Terdapat korelasi yang positif antara penyiapan mahasiswa praktikan
Program Pengalaman Lapangan di kampus dengan penampilannya di kelas
bagi lulusan IKIP.
4. Dengan bimbingan dan bantuan dari supervisor memberikan kontribusi
yang besarterhadap peningkatan keterampilan mengajar mahasiswa.
10
5. Adanya variasi dari supervisor dalam membimbing mahasiswa praktikan
yaitu , memberikan hubungan ketika akan praktek mengajar ( secara rutin )
dan ada juga yang hanya apabila mahasiswa memerlukan saja.
6. Pembinaan konsep supervisi dalam PPL lebih dari dua bulan serta observasi
mengajar oleh supervisor ( Dosen pembimbing. Guru pamong dan Kepala
sekolah ) secara terkoordinasi dan kooperatif di sekolah latihan sangat
dibutuhkan oleh mahasiswa praktikan dalam upaya meningkatkan kuaiitas
penampilan mengajarnya.
Dengan memperhatikan dari gambaran hasil penelitian di atas, penulis
perlu mengadakan penelitian tentang model latihan keterampilan dengan
bimbingan supervisi klinis. Sebab dalam kenyataannya ternyata untuk
peningkatan keterampilan mengajar pada waktu PPL sangat besar
konstribusinya, sehingga penulis mengambil judul " Model Latihan
Keterampilan Mengajar dengan bimbingan Supervisi klinis pada Program
Pengalaman Lapangan di STAI Majalengka ".
B. Masalah Penelitian
Dari gambaran latar belakang masalah yang telah penulis paparkan di atas,
sebagai masalah pokok dalam penelitian ini berkisar pada permasalahan PPL
keguruan, yaitu mengenai : Model Latihan Keterampilan Mengajar dengan
bimbingan Supervisi Klinis pada Program Pengalaman Lapangan di STAI
Majalengka.
11
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis deskripsi, kondisi dan pertanyaan umum serta
lsue-isue pokok dari hasil penelitian terdahulu dengan urgensi program
pengalaman lapangan, seperti yang dipaparkan di muka, maka yang menjadi
keresahan utamanya adalah rendahnya mutu ( kuaiitas ) guru dan mutu
lulusan LPfK. Oleh karena itu, perlu usaha meningkatkan kuaiitas
mahasiswa calon guru, juga termasuk pada bidang studi ataupun mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, baik guru agama Islam pada sekolah
(Departemen Pendidikan Nasional) ataupun guru agama Islam pada
madrasah ( Departemen Agama ). Permasalahan peningkatan kuaiitas
mahasiswa calon guru tersebut dirasakan semua pihak yang berkompeten
untuk kelangsungan proses pendidikan di sekolah maupun di madrasah, dan
sebagai tantangan bagi sistem pengadaan guru. Terutama, pengadaan calon
guru melalui lembaga pendidikan tenaga kependidikan, khususnya bagi
tenaga calon guru agama Islam seperti di STAI Majalengka.
Dalam sistem pendidikan calon guru, yang dirasakan sangat menarik
adalah usaha peningkatan kuaiitas praktikan. Usaha peningkatan atau
pengembangan kuaiitas praktikan tersebut, dilakukan secara terus menerus
dengan melalui latihan yang intensif dengan bimbingan supervisi klinis.
Usaha itu, kiranya perlu penelitian lebih lanjut untuk memberikan suatu
rekomendasi yang berarti bagi peningkatan kuaiitas keterampilan mengajar
praktikan.
Memperhatikan tenia sentral permasalahan yang disebutkan di atas,
maka dirasa tepat melalui model latihan keterampilan mengajar dengan
bimbingan supervisi klinis pada program pengalaman lapangan. Adapun
faktor-faktor yang berkaitan seperti ; faktor yang termasuk dalam rangka
12
persiapan seperti mata kuiiah proses belajar mengajar ( MKDK),
pembekalan untuk kelapangan. Berikutnya adalah faktor pada waktu proses
program pengalaman lapangan itu berlangsung seperti ; dosen pembimbing,
sosiaiisasi diantara sesama temati sejawat, guru pamong yang luwcs serta
suasana dengan konteks PPL dengan bimbingan supervisi klinis. Faktor-
faktor tersebut akan memberikan bentuk terhadap guru yang terampil
mengajar, dengan didukung oleh pengetahuan tentang belajar, sikap
keguruan yang positif, pengetahuan atau penguasaan terhadap bidang studi /
mata peiajaran serta berlaku innovatif terhadap keterampilan mengajar yang
dimiiiki.
Dengan gambaran dari faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap
keterampilan mengajar di atas, maka dapat kita lihat petateoritisnya.
LEMBAGA PT
LINGKUNGAN
MKK - MKBS
Suasana di kelas
MKPBM
Suasana di luar kelas
Pembekalan
Kondisi sekolah
Dosen Pembimbing
KlMLTfAS
KETERAMPILAN MENGAJAR
SEKOLAH
Guru pamong
Kepala Madrasah
PRAKTIKAN
Pengel Ig. Belajar
Penget tg. bid studi
Kurikulum
Sikap keguruan
Disiplin madrasah
Keter. mengajar
Administrasi
Gambar 1 : Peta Teoritis tentang variabel yang mempengaruhi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan mengajar
praktikan, antara Iain mencakup ; lembaga pendidikan tinggi, sekolah
praktek, praktikan dan lingkungan.
1). Faktor lembaga Pendidikan Tinggi :
Pertama faktor pendidikan tinggi, yaitu : MKK, pembekalan dan dosen
pembimbing. Mata kuliah keahiian ( MKK ) yang memberikan
sumbangan terhadap pembentukan keterampilan mengajar. Yang kedua
14
yaitu pembekalan, keg.atan in, dilakukan dalam program pengalaman
lapangan mencakup ;(a), keg.atan pembekalan di kampus (STAI ); (b).
kegiatan orientasi dan observasi di madrasah latihan ; (c). praktek
mengajar di kelas ; (d). latihan yang berhubungan pada keg.atan
admmistras, madrasah/kelas : (e). latihan berpart.s.pasi dalam
pembinaan kegiatan ekstra kurikuler madrasah latihan; (f). tujuan
program pengalaman lapangan yang mencakup keterampilan mengajar
praktikan dan merupakan produk yang dihasilkan di madrasah/sekolah
latihan.
2). Faktor sekolah:
Sekolah member, pengaruh dalam model ini, terutama pembinaan atau
supervisi dari guru pamong. Selam itu juga kebijakan Kepala sekolah
serta kurikulum, disiplin, dan administrasi dapat mempengaruhmya.
3). Faktor Praktikan ;
Praktikan, adalah mahasiswa calon yang diharapkan dapat memiliki
keterampilan mengajar dengan didukung ;pengetahuan tentang belajar,
sikap keguruan, pengetahuan terhadap bidang studi serta memiliki
kemampuan innovasi terhadap pembelajaran.
4). Faktor lingkungan :
Sepert, ; suasana di kelas , di luar kelas / sekolah, letak dan kondisi
sekolah, serta sarana -prasarana ifcut mempengaruhinya.
2. Pembatasan Masalah
Mengingat luas dan kompleksnya permasalahan sepert. di atas, serta
memperhatikan penelitian research and development ( penelitian dan
pengembangan ), maka permasalahannya d.batas. pada masalah penerapan
15
model latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis.
Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhinya terhadap
model latihan tersebut. Berikut ini masalah penelitiannya .
(1). Bagaimana model desain latihan keterampilan meneajar den"an
bimbingan supervisi klinis pada Program Pengalaman Lapangan ?
(2). Bagaimana pelaksanaan model latihan keterampilan mengajar dengan
bimbingan supervisi klinis pada Program Pengalaman Lapangan ?
(3). Bagaimana hasil pelaksanaan model latihan keterampilan mengajar
dengan bimbingan supervisi klinis pada Program Pengalaman
Lapangan di STAI Majalengka ?
3. Rincian Masalah
Sejalan dengan fokus masalah dan pertanyaan penelitian di atas, maka
dalam penelitian ini dirinci masalahnya sebagai berikut:
I). Bagaimana model desain latihan keterampilan mengajar dengan bimbing
an supervisi klinis pada PPL ?
(1). Bagaimana cara merumuskan tujuan latihan ?
(2). Bagaimana menyusun materi latihan pada model tersebut ?
(3). Bagaimana cara mengevaluasi latihan keterampilan mengajar dengan
bimbingan supervisi klinis ?
3). Bagaimana pelaksanaan bimbingan supervisi klinis dari guru pamong
pada model latihan keterampilan mengajar ?
(1). Bagaimana bimbingan supervisi klinis terhadap pembuatan model
latihan tersebut ?
•
(2). Bagaimana bimbingan supervisi klinis itu dilakukan pada proses
pelaksanaan latihan keterampilan mengajar ?
4). Bagaimana hasil pelaksanaan model latihan keterampilan mengajar
dengan bimbingan supervisi klinis pada PPL di STAI Majalengka ?
(1). Bagaimana hasil ujian praktek PPL setelah dilaksanakan model
latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis di
STAI Majalengka?
(2). Bagaimana keterampilan mengajar dan sikap yang bagaimanakah
yang dapat dikembangkan melalui pelaksanaan model latihan kete
rampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis pada PPL ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan model latihan
keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis pada program
pengalaman lapangan di STAI Majalengka. Hasil penelitian tersebut akan
dijadikan rekomendasi untuk meningkatkan kuaiitas hasil ( product )
latihan keterampilan mengajar pada program pengalaman lapangan.
Adapun tujuan khusus penelitian ini, yaitu :
I). Menghasilkan model desain latihan keterampilan mengajar dengan
bimbingan supervisi klinis.
2). Melaksanakan pengembangan model latihan keterampilan mengajar
dengan bimbingan supervisi klinis.
3). Mengidenfifikasi hasil pengembangan model latihan keterampilan
mengajar dengan bimbingan supervisi klinis pada PPL .
2. Manfaat Penelitian
Manfaat praktis dari penelitian ini, sebagai berikut :
1). Manfaat teoritis
Temuan dari penelitian ini, minimal dapat menemukan konsep
model latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis.
2). Bagi Supervisor
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh para pembimbing di
madrasah iatihan ( supervisor ) seperti ; dosen pembimbing, kepala
madrasah, dan guru pamong. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai
masukan dalam rangka meningkatkan keterampilan mengajar ( bagi diri
sendiri ) serta untuk meningkatkan perannya sebagai pembina praktikan
di madrasah iatihan. Juga dapat dijadikan bahan informasi bagi praktikan
untuk mempersiapkan diri pada pelaksanaan mengajar di madrasah /
sekotah tempat mengajarnya keiak.
3). Bagi Praktikan
Dengan mendapatkan bimbingan yang sistematis dari supervisor,
maka praktikan bisa langsung mendapatkan umpan balik yang akan
dijadikan prioritas untuk penampilan berikutnya. Hal ini, sangat berauna
untuk peningkatan keterampilan mengajar praktikan.
4). Bagi Kepala sekolah
Kepala sekoiah dengan kebijakannya dapat memanfaatkan Modei
Latihan mi untuk meningkatkan keterampilan mengajar guru ( inservice
training)
69
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Di dalam Bab ini akan dijelaskan tentang ; definisi operasional, metode
penelitian yang digunakan berikut tahapannya, sasaran penelitian, teknik
pengumpulan data, proses dan bagan penelitian, serta dasar pengembangan
kurikulum.
A. Definisi Operasional
Berikut ini penjelasan mengenai istilah dan pengertian yang digunakan
dalam penelitian ini.
1.Keterampilan mengajar
James M. Cooper ( 1986 ) menyatakan bahwa keterampilan mengajar ;
" is designed to equip you with a repertoice of teaching with crucial to the
decision making process ". Betapa pentingnya seorang guru memiliki
perbendaharaan keterampilan mengajar untuk dipilih dalam menetapkan
strategi mengajarnya di kelas. Adapun keterampilan mengajar yang dimaksud
pada penelitian ini adalah keterampilan mengajar berdasarkan perpaduan
antara Turney ( 1982 ), Slameto (1991) dan James M. Cooper, et al. ( 1986 )
seperti berikut ; (1). Keterampilan bertanya (dasar dan lanjut), (2).
Keterampilan memberi penguatan, (3). Keterampilan mengadakan variasi,-(4).
Keterampilan menjelaskan, (5). Keterampilan membuka dan menutup
peiajaran, (6). Keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil, (7).
Keterampilan mengelola kelas, (8). Keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perorangan, (9). Keterampilan mengajarkan konsep, (10). Keterampilan
menggunakan media, (11). Keterampilan melaksanakan evaluasi.
70
2. Supervisi klinis
Supervisi klinis merupakan pendekatan yang secara teoritis dan praktis telah
dikembangkan , antara lain oleh Robert Goldhammer pada tahun 1969 dan
Keith A. Acheson pada tahun 1980. Dalam penelitian ini supervisi klinis
diartikan suatu bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada
praktikan ( calon guru / guru muda ) berdasarkan kebutuhannya melalui
siklus yang sistematis dengan tahapan ; perencanaan, observasi yang cermat
dalam pelaksanaan, pengkajian balikan ( evaluasi ) dengan segera setelah
praktek mengajar.
3. Program Pengalaman Lapangan di STAI Majalengka
Program Pengalaman Lapangan, merupakan salah satu mata kuliah dalam
kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan ( LPTK ) atau
khususnya di Sekolah Tinggi Agama Islam Majalengka dan termasuk ke
dalam kelompok mata kuliah proses belajar mengajar ( MKPBM ). Juga
ditegaskan bahwa Program Pengalaman Lapangan ( PPL ) merupakan salah
satu kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa, yang
mencakup baik latihan maupun tugas-tugas kependidikan di luar mengajar
secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan
keterampilan mengajar (Depdikbud, Dirjen Dikti; 1981).
Pada penelitian ini Program Pengalaman Lapangan ( PPL ) dengan
pengembangan model latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan
supervisi klinis diharapkan akan dapat menyempumakan model latihan yang
ada.
71
B. Metode dan Teknik Pengumpulan data Penelitian
1. Metode Penelitian
Dikarenakan tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model
latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis, yang
berarti
bahwa
penelitian
ini merupakan
upaya
perbaikan
dan
penyempumaan dari model tersebut. Dengan demikian, maka metode
penelitian yang digunakannya adalah metode penelitian dan pengembangan
(research and development). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut
STUDI PENDAHULUAN
PERENCANAAN
PENGEMBANGAN
STUDI LITERATUR
. Teori
. Hasil Penelitian
UJICOBA TERBATAS
terdahulu
. Desain kasar
. Implementasi
. Evaluasi
STUDI LAPANGAN
. Implementasi model
yg akan dikembangkan
. Kondisi & kinerja
siswa
. Tujuan
. Kemampuan
peneliti
Partisipan
. Penyempumaan
U. C. LEBIH LUAS
Prosedur
. Desain halus
Uji kelayakan
. Implemntasi
terbatas
. Kondisi & kinerja
. Evaluasi
. Penyempumaan
guru
. Sarana alat media
sumber
. Lingkungan sekolah
. Managemen
DESAIN FINAL
Gambar 6 : Langkah-langkah Penelitiandan Pengembangan
(diadaptasi dari Walter R. Borg)
72
a. Desain.
Tahap desain, yakni menjaring data awal yang diperlukan untuk
mengembangkan model latihan mengajar dengan bimbingan supervisi
klinis pada PPL, pada tahap ini dilakukan pra survey. Dalam kegiatan pra
survey ini aspek-aspek yang dihimpun yaitu ; faktor persiapan, faktor
proses / pelaksanaan dan faktor hasil (product).
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak-pihak yang akan
dilibatkan baik secara langsung atau pun tidak langsung dalam penelitian
ini, maka peneliti menyusun suatu model latihan keterampilan mengajar
dengan bimbingan supervisi klinis pada PPL. Model yang akan
dikembangkan ini mengacu kepada kurikulum yang berlaku baik pada
STAI
ataupun pada Madrasah Aliyah, sehingga tidak mengganggu
terhadap kurikulum yang ada.
Dalam penelitian ini dipilih dua unit Madrasah latihan, yaitu
Madrasah Aliyah PUI Majalengka dan Madrasah Aliyah Darul Falah
Majalengka. Pemilihan pada kedua Madrasah Aliyah ini selain sudah
biasa dijadikan sebagai madrasah latihan juga memudahkan dalam
koordinasinya dengan STAI karena berada dalam satu Kabupaten. Dasar
pertimbangan lain, adalah bahwa kedua-duanyastatus madrasahnya
tergolong kepada kriteria status "diakui ". Sampai saat ini kriteria
madrasah terbagi atas tiga kriteria, yaitu status terdaftar, status diakui dan
status disamakan. Dengan demikian kriteria status diakui, apabila dilihat
dari kelengkapan kurikulum dan fasilitas sarana serta prasarananya
termasuk cukup memadai.
Untuk pengumpulan data-data yang diperlukan pada penelitian ini
membutuhkan alat bantu. Adapun teknik yang digunakan seperti ;
73
observasi, studi dokumentasi,
wawancara serta instrumen yang
diperlukan adalah daftar chek (PLKM), catatan harian dan video.
Rancangan program dalam penelitian ini berfokus pada pembuatan
tujuan latihan, proses (pelaksanaan) dan evaluasinya.
b. Proses (pelaksanaan)
Setelah rancangan selesai dibuat dan disetujui oleh guru pamong,
tahapan selanjutnya yaitu pelaksanaan ( implementasi ) dan observasi.
Pada tahap ini, praktikan mulai mendemontrasikan model latihan yang
telah dirancang tersebut. Dalam kegiatan ujicoba ini, guru pamong selaku
motivator
memberikan
pengarahan-pengarahan
terhadap
jalannya
kegiatan pembelajaran, serta memberikan dorongan dan rangsanganrangsangan
kepada
praktikan
dalam
melaksanakan
tindakan,
sebagaimana yang ditentukan dalam desain model latihan^keterampilan
dengan bimbingan supervisi klinis.
Dalam pelaksanaan ujicoba model latihan tersebut, dilakukan
pengamatan-pengamatan oleh
guru
pamong.
Agar
tidak
mudah
terlupakan hasil pengamatan tadi, maka hasil pengamatan terhadap
penampilan praktikan direkam pada "Panduan Observasi " dari buku
PLKM. Tugas guru pamong adalah melakukan bimbingan supervisi klinis
terhadap desain latihan, observasi penampilan praktikan ketika belajar
mengajar
(
pelaksanaan
)
dan
melakukan
evaluasi
dari
hasil
penampilannya. Hasil pengamatan itu, didapat aspek yang harus
dipertahankan karena sudah kuat ( benar) atau yang sebaliknya dan perlu
mendapatkan perbaikan-perbaikan atau penyempurnaan-penyempurnaan.
Dengan perbaikan-perbaikan serta penyempumaan dan pengembangan
tersebut diharapkan pada akhirnya diperoleh suatu model latihan
74
keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis yang sesuai
dengan harapan.
c. Evaluasi
Hasil yang diperoleh melalui kegiatan pengamatan yang telah
terrekam pada "Panduan Observasi ", kemudian didiskusikan dengan
praktikan untuk dilakukan analisis, sintesis, pemaknaan dan kesimpulan-
kesimpulan. Hasil diskusi tersebut digunakan untuk penyempurnaanpenyempurnaan dan pengembangan sebagai dasar untuk melakukan
perencanaan yang akan dilakukan pada tampilan berikutnya.
2. Teknik pengumpulan data dan instrumen
Teknik pengumpulan data merupakan bagian proses penelitian yang
penting. Teknik yang digunakan mengacu terhadap bagaimana data yang
akan dijaring. Dalam penelitian ini teknik yang digunakannya adalah
sebagai berikut :
a. Observasi
Teknik observasi ini dilakukan sehubungan dengan fokus
penelitiannya menghendaki melihat secara langsung, yaitu penampilan
mengajar mahasiswa calon guru
( praktikan ) dalam pelaksanaan
praktek mengajar di kelas. Adapun keterampilan mengajar yang
diamati, meliputi
; keterampilan bertanya ( dasar dan lanjutan ),
memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelas kan,
membuka
dan menutup peiajaran, memimpin diskusi kelompok kecil, mengelola
kelas, mengajar kelompok kecil dan perorangan, mengajarkan konsep,
menggunakan media dan melaksanakan evaluasi.
75
Dalam proses penelitian ini yang melakukan observasi keteram
pilan mengajar para praktikan adalah guru pamong, dengan
berpedoman kepada " Panduan observasi keterampilan mengajar "
yang telah disediakan. Kemudian yang diamati oleh gum pamong
adalah cukup terbatas, karena gum pamong mengamati keterampilanketerampilan
dan indikator-indikator
yang
dikontrak
sesuai
persetujuan dengan praktikan yang termuat pada " Format kontrak
latihan ". Namun demikian tidak mustahil dalam pelaksanaannya di
kelas, ada kemungkinan keterampilan-keterampilan dan indikator-
indikator yang tidak dikontrak akan muncul dan digunakan dalam
mengajar. Hal itu untuk menguji kecermatan praktikan menganalisa
keterampilan-keterampilan dan indikator-indikatomya yang dalam
perencanaan akan digunakan atau diperlukan.
Dalam proses observasi ini peneliti terus memonitor kegiatan
praktikan dan gum pamong agar pelaksanaannya sesuai dengan
rambu-rambu penelitian yang telah ditetapkan, sehingga data yang
diperoleh dari observasi tetap akurat dan dapat dipergunakan sebagai
data untuk kemudian dianalisa.
b. Studi Dokumentasi
Digunakan untuk memahami dokumen kurikulum pada Sekolah
Tinggi Agama Islam Majalengka dan kurikulum LPTK
pada
umumnya. Kurikulum ini perlu kita pelajari terlebih dahulu ; apakah
matakuliah-matakuliah sebelum dilaksanakan program pengalaman
lapangan benar-benar mendukung materinya , kurang mendukung
materinya atau bahkan tidak mendukung. Karena keterampilan dasar
76
mengajar yang ada sebelas (11) itu perlu dibekali konsep pemahaman
teoritisnya sebelum dipraktekan.
Terdapat dua kelompok mata kuliah yang membentuk keterampil
an mengajar ( PBM ) ; pertama kelompok mata kuliah dasar keahiian
(MKDK ) dan kedua kelompok mata kuliah keahiian
(MKK).
Kelompok mata kuliah tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini :
No. Mata kuliah
Kelompok
Semester
SKS
1. Psikologi Umum & Perkembangan
1
2
2. Bimbingan dan Penyuluhan
2
2
MKDK
3. Strategi Belajar Mengajar
3
2
MKDK
4.
5
2
MKK
5. Media Pengajaran
4
2
MKK
6.
5/6
Perencanaan Pendidikan
Administrasi Pendidikan I/It
MKDK
2/2
MKDK
7. Psikologi Pendidikan
4
2
MKDK
8. Pengantar Evaluasi PAI
4
3
MKK
9. Micro Teaching (OPK)
5/6
2/2
MKDK
(Kurikulum PAI; 1997)
Penggunaan teknik studi dokumentasi ini, disamping untuk
memperoleh data bam yang berhubungan dengan masalah penelitian,
data yang terdapat dalam dokumentasi tersebut sebagai bahan
pertimbangan dalam membuat kesimpulan hasil analisa.
77
c. Wawancara
Penggunaan teknik wawancara dalam penelitian ini merupa kan
teknik
untuk
memperoleh
data atau
infonnasi
verbal yang
berhubungan terhadap keterampilan mengajar mahasiswa calon guru
(praktikan) dan hal-hal yang melatarbelakanginya. Data tersebut
memperjelas pemahaman tentang data yang diperoleh melalui
observasi dan dokumentasi.
Teknik ini digunakan juga untuk memperoleh informasi atau data
langsung dari pengamat ( observer ) yaitu gum pamong yang terlibat
langsung mengobservasi praktikan sedang mengajar di kelas.
Demikian juga untuk memperoleh data tentang bantuan yang
diberikan guru pamong terhadap praktikan baik dalam kegiatan ;
pertemuan awal, observasi kelas dan pengkajian balikan. Juga
dilakukan terhadap pengelola Program Pengalaman Lapangan (PPL)
seperti Biro PPL serta Pembantu Ketua I (Bidang Akademis).
Untuk memudahkan pelaksanaan teknik pengumpulan, maka
diperlukan instrumen atau alat pengumpul data, seperti di bawah ini:
1). DaftarChek
Digunakan untuk memperoleh data yang lebih teliti berkenaan
dengan sebelas
(11) keterampilan dasar mengajar yang akan
dilatihkan kepada mahasiswa calon gum ( praktikan ). Dalam
penelitian ini yang bempa daftar check adalah format " Panduan
Observasi Keterampilan Mengajar " yang harus diisi oleh observer
atau gum pamong.
78
2). Catatan Harian
Instrumen ini diperlukan untuk mencatat kejadian-kejadian
penting yang berkenaan dengan fokus penelitiannya, kesan-kesan
pribadi mahasiswa calon gum ( praktikan ), guru pamong, dosen
pembimbing, kepala madrasah dan pembantu ketua I bidang
akademis.
3). Video
Media yang dapat memperlihatkan gerakan seperti keterampilan
mengajar, video lah medianya yang paling tepat. Karena media ini
adalah media yang dapat dilihat serta dapat didengar. Sehingga
akan efektif untuk melatih keterampilan mengajar
kepada
mahasiswa calon gum ( praktikan ).
C. Sumber data Penelitian
Dalam penelitian ini dipilih dua unit Madrasah ( sekolah) latihan, yaitu;
Madrasah Aliyah PUI Majalengka
dan
Madrasah Aliyah Daml Falah
Majalengka. Pemilihan pada kedua Madrasah Aliyah itu selain sudah biasa
dijadikan sebagai madrasah latihan juga memudahkan dalam koordinasinya
dengan Sekolah Tinggi Agama Islam Majalengka karena berada dalam satu
kota Kabupaten.
Dasar pertimbangan lain dari pengambilan madrasah latihan ini, adalah
bahwa kedua-duanya status madrasahnya yaitu tergolong kepada kriteria status
diakui. Sampai saat ini kriteria Madrasah terbagi atas tiga kriteria, yaitu status
terdaftar, status diakui dan status disamakan. Dengan demikian kriteria status
diakui, apabila dilihat dari kelengkapan kurikulum dan fasilitas sarana serta
prasarananya termasuk cukup memadai.
79
Sumber data yang memiliki kesesuaian dengan karakteristik masalah
penelitian ini, antara lain ; (1) Mahasiswa calon guru atau praktikan , (2) Guru
Pamong, (3) Kepala Madrasah, (4) Dosen Pembimbing, (5) Biro PPL, (6)
Pembantu Ketua I Bidang Akademis, (7) Peserta didik di Madrasah latihan.
Adapun data atau informasi yang diharapkan diperoleh dari nara sumber
data di atas, yaitu :
1. Mahasiswa Calon Gum atau Praktikan
Praktikan adalah pelaku kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL )
dalam proses kegiatan pembimbingan dengan supervisi klinis di madrasah
latihan. Dari mahasiswa praktikan itulah diperoleh data tentang
perkembangan
keterampilan
mengajamya,
yaitu
melalui
buku
"Perkembangan Latihan Keterampilan Mengajar ( PLKM ) ". Karena buku
PLKM ini harus dikumpulkan apabila mahasiswa praktikan sudah
menyelesaikan ProgramPengalaman Lapangannya.
2. Gum Pamong
Gum pamong adalah nara sumber yang bertanggung jawab langsung dalam
merencanakan situasi kegiatan belajar mengajar dalam praktek mengajar
bagi mahasiswa praktikan dalam rangka perkembangan latihan keterampil
an mengajamya. Gum pamong yang selalu terlibat langsung dari mulai
tahap perencanaan ; memadukan antara satuan peiajaran dengan kemungkin
an keterampilan-keterampilan yang digunakan, kegiatan ini menghasilkan
"kontrak latihan mengajar " serta disetujuinya keterampilan-keterampilan
yang perlu diobservasi pada format " Panduan Observasi Keterampilan
Mengajar " ; pada kegiatan observasi kelas, gum pamonglah yang
melakukan pengamatan dari mulai tampil hingga selesai penampilan
praktikan di depan kelas ; dan pengkajian balikan, yang mencoba
80
membicarakan
dan
mengadakan
pengkajian dengan cermat tentang
penampilan praktikan serta solusinya bila diperlukan atau memberi
penguatan dan merencanakan untuk penampilan berikutnya.
Dengan demikian gum pamonglah nara sumber yang paling dekat
dengan mahasiswa praktikan, dan dari guru pamong inilah dibutuhkan data
atau informasi tentang bimbingannya mengenai latihan keterampilan
mengajar.
3. Dosen Pembimbing
Dosen pembimbing lapangan adalah dosen dari sekolah tinggi yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan praktek mengajar di madrasah latihan.
Dia bersama guru pamong dan mahasiswa praktikan menyelenggarakan
diskusi sesuai dengan keperluan mengenai pelaksanaan praktek mengajar
dalam bentuk real teaching di madrasah latihan. Dalam kegiatannya dosen
pembimbing bertanggung jawab apabila temyata di lapangan terdapat
ganjalan atau hambatan dalam pelaksanaan praktek mengajar, dan dia harus
dapat memberikan solusi atau penjelasan sesuai dengan keperluannya.
Barangkali dosen pembimbing tidak dapat memberikan penjelasan, maka
dia melanjutkan masalahnya ke tingkat lembaga atau Sekolah Tinggi Agama ,
Islam Majalengka agar dari pihak lembaga berikutnya dapat mengirimkan
orang yang berkompeten menjelaskan masalahnya.
Berdasarkan keterlibatan dosen pembimbing lapangan ini, infonnasi
yang diharapkan darinya ialah keadaan pembimbingan yang diberikan oleh
gum pamong terhadap mahasiswa praktikan atas hasil observasi secara
cermat yang dilakukan di kelas.
81
4. Kepala Madrasah
Kepala madrasah ( sekolah) merupakan penanggung jawab seiuruh aktivitas
madrasah latihan tempat penelitian ini beriangsung serta pelaksanaan
praktek mengajara ( PPL ). Kepala madrasah inilah yang mengupayakan
dan memelihara kondisi yang kondusif terhadap pembimbingan dan
pengawasan agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
dengan lancar. Dan pada gilirannya mahasiswa praktikan juga menjadi
tanggung jawabnya di madrasah kekuasaannya.
Dengan demikian, maka dari kepala madrasah ini diharapkan dipero
leh data atau informasi tentang kegiatan dan situasi kegiatan pelaksanaan
Program Pengalaman Lapangan (PPL ).
5. Biro praktek Program Pengalaman Lapangan
Biro Praktek PPL ini adalah mempakan suatu unit pada Sekolah Tinggi
Agama Islam Majalengka yang bertanggung jawab secara kelembagaan
tentang pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan. Unit inilah yang
bekerja mulai dari ; perencanaan, pelaksanaan PPL di madrasah serta
evaluasinya dan melaporkan semua kegiatannya kepada Ketua
STAI
Majalengka.
Dengan tanggung jawabnya yang demikian, maka dari biro ini
diharapkan diperoleh data tentang pelaksanaan praktek lapangan yang
diperlukan untuk menganalisa hasil penelitian.
6. Pembantu Ketua I Bidang Akademis
Pembantu Ketua I adalah yang bertanggung jawab pelaksanaan kegiatan
akademis yang berkaitan dengan bidang akademis dan kurikulum. Program
Pengalaman Lapangan
( PPL ) mempakan salah satu program intra
82
kurikuler pada kurikulum Sekolah Tinggi Agama Islam Majalengka Jurusan
Pendidikan Agama Islam ( PAI).
Karena tanggung jawabnya itu, maka diperlukan data atau informasi
tentang pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan yang diselenggara kan
oleh STAI Majalengka.
7. Dokumen
Pada bagian terdahulu telah dikatakan bahwa salah satu teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi. Dokumentasi
yang mempakan sumber data dalam penelitian ini adalah dokumentasi
bempa dokumen resmi yang terdapat di madrasah latihan. Dokumen lain
yang diperlukan adalah buku Pedoman Pelaksanaan Praktek Profesi dari
STAI Majalengka serta ; satuan peiajaran, PLKM , BLPP, desain model
yang dibuat oleh mahasiswa praktikan.
D. Prosedur Penelitian
1. Studi Pendahuluan
Berdasarkan informasi yang peneliti kumpulkan baik secara teori
ataupun hasil penelitian terdahulu yang relevan, maka mendapat gambaran
seperti di bawah ini.
(a).Gejala tingginya nilai-nilai kemampuan mengajar kemungkinan besar
mengisyaratkan kuaiitas yang kurang jelas atau mahasiswa lebih
cenderung belajar dalam praktek daripada dalam perkuliahan.
(b).Usaha yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mengatasi kesulitan dalam
melaksanakan Program Pengalaman Lapangan antara lain dengan cara
menghubungi gum pamong untuk membicarakan hal-hal yang jelas
83
mempelajari sendiri dengan berbagai usaha, membicarakan dengan
sesama praktikan.
(c). Terdapat korelasi yang positif antara penyiapan mahasiswa praktikan
Program Pengalaman Lapangan di kampus dengan penampilannya di
kelas bagi lulusan IKIP.
(d). Dengan bimbingan dan bantuan dari supervisor memberikan konstribusi
yang besar terhadap peningkatan keterampilan mengajar mahasiswa.
(e). Adanya variasi dari supervisor dalam membimbing mahasiswa
praktikan yaitu, memberikan bimbingan ketika akan praktek mengajar
( secara rutin) dan ada juga yang hanya apabila mahasiswa memerlukan
saja.
(f). Pembinaan dengan konsep supervisi dan waktu Program Pengalaman
Lapangan lebih dari dua bulan serta observasi mengajar oleh supervisor
( dosen pembimbing, gum pamong dan kepala sekolah ) secara
terkoordinasi dan kooperatif di sekolah latihan sangat dibutuhkan oleh
mahasiswa praktikan dalam upaya meningkatkan kuaiitas penampilan
mengajamya.
Dengan memperhatikan dari gambaran hasil penelitian di atas, penulis
merasa perlu mengadakan penelitian tentang latihan keterampilan dengan
bimbingan supervisi klinis. Sebab dalam kenyataannya temyata untuk
peningkatan keterampilan mengajar pada. waktu
PPL
sangat besar
konstribusinya.
2. Studi Lapangan
Pada tahap studi lapangan ini terutama dimaksudkan untuk memberi
kan gambaran situasi dan kondisi lapangan yang akan digunakan penelitian.
Di bawah ini secara bemmtan akan diuraikan; implementasi model yang
84
akan dikembangkan, kondisi dan kinerja siswa, kondisi dan kinerja gum,
sarana - alat media dan sumber, lingkungan madrasah, dan manajemen.
a. Implementasi model yang akan dikembangkan
Model ini dilaksanakan di Sekolah Tinggi Agama Islam
Majalengka dengan menggunakan dua (2) Madrasah latihan setingkat
SMTA yaitu Madrasah Aliyah. Adapun Madrasah Aliyahnya yaitu ;
pertama Madrasah Aliyah Putri Persatuan Ummat Islam (MA Putri PUI)
di jalan KH. Abdul Halim Majalengka, dan kedua Madrasah Aliyah
Daml Falah ( MA Daml Falah ) beralamat di Desa Cijati Kabupaten
Majalengka.
Kedua
Madrasah
tersebut
diselenggarakan
atau
penyelenggaranya badan swasta serta berstatus diakui.
b. Kondisi dan kinerja siswa
Penelitian ini akan dilaksanakan terhadap mahasiswa Sekolah Ting
gi Agama Islam ( STAI) Majalengka pada semester VII Tahun ajaran
2000/2001. Mahasiswa yang bersangkutan sebelumnya sudah memiliki
pengetahuan dasar-dasar keahiian dan keahiian sesuai dengan kurikulum
STAI pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Tahun 1997. Pengetahuanpengetahuan tersebut terdiri dari dua kelompok mata kuliah yaitu ;
kelompok mata kuliah dasar keahiian ( MKDK ) dan kelompok mata
kuliah keahiian
( MKK ). Mata kuliah-mata kuliah tersebut mereka
peroleh melalui perkuliah formal pada semester-semester sebelumnya,
seperti dapat dilihat di bawah ini:
85
lo. Mata kuliah
Semester
SKS
1
Psikologi Um