MODEL ADDITIVE VECTOR AUTOREGRESSIVE EXOGENOUS (VARX) UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN DI KABUPATEN INDRAMAYU.

Dr. Dewi Retno Sari Saputro, S.Si., M.Kom. Lahir di Klaten, 20 Juli 1970.
Perempuan yang memiliki NIP 197007201997022001 adalah staf pengajar di
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNS. Riwayat pendidikan
tinggi yang berhasil diselesaikannya adalah tahun 1994 lulus sarjana (S-1)
dari Universitas Sebelas Maret untuk bidang ilmu: Matematika, tahun 2001
lulus Magister (S-2) dari Universitas Gadjah Mada untuk bidang ilmu: Ilmu
Komputer, dan berhasil meraih gelar Doktor (S-3) dari Institut Pertanian
Bogor untuk bidang ilmu: Statistika pada tahun 2012. Judul dan ringkasan
Disertasi disajikan dalam 2 (dua) versi bahasa Indonesia dan English sebagai
berikut.
MODEL ADDITIVE VECTOR AUTOREGRESSIVE EXOGENOUS (VARX)
UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN DI KABUPATEN INDRAMAYU. Suatu
permasalahan yang sering dihadapi dalam pemodelan untuk meramalkan curah
hujan seperti di Indramayu yakni adanya data hilang, data pencilan, dan
keragaman curah hujan yang tinggi. Adanya keragaman curah hujan yang tinggi
dapat diatasi dengan melakukan pewilayahan curah hujan. Pewilayahan curah
hujan menghasilkan 3 wilayah, wilayah 1 terdiri atas stasiun Anjatan, Bugel,
Tulung Kacang, Karang Asem, Lawang Semut, Wanguk, Gabus Wetan, Cikedung,
Kroya, Sukadana, Sumur Watu, Tugu, Bondan; wilayah 2 terdiri atas stasiun
Salamdarma dan Gantar ; wilayah 3 terdiri atas stasiun Cidempet, Losarang,
Bangkir, Indramayu, Jatibarang, Juntinyuat, Kedokan Bunder, Lohbener, Sudi

Mampir, Krangkeng, dan SudiKampiran. Berdasarkan pewilayahan tersebut dapat
ditentukan model aditif Vector Autoregressive Exogenous (VARX) ordo 1 atau VARX
(1) yang pemodelannya difokuskan pada Wilayah 2 dan dapat meramalkan curah
hujan 1 bulan ke depan. Model aditif VARX (1) dikembangkan dari model VARX (1),
fungsi smoothing spline dan peubah indikator curah hujan. Model VARX (1)
dikembangkan dari model Vector Autoregressive (VAR (1)) dengan menambahkan
faktor-faktor (eksogen) yang diduga mempengaruhi curah hujan yakni Sea Surface
Temperature (SST) Nino 3.4, Indeks Osilasi Selatan (SOI), dan indeks Dipole Mode
(DMI). Keandalan model aditif VARX di stasiun Salam Darma dan Gantar dievaluasi
dengan kurva Relative Operating Characteristics (ROC). Hasil ROC menunjukkan
bahwa model handal pada bulan Januari hingga April, November, Desember. Model
akan optimal jika senantiasa dilakukan penambahan data baru. [Kata kunci :
smoothing spline, peubah indikator, VAR, VARX, aditif VARX, ROC]
ADDITIVE VECTOR AUTOREGRESSIVE EXOGENOUS (VARX) MODEL FOR
FORECASTING RAINFALL IN INDRAMAYU. Problems in developing a model to
forecast rainfall in Indramayu are the existence of missing data, outliers, high
variability between rainfall stations. Zoning is a way to accommodate the
variability of rainfall stations. Zoning resulted in three regions, i.e. region 1
consists of stations Anjatan, Bugel, Tulung Kacang, Karang Asem, Lawang Semut,
Wanguk, Gabus Wetan, Cikedung, Kroya, Sukadana, Sumur Watu, Tugu, Bondan;

region 2 consists of stations Salamdarma and Gantar; and region 3 consists of
stations Cidempet, Losarang, Bangkir, Indramayu, Jatibarang, Juntinyuat, Kedokan
Bunder, Lohbener, Sudi Mampir, Krangkeng, and SudiKampiran. Vector
Autoregressive Exogenous (VARX) Additive models were developed for each
region. This model is based on VARX lag 1 or VARX (1) model, smoothing spline,
and the rainfall indicator variable. VARX (1) model was developed from the VAR (1)
model by adding the exogenous factors that affect rainfall such as Sea Surface
Temperature (SST) Nino 3.4, Southern Oscillation Index (SOI), and Dipole Mode

Index (DMI). The reliability of VARX additive model especially for region 2 is
evaluated by Relative Operating Characteristics (ROC) curve. The model is reliable
only in January, February, March, April, November, and December. [Keywords:
smoothing spline, indicator variable, VAR, VARX, additive VARX, ROC]