Dampak Pemberian Zeolit terhadap Serangan Wereng Batang Coklat pada Beberapa Varietas Padi.

B. Pertanian
Dampak Pemberian Zeolit terhadap Serangan Wereng Batang Coklat pada Beberapa Varietas
Padi
Kata kunci: wereng batang coklat, varietas padi, zeolit
Sholahuddin; Sulistyo, Ato; Winarno, Sulistyo
LPPM UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Guru Besar, 2012
Wereng batang coklat (WBC) merupakan hama yang sangat merugikan tanaman padi. Wereng batang
coklat adalah serangga dengan genetic plastisitas yang tinggi, sehingga mampu beradaptasi dengan
berbagai lingkungan pada waktu yang relatif singkat. Hal ini terbukti dengan timbulnya biotipe/populasi
baru yang dapat mengatasi sifat ketahanan tanaman. Timbulnya biotipe wereng coklat merupakan
tantangan yang tidak mudah diatasi. Pengalaman menunjukkan bahwa untuk mengatasi wereng coklat
biotipe I telah digunakan varietas tahan IR26 yang ditanam secara luas, ternyata ketahanan IR26 tersebut
hanya dapat bertahan 4-5 musim saja. Upaya yang mendukung keberhasilan usaha peningkatan produksi
padi adalah digunakannya varietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan tahan terhadap serangan hama
serta penyakit. Padi dikatakan unggul apabila mempunyai keunggulan dibanding varietas yang lain.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Desember 2012 di desa Joho, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa
Tengah. Empat varietas padi, yaitu Inpari 13 (V1), Ciherang (V2), Sunggal (V3) dan Sumatra (V4) yang
ditanam dengan perlakuan Zeolit dosis 900 kg/ha (Z1), dan tanpa pemberian Zeolit (Z0), serta ditanam
dengan menggunakan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), sehingga terdapat 12 kombinasi
(petak) perlakuan. Cara bercocok tanam dan pemeliharaan sesuai dengan kebiasaan petani setempat,
dengan cara pengendalian hama dilakukan tanpa penggunaan pestisida, kecuali jika diperlukan pada

lahan PHT.
Pengamatan dilakukan seminggu sekali terhadap populasi WBC dan tingkat serangan yang
diakibatkannya. Pengamatan dimulai sejak tanaman padi berumur 2 minggu setelah tanam sampai
dengan menjelang panen. Tiap petak diambil 9 unit contoh (ulangan), dengan pengambilan sampel
secara diagonal menyilang. Unit contoh untuk pengamatan populasi WBC berupa satu rumpun tanaman,
sedangkan untuk tingkat serangan berupa 9 rumpun tanaman secara bujur sangkar 3x3 rumpun. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa seminggu setelah tanam semua petak perlakuan telah diserang WBC
migrasi dari pertanaman padi sekitar lahan penelitian, sehingga pada petak PHT perlu dilakukan
penyemprotan insektisida. Pada saat tanaman padi berumur 4 minggu setelah tanam (mst), populasi
WBC turun dan kemudian meningkat lagi pada saat tanaman padi berumur 6 mst, selanjutnya pada saat
berumur 8 mst populasi WBC turun lagi dan tidak meningkat lagi, namun karena WBC sudah menularkan
virus, maka akibat serangan makin parah bahkan menyebabkan kematian tanaman padi pada semua
perlakuan sebelum mencapai fase generatif, kecuali pada varietas Inpari 13. Padi yang tertular virus
menunjukkan gejala mengering dari pucuk, sehingga seolah-olah terjadi penurunan tinggi tanaman, yang
kemudian mati. Meskipun terjadi serangan WBC pada varietas Inpari 13 pada semua perlakuan, namun
masih mampu berproduksi secara normal. Tidak jelas dampak pemberian zeolit terhadap serangan WBC,
varietas Inpari 13 tahan terhadap serangan WBC.