jurnal upload dr Selvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perbandingan Penampilan Diagnostik Pemeriksaan Tuberculosis Antigen
Rapid Test Kit Antara Sputum Dan Serum Pasien Tuberkulosis Paru.
Didik T, B Rina AS, Selvi L
ABSTRACT
Introduction: Tuberculosis is still a major problem in the health world. Proper diagnosis to find
Mycobacterium tuberculosis (M.tb) early is indispensable in breaking the chain of transmission. The
diagnosis of pulmonary tuberculosis in Indonesia is still based on microscopic examination of acid
fast bacilli (AFB) in sputum and culture in the M.tb media Lowenstein Jensen (LJ). Microscopic
smear has limitations, sensitivity and microscopic smear varies greatly depending on the workload,
personnel skills in reading preparation. Culture takes a long time is 2-8 weeks. Mycobacterium
tuberculosis antigen (TBAg) rapid test kit is a test that is fast, easy, practical, and does not require
special skills. This test detects antigens secreted M.tb genes that code RD-1 (Region of Difference 1),
RD2 and RD3, where this region is eliminated in all strains of Mycobacterium bovis BCG. This study
aims to determine the diagnostic value of a rapid test kit TBAg on sputum and serum samples for the
diagnosis of tuberculosis (TB) lung.
Method: This study used a diagnostic test design. The samples were sputum and serum from 50
patients suspected of TB. This study uses the gold standard culture in the M.tb LJ media. Each suspect
TB sputum samples taken 3 specimens at the time- morning-at the time, while serum samples taken 1
specimens and each specimen examination TBAg rapid test kits.
Results: Sensitivity, specificity, positive predictive value (PPV), negative predictive value (NPV),
positive likelihood ratio (PLR), negative likelihood ratio (NLR) and the accuracy of sputum samples,
respectively for 72.2%, 85.71%, 92 , 86%, 54.55%, 5.06%, 0.32% and 76%. As for the serum samples
respectively by 19.11%, 92.86%, 87.50%, 30.95%, 2.72%, 0.87% and accuracy of 40%.
Conclusion: In general, antigen detection by rapid test kit TBAg using sputum samples have better
diagnostic value than serum samples. So it can be considered in healthcare facilities that do not have
trained personnel to mikrokopis smear examination in order to use TBAg rapid test kit to aid in the
diagnosis of pulmonary tuberculosis due to a fairly good specificity.
Keywords: Microscopic smear, TBAg rapid test kits, culture for M. tuberculosis.
PENDAHULUAN
patogen yaitu Mycobacterium tuberculosis
(M.tb) (Depkes, 2006). Tuberkulosis paru
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah
penyakit infeksi di seluruh dunia karena
morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi,
terutama pada negara berkembang. World
Health Organization (WHO) menyatakan
merupakan tipe tersering dan utama penyakit
TB ditinjau dari sudut pandang kesehatan
masyarakat. Diagnosa TB paru ditegakkan
melalui gejala klinis, foto thorak, ditemukan
kuman
secara
mikroskopis
melalui
bahwa TB saat ini telah menjadi ancaman
pengecatan sputum, dan kultur kuman M.tb
commit to user
global. Tuberkulosis pada manusia terutama
(Palomino, 2005).
disebabkan oleh spesies Mycobacteria
perpustakaan.uns.ac.id
Membuat
digilib.uns.ac.id
diagnosis
paru
2011). Saat ini telah diketahui protein antigen
merupakan masalah terutama pada kasus yang
yang dikode oleh genomic region M.tb dan
mempunyai
ditunjukkan sebagai region of difference (RD)
jumlah
TB
kuman
sedikit
(paucybacillary) atau pada TB ekstra paru.
Beberapa
cara
yang
digunakan
(Kalra et al., 2010).
untuk
Gen-gen
mendiagnosis TB paru adalah gejala klinis,
ditemukannya basil tahan asam (BTA) di
sputum dengan pengecatan Ziehl-Neelsen
(ZN), kultur M.tb di media Lowenstein Jensen
(LJ), uji tuberkulin, pemeriksaan radiologis
(foto thorak), histopatologis, yang seluruhnya
memiliki keterbatasan (Kumar et al., 2011).
yang
bepotensi
antigen
seperti early secreted antigenic target-6
(ESAT-6), culture filtrate protein-10 (CFP10), dan Mycobacterium protein tuberculosis64 (MPT-64) hilang pada BCG. Regio of
differences-1 yang mengkode ESAT-6 dan
CFP-10 diidentifikasi sebagai antigen yang
immunogenik yang disekresikan oleh pada
Kultur M.tb merupakan baku emas
diagnosis TB aktif karena sensitivitasnya
mycobacterium patogen dan dikode Regio of
differences (RD) 1, 2 dan 3 (Prakash, 2009).
diantara 75 - 100% dan spesifisitasnya 100%,
Shende et al. (2007) menyatakan enzyme
namun memerlukan waktu lama (3 – 8
minggu) dan sering memberikan hasil negatif
pada kasus paucibacillary (Trollip et al.,
linked immunosorbent assay (ELISA) dan
immunoblotting dapat mendeteksi antigen
M.tb untuk mendiagnosa TB paru. Pada
2001).
penelitian ini antigen protein 170 kDa, 140
Perkembangan pengetahuan dibidang
biologi molekuler terhadap kuman TB terus
kDa, 85 kDa, 55kDa, 43 kDa, 20 kDa and 16
kDa ditemukan pada sputum positif M.tb
berkembang pesat, berbagai penelitian di
Mycobacterium
bidang biologi molekular untuk meneliti
genetika kuman TB semakin berkembang.
Diagnostik baru dalam bidang tersebut mulai
ditemukan
dan
dikembangkan
sehingga
diagnosa yang cepat dengan akurasi yang
tinggi
dapat
diharapkan
(Lodha,
2004;
Palomino, 2005). Protein yang disekresi oleh
M.tb complex secara in vivo maupun in vitro
Tuberculosis
antigen
rapid test kit mendeteksi specific secreted
antigen dari RD1, RD2, dan RD3. Penelitian
ini
menganalisis
nilai
diagnostik
yaitu
sensitivitas dan spesifisitas TBAg rapid test
kit
untuk
pemeriksaan
diagnosis
sputum
TB
paru
dengan
pagi-sewaktu-pagi
dengan serum dari pasien tersangka TB paru,
baku emas pada penelitian ini menggunakan
yang
commit tokultur
user sputum di media LJ. Hasil penelitian
mempunyai nilai diagnostik (Shen et al.,
ini diharapkan dapat memberikan informasi
dapat
menstimulasi
respon
imun
perpustakaan.uns.ac.id
ilmiah
mengenai
digilib.uns.ac.id
perbandingan
nilai
Analisis dilakukan dengan menggunakan
diagnostik pemeriksaan TBAg rapid test kit
tabel uji diagnostik yang disajikan dalam
antara sampel sputum dan serum pasien
tabel 2 x 2, kemudian dihitung sensitivitas,
tersangka TB paru.
spesifisitas, akurasi, positive predictive value,
negative predictive value dan likelihood ratio.
Mycobacterium
tuberculosis
antigen
rapid test kit dapat digunakan sebagai
alternatif
pemeriksaan
penunjang
dalam
menegakan diagnosa TB paru terutama di
daerah-daerah minim tenaga medis sehingga
Baku emas pada penelitian ini adalah dengan
kultur di media Loweinstein Jensen. Uji ChiSquare atau uji Mc Nemar digunakan untuk
membandingkan
sensitifitas,
spesifisitas,
PPV, NPV dari sampel yang berbeda.
TB paru dapat dideteksi lebih awal.
Metode pemeriksaan yang digunakan
pada TBAg rapid test kit adalah double
BAHAN DAN METODE
antibodies
Sampel
penelitian
ini
diambil
dari
populasi penelitian yaitu pasien dengan
tersangka
TB
paru
yang
menjalani
pengobatan di Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat di Surakarta berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan
selama bulan April sampai Agustus 2014.
Sampel yang diambil dari pasien berupa
sputum pagi-sewaktu-pagi dan sampel serum.
Sampel
diperoleh
dengan
menggunakan
teknik non probability sampling yaitu dengan
metode consecutive sampling. Besar sampel
pada penelitian ini setelah menggunakan
rumus besaran sampel maka sampel minimal
chromatographic
immunoassay,
yang
lateral
mendeteksi
flow
specific
secreted antigen dari RD1, RD2 dan RD3
dengan
didapatkan
menggunakan
dengan
antibodi
teknologi
yang
genomik
kemudian digunakan sebagai alat diagnostik
cepat untuk mendeteksi adanya antigen dalam
spesimen, dimana RD1, RD2 dan RD3
ditemukan. Sampel sputum dan serum yang
telah diberi perlakuan sesuai dengan prosedur
kemudian dialirkan kedalam kit tersebut.
Hasil positif apabila terbentuk pita merah, di
garis control (C) dan test (T), hasil negatif
apabila pita merah di C saja dan invalid bila
tidak ada pita merah di C.
yang diperlukan untuk penelitian ini sebanyak
38 sampel.
Desain
HASIL
penelitian
ini
adalah
uji
Pemeriksaan sputum dan serum tersangka
diagnostik terhadap pemeriksaan TBAg rapid
TB paru dikerjakan bersamaan dengan kultur
test kit menggunakan sampel sputum commit
dan
media LJ setelah dilakukan pengambilan
todiuser
serum pada pasien tersangka TB paru.
sampel dan preparasi sampel. Sampel sputum
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan serum didapat dari tersangka TB paru
Hasil pemeriksaan sampel sputum dengan
yang berobat di BBKPM Surakarta yang
TBAg rapid test kit
Hasil pemeriksaan TBAg rapid test kit
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Tabel1. Karakteristik Dasar Subyek Penelitian
dari 50 spesimen sputum BTA pasien
Karakteristik
Tersangka TB
tersangka
Jenis kelamin laki-laki
Jeniskelamin perempuan
Mean umur
SD umur
Rentang umur
Kultur BTA positif
Kultur BTA negatif
25(50%)
25(50%)
46,40 tahun
15,13
17-88 tahun
36 pasien (72%)
14 pasien (28%)
sebagaiberikut
Karakteristik dasar subyek penelitian
pada
tabel
1didapatkan
bahwa
paru
didapatkan
hasil
Tabel 2. Hasil pemeriksaan sampel sputum TBAg rapid
test kit dengan kultur TB pada pasien tersangka TB
paru
Pemeriksaan
Kultur TB
Sputum
Total
Positif
Negatif
TBAg
Positif
26 (72,2%) 2 (14,3%) 28 (56%)
Negatif
10 (27,8%) 12(85,7%) 22 (44%)
Total
36 (72%)
14 (28%)
50 (100%)
jumlah
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari
penderita tersangka TB paru pada penelitian
ini sebanyak 50 orang, yaitu terdiri dari 36
(72%) penderita tersangka TB paru dengan
kultur M.tb positif dan 14 (20%) penderita
tersangka TB paru dengan kultur M.tb
negatif. Usia rerata tersangka TB paru dengan
kultur M.tb positif 46,72 tahun dan rerata usia
tersangka TB paru dengan kultur M.tb negatif
46,85 tahun. Persentase jenis kelamin pada
suspek TB, laki-laki 50% (25), perempuan
50 pasien tersangka TB paru terdapat 36
pasien kultur positif dan diantarnya terdapat
26 (72,2%) pasien mendapat hasil TBAg rapid
test kit positif serta 10 (27,8%) pasien
mendapat hasil TBAg rapid test kit negatif.
Sedangkan 14 pasien dengan kultur negatif
yaitu 2 (14,3%) pasien diantaranyna dengan
hasil TBAg rapid test kit positif serta 12
(85,7%) pasien dengan hasil negatif.
Hasil Pemeriksaan Sampel Serum dengan
50% (25).
Hasil Pemeriksaan TBAg Rapid Test Kit
TBAg Rapid Test Kit
Hasil pemeriksaan TBAg rapid test kit
Pemeriksaan sputum dengan TBAg rapid
test kit menggunakan sputum SPS, hasil
positif bila ≥ 2 dari sputum SPS hasilnya
positif. Depkes, (2006) tentang salah satu
kriteria diagnosis utama TB paru adalah hasil
pemeriksaan
TB
dinyatakan
positif
dari 50 spesimen serum pasien tersangka TB
paru didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 3. Hasil pemeriksaan sampel serum TBAg rapid
test kit dengan kultur TB di media LJ pada pasien
tersangka TB paru.
apabila
sedikitnya dua dari tiga pemeriksaan SPS
commit to
BTA hasilnya positif.
Pemeriksaan
Serum
TBAg
Positif
user
Negatif
Total
Kultur TB
Positif
Negatif
7 (19,4%)
29 (80,6%)
36 (72%)
1 (7,1%)
13 (92,9%)
14 (28%)
Total
8 (16%)
42 (84%)
50(100)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa
disingkirkan pada tersangka pasien TB paru
pasien tersangka TB paru dari 36 pasien
yang memiliki TBAg rapid test kit negatif
kultur positif hanya 7 (19,4%) mempunyai
sebesar 85,7. Pada pemeriksaan sputum
hasil TBAg rapid test kit positif sedangkan 29
didapat nilai PPV sebesar 92,85% yang
(80,6%) pasien mempunyai hasil TBAg rapid
artinya bahwa TBAg rapid test kit dengan
test kit negatif . Sedangkan 14 pasien dengan
menggunakan
kultur negatif terdapat 1 (7,1%) pasien
hasilnya positif maka ada kemungkinan
dengan hasil TBAg rapid test kit positif
92,86%
sedangkan 13 (92,9%) pasien mendapat hasil
kemungkinan menderita TB paru. Sedangkan
TBAg rapid test kit negatif.
nilai NPV sampel sputum adalah 54,55%,
Hasil
perbandingan
pemeriksaan
uji
diagnostik antara sampel sputum dan
Hasil uji diagnostik yaitu sensitivitas,
spesifisitas, PPV, NPV, positive likelihood
ratio (PLR), negative likelihood ratio (NLR)
TBAg rapid test kit dengan standar baku emas
yang dihitung berdasarkan hasil pemeriksaan
pada sampel sputum dan serum pasien TB
Tabel 4. Hasil pemeriksaan uji diagnostik TBAg rapid
test kit dengan kultur TB
Sputum
Serum
tersangka
TB
apabila
paru
yang artinya bahwa alat TBAg rapid test kit
dengan sample menggunakan sputum apabila
54,55% pasien tersangka TB paru benar-benar
tidak menderita TB paru. Nilai akurasi atau
efisiensi penelitian ini jika menggunakan
sampel sputum adalah 76% yang artinya bila
pemeriksaan dengan TBAg rapid test kit ini
digunakan pada pasien dengan sampel sputum
maka
paru.
Uji Diagnostik
Sensitivitas
Spesifisitas
PPV
(%)
(%)
(%)
85,71
92,86
72,22
92,86
87,50
19,44
pasien
sputum
hasilnya negatif maka ada kemungkinan
serum pasien tersangka TB paru.
Pemeriksa
an
sampel
NPV
(%)
54,55
30,95
76%
pemeriksaan
tersebut
akan
memberikan kesimpulan yang benar dalam
menentukan ada atau tidaknya penyakit TB
paru pada pasien tersangka TB paru.
Pada pemeriksaan serum diketahui nilai
sensitivitas TBAg rapid test kit pasien TB
Pada tabel 7 diketahui pemeriksaan TBAg
rapid
test
kit
pada
sampel
sputum
mendapatkan sensitivitas sebesar 72,22%,
yang artinya 72,22% pasien TB paru dapat
dideteksi dengan alat ini dan nilai spesifisitas
sampel
sputum
yang
diperoleh
pada
paru sebesar 19,4% yang artinya hanya 19,4%
pasien
tersangka TB
paru
yang dapat
dideteksi dengan sampel serum dan
nilai
spesifisitas sampel serum yang diperoleh pada
penelitian ini sebesar 92,86% artinya besar
kemungkinan penyakit TB paru yang dapat
penelitian ini sebesar 85,7% artinya besar
pada tersangka pasien TB paru
commit todisingkirkan
user
kemungkinan penyakit TB paru yang dapat
yang memiliki TBAg rapid test kit negatif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebesar 92,86%. Nilai PPV sebesar 87,50%
sputum dan sampel serum (p= 0,000). Hasil
yang artinya bahwa TBAg rapid test kit
pemeriksaan TBAg rapid test kit pada sampel
dengan sampel menggunakan serum apabila
sputum lebih baik dibandingkan dengan
hasilnya positif maka kemungkinan 87,50%
sampel serum dimana pada sampel sputum
pasien tersangka TB paru
kemungkinan
diantara 36 pasien kultur positif terdapat 26
menderita TB paru. Sedangkan nilai NPV
(72,2%) pasien dengan hasil TBAg rapid test
sampel serum adalah 30,95%, yang artinya
kit positif serta10 (27,8%) pasien didapatkan
bahwa alat TBAg rapid test kit dengan
hasil TBAg rapid test kit negatif. Sedangkan
menggunakan sampel serum apabila hasilnya
14 pasien dengan kultur negatif terdapat 2
negatif maka ada kemungkinan 30,95%
(14,3%) pasien dengan hasil TBAg rapid test
pasien tersangka TB paru benar-benar tidak
kit positif dan 12 (85,7%) pasien dengan hasil
menderita TB paru. Nilai akurasi penelitian
negatif. Pada kultur positif terdapat 27,8%
menggunakan sampel serum adalah 40%,
pasien dengan hasil pemeriksaan TBAg rapid
yang artinya bila pemeriksaan dengan TBAg
test kit negatif, kemungkinan ini dapat
rapid test kit ini digunakan pada pasien
disebabkan karena kualitas sputum kurang
menggunakan sampel serum maka 40%
baik. Depkes, (2002) tentang kualitas sputum
pemeriksaan
sangat
tersebut
akan
memberikan
mempengaruhi
hasil
pemeriksaan
kesimpulan yang benar dalam menentukan
mikroskopik BTA, sputum yang baik adalah
ada atau tidaknya penyakit TB paru pada
berwarna
pasien tersangka TB paru.
(mukopurulen), kental, dan volume sputum
kuning
kehijau-hijauan
yang cukup. Pada penelitian ini terdapat 3
DISKUSI
spesimen menunjukan hasil tidak valid karena
Mengembangkan suatu tes yang mudah,
sputum sangat kental sehingga tidak mengalir
cepat dan praktis, tidak mahal, dan memiliki
dengan baik pada membran, hasil menjadi
batas deteksi yang sama baik dengan standar
valid setelah dilakukan pengulangan dengan
baku emasnya, dapat membantu diagnosis
pengenceran sputum menggunakan buffer .
dini sehingga pengobatan yang tepat dan
Hasil TBAg rapid test kit positif pada kultur
cepat dapat dilakukan serta dapat mengurangi
negatif sebanyak 14,3% dapat disebabkan
beban kerja petugas laboratorium (Arias-
karena adanya reaksi silang terhadap bahan-
Bouda, 2000).
bahan yang ada dalam sampel karena tidak
dilakukan pretreatment. Reaksi silang dapat
Hasil penelitian ini diketahui terdapat
juga karena M.Tb lain yang mensekresi
perbedaan yang signifikan antara hasil commit
uji
toESAT-6,
user
CFP-10, MPT-64 namun tidak
diagnosa dengan menggunakan sampel
tumbuh pada media LJ. Diantara kultur positif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terdapat 27% hasil pemeriksaan TBAg rapid
19,44% pasien TB paru yang dapat dideteksi
test kit negatif, ini kemungkinan diakibatkan
dengan sampel serum. Penelitian metaanalisis
oleh fenomena hook effect yaitu
oleh
adanya
Flores
et
al.
(2011)
menemukan
spesifisitas
pemeriksaan
antigen excess yang dapat menjenuhkan
sensitivitas
antibodi sehingga konfigurasi sandwich tidak
antigen pasien TB paru dengan sampel serum
dapat terbentuk dan menyebabkan hasil
yang bervariasi diantaranya pada penelitian
negatif (Handoyo, 2003).
oleh Chanteau et al. (2000), sensitivitas dan
dan
spesifisitas antigen M.tb pada sampel serum
Pemeriksaan TBAg rapid test kit pada
sampel sputum
mendapatkan sensitivitas
sebesar 72,22%, yang artinya 72,22% pasien
TB paru dapat dideteksi dengan alat ini. Hasil
ini hampir sama dengan sensitivitas penelitian
Sari & Aryati yaitu 72,6%, sedangkan
sensitivitas penelitian Alavi-Naini yaitu 93%,
maka sensitivitas pada penelitian ini bernilai
rendah. Berdasarkan nilai spesifisitas sampel
masing-masing 28% dan 96%, yang tidak
jauh berbeda dengan penelitian kami yaitu
sensitivitas dan spesifisitas masing-masing
19,4% dan 92,9%. Nilai PPV dan NPV
sampel serum penelitian ini 87,50% dan
30,95% sedangkan nilai PLR dan NLR untuk
sampel serum adalah 2,72 dan 0,87 sehingga
penggunaan sampel serum belum mempunyai
nilai diagnostik yang baik.
sputum yang diperoleh pada penelitian ini
sebesar 85,7% artinya besar kemungkinan
Nilai akurasi atau efisiensi penelitian
penyakit TB paru yang dapat disingkirkan
ini jika menggunakan sampel sputum adalah
pada tersangka pasien TB paru yang memiliki
76% yang artinya bila pemeriksaan dengan
TBAg rapid test kit negatif sebesar 85,7%.
TBAg rapid test kit ini digunakan pada pasien
Nilai PPV sampel sputum 92,86% yang
menggunakan sampel sputum maka 76%
artinya
pemeriksaan
kemungkinan
92,86%
pasien
tersebut
akan
memberikan
tersangka TB paru yang diperiksa dengan
kesimpulan yang benar dalam menentukan
TBAg rapid test kit benar-benar menderita TB
ada atau tidaknya penyakit TB paru pada
paru. Nilai NPV sampel sputum 54,55% yang
pasien tersangka TB paru. Nilai akurasi
artinya kemungkinan dari tersangka TB paru
penelitian ini jika menggunakan sampel
54,55% benar-benar tidak menderita TB paru.
serum 40%, maka penggunaan sampel sputum
Nilai PLR sampel sputum adalah 5,06 dan
lebih baik jika dibandingkan dengan sampel
NLR 0,32 dianggap tidak mempunyai nilai
serum untuk diagnosis TB paru.
diagnostik yang baik. Sensitivitas TBAg rapid
Menurut Teixeira et al. (2006) orang
test kit menggunakan sampel serum pasien
commit to user
yang terpapar kuman M.tb 10 - 30% menjadi
TB paru sebesar 19,44% yang artinya hanya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
infeksi dan hanya 5 – 10% dari yang
sputum maka 76% pemeriksaan tersebut akan
terinfeksi menjadi aktif, sedangkan 90-95%
memberikan kesimpulan yang benar dalam
individu menjadi latent tubeculosis infection
menentukan ada atau tidaknya penyakit TB
(LTBI)
dalam
paru pada pasien tersangka TB paru. Nilai
makrofag di paru. Pada penelitian ini pasien
akurasi penelitian ini jika menggunakan
dengan spesimen serum TBAg rapid test kit
sampel serum 40%, maka penggunaan sampel
negatif namun hasil kultur positif dapat
sputum lebih baik jika dibandingkan dengan
disebabkan
sampel serum untuk diagnosis TB paru.
yang
bersifat
karena
dormant
lokasi
kuman
M.tb
sebagian besar berada di paru dan tidak
Secara
menyebar secara hematogen.
umum,
deteksi
antigen
menggunakan TBAg rapid test kit dapat
digunakan sebagai alternatif pemeriksaan
SIMPULAN
untuk diagnosis TB paru secara cepat,
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan pada 50 sampel pasien tersangka
TB paru disimpulkan ada perbedaan yang
disamping pemeriksaan lain (kultur dan
mikroskopik BTA), dan sampel paling baik
adalah menggunakan sputum.
signifikan antara hasil pemeriksaan TBAg
rapid test kit pada sampel sputum dan serum
dengan nilai p = 0,000, dimana hasil
pemeriksaan TBAg rapid test kit pada sampel
sputum lebih baik dibandingkan dengan
sampel serum. Nilai diagnostik sensitivitas
dan spesifisitas pada sampel sputum sebesar
72,22% dan 85,71%, hasil ini lebih baik dari
pada sensitivitas dan spesifisitas pada sampel
serum, yaitu sebesar 19,44% dan 92,86%.
Nilai diagnostik PPV dan NPV pada sampel
sputum sebesar 92,86% dan 54,55% dan pada
sampel
serum
sedangkan
nilai
87,50%
dan
30,95%,
akurasi
atau
efisiensi
penelitian ini jika menggunakan sampel
sputum adalah 76%
yang artinya bila
pemeriksaan dengan TBAg rapid test kit ini
commit to user
digunakan pada pasien menggunakan sampel
digilib.uns.ac.id
Perbandingan Penampilan Diagnostik Pemeriksaan Tuberculosis Antigen
Rapid Test Kit Antara Sputum Dan Serum Pasien Tuberkulosis Paru.
Didik T, B Rina AS, Selvi L
ABSTRACT
Introduction: Tuberculosis is still a major problem in the health world. Proper diagnosis to find
Mycobacterium tuberculosis (M.tb) early is indispensable in breaking the chain of transmission. The
diagnosis of pulmonary tuberculosis in Indonesia is still based on microscopic examination of acid
fast bacilli (AFB) in sputum and culture in the M.tb media Lowenstein Jensen (LJ). Microscopic
smear has limitations, sensitivity and microscopic smear varies greatly depending on the workload,
personnel skills in reading preparation. Culture takes a long time is 2-8 weeks. Mycobacterium
tuberculosis antigen (TBAg) rapid test kit is a test that is fast, easy, practical, and does not require
special skills. This test detects antigens secreted M.tb genes that code RD-1 (Region of Difference 1),
RD2 and RD3, where this region is eliminated in all strains of Mycobacterium bovis BCG. This study
aims to determine the diagnostic value of a rapid test kit TBAg on sputum and serum samples for the
diagnosis of tuberculosis (TB) lung.
Method: This study used a diagnostic test design. The samples were sputum and serum from 50
patients suspected of TB. This study uses the gold standard culture in the M.tb LJ media. Each suspect
TB sputum samples taken 3 specimens at the time- morning-at the time, while serum samples taken 1
specimens and each specimen examination TBAg rapid test kits.
Results: Sensitivity, specificity, positive predictive value (PPV), negative predictive value (NPV),
positive likelihood ratio (PLR), negative likelihood ratio (NLR) and the accuracy of sputum samples,
respectively for 72.2%, 85.71%, 92 , 86%, 54.55%, 5.06%, 0.32% and 76%. As for the serum samples
respectively by 19.11%, 92.86%, 87.50%, 30.95%, 2.72%, 0.87% and accuracy of 40%.
Conclusion: In general, antigen detection by rapid test kit TBAg using sputum samples have better
diagnostic value than serum samples. So it can be considered in healthcare facilities that do not have
trained personnel to mikrokopis smear examination in order to use TBAg rapid test kit to aid in the
diagnosis of pulmonary tuberculosis due to a fairly good specificity.
Keywords: Microscopic smear, TBAg rapid test kits, culture for M. tuberculosis.
PENDAHULUAN
patogen yaitu Mycobacterium tuberculosis
(M.tb) (Depkes, 2006). Tuberkulosis paru
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah
penyakit infeksi di seluruh dunia karena
morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi,
terutama pada negara berkembang. World
Health Organization (WHO) menyatakan
merupakan tipe tersering dan utama penyakit
TB ditinjau dari sudut pandang kesehatan
masyarakat. Diagnosa TB paru ditegakkan
melalui gejala klinis, foto thorak, ditemukan
kuman
secara
mikroskopis
melalui
bahwa TB saat ini telah menjadi ancaman
pengecatan sputum, dan kultur kuman M.tb
commit to user
global. Tuberkulosis pada manusia terutama
(Palomino, 2005).
disebabkan oleh spesies Mycobacteria
perpustakaan.uns.ac.id
Membuat
digilib.uns.ac.id
diagnosis
paru
2011). Saat ini telah diketahui protein antigen
merupakan masalah terutama pada kasus yang
yang dikode oleh genomic region M.tb dan
mempunyai
ditunjukkan sebagai region of difference (RD)
jumlah
TB
kuman
sedikit
(paucybacillary) atau pada TB ekstra paru.
Beberapa
cara
yang
digunakan
(Kalra et al., 2010).
untuk
Gen-gen
mendiagnosis TB paru adalah gejala klinis,
ditemukannya basil tahan asam (BTA) di
sputum dengan pengecatan Ziehl-Neelsen
(ZN), kultur M.tb di media Lowenstein Jensen
(LJ), uji tuberkulin, pemeriksaan radiologis
(foto thorak), histopatologis, yang seluruhnya
memiliki keterbatasan (Kumar et al., 2011).
yang
bepotensi
antigen
seperti early secreted antigenic target-6
(ESAT-6), culture filtrate protein-10 (CFP10), dan Mycobacterium protein tuberculosis64 (MPT-64) hilang pada BCG. Regio of
differences-1 yang mengkode ESAT-6 dan
CFP-10 diidentifikasi sebagai antigen yang
immunogenik yang disekresikan oleh pada
Kultur M.tb merupakan baku emas
diagnosis TB aktif karena sensitivitasnya
mycobacterium patogen dan dikode Regio of
differences (RD) 1, 2 dan 3 (Prakash, 2009).
diantara 75 - 100% dan spesifisitasnya 100%,
Shende et al. (2007) menyatakan enzyme
namun memerlukan waktu lama (3 – 8
minggu) dan sering memberikan hasil negatif
pada kasus paucibacillary (Trollip et al.,
linked immunosorbent assay (ELISA) dan
immunoblotting dapat mendeteksi antigen
M.tb untuk mendiagnosa TB paru. Pada
2001).
penelitian ini antigen protein 170 kDa, 140
Perkembangan pengetahuan dibidang
biologi molekuler terhadap kuman TB terus
kDa, 85 kDa, 55kDa, 43 kDa, 20 kDa and 16
kDa ditemukan pada sputum positif M.tb
berkembang pesat, berbagai penelitian di
Mycobacterium
bidang biologi molekular untuk meneliti
genetika kuman TB semakin berkembang.
Diagnostik baru dalam bidang tersebut mulai
ditemukan
dan
dikembangkan
sehingga
diagnosa yang cepat dengan akurasi yang
tinggi
dapat
diharapkan
(Lodha,
2004;
Palomino, 2005). Protein yang disekresi oleh
M.tb complex secara in vivo maupun in vitro
Tuberculosis
antigen
rapid test kit mendeteksi specific secreted
antigen dari RD1, RD2, dan RD3. Penelitian
ini
menganalisis
nilai
diagnostik
yaitu
sensitivitas dan spesifisitas TBAg rapid test
kit
untuk
pemeriksaan
diagnosis
sputum
TB
paru
dengan
pagi-sewaktu-pagi
dengan serum dari pasien tersangka TB paru,
baku emas pada penelitian ini menggunakan
yang
commit tokultur
user sputum di media LJ. Hasil penelitian
mempunyai nilai diagnostik (Shen et al.,
ini diharapkan dapat memberikan informasi
dapat
menstimulasi
respon
imun
perpustakaan.uns.ac.id
ilmiah
mengenai
digilib.uns.ac.id
perbandingan
nilai
Analisis dilakukan dengan menggunakan
diagnostik pemeriksaan TBAg rapid test kit
tabel uji diagnostik yang disajikan dalam
antara sampel sputum dan serum pasien
tabel 2 x 2, kemudian dihitung sensitivitas,
tersangka TB paru.
spesifisitas, akurasi, positive predictive value,
negative predictive value dan likelihood ratio.
Mycobacterium
tuberculosis
antigen
rapid test kit dapat digunakan sebagai
alternatif
pemeriksaan
penunjang
dalam
menegakan diagnosa TB paru terutama di
daerah-daerah minim tenaga medis sehingga
Baku emas pada penelitian ini adalah dengan
kultur di media Loweinstein Jensen. Uji ChiSquare atau uji Mc Nemar digunakan untuk
membandingkan
sensitifitas,
spesifisitas,
PPV, NPV dari sampel yang berbeda.
TB paru dapat dideteksi lebih awal.
Metode pemeriksaan yang digunakan
pada TBAg rapid test kit adalah double
BAHAN DAN METODE
antibodies
Sampel
penelitian
ini
diambil
dari
populasi penelitian yaitu pasien dengan
tersangka
TB
paru
yang
menjalani
pengobatan di Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat di Surakarta berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan
selama bulan April sampai Agustus 2014.
Sampel yang diambil dari pasien berupa
sputum pagi-sewaktu-pagi dan sampel serum.
Sampel
diperoleh
dengan
menggunakan
teknik non probability sampling yaitu dengan
metode consecutive sampling. Besar sampel
pada penelitian ini setelah menggunakan
rumus besaran sampel maka sampel minimal
chromatographic
immunoassay,
yang
lateral
mendeteksi
flow
specific
secreted antigen dari RD1, RD2 dan RD3
dengan
didapatkan
menggunakan
dengan
antibodi
teknologi
yang
genomik
kemudian digunakan sebagai alat diagnostik
cepat untuk mendeteksi adanya antigen dalam
spesimen, dimana RD1, RD2 dan RD3
ditemukan. Sampel sputum dan serum yang
telah diberi perlakuan sesuai dengan prosedur
kemudian dialirkan kedalam kit tersebut.
Hasil positif apabila terbentuk pita merah, di
garis control (C) dan test (T), hasil negatif
apabila pita merah di C saja dan invalid bila
tidak ada pita merah di C.
yang diperlukan untuk penelitian ini sebanyak
38 sampel.
Desain
HASIL
penelitian
ini
adalah
uji
Pemeriksaan sputum dan serum tersangka
diagnostik terhadap pemeriksaan TBAg rapid
TB paru dikerjakan bersamaan dengan kultur
test kit menggunakan sampel sputum commit
dan
media LJ setelah dilakukan pengambilan
todiuser
serum pada pasien tersangka TB paru.
sampel dan preparasi sampel. Sampel sputum
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan serum didapat dari tersangka TB paru
Hasil pemeriksaan sampel sputum dengan
yang berobat di BBKPM Surakarta yang
TBAg rapid test kit
Hasil pemeriksaan TBAg rapid test kit
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Tabel1. Karakteristik Dasar Subyek Penelitian
dari 50 spesimen sputum BTA pasien
Karakteristik
Tersangka TB
tersangka
Jenis kelamin laki-laki
Jeniskelamin perempuan
Mean umur
SD umur
Rentang umur
Kultur BTA positif
Kultur BTA negatif
25(50%)
25(50%)
46,40 tahun
15,13
17-88 tahun
36 pasien (72%)
14 pasien (28%)
sebagaiberikut
Karakteristik dasar subyek penelitian
pada
tabel
1didapatkan
bahwa
paru
didapatkan
hasil
Tabel 2. Hasil pemeriksaan sampel sputum TBAg rapid
test kit dengan kultur TB pada pasien tersangka TB
paru
Pemeriksaan
Kultur TB
Sputum
Total
Positif
Negatif
TBAg
Positif
26 (72,2%) 2 (14,3%) 28 (56%)
Negatif
10 (27,8%) 12(85,7%) 22 (44%)
Total
36 (72%)
14 (28%)
50 (100%)
jumlah
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari
penderita tersangka TB paru pada penelitian
ini sebanyak 50 orang, yaitu terdiri dari 36
(72%) penderita tersangka TB paru dengan
kultur M.tb positif dan 14 (20%) penderita
tersangka TB paru dengan kultur M.tb
negatif. Usia rerata tersangka TB paru dengan
kultur M.tb positif 46,72 tahun dan rerata usia
tersangka TB paru dengan kultur M.tb negatif
46,85 tahun. Persentase jenis kelamin pada
suspek TB, laki-laki 50% (25), perempuan
50 pasien tersangka TB paru terdapat 36
pasien kultur positif dan diantarnya terdapat
26 (72,2%) pasien mendapat hasil TBAg rapid
test kit positif serta 10 (27,8%) pasien
mendapat hasil TBAg rapid test kit negatif.
Sedangkan 14 pasien dengan kultur negatif
yaitu 2 (14,3%) pasien diantaranyna dengan
hasil TBAg rapid test kit positif serta 12
(85,7%) pasien dengan hasil negatif.
Hasil Pemeriksaan Sampel Serum dengan
50% (25).
Hasil Pemeriksaan TBAg Rapid Test Kit
TBAg Rapid Test Kit
Hasil pemeriksaan TBAg rapid test kit
Pemeriksaan sputum dengan TBAg rapid
test kit menggunakan sputum SPS, hasil
positif bila ≥ 2 dari sputum SPS hasilnya
positif. Depkes, (2006) tentang salah satu
kriteria diagnosis utama TB paru adalah hasil
pemeriksaan
TB
dinyatakan
positif
dari 50 spesimen serum pasien tersangka TB
paru didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 3. Hasil pemeriksaan sampel serum TBAg rapid
test kit dengan kultur TB di media LJ pada pasien
tersangka TB paru.
apabila
sedikitnya dua dari tiga pemeriksaan SPS
commit to
BTA hasilnya positif.
Pemeriksaan
Serum
TBAg
Positif
user
Negatif
Total
Kultur TB
Positif
Negatif
7 (19,4%)
29 (80,6%)
36 (72%)
1 (7,1%)
13 (92,9%)
14 (28%)
Total
8 (16%)
42 (84%)
50(100)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa
disingkirkan pada tersangka pasien TB paru
pasien tersangka TB paru dari 36 pasien
yang memiliki TBAg rapid test kit negatif
kultur positif hanya 7 (19,4%) mempunyai
sebesar 85,7. Pada pemeriksaan sputum
hasil TBAg rapid test kit positif sedangkan 29
didapat nilai PPV sebesar 92,85% yang
(80,6%) pasien mempunyai hasil TBAg rapid
artinya bahwa TBAg rapid test kit dengan
test kit negatif . Sedangkan 14 pasien dengan
menggunakan
kultur negatif terdapat 1 (7,1%) pasien
hasilnya positif maka ada kemungkinan
dengan hasil TBAg rapid test kit positif
92,86%
sedangkan 13 (92,9%) pasien mendapat hasil
kemungkinan menderita TB paru. Sedangkan
TBAg rapid test kit negatif.
nilai NPV sampel sputum adalah 54,55%,
Hasil
perbandingan
pemeriksaan
uji
diagnostik antara sampel sputum dan
Hasil uji diagnostik yaitu sensitivitas,
spesifisitas, PPV, NPV, positive likelihood
ratio (PLR), negative likelihood ratio (NLR)
TBAg rapid test kit dengan standar baku emas
yang dihitung berdasarkan hasil pemeriksaan
pada sampel sputum dan serum pasien TB
Tabel 4. Hasil pemeriksaan uji diagnostik TBAg rapid
test kit dengan kultur TB
Sputum
Serum
tersangka
TB
apabila
paru
yang artinya bahwa alat TBAg rapid test kit
dengan sample menggunakan sputum apabila
54,55% pasien tersangka TB paru benar-benar
tidak menderita TB paru. Nilai akurasi atau
efisiensi penelitian ini jika menggunakan
sampel sputum adalah 76% yang artinya bila
pemeriksaan dengan TBAg rapid test kit ini
digunakan pada pasien dengan sampel sputum
maka
paru.
Uji Diagnostik
Sensitivitas
Spesifisitas
PPV
(%)
(%)
(%)
85,71
92,86
72,22
92,86
87,50
19,44
pasien
sputum
hasilnya negatif maka ada kemungkinan
serum pasien tersangka TB paru.
Pemeriksa
an
sampel
NPV
(%)
54,55
30,95
76%
pemeriksaan
tersebut
akan
memberikan kesimpulan yang benar dalam
menentukan ada atau tidaknya penyakit TB
paru pada pasien tersangka TB paru.
Pada pemeriksaan serum diketahui nilai
sensitivitas TBAg rapid test kit pasien TB
Pada tabel 7 diketahui pemeriksaan TBAg
rapid
test
kit
pada
sampel
sputum
mendapatkan sensitivitas sebesar 72,22%,
yang artinya 72,22% pasien TB paru dapat
dideteksi dengan alat ini dan nilai spesifisitas
sampel
sputum
yang
diperoleh
pada
paru sebesar 19,4% yang artinya hanya 19,4%
pasien
tersangka TB
paru
yang dapat
dideteksi dengan sampel serum dan
nilai
spesifisitas sampel serum yang diperoleh pada
penelitian ini sebesar 92,86% artinya besar
kemungkinan penyakit TB paru yang dapat
penelitian ini sebesar 85,7% artinya besar
pada tersangka pasien TB paru
commit todisingkirkan
user
kemungkinan penyakit TB paru yang dapat
yang memiliki TBAg rapid test kit negatif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebesar 92,86%. Nilai PPV sebesar 87,50%
sputum dan sampel serum (p= 0,000). Hasil
yang artinya bahwa TBAg rapid test kit
pemeriksaan TBAg rapid test kit pada sampel
dengan sampel menggunakan serum apabila
sputum lebih baik dibandingkan dengan
hasilnya positif maka kemungkinan 87,50%
sampel serum dimana pada sampel sputum
pasien tersangka TB paru
kemungkinan
diantara 36 pasien kultur positif terdapat 26
menderita TB paru. Sedangkan nilai NPV
(72,2%) pasien dengan hasil TBAg rapid test
sampel serum adalah 30,95%, yang artinya
kit positif serta10 (27,8%) pasien didapatkan
bahwa alat TBAg rapid test kit dengan
hasil TBAg rapid test kit negatif. Sedangkan
menggunakan sampel serum apabila hasilnya
14 pasien dengan kultur negatif terdapat 2
negatif maka ada kemungkinan 30,95%
(14,3%) pasien dengan hasil TBAg rapid test
pasien tersangka TB paru benar-benar tidak
kit positif dan 12 (85,7%) pasien dengan hasil
menderita TB paru. Nilai akurasi penelitian
negatif. Pada kultur positif terdapat 27,8%
menggunakan sampel serum adalah 40%,
pasien dengan hasil pemeriksaan TBAg rapid
yang artinya bila pemeriksaan dengan TBAg
test kit negatif, kemungkinan ini dapat
rapid test kit ini digunakan pada pasien
disebabkan karena kualitas sputum kurang
menggunakan sampel serum maka 40%
baik. Depkes, (2002) tentang kualitas sputum
pemeriksaan
sangat
tersebut
akan
memberikan
mempengaruhi
hasil
pemeriksaan
kesimpulan yang benar dalam menentukan
mikroskopik BTA, sputum yang baik adalah
ada atau tidaknya penyakit TB paru pada
berwarna
pasien tersangka TB paru.
(mukopurulen), kental, dan volume sputum
kuning
kehijau-hijauan
yang cukup. Pada penelitian ini terdapat 3
DISKUSI
spesimen menunjukan hasil tidak valid karena
Mengembangkan suatu tes yang mudah,
sputum sangat kental sehingga tidak mengalir
cepat dan praktis, tidak mahal, dan memiliki
dengan baik pada membran, hasil menjadi
batas deteksi yang sama baik dengan standar
valid setelah dilakukan pengulangan dengan
baku emasnya, dapat membantu diagnosis
pengenceran sputum menggunakan buffer .
dini sehingga pengobatan yang tepat dan
Hasil TBAg rapid test kit positif pada kultur
cepat dapat dilakukan serta dapat mengurangi
negatif sebanyak 14,3% dapat disebabkan
beban kerja petugas laboratorium (Arias-
karena adanya reaksi silang terhadap bahan-
Bouda, 2000).
bahan yang ada dalam sampel karena tidak
dilakukan pretreatment. Reaksi silang dapat
Hasil penelitian ini diketahui terdapat
juga karena M.Tb lain yang mensekresi
perbedaan yang signifikan antara hasil commit
uji
toESAT-6,
user
CFP-10, MPT-64 namun tidak
diagnosa dengan menggunakan sampel
tumbuh pada media LJ. Diantara kultur positif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terdapat 27% hasil pemeriksaan TBAg rapid
19,44% pasien TB paru yang dapat dideteksi
test kit negatif, ini kemungkinan diakibatkan
dengan sampel serum. Penelitian metaanalisis
oleh fenomena hook effect yaitu
oleh
adanya
Flores
et
al.
(2011)
menemukan
spesifisitas
pemeriksaan
antigen excess yang dapat menjenuhkan
sensitivitas
antibodi sehingga konfigurasi sandwich tidak
antigen pasien TB paru dengan sampel serum
dapat terbentuk dan menyebabkan hasil
yang bervariasi diantaranya pada penelitian
negatif (Handoyo, 2003).
oleh Chanteau et al. (2000), sensitivitas dan
dan
spesifisitas antigen M.tb pada sampel serum
Pemeriksaan TBAg rapid test kit pada
sampel sputum
mendapatkan sensitivitas
sebesar 72,22%, yang artinya 72,22% pasien
TB paru dapat dideteksi dengan alat ini. Hasil
ini hampir sama dengan sensitivitas penelitian
Sari & Aryati yaitu 72,6%, sedangkan
sensitivitas penelitian Alavi-Naini yaitu 93%,
maka sensitivitas pada penelitian ini bernilai
rendah. Berdasarkan nilai spesifisitas sampel
masing-masing 28% dan 96%, yang tidak
jauh berbeda dengan penelitian kami yaitu
sensitivitas dan spesifisitas masing-masing
19,4% dan 92,9%. Nilai PPV dan NPV
sampel serum penelitian ini 87,50% dan
30,95% sedangkan nilai PLR dan NLR untuk
sampel serum adalah 2,72 dan 0,87 sehingga
penggunaan sampel serum belum mempunyai
nilai diagnostik yang baik.
sputum yang diperoleh pada penelitian ini
sebesar 85,7% artinya besar kemungkinan
Nilai akurasi atau efisiensi penelitian
penyakit TB paru yang dapat disingkirkan
ini jika menggunakan sampel sputum adalah
pada tersangka pasien TB paru yang memiliki
76% yang artinya bila pemeriksaan dengan
TBAg rapid test kit negatif sebesar 85,7%.
TBAg rapid test kit ini digunakan pada pasien
Nilai PPV sampel sputum 92,86% yang
menggunakan sampel sputum maka 76%
artinya
pemeriksaan
kemungkinan
92,86%
pasien
tersebut
akan
memberikan
tersangka TB paru yang diperiksa dengan
kesimpulan yang benar dalam menentukan
TBAg rapid test kit benar-benar menderita TB
ada atau tidaknya penyakit TB paru pada
paru. Nilai NPV sampel sputum 54,55% yang
pasien tersangka TB paru. Nilai akurasi
artinya kemungkinan dari tersangka TB paru
penelitian ini jika menggunakan sampel
54,55% benar-benar tidak menderita TB paru.
serum 40%, maka penggunaan sampel sputum
Nilai PLR sampel sputum adalah 5,06 dan
lebih baik jika dibandingkan dengan sampel
NLR 0,32 dianggap tidak mempunyai nilai
serum untuk diagnosis TB paru.
diagnostik yang baik. Sensitivitas TBAg rapid
Menurut Teixeira et al. (2006) orang
test kit menggunakan sampel serum pasien
commit to user
yang terpapar kuman M.tb 10 - 30% menjadi
TB paru sebesar 19,44% yang artinya hanya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
infeksi dan hanya 5 – 10% dari yang
sputum maka 76% pemeriksaan tersebut akan
terinfeksi menjadi aktif, sedangkan 90-95%
memberikan kesimpulan yang benar dalam
individu menjadi latent tubeculosis infection
menentukan ada atau tidaknya penyakit TB
(LTBI)
dalam
paru pada pasien tersangka TB paru. Nilai
makrofag di paru. Pada penelitian ini pasien
akurasi penelitian ini jika menggunakan
dengan spesimen serum TBAg rapid test kit
sampel serum 40%, maka penggunaan sampel
negatif namun hasil kultur positif dapat
sputum lebih baik jika dibandingkan dengan
disebabkan
sampel serum untuk diagnosis TB paru.
yang
bersifat
karena
dormant
lokasi
kuman
M.tb
sebagian besar berada di paru dan tidak
Secara
menyebar secara hematogen.
umum,
deteksi
antigen
menggunakan TBAg rapid test kit dapat
digunakan sebagai alternatif pemeriksaan
SIMPULAN
untuk diagnosis TB paru secara cepat,
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan pada 50 sampel pasien tersangka
TB paru disimpulkan ada perbedaan yang
disamping pemeriksaan lain (kultur dan
mikroskopik BTA), dan sampel paling baik
adalah menggunakan sputum.
signifikan antara hasil pemeriksaan TBAg
rapid test kit pada sampel sputum dan serum
dengan nilai p = 0,000, dimana hasil
pemeriksaan TBAg rapid test kit pada sampel
sputum lebih baik dibandingkan dengan
sampel serum. Nilai diagnostik sensitivitas
dan spesifisitas pada sampel sputum sebesar
72,22% dan 85,71%, hasil ini lebih baik dari
pada sensitivitas dan spesifisitas pada sampel
serum, yaitu sebesar 19,44% dan 92,86%.
Nilai diagnostik PPV dan NPV pada sampel
sputum sebesar 92,86% dan 54,55% dan pada
sampel
serum
sedangkan
nilai
87,50%
dan
30,95%,
akurasi
atau
efisiensi
penelitian ini jika menggunakan sampel
sputum adalah 76%
yang artinya bila
pemeriksaan dengan TBAg rapid test kit ini
commit to user
digunakan pada pasien menggunakan sampel