KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DI TENGAH KETERBATASAN Konstruksi Nilai-Nilai Nasionalisme Di Tengah Keterbatasan (Kajian Analisis Semiotik pada Film King).

(1)

(Kajian Analisis Semiotik pada Film King) NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh:

AGUNG SEPTIAWAN

A 220080083

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

(3)

KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DI TENGAH KETERBATASAN

(Kajian Analisis Semiotik pada Film King) Oleh:

Agung Septiawan*, DR. Nurhadiantomo.**, Drs. Achmad Muhibbin, M. Si.**

 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, FKIP,

UMS.

**Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai nasionalisme di tengah-keterbatasan. Oleh karena itu diharapkan dapat tertanam nilai-nilai nasionalisme dari setiap individu warga negara. Film King merupakan film keluarga yang sarat dengan pesan pendidikan, perjuangan, dan nasionalisme. Film King mengisahkan perjuangan seorang anak yang berasal dari desa, dengan kemauan dan latihan yang keras berusaha untuk menjadi pemain bulutangkis hebat yang bisa mengharumkan nama bangsa dan negara meskipun memiliki keterbatasan fasilitas.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Semiotika Roland Barthes mengkaji tanda-tanda maupun ciri-ciri yang kemudian berlaku di kehidupan masyarakat sehari-hari. Sehingga penelitian ini menggunakan metode semiotika Roland Barthes.

Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa film memiliki dampak positif bagi penontonnya. Film King di dalamnya memuat mengenai nilai-nilai nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada setiap jiwa generasi muda, meskipun terkendala keterbatasan yang dimiliki dan berasal dari keluarga yang kurang mampu. Nilai-nilai nasionalisme perlu ditanamkan pada generasi muda dan agar tercipta kondisi yang selaras dengan tujuan bangsa. Disamping itu, film juga dapat mendiskripsikan watak, harkat, dan martabat budaya bangsa. Sebuah film baik sekaligus berkualitas dapat memberikan manfaat dan fungsi yang luas bagi bagi penontonya untuk direalisasikan dalam kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari.


(4)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menjadi maju atau tidaknya suatu negara. Pendidikan bagi setiap orang merupakan kebutuhan mutlak bagi perkembangan suatu bangsa. Dengan adanya perkembangan teknologi yang berkembang saat ini diharapkan dapat menunjang peningkatan kualitas pendidikan karena dapat mempermudah di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, Alat atau media pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting dalam prosese pembelajaran. Sebab alat atau media pembelajaran merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indera pendengaran dan penglihatan seseorang. Adanya media pembelajaran dapat mempercepat proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien dalam suasana yang kondusif karena dapat membuat pemahaman peserta didik lebih cepat diterima. Di antara media audio visual yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan adalah media film. Film merupakan salah satu sarana media pendidikan yang murah dan mudah yang dapat dilihat oleh semua orang, khususnya dalam proses pembelajaran .

King merupakan sebuah Film berbalut tentang Semangat perjuangan dan nasionalisme serta harapan yang tak ada habisnya untuk mencapai sesuatu yang membanggakan terutama untuk membanggakan negerinya. Film King Menceritakan Perjalanan panjang seorang anak bernama Guntur (Rangga Raditya) yang sangat mengidolakan seorang juara bulu tangkis sejati yaitu Liem Swie King. . dalam perjalanannya Guntur tidak mundur untuk mencapai impian yang dicita-citakannya. Sehingga tujuan yang dicita-citakanya untuk mengharumkan nama bangsa dan negara dengan semangat nasionalisme dan kesadaran kebangsaan maupun kegigihannya dapat ia raih dengan menjadi juara di tingkat asia walaupun penuh dengan keterbatasan

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dirumuskan permasalahan penelitian adalah Bagaimanakah Konstruksi Nilai-nilai Nasionalisme di Tengah Keterbatasan, kajian analisis semiotik pada film King.


(5)

Tujuan penelitian ini, sebagaimana perumusan masalah maka dapat dirumuskan tujuan penelitian Yaitu untuk mengetahui Konstruksi Nilai-nilai Nasionalisme di Tengah Keterbatasan pada Film King.

LANDASAN TEORI

1. Pengertian nasionalisme Menurut pendapat Ernest Renan sebagaimana

dikutip Soegito (2002:58), nasionalisme adalah rasa kesadaran yang kuat berlandaskan atas kesadaran akan pengorbanan yang penah diderita bersama dalam sejarah dan atas kemauan menderita hal serupa di masa mendatang. Di antara rumusan nasionalisme adalah sebagai berikut:

Nasionalisme berasal dari kata nation yang berarti negara atau bangsa,

ditambahkan akhiran isme berarti : 1) suatu sikap ingin mendirikan Negara bagi bangsanya sesuai dengan faham/ideologinya, 2) suatu sikap ingin membela tanah air/Negara dari penguasaan dan penjajahan bangsa asing (budiyono. 2007: 208).

Berdasarkan berbagai pengertian di atas dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nasionalisme adalah suatu faham yang dilandasi timbulnya rasa kesadaran mencintai terhadap tanah air mereka dilahirkan

2. Indikator-indikator Nasionalisme

a. Sanggup berkorban untuk bangsa dan negara.

b. Mencintai tanah air.

c. Bangga berbangsa Indonesia.

d. Menjunjung tinggi persatuan bangsa dan negara.

e. Memajukan pergaulan untuk persatuab bangsa (Santoso, 2007:16).

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan sejak bulan september 2012 sampai Februari 2013.


(6)

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini di tempat tinggal penulis sendiri dengan menganalisis

adegan dalam film King.

Jenis dan Strategi Penelitian

Jenis dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Adapun penelitian kualitatif Menurut Aminuddin (1990:16), penelitian kualitatif selalu bersifat deskriptif artinya data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskriptif fenomena, tidak berupa angka-angka atau koefisien bilangan antara variable. Metode Semiotika Roland Barthes menggunakan dua tahap untuk mengkaji makna dari suatu tanda yaitu dengan pemaknaan denotatif dan konotatif, yaitu

dengan Menganlisis makna yang terkandung dalam adegan-adegan dalam korpus.

Kerena setiap adegan terdapat makna yang ingin disampiakan kepada penontonnya. sehingga metode penelitian ini menggunakan metode semiotika Roland Barthes. Pada metode analisisnya akan dibuat tabel kerja analisis untuk mempermudah dalam menganalisis tanda atau makna yang terdapat dalam setiap

adegan/pengambilan gambar pada film King sebagaimana berikut di bawah ini.

Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua baik orang, benda atau lembaga yang sifat atau keadaannya akan diteliti serta terkandung objek penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah Film King. ini objek penelitiannya adalah Konstruksi Nilai-nilai Nasionalisme di Tengah Keterbatasan, Kajian Analisis Semiotik pada Film King.

Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini didapat berdasarkan pengamatan dialog dari adegan ataupun tindakan yang diperankan oleh tokoh dari

film King. Dalam film ini berkisah tentang seorang anak yaitu Guntur yang

berjuang untuk mengharumkan bangsa sebagaimana idolanya yaitu Liem Swi King yang telah mengharumkan nama bangsa dengan berbagai prestasi yang diraihnya.


(7)

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

a. Observasi. Teknik observasi langsung dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Konstruksi Nilai-nilai Nasionalisme di Tengah Keterbatasan pada Film King. Sehingga dalam penelitian ini yang diamati atau diobservasi adalah tindakan adegan atau perilaku dan percakapan oleh tokoh yang diperankan dalam film King tersebut.

b. Dokumentasi. yaitu peneliti mencari data-data tentang film King dengan cara melihat dan mengamati langsung setiap adegan melalui pemutaran film.

Teknik Analisis Data

Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan analisis semiotik, pemakaian analisis semiotik betujuan untuk mengetahui makna-makna maupun pesan yang terkandung dalam film King

Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan prosedur penelitian dengan langkah-langkah, seperti yang dikemukakan meleong (2004:127-148), yaitu sebagai berikut:

1. Tahap pra lapangan, merupakan tahap yang dilakukan mulai dari pembuatan

usulan penelitian sampai memperoleh izin penelitian.

2. Tahap penelitian lapangan. pada tahap ini. Pada tahap ini peneliti

mengumpulkan informasi berkaitan dengan masalah yang akan diteliti sebagai sumber data, setelah sumber data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis dan selanjutnya data dikumpulkan dan disusun.

3. Observasi. Dalam teknik pengumpulan data dengan cara observasi kegiatan

yang dilakukan adalah mengadakan pengamatan mengenai Bagaimanakah Konstruksi Nilai-nilai Nasionalisme di Tengah Keterbatasan.

4. Tahap analisis data. Setelah data yang terkumpul cukup memadai dan dirasa

sesuai maka selanjutnya data tersebut dianalisis guna mengetahui permasalahan yang diteliti.

5. Analisis dokumentasi. Dalam teknik pengumpulan data melalui dokumentasi

ini kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis dokumentasi yang terdapat dalam film King.


(8)

HASIL PENELITIAN

Film King film cerita pertama di dunia yang bercerita tentang olah-raga Bulutangkis. King adalah karya perdana dari sutradara Ari Sihasale, seorang aktor senior sekaligus produser yang sukses membuat berbagai film. Film King diproduksi oleh Alenia Productions yang didirikan oleh Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen.

Film King ini mengemas drama keluarga sarat dengan pesan pendidikan, perjuangan, dan nasionalisme. King mengisahkan perjuangan dalam prestasi olah raga dari seorang anak dari desa, dengan kemauan dan latihan yang keras akan membawakan hasil

Analisis pada film King dilakukan dengan menggunakan semiotika Roland Barthes dengan cara menganalisis aspek denotasi, konotasi maupun sinematografinya. Sehingga dapat diketahui nilai nasionalisme dan kesadaran kebangsaan yang termuat dalam film King. Analisis yang merepresentasikan nilai nasionalisme dan kesadaran kebangsaan dalam film King dikelompokan menjadi 3 kategori, antara lain yaitu:

a) Sanggup berkorban untuk bangsa dan negara.

b) Mencintai tanah air.

c) Bangga terhadap bangsa dan negara

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan kerangka teori sebagai landasan untuk mengkaji permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini dapat dirumuskan simpulan teori dari hasil penelitian ini sebagai berikut:


(9)

a. Nasionalisme adalah suatu faham kebanggaan dan kecintaan warga Negara terhadap negaranya sehingga dengan kebanggaan tersebut dapat membawa pengaruh yang positif terhadap kemajuan negaranya. Dengan adanya nilai nasionalisme memiliki sikap mencintai negara tempat ia dilahirkan

b. Fungsi dari nasionalisme adalah untuk mencegah terjadinya disintegrasi

bangsa sehingga persatuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud. Setiap warga negara harus memiliki kesadaran terhadap nilai nasionalisme yang tertanam dalam diri setiap warga negara.

c. Kesadaran kebangsaan Adalah kesadaran untuk hidup sebagai suatu bangsa

dan kesadaran untuk mendahulukan kepentingan bangsa dan Negara daripada kepentingan pribadi. Sehingga dengan begitu seseorang sadar bahwa dirinya adalah anggota atau warga dari bangsanya.

d. Analisis semiotika merupakan suatu teori ilmu komunikasi yang digunakan

untuk menganalisis mengenai tanda-tanda yang terdapat pada suatu media massa dalam masyarakat.

2. Kesimpulan Hasil Penelitian

Film King di dalamnya mengandung nilai-nilai dan sikap nasionalisme ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan sikap nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh Guntur sebagai pemeran utama dan tokoh-tokoh lain (pak Tedjo, Raden, Mas Raino), diwujudkan dengan memiliki kecintaan terhadap tanah airnya, memiliki sikap rela berkorban demi bangsa dan negara serta rasa bangga terhadap bangsanya.

Nilai-nilai nasionalisme di tengah keterbatasan tertuang dalam dialog, gambar, dan alur cerita film. Selain itu, film King dalam hal ini bisa digunakan untuk media pembelajaran tentang arti pentingnya nilai nasionalisme yang merupakan manifestasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga sebuah film dapat digunakan sebagai media pembelajaran di bidang pendidikan.


(10)

Film dapat memberikan dampak positif bagi penontonnya, apabila kita sebagai penonton dapat mengambil pesan yang tertuang dalam film. Implikasi hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Jika penonton dapat memahami makna dan tujuan yang terkandung dalam

film King, maka di dalamnya memuat pesan-pesan positif dan memberikan contoh-contoh dari arti pentingnya pengembangan dan penanaman nilai nasionalisme dan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Sebuah negara akan menjadi negara yang besar, jika setiap warga negara

menyadari akan pentingnya sikap nasionalisme.

3. Film juga dapat mendiskripsikan watak, harkat, dan martabat budaya

bangsa. Maka dengan adanya banyaknya film yang bertemakan pendidikan, maka akan mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa.

4. Jika Sebuah film memiliki berkualitas, maka dapat memberikan manfaat

dan fungsi yang luas bagi bagi penontonya.

5. Jika penonton dapat mengambil nilai positif pada film King, maka film

King sebagai salah satu media penyampai pesan moral yang bersifat informatif serta maupun memberi solusi atas berbagai permasalahan-permasahan yang berkembang di masyarakat.

6. Film yang berkualitas sebagai tontonan dan tuntunan.

Saran

1. Terhadap pembuat film

a. Pembuat film hendaknya dapat menghasilkan sebuah film yang memuat

unsur-unsur pendidikan, agar mempunyai dampak positif bagi penontonnya.

b. Pembuat film harus menyadari akan pentingnya film yang bertema

pendidikan, sehingga akan membangun sebuah karakter bangsa.

c. Pembuat film merupakan faktor terpenting dalam membuat film yang

berkualitas, maka harus berfikir dengan keras untuk membuat sauatu film yang memiliki unsur pendidikan.


(11)

a. Setiap pemirsa yang ingin menyaksikan sebuah film hendaknya dapat memilah dan memilih sebuah film yang mempunyai pesan positif sehingga dapat memberikan sebuah pendidikan yang bermanfaat.

b. Masyarakat merupakan elemen yang penting dalam pemasaran sebuah film,

oleh karena itu masayarakar harus benar-benar pandai dalam memilih film sebagai sebuah tontonan.

3. Terhadap Pemerintah

a. Pemerintah harus memberikan support/ dukungan terhadap insan perfilman

untuk lebih aktif dan kreatif untuk menciptakan sebuah film yang bertema nasionalisme.

b. Pemerintah harus lebih aktif dalam memberikan arahan terhadap pembuat film

agar tidak membuat film yang lebih mengedepankan unsur negatif.

c. Pemerintah harus lebih aktif melaksanakan program pendidikan sadar bangsa

agar generasi memiliki sikap nasionalisme.

d. Pemerintah harus dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa melalui

sosialisasi tentang arti penting nasionalisme dan kesadaran kebangsaan yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda.

e. Pemerintah harus menggalakan film yang bernuansa nasionalisme.

3. Bagi Peneliti Berikutnya

a. Bagi peneliti yang ingin meneliti tentang nasionalisme hendaknya mengambil

film yang berbeda.

b. Peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan film King harus meneliti dengan

tinjauan yang berbeda.

c. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan wawasan dan pengetahuan untuk

mengadakan penelitian tentang nasionalisme.

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bahasa dan


(12)

Anugrah, Wendi. 2011. Konstruksi Wacana Nasionalisme dan Patriotisme pada

Film Merah Putih (Analisis Semiotik pada Film Merah Putih). Skripsi strata

1. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ardianto, Elvinaro dan Lukiarti Komala Erdinaya. 2005. Komunikasi Massa

SuatuPengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Budiyono. 2007. Nilai-Nilai Kepribadian dan Kejuangan Bangsa Indonesia.

Bandung: Alfabeta.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Hamiddi. 2008. Metode penelitian kualitatif aplikasi praktis pembuatan proposal

dan laporan penelitian. Malang: UMM Pres.

http://blognanchoco.blogspot.com/2007/05/semangat-nasionalisme-dan-patriotisme.html. diakses kamis 28 februari 2013 pukul 16:25.

http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalism) . diakses selasa 10 juli 2012 pukul 15.30.

http://megaputrisenyum. blogspot. com/2010/04/materi-kewiraan. html. diakses 16 juli 2012 pukul 20:15.

http://rachmat-didi.blogspot.com/2010/04/nasionalisme-dan-patriotisme.html. diakses 8 november 2012 Pukul 07.59.

http://vimyza.blogspot.com/2010/05/kesadaran.html. diakses selasa 5 juli 2012 pukul 21:45.

Hutauruk. 1983. Azas-azas Ilmu Negara. Jakarta: Erlangga.

Kohn, Hans. 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. Jakarta: Erlangga.

Mariana, Feb. Fedlei. Konstruksi Nilai Nasionalisme dan Patriotisme di Era

Globalisasi (Kajian Semiotik pada Film Naganonar Jadi 2). Skripsi Strata 1.

Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Maryadi dkk. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta: BP-FKIP UMS.

Meleong, Lexy. 2004. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


(13)

. 2007. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Santoso, budi joko. 2007. Pendidikan kewarganegaraan SMK kelas X. Jakarta:

yudhistira.

Sobur, Alex. 2006. Analisisteks media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotic, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Soegito. 2002. Kapita Selekta Pendidikan Pancasila: Untuk Mahasiswa. Jakarta:

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Subadi, Tjipto. 2010. Pendidikan kewarganegaraan (civic education). Surakarta:

Badan Penerbit FKIP-UMS.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

. . 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Toyibin, M. azis dan A. Kosasih Djahiri. 1997. Pendidikan Pancasila. Jakarta:


(1)

HASIL PENELITIAN

Film King film cerita pertama di dunia yang bercerita tentang olah-raga Bulutangkis. King adalah karya perdana dari sutradara Ari Sihasale, seorang aktor senior sekaligus produser yang sukses membuat berbagai film. Film King diproduksi oleh Alenia Productions yang didirikan oleh Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen.

Film King ini mengemas drama keluarga sarat dengan pesan pendidikan, perjuangan, dan nasionalisme. King mengisahkan perjuangan dalam prestasi olah raga dari seorang anak dari desa, dengan kemauan dan latihan yang keras akan membawakan hasil

Analisis pada film King dilakukan dengan menggunakan semiotika Roland Barthes dengan cara menganalisis aspek denotasi, konotasi maupun sinematografinya. Sehingga dapat diketahui nilai nasionalisme dan kesadaran kebangsaan yang termuat dalam film King. Analisis yang merepresentasikan nilai nasionalisme dan kesadaran kebangsaan dalam film King dikelompokan menjadi 3 kategori, antara lain yaitu:

a) Sanggup berkorban untuk bangsa dan negara. b) Mencintai tanah air.

c) Bangga terhadap bangsa dan negara

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan kerangka teori sebagai landasan untuk mengkaji permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini dapat dirumuskan simpulan teori dari hasil penelitian ini sebagai berikut:


(2)

a. Nasionalisme adalah suatu faham kebanggaan dan kecintaan warga Negara terhadap negaranya sehingga dengan kebanggaan tersebut dapat membawa pengaruh yang positif terhadap kemajuan negaranya. Dengan adanya nilai nasionalisme memiliki sikap mencintai negara tempat ia dilahirkan

b. Fungsi dari nasionalisme adalah untuk mencegah terjadinya disintegrasi bangsa sehingga persatuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud. Setiap warga negara harus memiliki kesadaran terhadap nilai nasionalisme yang tertanam dalam diri setiap warga negara.

c. Kesadaran kebangsaan Adalah kesadaran untuk hidup sebagai suatu bangsa dan kesadaran untuk mendahulukan kepentingan bangsa dan Negara daripada kepentingan pribadi. Sehingga dengan begitu seseorang sadar bahwa dirinya adalah anggota atau warga dari bangsanya.

d. Analisis semiotika merupakan suatu teori ilmu komunikasi yang digunakan untuk menganalisis mengenai tanda-tanda yang terdapat pada suatu media massa dalam masyarakat.

2. Kesimpulan Hasil Penelitian

Film King di dalamnya mengandung nilai-nilai dan sikap nasionalisme ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan sikap nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh Guntur sebagai pemeran utama dan tokoh-tokoh lain (pak Tedjo, Raden, Mas Raino), diwujudkan dengan memiliki kecintaan terhadap tanah airnya, memiliki sikap rela berkorban demi bangsa dan negara serta rasa bangga terhadap bangsanya.

Nilai-nilai nasionalisme di tengah keterbatasan tertuang dalam dialog, gambar, dan alur cerita film. Selain itu, film King dalam hal ini bisa digunakan untuk media pembelajaran tentang arti pentingnya nilai nasionalisme yang merupakan manifestasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga sebuah film dapat digunakan sebagai media pembelajaran di bidang pendidikan. Implikasi


(3)

Film dapat memberikan dampak positif bagi penontonnya, apabila kita sebagai penonton dapat mengambil pesan yang tertuang dalam film. Implikasi hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Jika penonton dapat memahami makna dan tujuan yang terkandung dalam film King, maka di dalamnya memuat pesan-pesan positif dan memberikan contoh-contoh dari arti pentingnya pengembangan dan penanaman nilai nasionalisme dan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Sebuah negara akan menjadi negara yang besar, jika setiap warga negara menyadari akan pentingnya sikap nasionalisme.

3. Film juga dapat mendiskripsikan watak, harkat, dan martabat budaya bangsa. Maka dengan adanya banyaknya film yang bertemakan pendidikan, maka akan mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa. 4. Jika Sebuah film memiliki berkualitas, maka dapat memberikan manfaat

dan fungsi yang luas bagi bagi penontonya.

5. Jika penonton dapat mengambil nilai positif pada film King, maka film King sebagai salah satu media penyampai pesan moral yang bersifat informatif serta maupun memberi solusi atas berbagai permasalahan-permasahan yang berkembang di masyarakat.

6. Film yang berkualitas sebagai tontonan dan tuntunan. Saran

1. Terhadap pembuat film

a. Pembuat film hendaknya dapat menghasilkan sebuah film yang memuat unsur-unsur pendidikan, agar mempunyai dampak positif bagi penontonnya. b. Pembuat film harus menyadari akan pentingnya film yang bertema

pendidikan, sehingga akan membangun sebuah karakter bangsa.

c. Pembuat film merupakan faktor terpenting dalam membuat film yang berkualitas, maka harus berfikir dengan keras untuk membuat sauatu film yang memiliki unsur pendidikan.


(4)

a. Setiap pemirsa yang ingin menyaksikan sebuah film hendaknya dapat memilah dan memilih sebuah film yang mempunyai pesan positif sehingga dapat memberikan sebuah pendidikan yang bermanfaat.

b. Masyarakat merupakan elemen yang penting dalam pemasaran sebuah film, oleh karena itu masayarakar harus benar-benar pandai dalam memilih film sebagai sebuah tontonan.

3. Terhadap Pemerintah

a. Pemerintah harus memberikan support/ dukungan terhadap insan perfilman untuk lebih aktif dan kreatif untuk menciptakan sebuah film yang bertema nasionalisme.

b. Pemerintah harus lebih aktif dalam memberikan arahan terhadap pembuat film agar tidak membuat film yang lebih mengedepankan unsur negatif.

c. Pemerintah harus lebih aktif melaksanakan program pendidikan sadar bangsa agar generasi memiliki sikap nasionalisme.

d. Pemerintah harus dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa melalui sosialisasi tentang arti penting nasionalisme dan kesadaran kebangsaan yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda.

e. Pemerintah harus menggalakan film yang bernuansa nasionalisme. 3. Bagi Peneliti Berikutnya

a. Bagi peneliti yang ingin meneliti tentang nasionalisme hendaknya mengambil film yang berbeda.

b. Peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan film King harus meneliti dengan tinjauan yang berbeda.

c. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan wawasan dan pengetahuan untuk mengadakan penelitian tentang nasionalisme.

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bahasa dan


(5)

Anugrah, Wendi. 2011. Konstruksi Wacana Nasionalisme dan Patriotisme pada Film Merah Putih (Analisis Semiotik pada Film Merah Putih). Skripsi strata 1. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ardianto, Elvinaro dan Lukiarti Komala Erdinaya. 2005. Komunikasi Massa

SuatuPengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Budiyono. 2007. Nilai-Nilai Kepribadian dan Kejuangan Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Hamiddi. 2008. Metode penelitian kualitatif aplikasi praktis pembuatan proposal

dan laporan penelitian. Malang: UMM Pres.

http://blognanchoco.blogspot.com/2007/05/semangat-nasionalisme-dan-patriotisme.html. diakses kamis 28 februari 2013 pukul 16:25.

http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalism) . diakses selasa 10 juli 2012 pukul 15.30.

http://megaputrisenyum. blogspot. com/2010/04/materi-kewiraan. html. diakses 16 juli 2012 pukul 20:15.

http://rachmat-didi.blogspot.com/2010/04/nasionalisme-dan-patriotisme.html. diakses 8 november 2012 Pukul 07.59.

http://vimyza.blogspot.com/2010/05/kesadaran.html. diakses selasa 5 juli 2012 pukul 21:45.

Hutauruk. 1983. Azas-azas Ilmu Negara. Jakarta: Erlangga.

Kohn, Hans. 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. Jakarta: Erlangga.

Mariana, Feb. Fedlei. Konstruksi Nilai Nasionalisme dan Patriotisme di Era Globalisasi (Kajian Semiotik pada Film Naganonar Jadi 2). Skripsi Strata 1.

Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.


(6)

. 2007. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Santoso, budi joko. 2007. Pendidikan kewarganegaraan SMK kelas X. Jakarta: yudhistira.

Sobur, Alex. 2006. Analisisteks media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotic, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Soegito. 2002. Kapita Selekta Pendidikan Pancasila: Untuk Mahasiswa. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Subadi, Tjipto. 2010. Pendidikan kewarganegaraan (civic education). Surakarta:

Badan Penerbit FKIP-UMS.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. . 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Toyibin, M. azis dan A. Kosasih Djahiri. 1997. Pendidikan Pancasila. Jakarta: Rineka Cipta.


Dokumen yang terkait

Analisis Semiotik Nilai-Nilai Nasionalisme Dalam Film “Guru Bangsa Tjokroaminoto”

37 231 110

KONTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME PADA FILM Kontruksi Nilai-Nilai Nasionalisme Pada Film (Analisis Isi “Film Soekarno” Untuk Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan).

0 3 12

KONTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME PADA FILM Kontruksi Nilai-Nilai Nasionalisme Pada Film (Analisis Isi “Film Soekarno” Untuk Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan).

0 2 16

KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DALAM SYAIR LAGU Konstruksi Nilai-Nilai Nasionalisme Dalam Syair Lagu (Studi Hermeneutika pada Lagu-Lagu Album Untukmu Indonesiaku dari Cokelat Band).

0 1 15

KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DALAM SYAIR LAGU Konstruksi Nilai-Nilai Nasionalisme Dalam Syair Lagu (Studi Hermeneutika pada Lagu-Lagu Album Untukmu Indonesiaku dari Cokelat Band).

0 1 12

KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DI TENGAH Konstruksi Nilai-Nilai Nasionalisme Di Tengah Keterbatasan (Kajian Analisis Semiotik pada Film King).

0 0 15

PENDAHULUAN Konstruksi Nilai-Nilai Nasionalisme Di Tengah Keterbatasan (Kajian Analisis Semiotik pada Film King).

0 2 6

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME Konstruksi Nilai-Nilai Nasionalisme Dan Patriotisme Pada Syair Lagu Perjuangan Indonesia (Studi Hermeneutika pada Lagu-lagu Perjuangan Ciptaan C. Simanjuntak).

1 6 12

KONSTRUKSI NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME DI ERA GLOBALISASI KONSTRUKSI NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME DI ERA GLOBALISASI (Kajian Semiotik pada Film Nagabonar Jadi 2).

0 0 17

PENDAHULUAN KONSTRUKSI NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME DI ERA GLOBALISASI (Kajian Semiotik pada Film Nagabonar Jadi 2).

0 0 7