PENDAHULUAN Kepemimpinan Kepala SMP Berbasis Prestasi (Studi Situs SMP Al Islam 1 Surakarta).

(1)

1 A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas (Undang-undang sistem pendidikan nasional), menuntut penataan manajemen dalam berbagai jalur dan jenjang pendidikan yang sebelumnya merupakan wewenang pusat ke daerah. Dengan berlakunya otonomi daerah ini, kewenangan bergeser pada sekolah di bawah koordinasi dan pengawasan pemerintah daerah kota dan kabupaten.

Dengan otonomi daerah diharapkan strategi pembangunan pendidikan yang tidak efektif di masa lalu ditinggalkan dan diubah dengan strategi pembangunan pendidikan yang efektif. Strategi tersebut adalah strategi pembangunan pendidikan yang memberdayakan, yang memberikan kepercayaan yang lebih luas, dan mengembalikan wawasan pengelolaan pendidikan kepada sekolah. Peran pemerintah ditekankan pada pelayanan agar proses pendidikan disekolah berjalan secara efektif dan efisien. Peran ini dapat dilakukan oleh semua jenjang pemerintahan baik pusat, propinsi maupun kabupaten atau kota. Dan yang menjadi fokus pembangunan pendidikan adalah sekolah.

Strategi dengan fokus sekolah ini atau yang lebih dikenal dengan manajemen berbasis sekolah (School based management) diharapkan akan


(2)

melahirkan masyarakat belajar. Karena dengan strategi ini maka seluruh jajaran pengelola dan pelaksana pendidikan dituntut untuk terus belajar. Dengan demikian siswa merasa senang karena kebutuhannya selalu bisa direspon dengan baik oleh para pengelola dan pendidik di sekolahnya.

Selama ini akuntabilitas sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat masih sangat rendah. Terlalu kuatnya dominasi pemerintah pusat dan manajemen mikro penyelenggaraan pendidikan di sekolah secara sistematis telah memadamkan akuntabilitas sekolah kepada masyarakat sekitar. Kedudukan masyarakat dan orang tua murid sebagai konsumen pendidikan dengan segala kepentingannnya telah lama diabaikan. Situasi ini harus segera diubah. Sekolah dan guru sudah mendapat kepercayaan dari masyarakat dan orang tua untuk mendidik putra-putrinya, maka seyogyanya sekolah dan guru menunjukkan akuntabilitasnya kepada mereka.

Di lain pihak ada beberapa hal lain yang menghambat perkembangan pendidikan yaitu kurangnya partisipasi masyarakat dan ketidakmampuan sekolah untuk mengikuti perubahan yang terjadi dilingkungannya. Selama ini masyarakat dan orang tua murid jarang diikutsertakan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan sekolah. Dalam hal kemampuan sekolah dalam mengikuti perubahan lingkungan, ketidakmampuan sekolah ini disebabkan karena sekolah terikat dengan rantai komando dari pemerintah pusat.


(3)

Dengan otonomi maka hambatan tersebut berusaha dihilangkan. Dalam wacana ini maka sekolah menjadi fokus dalam pengelolaan pendidikan. Dan karena sekolah menjadi pusatnya maka tentu saja kepala sekolah memiliki tanggungjawab yang amat besar dalam meningkatkan keberhasilan lembaga yang dipimpinnya.

Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah memikul tanggung jawab yang amat besar untuk memenuhi harapan dari berbagai pihak yang terkait. Dengan mengemban tugas pokok mencapai tujuan pokok pendidikan nasional yang telah dijabarkan dalam Undang-undang Pendidikan Nasional, maka kepala sekolah dituntut untuk mampu mengerahkan, mengatur, memberi teladan kepada anak buahnya mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Keberhasilan dan ketidakberhasilan sekolah mencapai tujuan ditentukan oleh berhasil tidaknya kepala sekolah mengatur atau mengelola sekolah atau seluruh potensi sekolah agar berfungsi optimal dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah.

Kepala sekolah merupakan penanggungjawab tunggal di sekolah. Bahkan karena tugasnya yang amat berat, Mulyasa (2003: vi) menyerupakannya dengan tanggung jawab pimpinan di dalam Angkatan Berse jata. Jika dala A gkata Berse jata ada istilah tidak ada prajurit

ya g bersalah , aka dala pe didika pu tidak ada tenaga kependidikan


(4)

padahal sebagian besar kesalahan dan dosa guru adalah kesalahan dan dosa kepala sekolah.

Karena kedudukan kepala sekolah sebagai pemimpin formal tertinggi di sekolah, maka pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh besar dan sangat menentukan kemajuan sekolah. Akan tetapi kepemimpinan kepala sekolah bukanlah satu hal yang mudah dan terjadi demikian saja. Untuk menciptakan kepemimpinan yang efektif diperlukan berbagai prasyarat dan upaya-upaya yang optimal.

Para ahli berpendapat tentang pentingnya pemimpin dalam dinamika organisasi seperti beberapa pendapat sebagai berikut:

1. Kekuatan organisasi terletak pada proses interaksi tiga kekuatan utama, yaitu: kekuatan hubungan pribadi, mutu pola pikir yang ada, serta kekuatan tata nilai yang diterima dan berlaku dalam organisasi yang bersangkutan.

2. Dinamika organisasi sangat ditentukan oleh pola pikir yang dimiliki oleh pimpinan organisasi.

3. Keberhasilan atau kemajuan dalam persaingan perang baik masa dulu maupun sekarang tetap ditentukan oleh pola pikir dan sikap mental komandan atau pemimpin (Wahjosumidjo, 2010: 1)

Poin di atas telah menjelaskan betapa pentingnya peranan pemimpin dan kepemimpinannya dalam suatu organisasi, demikian halnya dengan kepemimpinan kepala sekolah di dalam sebuah sekolah.

Tugas dan peranan kepala sekolah sangat banyak dan kompleks. Kepala Sekolah tidak hanya bertugas memimpin jalannya kegiatan belajar mengajar di sekolah saja, tetapi seorang kepala sekolah juga diharuskan


(5)

mampu membuat berbagai keputusan yang mendukung percepatan tercapainya tujuan sekolah.

Kepala sekolah bertanggung jawab mulai dari mengkoordinasikan fungsi-fungsi pelaporan kenaikan kelas, menyimpan buku catatan, pemeliharaan gedung, dan fungsi-fungsi manajemen. Di sekolah menengah tugas kepala sekolah bertambah dengan tugas memelihara kedisiplinan siswa yang kemudian menjadi peran utama dan tanggung jawab kepala sekolah.

Di luar tugas-tugas administratif ringan seorang kepala sekolah memiliki tugas-tugas yang sangat penting dalam bidang manajemen admninistrasi seperti pengajaran dan pengembangan kurikulum, personel bidang kesiswaan, personel staf, kepemimpinan sekolah, masyarakat, organisasi dan strukturnya, keuangan sekolah dan manajemen bisnis dan lain-lain.

Membuat keputusan juga menjadi tanggung jawab utama bagi kepala sekolah. Bagaimana cara kepala sekolah merumuskan masalah, membedakan antara berbagai jenis keputusan, baik keputusan rutin, heuristik atau keputusan kompromi, menentukan jumlah informasi yang diperlukan dan cara melibatkan berbagai pihak lain dalam pengambilan keputusan serta kemampuannya membuat skala prioritas akan berpengaruh terhadap hasil keputusan yang dibuat dan efektif tidaknya pelaksanaan keputusan tersebut.


(6)

Tanggung jawab kepala sekolah tidak hanya terbatas pada tugas internal sekolah saja tetapi juga tugas di luar sekolah yaitu berhubungan dan berinteraksi dengan masyarakat dan pihak orang tua murid. Untuk menghadapi berbagai pihak dengan berbagai sifat yang berbeda, maka kepala sekolah perlu memiliki kesadaran tentang adanya perbedaan-perbedaan yang terjadi di dalam kelompok yang dihadapi. Mereka harus mengetahui dan mengenal dengan baik orang-orang yang dihadapi. Kepala sekolah harus mampu menjadi mediator antara sekolah dengan masyarakat, dengan menyediakan waktu untuk semua pihak agar bisa berdialog dan membuat kesepakatan dan konsensus yang merefleksikan harapan-harapan masyarakat dan kepala sekolah dan pihak sekolah terhadap sekolah itu sendiri.

Untuk melaksanakan tugas yang banyak dan rumit tersebut, diperlukan seorang kepala sekolah yang profesional. Berpijak dari hal ini, pemerintah telah mengeluarkan suatu standar kualifikasi seorang kepala sekolah/ madrasah yang tertuang didalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 (Depdiknas, 2008). Dalam aturan ini pemerintah memandang perlu adanya standar penentuan kualifikasi seseorang untuk dapat diangkat sebagai kepala sekolah atau madrasah harus memiliki lima kompetensi, yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.


(7)

Satu hal yang perlu disadari bahwa menjadi kepala sekolah yang profesional adalah satu hal yang tidak mudah. Banyak hal yang harus dipahami, banyak hal yang harus dipelajari dan banyak lagi hal yang harus dikuasai. Untuk itu diperlukan keahlian kepemimpinan. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif akan mampu melaksanakan tugas kekepala sekolahan dengan baik dan pada akhirnya mampu mencapai tujuan yang telah digariskan. Sebaliknya kepemimpinan yang tidak efektif akan menyebabkan tidak berhasilnya sebagian atau bahkan tugas kekepalasekolahan dan akhirnya menyebabkan tidak tercapainya sebagian atau seluruh tujuan yang telah ditetapkan.

Kepala sekolah merupakan personel kependidikan yang memiliki peran besar dalam mencapai keberhasilan pengelolaan sekolah. Akan tetapi, pada posisi lain, guru memiliki peran yang besar dalam keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Kualitas kepemimpinan kepala sekolah yang didalamnya termasuk pula kepibadian, ketrampilan dalam menangani masalah yang timbul di sekolah, kemampuan dalam menjalin hubungan antar manusia serta gaya kepemimpinan situasional sangat menentukan dan memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas poses belajar mengajar disekolah. Dalam hal ini keberhasilan kepala sekolah dalam memimpin sekolah tampak dari apa yang dikerjakannya. Hal ini penting untuk dikedepankan karena apa yang telah dikerjakan kepala sekolah melalui kebijaksanaan yang telah ditetapkan akan mempengaruhi kondisi fisik dan


(8)

psikis guru dan karyawan lainnya. Guru akan dapat melaksankan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab apabila ia merasa puas terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu, efektivitas kepemimpinan kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan pengelolaan sekolah.

Salah satu sekolah yang cukup berhasil dalam melakukan penjaminan mutu adalah SMP Al Islam 1 Surakarta. Hal ini tercermin dalam salah satu butir kebijakan mutu yang dicanangkan sekolah ini. Pada point

perta a kebijaka utu, dike ukaka bahwa sekolah berkomitmen untuk

menjalankan sistem manajemen mutu terstruktur yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ISO 9001:2008 . Komitmen tersebut tentunya membutuhkan suatu kepemimpinan yang dapat memastikan bahwa sasaran mutu dapat tercapai dengan baik.

Dalam pelaksanaannya, kebijakan penjaminan mutu tersebut tidak semudah yang dibayangkan. Adalah peranan kepala sekolah yang dapat mendorong seluruh warga sekolah untuk ikut mewujudkan tercapainya standar mutu yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Firestone dan Riehl (Robinson, 2006: 63) yang mengatakan sebagai berikut:

In the past, educational leaders were judged routinely on their effectiveness in managing fiscal, organizational, and political conditions in their schools and school systems. In essence, they were expected simply to set the stage for student learning. Now leaders are increasingly being held accountable for the actual perfor a ce of those u der their charge…Gi e gro i g expectations that leaders can and should influence learning, it is important to understand how leadership, learning, and equity are linked (Robinson, 2006: 63)


(9)

Beberapa studi di Indonesia telah disurvey oleh Achmady dan Dedy Syupriadi (2005) menunjukkan betapa pentingnya peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan pendidikan di sekolah seperti berikut ini: 1. Ciri kehidupan sekolah yang mutunya baik dan mutunya kurang baik di

sekolah berkaitan dengan mutu kepemimpinan kepala sekolah.

2. Survei di puluhan sekolah menunjukkan bahwa sekolah yang mutunya baik dan memiliki preferensi yang tinggi di masyarakat memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan sekolah yang mutunya biasa alam hal gairah belajar siswa, motivasi guru, hasil belaja, dan iklim sekolah secara keseluruhan. Ciri-ciri tersebut diatribusikan oleh kepemimpinan kepala sekolah.

Mengingat peran sentral kepala sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan di sekolah, maka akan sangat bermanfaat sekali untuk mengetahui pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah. Dengan meneliti kepemimpinan kepala sekolah maka akan diketahui perilaku-perilaku kepala sekolah yang mendukung efektivitas kepemimpinannya dan pada akhirnya pengetahuan yang didapat dapat mendorong peningkatan efektivitas kepemimpinan. Mengingat pentingnya kepemimpinan kepala sekolah, maka penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian tentang kepemimpinan kepala sekolah berbasis prestasi (Studi kasus di Sekolah Menengah Pertama Al-Islam I Surakarta).


(10)

B. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah berbasis prestasi di Sekolah Menengah Pertama Al- Islam I Surakarta. Fokus ini selajutnya dijabarkan ke dalam sub fokus sebagai berikut.

1. Bagaimana kepala sekolah dalam mengelola Sumberdaya Manusia berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta?

2. Bagaimana kepala sekolah dalam mengelola sarana prasarana berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta?

3. Bagaimana kepala sekolah dalam mengelola pembiayaan berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kepemimpinan kepala sekolah berbasis prestasi di Sekolah Menengah Pertama Al- Islam I Surakarta. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Kepala sekolah dalam mengelola Sumberdaya Manusia berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta.

2. Kepala sekolah dalam mengelola sarana prasarana berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta.

3. Kepala sekolah dalam mengelola pembiayaan berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta.


(11)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik yang bersifat praktis maupun teoretis. Manfaat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Bagi Yayasan

a. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi Yayasan untuk dijadikan sebagai tambahan informasi tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam menjamin mutu pendidikan.

b. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi Yayasan untuk dijadikan sebagai contoh pengembangan model kepemimpinan berbasis prestasi.

2. Bagi Kepala Sekolah

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi kepala sekolah untuk dijadikan model kepemimpinan yang berbasis prestasi.

b. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kepala sekolah untuk menambah wawasan tentang kepemimpinan berbasis prestasi.

3. Bagi Lembaga Terkait

a. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai tambahan informasi untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan kepala sekolah.

b. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan gambaran dan pengetahuan mengenai praktek kepemimpinan kepala sekolah


(12)

dan keterkaitannya dengan aktivitas yang dilakukan oleh Kepala Sekolah guna meningkatkan prestasi sekolah

E. Definisi Istilah

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan adalah kecakapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing, meyakini serta untuk mengajak para anggota masyarakat agar mau bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan oraganisasi secara efektif dan efisien. Kepala sekolah adalah seseorang yang memimpin di sekolah baik negeri maupun swasta sebagai penggerak dan penentu arah untuk mencapai tujuan sekolah. Dengan demikian maka kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan untuk membimbing dan mengarahkan yang dilakukan oleh kepala sekolah sehingga sekolah dapat mencapai tujuan oraganisasi secara efektif dan efisien.

2. Pengelolaan SDM

Pengelolaan Sumber Daya Manusia merupakan suatu seni yang mengatur proses pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial dan sangat menentukan dalam suatu organisasi, dan perlu


(13)

terus dikembangkan sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi maupun bagi pengembangan dirinya.

3. Pengelolaan Sarana Prasarana

Pengelolaan Sarana Prasarana adalah merupakan salah satu bidang kajian manajemen sekolah atau manajemen pendidikan dan sekaligus menjadi tugas pokok manajer sekolah atau kepala sekolah. Prasarana pendidikan di sekolah bisa di klasifikasikan menjadi dua macam prasarana pendidikan. Pertama, prasarana pendidikan yang scara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, ruang laboratorium, kedua, prasarana pendidikan yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi sangat menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar, seperti ruang kantor sekolah dan lain-lain.

4. Pengelolaan Pembiayaan

Pengelolaan keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian.


(1)

psikis guru dan karyawan lainnya. Guru akan dapat melaksankan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab apabila ia merasa puas terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu, efektivitas kepemimpinan kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan pengelolaan sekolah.

Salah satu sekolah yang cukup berhasil dalam melakukan penjaminan mutu adalah SMP Al Islam 1 Surakarta. Hal ini tercermin dalam salah satu butir kebijakan mutu yang dicanangkan sekolah ini. Pada point perta a kebijaka utu, dike ukaka bahwa sekolah berkomitmen untuk menjalankan sistem manajemen mutu terstruktur yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ISO 9001:2008 . Komitmen tersebut tentunya membutuhkan suatu kepemimpinan yang dapat memastikan bahwa sasaran mutu dapat tercapai dengan baik.

Dalam pelaksanaannya, kebijakan penjaminan mutu tersebut tidak semudah yang dibayangkan. Adalah peranan kepala sekolah yang dapat mendorong seluruh warga sekolah untuk ikut mewujudkan tercapainya standar mutu yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Firestone dan Riehl (Robinson, 2006: 63) yang mengatakan sebagai berikut:

In the past, educational leaders were judged routinely on their effectiveness in managing fiscal, organizational, and political conditions in their schools and school systems. In essence, they were expected simply to set the stage for student learning. Now leaders are increasingly being held accountable for the actual perfor a ce of those u der their charge…Gi e gro i g expectations that leaders can and should influence learning, it is important to understand how leadership, learning, and equity are linked (Robinson, 2006: 63)


(2)

Beberapa studi di Indonesia telah disurvey oleh Achmady dan Dedy Syupriadi (2005) menunjukkan betapa pentingnya peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan pendidikan di sekolah seperti berikut ini: 1. Ciri kehidupan sekolah yang mutunya baik dan mutunya kurang baik di

sekolah berkaitan dengan mutu kepemimpinan kepala sekolah.

2. Survei di puluhan sekolah menunjukkan bahwa sekolah yang mutunya baik dan memiliki preferensi yang tinggi di masyarakat memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan sekolah yang mutunya biasa alam hal gairah belajar siswa, motivasi guru, hasil belaja, dan iklim sekolah secara keseluruhan. Ciri-ciri tersebut diatribusikan oleh kepemimpinan kepala sekolah.

Mengingat peran sentral kepala sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan di sekolah, maka akan sangat bermanfaat sekali untuk mengetahui pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah. Dengan meneliti kepemimpinan kepala sekolah maka akan diketahui perilaku-perilaku kepala sekolah yang mendukung efektivitas kepemimpinannya dan pada akhirnya pengetahuan yang didapat dapat mendorong peningkatan efektivitas kepemimpinan. Mengingat pentingnya kepemimpinan kepala sekolah, maka penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian tentang kepemimpinan kepala sekolah berbasis prestasi (Studi kasus di Sekolah Menengah Pertama Al-Islam I Surakarta).


(3)

B. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah berbasis prestasi di Sekolah Menengah Pertama Al- Islam I Surakarta. Fokus ini selajutnya dijabarkan ke dalam sub fokus sebagai berikut.

1. Bagaimana kepala sekolah dalam mengelola Sumberdaya Manusia berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta?

2. Bagaimana kepala sekolah dalam mengelola sarana prasarana berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta?

3. Bagaimana kepala sekolah dalam mengelola pembiayaan berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kepemimpinan kepala sekolah berbasis prestasi di Sekolah Menengah Pertama Al- Islam I Surakarta. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Kepala sekolah dalam mengelola Sumberdaya Manusia berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta.

2. Kepala sekolah dalam mengelola sarana prasarana berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta.

3. Kepala sekolah dalam mengelola pembiayaan berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta.


(4)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik yang bersifat praktis maupun teoretis. Manfaat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Bagi Yayasan

a. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi Yayasan untuk dijadikan sebagai tambahan informasi tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam menjamin mutu pendidikan.

b. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi Yayasan untuk dijadikan sebagai contoh pengembangan model kepemimpinan berbasis prestasi.

2. Bagi Kepala Sekolah

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi kepala sekolah untuk dijadikan model kepemimpinan yang berbasis prestasi.

b. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kepala sekolah untuk menambah wawasan tentang kepemimpinan berbasis prestasi.

3. Bagi Lembaga Terkait

a. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai tambahan informasi untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan kepala sekolah.

b. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan gambaran dan pengetahuan mengenai praktek kepemimpinan kepala sekolah


(5)

dan keterkaitannya dengan aktivitas yang dilakukan oleh Kepala Sekolah guna meningkatkan prestasi sekolah

E. Definisi Istilah

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan adalah kecakapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing, meyakini serta untuk mengajak para anggota masyarakat agar mau bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan oraganisasi secara efektif dan efisien. Kepala sekolah adalah seseorang yang memimpin di sekolah baik negeri maupun swasta sebagai penggerak dan penentu arah untuk mencapai tujuan sekolah. Dengan demikian maka kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan untuk membimbing dan mengarahkan yang dilakukan oleh kepala sekolah sehingga sekolah dapat mencapai tujuan oraganisasi secara efektif dan efisien.

2. Pengelolaan SDM

Pengelolaan Sumber Daya Manusia merupakan suatu seni yang mengatur proses pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial dan sangat menentukan dalam suatu organisasi, dan perlu


(6)

terus dikembangkan sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi maupun bagi pengembangan dirinya.

3. Pengelolaan Sarana Prasarana

Pengelolaan Sarana Prasarana adalah merupakan salah satu bidang kajian manajemen sekolah atau manajemen pendidikan dan sekaligus menjadi tugas pokok manajer sekolah atau kepala sekolah. Prasarana pendidikan di sekolah bisa di klasifikasikan menjadi dua macam prasarana pendidikan. Pertama, prasarana pendidikan yang scara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, ruang laboratorium, kedua, prasarana pendidikan yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi sangat menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar, seperti ruang kantor sekolah dan lain-lain.

4. Pengelolaan Pembiayaan

Pengelolaan keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian.