IMPLEMENTASI PENGAWASAN MELEKAT DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN : Studi Kasus di kota Bogor taahun 1999/2000.

IMPLEMENTASI PENGAWASAN MELEKAT DAN
DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
( Studi Kasus di kota Bogor taahun 1999/2000)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian
Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan

o

CO

o

#
O
L
E

H

H. AKOS. KM
NIM. 999483

PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2001

DISETUJUI DAN DISAHKAN UNTUK
UJIAN TAHAP II

OLEH

PEMBIMBING I

PROF. DR. H. DJAM'AN SATORI, MA.

PEMBIMBING II


PROF. DR. H. DEDI SUPRIADI

PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2001

DISETUJUI DAN DISAHKAN

O
L

E
H

KETUA PROGRAM STUDI

ADMINISTRAjft PENDIDIKAN


PROF. DR. H. mABINS

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2001

11

IP

ABSTRAK

\s^st**>sV'

IMPLEMENTASI PENGAWASAN MELEKAT DAN
DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
(Studi Kasus di Kota Bogor, 1999/2000

Oleh: H. Akos KM.

Kepampuan manajemen kepemimpinan tidak hanya bias
mempengaruhi bawahannya, melainkan bagaimana seorang pemimpin
mampu menjadi pengendali bagi keberlangsungan organisasi yang
dipimpinnya. Pengendalian yang dimaksudkan dapat berupa
kemampuan pemimpin dalam mengadakan pengawasan kepada
bawahannya. Pengawasan merupakan usaha atau kegiatan untuk
mengetahui dan menilai pelaksanaan tugas atau kegiatan apakah sesuai
dengan semestinya atau tidak (Soejatmo, 1986).
Pengawasan merupakan suatu proses yang

mana

seorang

pemimpin perlu mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau

kebijakan yang telah ditentukannya (Handayaningrat, 1994). Begitu pula

di Kantor pendidikan nasional, pengawasan itu telah dilaksanakan oleh
pihak pimpinan terhadap bawahannya.

Standar kinerja pada jabatan tertentu diarahkan untuk
meningkatkan kualitas kinerja dalam upaya meningkatkan kualitas
sumber daya manusia khususnya sebagai aparatur pendidikan pada
umumnya.

Mengacu pada uraian di atas, berikut dikemukakan permasalahan

yang akan diteliti, yaitu Bagaimana Implementasi pengawasan melekat
dampaknya terhadap kinerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran
di kota Bogor ?

Tujuan penelitian yang hendak diteliti yaitu untuk mengetahui
dampak pengawasan melekat dan manajamen kepemimpinan terhadap
kinerja karyawan kantor dinas pendidikan nasional kota Bogor. Setelah
diketahui dampaknya. Setelah diketahui dampaknya, maka diberikan
saran sebagai masukan bagi pihak-pihak yang berwenang dengan
masalah yang diteliti.


Metode yang digunakan adalah deskriptif, adapun sampel
penelitiannya sebanyak 65 orang. Alat pengumpul data yang digunakan
adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara.

Dari hasil penelitian berkenaan dengan pengawasan melekat di
kantor dinas pendidikan dan pengajaran kota Bogor menunjukkan

jdr

_.

kategori cukup baik. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar karyawan telah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Sebagaimana dirunjukkan dengan kemampuan para karyawan dalam
mengembangkan kemampuannya, ketekunan, kepatuhan atau ketaatan
melaksanakan tugas. Ketentuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan
secara umum telah dilaksanakan dengan cukup baik. Kondisi lingkungan
kantor dinas pendidikan dan pengajaran kota Bogor secara umum


cenderung telah memenuhi standar yang ditetapkan.
Secara umum unjuk kerja yang ditunjukkan oleh karyawan dinas

pendidikan dan pengajaran kota Bogor termasuk ke dalam kategori cukup
baik. Sebagaimana dilihat dalam menempatkan karyawan yang sesuai
dengan keahliannya masih cenderung kurang mendapatkan perhatian.
Hasil wawancara diketahui bahwa diangkatnya karyawan dalam bidang

itu tidak hanya dipertimbangkan melalui keahliannya melainkan
kecakapan dan kemampuan yang dimilikinya berdasarkan pengalaman
yang telah dilaluinya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengawasan melekat
dan unjuk kerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran kota Bogor,

yaitu usia, pendidikan, pengalaman kerja, dan pengalaman mengikuti
penataran.

Hasil perhitungan dengan menggunakan teknik pengujian statistik


yang dilakukan yaitu teknik pengujian korelasi rank Spearman. Dari hasil
perhitungan diperoleh bahwa korelasi antara variabel Xdengan Ysebesar
0,496 dan signifikan pada a = 0,05. Adapun dampaknya sebesar 24,60%

tersebut mengandung arti bahwa kinerja karyawan dinas pendidikan
nasional kota Bogor dipengaruhi oleh variabel pengawasan melekat
sebesar 24,60%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 75,40% dipengaruhi oleh
faktor lainnya.

Pengawasan melekat yang dilaksanakan oleh pimpinan merupakan
fungsi yang harus dijalankan sebagai fungsi manajemen dan sekaligus
sebagai strategi dalam meningkatkan kinerja karyawannya.

DAFTARISI
Halaman

PERSETUJUAN PEMBIMBING

i


PENGESAHAN DARI KETUA PROGRAM STUDI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
PERNYATAAN

ii
iii
iv

KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI

x

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
BAB I


BAB II

v

vii
xii
xiii
xiv

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

D. AnggapanDasar

8
10

E. Sistematika Penulisan

11

LANDASAN TEORETIK

A. Konsep dan Proses Manajemen
1. Pengertian Administrasi dan Manajemen
2. Proses Manajemen
B. Kepemimpinan dalan Kegiatan Pengawasan
1. Pengertian Kepeimpinan
.2. Pendekatan Kepemimpinan
3. Gaya atau Tipe Kepemimpinan

C. Kemampuan ManajerialPimpinan dalam
Meningkatkan Pembinaan dan Pengaruhnya

12
12
16
21
21
28
30

31

terhadap penampilan Kerja

D. Konsep Pengawasan Melekat
1. Pengertian Pengawasan
2. Prinsip Pengawasan
3. FilosofiPengawasan
4. Jenis-jenis Pengawasan
5. Kebijaksanaan Di Bidang Pengawasan
6. Tatacara Pengawasan
7. Pengawasan Melekat
8. Efeektivitas Pengawasan
F. Hasil Penelitian yang Relevan

33
33
39
48
50
55
o7
58
65
76

BAB IE

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasiona

80

B. Populasi danSampel Penelitian

84

C. Metode Penelitan

85

D. Teknik Pengumpulan Data

86

E. Pengembangan AlatPengumpul Data
F. Uji Coba Instrumen Pengungkap Data

87
89

G. Teknik Analisis Data

91

H. Waktu Penelitian

93

HASIL PENELHIAN DAN PEMBAHASANNYA

A. Hasil Penelitian

94

1. Gambaran pengawasan melekat yang dilakukan
oleh pihak pimpinan kantor dinas pendidikan

94

nasional di Kota Bogor

2. Gambaran kinerja karyawan kantor dinas
pendidikan nasional di Kota Bogor
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam

pelaksanaan

pengawasan

dilaksanakan

di

kantor

melekat
dinas

yang

100

104

pendidikan

nasional Kota Bogor

4. Dampak pengawasan melekat terhadap kinerja
karyawan kantor dinas pendidikan nasional di

107

kota Bogor

5. Angka Partisipasi Pendidikan di Kota Bogor
B. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V

108
HO

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

116

B. Implikasi

118

C. Rekomendasi

122

DAFTAR PUSTAKA

124

LAMPIRAN-LAMPIRAN

126

XI

DAFTAR TABEL

Tabel
1.3

2.3

1.4

2.4

Halaman
Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Pengawasan Melekat

88

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kinerja Karyawan
pendidikan dan pengajaran kota Bogor

89

Persentase setiap Item Pernyataan Variabel
Pengawasan Melekat yang Dilakukan Pimpinan ...

95

Persentase Setiap Item Pernyataan Variabel Kinerja
Karyawan Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota

102

Bogor

3.4

Gambaran Usia Responden

104

4.4

Gambaran Pendidikan Yang Telah Dipempuh
Responden

105

5.4

Gambaran Pengalaman Kerja Responden

105

6.4

Gambaran Pengalaman Mengikuti Penataran

sebagai Penunjang sebagai Pegawai Struktural....
7.4

106

Penataran Kepemimpinan sebagai Jabatan
Struktural

106

xli

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

1.2

Proses Manajemen

21

2.2

Tahap-Tahap Perkembangan Pandangan Tentang
Model Motivasi/Menggerakkan Dalam
Hubungannya Dengan Teori Administrasi/
Manajemen

25

1.4

Gambaran Pengawasan Melekat

94

2.4

Gambaran Umum Kinerja Karyawan
Pendidikan dan Pengajaran Kota Bogor

xiii

Dinas

101

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan manusia di dalam suatu organisasi tidak akan terlepas

dari adanya unsur kepemimpinan dan pengawasan yang dilakukan oleh
pemimpin. Kedua unsur itu merupakan bagian dari usaha untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya pemimpin, suatu

organisasi akan mampu berjalan dengan baik, apalagi ditunjang dengan
adanya pengawasanyang dilakukan oleh pimpinan.

Kepemimpinan dalam suatu organisasi penting adanya. Dikatakan
demikian, karena dengan adanya pemimpin organisasi itu akan dapat
dikendalikan.

bahwa

Hal ini ditegaskan oleh Siagian (1994: 4) menyatakan

"mutu kepemimpinan

dalam

organisasi

terlihat dalam

kemampuannya untuk menghilangkan berbagai bentuk ancaman yang
dapat menjadi penghalang bagi keberhasilan organisasi mencapai tujuan
dan berbagai sasarannya".

Begitu besar peran kepemimpinan dalam organisasi, sehingga
pemimpin diperlukan mampu mengendalikan berbagai ancaman yang
bisa menghambat kelancaran jalannya organisasi yang dipimpinnya.
Disinilah pentingnya peran seorang pemimpin untuk melaksanakan

pengawasan secara terus - menerus / kontinue. Melalui peranan ini akan
tercipta nuansa organisasiyang kondusif.

Fenomena yang terjadi menjelang perubahan abad menunjukkan
bahwa seorang pemimpin sangat menetukan terus bereksistensinya

organisasi dalam dunia yang berubah terus menerus tersebut (Covey
dalam Susanto, 1998: 266).

Perilaku pemimpin sebagai manajer

hendaknya berfungsi sebagai pemberi sumber (Depdikbud, 1999).
Kepampuan manajemen kepemimpinan tidak hanya seperti yang

diungkapkan di atas, melainkan bagaimana seorang pemimpin mampu

menjadi pengendali bagi keberlangsungan organisasi yang dipimpinnya.
Pengendalian yang dimaksudkan dapat berupa kemampuan pemimpin
dalam mengadakan pengawasan kepada

bawahannya. Pengawasan

merupakan usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai
pelaksanaan tugas atau kegiatan apakah sesuai dengan semestinya atau
tidak (Soejatmo, 1986).
Pengawasan merupakan suatu

proses yang mana seorang

pemimpin perlu mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau

kebijakan yang telah ditentukannya (Handayaningrat, 1994). Begitu pula
di Kantor dinas pendidikan dan pengajaran di kota Bogor, pengawasan
itu telah dilaksanakan oleh pihak pimpinan terhadap bawahannya.

Di dinas pendidikan dan pengajaran pengawasan sering disebut

dengan istilah pengawasan melekat Pengawasan melekat ini bagiseorang
pimpinan eselon tiga di Daerah Tingkat II merupakan suatu sistem

kegiatan yang tidak terpisahkan dari pekerjaan rutin. Hal ini perlu
diupayakan secara terus menerus untuk meningkatkan kualitas
pelaksanaannya, oleh karena itu pengawasan seorang manajer harus
mengutamakan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan tugas serta

dapat diwujudkan dengan baik dan benar sehingga efisiensi dan
efektivitas

pengelolaan

pengawasan

melekat

mendesak

segera

diwujudkan, karena akan menjadi gaya dukung dalam pelaksanaan tugas
dalam misi dan visi seorang pimpinan untuk menghadapi era globalisasi.

Proses

pengawasan

bisa

dilakukan

dengan

multimedia

dikarenakan dapat dipengaruhi oleh banyak aspek. Dalam manajemen

strategis seorang pimpinan unit kerja dapat melaksanakan pengawasan
termasuk ke dalam pelaksanaan kinerja seorang supervisor pada setiap

jenjang pimpinan baik di daerah maupun di tingkat pusat

Mengenai konteks tentang pengawasan perlu memperhatikan
aspek-aspek ukuran dari pengawasan melekat dan kinerja seorang

manajer perlu dikombinasikan. Demikian juga adaptive strategic, dan real
time control akan menjadi perlindungan bersama. Pada hal-hal tertentu
salah satu dari pendekatan itu tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama

lainnya. Lebih jelasnya dikemukakan Supriadi (1997) menyatakan bahwa
ruangan lingkup pengawasan melekat meliputi segala kegiatan yang

bertujuan untukmengidentifikasikan, memantau, menilai, dan melakukan
diagnosis terhadap apa yang terjadi dalam proses pengawasan tugas kerja
lingkup kantor sampai nasional.
Oleh karena itu pengawasan seorang pimpinan mempunyai

kedudukan yang strategis dan penting dalam pengawasan pada semua

tingkatan, maka sudah menjadi keharusan bagi pemerintah untuk
mendorong secara terus menerus menjadikan para pegawai di daerah
maupun di pusat memiliki tenaga yang handal dan profesional dalam
menjalankan tugas masing-masing.

Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk mewujudkan hal

tersebut khususnya pada proses pengawasan dalam lingkup mikro atau
makro adalah melalui kebijakan fungsionalisasi jabatan. Dalam analisis

jabatan seorang pimpinan ditetapkan sebagai pejabat memiliki tanggung
jawab dan standar kinerja tertentu.

Standar kinerja

pada

jabatan tertentu diarahkan untuk

meningkatkan kualitas kinerja dalam upaya meningkatkan kualitas

sumber daya manusia khususnya sebagai aparatur pendidikan pada
umumnya.

Fungsi kepegawaian pada semua jenjang dinas pendidikan dan
pengajarandi daerah maupun di pusat kinerja perlu dioptimalkan sebagai

sarana untuk memacu para pegawai dengan mengutamakan pengawasan
pada aspek akademik administratif.

Berkenaan dengan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti

permasalahan dengan judul *'Implementasi Pengawasan Melekat dan

Dampaknya terhadap Kinerja Karyawan Dinas Pendidikan dan Pengajaran"
(Studi Kasus di Kota Bogor tahun 1999/2000).

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Pengelolaan

dan

pengembangan

difokuskan

pada

pola

pengembangan oleh para pembina struktural pada tingkat Dinas
Pendidikan Nasional di Propinsi Jawa Barat yang diselenggarakan oleh
pemimpin. Pengelolaan dan pengembangan ini dilakukan dengan cara
melaksanakan

pengawasan

terhadap

kinerja

karyawan.

Melalui

pengawasan yang diterapkan sebagai manifestasi kegiatan manajemen
kepemimpinan, diharapkan dapat diperolehnya data yang berkenaan
dengan

kinerja yang

dilaksanakan

oleh

karyawannya.

Dikatakan

demikian, karena pengawasan merupakan serangkaian kegiatan yang

bersifat sebagai pengendalian yang terus menerus dilakukan oleh atasan

langsung terhadap bawahannya, secara preventiv dan represiv agar
pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien
sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku (Instruksi Presiden RI No. 1/1989).

Dari

instruksi

tersebut

terlihat

bahwa

fungsi

manajemen

kepemimpinan diantaranya adalah pengawasan yang dilakukan oleh
atasan langsung terhadap bawahannya. Instruksi itu sejalan dengan

pendapat Siagian (1982) yang menyatakan bahwa ''pengawasan adalah
proses pengamatan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi
untuk mengetahui dan menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang
dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya".

Proses pengawasan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam

manajemen kepemimpinan. Moore (1964) mengemukakan bahwa

"pengawasan adalah tindakan-tindakan yang saling berkaitan untuk
mengikuu' dan memperbaiki kegiatan". Dimana pengawasan tidak hanya
terkait dengan pelaporan, penyajian informasi, dan penilaian terhadap

jalannya suatu program, melainkan mencakup pula tindakan untuk
mengendalikan kegiatan ke arah tujuan yang akan dicapai. Sejalan dengan
itu Connor (1974: 44) menjelaskan bahwa pengawasan merupakan suatu

tahapan pengelolaan dan berfungsi untuk menata dan memelihara

kegiatan organisasi yang menggunakan sumber-sumber terbatas untuk
mencapai hasil-hasil yang diharapkan.
Uraian di atas memberikan jaminan bahwa kegiatan manajemen

kepemimpinan dimungkinkan akan terhambat manakala tidak adanya

proses pengawasan yang dilakukan oleh pihak manajemen terhadap

7

program yang telah ditetapkannya agar dapat dilaksanakan oleh
bawahannya. Sebagaimana Longenecher (1973: 513) mengemukakan bahwa
"tanpa pengawasan, pengelola (pihak manajemen) tidak akan merasa

terjamin bahwa semua unsur organisasi yang menjafi tanggung jawabnya
dapat melakukan kegiatan sebaik mungkin dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan".

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang dikemukakan di atas,

berikut dikemukakan permasalahan yang akan diteliti, yaitu Bagaimana

Implementasi pengawasan melekat dampaknya terhadap kinerja
karyawan dinas pendidikan dan pengajarandi kota Bogor ?
Mengacu kepada rumusan masalah umum di atas, maka
dikemukakan permasalahan penelitian secara khusus seperti berikut

1. Apakah pengawasan melekat yang dilakukan pihak pimpinan dinas

pendidikan dan pengajaran di Kota Bogor berjalan secara efektif ?

2. Bagaimana kinerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran kota

• Bogor berkenaan dengan pengawasan melekat yang diterapkan oleh
pihak pimpinan ?

3. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pengawasan melekat,

yang dapat meningkatkan kinerja para karyawan dinas pendidikan
dan pengajaran kota Bogor dimasa yang akan datang?

4. Bagaimana dampak pengawasan melekat terhadap kinerja karyawan
dinas pendidikan dan pengajaran di kota Bogor ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui dampak

pengawasan melekat dan manajamen kepemimpinan terhadap kinerja

karyawan kantor dinas pendidikan nasional kota Bogor. Setelah diketahui
dampaknya, maka diberikan saran sebagai masukan bagi pihak-pihak
yang berwenangdengan masalahyang diteliti.
Secara operasional tujuan penelitian dijabarkan seperti berikut
(a) Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pengawasan

melekat yang dilakukan oleh kepala dinas pendidikan dan
pengajaran Kota Bogor.

(b) Memperoleh gambaran tentang manajemen kepemimpinan dinas
pendidikan nasional di Kota Bogor.

(c) Memperoleh gambaran tentang faktor pendukung yang menjadi
kekuatan dan peluang dalam pengawasan melekat dapat

meningkatkan kedisiplinan para pegawai di masa yang akan datang
pada dinas pendidikan dan pengajarandi Kota Bogor.

(d) Memperoleh gambaran tentang faktor-faktor menjadi penghambat

dalam pelaksanaan pengawasan melekat yang dilaksanakan di dinas
pendidikan dan pengajaran Kota Bogor.

(e) Memperoleh gambaran tentang Implementasi pengawasan melekat
dan dampaknya kinerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran
di kota Bogor

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi Dinas

Pendidikan dan Pengajaran di Kota Bogor dalam melaksanakan

pengawasan kepada karyawannya, sehingga para karyawan Dinas
Pendidikan dan Pengajaran di Kota Bogor dapat meningkatkan
kinerjanya.

Dari hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat serta

gambaran dalam peleksanaan pengawasan melekat dan manajemen

kepemimpinan yang dilaksanakan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan
Pengajaran di Kota Bogor.

Penelitian sangat diharapkan dapat memberikan dampak yang

positif, serta memberikan informasi dalam menentukan alternatif positif
dan solusi terhadap pemecahan masalah. Sehingga penelitian dapat
memberikan salah satu pemikiran dalam upaya mengembangkan sumber

daya manusia di masa yang akan datang, khususnya bagi para pembina
struktural
Bogor.

adminsitratif di Dinas Pendidikan dan pengajaran di Kota

D. Anggapan Dasar

^SS

Untuk mewujudkan supervisi yang handal dan berkualitas,

seyogyanya dapat dilakukan pengelolaan tenaga pendidikan dengan
penerapan prinsip-prinsip manajemen sumber daya manusia.

Manajemen sumber daya manusia merupakan fungsi dan aktivitas

pengawasan dalam suatu organisasi dengan pengakuan pada pentingnya
tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang vital dan memberikan

kontribusi terhadap tercapainya tujuan organisasi serta terjaminnya
pemerataan sumber daya manusia secara efektif dan adil demi

kemaslahatan individu, organisasi dan masyarakat

Dalam menentukan tujuan kebutuhan tertentu perlu adanya
langkah awal berupa penaksiran kebutuhan. Penaksiran kebutuhan

adalah diagnosa masalah sekarang dan tantangan masa depan yang harus
di atasi oleh pelatihan dan pengembangan.
Kepala Dinas Pendidikan sebagai salah satu aktor pelaksana akan
berhubungan dengan perumus kebijakan berdasarkan hirarki pembuatan
kebijakan

merancang

dan

membangun struktur

teknikal

kepada

pelaksana, sedangkan pelaksana mendukung gagasan tersebut dengan

melaksanakannya berdasarkan kemmapuan teknikalnya. Agar kebijakan
ini dapat dilaksanakan maka pelaksana harus menterjemahkan tujuan
kebijakan. Perumus kebijakan secara jelas menyusun struktur komando
melalui penerbitan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pelaksana

11

jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya, sebagai dasar
bagi para pelaksana menterjemahkan tujuan kebijakan dimaksud.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan ini dalam bentuk tesis. Adapun sistematikanya
mencakup:

Bab I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, identifikasi dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, anggapan dasar,
hipotesis dan sistematika penulisan.
Bab II berisi Kajian teoritis yang akan menguraikan bahasan
mengenai aktivitas pengawasan melekat Kepala dinas pendidikan dan

pengajaran dalam memperlancar mobilitas pekerjaan rutin di Kota Bogor.
Bab III metodologi penelitian yang di dalamnya dikemukakan
mengenai populasi dan sampel, definisi operasional, metode penelitian,
prosedur penelitian, analisis dan teknik penelitian.
Bab IV Deskripsi hasil penelitian dan pembahasannya

Bab V Kesimpulan dan rekomendasi bagi pihak-pihak yang terkait
Demikianlah sistematika penulisan tesis ini semoga dapat

memberikan gambaran yang jelas berkenaan dengan laporan hasil
penelitian yang akan dilaksanakan.

, ,*£N
_ PENn. \.
I s

^ rut r „>
, Wit al" „

3w^v
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Pengawasan melekat adalah segala usaha atau kegiatan untuk
mengetahui dan menilai pelaksanaan tugas atau kegiatan apakah sesuai
dengan semestinya (Soejatmo, 1986). Lebih jelas yang dimaksud dengan

pengawasan melekat dapat dilihat dari Instruksikan Presiden RI No.
1/1989, yaitu serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian

yang terus menerus dilakukan oleh atasan langsung terhadap
bawahannya, secara preventif dan represif agar pelaksanaan tugas
bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana
kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sejalan dengan pengertian di atas, Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara mengeluarkan keputusan dengan nomor 19/MENPAN/
1996 bahwa yang dimaksud dengan pengawasan adalah seluruh proses

kegiatan penilaian terhadap obyek pengawasan dan atau kegiatan
tertentu dengan tujuan untuk memastikan apakah pelaksanaan tugas dan

80

81

fungsi obyek pengawasan dan atau kegiatan tersebut telah sesuai dengan
yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pengertian pengawasan seperti yang dikemukakan di
atas, maka yang dimaksudkan dengan pengawasan dalam penelitian ini

mengacu kepada Keputusan Mendikbud No. 0415/U/1987 tentang

pedoman pengawasan di lingkungan Depdikbud antara lain bahwa

pengawasan mencakup

pembinaan,

pengendalian dan

penertiban

aparatur.

Manajemen Kepemimpinan merupakan serangkaian kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan, mengendalikan dan

mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan
sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Sumijo &
Soebedjo, 1986: 2-4).

Tery (Satiyono, 1999: 15) mengemukakan bahwa kepemimpinan

adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha

mencapai tujuan-tujuan kelompok. Sejalan dengan itu Kartono, (1982)

mengemukakan bahwa pemimpin adalah pribadi yang memiliki
kecakapan khusus, dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat

82 s

%

mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya, untuk melakukan tisaha
bersama mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

Berkenaan dengan pengertian manajemen Handayaningrat (1994)

mengemukakan bahwa manajemen adalah suatu kerangka kerja yang
terdiri dari berbagai bagian/komponen yang secara keseluruhan saling
berkaitan yang diorganisasi sedemikian rupa dalam rangka mencapai

tujuan

organisasi. Sedangkan

KIM

LPPM

(Satiyono,

1999:

10)

mengemukakan bahwa manajemen adalah proses penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran.

Mengacu kepada pengertian yang dikemukakan di atas, yang
dimaksud dengan manajemen kepemimpinan adalah bagaimana seorang

pemimpin mampu menerapkan berbagai fungsi manajemen, yaitu fungsi

perencanaan,

pelaksanaan,

dan

pengawasan.

Penerapan

fungsi

manajemen itu, ditekankan kepada bagaimana seorang pimpinan mampu

menerapkan fungsi pengawasannya dalam meningkatkan kinerja
bawahannya.

Kinerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

berkenaan dengan sikap

mental para karyawan yang ditunjukkan dengan kemampuannya dalam

83

melaksanakan tugasnya dengan secara efektif dan efisien. Dengan kata

lain kinerja karyawan ditunjukkan dengan kesiapan karyawan untuk

mampu bekerja pada hari ini harus lebih baik dengan hari kemarin dan
hari kemudian harus lebih baik dari hari ini Ranftl (Timpe, 1989).

Berkenaan dengan kinerja karyawan yang dimaksudkan dalam penelitian
ini adalah kemampuan karyawan dalam bekerja yang ditunjukkan

dengan ciri-ciri: menunjukkan motivasi yang tinggi; disiplin; bekerja

dengan profesional; memiliki orientasi kerja yang jelas; menunjukkan
kedewasaan dalam bekerja. Kedewasaan ini ditunjukkan dengan rasa

tanggung jawab, mandiri, percaya diri dan mantap secara emosional; dan

mampu berhubungan dengan secara supel sehingga semua orang baik
pimpinan maupun rekan kerjanya merasakan adanya keharmonisan
dalam berhubungan di lingkungan kerjanya. Dengan melihat ciri-ciri
tersebut diharapkan akan tergambarkan kinerja karyawan kantor
pendidikan nasional.

^b^

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Penentuan sampel didasarkan kepada populasi yang menjadi
sumber data. Nasution (1998) mengemukakan bahwa populasi dan

sampel penelitian merupakan sumber data artinya sifat-sifat atau
karakteristik dari sekelompok subyek gejala atau obyek dan karakteristik
tersebut di seleksi melalui instrumen yang telah dipilih

Populasi digunakan untuk menyatakan pengertian kelompok yang

menjadi asal dari mana sampel itu terpilih. Secara definitif populasi
diartikan sebagai suatu kelompok - kelompok manusia, rumah, buahbuahan, binatang, dan sebgainya -, yang paling sedikit memiliki satu ciri
atau karakteristik tertentu. Dari ciri itulah akan diketahui perbedaan

antara populasi yang satu dengan lainnya (Soenarto, 1988: 2)
Sedangkan sampel adalah merupakan bagian yang dipilih dengan
cara tertentu untuk mewakili keseluruhan kelompok populasi (Soenarto,

1988: 2). Sejalan dengan itu Arikunto (1997: 117) mengemukakan bahwa
sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dari pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan sumber data yang akan

dijadikan subyek penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian dari

85

populasi yang akan dijadikan subyek penelitian dengan menggunakan
teknik-teknik tertentu yang disebut teknik sampling.

Berdasarkan uraian di atas yang menjadi populasi dalam penelitian

ini adalah Kasi, Kasubag, kaur, Pembantu Pimpinan, Serta para pelaksana

yaitu para Kepala Sekolah yang berada di lingkungan Dinas Pendidikan
dan Pengajaran Kota Bogor. Oleh karena itu, sampel penelitiannya

dilakukan dengan secara purposif, dimana sampel penelitian ini telah
ditentukan yaitu para Kasi, Kasubag, kaur, Pembantu Pimpinan, Serta
para pelaksana yaitu para Kepala Sekolah dengan jumlah 65 orang.

C. Metode Penelitan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analitik. Dimana penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kejadian atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang (Arikunto, 1997).
Maksudnya adalah untuk melihat kegiatan yang dilakukan oleh pejabat
Dinas Pendidikan dan pengajaran Kota Bogor dengan pengawasan

melekat dan kemudian dilakukan pengujian dengan melalui perhitungan
secara matematis.

86

Sifat studi ini adalah eksplorasi dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif. Maksudnya bahwa perolehan data yang diteliti, terlebih
dahulu akan dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang diberikan

kepada para pegawai mengenai kinerjanya. Setelah diperoleh data melalui
kuesioner yang terbentuk angka-angka selanjutnya dicek dengan melalui
wawancara mengenai peran dan tanggung jawabnya sehingga terwujud

unjuk kerja dalam meningkatkan mobilitas kerja pegawai dinas
pendidikan dan pengajaran di Kota Bogor.
D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk mengumpulkan data

primer dan data sekunder yang masing-masing dikumpulkan dengan
teknik sebagai berikut

1. Penelitian Lapangan (Field research)

Penelitian lapangan ini dimaksudkan untuk memperoleh data primer.

Adapun cara-cara yang dilakukan penulis dalam memperoleh data

primer adalah dengan cara menyebarkan angket (kuesioner) yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu tentang Implementasi

pengawasan melekat dan dampaknya terhadap kinerja karyawan dinas

pendidikan dan pengajaran. Kuesioner ini disebabkan kepada pihak
yang berwenang dalam memberikan data yang dibutuhkan dalam
penelitian.

i

87

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan ini dimaksudkan untuk memperoleh data

sekunder guna mendukung dan melengkapi data-data primer yang

diperoleh selama penelitian lapangan. Penulis melakukan studi

kepustakaan dengan cara menelaah buku-buku, referensi serta
literatur-literatur yang berkaitan dengan objek dan masalah yang

sedang diteliti, sehingga hasil dari studi kepustakaan ini dapat
memperoleh dasar-dasar teori yang relevan untuk mendukung
penelitian yang dilakukan.

E. Pengembangan Alat Pengumpul Data

Alat yang dikembangkan dalam pengumpul data dalam penelitian
ini berupa kuesioner dan dilengkapi dengan wawancara, dan studi
dokumentasi. Untuk itu akan dikembangkan perangkat kuesioner yang

masing-masing mengungkap aktivitas pengawasan melekat dan

manajemen kepemimpinan kepala dinas pendidikan dan pengajaran dan
kineja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran di Kota Bogor.
Kuesioner yang dikembangkan berupa skala Likert dengan tiga

alternatif jawaban. Kuesioner pengawasan melekat dan manajemen

kepemimpinan kepala dinas pendidikan dan pengajaran di Kota Bogor

menggunakan alternatif jawaban yang disediakan adalah sebagian besar;
setengahnya; dan sebagian kecil. Skor masing-masing alternatif jawaban
adalah 3-2-1.

88

Pengembangan alat ini mengacu kepada aspek kisi-kisi sebagai
berikut

Tabel 1.3

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
VARIABEL PENGAWASAN MELEKAT
Nomor

Variabel

Pengawas

Aspek

1. Pembinaan

an

yang berke

Melekat

naan dengan
sarana

Pengawasan
Melekat

Indikator

Nomor

Pernyataan Pernyataan
(setelah
(sebelum
Uji Coba)
Uji Coba)

1.1 Struktur

1,2,3,4,5

L2,3,4

Organisasi
1.2 Kebijak-

6,7,8,9,10

5,6,7,8,9

11,12,13,
14,15,16
17,18,
19,20
21,22,
23,24,
25,

10,11,12,
13,14,15
16,17,
18,19
20,21,
22,23,
24,

26,27,28,
29,30
31,32,
33,34,

25,26,27,
28,29
30,31,
32,33

anaan pe
laksanaan
1.3 Rencana

Kerja
1.4 Prosedur

Kerja
1.5 Pencatatan

dan pelapor
an hasil

kerja
1.6 Pembinaan

2. Pengendalian
dan perbaikan

aparatur

personal
2.1 Peningkatan
aspek
manusia

35

2.2 Peningkatan
aspek
budaya
2.3 Peningkatan

36,37,
38,39,

tugas
instansi

34,35,
36,37

40

41,42,
43,44,
45

38,39,
40,41

,tf^Ol0 X'..

3 Q*

5iU \\

—*

5

'.*>..

Tabel 2.3

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

KINERJA KARYAWAN DEPDIKNAS KOTA BOGOR

Variabel

Indikator

Kinerja
Karyawan
Depdiknas

o Motivasi tinggi
o Disiplin
o Bekerja dengan

Nomor

Nomor

Pernyataan
(sebelum Uji
Coba)

Pernyataan
(setelah Uji
Coba)

1,2,3,4,5
6,7,8,9,10
11,12,13,14,15

1,2,3,4,5,
6,7,8,9,
10,11,12,

16,17,18,
19,20

13,14,15,
16,17

21,22,23
24,25,26
27,28

18,19,20
21,22,23
24,25

29,30,31,
32,33

26,27,28

profesional
o Memiliki orientasi kerja
yang jelas
o Menunjukkan
kedewasaan dalam

bekerja yang

ditunjukkan dengan
* Tanggung jawab
* Percaya diri
* Mantap secara
emosional

* Berhubungan
dengan secara supel

F. Uji Coba Instrumen Pengungkap Data

1. Uji Validitas Item Alat Pengumpul Data

Pengujian validitas ini dimaksudkan untuk melihat tingkat

ketepatan alat yang digunakan. Pengujian validitas item ini dilakukan

dengan mengkorelasikan antara skor setiap item dengan skor total.
Dimana skor item dikategorikan sebagai

variabel X dengan skor total

sebagai variabel Y. Dari hasil pengujian dengan bantuan komputer
program SPSS for windows versi 10.0, dengan analisis korelasi dapat
diketahui dari jumlah subyek sebanyak 31 orang, diperoleh sebanyak 41

item berada pada tingkat kepercayaan antara 90% sampai 99%, sedangkan
sebanyak empat item yaitu item nomor 1, 31, 39 dan 45 berada pada
rentang kepercayaan 70% sampai 89%, dengan tingkat kepercayaan
semacam itu, maka item yang sebanyak 41 item langsung bisa dipakai.

Adapun item yang dibuang sebanyak empat item. Berdasarkan hal itu,
maka item alat yang dipergunakan dalam mengungkap pengawasan
melekat sebanyak empat puluh satu item pernyataan.

Hasil pengujian validitas item dari alat kinerja karyawan

Depdiknas kota Bogor diketahui bahwa sebanyak 28 item langsung

dipakai, karena berada pada tingkat kepercayaan 95% sampai 99%,
sedangkan sebanyak lima item yaitu nomor 8,11,15, 30, dan 32 langsung

dibuang karena tidak memenuhi standar yang telah ditentukan. Oleh
karena itu alat kinerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran di kota

Bogor yang digunakan sebanyak 28 item pernyataan. Hasil perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
2. Uji Reliabilitas Alat Pengumpul Data

Untuk memperkuat pengujian di atas, selanjutnya dilakukan uji

reliabihtas alat. Dalam pengujian reliabilitas alat ini digunakan dengan

cara split half method menggunakan bantuan komputer program SPSS for
Windows versi 10,0. Dari hasil perhitungan untuk pengawasan melekat

yang dilakukan pimpinan (format A), diperoleh harga koefisien korelasi

%

'nSSX
%:
sebesar 0,758 dengan tingkat kepercayaan sebesar 99%. Kemudian dari
Xs '/

hasil tersebut dimasukan ke dalam rumus koefisien reliabilitas ^QfeliO*S^:==^/
seperti berikut:
2 x n/21/2
rtt =

1 + ri/21/2

(Arikunto, 1997)

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rtt sebesar 0,862 dengan tingkat
kepercayaan 99% atau p < 0,01. Hal ini berarti bahwa alat penelitian
format A memiliki tingkat ketetapan yang sangat signifikan. Tentunya

dengan begitu alat ini dapat dipergunakan untuk penelitian.
Untuk alat kinerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran kota

Bogor, koefisien korelasinya sebesar 0,897 dengan tingkat kepercayaan
sebesar 99%. Oleh karena itu alat kinerja karyawan dinas pendidikan dan

pengajaran kota Bogor memiliki tingkat ketetapan alat yang cukup

signifikan, sehingga alat ini dapat dipergunakan untuk pengambilan data
dalam penelitian ini. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.

G. Teknik Analisis Data

Sedangkan prosedur pengolahan datanya sebagai berikut

92

Seleksi data yaitu data atau informasi yang sudah terkumpul dari
seluruh respon di cek dan diteliti, kemudian diseleksi hasil jawaban dari
kuesioner melalui lembar jawaban.
Klasifikasi data yaitu data atau informasi yang sudah diteliti
kemudian

dikelompokkan

dengan

maksud

memudahkan

dalam

pengolahan dan penafsiran, kemudian menghitung frekuensi jumlah
jawaban.
Tabulasi data yaitu data yang telah diklasifikasikan kemudian
ditabulasikan

di

tabel

yang

selanjutnya

menganalisa

dan

menginterpretasikan data yang sudah diperoleh tersebut berdasarkan
prosentase dari alternatif jawaban dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
F

P

xl00%

=
n

(Arikunto, 1997)

Penafsiran data yaitu mengolah data dalam bentuk kuantitatif.
Setelah diprosentasikan, data tersebut kemudian ditafsirkan dengan
kriteria penafsiran sebagaiu berikut
100% = Sangat Baik
76% - 99% = Baik

60% - 75% = Sedang
50% - 59% = Kurang

26% - 49% = Sangat Kurang

93

Sedangkan hasil wawancara dan studi dokumentasi dioleh dengan
secara kualitatif.

H. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan selama 6 bulan dimulai pada

pertengahan bulan Maret 2001 sampai dengan bulan Agustus 2001.
Adapun jadwal pelaksanaannya dapatdilihat pada tabel berikut:

No
1

Kegiatan
Persiapan
a. Penyusunan
proposal
b. Penyusunan

1

2

3

4

X

X

X

X

1

2

3

4

X

X

1

2

X

X

3

4

X

X

Bulan 6

Bulan 5

Bulan 4

Bulan 3

Bulan 2

Bulan 1

1

2

3

4

X

X

X

X

1

2

X

X

3

4

X

X

1

2

3

4

X

X

X

Instrumen

c. Uji Coba
Instrumen
2

Pelaksanaan

3

Pengolahan

a.Pengolahan
Data

b. Analisis
4

Laporan

5

Kesimpulan

x

"S38?
(5 _

W

BABV

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bagian

terdahulu, maka ada beberapa hal yang dapat di jadikan kesimpulan,
yaitu:

1. Dari hasil penehtian berkenaan dengan pengawasan melekat di kantor

dinas pendidikan kota Bogor menunjukkan kategori cukup baik.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan telah

dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Sebagaimana ditunjukkan
dengan kemampuan para karyawan dalam mengembangkan
kemampuannya, ketekunan, kepatuhan atau ketaatan melaksanakan
tugas. Ketentuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan secara umum
telah dilaksanakan dengan cukup baik. Kondisi lingkungan dinas

pendidikan dan pengajaran di kota Bogor secara umum cenderung
telah memenuhi kriteria yang ditetapkan.

2. Secara umum unjuk kerja yang ditunjukkan oleh karyawan Dinas
Pendidikan Nasional Kota Bogor termasuk ke dalam kategori cukup

baik. Sebagaimana dilihat dalam menempatkan karyawan yang sesuai

dengan keahliannya masih cenderung kurang mendapatkan perhatian.

116

/ fifc*ii

117

Hasil wawancara diketahui bahwa diangkatnya karyawan dalam

bidang itu tidak hanya dipertimbangkan melalui keahliannya
melainkan kecakapan dan kemampuan yang dimilikinya berdasarkan
pengalaman yang telah dilaluinya.

3. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengawasan melekat dan

unjuk kerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran kota Bogor.
Faktor-faktor itu meliputi usia, pendidikan, pengalaman kerja, dan
pengalaman mengikuti penataran.

Dari segi usia secara umum usia karyawan kantor Depdiknas
kabupaten Bogor berkisar antara 46 sampai 60 tahun.
Pendidikan terakhir yang ditempuh responden secara umum

menunjukkan bahwa karyawan dinas pendidikan dan pengajaran kota
Bogor berpendidikan S-l, S-2 dan, Sarjana Muda.

Pengalaman kerja responden secara umum telah memiliki pengalaman
bekerja selama 16 sampai 25 tahun di bidangnya.

Pengalaman mengikuti penataran sebagai pegawai struktural,
diketahui bahwa secara umum responden telah mengikuti penataran
SPAMA, SPAMEN, ADUMLA dan ADUM.

Pengalaman mengikuti penataran kepemimpinan sebagai jabatan
struktural secara umum responden telah mengikuti penataran pada

tingkat nasional, tingkat propinsi, dan tingkat daerah/kabupaten.

118

4. Hasil perhitungan dengan menggunakan teknik pengujian statistik

yang dilakukan yaitu teknik pengujian korelasi rank Spearman. Dari
hasil perhitungan diperoleh bahwa korelasi antara variabel Xdengan
Y sebesar 0,496 dan signifikan pada a = 0,05.

Untuk

mengetahui

koefisien

determinasi

dilakukan

dengan

menggunakan formula Kd = r2 x100%. Hasil perhitungannya adalah
0,4962 x 100 = 24,60%. Nilai koefisien determinasi sebanyak 24,60%

tersebut mengandung arti bahwa kinerja karyawan dinas pendidikan
nasional kota Bogor dipengaruhi oleh variabel pengawasan melekat
sebesar 24,60%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 75,40% dipengaruhi
oleh faktor lainnya.

5. adanya kenaikan angka partisipasi kasar (APK) antara tahun
1999/2000 dengan APK 2000/2001 yaitu kenaikannya sekitar 20%.
Kenaikan ini juga ditunjukkan oleh angka partisipasi murni (APM)
antara tahun 1999/2000 dengan APM 2000/2001 yaitu sekitar 10%.

B. Implikasi

Setelah melakukan penelitian, membahas

dan kemudian

menyimpulkan hasil penelitian, pada bagian akhir tesis ini penulis
mengajukan beberapa implikasi yang berhubungan dengan pembahasan
sebelumnya, yaitu:

119

1. Bagi Dinas Pendidikan dan Pengajaran (khususnya Pihak Pimpinan)
Pertama, hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pengawasan

melekat di dinas pendidikan dan pengajaran kota Bogor menunjukkan

kategori cukup baik. Oleh karena itu maka implikasi yang perlu
dilakukan oleh dinas adalah hendaknya lebih meningkatkan peran

pengawasan melekat yang dilakukan oleh pihak pimpinan dengan cara

yang lebih humanistik agar karyawan tidak merasa ditekan dan
karyawan dalam bekerja meskipun ada atau tidaknya pimpinan,
karyawan akan bekerja dengan lebih giat.
Kedua, harus terjadinya keterpaduan yang harmonis atara unsur

pimpinan sebagai pengawas dan sekaligus sebagai pengambil kebijakan
(keputusan) dengan karyawan yang nota bene sebagai pelaksana

keputusan pimpinan. Melalui keharmonisan tersebut diharapkan terjadi
kolaborasi yang efektif antara kegiatan pimpinan (pengawasan dan

pembuat kebijakan) dengan kinerja karyawan sebagai pelaksana. Dengan
cara itu pula karyawan merasa tidak tertekanm manakala pimpinan

melakukan pengawasan baik secara formal maupun non formal. Suasana

inilah yang semestinya dikembangkan oleh pihak pimpinan agar jangan

terjadi kles atau perpecahan diantara karyawan dan unsur pimpinan.
Ketiga, melalui pengawasan melekat ini, pimpinan dituntut mampu

mengefektifkan berbagai hal, baik itu dana, waktu, tenaga dan mampu
mencapai hasil yang optimal. Kegiatan pengawasan melekat yang

120

dilakukan pimpinan jangan diorientasikan hanya untuk menghabiskan
alokasi dana yang tersedia tahun itu, melainkan hendaknya berorientasi

kepada kebutuhan organisasi yang dipimpinnya agar lebih maju.

Keempat, Kemampuan pimpinan dalam bertindak baik itu sebagai
leader maupun sebagai orang tua dalam lingkungan yang dipimpinnya

hendaknya mampu memberikan rasa kesejukan dan rasa "betah" kepada
karyawannya untuk bekerja di kantor dan menghindarkan kegiatan yang
berada di luar kantor. Sifat kepemimpinan seperti inilah yang hendaknya

dimunculkan dalam perannya sebagai seorang pengawas dan leader.

Melalui pengawasan sebagai orang tua di lingkungannya, tentunya

karyawan tidak merasa tertekan oleh keberadaan pimpinan di tempat

kerjanya. Hal ini dikarenakan sifat orang tua biasanya selalu memberikan
cambuk dan sekaligus memberikan perlindungan agar anaknya tetap

semangat dan mampu bertahan hidup. Melalui peran seperti inilah

seorang pimpinan diharapkan mampu memberikan image kepada
karyawannya bahwa pengawasan melekat yang dilakukannya bukan
untuk memberikan ponis mematikan karir karyawannya, melainkan

sebagai pemicu untuk mampu meningkatkan kinerjanya agar karyawan
tersebut mampu mengembangkan karirnya.

Kelima, tuntutan yang diberikan oleh pihak karyawan kepada

pimpinan jangan dijadikan sebagai rongrongan dari kewibawaannya.
Melalui tuntutan itu diharapkan pimpinan mau mengaca diri berkenaan

121

dengan kebijakan yang diambilnya. Dengan pengawasan melakat itu pula

pimpinan dapat melihat kebutuhan dan tuntutan apa yang dirasakan oleh
karyawan terhadapnya. Disinilah pimpinan dituntut arif dan bijaksana
dalam memberikan tanggapan terhadap kebutuhan dan tuntutan
karyawannya.

2. Implikasi untuk para peneliti selanjutnya

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi diperoleh koefisien korelasi

sebesar 0,496 dengan p < 0,01, sehingga perlu diadakan penelitian lebih

lanjut dengan permasalahan yang sama, tetapi jumlah sampel yang lebih
banyak. Pada penelitian ini sampel hanya 65 orang dan lokasi penelitian
yang lebih di perluas atau tidak hanya satu dinas atau kabupaten,
mungkin bisa satu Propinsi atau level Nasional, sedangkan penelitian
selanjutnya disarankan agar subyeknya lebih dari 100 orang agar lebih
representatif.

Mengingat variabel yang diteliti masih cenderung minimal, maka

pada penelitian selanjutnya disarankan agar melakukan penelitian
berkenaan dengan variabel lain yang lebih luas dan mendalam yang

bersangkut paut dengan tugas dan kegiatan maupun keterampilan
manajerial.

Indikator yang digunakan hendaknya lebih diperluas, baik untuk
variabel pengawasan melekat maupun kinerja karyawan. Dengan

122

perluasan indikator ini diharapkan akan terjadi kegamblangan makna
yang akan diperoleh.
Mengenai instrumen yang dikembangkan, peneliti selanjutnya

hendaknya

perlu

untuk

lebih

menyempurnakan

dan

sekaligus

memperhalus struktur bahasa dalam setiap item pernyataan, sehingga
mudah dipahami oleh responden. Di samping itu item pertanyaannya

dapat ditambah, diperbaiki, dan diperjelas maksudnya sehingga dapat
dihasilkan suatu instrumen penelitian yang lebih akurat. Oleh karena itu,

diharapkan peneliti selanjutnya harus jeli dalam menelaah item yang akan
diajukan kepada responden.

C. Rekomendasi

Pertama, berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dinas

pendidikan

kota

Bogor

direkomendasikan

untuk

dapat

lebih

mengokohkan peran pengawasan yang dilakukan oleh pihak pimpinan
dalam lebih meningkatkan kinerja karyawannya

Kedua, pihak pimpinan dalam memberikan pengawasan hendaknya

mampu memadukan antara kewenangannya sebagai pengawas dan
sebagai pengambil keputusan dengan sebaik-baiknya. Dimana pimpinan
harus mau memanfaatkan berbagai kegiatan yang telah dijadikan

kebijakannya untuk mampu didelegasikan dan dilaksanakan oleh
karyawan. Kegiatan ini perlu dikembangkan oleh setiap pimpinan agar

mampu mengembangkan lembaganya dengan sebaik-baiknya. Jadi tidak
ada salng curiga dan mencurigai

Ketiga, kegiatan pengawasan jangan dijadikan hanya untuk
menghambur-hamburkan dana agar dalam akhir jabatannya nanti ia tidak
meninggalkan dana yang banyak. Sehingga dianggap tidak bisa
memimpin instansi dinas pendidikan dengan seprofesional mungkin.
Keempat, Pimpinan hendaknya mampu bertindak sebagai seorang
leader yang mampu memberikan semangat kepada karyawannya. Melalui
pengawasan ini seorang pimpinan hendaknya mampu membuat image
bahwa

pengawasan

melekat

yang

dilakukannya

bukan

untuk

memberikan ponis mematikan karir karyawannya, melainkan sebagai

pemicu untuk mampu meningkatkan kinerja karyawannya agar karyawan
tersebut mampu mengembangkan karirnya. Manifestasi dari dampak

pengawasan itu adalah hendaknya pimpinan mampu membangkitkan
semangat karyawannya agar mampu mengambil tindakan yang tepat

yang didasarkan atas keputusan yang telah ditetapkannya.
Kelima, pimpinan jangan hanya bisa menuntut kepada karyawan

berkenaan dengan kinerja karyawan, tetapi sulit untuk memberi pujian

dan penghargaan atas kinerja karyawan. Dengan sikap semacam ini, tentu

kebijakan yang telah ditetapkan pihak pimpinan akan mengalami
kebuntuan dan mungkin macet, karena tidak didukung oleh karyawan.

Disinilah peran pengawasan melekat yang diterapkan oleh pimpinan
sangat dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, (1997), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta.

Burhanuddin, (1994), Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Gaffar, Fakry, M,(1987), Perencanaan Pendidikan Teori dan Metodologi,
Bandung: FPS IKIP.
Handayaningrat, Soewarno, (1994), Pengantar Studi Ilu Administrasi dan
Manajemen, Jakarta: CV. Haji Masagung.
Instruksi Presiden RI No. 1 tahun 1989 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengawasan.
Instruktsi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor l/P/1994 tanggal
3 Februari 1994 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan
Melekat di lingkungan Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan
Kartono, Kartini,

(1984), Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT.

Grafindo.

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
No.
19/MENPAN/1996 tanggal 2 Mei 1996 tentang jabatan fungsional
auditor dan angka kreditnya.

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0415/ U/1987
tentang pedoman pengawasan di lingkungan Depatemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

Koonts, Harold Cyril O'Donneland Heinz, (1984), Management, (eigh
edition), McGraw-Hill Book Company.

Liang Gie, The, dkk., (1981), Ensiklopedi Administrasi, Jakarta: Gunung
Agung.

Nasution S., (1998), Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif Bandung:
Tarsito.

Poerwadarminta, WJS., (1986), Kamus Umum Bahasa Indonesia, JAKARTA:
Balai Pustaka.

124

125

Satiyono, (1999), Pentingnya Pengawasan, Orasi Ilmiah, Jakarta: Depdikbud,
Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai.
Siagian, Sondang P, (1994), Teori dan Praktek Kepeimpinan, Jakarta: Rineka
Cipta.

Soejamto, (1986), Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan, Jakarta: Ghalia.

Stoner, James A.F., & Charles Wankel, (1986), Management, Third Edition,
Prentice-Hall International, Inc., Englewood Clffes, New Jersey.
Supriadi, Dedi, (1998), Menangkat Cita dan Martabat Guru, Yogyakarta:
Adicita Karya Nusa.
Suryadi, Ace, (1990), Mutu Pendidikan Persekolah dalam Perspektif, Mimbar
Pendidikan No. 2 tahun D( Juli 1990.

TAP MPR No.II/MPR/1993 tanggal 9 Maret 1993 tentang GBHN.

Tead, Odreway (1959), Administration its Purpose and Performance, New
York: Harper and brothers.
Terry, George R., (1964), Principles of Management, Richard Rirwin, Inc.
Home Wood, Illions.

Tjokroamidjojo, Bintoro, (1988), Pengantar Administrasi Pembangunan,
Jakarta: LP3ES.

Undang-undang Republik Indonesia No. 2 tahun 1989 tanggal 27 Maret
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wf^/