SIBLING RIVALRY PADA KEMBAR IDENTIK REMAJA AKHIR : Studi Deskriptif Pada 2 Pasang Kembar Identik Remaja Akhir di Kota Bandung.

(1)

SIBLING RIVALRYPADA KEMBAR IDENTIK REMAJA AKHIR (Studi Deskriptif Pada Dua Pasang Kembar Identik Remaja Akhir

di Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh: Sri Mulyawati

0900995

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

SIBLING RIVALRY PADA KEMBAR IDENTIK REMAJA AKHIR (Studi Deskriptif pada Dua Pasang Remaja Akhir Kembar Identik di Kota

Bandung )

Oleh Sri Mulyawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Sri Mulyawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Sri Mulyawati (0900995).Sibling Rivalry Pada Kembar Identik RemajaAkhir

(Studi Deskriptif Pada 2 Pasang Kembar Identik Remaja Akhir di Kota Bandung). Skripsi. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia.Bandung (2014).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaransibling rivalry pada individu kembar identik usia remaja akhir serta dampak apa saja yang ditimbulkan dari sibling rivalry pada individu kembar identik remaja akhir. Sibling rivalry adalah suatu perasaan bersaing atau kompetisi antara saudara kandung biasa (kakak-adik) maupun saudara kembar, baik berjenis kelamin sama ataupun yang berbeda jenis kelamin untuk mendapatkan perhatian, afeksi, kasih sayang orang tua dan pengakuan dari keluarga maupun lingkungannya. Subjek dalam penelitian ini berjumlah dua pasang kembar identik yang berusia remaja akhir. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara dan observasi, serta divalidasi dengan teknik member check dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya perasaan bersaing antar saudara kembar pada kedua pasang kembar identik remaja akhir, baik KA dan KI maupun AN dan YN terjadi persaingan dalam hal prestasi akademik maupun non akademik, selain itu juga terjadi persaingan dalam hal penampilan. Saran dari hasil penelitian ini, bahwa persaingan yang terjadi dapat memotivasi untuk bersaing ke arah yang lebih baik dan saling mendukung dalam mengembangkan potensi diri yang dimiliki masing-masing anak kembar.


(6)

ABSTRACT

Sri Mulyawati (0900995). Sibling Rivalry on late adolecence identical twins( A

study descriptive of the sibling rivalry on two pairs of late adolecence identical twins in Bandung). Skripsi. Department of Psychology, Faculty of Education. Indonesia University of Education. Bandung. (2014)

This research was aimed tofind out the descriptions and the impact of the individual sibling rivalry on late adolecence identical twins. Sibling rivalry is a competitive feeling between ordinary sibling and twin sibling either the same sex or different in order to get attention, affection, parental affection, and family or enviromental acknowledgment. The subject of this research are two pairs of late adolecence identical twins. Qualitative research design was employed in this research, with interview and observation data collection technique, also validated with member check and triangulation technique. The result shows that there is rivalry in terms of appearance, academic and non-academic in either KA and KI or AN an YN. The suggestion of this research is that the competitive feeling can motivate others to be better and support each other in developing each twin's self potential.


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK...ii

ABSTRACT...iii

KATA PENGANTAR...iv

UCAPAN TERIMAKASIH...v

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Fokus Penelitian...7

C. Tujuan Penelitian ...7

D. Manfaat Penelitian ...8

1. Manfaat Teoritis ...8

2. Manfaat Praktis...8

E. Struktur Organisasi Skripsi...8

BAB II SIBLING RIVALRY PADA KEMBAR IDENTIK REMAJA AKHIR..10

A. Sibling Rivalry...10

1. Pengertian Sibling Rivalry...10

2. Ciri-Ciri Sibling Rivalry...12

3. Faktor – Faktor Sibling Rivalry...13

4. Dampak Sibling Rivalry...12

B. Kembar...20


(8)

C. Remaja...23

1. Pengertian Remaja...23

2. Ciri – Ciri Remaja...23

3. Hubungan Saudara Kandung Remaja...26

4. Sibling Rivalry Pada Kembar Identik Remaja Akhir...28

5. Penelitian Terdahulu...30

BAB III METODE PENELITIAN ...33

A. Desain Penelitian...33

B. Teknik Pemilihan Subjek...33

C. Instrumen Penelitian...34

D. Teknik Pengumpulan Data...37

E. Teknik Analisis Data...38

F. Prosedur Penelitian...39

G. Teknik Pengujian Keabsahan Data...40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...42

A. Hasil Penelitian Pasangan Kembar Identik Pertama...43

1. Profil Pasangan Kembar Pertama yaitu KA dan KI...43

2. Hasil Penelitian...49

B. Hasil Penelitian Pasangan Kembar Identik Kedua...72

1. Profil Pasangan Kembar Kedua yaitu AN dan YN...72

2. Hasil Penelitian...76

C. Pembahasan...94

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI...103

A. Kesimpulan ...103

B. Rekomendasi...104

DAFTAR PUSTAKA...106 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Penelitian Terdahulu...29

Tabel 1.2 Tabel Pedoman Wawancara Semi Terstruktur...35

Tabel 1.3 Tabel Pasangan Kembar Identik Pertama...43

Tabel 1.4 Tabel Identitas Pasangan Kembar Identik Kedua...76

Tabel 1.5 Tabel Display Hasil Sibling Rivalry Pada Kembar Identik Remaja Akhir...107


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Komponen Dalam Analisis Data...38 Gambar 1.2 Bagan Hasil Sibling Rivalry Pada Pasangan Kembar Identik Pertama...75 Gambar 1.3 Bagan Hasil Sibling Rivalry Pada Pasangan Kembar Identik Kedua...98


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Verbatim Wawancara

LAMPIRAN 2 : Reduksi Pedoman Wawancara LAMPIRAN 3 : Verbatim Triangulasi Sumber LAMPIRAN 4 : Member Check

LAMPIRAN 5 : Surat Persetujuan Subjek

LAMPIRAN 6 : Surat Pernyataan Melakukan Diskusi Pedoman Wawancara LAMPIRAN 7 : SK Pembimbing


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kelahiran anak merupakan saat yang menggembirakan dan ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan suami istri untuk melengkapi sebuah keluarga. Memiliki anak adalah suatu anugerah yang diberikan Tuhan kepada manusia yang tidak ternilai harganya. Sebagian besar wanita yang normal akan melahirkan seorang bayi (anak tunggal). Namun kenyataanya, wanita dapat melahirkan anak kembar (multiple birth). Menurut Hurlock (1980) istilah kelahiran kembar mengacu pada kelahiran dua atau lebih bayi dalam jangka beberapa jam atau hari, dapat berupa kembar dua, kembar tiga, kembar empat dan kembar lima.

Salah satu suara pembaharuan online di Indonesia melaporkan bahwa di Amerika Serikat, 1 dari 30 kelahiran adalah kelahiran kembar. Jumlah kelahiran bayi kembar naik dua kali lipat di tahun 2009 jika dibandingkan dengan tahun 1980, dengan kenaikan dari 68.339 menjadi 137.000 kelahiran. Menurut National Center for Health Statistics, kenaikan kelahiran kembar melonjak 76% dalam 30 tahun terakhir. Dalam tiga dekade terakhir, jumlah kelahiran kembar meningkat di semua negara bagian, namun hampir 100% terjadi pada perempuan berusia 35-39 tahun dan sekitar 200% pada perempuan usia di atas 40 tahun (kompas.com).

Di Indonesia terdapat perkumpulan orang-orang kembar yang didirikan oleh Seorang Psikolog Anak di Indonesia yang bernama Seto Mulyadi. Ia memiliki saudara kembar yang bernama Kresna Mulyadi. Perkumpulan tersebut diberi nama Yayasan Nakula Sadewa yang didirikan pada 22 Februari 1984. Uniknya, Nakula Sadewa sengaja mengidentikkan kembar dengan angka serba dua. Hal itu ditunjukkan dari tanggal berdirinya, yakni tanggal 2, bulan 2 (Februari) dan tahun 1984 yang jika keempat angka itu


(13)

2

dijumlahkan, 1+9+8+4, akan menghasilkan angka 22. Juga sekretariatnya berada di Jalan Patiunus nomor 22 Jakarta Selatan, didirikan pada pukul 22.22 WIB. Yayasan ini beranggotakan sekitar 6.500 pasang kembar dua, tiga, empat dan lima. Salah satu agenda Yayasan Nakula Sadewa adalah memberikan beasiswa, bantuan kesehatan kepada kembar yang sakit maupun penyandang cacat fisik, juga bantuan terhadap kembar yang mengalami masalah hukum, konsultasi psikologi kepada para orangtua kembar mengenai cara-cara menghadapi anak kembar, serta mengadakan kegiatan kesenian dan olah raga bagi para kembar (Priyosm, 2008).

Secara umum, anak kembar memiliki banyak kesamaan, baik secara fisik maupun sifat psikologis. Kesamaan secara fisik meliputi kesamaan dalam hal tinggi badan, bentuk muka, bentuk tubuh sampai ke warna kulit. Sedangkan kesamaan sifat psikologis ini meliputi kesamaan dalam karakter, temperamen maupun kedekatan secara emosional atau disebut juga dengan kontak batin. Kesamaan karakter maupun kontak batin yang sering dirasakan oleh anak kembar disebabkan oleh faktor lingkungan. Dalam hal ini keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan berkembang. Pertama kalinya seorang anak mengembangkan dirinya secara sosial adalah kepada keluarganya sendiri, anak berhubungan secara emosional dengan ayah, ibu, dan saudara-saudaranya. Berdasarkan fakta keluarga adalah faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan anak apabila hubungan antar saudara baik, maka hubungan keluarga pun akan cenderung baik pula. Sebaliknya bila hubungan antar saudara kurang baik, itu akan mengganggu hubungan sosial dan pribadi anggota keluarga lainnya(Hurlock, 1980).

Hal tersebut sejalan dengan definisi hubungan antara saudara kandung atau sibling relationship menurut (Cicirelli, 1996) yaitu:

“Sibling relationship are the total of the interactions (physical, verbal, and non verbal communication) of two or more individuals who have common biological parents as well as their knowledge,


(14)

3

attitudes, beliefs, and feelings regarding each other from time to time when one sibling first becomes aware of the other”.

Menurut pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan antara saudara kandung (sibling relationship) adalah keseluruhan interaksi total (fisik, verbal, dan non-verbal) dari dua atau lebih individu yang mempunyai orang tua biologis yang sama dimana mereka memiliki keterkaitan dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan perasaan sepanjang masa sejak saudara kandung menyadari kehadiran saudaranya yang lain dimana hubungan yang terjalin saling mempengaruhi perkembangan satu sama lain.

Hubungan antara saudara kembar identik terlihat istimewa dan unik dari hubungan antara saudara kandung biasa (kakak-adik), karena terkadang mereka sulit dibedakan satu sama lain. Menurut Hurlock (1980) umumnya banyak orang tua merasa bayi-bayi kembar harus memakai baju yang sama dan melakukan permainan yang sama apalagi bila bayi-bayi itu memiliki jenis kelamin yang sama. Adanya tekanan untuk menjadi sama dan diabaikan kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan individualitas mereka sendiri akan meninggalkan bekas pada kepribadian dan pola perilaku mereka. Ketika masih kecil hal itu mungkin memang harus dilakukan. Namun berbeda halnya ketika anak-anak kembar beranjak remaja.

Masa remaja merupakan suatu periode perkembangan yang dialami setiap individu, dimana masa ini sebagai masa peralihan dari periode masa anak-anak menuju dewasa. Menurut Hurlock (1980) pada masa remaja ini ada beberapa perubahan yang bersifat universal, yaitu meningkatnya emosi, perubahan fisik, perubahan minat dan peran, perubahan pola perilaku dan nilai-nilai. Periode perkembangan ini juga dialami oleh anak kembar, dimana anak kembar sudah mulai menunjukan perbedaan-perbedaan, mulai dari fisik mungkin tidak banyak perbedaan, perbedaan sifat, minat atau hobi, hingga bakat dan prestasi. Perbedaan ini membuat orang-orang yang ada disekitar anak kembar membanding-bandingkan mereka. Hal tersebut akan memicu


(15)

4

timbulnya persaingan antara saudara kandung atau dalam ilmu psikologi biasa dikenal dengan sibling rivalry.

Menurut Vasta (2004) hubungan antara saudara kandung memang tidak selalu harmonis atau menyenangkan, terkadang terjadi permasalahan diantara mereka (kakak-adik) yang dapat menyebabkan sibling rivalry. Membiarkan anak untuk mengungkapkan kekesalannya dengan arahan orang tua merupakan suatu hal yang baik diantara hubungan saudara kandung, sehingga mereka dapat mengeluarkan kekesalannya tanpa harus bertindak dengan kekerasan.

Seperti dalam penelitian Nopijar (2012) menemukan bahwa pada anak kembar yang berbeda jenis kelamin mengalami persaingan sibling rivalry. Hal tersebut terlihat dari intensitas pertengkaran subjek, baik secara fisik maupun secara verbal dengan saudara kembarnya tersebut yang terjadi hampir setiap saat mereka bertemu. Sering terjadi perselisihan diantara mereka, saling mengejek dan memaki dengan kata-kata kasar, sering tidak saling berteguran satu sama lain, serta saling mencari perhatian lebih dari orang tua mereka.

Dari hasil penelitian di atas, menunjukan bukti bahwa pada anak kembar yang berbeda jenis kelamin mengalami sibling rivalry.Hal ini menjadi salah satu alasan peneliti untuk melakukan penelitian pada anak kembar yang memiliki jenis kelamin sama, karena tidak menutup kemungkinan bahwa sibling rivalry juga dapat terjadi pada kembar yang memiliki jenis kelamin sama (kembar identik).

Dalam sebuah Biografi, ada sepasang anak kembar yaitu Seto Mulyadi yang akrab dipanggil “Kak Seto” dan saudara kembarnya Kresna Mulyadi. Bersama saudara kembarnya Kresna, ia kerap bersaing dalam hal berprestasi.

“Waktu kelas II di SMA St.Louis Surabaya, saya paspal 2, dia paspal 3, supaya dua-duanya bisa jadi ketua kelas. Nah pas kelas 2 rebutan jadi ketua OSIS tapi saya yang terpilih. Pokoknya kita sering banget berkompetisi, kalau bikin puisi di Koran Elbahar atau Srikandi, kalau


(16)

5

Persaingan berlanjut hingga lulus SMA, Seto dan Kresna bercita-cita melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran. Tapi, cita-citanya kandas menjadi Dokter karena tidak diterima di Fakultas Kedokteran, sementara Kresna diterima di Kedokteran (tokohindonesia.com).

Muftiarini (2014) memaparkan persaingan saudara kembar juga kerap dialami oleh Maria Rahajeng yang baru-baru ini dinobatkan sebagai Miss Indonesia 2014. Keberhasilannya tersebut membuat saudara kembarnya merasa sedikit iri.

"Saya jadi ingin ikut (Miss Indonesia). Melihat kesuksesan dia, jadi terpacu,"

Karena hal tersebut, Elizabeth mengaku siap mengikuti ajang serupa di tahun mendatang agar bisa saling support. Ia juga mengakui bahwa awalnya ia ingin mengikuti ajang tersebut di tahun ini. Hanya saja Elizabeth mengakui takut terjadi persaingan diantara dirinya dan saudara kembarnya. Elizabeth juga menuturkan bahwa ia juga kerap meributkan persoalan kecil.

“Misalnya, sering berebut baju karena ukurannya kan sama. Selera juga sama. Kita kembar identik, tapi personalitinya beda”

Lebih lanjut, Elizabeth mengaku sebenarnya sangat kompetitif dengan saudara kembarnya itu. Meski demikian, mereka berdua tetap saling memberikan dukungannya satu sama lain dalam hal apa pun.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap seorang anak kembar identik berjenis kelamin perempuan yang berinisial KA pada tanggal 15 Mei 2013 di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, KA mengungkapkan bahwa ia memiliki hubungan baik dengan saudara kembarnya, namun terkadang secara tidak langsung KA menganggap saudara kembarnya adalah saingannya. KA sering merasa kesal ketika saudara kembarnya mendapatkan sesuatu yang lebih dari dirinya, baik dalam hal perhatian orang tua dan prestasi. Tetapi terkadang keduanya saling mengandalkan satu sama lain. KA merasa kurang percaya diri ketika berada di lingkungan sosial tanpa kembarannya.


(17)

6

Bila dikaitkan dengan beberapa fenomena yang terjadi pada hubungan saudara kembar di atas, anak kembar memiliki keunikan selalu ingin menunjukan kelebihan satu sama lain, meskipun diantara mereka mengalami sibling rivalry, tetapi anak kembar tetap merasa senang ketika melihat saudara kembarnya juga senang. Bahkan untuk beberapa kepentingan satu sama lain, dalam situasi tersebut mereka akan tetap memilih untuk saling bekerja sama atau mendukung. Karena terkadang anak kembar memanfaatkan identitas kembarnya untuk membantu sesama saudara. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa tidak semua orang tua dalam hal ini menyadari persaingan diantara anak-anak mereka ketika beranjak remaja. Pada saat masa remaja biasanya orang tua menganggap anak-anak mereka sudah dewasa sehingga mereka dianggap mampu untuk mengatasi masalahnya (Hurlock, 1980).Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa anak-anak mereka pandai untuk menutupi perasaan bersaing terhadap saudara kembarnya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada anak kembar identik dengan judul sibling rivalry pada kembar identik remaja akhir.


(18)

7

B.Fokus Penelitian

Sibling Rivalry merupakan persaingan yang terjadi antara saudara kandung baik laki-laki maupun perempuan untuk memperebutkan perhatian, pengakuan dan cinta kasih orang tua. Sibling Rivalry mungkin terjadi pada hubungan antara saudara kandung biasa (kakak-adik), kembar non-identik maupun kembar identik. Uniknya, pada pasangan kembar identik yang memiliki kesamaan mulai dari fisik maupun psikologis seringkali sulit dibedakan satu sama lain. Pada umumnya sejak kecil anak kembar dituntut dan diberi perlakuan sama oleh orang tuanya. Namun lain halnya ketika individu kembar tersebut beranjak dewasa. Adapun fokus penelitian ini adalah sibling rivalry yang terjadi pada pasangan kembar identik. Untuk memahami hal tersebut, maka peneliti merumuskan dua pertanyaan penelitian yang menjadi fokus penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran sibling rivalry pada kembar identik di usia remaja akhir?

2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari sibling rivalry yang dialami pada individu kembar identik remaja akhir?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang berjudul Sibing Rivalry pada Kembar Identik Remaja Akhir ini adalah untuk mengetahui gambaran persaingan saudara kandung (sibling rivalry) pada individu kembar identik pada usia perkembangan remaja akhir dan untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan dari sibling rivalry pada individu kembar identik remaja akhir.


(19)

8

D.Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini manfaat yang ingin dicapai mencakup dua hal yaitu; manfaat teoritis dan manfaat praktis:

1. Manfaat Teoritis

a. Manfaat teoritis yang ingin diberikan dalam penelitian ini adalah membuktikan secara ilmiah bagaimanakah perkembangan sibling rivalry pada individu kembar identik remaja .

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritik bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan untuk memperkaya khasanah ilmu psikologi khususnya psikologi perkembangan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai persaingan saudara kandung pada kembar identik remaja. b. Bagi subjek, penelitian ini memberikan pemahaman bahwa persaingan

saudara kandung bisa dijadikan motivasi untuk menjadi individu yang lebih baik.

c. Bagi masyarakat, penelitian ini memberikan informasi mengenai sibling rivalry (persaingan saudara kandung) agar dapat dijadikan pertimbangan dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya yang merupakan anak kembar, serta meningkatkan kesiapan untuk menghadapi dan mengantisipasi timbulnya sibling rivalry bagi para orang tua maupun calon orang tua.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Dalam penulisan skripsi ini, terdapat tiga sistematika penulisan yaitu : 1. Bagian awal skripsi


(20)

9

2. Bagian isi skripsi Terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II : LANDASAN TEORI

Berisi mengenai teori yang dijadikan landasan dalam penelitian, meliputi teori sibling rivalry, teori kembar, teori perkembangan remaja , dan penelitian terdahulu. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Berisi mengenai desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, metode pemilihan subjek, teknik pengumpulan data, analisis data, prosedur penelitian dan teknik pengujian keabsahan data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi mengenai hasil pengambilan data penelitian dan pembahasannya.

BAB V : PENUTUP

Berisi mengenai kesimpulan dan saran

3. Bagian akhir skripsi


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Untuk mengetahui sibling rivalry pada remaja kembar identik dengan unsur-unsur pokok yang sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Moleong (2012) adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dengan menggunakan metode kualitatif, maka data yang didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai (Sugiyono, 2012).

Adapun dalam penelitian ini, peneliti bertujuan untuk mengetahui dan memahami kondisi psikologis subjek secara mendalam menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Blaike (Widowati, Silalahi dan Meinarno, 2003) memaparkan studi deskriptif adalah menyajikan gambaran karakteristik suatu kelompok, populasi, atau suatu fenomena secara rinci dan lengkap. Melalui metode ini, peneliti lebih mudah bekerja sama dengan partisipan penelitian untuk menggali data. Adapun Menurut Sugiyono (2012) pendekatan penelitian deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.

B. Teknik Pemilihan Subjek

Teknik pemilihan subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling temasuk teknik dalam


(22)

34

subjek yang dipilih karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan (Herdiansyah, 2012).

Subjek dalam penelitian ini adalah dua pasang remaja kembar identik yaitu berinisial KA, KI, AN dan YN. Keempat subjek tersebut merupakan seorang mahasiswi di kota Bandung. Pemilihan subjek penelitian diawali dengan kriteria yang sesuai dengan penelitian. Adapun kriteria subjek dalam penelitian ini adalah:

1. Individu kembar identik 2. Jenis kelamin perempuan 3. Berusia 15-24 tahun.

Batasan usia remaja menyesuaikan batasan remaja di Indonesia yang mendekati batasan usia yang ditentukan oleh PBB yaitu untuk akhir usia 15-24 tahun (Sarwono, 2011).

4.Belum menikah

C.Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah human instrument. Dalam hal ini peneliti sebagai perencana penelitian, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir dan pada akhirnya melaporkan penelitiannya sendiri (Moleong, 1996). Menurut Sugiyono (2012) validasi terhadap peneliti sebagai instrumen terdiri atas validasi terhadap pemahaman metode kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistik.

Peneliti dalam hal ini sebagai perencana penelitian yaitu peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara. Pedoman wawancara merupakan daftar pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan pokok permasalahan. Pedoman wawancara disusun berdasarkan hasil elaborasi teori sibling rivalry yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya. Pedoman wawancara dibuat agar membantu dan mempermudah peneliti


(23)

35

selama proses wawancara berlangsung. Berikut ini pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

1.2Tabel Pedoman Wawancara Semi Terstruktur

Konstruk Dimensi Aspek Pernyataan

Sibling Rivalry

Pola asuh orang tua.

Kasih sayang orang tua.

Mencari tahu perhatian yang diberikan orang tua pada subjek. Mengetahui penilaian subjek mengenai perhatian yang diberikan orang tua kepada saudara kembar subjek. Mencari tahu pengharagaan yang diberikan orang tua pada subjek.

Mengetahui penilaian subjek mengenai penghargaan yang diberikan orang tua kepada saudara kembar subjek. Mengetahui penilaian subjek mengenai sikap orang tua ketika terjadi perselisihan antara subjek dengan saudara kembarnya. Hubungan

dengan orang tua.

Mencari tahu kedekatan subjek dengan orang tua (Ayah dan Ibu).

Mengetahui penilaian subjek mengenai kedekatan orang tua dengan saudara kandung subjek. Pembagian

tugas dan

tanggung jawab.

Mencari tahu pembagian tugas dan tanggung jawab yang diberikan orang tua kepada subjek.

Mengetahui penilaian subjek mengenai tugas dan tanggung jawab yang diberikan orang tua. Hubungan dengan saudara kembar. Pandangan mengenai saudara kembar

Mengetahui penilaian subjek mengenai saudara kembarnya. Mencari tahu suka dan duka mengenai kedekatan subjek dengan saudara kembar. Mengetahui perbedaan-perbedaaan yang terjadi pada


(24)

36

Konstruk Dimensi Aspek Pernyataan

Sibling Rivalry

subjek.

Mencari tahu permasalahan yang dihadapi dengan saudara

kembarnya. Kompetisi yang

terjadi pada anak kembar

Mengetahui kompetisi apa saja yang terjadi antara subjek dengan saudara kembarnya. Mencari tahu hal yang melatarbelakangi terjadinya kompetisi antara subjek dengan saudara kembarnya.

Strategi Coping Mengetahui cara menyikapi perbedaan-perbedaan antara subjek dengan saudara kembarnya.

Mengetahui pengambilan keputusan subjek dalam penyelesaian masalah. Lingkungan Sosial Hubungan dengan teman sebaya.

Mengetahui kedekatan subjek dengan teman sebaya.

Mengetahui penilaian subjek mengenai kedekatan saudara kembar subjek dengan teman sebayanya.

Hubungan dengan lingkungan tempat tinggal.

Mengetahui kedekataan subjek dengan orang-orang di

lingkungan tempat tinggalnya. Mengetahui penilaian subjek mengenai kedekatan saudara kembar subjek dengan orang-orang di lingkungan tempat tinggalnya.


(25)

37

D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara dan observasi. Menurut Moleong (2012), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Adapun tujuan mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Licoln dan Guba, 1985 (Moleong, 2012) meliputi: mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekontruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

Adapun jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur. Dalam wawancara semi terstruktur, peneliti hanya menggunakan petunjuk dari pedoman wawancara semi terstruktur sebagai pengingat sehingga peneliti dapat menggali informasi secara mendalam (in-dept interview) dan hal-hal yang ingin ditanyakan oleh peneliti dapat terungkap.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi tak berstruktur. Sugiyono (2012) menjelaskan bahwa observasi tak berstruktur merupakan observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diamati, dalam hal ini peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Untuk mempermudah pengumpulan data, peneliti menggunakan alat bantu sebagai dokumentasi dari proses pengambilan data yaitu berupa alat tulis, buku catatan, dan alat perekam.


(26)

38

E.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data model interaktif menurut Miles & Huberman terdiri atas empat tahapan, yaitu tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap display data, dan tahap penarikan kesimpulan atau tahap verifikasi (Herdiansyah, 2012). Langkah-langkah analisis ditunjukan pada gambar berikut.

Gambar 1.3 Komponen dalam analisis data (interactive model)

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam semi terstruktur dan observasi. Proses wawancara direkam menggunakan alat perekam kemudian dilakukan verbatim. Selama proses wawancara, peneliti melakukan observasi yang kemudian dilampirkan sebagai catatan lapangan. Adapun hasil pengumpulan data observasi tidak langsung dicatat dalam lembar catatan observasi.

2. Reduksi data

Tahap selanjutnya, data yang sudah diperoleh dari lapangan kemudian dilakukan reduksi data. Reduksi data dilakukan sesuai dengan yang dipaparkan oleh Sugiyono (2012) mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting serta

Data Collection

Data Display

Data Reduction

Conclusions: Drawing/verifying


(27)

39

dicari tema dan polanya. Inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis (Herdiansyah, 2012).

3. Penyajian data (Data Display)

Setelah semua data telah diformat berdasarkan instrumen pengumpulan data dan telah berbentuk tulisan (script), langkah berikutnya yaitu penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam beberapa bentuk tipe antara lain uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan lain-lain sesuai kebutuhan dari peneliti sendiri. Adapun tujuan dilakukan penyajian data akan mempermudah peneliti agar data menjadi terorganisir dalam suatu hubungan pola.

4. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Tahap terakhir dalam rangkaian analisis data kualitatif menurut model interaktif yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pada kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun, apabila kesimpulan yang dilakukan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (Sugiyono, 2012).

F. Prosedur Penelitian

Moleong (2012) mengemukakan bahwa tahap-tahap penelitian secara umum terdiri atas empat tahapan, yaitu: tahap pralapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data dan tahap penulisan laporan.

1. Tahap pra-lapangan, meliputi kegiatan penentuan fokus penyesuaian

paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi lapangan dan permohonan surat izin kepada subjek yang akan diteliti,


(28)

40

2. Tahap pekerjaan lapangan, meliputi mengumpulkan bahan-bahan yang

berkaitan dengan sibling rivalry pada remaja kembar identik. Data tersebut diperoleh dengan wawancara.

3. Tahap analisis data, meliputi analisis data yang diperoleh. Adapun tahap

analisis data melalui 4 proses yaitu pengambilan data, reduksi data (data reduction), pengolahan data (data display), dan pengambilan kesimpulan (verification).

4. Tahap penulisan laporan, meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian

dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna. Kemudian peneliti melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan saran-saran demi kesempurnaan laporan penelitian.

G.Teknik Pengujian Keabsahan Data

Menurut Moleong (2012) keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) menurut versi “positivisme” dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigmanya sendiri. Adapun pengujian keabsahan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji kredibilitas data menurut Moleong (2012) ada beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data sebagai berikut:

1. Triangulasi

Proses triangulasi terdiri atas beberapa macam, diantaranya yaitu triangulasi data, triangulasi sumber, triangulasi waktu. Adapun triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi waktu. Triangulasi sumber merupakan pemeriksaan atau pengecekan kembali derajat kepercayaan suatu informasi terhadap sumber lain diperoleh dari ibu kedua subjek penelitian.


(29)

41

2. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi (Peer Debriefing)

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Dalam hal ini peneliti melakukan diskusi dengan dosen pembimbing dan teman-teman yang menurut peneliti dapat membantu memberi masukan dan kritik dalam penelitian ini.

3. Pengecekan dengan anggota yang terlibat (Member check)

Member check merupakan proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data. Adapun member check kepada kedua subjek dalam penelitian ini dilakukan setelah pengumpulan data selesai atau setelah mendapat kesimpulan.


(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai sibling rivalry pada pasangan kembar identik remaja dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pasangan kembar pertama (KA dan KI)

KA dan KI mengalami sibling rivalry sejak kecil dan masih dialami mereka sampai saat ini. Latar belakang terjadinya sibling rivalry pada pasangan KA dan KI ini dikarenakan adanya keinginan untuk lebih unggul dari saudara kembarnya yaitu dalam hal prestasi, perhatian, dan keinginan untuk tampil lebih menarik dalam hal penampilan. Bentuk pertengkaran yang dialami saat masih kecil berbeda dengan saat ini, namun masih terdapat beberapa persamaan yaitu dalam hal persaingan prestasi baik akademik maupun non akademik. Selain itu bentuk persaingan yang terjadi saat ini yaitu persaingan dalam hal persaingan hobi dan persaingan penampilan. Adapun dampak positif yang ditampilkan dari persaingan yang terjadi pada pasangan kembar identik KA dan KI yaitu munculnya sikap saling mengerti dan munculnya perilaku saling membantu. Selain itu, dampak negatif dari sibling rivalry yang terjadi pada pasangan kembar pertama yaitu adanya perasaan iri atau cemburu, dan adanya perasaan minder yang dirasakan oleh salah satu anak kembar.

2. Pasangan kembar kedua (AN dan YN)

AN dan YN mengalami sibling rivalry sejak kecil. Latar belakang munculnya persaingan diantara pasangan ini, karena adanya keinginan untuk membanggakan orang tua dalam hal prestasi, ingin lebih unggul dari saudara kembarnya dalam hal perhatian dan penghargaan dari orang lain. Adapun bentuk persaingan yang dialami kedua pasangan ini adalah


(31)

104

persaingan prestasi, penampilan, perilaku mengganggu saudara kembarnya, tidak ingin menampilkan status kembarnya. Dampak positif yang terjadi pada pasangan kembar AN dan YN yaitu sikap saling mengerti satu sama lain, keduanya mampu bernegosiasi dalam menyelesaikan permasalahan, dan saling termotivasi untuk melakukan yang terbaik. Namun terdapat dampak negatif yang ditimbulkan dari sibling rivalry yang terjadi pada pasangan kedua yaitu adanya perasaan iri dan cemburu, dan munculnya perasaan inferior dari salah satu anak kembar.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mengenai sibling rivalry pada pasangan kembar identik remaja, adapun beberapa rekomendasi untuk berbagai pihak yang terkait, yaitu:

1. Bagi subjek penelitian

a. Persaingan yang terjadi diharapkan memotivasi kedua pasangan untuk bersaing menjadi lebih baik.

b. Pasangan saudara kembar diharapkan saling mendukung dalam mengembangkan potensi diri yang dimiliki masing-masing anak kembar.

2. Bagi orang tua

a. Orang tua diharapkan menyadari akan perbedaan yang dimiliki oleh anak kembarnya dan diharapkan untuk tidak membanding keduanya dalam segala hal.

b. Orang tua diharapkan lebih bijaksana ketika terjadi persaingan diantara anak-anaknya karena tiap anak harus diperlakukan dan dihargai dengan cara yang berbeda-beda sesuai karakter masing-masing.

3. Bagi masyarakat


(32)

105

identik, karena anak kembar memiliki pemikiran dan sifat yang berbeda.

4. Bagi peneliti selanjutnya

a. Hasil penelitian dapat menjadi referensi dan bahan bacaan, serta masukan bagi penelitian yang sejenis pada masa yang akan datang tentang sibling rivalry, dan menambah wawasan penulis dalam melakukan penulisan skripsi sesuai dengan bidang ilmu

b. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitan lanjutan mengenai sibling rivalry misalnya menggali lebih dalam faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya sibling rivalry pada anak kembar remaja dan apakah pada masa perkembangan selanjutnya sibling rivalry pada anak kembar masih terjadi.


(33)

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Anna, Kus Lusiana. (2012). Ledakan kelahiran bayi kembar di AS. [Online] Tersedia http://health.kompas.com/read/2012/01/05/10164027/Ledakan.Kelahiran.Bayi. Kembar.di.AS. Diunduh 22 Oktober2012.

Anderson, J.E (2006). Sibling rivalry : When the family circle becomes a boxing ring. [Online].Tersedia: http://www.contemporaripediatrics.com/conpeds/articleDet ail.jsp?id:06594. Diunduh 22 Oktober2012.

American Psychiatric Association. (2007). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fourth Edition Text Revision. Washington, DC: American Psychiatric Association.

Aspuah, S. 2008. Sibling Rivalry di Desa Karang Wangkul, Kecamatan Purwokerto Utara. www.materiku.com. Diunduh 15 Desember 2013

Bety. (2012). Seto Mulyadi: Sahabat Anak-Anak. [Online] Tersedia: http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-direktori/2301-sahabat-anak-anak. Diunduh 22 Oktober2012.

Bank, S.P. Dun, K. dan Michael D. 1997. The Sibling Bond; First Major Account of the Powerful Emotional Connections Among Brothers and Sisters Throughtout Life. USA: basic book.

Bomb, P. (2005). Social skills and siblings in India. University of Missouri-Co lumbia [Jurnal online].

Tersedia:http://edt.missouri.edu/Fall2005/Thesis/BombP051706T3575/researc h.pdf Diakses 18 Juli 2013

Chaplin, J.P. (2001). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada. Cholid, N.S. (2004). Mengenali stress anak & reaksinya. Jakarta: Buku Populer

Nirmala.

Cicirelli, V.G. (1995). Sibling relationship across the life span. New York: Plenum Press.

Dorland, N.W.A. (2002). Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Gunarsa, Y.S.D dan Gunarsa, S. D. (1982). Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

______. (2000). Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta: BPK

Gunung Mulia.

Haryani (2012). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry Pada Anak Usia Toodler (1-3 Tahun) Di Kelurahan Tugu Kecamatan Cimanggis Depok. Skripsi. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Herdiyansyah, H. (2012). Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.


(35)

107

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

______. (1987). Perkembangan Anak Jilid 1. (Edisi keenam). Jakarta: Penerbit

Erlangga.

______. (1996). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

______. (2002). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Terjemahan. (Edisi kelima). Jakarta: Penerbit Erlangga. Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Papalia, Olds dan Feldman. (2009). Human Development Buku 1 Edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika.

Priatna, C. dan Yulia, A. (2006). Mengatasi persaingan antar saudara kandung pada anak-anak. Jakarta: P.T. Elek Media Komputindo.

Priyani, R. (2001). Jika Kakak Iri pada Adiknya. Familia Majalah Keluarga Bulanan. No 22. Tahun Kedua. Yogyakarta: Yayasan Kansius.

Priyosm. (2008). Perkumpulan Orang-orang Kembar. [Online] Tersedia

http://mytwins-care.blogspot.com/2008/06/perkumpulan-orang-orang-kembar.html Diunduh 22 Oktober 2012

Kartono, K dan Gulo, D. (2000). Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya.

Listiani, I. (2010). Penyebab terjadinya sibling rivalry pada anak usia sekolah di RW.9 Kelurahan. Skripsi. [Online]. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Tersedia: http://elearning.unimus.ac.id/ diakses 24 juli 2013.

Moleong, L. J. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

______. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muftiarini, F.A. (2014). Maria Jadi Miss Indonesia 2014, Kakak Tak Mau Kalah. [Online]. Tersedia:

http://lifestyle.okezone.com/read/2014/02/21/582/944629/maria-jadi-miss-indonesia-2014-kakak-tak-mau-kalah. Diunduh 25 Februari 2014

______. (2014). Maria Asteria Sering Berebut Baju dengan Kembarannya. [Online]. Tersedia: http://lifestyle.okezone.com/read/2014/02/21/29/944705/maria-asteria-sering-berebut-baju-dengan-kembarannya. Diunduh 25 Februari 2014 Nopijar. (2012). Sibling Rivalry pada Anak Kembar yang Berbeda Jenis Kelamin.

Jurnal. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Depok.

Nurmaningtyas, F. dan Reza, M. (2013). Sibling Rivalry pada anak ASD (Autistic Spectrum Disorderr) dan saudara kandungnya. Jurnal. Vol 1. No 2. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Tersedia: http://ejournal.unesa.ac.id.


(36)

108

______. (2002). Life-Span Development Jilid 2 (Edisi kelima). Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S. W. 2011. Psikologi Remaja edisi revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada ______. (2009). Pengantar Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Setiawati, I dan Zulkaida, A. (2007). “Sibling rivalry pada anak sulung yang diasuh oleh single father”. Jurnal. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Depok. Vol2. B28-B32.

Setiorini, A. (2003). Sibling Rivalry. [Online]. Tersedia: http://beta.trial.mil.id/cakradcetak.phd?id=159. Diunduh 15 Desember 2013 Spungin, P. & Richardson, V. (2002). Kiat Mengatasi Persaingan Kakak Adik.

Yogyakarta: ANDI Offset.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Vasta, R. (2004). Child psychology. Canada: Harper.

Wibowo, T. (2011). Pentingnya memahami emosional anak. Artikel. Tersedia:

http://www.pendidikankarakter.com/pentingnya-memahami-kebutuhan-emosional-anak/. Diakses 24 Juli 2013.

Yati, W.J. dan Mangunsong, M.F. (2008). Hubungan antara sibling rivalry dan motivasi berprestasi pada anak kembar. Jurnal. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Depok. Vol13. No2. Tersedia:

http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/issue/view/24. Diakses 24 Juli 2013.

Widowati, Silalahi dan Meinarno. (2010). Keluarga Indonesia (Kumpulan jurnal dengan judul metode penelitian untuk isu keluarga). Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Wong D. L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik (Edisi ke-6). Jakarta: Erlangga. Woolfson R. C. (2005). Seri panduan praktis keluarga: Kenapa Anakku Begitu?.


(1)

104

persaingan prestasi, penampilan, perilaku mengganggu saudara kembarnya, tidak ingin menampilkan status kembarnya. Dampak positif yang terjadi pada pasangan kembar AN dan YN yaitu sikap saling mengerti satu sama lain, keduanya mampu bernegosiasi dalam menyelesaikan permasalahan, dan saling termotivasi untuk melakukan yang terbaik. Namun terdapat dampak negatif yang ditimbulkan dari sibling rivalry yang terjadi pada pasangan kedua yaitu adanya perasaan iri dan cemburu, dan munculnya perasaan inferior dari salah satu anak kembar.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mengenai sibling rivalry pada pasangan kembar identik remaja, adapun beberapa rekomendasi untuk berbagai pihak yang terkait, yaitu:

1. Bagi subjek penelitian

a. Persaingan yang terjadi diharapkan memotivasi kedua pasangan untuk bersaing menjadi lebih baik.

b. Pasangan saudara kembar diharapkan saling mendukung dalam mengembangkan potensi diri yang dimiliki masing-masing anak kembar.

2. Bagi orang tua

a. Orang tua diharapkan menyadari akan perbedaan yang dimiliki oleh anak kembarnya dan diharapkan untuk tidak membanding keduanya dalam segala hal.

b. Orang tua diharapkan lebih bijaksana ketika terjadi persaingan diantara anak-anaknya karena tiap anak harus diperlakukan dan dihargai dengan cara yang berbeda-beda sesuai karakter masing-masing.

3. Bagi masyarakat

a. Masyarakat diharapkan lebih memahami bahwa anak kembar tidak selalu sama meskipun kembar tersebut


(2)

identik, karena anak kembar memiliki pemikiran dan sifat yang berbeda.

4. Bagi peneliti selanjutnya

a. Hasil penelitian dapat menjadi referensi dan bahan bacaan, serta masukan bagi penelitian yang sejenis pada masa yang akan datang tentang sibling rivalry, dan menambah wawasan penulis dalam melakukan penulisan skripsi sesuai dengan bidang ilmu

b. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitan lanjutan mengenai sibling rivalry misalnya menggali lebih dalam faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya sibling rivalry pada anak kembar remaja dan apakah pada masa perkembangan selanjutnya sibling rivalry pada anak kembar masih terjadi.


(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anna, Kus Lusiana. (2012). Ledakan kelahiran bayi kembar di AS. [Online] Tersedia http://health.kompas.com/read/2012/01/05/10164027/Ledakan.Kelahiran.Bayi. Kembar.di.AS. Diunduh 22 Oktober2012.

Anderson, J.E (2006). Sibling rivalry : When the family circle becomes a boxing ring. [Online].Tersedia: http://www.contemporaripediatrics.com/conpeds/articleDet ail.jsp?id:06594. Diunduh 22 Oktober2012.

American Psychiatric Association. (2007). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fourth Edition Text Revision. Washington, DC: American Psychiatric Association.

Aspuah, S. 2008. Sibling Rivalry di Desa Karang Wangkul, Kecamatan Purwokerto Utara. www.materiku.com. Diunduh 15 Desember 2013

Bety. (2012). Seto Mulyadi: Sahabat Anak-Anak. [Online] Tersedia: http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-direktori/2301-sahabat-anak-anak. Diunduh 22 Oktober2012.

Bank, S.P. Dun, K. dan Michael D. 1997. The Sibling Bond; First Major Account of the Powerful Emotional Connections Among Brothers and Sisters Throughtout Life. USA: basic book.

Bomb, P. (2005). Social skills and siblings in India. University of Missouri-Co lumbia [Jurnal online].

Tersedia:http://edt.missouri.edu/Fall2005/Thesis/BombP051706T3575/researc h.pdf Diakses 18 Juli 2013

Chaplin, J.P. (2001). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada. Cholid, N.S. (2004). Mengenali stress anak & reaksinya. Jakarta: Buku Populer

Nirmala.

Cicirelli, V.G. (1995). Sibling relationship across the life span. New York: Plenum Press.

Dorland, N.W.A. (2002). Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Gunarsa, Y.S.D dan Gunarsa, S. D. (1982). Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

______. (2000). Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Haryani (2012). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry Pada Anak Usia Toodler (1-3 Tahun) Di Kelurahan Tugu Kecamatan Cimanggis Depok. Skripsi. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Herdiyansyah, H. (2012). Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.


(5)

107

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

______. (1987). Perkembangan Anak Jilid 1. (Edisi keenam). Jakarta: Penerbit Erlangga.

______. (1996). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

______. (2002). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan. (Edisi kelima). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Papalia, Olds dan Feldman. (2009). Human Development Buku 1 Edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika.

Priatna, C. dan Yulia, A. (2006). Mengatasi persaingan antar saudara kandung pada anak-anak. Jakarta: P.T. Elek Media Komputindo.

Priyani, R. (2001). Jika Kakak Iri pada Adiknya. Familia Majalah Keluarga Bulanan. No 22. Tahun Kedua. Yogyakarta: Yayasan Kansius.

Priyosm. (2008). Perkumpulan Orang-orang Kembar. [Online] Tersedia

http://mytwins-care.blogspot.com/2008/06/perkumpulan-orang-orang-kembar.html Diunduh 22 Oktober 2012

Kartono, K dan Gulo, D. (2000). Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya.

Listiani, I. (2010). Penyebab terjadinya sibling rivalry pada anak usia sekolah di RW.9 Kelurahan. Skripsi. [Online]. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Tersedia: http://elearning.unimus.ac.id/ diakses 24 juli 2013.

Moleong, L. J. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

______. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muftiarini, F.A. (2014). Maria Jadi Miss Indonesia 2014, Kakak Tak Mau Kalah.

[Online]. Tersedia:

http://lifestyle.okezone.com/read/2014/02/21/582/944629/maria-jadi-miss-indonesia-2014-kakak-tak-mau-kalah. Diunduh 25 Februari 2014

______. (2014). Maria Asteria Sering Berebut Baju dengan Kembarannya. [Online]. Tersedia: http://lifestyle.okezone.com/read/2014/02/21/29/944705/maria-asteria-sering-berebut-baju-dengan-kembarannya. Diunduh 25 Februari 2014 Nopijar. (2012). Sibling Rivalry pada Anak Kembar yang Berbeda Jenis Kelamin.

Jurnal. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Depok.

Nurmaningtyas, F. dan Reza, M. (2013). Sibling Rivalry pada anak ASD (Autistic Spectrum Disorderr) dan saudara kandungnya. Jurnal. Vol 1. No 2. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Tersedia: http://ejournal.unesa.ac.id.


(6)

______. (2002). Life-Span Development Jilid 2 (Edisi kelima). Jakarta: Erlangga. Sarwono, S. W. 2011. Psikologi Remaja edisi revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada ______. (2009). Pengantar Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Setiawati, I dan Zulkaida, A. (2007). “Sibling rivalry pada anak sulung yang diasuh oleh single father”. Jurnal. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Depok. Vol2. B28-B32.

Setiorini, A. (2003). Sibling Rivalry. [Online]. Tersedia: http://beta.trial.mil.id/cakradcetak.phd?id=159. Diunduh 15 Desember 2013 Spungin, P. & Richardson, V. (2002). Kiat Mengatasi Persaingan Kakak Adik.

Yogyakarta: ANDI Offset.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Vasta, R. (2004). Child psychology. Canada: Harper.

Wibowo, T. (2011). Pentingnya memahami emosional anak. Artikel. Tersedia:

http://www.pendidikankarakter.com/pentingnya-memahami-kebutuhan-emosional-anak/. Diakses 24 Juli 2013.

Yati, W.J. dan Mangunsong, M.F. (2008). Hubungan antara sibling rivalry dan motivasi berprestasi pada anak kembar. Jurnal. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Depok. Vol13. No2. Tersedia:

http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/issue/view/24. Diakses 24 Juli 2013.

Widowati, Silalahi dan Meinarno. (2010). Keluarga Indonesia (Kumpulan jurnal dengan judul metode penelitian untuk isu keluarga). Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Wong D. L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik (Edisi ke-6). Jakarta: Erlangga. Woolfson R. C. (2005). Seri panduan praktis keluarga: Kenapa Anakku Begitu?.