NASKAH PUBLIKASI Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten Boyolali Periode 2010-2013.

NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN
PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA
KJKS BMT DANA MULIA KABUPATEN BOYOLALI
PERIODE 2010-2013

Disusun Oleh:
EKO SUDIYONO
B 100 100 140

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan penilaian kinerja keuangan
KJKS MBT Dana Mulia Kabupaten Boyolali dengan menggunakan laporan
keuangan berupa Neraca dan Laba/Rugi periode 2010 s.d. 2013. Salah satu tehnik
yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah Rasio Likuiditas
(Current Ratio), Rasio Solvabilitas (Debt To Equity Ratio, Debt To Total Asset),

dan Rasio Profitabilitas (Rentabilitas Modal Sendiri, Return On Asset).
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan kinerja keuangan yang dimiliki
oleh KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten Boyolali dalam keadaan Kurang Baik
berdasarkan analisis Rasio Likuiditas. Disimpulkan bahwa Current Ratio yang
dimiliki koperasi berada dibawah standarnya yaitu 275% dengan
nilai 0. Dapat dikatakanbahwa koperasi tidak dapat memenuhi kewajiban jangka
pendenya. Berdasarkan analisis Rasio Solvabilitas dapat disimpulkan bahwa
KJKS BMT Dana Muliadalam keadaan Baik dengan nilai 75. Dapat dikatakan
bahwa koperasi dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Berdasarkan
analisis Rasio Profitabilitas dapat disimpulkan bahwa KJKS BMT Dana Mulia
dalam keadaan Cukup Baik dengan nilai 50. Dapat dikatakan bahwa koperasi
dapat memenuhi kemampuan untuk menghasilkan laba ataupendapatan.
Kata Kunci : Koperasi, Kinerja Keuangan, Likuiditas, Solvabilitas, dan
Profitabilitas.

PENDAHULUAN
Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan non Bank yang cukup
berperan dalam menumbuh kembangkan perekonomian Indonesia. Dalam sejarah
perkembangan perekonomian di Indonesia, koperasi memiliki peranan yang
cukup berarti. Hasil studi kasus tentang koperasi memperlihatkan bahwa

keberadaan koperasi tidak hanya menguntungkan pada anggota koperasi tapi juga
telah berperan dalam penyerapan tenaga kerja dan memberikan tingkat
kesejahteraa yang lebih baik untuk komunitas dimana koperasi tersebut berada.
Koperasi dalam kegiataanya memiliki dua karakter yang khas yaitu bersifat
ekonomi dan berwatak sosial, artinya meskipun dalam pokok usahanya berprinsip
ekonomi, koperasi tetap mementingkan pendidikan pengkoperasian bagi anggota
dan juga masyarakat (Anoraga dan Widiyanti, 2002).
Koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian merupakan suatu Badan Usaha, sehingga koperasi tetap tunduk
terhadap kaidah-kaidah perusahaan dan prinsip-prinsip ekonomi yang berlaku.
Karena itu, koperasi harus dapat menghasilkan keuntungan dalam
mengembangkan organisasi dan usahanya. Pembangunan koperasi yang
merupakan perwujudan ke arah amanat konstitusi bangsa Indonesia, yaitu pada
Undang-Undang Dasar 1945 khususnya Pasal 33 Ayat 1 yaitu perekonomian
Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan

koperasi adalah bangunan usaha yang sesuai dengan susunan perekonomian yang
dimaksud. Dengan demikian koperasi diharapkan memainkan peranan penting
dalam perekonomian Indonesia, yaitu koperasi sebagai soko guru perekonomian
Indonesia.

Dengan memperhatikan kedudukan koperasi seperti tersebut diatas maka
peran koperasi sangatlah penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan
potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi
yang mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan
keterbukaan. Dalam kehidupan ekonomi seperti itu koperasi seharusnya memiliki
ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas yang menyangkut kepentingan
kehidupan ekonomi rakyat. Tetapi dalam perkembangan ekonomi yang berjalan
sedemikian cepat, pertumbuhan ekonomi selama ini belum sepenuhnya
menampakkan wujud dan perannya sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar 1945.
Koperasi mampu mengumpulkan berbagai sumber untuk membentuk
kekuatan bersama untuk menghadapi persaingan dengan usaha lain. Dengan
demikian koperasi mampu melindungi kepentingan anggotanya dan organisasi.
Selaku pertolongan yang sangat besar artinya bagi kelompok yang tidak memiliki
modal yang cukup. Dengan bergabungnya mereka dalam organisasi koperasi,
maka dengan sendirinya koperasi mempunyai potensi untuk memperlancar
perdagangan.
Koperasi sebagai pelaku ekonomi harus mampu memperoleh hasil atau laba
dari kegiatan usahannya. Sebuah perusahaan atau koperasi dikatakan sehat jika
perkembangan hasil usahannya meningkat. Peningkatan hasil usaha semakin turun
atau bahkan mengalami kerugian menunjukkan rentabilitas rendah.

Keberhasilan
koperasi
ditentukan
oleh
kemampuannya
dalam
mentransformasikan diri sesuai dengan tuntutan perubahan global. Kemampuan
manajemen dalam menyusun rencana kerja, rencana pendapatan, dan belanja yang
disusun setiap tahun secara efektif dan efisien serta adanya pengendalian
operasionalnya juga faktor yang turut diperhatikan. Dengan mengukur kinerja
keuangan koperasi, kita bisa mendapatkan gambaran tentang performa suatu
koperasi tanpa mengesampingkan faktor-faktor lain yang terkait. Kinerja
keuangan koperasi merupakan cerminan seberapa jauh koperasi telah melangkah.
Kajian terhadap kinerja keuangan merupakan faktor yang patut dipertimbangkan
untuk melihat sejauh mana hasil yang didapatkan dalam menjalankan kegiatan
usahanya.
Analisis rasio merupakan bagian dari laporan pertanggung jawaban pengurus
yang juga merupakan bagian dari sistem laporan keuangan. Dalam kegiatan usaha
koperasi agar berkembang dengan baik dituntut untuk menyusun laporan
keuangan yang terdiri dari neraca dan rugi/laba. Untuk mengetahui apakah usaha

yang dilakukan koperasi mengalami perkembangan, diadakan analisa mengenai
faktor-faktor yang mendukung pencapaian usaha. Salah satu faktor tersebut dapat
dilihat interpretasi atau analisa pelaporan keuangan.

Dengan diketahui rasio-rasio yang ada pada analisa laporan keuangan, maka
dapat diketahui kinerja keuangan koperasi tersebut mengalami rugi/laba yang
nantinya bagi koperasi digunakan sebagai pedoman dalam memberikan jumlah
besar kecilnya pinjaman kepada anggota dan memenuhi kebutuhan anggotanya.
Laporan keuangan mampu menyajikan komponen-komponen yang penting dalam
banyak hal keadaan keuangan koperasi. Laporan keuangan dapat memberikan
informasi sehubungan dengan kondisi keuangan dan hasil yang dicapai oleh KJKS
BMT Dana Mulia Kabupaten Boyolali.
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui Kinerja Keuangan KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten
Boyolali ditinjau dari Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas apakah sudah
dikatakan Sangat Baik, Baik, Cukup Baik, Dan Kurang Baik menurut Pedoman
Klasifikasi Koperasi Nomor. 129/Kep./M/KUKM/XI/2002.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Koperasi Syariah

Koperasi Syariah merupakan badan usaha yang beranggotakan orangorang atau badan usaha yang melandaskan kegiatannya pada prinsip syariah
atau bagi hasil dan berdasarkan atas azas kekeluargaan. Koperasi syariah
adalah sebuah lembaga ekonomi kerakyatan yang berusaha membangun
kegiatan usaha produktif dan infestasi dalam rangka menumbuh
kembangkan dan meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil
berdasarkan prinsip syariah dan koperasi (Rodoni dan Hamid, 2008).
Koperasi syariah merupakan gerakan ekonomi kerakyatan yang
melandaskan kegiatannya pada prinsip syariah dan prinsip koperasi yang
berasas kekeluargaan. Konsep dan filosofi syariah yaitu adanya prinsip
profit sharing atau bagi hasil dan interest free yang menerangkan penerapan
bunga dalam transaksi keuangan. Selain itu didalam ekonomi syariah juga
dikenal dengan prinsip employee participation (partisipasi karyawan),
dimana semua karyawan ikut memiliki perusahaan (koperasi) dan
mendapatkan keuntungan seimbang dari laba yang dicapai perusahaan.
Sistem seperti ini membuat para karyawan merasa ikut memiliki perusahaan
(Koperasi) dan memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap
kelangsungan perusahaan, sehingga lebih menjamin keberlanjutan usaha.
2. Tujuan Koperasi
Koperasi didirikan oleh anggotanya atas dasar kesamaan cita-cita, serta
atas dasar hak dan kewajiban diantara para anggotanya. Pada umumnya

koperasi mempunyai tujuan untuk memperjuangkan kepentingan dan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Karena anggota
koperasi yang berbeda-beda, maka tujuan koperasi secara khusus
disesuaikan dengan permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh para
anggotanya. Sebagai mana yang tertulis dalam pasal 3 UU No. 25 tahun

1992 yang berbunyi “koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan para
anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
maju, Adil dan Makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945” (Yohan, 2012).
3. Sumber Modal Koperasi
Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan
kegiatan usahanya koperasi memerlukan modal, dalam pasal 41 UU Nomor
25 Tahun 1992 tentang perkoperasian disebutkan bahwa modal koperasi
terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman.
1) Modal sendiri meliputi sumber modal sebagai berikut:
a. Simpanan Pokok
b. Simpanan wajib
c. Dana cadangan

d. Hibah
2) Modal pinjaman koperasi berasal dari pihak-pihak sebagai berikut:
a. Anggota dan calon anggota.
b. Koperasi lainnya dan atau anggota yang didasari dengan perjanjian
kerjasama antar koperasi.
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya yang dilakukan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Sumber lain yang sah.
4. Landasan Koperasi
Landasan Koperasi Indonesia adalah pedoman dalam menentukan arah,
tujuan, serta kedudukan koperasi terhadap pelaku ekonomi lainnya. Dalam
UU No. 25/1992 koperasi di Indonesia mempunyai landasan sebagai
berikut:
1) Landasan Idiil
Sesuai dengan Bab II UU No. 25/1992 landasan idil koperasi Indonesia
adalah Pancasila. Penetapan Pancasila sebagai landasan koperasi ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa Pancasila merupakan pandangan
hidup dan bangsa Indonesia.

2) Landasan Strukturil
Pada Bab II UU No. 25/1992 selain Pancasila sebagai landasan idiil
koperasi Undang-Undang Dasar 1945 ditetapkan sebagai landasan
setrukturil koperasi Indonesia, sebagai diketahui UUD 1945 merupakan
aturan pokok organisasi Negara Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan terdapat ketentuan-ketentuan yang mengatur berbagai
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
B. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari
proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data

keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data-dataatau aktivitas tersebut (Sudjaja dan Barlian,
2003). Laporan keuangan menurut Munawir (2000). Hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antar data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan atau pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Laporan
keuangan pada dasarnya akhir dari proses akuntansi yang meliputi neraca,
laporan rugi atau laba dan laporan perubahan modal atau laba ditahan atau

SHU (Sudarsono dan Edilius, 2008).
Pada umumnya dalam menyusun laporan keuangan yang sering
digunakan menggunakan laporan neraca dan laporan rugi/laba.
Adapun bentuk-bentuk laporan keuangan koperasi adalah :
a. Neraca
b. Laporan Rugi Laba
Dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang lebih diteliti sesuai
dengan prinsip yang digunakan secara umum.
2. Analisis Laporan keuangan Koperasi
Analisis laporan keuangan disini dapat didefinisikan sebagai proses
penela’ahan atau menguraikan informasi lebih detail, mempelajari
hubungan-hubungan dan tendensi untuk menentukan posisi keuangan dan
hasil operasi serta perkembangan perusahaan koperasi yang bersangkutan
(Sudarsono, 2004).
Analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk mengukur
perkembangan serta kinerja keuangan suatu perusahaan dimasa lalu serta
pada masa yang sekarang juga dapat digunakan untuk memperkirakan
kondisi keuangan perusahaan sehingga bermanfaat untuk mengetahui
kelemehan serta peluang yang ada. Munawir (2000) mengemukakan
beberapa metode analisis laporan keuangan yaitu:

a. Metode Analisis Horisontal
Yaitu analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk
beberapa saat periode, sehingga dapat diketahui perkembangan.
b. Metode Analisis Vertikal
Yaitu analisis dengan membandingkan anatara pos yang satu dengan pos
yang lain yang hanya dilakukan pada satu periode saja pada saat tertentu.
3. Pihak-pihak yang Berkepentingan
Munawir (2004) mengatakan bahwa pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah:
a. Pemilik Peusahaan
Pemilik perusahaan akan dapat menilai hasil-hasil yang telah dicapai dan
untuk menilai kemungkinan atas hasil-hasil yang akan dicapai di masa
yang akan datang sehingga dapat menaksir bagian-bagian keuntungan
yang akan diterima, melalui laporan keuangan.
b. Manajer atau Pimpinan Perusahaan
Manajer akan mengetahui perkembangan keuangan perusahaan dan hasilhasil keuangan yang telah dicapai baik pada waktu yang lalu maupun
pada waktu sekarang, dengan mengadakan analisis laporan keuangan.

c. Para Investor (Penanam Modal Jangka Panjang)
Para investor berkepentingan terhadap proyek keuntungan, perkembangan
perusahaan, mengetahui jaminan investasinya, mengetahui kondisi kerja
atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan. Dari hasil analisis
laporan keuangan, para investor, banker, dan para kreditur lainnya dapat
menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh.
d. Pemerintah
Pemerintah dapat menentukan jumlah pajak yang harus di bayarkan oleh
perusahaan, dwngan adanya laporan keuangan. Dsata-data keuangan
tersebut juga dibutuhkan oleh biro pusat statistik, dinas perindustrian,
tenaga kerja untuk dasar perencanaan dan juga perdagangan.
C. Analisis Rasio Keuangan
1. Rasio Keuangan
Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perhitungan
dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan signifikan atau berarti (Harahap, 2002). Analisis Rasio
merupakan cara penting untuk menyatakan hubungan yang bermakna
diantara komponen komponen dari laporan keuangan (Simamora, 1999).
Rasio Keuangan dihitung dengan membagi nilai rupiah pos lainya yang
dilaporkan. tujuannya adalah untuk menyatakan hubungan diantaranya dua
pos yang relevan yang mudah ditafsirkan dan dibandingkan dengan
informasi lainnya.
Dalam mengintrepretasikan kondisi dan kinerja keuangan perusahaan
yang terlihat dalam laporan keuangan, seorang analisis memerlukan ukuran
tertentu. Ukuran yang sering digunakan adalah rasio. Rasio menggambarkan
suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa alat analisaa
ini akan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa
tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan
terutama apabila angaka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio
pembanding yang digunakan sebagai setandar (Munawir, 2004).
1) Rasio Likuiditas
Menurut Van Horne dan Wachowicz (1997) mengemukakan bahwa
Likuiditas adalah kemampuan aktiva diubah menjadi kas tanpa
penurunan harga berarti. rasio likuiditas mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada
waktunya. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang
modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Likuiditas
adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan yang harus dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban pada saat ditagih (Munawir, 1995). Yang termasuk
kedalam Rasio Likuiditas antara lain:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva

lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya (Harahap, 2002). Rumus yang
digunakan untuk menghitung Current Ratio:
Aktiva Lancar
x 100%
Current Ratio =
Kewajiban Lancar
2) Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuagan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik jangka
pendek maupun jangka panjang (S.Munawir, 1995). Solvabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban jangka
panjang atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi
(Harahap, 2002). Yang termasuk kedalam Rasio Solvabilitas antara lain:
a. Rasio Modal Sendiri Atas Hutang (Debt To Equity Ratio)
Menurut Harahap (2002), Rasio ini diperoleh dengan cara membagi
total modal pemilik perusahaan dengan hutang lancar ditambah hutang
jangka panjang, Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana
modal pemilik dapat menutup hutang-hutang kepada pihak luar.
Semakin tinggi rasio ini semakin baik, bila rasio menunjukkan jumlah
angka rendah maka akan semakin kecil pula jumlah modal sendiri
yang digunakan untuk menjamin terbayarnya hutang-hutang
perusahaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung Debt To
Equity Ratio :
Modal Sendiri
x 100%
Debt To Equity Ratio =
Total Hutang
b. Rasio Aktiva Atas Hutang (Debt To Total Asset)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
melunasi keseluruhan hutang-hutangnya yang dijamin dengan jumlah
dari aktiva perusahaan. Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang
dapat ditutupi oleh aktiva, lebih besar rasionya lebih aman (Harahap,
2002). Supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.
Rumus yang digunakan untuk menghitung Debt To Total Asset:
Total Aktiva
x 100%
Debt To Total Asset =
Total Hutang
3) Rasio Profitabilitas (Rentabilitas)
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
suatu laba selama periode tertentu (S.Munawir, 1995). Sedangkan
menurut Harahap (2002) Rasio Profitabilitas yaitu rasio yang
menggambarkan kemampuan mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal
dan sebagainya. Yang termasuk kedalam Rasio Profitabilitas antara lain:
a. Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas Modal Sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan
dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan
keuntungan (Bambang, 1995). Rumus yang digunakan untuk
menghitung Rentabilitas Modal Sendiri:

Rentabilitas Modal Sendiri

=

SHU
Modal Sendiri

x 100%

b. Return On Asset (ROA)
Return On Asset menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan (Sartono, 2001).
Semakin tinggi rasio ini merupakan efektifitas dalam menggunakan
total aktiva dalam menghasilkan laba. Rumus yang digunakan untuk
menghitung Return On Asset:
SHU
x 100%
Return On Asset =
Total Aktiva
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya diteliti oleh 1 Endras Ady Saputro, Nim:
F.3302132, Jurusan Akuntansi (2005), Judul Sekripsi “Analisis Rasio
Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan
Pada Koperasi Primkoppol Polresta Surakarta Periode 2002 s.d. 2004”. Metode
analisis data yang digunakan adalah Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan
Profitabilitas berdasarkan Surat Keputusan Menteri dan Usaha Kecil dan
Menengah Nomor.129/Kep./M/KUKM/XI/2002. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menilaian kinerja keuangan koperasi primkoppol polresta surakarta
periode 2002 s.d. 2004. Hasil yang didapatkan menyebutkan bahwa kinerja
keuangan yang dimiliki koperasi primkoppol polresta surakarta dalam keadaan
Baik. Current Ratio yang dimiliki koperasi berada diatas setandar, sehingga
dapat memenuhi hutang jangka pendek. Rasio Solvabilitas dapat diketahui
bahwa koperasi dalam keadaan Baik, sehingga koperasi primkoppol polresta
surakarta dapat memenuhi hutang jangka panjangnya. berdasarkan Rasio
Profitabilitas dapat disimpulkan bahwa koperasi dalam keadaan Baik, karena
kemampuan koperasi dalam menghasilkan pendapatan atau laba dengan aktiva
dan modal sendiri sangat tinggi. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara dan dokumentasi.
Penelitian sebelumnya diteliti oleh 2 J.E Susanto Yanuar Pribadi (2009),
dengan judul: “Analysis Of Financial Ratios On Company Profitability In
Generating ROA (Case Studies In CV. Tools Box In Surabaya)”. Adapun
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap
profitabilitas. Data yang digunakan adalah laporan keuangan bulanan dari
januari 2008 sampai desember 2009. Teknis analisis data, digunakan analisis
regresi berganda, t-test, f-test, koefisien determinasi, korelasi parsial dan
asumsi klasik. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi kasus
disebuah perusahaan CV. Tool Box.

METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan pada landasan teori dan kajian penelitian sebelumnya
dirumuskan kerangka pemikiran sebagai berikut:
KJKS BMT Dana Mulia

Laporan Keuangan Koperasi

Laporan Rugi/Laba

Laporan Neraca
Analisis Rasio
-

Likuiditas
Solvabilitas
Profitabilitas

Kinerja Keuangan

B. Hipotesis
Diduga kinerja keuangan KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten Boyolali
Dilihat dari segi Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Profitabilitas.
Kinerja keuangannya Cukup Baik menurut Pedoman Klasifikasi Koperasi
Nomor: 129/Kep./M/KUKM/XI/2002.
C. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat di bedakan menjadi
dua yaitu Data Kuantitatif dan Data Kualitatif.
a. Data Kuantitatif
Data yang dapat dihitung dan berupa angka-angka, seperti neraca dan
laporan rugi/laba.
Dalam penelitian ini diambil data berupa:
1) Laporan Keuangan yang berupa Neraca Koperasi Tahun 2009 s.d. 2013
2) Laporan Rugi Laba Koperasi dari Tahun 2009 s.d. 2013.
b. Data Kualitatif
Data yang bukan merupakan angka-angka dan merupakan penjelasan atau
keterangan berupa:
1) Sejarah dan perkembangan KJKS BMT Dana Mulia.
2) Struktur organisasi, aktivitas KJKS BMT Dana Mulia dan data lain yang
berhubungan dengan masalah dalam penelitian ini.

D. Variabel dan Teknik Pengumpulan Data
a. Defenisi Operasional Varibel
Untuk mendefinisikan suatu variabel yang terkait dengan objek
penelitian maka dibuat beberapa pengertian batasan operasional yaitu :
1) Likuiditas
Rasio Likuiditas kemampuan koperasi dalam membayar hutangnya
dalam jangka waktu yang pendek. Untuk mengukur likuiditas
menggunakan data yang dimiliki KJKS BMT Dana Mulia dari tahun
2010 s.d. 2013.
2) Solvabilitas
Rasio solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan koperasi untuk
membayar semua hutang – hutangnya dalam jangka waktu yang panjang.
Untuk mengukur solvabilitas menggunakan data yang dimiliki KJKS
BMT Dana Mulia selama 5 tahun dari tahun 2010 s.d. 2013.
3) Profitabilitas
Rentabilitas adalah Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
periode tertentu, Rasio Rentabilitas yang digunakan disini adalah
rentabilitas modal sendiri. untuk mengukur rentabilitas modal sendiri
digunakan data yang dimiliki KJKS BMT Dana Mulia dari tahun 2010
s.d. 2013.
b. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga metode yaitu:
1) Wawancara
Yaitu metode pengumpulan data dengan mengadakan Tanya jawab
secara langsung kepada kepala koperasi ataupun karyawan koperasi Bmt
dana mulia atau yang diberi wewenang untuk memberikan data seperti :
jumlah tenaga kerja, sarana dan prasarana, total asset yang telah dimiliki
saat ini.
2) Observasi
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan
langsung ke perusahaan agar data yang dikumpulkan sesuai dengan yang
diperlukan seperti: Melihat secara langsung apa saja yang dikerjakan oleh
karyawan pada masing-masing jabatan atau kedudukan.
3) Studi Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan jalan membaca literatur maupun bacanbacaan yang lain yang erat hubungannya dengan masalah yang sedang
diteliti agar dapat dipergunakan sebagai acuan atau tolak ukur
pembahasan masalah seperti buku bacaan yang sesuai dengan
permasalahan yang akan dibahas.
E. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan adalah Analisis
Rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas yang digunakan untuk
mengetahui seberapa besar perkembangan kinerja keuangan koperasi, dan
tujuan pertamanya yaitu analisis kinerja keuangan koperasi berdasarkan rasiorasio yang sesuai dari Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia Nomor. 129/Kep./M/KUKM/XI/2002.
Alasannya pemilihan rasio ini dianggap mampu memproxikan secara
keseluruhan kinerja keuangan. Rasio-rasio tersebut adalah Rasio Likuiditas,
Rasio Solvabilitas, dan Rasio Profitabilitas. Adapun formulasi rasio-rasio
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan aktiva diubah menjadi kas tanpa penurunan
harga berarti. rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Rasio ini dapat
dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva
lancar dan hutang lancar. yang termasuk kedalam Rasio Likuiditas antara
lain:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajibankewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan
hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi
kewajiban jangka pendeknya. Rumus yang digunakan:
Aktiva Lancar
x 100%
Current Ratio =
Kewajiban Lancar
2. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuagan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik jangka
pendek maupun jangka panjang. yang termasuk kedalam Rasio Solvabilitas
antara lain:
a. Rasio Modal Sendiri Atas Hutang (Debt To Equity Ratio)
Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat
dapat menutup hutang-hutang kepada pihak luar. Semakin tinggi rasio ini
semakin baik, bila rasio menunjukkan jumlah angka rendah maka akan
semakin kecil pula jumlah modal sendiri yang digunakan untuk
menjamin terbayarnya hutang-hutang perusahaan. Rumus yang
digunakan:
Modal Sendiri
x 100%
Debt To Equity Ratio =
Total Hutang
b. Rasio Aktiva Atas Hutang (Debt To Total Asset)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
melunasi keseluruhan hutang-hutangnya yang dijamin dengan jumlah
dari aktiva perusahaan. Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat
ditutupi oleh aktiva, lebih besar rasionya lebih aman. Rumus yang
digunakan:
Total Aktiva
x 100%
Debt To Total Asset =
Total Hutang

3. Rasio Profitabilitas (Rentabilitas)
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
suatu laba selama periode tertentu. yang termasuk kedalam Rasio
Profitabilitas antara lain:
a. Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas Modal Sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan
modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan.
Rumus yang digunakan:
SHU
x 100%
Rentabilitas Modal Sendiri =
Modal Sendiri
b. Return On Asset (ROA)
Return On Asset menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Semakin tinggi rasio
ini merupakan efektifitas dalam menggunakan total aktiva dalam
menghasilkan laba. Rumus yang digunakan:
SHU
x 100%
Return On Asset =
Total Aktiva
Tabel
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Nomor : 129/Kep./M/KUKM/XI/2002 Tentang Pedoman Klasifikasi Koperasi.
No.
Keterangan
1.
Rasio Likuiditas
Rasio Lancar
( Current Ratio )

2.

Rasio Solfabilitas
Rasio Modal Sendiri atas Hutang
( Debt to Equity Ratio )

Rasio Aktiva atas Hutang
(Debt to Total Asset )

3.

Rasio Profitabilitas
Rentabilitas modal sendiri

Return on Asset
( ROA )

Klasifikasi

Bobot

175% - 200% = Sangat Baik
150% - 174% atau 225% - 249% = Baik
125% - 149% atau 250% - 274% = Cukup Baik
< 125% atau >275% = Kurang Baik

100
75
50
0

15% = Sangat Baik
12,6% - 15% = Baik
10% - 12,5% = Cukup Baik
< 10% = Kurang Baik

100
75
50
0

110% = Sangat Baik
101% - 109% atau 111% - 119% = Baik
90% - 100% atau 120% - 130% = Cukup Baik
< 90% atau >130% = Kurang Baik

100
75
50
0

> 21% = Sangat Baik
10% - 20% = Baik
1% - 9% = Cukup Baik
< 1% = Kurang Baik

100
75
50
0

> 10% = Sangat Baik
6% - 9% = Baik
0% - 5% = Cukup Baik
< 0% = Kurang Baik

100
75
50
0

Sumber: Dinas Koperasi Surakarta.

HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menilai kinerja
keuangan pada KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten boyolali dan berdasarkan data
yang telah dianalisis maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Rekapitulasi Alat Ukur
(Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Dan Rasio Profitabilitas)
KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten Boyolali
Periode 2010 – 2013
No.

Keterangan Rasio

1. Rasio likuiditas
a. Current ratio
2. Rasio Solvabilitas
a. Debt To Equity Ratio
b. Debt To Total Asset
3. Rasio Profitabilitas
a. Rentabiltas Modal Sendiri
b. Return On Asset

Tahun 2010 Tahun 2011

Tahun
2012

Tahun
2013

Rata - Rata Keterangan
Hasil

104,29%

107,74%

102,34%

105,46%

104,96% Kurang Baik

13,55%
110,94%

11,90%
113,37%

13,01%
112,63%

13,23%
115,48%

12,92% Baik
113,10% Baik

8,78%
1,07%

5,45%
0,57%

5,10%
0,59%

6,35%
0,73%

6,42%
0,74%

Cukup Baik
Cukup Baik

Berdasarkan tabel rekapitulasi tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Dengan analisis rasio Likuiditas Tahun 2010 s.d. 2013 menunjukkan
nilai Kurang Baik dilihat dari setandar klasifikasi koperasi yaitu 275% dengan nilai 0. Dilihat dari Current Ratio tertinggi Tahun 2011
sebesar 107,74% dan terendah pada tahun 2012 sebesar 102,34%. Jadi
secara keseluruhan likuiditas koperasi dilihat dari Carrent Ratio Tahun 2010
s.d. 2013 itu Kurang Baik dan ini berarti koperasi masih belum mampu
memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.
2. Rasio Solvabilitas
Dengan analisis Rasio Solvabilitas Tahun 2010 s.d. 2013 menunjukkan
nilai Baik dilihat dari setandar klasifikasi koperasi yaitu 12,6%-15% dengan
nilai 75 dilihat dari Debt To Equity Ratio kemampuan koperasi membayar
hutangnya dengan modal sendiri dinilai baik. Debt To Equity Ratio tertinggi
pada Tahun 2010 sebesar 13,55% dan terendah pada Tahun 2011 sebesar
11,90%. untuk Debt To Total Asset memiliki klasifikasi koperasi 111%119% dengan nilai 75. Nilai terendah pada Tahun 2010 sebesar 110,94%
dan tertinggi pada Tahun 2013 sebesar 115,48%. jadi secara keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa kondisi koperasi Baik, tetapi koperasi harus
mengusahakan agar solvabilitasnya tetap di atas standar 100%.
3. Rasio Profitabilitas
Dengan analisis Rasio Solvabilitas Tahun 2010 s.d. 2013 menunjukkan
nilai Cukup Baik dilihat dari setandar klasifikasi koperasi yaitu 1%-9%
dengan nilai 50 untuk Rentabilitas Modal Sendiri kemampuan koperasi

dalam mendapatkan keuntungan cukup baik pada tahun 2010 sebesar 8,78%
dan terendah pada Tahun 2012 sebesar 5,10%. Sedangkan dilihat dari
Return On Asset memiliki klasifikasi koperasi 0%-5% dengan nilai 50. Nilai
tertinggi pada Tahun 2010 sebesar 1,07% dan terendah pada Tahun 2011
sebesar 0,57%. Jadi secara keseluruhan koperasi masih perlu adanya
peningkatan untuk menghasilkan pendapatan atau laba.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari perumusan masalah apakah secara Likuiditas, Solvabilitas,
dan Profitabilitas kinerja keuangan KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten Boyolali
dapat dikatakan Sangat Baik, Baik, Cukup Baik atau Kurang Baik menurut
Pedoman Klasifikasi Koperasi Nomor: 129/KEP./M/KUKM/XI/2002. Dari
perumusan masalah tersebut terbukti bahwa kinerja keuangan KJKS BMT Dana
Mulia Kabupaten Boyolali, dari Rasio Likuiditas (Rasio Lancar) KurangBaik.
Rasio Solvabilitas (Rasio Modal Sendiri atas Hutang) Baik, (Rasio Aktiva atas
Hutang) Baik. Rasio Profitabilitas (Rentabilitas Modal Sendiri) CukupBaik,
(Return on asset) CukupBaik. Selanjutnya dibuktikan dengan hasil perhitungan
sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
Current RatioKJKS BMT Dana Mulia dari Tahun 2010 s.d. 2013 sebesar
104,29%, 107,74%, 102,34%, 104,46% rata-rata 104,96%. Kondisi current
ratio KJKS BMT Dana Mulia menunjukkan bahwa dari hasil yang dicapai
dari setandar penilaian koperasi dikategorikan KurangBaikyaitu 275% dengan nilai 0.
2. Rasio Solvabilitas
a. Debt To Equity Ratio
Debt To Equity Ratio KJKS BMT Dana Mulia dari Tahun 2010 s.d. 2013
sebesar 13,55%, 11,90%, 13,01%, 13,23% rata-rata 12,92%. Kondisi
current ratio KJKS BMT Dana Mulia menunjukkan bahwa dari hasil yang
dicapai dari setandar penilaian koperasi dikategorikan Baik yaitu 12,6%15% dengan nilai 75.
b. Debt to Total Asset
Debt to Total Asset KJKS BMT Dana Mulia dari Tahun 2010 s.d. 2013
sebesar 110,94%, 113,37%, 113,63%, 115,48% rata-rata 113,10%. Kondisi
current ratio KJKS BMT Dana Mulia menunjukkan bahwa dari hasil yang
dicapai dari setandar penilaian koperasi dikategorikan Baik yaitu 111%119% dengan nilai 75.
3. Rasio Profitabilitas
a. Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas Modal Sendiri KJKS BMT Dana Mulia dari Tahun 2010 s.d.
2013 sebesar 8,78%, 5,48%, 5,10%, 6,35% rata-rata 6,42%. Kondisi current
ratio KJKS BMT Dana Mulia menunjukkan bahwa dari hasil yang dicapai
dari setandar penilaian koperasi dikategorikan CukupBaik yaitu 1%-9%
dengan nilai 50.

b. Return On Asset
Return On Asset KJKS BMT Dana Mulia dari Tahun 2010 s.d. 2013 sebesar
1,07%, 0,57%, 0,59%, 0,73% rata-rata 0,74%. Kondisi current ratio KJKS
BMT Dana Mulia menunjukkan bahwa dari hasil yang dicapai dari setandar
penilaian koperasi dikategorikan CukupBaik yaitu 0%-5% dengan nilai 50.
SARAN
1. Untuk meningkatkan rasio Likuiditasnya, hendaknya koperasi lebih
memanfaatkan aktiva lancarnya agar proporsi aktiva lancar dan hutang
lancarnya menjadi proporsi yang sangat baik. Hal ini perlu dilakukan
mengingat proporsi jumlah aktiva lancarnya masih relatif besar dibandingkan
dengan hutang lancar. Selain itu pemanfaatan aktiva lancar perlu dilakukan
untuk mmenghindari adanya aktiva yang menganggur, yang mengakibatkan
koperasi harus menanggung Opportunity Cost (biaya kehilangan kesempatan
mendapatkan keuntungan) yang tinggi.
2. Koperasi sebaiknya selektif dalam memberikan pinjaman kepada anggotanya,
karena pemberian pinjaman yang besar dan tidak diimbangi dengan tingkat
pengembalian piutang, hal ini akan menimbulkan piutang tidak tertagih (kredit
macet) yang akan berpengaruh pada likuiditas jangka pendeknya.
3. Untuk penulis berikutnya yang melakukan penelitian tentang penilaian kinerja
keuangan koperasi agar menggunakan laporan keuangan yang digunakan
setidaknya data lima tahun atau lebih agar penelitian lebih akurat dan sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Baswir, Rivrisond. 2000. Koperasi Indonesia. BPFE, Yogyakarta.
C. Van Horne, James & Wachowichz JR, Jhon M. 1997. Manajemen Keuangan,
Edisi Indonesia, Ahli Bahasa : Heru Sutoxjo, SE, M.Sc. Prentice-Hall Inc. A
Simons & Schuster Company, Englewood Cliffs, New Jersey; Salemba
Empat, Jakarta.
Djarwanto, Ps. 1993. Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan, BPFE,
Yogyakarta.
Kenangasari, Ani & wirasamita, H. R. A. Rivai. 1999. Analisa Laporan Keuangan
Koperasi. Pioner Jaya, Bandung.
Mansyur muslich. 2001. Kamus Ekonomi Dan Koperasi, Penerbit Karya Yayasan
Asah Asih Asuh, Malang.
Riyanto, Bambang. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Empat.
BPFE, Yogyakarta.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan dan Aplikasi, Edisi 4. BPFE UGM,
Yogyakarta.

Simamora, Hendry. 1999. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat, Jakarta.
S. Munawir, 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan
Kesepuluh, Penerbit Liberty, Yogyakarta.
S. Munawir. 1998. Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Liberty, Yogyakarta.
S. Munawir. 1995. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keenam. Liberty,
Yogyakarta.

SUMBER-SUMBER LAIN
Raharjo, Yori Setia. 2014. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa
Hasil Usaha Koperasi Serba Usaha Dikabupaten Sukoharjo”, Sekripsi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Tidak Dipublikasikan.
Saputro, Ady Saputra. 2005. “Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan
Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Koperasi Primkoppol
Polresta Surakarta”, Sekripsi, Universitas Sebelas Maret Surakarta, di
Piblikasikan.
Microsoff-Word-Upp-Sang-Ayu, Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Pada
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Sapat Di Tegallalang,
Gianyar, Jurnal, Dipublikasikan.
-,2002. Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia:
Pedoman Klasifikasi Koperasi Dan Setandar Penilaian Koperasi.
-,2002. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian.
Keputusan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor.
129/Kep./M/KUKM/XI/2002. Tanggal 29 Nopember 2002 tentang
“Pedoman Klasifikasi Koperasi”.

Dokumen yang terkait

ANALISIS LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. PETRONIKA DI LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS UNTUK MENILAI KABUPATEN GRESIK LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. PETRONIKA DI KABUPATEN GRESIK JAWA TIMUR

0 6 13

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PRIMKOPPOL POLRESTA SURAKARTA PERIODE 2002 2004

3 15 63

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten Boyolali Periode 2010-2013.

1 3 13

PENDAHULUAN Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten Boyolali Periode 2010-2013.

0 2 6

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS, DAN Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Berdasarkan Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Dan Rasio Rent

1 2 12

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA BMT SYARI’AH SURYA DANA MAKMUR Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada BMT Syari’ah Surya Dana Makmur Di Tulung Klaten.

0 1 15

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA BMT SYARI’AH SURYA DANA MAKMUR Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada BMT Syari’ah Surya Dana Makmur Di Tulung Klaten.

0 2 20

ANALISIS KINERJA KEUANGAN TELEKOMUNIKASI SELULER (TELKOMSEL) DAN INDONESIA SATELIT (INDOSAT) BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO SOLVABILITAS PADA PERIODE 2010-2014.

0 0 2

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA ANTARA PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR TBK. DAN PT. PETROKIMIA GRESIK TBK. PERIODE 2010-2014.

0 0 16

Analisis rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas untuk menilai kinerja keuangan KPRI ”Subur” periode 2006-2008 3370

1 1 54