Analisis rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas untuk menilai kinerja keuangan KPRI ”Subur” periode 2006-2008 3370

(1)

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN

KPRI ”SUBUR” PERIODE 2006-2008

Oleh : Suryo Sadewo

F.3306101

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta adalah koperasi yang bergerak di bidang unit simpan pinjam, dan unit pertokoan. KPRI SUBUR membutuhkan laporan keuangan yang baik untuk memberikan gambaran tentang perkembangan dan kinerja usaha koperasi tersebut, dari laporan keuangan tersebut koperasi dapat mengadakan evaluasi kebijakan koperasi pada masa lalu dan mengadakan perbaikan pada masa yang akan datang.

Salah satu cara paling efektif dalam mengevaluasi kondisi keuangan tersebut adalah menggunakan analisis laporan keuangan koperasi bersangkutan. Laporan keuangan memberikan ikstisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan, yang mana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang, dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan laba rugi (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama satu periode tertentu, biasanya meliputi periode satu tahun. Analisis laporan keuangan KPRI SUBUR dilakukan dari tahun 2006-2008, karena dalam tahun tersebut terdapat perubahan-perubahan yang cukup signifikan atas neraca dan laporan perhitungan sisa hasil usaha yang dimilki koperasi, baik berupa peningkatan atau penurunan, melalui perbandingan angka-angka rasio yang dihasilkan dari analisis rasio likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas satu periode dengan periode yang lain akan diperoleh informasi mengenai perkembangan dan kinerja KPRI SUBUR.

Hasil analisis data keuangan KPRI SUBUR dari tahun yang lalu dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari koperasi serta hasil-hasil yang tidak dianggap cukup baik, untuk mengadakan interprestasi atau analisis laporan keuangan suatu perusahaan seorang analisis memerlukan adanya ukuran atau ” yard stik” tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis financial adalah ”rasio”, pengertian hanya alat yang dinyatakan dalam ” arithmatical


(3)

term” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Riyanto, 1995:327).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam dan menuangkannya dalam bentuk tugas akhir dengan judul ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA SUBUR PERIODE 2006-2008 ”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan atau badan usaha perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha tersebut. Kondisi keuangan suatu perusahaan atau badan usaha dapat diketahui dari laporan keuangannya. Laporan keuangan ini sebagai alat komunikasi untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan atau badan usaha yang bersangkutan. Data keuangan akan berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan jika data tersebut dianalisis dan dibandingkan untuk beberapa periode. Hasil analisis tersebut nantinya akan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penyusunan tugas akhir ini penulis terdorong untuk membahas mengenai analisis laporan keuangan khususnya neraca dan laporan rugi laba (SHU) koperasi dengan menggunakan analisis rasio. Penulis menggunakan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.129/kep/M/KUKM/XI/2002 tentang Pedoman Klasifikasi Koperasi. Penulis merumuskan masalah tersebut :

1) Bagaimana kinerja keuangan KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta untuk tahun 2006-2008?

2) Berapa tingkat likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas pada KPRI SUBUR Pasar Kliwon 2006-2008?


(4)

3) Apakah hasil perhitungan Ratio keuangan selama 3 periode mengalami kenaikan, penurunan, atau stabil?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

1) Untuk mengevaluasi kinerja koperasi dilihat dari laporan keuangan untuk beberapa periode laporan keuangan dari tahun 2006-2008.

2) Untuk mengevaluasi dan menganalisis kinerja keuangan KPRI dilihat dari laporan keuangan KPRI.

3) Untuk mengetahui seberapa besar tingkat likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas yang dicapai unit pertokoan KPRI.

D. MANFAAT PENELITIAN

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan akan sangat bermanfaat: 1) Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

dalam pelaksanaan untuk menganalisis kondisi keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta. Dengan penelitian ini akan menambah pengetahuan dan pengalaman serta melatih kemampuan dalam menganalisis permasalahan berdasarkan teori yang telah diperoleh selama kuliah.

2) Bagi manajer, dengan mengadakan analisis tersebut manajer akan dapat mengetahui keadaan koperasi dan perkembangannya dari tahun sebelumnya serta waktu yang sedang berjalan. Hasil dari ananlisis tersebut juga digunakan manajer untuk menyusun rencana atau kebijakan yang akan diambil oleh koperasi guna perbaikan dari kinerja koperasi tersebut. 3) Pihak lain, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui

perkembangan serta keadaan keuangan perusahaan pada tahun yang dianalisis dan diharapkan sebagai bahan pertimbangan dan informasi tentang analisis terhadap kinerja keuangan suatu koperasi di masa yang akan datang.


(5)

E. METODE PENELITIAN 1) Jenis data

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari :

a) Data primer, adalah data yang bersumber dari objek yang diteliti, dalam hal ini adalah Koperasi Pegawai Republik Indonesia SUBUR Kotamadya Surakarta. Data primer dalam penelitian ini berupa gambaran umum perusahaan yang terdiri dari sejarah, struktur organisasi, visi dan misi, serta kegiatan lainnya.

b) Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang relevan, dalam penelitian ini memakai pendekatan studi kasus dan studi pustaka. Data sekunder dalam penelitian ini berupa tinjauan pustaka.

2) Sumber Informasi

Sumber informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Studi kasus, melakukan pengamatan secara langsung ke koperasi yang dijadikan objek penelitian, sehingga penulis mendapatkan gambaran secara langsung mengenai keadaan koperasi tersebut. Dari pengamatan tersebut data yang diperlukan untuk tujuan penelitian ini, yaitu neraca, sisa hasil usaha, laporan arus kas, sejarah berdirinya koperasi, struktur organisasi dan data lain yang berhubungan dengan penelitian. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan tersebut diperoleh dengan cara berikut ini :

1) Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan pengurus koperasi yang mempunyai wewenang untuk memberikan informasi dan data tentang sejarah koperasi, struktur organisasi, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan penulisan ini.

2) Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung ke objek penelitian untuk melihat kegiatan yang dilakukan oleh staf pengurus koperasi sesuai dengan tujuan penulisan ini.


(6)

3) Dokumentasi, yaitu melakukan pengumpulan data laporan keuangan yang ada pada koperasi yang diperlukan dalam penelitian ini.

b. Studi pustaka, yaitu dengan menerapakan teori-teori yang pernah dipelajari mengenai analisis laporan keuangan, landasan teori yang digunakan dalam konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

F. GAMBARAN UMUM

Koperasi merupakan suatu lembaga perekonomian yang berdasarkan kekeluargaan dan mengutamakan kepentingan anggota. Koperasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam perekonomian nasional, diharapkan mampu menjadi soko guru perekonomian nasional. Koperasi memiliki peranan penting dalam menumbuhkembangkan potensi ekonomi rakyat serta mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang memiliki ciri-ciri ekonomi demokrasi, kebersamaan kekeluaragaan, dan keterbukaan. Pasal 1 UU RI Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian menyebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang/ badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Koperasi Pegawai Republik Indonesia SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta didirikan dengan Badan Hukum No.7524/BH/VI/70 tanggal 11 februari 1970.


(7)

1. Visi dan misi

Adapun visi dan misi yang dianut KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta sampai saat ini berdasarkan keputusan ICA (international Cooperation Alien) yang berbunyi sebagai berikut ini : ” Koperasi beranggotakan orang-orang yang bergabung secara sukarela,

untuk memenuhi kebutuhan aspek ekonomi, sosial dan budaya mereka yang sama dengan mendirikan usaha yang dikelola secara demokratis ”. a. Visi Koperasi Pegawai Republik Indonesia SUBUR Kecamatan

Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta, yaitu menjadi koperasi yang usahanya demokratis dan sifat keanggotaannya sukarela.

b. Misi Koperasi Pegawai Republik Indonesia SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta, yaitu memenuhi kebutuhan anggota pada aspek ekonomi (simpan pinjam), sosial (bingkisan lebaran, beasiswa, dana sosial) dan budaya yang sama (karyawiasata) 2. Susunan Pengurus

Sesuai dengan hasil rapat anggota tahunan maka susunan pengurus Koperasi Pegawai Republik Indonesia SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta adalah sebagai berikut :

a. Ketua : Yuni Wartono, S,Ag. b. Sekretaris : Sudasmi, BA. c. Bendahara I : RM. Duljiman d. Bendahara II : Sudasmi. S.Pd. e. Penulis : Tri Joko Haryanto, S.Pd. f. Pengawas

Pengawas Koperasi Pegawai Republik Indonesia SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta, yaitu :

1) Ketua : Panut.H,S.Pd. 2) Sekretaris : Drs. Satiman


(8)

g. Karyawan

Dalam menjalankan usahanya sehari-hari Koperasi Pegawai Republik Indonesia SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta mempunyai 11 karyawan.

3. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan kerangka hubungan kerja yang tercipta antara pimpinan dan pegawai yang lain. Struktur organisasi menjelaskan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam satu kebulatan yang teratur, efektif, dan efisien. Struktur organisasi koperasi diperlukan dalam upaya pencapaian tujuan anggotanya secara maksimal. Sruktur organisasi ini juga menjelaskan job description, yang berisi pekerjaan, tugas, dan fungsi masing-masing unsur atau bagian yang ada sehingga dapat tercipta tata kerja yang harmonis dan tidak ada konflik antar bagian.

Bagan struktur organisasi Koperasi Pegawai Republik Indonesia SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta dapat dilihat pada gambar 1.1 sebagai berikut ini,


(9)

Gambar 1.1 Struktur organisasi

KPRI SUBUR Kecamtan Pasar Kliwon Kotamadya Suarakarta Rapat Anggota Tahunan

Kepala Kantor

Pengawas Ketua

Bag Urusan Toko Bagian

Pembukuan Sekretaris Bendahara

Anggota Bag Penjualan


(10)

Penjelasan bagan struktur organisasi KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta, adalah sebagai berikut :

a. Rapat anggota

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi di dalam koperasi, melalui rapat anggota inilah peranan anggota dalam kehidupan koperasi dapat terwujud. Rapat anggota diadakan satu tahun sekali. Tujuan dari rapat anggota adalah :

1) Pembacaan dan pengesahan berita acara atau notulen rapat anggota yang lampau.

2) Laporan pertanggungjawaban pengurus tentang kegiatan selama tahun kerja yang lalu, neraca perhitungan rugi-laba tahunan selama tahun buku yang bersangkutan.

3) Laporan badan pemeriksa.

4) Tanggapan anggota terhadap laporan pengurus dan badan pemeriksa.

5) Pengesahan laporan pengurus.

6) Pengesahan rencana kerja dan rencana pendapatan dan belanja koperasi untuk tahun buku yang akan datang.

7) Pengaturan tentang pembagian sisa hasil usaha (SHU). 8) Pemilihan anggota pengurus atau badan pemeriksa.

9) Seluruh keputusan RAT bersifat mengikat semua pihak, agar dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

10)Pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mufakat, jika tidak dapat dicapai, pengambilan keputusan dengan pemungutan suara.

b. Pengurus

Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh para anggota koperasi dalam rapat anggota baik secara langsung, bebas dan rahasia. Masa kerja seorang pengurus adalah 3 tahun. Pengurus terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara yang masing-masing mempunyai tugas sebagai berikut :


(11)

1) Tugas ketua

a) Sebagai manajer unit simpan pinjam. b) Memimpin berbagai rapat.

c) Bertanggung jawab keluar dan ke dalam koperasi.

d) Mengambil keputusan berdasarkan berbagai macam saran, usul, serta masukan dari anggota koperasi, pengurus, pengawas, dan karyawan.

e) Mendelegasikan undangan rapat kepada wakil ketua, serta dapat mendelegasikan tugas-tugas lain kepada anggota pengurus lainnya.

f) Memutuskan dan mengesahkan anggota koperasi baru. g) Membina karyawan.

h) Membuat berbagai macam konsep. 2) Tugas Sekretaris

a.Mengerjakan administrasi organisasi dan administrasi keuangan.

b.Bersama ketua menyusun rencana kerja. c.Bersama ketua menyusun laporan tahunan.

d.Menerbitkan buku-buku administrasi dan organisasi. 3) Tugas Bendahara

a. Sebagai kasir unit simpan pinjam. b. Menerima uang angsuran anggota.

c. Membayar giliran kredit, gaji karyawan, honor pengurus, dan pengawas.

d. Menyimpan kas.

e. Bersama wakil ketua menyimpan dan mengambil uang di Bank atau Persatuan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI).


(12)

c. Badan Pengawas

Badan pengawas dipilih oleh anggota dalam rapat anggota, masa kerja badan pengawas adalah dua tahun dan pemilihan badan pengawas secara langsung, bebas dan rahasia. Tugas badan pengawas adalah :

1) Mengawasi unit simpan pinjam.

2) Mengawasi unit usaha toko KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta.

3) Mengawasi unit organisasi KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta.

d. Karyawan

Adapun pembagian tugas karyawan KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta, yaitu :

1) Tugas Kepala Kantor

a Mewakili koperasi menerima tamu koperasi. b. Memimpin dan mengawasi karyawan lain. c. Mengelola komputer.

d. Membuat neraca toko, neraca USP (Unit Simpan Pinjam), dan neraca gabungan.

e. Mencatat simpanan anggota. f. Membantu penulis menerima surat. g. Membayar simpanan.

h. Membayar tagihan rekening telepon, listrik dan air.

i. Bersama wakil ketua menyimpan sisa kas kantor unit dan sisa kas sementara USP pada Brangkas.

2) Tugas Pembukuan

a. Membantu bendahara membuat kas keluar dan kas masuk. b. Membuat rekapitulasi uang masuk dan keluar setiap bulan. c. Mencatat bunga dan jasa tiap anggota.

d. Mencatat sisa kredit setiap anggota. e. Membuat lembar buku besar.


(13)

f. Membantu kepala kantor membuat neraca dan lampiran tugas.mencatat tunggakan kredit anggota.

3) Tugas Bagian Urusan Toko a. Membeli barang dagangan. b. Mencatat faktur beli. c. Mencatat stok barang.

d. Mengerjakan kas harian toko. e. Menyimpan arsip.

4) Tugas Bagian Penjualan Toko ke Konsumen. a. Membuat tagihan kepada anggota.

b. Mancatat sisa kas harian toko.

c. Uang sisa kas disimpan dalam brangkas diketahui oleh kepala toko.

4. Permodalan Koperasi

Permodalan pada KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta adalah sebagai berikut :

a. Modal dari dalam 1) Simpanan pokok. 2) Simpanan wajib.

3) Tambahan simpanan wajib. 4) Cadangan modal.

5) Tambahan cadangan modal. 6) Dana kantor.

7) Tambahan dana kantor. 8) Resiko kredit.

9) Tambahan resiko kredit. 10)Dana balas jasa.

11)Tambahan dana balas jasa. b. Modal dari Luar

1) Simpanan sukarela. 2) Simpanan pendidikan.


(14)

3) Simpanan hari raya. 4) Hutang PKP RI.

5) Tambahan simapan lain.

Pembagian sisa hasil usaha KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta antara lain :

a. 25% untuk cadangan b. 55% untuk anggota

c. 10% untuk dana anggota dan pengawas d. 5% untuk dana karyawan

e. 2,5 % untuk dana pendidikan f. 2,5 % untuk dana sosoial 5. Unit Kegiatan

Unit kegiatan KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta, yakni :

a. Unit simpan pinjam 1) Unit simpanan

Berikut ini macam-macam simpanan yang ada di KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta,yaitu : a) Simpanan pokok, dibayar satu kali sebanyak Rp 100.000,00 setiap anggota yang akan masuk menjadi anggota KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta. b) Simpanan wajib, dibayar oleh anggota perbulan sebanyak

minimal Rp 60.000,00. Anggota yang membayar simpanan wajib akan mendapatkan jasa simpanan wajib atau bunga dari simpanan wajib tersebut.

c) Simpanan sukarela, dibayarkan oleh anggota perbulan sebanyak Rp 1000,00 dan dapat diambil pada waktu mengadakan rapat anggota tahunan.

d) Simpanan hari raya, simpanan ini sifatnya sukarela dan diberikan pada saat akan merayakan Hari Raya, baik natal maupun idul fitri.


(15)

e) Simpanan idul adha simpanan ini sifatnya sukarela, dikembalikan ke pada anggota menjelang hari raya idul adha.

f) Simpanan pendidikan, sifat simpanan ini sukarela dan dikembalikan ke anggota pada saat kenaikan kelas atau ajaran baru.

g) Simpanan karya wisata, simpanan ini bersifat sukarela, dikembalikan ke anggota menjelang diadakannya karya wisata, koperasi menganggarkan sesuai rencana kerja dan sifatnya pembiayaan yang disisihkan untuk karya wisata dan masuk pembiayaan rugi laba, jadi jika belum terpakai masuk ke cadangan dan jika sudah terpakai maka harus diakui sebagai biaya. Karya wisata dilaksanakan setiap 3 tahun sekali.

h) Tabberi, simpanan ini jangka panjang dengan bunga 1,5 % per bulan, dan setiap tahun (dalam RAT) diadakan undian khusus untuk simpanan ini. Bunga dibayarkan pada sisa hasil usaha (SHU). Simpanan ini seperti saham dengan nilai nominal Rp 100.000,00 dan besar simpanan tidak dibatasi (disesuaikan rencana kerja).

i) SKP (Simpanan Khusus Perkoperasian), simpanan ini dipotongkan dari SHU dan dibagikan ke anggota berwujud sertifikat dengan jasa 15% setahun dan besarnya disesuaikan dengan rencana kegiatan.

j) SWK ( Simpanan Wajib Koperasi), simpanan ini adalah simpanan yang berasal dari simpanan wajib anggota dan bukan kekayaan dari koperasi itu sendiri, kemudian sebagian simpanan wajib tersebut disimpan di kantor induk pusat atau PKPRI yang dicatat di neraca di posisi hutang jangka panjang. Dalam neraca, SWK PKPRI masuk investasi dalam harta lancar dan diakui sebagai investasi.


(16)

k) Cadangan RAT, sifatnya sama dengan karya wisata tetapi berbeda objeknya saja. Pelaksanaan RAT pada Januari berikutnya.

l) SKPB (Sertifikat Khusus Pendirian Bank), dikeluarkan oleh koperasi untuk mendrikan Bank Kesejahteraan melalui pembelian saham pda PKPRI pusat.

Simpanan yang dimiliki anggota secara tidak langsung dapat dihapuskan, dengan sebab-sebab sebagai berikut :

a.Sudah jatuh tempo dan tidak diperpanjang (diteruskan). b.Atas permintaan sendiri.

c.Yang bersangkutan meninggal dunia.

d.Dihentikan oleh pengurus yang dikarenakan suatu hal (anggota bermasalah).

e.Khusus untuk simpanan berjangka, rapat pengurus dapat menentukan berakhirnya simpanan karena koperasi telah ”kelebihan modal”.

2) Unit Pinjaman

Maksud dari unit ini adalah segala sesuatu yang baik berupa uang atau barang yang diberikan kepada seseorang dengan yang bersangkutan, kemudian yang bersangkutan akan mengangsur atau mengembalikan dengan cara tertentu. Waktu tertentu maupun aturan pula.

Pinjaman yang ada di KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta, adalah :

a) Pinjaman rutin pinjaman ini mempunyai jangka waktu 6 (enam) bulan dengan suku bunga 2% per bulan, dan pinjaman ini batas maksimal pinjaman ini sebesar Rp 1050.000,00 (disesuaikan dengan rencana kerja). Pinjaman ini mempunyai keistimewaan, yaitu bila sudah jatuh tempo 6 (bulan) tanpa anggota minta permohonan, secara otomatis


(17)

akan mendapatkan lagi, kecauali anggota itu sendiri yang menghentikan atau menghendaki perubahan.

b) Pinjaman usaha, dalam pinjaman usaha mempunyai jangka waktu 10-15 bulan dengan suku bunga 2% per bulan. Batas maksimal pinjaman disesuaikan dengan rencana kerja. c) Pinjaman Plafon, jangka waktu pinjaman ini adalah 20-30

bulan dengan suku bunga 1,75% per bulan dan batas maksimal pinjaman disesuaikan dengan rencana kerja. d) Pinjaman sebrakan, pinjaman ini mempunyai maksimal

pengambilan yang disesuaikan dengan rencana kerja, dengan suku bunga 3% per bulan tapi dalam pinjaman ini tiap bulannya anggota tidak perlu mengangsur pokoknya tapi hanya membayar bunganya saja. Batas waktu pinjaman 6 bulan dan setelah 6 bulan harus dilunasi atau dialihkan ke peminjam lain.

Adapun syarat pinjaman di KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta yaitu :

a) Mengisi blangko pinjaman.

b) Besarnya pinjaman maksimal Rp 15.000.000,00/5 kali simpanan anggota.

Besarnya bunga pinjaman yang ada di KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta adalah 15% dari angsuran pokok per bulan. Adapun denda yang harus dibayarkan anggota, yaitu :

>10-20 denda sebesar Rp 5.000,00 >21-31 denda sebesar Rp 10.000,00 >1 bulan denda sebesar Rp 15.000,00 c) Unit pertokoan

1) Melayani semua kebutuhan anggota (sembako) 2) Menyediakan alat tulis, kosmetik dan pakaian.


(18)

6. Rencana Kerja Koperasi

Program kerja pada KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta tahun 2009 adalah :

a. Landasan

1) Landasan idiil : Pancasila

2) Landasan struktural : UUD’45 yang telah diamandemen

3) Landasan operasional : UUD’45 ps 33 ayat 1, UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, dan perubahan yang telah ditetapkan dalam RAT KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta.

b. Pelaksanaan

1) Program kerja pada bidang organisasi a) Menyelenggarakan RAT tepat waktu.

b) Mengikuti berbagai macam rapat dan penataran tentang koperasi.

c) Melanjutkan kegiatan menabung. d) Mengikuti kegiatan PKP RI. e) Melakukan penataran anggota. f) Melengkapi perpustakaan koperasi. 2) Program kerja pada bidang perkantoran

a) Merawat sarana yang dimiliki koperasi.

b) Melengkapi sarana yang dibutuhkan guna mendukung kegiatan koperasi.

3) Program kerja pada bidang perusahaan

c) Menerima titipan berjangka dari anggota atau bukan anggota. d) Memupuk dana kantor Rp1000,00 per anggota tiap bulan. e) Pemupukan modal sendiri dengan meningkatkan simpanan

wajib, dengan cara memberi penjelasan kepada anggota, sehingga anggota sadar akan manfaat modal sendiri.


(19)

f) Menyesuaikan gaji karyawan dengan situasi negara dan koperasi saat ini.

g) Mengelola unit simpan pinjam. h) Memperkenalkan undian setia kawan. i) Pengaturan kebijakan uang ketat. 4) Program kerja pada bidang promosi

Tujuan program ini adalah supaya anggota lebih mantap, lebih bergairah dan lebih efektif dalam peningkatan mutu/kualitas KPRI SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta.

Adapun rencana kerja bidang promosi, yaitu : a) Memperingati hari koperasi (HARKOP) ke-57 b) Memberikan bingkisan khusus.

c) Memberikan bingkisan lebaran pada pengurus, pengawas, karyawan dan segenap anggota.


(20)

BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan dapat dianalisis dengan cara menghubungkan pos-pos yang ada dalam laporan keuangan untuk menemukan kelemahan-kelemahan dalam kinerja keuangan yang dapat menimbulkan kesalahan pada masa depan serta menentukan kekuatan ekonomi yang dapat diandalkan.

Menurut PSAK No.1, tujuan Laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pamakai dalam pengambilan keputusan

Adapun unsur-unsur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tentang Akuntansi Koperasi meliputi pengakuan dan pengukuran Konsep Laporan Keuangan PSAK No. 27 paragraf 74 laporan keuangan koperasi terdiri dari neraca, laporan perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan disajikan secara komparatif berurutan untuk dua periode akuntansi terakhir.

Neraca disusun untuk menggambarkan posisi keuangan koperasi pada waktu tertentu yang terdiri dari unsur aktiva, kewajiban dan


(21)

ekuitas (PSAK No. 27 paragraf 75). Laporan perhitungan sisa hasil usaha harus memuat hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non- anggota (PSAK No. 27 paragraf 76). Menurut PSAK No. 27 paragraf 63 Penyajian aktiva dalam neraca dapat dikelompokkan manjadi aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva lain-lain. Aktiva dalam koperasi diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunaannya dan tidak dapat dijual untuk menutup kerugian koperasi diakui sebagai aktiva lain-lain. Menurut PSAK No. 27 paragraf 61 Kewajiban dalam koperasi yang berupa simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai ekuitas diakui sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai dengan tanggal jatuh temponya dan dicatat sebesar nilai nominalnya.

Dalam PSAK No. 23 paragraf 06 tentang pendapatan menjelaskan yang dimaksud pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari ativitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. PSAK No. 27 paragraf 12 yaitu pernyataan ini tidak mengatur akuntansi transaksi yang timbul dari hubungan koperasi dengan non-anggota. Transaksi tersebut diperlukan sama dengan transaksi yang terjadi pada badan usaha yang lainnya.

Aktiva-aktiva yang dikelola oleh koperasi, tetapi bukan milik koperasi, tidak diakui sebagai aktiva, dan harus dijelaskan dalam


(22)

catatan atas laporan keuangan (PSAK No. 27 paragraf 65). Analisis laporan keuangan dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur-unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui perkembangannya (Djarwanto, 1999:53)

Menurut Harnanto (1984) laporan perhitungan rugi laba adalah laporan yang menyajikan atas dasar mana sukses dan kegagalan yang di derita suatu perusahaan di dalam menjalankan usahanya dalam jangka waktu tertentu. Tujuan penyajian laporan laba rugi adalah menentukan laba (Rugi) yang dihasilkan oleh perusahaan dalam jangka waktu yang tercakup dalam laporan tersebut.

2. Tujuan Analisis

Analisis mempunyai tujuan untuk memperoleh semua jawaban yang berhubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang ingin dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, serta menyederhanakan data sehingga data lebih dimengerti (Munawir, 2002:36).

3. Metode dan Teknik Analisis

Ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuangan, yaitu analisis horizontal dan analisis vertical. Analisis horizontal atau disebut juga analisis dinamis, adalah analisis perkembangan data keuangan dan data operasi perusahaan dari tahun ke tahun guna mengetahui kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Analisis vertikal atau disebut juga analisis stagis,


(23)

adalah analisis laporan keuangan yang terbatas pada satu periode akuntansi saja (Djarwanto, 1999:54).

4. Analisis Rasio

Analisis rasio dilakukan dengan melakukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca, atau pada neraca dan laporan rugi laba secara keseluruhan, aspek-aspek yang dimiliki biasanya diklasifikasikan menjadi aspek likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas (Husnan, 1994:70). Menurut Djarwanto (1984:143) yang dimaksud dengan rasio dalam analisis laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Teknik yang digunakan penulis dalam menganalisis laporan keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia SUBUR Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta adalah metode analisis rasio, yakni analisis rasio solvabilitas, likuiditas, dan rentabilitas. Berikut disajikan standar yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.129/Kep/M/UKM/XI/2002


(24)

Table 2.1 Daftar Standar Rasio

Menurut SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.129/Kep/M/UKM/XI/2002

RASIO ANGKA RASIO

KLASIFIKASI KOPERASI

a) 175%-200% SANGAT BAIK/100

b)150%-174%atau

225%-249% BAIK/75

c)90%-100% atau

250%-275% CUKUP/50

LIKUIDITAS

d)<125 atau >275 KURANG/0

a)110% SANGAT BAIK/100

b)101%-109% atau

111%-119% BAIK/75

c)90%-100% atau

120%-130% CUKUP/50

SOLVABILITAS

d)<90% atau> 130% KURANG/0

a)15% SANGAT BAIK/100

b)12,6%-14% BAIK/75

c)10%-12,5% CUKUP/50

d)<10% KURANG/0

a)>3,5X SANGAT BAIK/100


(25)

c)1-2,5X CUKUP/50

d)<1X KURANG/0

a)10% SANGAT BAIK/100

b)6%-9% BAIK/75

c)0%-5% CUKUP/50

RATIO RENTABILITAS RATE of ROI

d)0<% KURANG/0

a)>21% SANGAT BAIK/100

b)10%-20% BAIK/75

c)1%-9% CUKUP/50

RENTABILITAS MODAL

SENDIRI / RATE of ROE d)<1% KURANG/0

a)15% SANGAT BAIK/100

b)10%-14% BAIK/75

c)1%-9% CUKUP/50

RASIO

PROFITABILITAS

d)<1% KURANG/0


(26)

Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban jangka pendek (Djarwanto, 1999:128). Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya tepat waktu (Hananto, 1991:173). Rasio likuiditas yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Current Ratio

Current Ratio adalah menunjukkan sejauh mana kewajiban jangka pendek dari kreditur dapat dipenuhi dengan aktiva yang diharapkan dapat dikonversikan ke dalam uang tunai dalam jangka waktu bersamaan. Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kredit jangka pendek, atau kemampuan perusahaan membayar utang-utangnya (Munawir, 1999:72). Berdasarkan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.129/Kep/M/UKM/XI/2002 tentang pedoman klasifikasi koperasi, tingkat likuiditas dari sebuah koperasi dikatakan sangat baik apabila rasionya lebih dari 175%, baik apabila rasionya berkisar 150% sampai dengan 174%, cukup apabila rasionya berkisar antara 125% sampai dengan 149%, dan kurang baik apabila rasionya kurang dari 125%. Rumus untuk menghitung current ratio ;


(27)

b. Quick Ratio

Quick Ratio adalah rasio perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dan biaya dibayar dimuka dengan hutang lancar. Quick Ratio merupakan ukuran kemampuan perusahaan/ badan usaha dalam memenuhi kewajibannya dengan aktiva lancar yang lebih likuid, yaitu aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dan biaya dibayar dimuka. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.129/Kep/M/UKM/XI/2002 antara 125% sampai dengan 149% dan kurang baik apabila rasionya kurang dari 125%, rumus untuk menghitung Quick Ratio dalam koperasi adalah sebagai berikut :

c. Cash Ratio

Aktiva Lancar

Rumus = x100%

Utang Lancar

Aktiva Lancar-Persediaan

Rumus = x100%


(28)

Cash ratio berdasarkan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.129/Kep/M/UKM/XI/2002 tentang pedoman klasifikasi koperasi, tingkat likuiditas dari sebuah koperasi dikatakan sangat baik apabila rasionya lebih dari 175%, baik apabila rasionya berkisar 150% sampai dengan 174%, cukup apabila rasionya berkisar antara 125% sampai dengan 149%, dan kurang baik apabila rasionya kurang dari 125%. Rumus untuk menghitung cash ratio adalah sebagai berikut :

2. Rasio Solvabilitas

Solvabilitas suatu perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finasialnya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (Munawir, 2002:32). Solvabilitas dimaksudkan sebagai kemapuan untuk membayar utang-utangnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang (Riyanto, 1997:332). Rasio-rasio solvabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut :

Kas

Rumus = x100%


(29)

a. Equity To Total Debt, adalah rasio perbandingan antara modal sendiri dengan total utang. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan atau badan usaha dalam membayar seluruh utang yang dimiliki dengan modal sendiri. Semakin besar rasio ini maka semakin besar jumlah utang yang dapat dilunasi/ditutup dengan modal sendiri. Berdasarkan kertas kerja penilaian klasifikasi koperasi berdasarkan kertas kerja penilaian Klasifikasi koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.129/Kep/M/UKM/XI/2002, tingkat solvabilitas dikatakan sangat baik apabila rasionya lebih dari 15%, baik apabila rasionya berkisar antara 12,6% sampai dengan 15%, cukup apabila rasionya 10% sampai dengan 12,5%, dan kurang baik apabila rasionya kurang dari 10%. Rumus untuk menghitung Equity To Total Debt adalah :

b. Total Capital Asset To Total Debt, adalah rasio perbandingan antara total asset dengan total utang. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan/badan usaha dalam melunasi seluruh utangnya dijamin dengan jumlah aktiva. Apabila solvabilitas perusahaan/badan usaha sebesar 100%, maka jumlah kekayaan

Modal Sendiri+SHU

Rumus = x100%


(30)

sama dengan jumlah utang. Ini berarti bahwa perusahaan/badan usaha tersebut mempunyai kelebihan aktiva diatas utangnya. Berdasarkan kertas kerja penilaian Klasifikasi koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.129/Kep/M/UKM/XI/2002, dikatakan sangat baik apabila rasionya lebih dari 110%, baik apabila rasionya berkisar antara 101% sampai dengan 109%, cukup apabila rasionya 90% sampai dengan 100%, dan kurang apabila rasionya kurang dari 90%. Rumus untuk menghitung Total Capital Asset To Total Debt

3. Rasio Rentabilitas

Rentabilitas koperasi menunjukkan perbandingan antara sisa hasil usaha (SHU) dengan modal yang menghasilkan sisa hasil usaha atau kata lain, kemampuan koperasi untuk menghasilkan sisa hasil usaha selama periode tertentu. Rentabilitas juga diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam di dalamnya. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan modal sendiri (Raharjo, 2001:103). Rasio-rasio rentabilitas yang akan digunakan yaitu :

Total Asset

Rumus = x100%


(31)

a. Net Profit Margin

Net Profit Margin, merupakan rasio perbandingan antara laba bersih dengan penjualan Net profit margin mencerminkan bagian dari setiap rupiah penjualan yang menunjukkan laba bersih. Semakin tinggi net profit margin maka semakin besar laba yang diperoleh perusahaan atau badan usaha dari aktivitas penjualan. Rumus untuk menghitung Net Profit Margin, dalam koperasi adalah sebagai berikut :

b. Return On Assets

Return On Assets merupakan rasio perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva. Return On Assets menunjukkan kemampuan perusahaan/badan usaha menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Berdasarkan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.129/Kep/M/UKM/XI/2002, tingkat profitabilitas koperasi yang dihitung dengan return on assets, dikatakan sangat baik apabila rasionya lebih dari 10%, baik apabila rasionya berkisar antara 6% sampai dengan 9%, cukup apabila rasionya berkisar antara 0% sampai dengan 5%, dan kurang baik

Laba Bersih

Rumus = x100%


(32)

apabila rasionya kurang dari 0%. Rumus untuk menghitung Return On Asset dalam koperasi adalah sebagai berikut :

c. Return On Equity

Return On Equity merupakan rasio perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri. Return On Equity menunjukkan kemampuan suatu perusahaan/badan usaha untuk menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri.

Berdasarkan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.129/Kep/M/UKM/XI/2002, tingkat profitabilitas koperasi yang dihitung dengan return on equity, dikatakan sangat baik apabila rasionya lebih dari 21%, baik apabila rasionya berkisar antara 10% sampai dengan 20%, cukup apabila rasionya berkisar antara 1% sampai dengan 9% dan kurang baik apabila rasionya kurang dari 1%. Rumus untuk menghitung Return On Equity dalam koperasi adalah sebagai berikut :

Laba Bersih (SHU)

Rumus = x100%

Total Aktiva

Laba Bersih (SHU)

Rumus = x100%


(33)

B. ANALISIS DATA

Perhitungan untuk masing-masing rasio adalah sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas

a. Current Ratio

Tabel II.2

Perhitungan Current Ratio KPRI “Subur” Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008

Keterangan Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Aktiva Lancar 2061.869.642,00 2.293.055.386,00 2.530.836.950 Utang Lancar 636.949.046,6 724.326.285,60 661.416.225,60 Current Ratio 323,71 % 316,58 % 382,64%

Sumber : Data primer yang diolah

Perhitungan di atas dapat ditulis sebagai berikut : Tahun 2006 = 2.061.869.642 x 100% = 323,71% 639.949.046,6

Tahun 2007= 2.293.055.386 x 100% =316,58% 724.326.285,6

Tahun 2008= 2.530.836.950 x 100% =382,64% 661.416.225,6


(34)

Tabel II.2

Perhitungan Current Ratio KPRI “Subur” Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008

Current Ratio Kenaikan (Penurunan)

2006 2007 2008 2006/2007 2007/2008

323,71 % 316,58 % 382,64% (7,13%) (66,06%)

Berdasarkan hasil analisis di atas, current ratio KPRI “ SUBUR” tahun 2006 sebesar 323,71 %, berarti bahwa setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 3,44. Tahun 2007 sebesar 316,58 % berarti bahwa setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 3,17. Tahun 2008 sebesar 382,64%, berarti bahwa setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin dengan Rp 3,83 aktiva lancar.

Sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Koperasi dan Menengah No.129/Kep/M/KUMK/XI/2002 rasio untuk tiga periode menunjukkan angka di atas 175%, ini berarti bahwa sangat tingkat likuiditas yang dihitung dengan current rasio adalah sangat baik. Untuk Tahun 2007 current rasio KPRI “Subur” mengalami penurunan kenaikan hutang lancar sebesar Rp 87.377.210,00 (13,71%). Aktiva lancar sebesar Rp 231.185.744 (11,21%).

Tahun 2008 current rasio mengalami kenaikan sebesar 66,06%. Hal ini menunjukkan semakin kuatnya posisi keuangan oleh


(35)

penurunan utang lancar sebesar Rp 62.910.060,00 (8,69%) dan bertambahnya aktiva lancar sebesar Rp 237.781.564 (10,37%).

b. Quick Ratio

Tabel II.4

Perhitungan Quick Ratio

KPRI “Subur” Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008

Keterangan Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Aktiva Lancar 2061.869.642 2.293.055.386 2.530.836.950

Persediaan Utang Lancar

26.346.052,00 636.949.046,6

25.521.739 724.326.285,6

29.658.314,00 661.416.225,6 Quick ratio 319,57 % 313,05 % 378,15%

Sumber : Data primer yang diolah

Perhitungan di atas dapat ditulis sebagai berikut :

Tahun 2006 = 2.061.869.642 – 26.346.052 x 100% = 319,57% 636.949.046,6

Tahun 2007= 2.293.055.386 – 25.521.739 x 100% = 313,05% . 724.326.285,6

Tahun 2008= 2.530.836.950 – 29.658.314 x 100% 661.416.225,6


(36)

Tabel II.5

Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008

Quick Ratio Kenaikan (Penurunan)

2006 2007 2008 2006/2007 2007/2008

319,57 % 313,05 % 378,15% (6,54%) 65,1%

Berdasarkan hasil analisis di atas, quick ratio KPRI “Subur” tahun 2006 sebesar 319,57%, ini berarti bahwa setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin dengan aktiva lancar selain persediaan yang lebih likuid sebesar Rp 3,1957. Tahun 2007, quick ratio sebesar 313,05%, ini berarti bahwa setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin dengan aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 3,7815.

Sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. No.129/Kep/M/KUMK/XI/2002, Rasio untuk tiga periode menunjukkan angka di atas 175%, ini berarti bahwa tingkat likuiditas yang dihitung dengan quick ratio adalah sangat baik. Tahun 2007 quick ratio KPRI “SUBUR” mengalami penurunan 6,52%. Penurunan in disebabkan adanya kenaikan utang lancar sebesar Rp 87.377.201,00 (13,71%) dan aktiva lancar setelah dikurangi persediaan sebesar Rp 205.644.005 (9,98%).

Meskipun quick ratio mengalami penurunan, kondisi keuangan KPRI “SUBUR” masih likuid, yaitu di atas 175%. Pada tahun 2007 KPRI “SUBUR” mengalami kenaikan quick ratio sebesar 65,1%.


(37)

Kenaikan ini disebabkan adanya penurunan utang lancar. 62.910.060 (7,29%) dan kenaikan aktiva lancar sebesar 231.185.744 (10,085).

c. Cash Ratio

Tabel II.6

Perhitungan Cash Ratio

KPRI “Subur” Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008

Keterangan Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Kas dan Bank 33.619.079 32.417.460 24.599.474 Utang Lancar 636.944.084,6 724.326.285,16 661.416.225,6

Cash Ratio 5,28% 4,48% 3,72%

Sumber : Data primer yang diolah

Perhitungan di atas dapat ditulis sebagai berikut : Tahun 2006 = 33.619.079 x 100% = 5,28% 636.944.084,6

Tahun 2007 = 32.417.460 x 100% = 4,48% 724.326.285,16

Tahun 2008 = 24.599.474 x 100% = 3,72% 661.416.225,6


(38)

Tabel II.7

Perbandingan Cash Ratio

KPRI “Subur” Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta Tahun2006 – 2008

Cash Ratio Kenaikan (Penurunan)

2006 2007 2008 2006/2007 2007/2008

5,28% 4,48% 3,72% (0,8%) (0,76%)

Berdasarkan hasil analisis di atas, cash ratio KPRI “SUBUR” tahun 2006 sebesar 5,28 % ini berarti bahwa setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin dengan kas sebesar Rp 0,0528. Tahun 2007 cash ratio sebesar 4,48% ini berarti bahwa setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin dengan kas sebesar 0,048%. Cash ratio tahun 2008 sebesar 3,72% ini berarti bahwa setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin dengan kas sebesar Rp 0,0372 sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. No.129/Kep/M/KUMK/XI/2002, rasio untuk tiga periode menunjukkan angka di bawah 125%. Ini berarti bahwa tingkat likuiditas yang dihitung dengan cash ratio adalah kurang baik. Tahun 2007 cash ratio KPRI “SUBUR”mengalami penuruan yang disebabkan kenaikan hutang lancar sebesar Rp 87.382.201 (13,72%).


(39)

2. Rasio Salvobilitas a. Equity to total debt

Tabel II.”

Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Suraka8 Perhitungan Equity to Total Debt KPRI “SUBUR rta

Tahun 2006 – 2008

Keterangan Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008

Modal (Kekayaan) 1.188.513.032,40 1.370.670.482,40 1.580.812.332,40

SHU 73.935.423 71.453.167 70.302.732

Utang Lancar 636.949.084,6 724.326.285,6 661.416.225,60 Utang jangka

panjang

217.594.229 211.935.758 293.676.378,00

Equity to total debt 147,75% 154,03% 172,89% Sumber : Data primer yang diolah

Perhitungan di atas dapat ditulis sebagai berikut :

Tahun 2006 = 1.188.513.032,40 + 73.935.423 x 100% = 147,75% 636.949.084,6 + 217.594.229

Tahun 2007 = 1.370.670.482,4 + 71.453.167 x 100% = 154,03% 724.326.285,6 + 211.935.758

Tahun 2008 = 1.580.812.332,4 + 70.302.732 x 100% = 172,89% 661.416.225,6 + 293.676.378


(40)

Tabel II.9

Perbandingan Equity to Total Debt KPRI “SUBUR”

Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008

Equity to Total Debt Kenaikan (Penurunan)

2006 2007 2008 2006/2007 2007/2008

147,75% 154,03% 172,89% 6,28% 18,86%

Berdasarkan hasil analisis di atas, equity to total debt KPRI “SUBUR” tahun 2006 sebesar 147,75%, ini berarti bahwa setiap utang Rp 1,00 dijamin dengan modal sebesar Rp 1,4775. Tahun 2007 Equity to total debt KPRI “SUBUR” sebesar 154,03%, ini berarti bahwa setiap utang Rp 1,00 dijamin dengan modal sebesar Rp 1,5403. Tahun 2008 equity to total debt KPRI “SUBUR” sebesar 172,89%, ini berarti bahwa setiap utang Rp 1,00 dijamin dengan modal sebesar Rp 1,7289. sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. No.129/Kep/M/KUMK/XI/2002, rasio untuk tiga periode menunjukkan angka diatas 15%, ini berarti bahwa tingkat solvabilitas KPRI “SUBUR” yang dihitung dengan equity total to debt adalah sangat baik. Tahun 2004 Equity to total debt KPRI “SUBUR” mengalami kenaikan sebesar 6,28%. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan jumlah modal sebesar 182.157.450 (15,33%).


(41)

b. Total Capital Asset to Total Debt Tabel II.10

Perhitungan Total Capital Asset to Total Debt KPRI “SUBUR” Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta

Tahun 2006 – 2008

Keterangan Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008

Total Asset (Aktiva) 2.116.282.722 2.359.856.466,00 2.602.969.030 Utang Lancar 636.949.084,6 724.326.285,6 661.416.225,60

Utang Jangka Panjang 217.594.229 211.935.758,00 293.676.378,00

Equity to total debt 247,68% 252,05% 272,54%

Sumber : Data primer yang diolah

Perhitungan di atas dapat ditulis sebagai berikut :

Tahun 2006 = 2.116.282.722 x 100% = 247,68% 636.949.084,6 + 217.594.229

Tahun 2007 = 2.359.856.466 x 100% = 252,05% 724.326.285,6 + 211.935.758

Tahun 2008 = 2.602.969.030 x 100% = 272,54 % 661.416.225,6 + 293.676.378


(42)

Tabel II.11

Perbandingan Total Capital Asset to Total Debt KPRI “SUBUR” Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008

Total Capital Asset To Total Debt Kenaikan (Penurunan)

2006 2007 2008 2006/2007 2007/2008

247,68% 252,05% 272,54% 4,37% 20,49%

Berdasarkan hasil analisis diatas, Total Capital Asset To Total Debt KPRI “SUBUR” tahun 2006 sebesar 247,68%, ini berarti bahwa setiap utang Rp 1,00 dijamin dengan Aktiva sebesar Rp 2,4768. Tahun 2007 Total Capital Asset To Total Debt sebesar 252,05%, ini berarti bahwa setiap utang Rp 1,00 dijamin dengan aktiva sebesar Rp 2,5205. Tahun 2008 Total Capital Asset To Total Debt sebesar 272,54%, ini berarti bahwa setiap utang Rp 1,00 dijamin dengan modal sebesar Rp 2,7254. sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. No.129/Kep/M/KUMK/XI/2002, rasio ini untuk tiga periode menunjukkan angka diatas 110%, ini berarti bahwa tingkat solvabilitas KPRI “SUBUR” yang dihitung dengan Total Capital Asset To Debt adalah sangat baik. Tahun 2004 Total Capital Asset To Debt KPRI “SUBUR” mengalami kenaikan sebesar 4,37%. Hal ini disebabkan oleh kenaikan total aktiva sebesar 243.573.744 (11,51%). Tahun 2005 Total Capital Asset To Debt KPRI “SUBUR” mengalami


(43)

kenaikan sebsar 20,49%. Hal ini disebabkan oleh kenaikan total aktiva sebsar 243.112.564 (10,30%).

3. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas a. Rasio Return on Equity

Tabel II.12

Perhitungan Rasio Return On Equity KPRI “SUBUR” Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta

Tahun 2006 – 2008

Keterangan Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008

SHU 73.076.376 52.923.940 67.064.094

Modal 1188.513.032,4 1.370.670.482,4 1.580.812.332,4 Rasio Modal

Sendiri

6,15% 3,86% 4,24%

Sumber : Data primer yang diolah

Perhitungan di atas dapat ditulis sebagai berikut : Tahun 2006 = 73.076.376 x 100% = 6,15% 1.188.513.032,4

Tahun 2007 = 52.923.940 x 100% = 3,86% 1.370.670.482,4

Tahun 2008 = 67.064.094 x 100% = 4,24% 1.580.812.332,4


(44)

Tabel II.13

Perbandingan Rasio Return On Equity KPRI “SUBUR” Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008

Return On Equity Kenaikan (Penurunan)

2006 2007 2008 2006/2007 2007/2008

6,15% 3,86% 4,24% (2,29%) 0,4%

Berdasarkan hasil analisis diatas, Rasio modal sendiri KPRI “SUBUR” tahun 2006 sebesar 6,15%, ini berarti bahwa setiap utang Rp 1,00 dijamin dengan Aktiva sebesar Rp 0,0615. Tahun 2007 Rasio modal sendiri sebesar 3,86%, ini berarti bahwa setiap utang Rp 1,00 dijamin dengan aktiva sebesar Rp 0,0386. Tahun 2008 rasio modal sendiri sebesar 4,24%, ini berarti bahwa setiap utang Rp 1,00 dijamin dengan modal sebesar Rp 0,0424. sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

No.129/Kep/M/KUMK/XI/2002, rasio selama tiga periode menunjukkan angka diatas 1% sampai dengan 9%, ini berarti bahwa tingkat profitabilitas KPRI “SUBUR” yang dihitung dengan Rasio modal sendiri adalah sangat baik. Tahun 2004 Return On Equity KPRI “SUBUR” selama tiga periode mengalami penurunan dan kenaikan. Dilihat dari perhitungan return on equity, modal yang dimiliki dan SHU yang dihasilkan pada tahun 2006 paling rendah bila dibandingkan dengan tahun 2007 dan 2008.


(45)

b. Rasio Rentabilitas Ekonomi

Tabel II.14

Perhitungan Rasio Rentabilitas Ekonomi KPRI “SUBUR” Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta

Tahun 2006 – 2008

Keterangan Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 SHU + Biaya Jasa 201.638.026 204.782.265 215.077.889 Total Modal 1.875.490.042 2.090.007.268 2.355.150.227,40 Rasio Rentabilitas ekonomi 10,75 % 9,80 % 9,13%

Sumber : data primer yang diolah

Perhitungan di atas dapat ditulis sebagai berikut : Tahun 2006 = 201.638.026 x 100% = 10,75% 1.875.490.042

Tahun 2007 = 204.782.265 x 100% = 9,80% 2.090.007.268

Tahun 2008 = 215.077.889 x 100% = 9,13% 2.355.150.227,4


(46)

Tabel II.15

Perbandingan Rasio Rentabilitas Ekonomi KPRI “SUBUR” Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta Tahun 2006 – 2008

Rasio Rentabilitas Ekonomi Kenaikan (Penurunan)

2006 2007 2008 2006/2007 2007/2008

10,75 % 9,80 % 9,13% (2,29%) 0,38%

Tabel diatas menjelaskan bahwa pada tahun 2006 setiap Rp1,00 total modal dapat menghasilkan sisa hasil usaha sebesar 0,0615. Tahun 2007 setiap 1,00 total modal dapat menghasilkan sisa hasil usaha sebesar 0,0386. Tahun 2008 Rp 1,00 total modal dapat menghasilkan sisa hasil usaha sebsar Rp 0,0424. Sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

No.129/Kep/M/KUMK/XI/2002, rasio selama tiga periode menunjukkan penurunan dan kenaikan. Dilihat dari perhitungan rentabilitas ekonomi, modal yang dimiliki oleh SHU yang dihasilkan pada tahun 2006,2007,2008 menunjukkan angka antara 1 % sampai dengan 9%, ini berarti bahwa tingkat profitabilitas KPRI “SUBUR” yang dihitung dengan rentabilitas ekonomi adalah cukup baik.


(47)

BAB III TEMUAN

Setelah penulis menganalisis data keuangan KPRI “SUBUR” Kecamatan Pasar Kliwon dengan menggunakan analisis rasio yang terdiri dari rasio Likuiditas, Solvobilitas, dan profitabilitas penulis menemukan adanya kelebihan dan kelemahan pada analisis tersebut. Kelebihan adalah sebagai berikut :

A. Kelebihan

1. Rasio Likuiditas a. Current Rasio

Current ratio KPRI “SUBUR” tahun 2006, 2007, dan 2008 dalam kondisi yang sangat baik sesuai dengan kertas kerja penilaian klasifikasi koperasi dalam keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 129/Kep/M/KUKM/XI/2002. Current ratio selama tiga periode menunjukkan angka di atas 175%. Tahun 2006 current ratio sebesar 323, 71%, tahun 2007 sebesar 316,58%, tahun sebesar 382,64%.

b. Quick ratio

Quick ratio KPRI “SUBUR” tahun 2006, 2007, dan 2008 dalam kondisi yang sangat baik sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah No. 129/Kep/M/KUKM/XI/2002. Quick ratio selama tiga periode menunjukkan angka di atas 175%. Tahun 2006


(48)

sebesar 319,57 %, tahun 2007 sebesar 313,05%, tahun 2008 sebesar 378,15%.

2. Rasio Solvobilitas

a. Equaity To Total Debt

Equity to total Debt KPRI “SUBUR” pada tahun 2006, 2007, dan 2008 sebesar 147,75% ; 154,03%; 172,89%. Sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 129/Kep/M/KUKM/XI/2002, equity to total debt KPRI “ SUBUR” ini dalam kondisi yang sangat baik, rasionya menunjukkan angka di atas 15%. Meskipun equity to total debt selama tiga periode mengalami fluktuasi, KPRI “SUBUR” masih mempunyai kemampuan untuk membayar semua utang dengan modal sendiri yang dimiliki apabila koperasi dilikuidasi atau dibubarkan, fluktuasi ini disebabkan karena adanya kenaikan modal sendiri yang tidak sebanding dengan kenaikan jumlah utangnya.

b. Total Capital Assets To Total Debt.

To capital assets to total debt KPRI “SUBUR” tahun 2006, 2007, dan 2008 sebesar 247,68%, 252,05% dan 272,54%. %. Sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 129/Kep/M/KUKM/XI/2002, total capital assets to total debt KPRI “SUBUR” ini dalam kondisi yang sangat baik, rasionya menunjukkan


(49)

angka di atas 110%. Meskipun total capital asset to total debt selama tiga periode mengalami fluktuasi, KPRI “SUBUR” masih mempunyai kemampuan untuk membayar semua utangnya dengan aktiva yang dimiliki apabila koperasi dilikuidasi atau dibubarkan. Fluktuasi ini disebabkan karena adanya kenaikan total aktiva yang tidak sebanding dengan kenaikan jumlah utangnya.

3. Rasio Rentabilitas a. Return On Equity

Return on equity KPRI “SUBUR” Selama tiga periode dalam kondisi yang cukup baik, yaitu berkisar antara 1 % s.d. 9% Sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 129/Kep/M/KUKM/XI/2002. Tahun 2006 return on Equity sebesar 6,15%, tahun 2007 sebesar 3,86% dan tahun 2008 sebesar 4,24%. Meskipun selama tiga periode return on equity mengalami fluktuasi, KPRI “SUBUR” masih mempunyai kemampuan yang baik dalam menghasilkan laba (keuntungan).

b. Rasio Rentabilitas Ekonomi

Rasio rentabilitas ekonomi KPRI “SUBUR” selama tiga periode dalam kondisi yang baik dan baik, yaitu berkisar antara 1 % - 9% dan 10% - 20% %. Sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 129/Kep/M/KUKM/XI/2002. Tahun 2006 rasio


(50)

rentabilitas ekonomi sebesar 10,75% tahun 2008 sebesar 9,80%. Meskipun selama tiga periode rasio rentabilitas ekonomi mengalami penurunan, KPRI “SUBUR” masih mempunyai kemampuan yang baik dalam menghasilkan laba (keuntungan) dengan total modal yang selalu naik dalam tiga periode.

B. Kelemahan 1. Cash rasio

Cash ratio KPRI “SUBUR” tahun 2006, 2007, dan 2008 dalam kondisi yang buruk baik Sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 129/Kep/M/KUKM/XI/2002. Cash ratio selama tiga periode menunjukkan angka di bawah 125%. Tahun 2006 sebesar 5,28%, tahun 2007 sebesar 4,48%, dan tahun 2008 sebesar 3,72%. Hal ini disebabkan karena proporsi kas dan bank yang tidak sebanding dengan proporsi utang lancarnya. Secara cash ratio dapat diketahui bahwa KPRI “SUBUR” tidak mampu membayar utang jangka pendeknya dengan kas dan Bank yang dimiliki.


(51)

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data perhitungan rasio likuiditas, salvobilitas, dan profitabilitas pada KPRI “SUBUR” Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta selama tiga periode serta temuan yang telah diuraikan, ada beberapa yang menunjukkan hasil yang kurang baik dan menjadi kelemahan bagi KPRI “SUBUR”. Atas kelemahan yang ditemukan dalam hasil analisis rasio pada KPRI “SUBUR” maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut :

1. KPRI “SUBUR” dalam hubungannya dengan likuiditas dilihat dari current ratio selama tiga periode menunjukkan angka di atas 175%, ini berarti bahwa tingkat likuiditas KPRI “SUBUR” dalam kondisi yang sangat baik. Sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 129/Kep/M/KUKM/XI/2002.begitu juga dengan quick ratio selama tiga periode dalam yang sangat baik karena menunjukkan angka di atas 175%. Tetapi sebaliknya pada cash ratio selama tiga periode menunjukkan angka di bawah 125%,.

2. KPRI ‘ SUBUR” dalam hubungannya dengan likuiditas dalam kondisi yang likuid karena masih dalam kondisi yang sehat dan seimbang karena harta lancar lebih banyak dan di atas standar dari pada aktiva lancar.


(52)

3. Meskipun tingkat solvabilitas KPRI “SUBUR” dalam kondisi yang solvable, KPRI “SUBUR” tetap menjaga proporsi antara jumlah aktiva dengan jumlah utangnya supaya rasio yang dihasilkan tidak terlalu besar dan sesuai dengan rasio yang menjadi standarnya.

4. Tingkat profitabilitas KPRI “SUBUR” dalam kondisi yang baik. KPRI “SUBUR” tetap menjaga dan mempertahankan atau lebih meningkatkan profitabilitas untuk tahun yang akan datang, misalnya dengan meningkatkan volume penjualan, baik penjualan kredit maupun tunai yang diharapkan dapat memperbesar laba usaha (SHU) koperasi. Selain itu untuk meningkatkan volume penjualan, baik penjualan kredit maupun tunai yang diharapkan dapat meningkatan SHU dapat pula dengan cara memperkecil peningkatan penjualan dan penerimaan jasa akan menghasilkan SHU yang besar.

B. Saran

Berdasarkan analisis dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti akan memberikan saran-saran yang mungkin berguna bagi perkembangan KPRI “SUBUR”, yaitu :

1. Sebaiknya koperasi lebih meningkatkan likuiditas koperasi terutama untuk cash ratio, dengan mengalokasikan aktiva lancar ke pos-pos yang lebih produktif. Pengalokasian ini penting karena jumlah aktiva lancar yang terlalu tinggi berdampak terhadap earning power kurang baik karena aktiva lancar kurang bisa didayagunakan untuk menambah keuntungan,


(53)

dan koperasi harus bisa menjalankan kas agar kas tidak berhenti berputar dengan cara meminjamkan kepada anggota yang membutuhkan, karena apabila kas berhenti malah akan terjadi kerugian disebabkan koperasi menanggung biaya pada Bank.

2. KPRI “SUBUR” sebaiknya tetap menjaga proporsi antara aktiva lancar dan utang lancar agar rasio yang dihasilkan melebihi standar minimum yang ditetapkan. Meskipun likuiditas dalam kondisi yang likuid, sebaiknya KPRI “SUBUR” juga memperhatikan tingkat perputaran aktivanya yaitu dengan menjaga jumlah kas atau aktiva lancar lainnya (piutang) agar tidak terlalu besar, misalnya dengan menggunakan kas untuk meningkatkan kualitas persediaan barang dagangan atau meningkatkan kebijakan dalam hal penagihan piutang yang mungkin sulit ditagih.

3. Koperasi sebaiknya mengurangi jumlah utang dengan mengalokasikan hanya sebagian aktiva lancar ke pos-pos hutang sehingga beban bunga utang akan berkurang.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Djarwanto. 2001. Pokok-pokok Analisis Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Harnanto. 1987. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: BPPE.


(1)

angka di atas 110%. Meskipun total capital asset to total debt selama tiga periode mengalami fluktuasi, KPRI “SUBUR” masih mempunyai kemampuan untuk membayar semua utangnya dengan aktiva yang dimiliki apabila koperasi dilikuidasi atau dibubarkan. Fluktuasi ini disebabkan karena adanya kenaikan total aktiva yang tidak sebanding dengan kenaikan jumlah utangnya.

3. Rasio Rentabilitas a. Return On Equity

Return on equity KPRI “SUBUR” Selama tiga periode dalam kondisi yang cukup baik, yaitu berkisar antara 1 % s.d. 9% Sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 129/Kep/M/KUKM/XI/2002. Tahun 2006 return on Equity sebesar 6,15%, tahun 2007 sebesar 3,86% dan tahun 2008 sebesar 4,24%. Meskipun selama tiga periode return on equity mengalami fluktuasi, KPRI “SUBUR” masih mempunyai kemampuan yang baik dalam menghasilkan laba (keuntungan).

b. Rasio Rentabilitas Ekonomi

Rasio rentabilitas ekonomi KPRI “SUBUR” selama tiga periode dalam kondisi yang baik dan baik, yaitu berkisar antara 1 % - 9% dan 10% - 20% %. Sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 129/Kep/M/KUKM/XI/2002. Tahun 2006 rasio


(2)

rentabilitas ekonomi sebesar 10,75% tahun 2008 sebesar 9,80%. Meskipun selama tiga periode rasio rentabilitas ekonomi mengalami penurunan, KPRI “SUBUR” masih mempunyai kemampuan yang baik dalam menghasilkan laba (keuntungan) dengan total modal yang selalu naik dalam tiga periode.

B. Kelemahan

1. Cash rasio

Cash ratio KPRI “SUBUR” tahun 2006, 2007, dan 2008 dalam kondisi yang buruk baik Sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 129/Kep/M/KUKM/XI/2002. Cash ratio selama tiga periode menunjukkan angka di bawah 125%. Tahun 2006 sebesar 5,28%, tahun 2007 sebesar 4,48%, dan tahun 2008 sebesar 3,72%. Hal ini disebabkan karena proporsi kas dan bank yang tidak sebanding dengan proporsi utang lancarnya. Secara cash ratio dapat diketahui bahwa KPRI “SUBUR” tidak mampu membayar utang jangka pendeknya dengan kas dan Bank yang dimiliki.


(3)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data perhitungan rasio likuiditas, salvobilitas, dan profitabilitas pada KPRI “SUBUR” Kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta selama tiga periode serta temuan yang telah diuraikan, ada beberapa yang menunjukkan hasil yang kurang baik dan menjadi kelemahan bagi KPRI “SUBUR”. Atas kelemahan yang ditemukan dalam hasil analisis rasio pada KPRI “SUBUR” maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut :

1. KPRI “SUBUR” dalam hubungannya dengan likuiditas dilihat dari current ratio selama tiga periode menunjukkan angka di atas 175%, ini berarti bahwa tingkat likuiditas KPRI “SUBUR” dalam kondisi yang sangat baik. Sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 129/Kep/M/KUKM/XI/2002.begitu juga dengan quick ratio selama tiga periode dalam yang sangat baik karena menunjukkan angka di atas 175%. Tetapi sebaliknya pada cash ratio selama tiga periode menunjukkan angka di bawah 125%,.

2. KPRI ‘ SUBUR” dalam hubungannya dengan likuiditas dalam kondisi yang likuid karena masih dalam kondisi yang sehat dan seimbang karena harta lancar lebih banyak dan di atas standar dari pada aktiva lancar.


(4)

3. Meskipun tingkat solvabilitas KPRI “SUBUR” dalam kondisi yang solvable, KPRI “SUBUR” tetap menjaga proporsi antara jumlah aktiva dengan jumlah utangnya supaya rasio yang dihasilkan tidak terlalu besar dan sesuai dengan rasio yang menjadi standarnya.

4. Tingkat profitabilitas KPRI “SUBUR” dalam kondisi yang baik. KPRI “SUBUR” tetap menjaga dan mempertahankan atau lebih meningkatkan profitabilitas untuk tahun yang akan datang, misalnya dengan meningkatkan volume penjualan, baik penjualan kredit maupun tunai yang diharapkan dapat memperbesar laba usaha (SHU) koperasi. Selain itu untuk meningkatkan volume penjualan, baik penjualan kredit maupun tunai yang diharapkan dapat meningkatan SHU dapat pula dengan cara memperkecil peningkatan penjualan dan penerimaan jasa akan menghasilkan SHU yang besar.

B. Saran

Berdasarkan analisis dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti akan memberikan saran-saran yang mungkin berguna bagi perkembangan KPRI “SUBUR”, yaitu :

1. Sebaiknya koperasi lebih meningkatkan likuiditas koperasi terutama untuk cash ratio, dengan mengalokasikan aktiva lancar ke pos-pos yang lebih produktif. Pengalokasian ini penting karena jumlah aktiva lancar yang terlalu tinggi berdampak terhadap earning power kurang baik karena aktiva lancar kurang bisa didayagunakan untuk menambah keuntungan,


(5)

dan koperasi harus bisa menjalankan kas agar kas tidak berhenti berputar dengan cara meminjamkan kepada anggota yang membutuhkan, karena apabila kas berhenti malah akan terjadi kerugian disebabkan koperasi menanggung biaya pada Bank.

2. KPRI “SUBUR” sebaiknya tetap menjaga proporsi antara aktiva lancar dan utang lancar agar rasio yang dihasilkan melebihi standar minimum yang ditetapkan. Meskipun likuiditas dalam kondisi yang likuid, sebaiknya KPRI “SUBUR” juga memperhatikan tingkat perputaran aktivanya yaitu dengan menjaga jumlah kas atau aktiva lancar lainnya (piutang) agar tidak terlalu besar, misalnya dengan menggunakan kas untuk meningkatkan kualitas persediaan barang dagangan atau meningkatkan kebijakan dalam hal penagihan piutang yang mungkin sulit ditagih.

3. Koperasi sebaiknya mengurangi jumlah utang dengan mengalokasikan hanya sebagian aktiva lancar ke pos-pos hutang sehingga beban bunga utang akan berkurang.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Djarwanto. 2001. Pokok-pokok Analisis Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Harnanto. 1987. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: BPPE.


Dokumen yang terkait

ANALISIS LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. PETRONIKA DI LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS UNTUK MENILAI KABUPATEN GRESIK LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. PETRONIKA DI KABUPATEN GRESIK JAWA TIMUR

0 6 13

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PRIMKOPPOL POLRESTA SURAKARTA PERIODE 2002 2004

3 15 63

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT. BPR SUKADANA SURAKARTA PERIODE 2005 – 2008

1 6 64

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PRIMKOPTAMA SURAKARTA PERIODE 2006 – 2008

0 4 55

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten Boyolali Periode 2010-2013.

1 3 13

PENDAHULUAN Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten Boyolali Periode 2010-2013.

0 2 6

NASKAH PUBLIKASI Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten Boyolali Periode 2010-2013.

0 1 18

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS, DAN Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Berdasarkan Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Dan Rasio Rent

1 2 12

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KPRI “SEGAR” ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KPRI “SEGAR” KECAMATAN GIRIWOYO WONOGIRI.

0 0 15

Analisis rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas untuk mengukur kinerja keuangan pada KPRI Pelita Yogyakarta tahun 2006-2010 - USD Repository

0 0 110