UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DENGAN MEDIA LEGO KONSTRUKSI PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Dengan Media Lego Konstruksi Pada Anak Kelompok B Di TK BA Sentono Ngawonggo Ceper Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS
DENGAN MEDIA LEGO KONSTRUKSI PADA ANAK KELOMPOK B
DI TK BA SENTONO NGAWONGGO CEPER KLATEN
TAHUN AJARAN 2013/2014

JURNAL PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1

Pendidikan Guru - Pendidikan Anak Usia Dini

ANIK MUFLIHAH
A 53B111031

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ABSTRAK


UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS
DENGAN MEDIA LEGO KONSTRUKSI PADA ANAK KELOMPOK B
DI TK BA SENTONO NGAWONGGO CEPER KLATEN
TAHUN AJARAN 2013/2014
Anik Muflihah, A 53B111031, Prodi Pendidikan Anak Usia Dini,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Skripsi
Penelitian tindakan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan motorik
halus melalui media lego pada anak kelompok B TK BA Sentono Ngawonggo
Ceper Klaten Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Subyek penelitian yaitu guru
kelompok B yang bernama Anik Muflihah dan peserta didik kelompok B TK BA
Sentono Ngawonggo Ceper Klaten yang terdiri dari 7anak laki-laki dan 8 anak
perempuan. Data yang dikumpulkan adalah data tentang kemampuan motorik
halus anak dan prosedur pembelajaran dengan media lego konstruksi. Metode
pengumpulan data yang digunakan berupa observasi untuk mengamati proses
pembelajaran dengan media lego konstruksi dan mengamati tindakan guru saat
menerapkan media lego konstruksi dan catatan lapangan digunakan untuk
membantu mengurangi penyimpangan dalam pengumpulan data. Analisis data
yang digunakan dengan analisis diskriptif komparatif dengan membandingkan

hasil amatan dengan indikator pencapaian setiap siklus, dari kondisi prasiklus,
siklus I dan siklus II. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan
motorik halus anak di TK BA Sentono Ngawonggo Ceper Klaten mengalami
peningkatan, hal tersebut dapat dilihat dari hasil prosentase prasiklus 55,19%,
siklus I mencapai 72,22 %, dan siklus II mencapai 88,89 %. Kesimpulan
penelitian ini adalah media lego konstruksi dapat mengembangkan kemampuan
motorik halus anak kelompok B TK BA Sentono Ngawonggo Ceper Klaten
Tahun Ajaran 2013/2014.
Kata Kunci : lego, motorik halus.

ii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 – Pabelan, Kartasura Telp (0271) 717417 Fax:
715448 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi /tugas akhir :
Nama


: Drs. M.Yahya, M.Si

NIP/NIK

: 147

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi, yang merupakan
ringkasan skripsi ( tugas akhir) dari mahasiswa :
Nama

: Anik Muflihah

NIM

: A 53B111031

Program studi

: Pendidikan Guru PAUD


Judul Skripsi

: “Upaya Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus
Dengan Media Lego Konstruksi Pada Anak Kelompok B
Di TK BA Sentono Ngawonggo Ceper Klaten Tahun
Ajaran 2013/2014 “.

Naskah artikel tersebut, layak

dan dapat disetujui untuk di publikasikan.

Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, 22 Februari 2014
Pembimbing

Drs. M.Yahya, M.Si

iii


PENGESAHAN
UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS
DENGAN MEDIA LEGO KONSTRUKSI PADA ANAK KELOMPOK B
DI TK BA SENTONO NGAWONGGO CEPER KLATEN
TAHUN AJARAN 2013/2014

Disusun Oleh :
ANIK MUFLIHAH
A 53B111031

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal, 27

Februari 2014

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji :


1.

Drs.M.Yahya, M.Si

(

)

2.

Drs. Sutan Syarir Zabda, MH

(

)

3.

Aryati Prasetyarini, M.Pd


(

)

Surakarta, Februari 2014
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,

Prof.Dr. Harun Joko Prayitno
NIP: 19650428 199303 001

iv

Pendahuluan
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani.
Salah satu pengembangan kemampuan dasar di TK yaitu kemampuan

motorik. Perkembangan motorik pada anak meliputi motorik kasar dan halus.
Perkembangan motorik halus yaitu gerakan yang menggunakan otot-otot halus
yang berkoordinasi dengan otak dalam melakukan sesuatu kegiatan. Gerakan
motorik halus hanya melibatkan bagian-bagian tertentu saja dan dilakukan oleh
otot-otot halus, seperti ketrampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan
pergelangan tangan yang tepat.
Kemampuan motorik halus di TK perlu dikembangkan karena dengan
kemampuan motorik halus maka akan melatih mengkoordinasikan gerakan visual
motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan
tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau
menggambar. Apabila kemampuan motorik halus anak tidak dikembangkan maka
anak tidak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti
anak menjadi murung karena tidak memiliki ketrampilan menulis, mewarnai,
mencocok, menggunting, melipat, bongkar pasang, bermain puzzle serta
memainkan alat-alat mainan yang ia sukai.
Kegiatan pembelajaran motorik halus di Taman Kanak-kanak kelompok
usia 5-6 tahun tidak hanya terbatas pada kegiatan menulis dan mewarnai saja.
Banyak sekali kegiatan dalam pembelajaran motorik halus, seperti mencap,
melukis, mencocok, menempel, membuat berbagai bentuk dari balok, meronce,
menjahit dan lain sebagainya. Sedangkan kemampuan fisik motorik halus anak

kelompok B yang berhubungan dengan melakukan eksplorasi dengan berbagai
media dan kegiatan terdiri dari menciptakan bentuk bangunan dari balok yang
lebih komplek, menciptakan bentuk dengan lidi, sedotan, tusuk gigi dan
menciptakan sesuatu dari bahan bekas. Diharapkan dengan mengembangkan
kemampuan motorik halus di TK anak-anak mampu menyusun berbagai bentuk

dari balok-balok dan mampu menciptakan bentuk bangunan dari balok yang lebih
kompleks.
Kondisi awal kemampuan anak dalam melakukan eksplorasi dengan
berbagai media dan kegiatan di TK BA Sentono Ngawonggo Ceper Klaten
sampai saat ini masih sangat rendah. Hal ini terlihat saat guru mengajar
mengalami kesulitan ketika meminta anak berkreasi membuat bangunan dengan
media lego (mainan yang bersifat bongkar pasang yang terbuat dari plastik dengan
berbagai aneka macam warna dan ukuran). Masalah yang tampak menonjol yaitu
saat kegiatan bermain lego anak-anak hanya mampu memasang lego secara
berjajar panjang dilantai, selain itu ada anak yang hanya berlarian saat diminta
memasang lego dan ada pula anak yang diam saja.
Hal ini disebabkan guru di TK BA Sentono, Ngawonggo, Ceper Klaten
hanya kurang memberi kesempatan pada anak untuk bermain lego dan hanya
menggembangkan kemampuan motorik halus yang hanya memanfaatkan alat tulis

berupa kertas, pensil dan krayon. Selain itu kurang tersedianya jumlah lego juga
membuat guru jarang memberi kesempatan anak untuk bermain, karena khawatir
anak berebut. Berdasarkan masalah yang dihadapi guru

saat mengajarkan

motorik halus di TK BA sentono Ngawonggo Ceper Klaten maka peneliti
mengatasinya

dengan

media

lego

konstruksi.

Adapun

alasan


peneliti

menggunakan lego konstruksi karena mainan ini sangat menarik untuk melatih
daya kreatifitas dan imajinasi seseorang.
Menurut Yulianty (2010:41) media lego konstruksi dapat melatih
kemampuan analitis anak didasarkan pada pengamatan dan kesesuaian antar
pilihan bentuk bangun dengan model atau bentuk bangunan yang sesungguhnya.
Misalnya bentuk atap rumah adalah segitiga sedangkan bentuk roda adalah bulat
dan bentuk bola adalah bundar. Selain itu ketelitian dalam menyatukan atau
memasangkan antar bentuk agar menyatu dapat digunakan untuk melatih dan
mengembangkan kemampuan motorik halus anak.
Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan kemampuan motorik halus
melalui media lego pada anak kelompok B TK BA Sentono Ngawonggo Ceper
Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.

2

Metode Penelitian

Tempat yang digunakan sebagai penelitian adalah TK BA Sentono,
Ngawonggo, Ceper Klaten tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan
selama 3 bulan yaitu November, Desember tahun 2013 dan Januari tahun 2014.
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah anak Taman Kanak-kanak BA
Sentono, Ngawonggo Ceper Klaten. Di mana peneliti

akan melakukan

peningkatan kemampuan motorik halus dengan media lego. Peneliti memilih
kelompok B, dimana jumlah anak yang akan dijadikan subyek penelitian adalah
15 anak terdiri dari 7 laki-laki dan 8 perempuan. Guru yang dijadikan subyek
adalah Ibu Anik Muflihah yang berperan sebagai guru kelas kelompok B TK BA
Sentono, Ngawonggo Ceper Klaten.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas.

Melihat dari

permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran kemampuan motorik halus,
peneliti akan menggunakan media lego untuk mengembangkan kemampuan
motorik halus anak. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Arikunto (1998) menjelaskan penelitian tindakan
kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan dengan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama.
Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah yang
dimulai dari : a) perencanaan (planning); b) pelaksanaan (action); c) pengamatan
(observing); d) menganalisis data untuk memutuskan sejauh mana kelebihan atau
kelemahan tindakan tersebut (reflecting).
Langkah-langkah yang telah dilakukan yaitu :
1. Perencanaan tindakan
Langkah persiapan pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut :
a) Mempersiapkan alat peraga dan media yang akan digunakan.
Peneliti memilih menentukan dan menyiapkan lego yang sesuai dengan
kemampuan motorik halus yang akan dikembangkan.

3

b) Mempersiapkan waktu pelaksanaan kegiatan
Waktu kegiatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan motorik
halus dengan media lego konstruksi direncanakan selama + 20 menit.
c) Membuat rencana pembelajaran dan membuat instrumen
Rencana pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini berupa
Rencana Bidang Pengembangan (RBP)
2. Pelaksanaan Tindakan
Langkah-langkah penelitian untuk setiap siklus dapat diilustrasikan sebagai
berikut :
a) Siklus pertama terdiri dari 3 pertemuan
Pelaksanaan dengan memanfaatkan lego dengan berbagai macam bentuk,
ukuran dan warna.
b) Siklus kedua terdiri dari 3 pertemuan.
Pelaksanaan dengan memanfaatkan lego dengan berbagai macam bentuk,
ukuran dan warna serta dilengkapi asesoris dan alat bantu.
3. Tindakan
Adapun proses tindakan yang akan dilakukan antara lain meliputi :
a) Peneliti dan guru mempersiapkan jenis lego konstruksi yang akan
digunakan.
b) Guru memberikan sebuah gambaran kepada anak bagaimana cara
menggunakan lego konstruksi
c) Guru membagi beberapa kelompok untuk bermain jenis balok tertentu
d) Anak melakukan permainan balok. Pada kegiatan ini peneliti dan guru
bertindak sebagai observer (pengamat) serta memberi motivasi agar anak
dapat bermain dengan senang
4. Pengamatan / Observasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan pengamatan pada
saat pelaksanaan tindakan. Adapun yang diamati yaitu perkembangan
kemampuan motorik halus anak dan proses pembelajaran dengan media lego
konstruksi. Peneliti melihat kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana

4

yang telah dibuat. Pada saat mengobservasi, peneliti melakukan pencatatan
mengenai data-data yang dibutuhkan serta mengisi lembar pengamatan.
5. Refleksi
Setelah kegiatan, pelaksanaan tindakan hasil observasi dikumpulkan untuk
dianalisis kelemahan serta kekurangan yang terjadi pada pelaksanaan siklus
sebelumnya. Hasil refleksi digunakan untuk menentukan tindak lanjut sebagai
upaya untuk mencapai tujuan. Refleksi dilakukan setiap akhir pelaksanaan
kegiatan bermain dengan media lego konstruksi.
Pengambilan data dilakukan dengan teknik observasi dan catatan
lapangan. Tujuan observasi dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data
tentang kemampuan motorik halus dengan media lego konstruksi.

Observasi

dilakukan untuk mengukur kemampuan motorik halus anak melalui pencapaian
indikator yang telah direncanakan peneliti sebelumnya. Serta mencari data tentang
guru saat melaksanakan pembelajaran dengan media lego konstruksi. Catatan
lapangan menurut Moleong (2002 : 155) yaitu pernyataan tentang semua peristiwa
yang dialami yaitu yang didengar dan dilihat serta tidak boleh berisi penafsiran,
hanya catatan sebagaimana adanya.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
diskriptif komparatif (untuk kemampuan motorik halus) yaitu membandingkan
hasil amatan dengan indikator pencapaian setiap siklus, dari kondisi prasiklus,
siklus I, dan siklus II.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan perencanaan, pelaksanaan tindakan kelas, observasi, dan refleksi
diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Rincian Pelaksanaan Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak
Dengan Media Lego Konstruksi
Aspek
Pelaksanaan

Prasiklus
Senin, 06 Jan 2014.
pembelajaran
menggunakan majalah
anak kemudian diberi
tugas untuk menulis dan
mewarnai.

5

Siklus I

Siklus II

Pelaksanaan pada hari
Selasa-Kamis7-9
Jan
2014.
pembelajaran
Motorik halus dengan
menggunakan lego

Pelaksanaan pada hari
Senin-Kamis
13-16
Jan
2014.Pembelajaran
motorik halus dengan
media
lego
dan

tambahan assesoris.
Observasi

Anak-anak terlihat bosan Anak terlihat antusias
saat mengerjakan tugas bermain lego,namun ada
yang diberikan guru
beberapa anak yang
berlari-lari dan berebut
lego.
Guru akan menggunakan Peneliti
dan
guru
media lego konstruksi membuat aturan main
untuk
kegiatan yang harus ditaati dan
pembelajaran
motorik memberi stiker senyum.
halus.
Supaya
anak
tidak
berebut boneka tangan
maka peneliti membuat
kuis

Refleksi

Rata-rata
kemampuan motorik
halus anak satu kelas
Hasil
penelitian
kemampuan motorik
halus
Kemampuan
penerapan
media
lego konstruksi
Hasil
penelitian
penerapan
media
lego konstruksi

Anak-anak
terlibat
aktif dalam kegiatan
bermain lego.

Pada
siklus
II
pelaksanaan
pembelajaran
sudah
baik

-

65 %

85 %

55,19 %

72,22 %

88,89 %

-

65 %

75 %

-

68,75%

87,5%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kemampuan anak didik
sebelum tindakan sampai siklus II menunjukkan peningkatan. Hal ini didukung
dengan

pendapat

yang

dikemukakan

oleh

Nurulita

(http://childrenrehabilitation.wordpress.com/2012/11/10/inilah-faktor-yangmempengaruhi-perkembangan-motorik-anak/) bahwa faktor yang mempengaruhi
kemampuan motorik halus anak adalah latihan, motivasi dan pengalaman. Faktor
latihan yang mempengaruhi kemampuan motorik halus antara lain kesempatan
bermain lego dan fasilitas lego yang disediakan sekolah, guru maupun orangtua.
Saat seorang guru memberi kesempatan anak untuk bermain lego, maka disitulah
anak akan berlatih. Dimana semakin sering berlatih maka semakin banyak pula
pengalaman bermain. Semakin sering anak bermain lego, maka semakin sering
juga kemampuan motorik halus dilatih. Saat anak belajar disekolah, maka faktor
guru sangat mempengaruhi. Apabila seorang guru memberi fasilitas atau media
6

lego serta memberi kesempatan untuk bermaina lego, maka kemampuan motorik
halus akan akan terlatih. Saat berlatih membuat bangunan dari lego pengalaman
bermain anak dapat membangkitkan rasa senang dan gembira.
Selain faktor diatas, faktor motivasi juga mempengaruhi baik motivasi dari
dalam diri anak itu sendiri maupun dari luar. Apabila anak sering di motivasi oleh
guru maupun orang tua saat bermain lego maka motivasi dalam diri anak itu
sendiri akan muncul, jika anak saat membuat bangunan lego sering diremehkan
maka akan mematikan motivasi dan imajinasi anak untuk membuat kreasi dari
media lego. Begitu juga jika anak selalui dimotivasi, maka anak anak mengulangi
kegiatan itu berulang-ulang dan berusaha membuat bangunan yang semakin baik.
Pengalaman bermain dalam penelitian ini yaitu kegiatan maupun kondisi yang
sengaja disetting pihak sekolah untuk memberikan kesempatan bermain dan
berlatih menggunakan media lego pada anak untuk mengembangkan kemampuan
motorik halusnya. Penelitian ini sekolah berperan penting dalam mengembangkan
kemampuan motorik halus, yaitu dengan pengadaan media lego konstruksi,
kesempatan bermain yang memberikan pengalaman belajar serta motivasi guru
untuk mendukung peningkatan kemampuan motorik halus.
Dengan pemanfaatan media lego konstruksi secara tidak langsung kemampuan
motorik halus anak akan meningkat. Saat bermain lego konstruksi ketelitian
dalam

menyatukan

atau

memasangkan

bentuk

agar

menyatu

dapat

mengembangkan motorik halus. Selain itu anak juga terlatih untuk meletakkan
atau memegang suatu objek dengan menggunakan jarinya. Saat anak mendorong
atau menarik lego maka otot-otot halus anak akan berkembang.
Adapun peningkatan disetiap siklus tidak menunjukkan kestabilan. Prosentase
peningkatan sebelum tindakan sampai siklus I peningkatannya mencapai 17,03%.
Hal ini terjadi karena pada saat proses pembelajaran pada pra siklus yang sangat
membosankan dan anak harus terbebani untuk menyelesaikan tugas dari guru
yang kemudian diterapkan kegiatan dengan bantuan media lego konstruksi, yang
menyenangkan tanpa ada kegiatan menulis atau mewarnai sehingga anak-anak
sangat antusias dan bersemangat belajar sehingga hasil peningkatan cukup
signifikan. Sedangkan pelaksanaan tindakan dari siklus I sampai siklus II hanya

7

pengulangan tindakan dari hasil observasi dan refleksi sedangkan untuk
pelaksanaan setiap pertemuan divariasi pada media dan sub tema pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa kemampuan motorik halus anak
tidak merata, hal ini di sebabkan kemampuan dan karakteristik anak serta tingkat
intelegensi yang berbeda-beda
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui
beberapa tindakan dari siklus I dan II serta dari hasil seluruh pembahasan dan
analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa media lego
konstruksi dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak kelompok B
TK BA Sentono Ngawonggo Ceper Klaten. Hal ini ditunjukkan dari adanya
peningkatan rata-rata prosentase kemampuan motorik halus anak dari sebelum
tindakan sampai pada siklus II yakni pada saat sebelum tindakan 55,19%, siklus I
mencapai 72,22 %, dan siklus II mencapai 88,89 %. Sedangkan untuk
kemampuan

guru

dalam

menerapkan

media

lego

konstruksi

dalam

mengembangkan kemampuan motorik halus pada siklus I mencapai 68,75 % dan
pada siklus II mencapai 87, 50 %. Kesimpulan diatas memberikan implikasi
bahwa melalui media lego konstruksi yang diterapkan pada anak kelompok B TK
BA Sentono Ngawonggo Ceper Klaten mempunyai peranan yang berarti dalam
mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Kemampuan motorik halus
tersebut terbatas pada kemampuan menyusun berbagai bentuk balok-balok dan
menciptakan bentuk bangunan yang lebih komplek.
Dengan kemampuan motorik halus anak yang meningkat maka
kemampuan berkreasi dan ketrampilan membuat karya akan semakin baik.
Apabila kemampuan motorik halus anak tidak dikembangkan maka anak tidak
dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak menjadi
murung karena tidak memiliki ketrampilan menulis, mewarnai, mencocok,
menggunting, melipat, bongkar pasang, bermain puzzle serta memainkan alat-alat
mainan yang ia sukai. Selain itu jika motorik halus anak tidak berkembang anak
tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah.

8

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bermain Sambil Belajar
Kecerdasan. Jakarta : Depdiknas.

dan

Mengasah

Moleong, Lexy J. 2002. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Moeslichatun. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : PT.
Asdi Mahasatya.
Sujiono, Yuliani Nuraini. 2007. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Yulianty, Rani. 2010. Permainan yang Mengembangkan Kecerdasan. Jakarta:
Swadaya.
Nurulita. 2012. Deteksi dan Stimulasi Kecerdasan Motorik Anak Sejak Dini.
Diakses
http://childrenrehabilitation.wordpress.com/2012/11/10/inilahfaktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-motorik-anak/. Pada Tanggal 8
November 2013 Jam 12.00.
Bachtiar, Dedi. Faktor yang Mempengaruhi perkembanagn Gerak Anak. Diakses
http://andrie-dedi.blogspot.com/2010/05/faktor-faktor-yangmempengaruhi.html. Pada Tanggal 18 November 2013 Jam 10.30.

9