PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA IBU YANG MEMILIKI ANAK CEREBRAL PALSY DI YPAC SURAKARTA DENGAN IBU YANG Perbedaan Tingkat Depresi Antara Ibu Yang Memiliki Anak Cerebral Palsy Di YPAC Surakarta Dengan Ibu Yang Memiliki Anak Retardasi Mental Di SLB C YP S

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA IBU YANG MEMILIKI
ANAK CEREBRAL PALSY DI YPAC SURAKARTA DENGAN IBU YANG
MEMILIKI ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB C YP SLB KERTEN

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan oleh :
Jean Stevany Suryana Putri
J 500 100 011

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ABSTRAK
Jean Stevany Suryana Putri, J 500 100 011, 2014, Perbedaan Tingkat Depresi
Antara Ibu yang Memiliki Anak Cerebral Palsy di YPAC Surakarta dengan Ibu
yang Memiliki Anak Retardasi Mental di SLB C YP SLB Kerten.
Depresi telah mempengaruhi 350 juta orang saat ini atau sekitar 17% pasien yang

datang ke dokter merupakan pasien depresi. Di Indonesia, angka kejadian depresi
dan kecemasan pada tahun 2007 sebesar 11,6% dari populasi dewasa di atas 15
tahun, yakni sekitar 19.000.000 jiwa. Perempuan lebih banyak mengalami depresi
dari laki-laki. Data epidemiologi di negara barat menunjukkan bahwa sekitar 1,83,2% depresi terjadi pada laki-laki dan 2,0-9,3% pada perempuan. Penegakan
diagnosa kelainan yang dialami anak dapat menimbulkan kecemasan bagi orang
tua. Berbagai fase psikologis dialami orang tua sebelum memasuki fase
penerimaan kondisi anak, di antaranya adalah fase terkejut, fase ketidakpercayaan,
fase penolakan, fase marah, fase tawar menawar, dan fase depresi sebagai fase
akhir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat depresi antara ibu
yang memiliki anak cerebral palsy di YPAC Surakarta dengan ibu yang memiliki
anak retardasi mental di SLB C YP SLB Kerten. Jumlah sampel pada penelitian
ini sebanyak 68 yang terdiri dari 34 ibu yang memiliki anak cerebral palsy dan 34
ibu yang memiliki anak retardasi mental. Jenis penelitian ini merupakan desain
penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Instrumen
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner data diri,
kuesioner Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory (LMMPI), dan
kuesioner Beck Depression Inventory (BDI). Data yang diperoleh kemudian
dianalisis dengan menggunakan uji t melalui program spss 19 for windows.
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji t didapatkan t hitung sebesar

3,766 dengan p value = 0,000, karena p value < 0,05 maka Ho ditolak dan H1
diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat depresi yang
bermakna antara ibu yang memiliki anak cerebral palsy di YPAC Surakarta
dengan ibu yang memiliki anak retardasi mental di SLB C YP SLB Kerten
dimana ibu yang memiliki anak cerebral palsy lebih depresi daripada ibu yang
memiliki anak retardasi mental.
Kata kunci : depresi, ibu, cerebral palsy, retardasi mental

ABSTRACT
Jean Stevany Suryana Putri, J 500 100 011, 2014, The Difference of
Depression Level Between Mothers of Children with Cerebral Palsy in YPAC
Surakarta with Mothers of Children with Mentally Retarded in SLB C YP SLB
Kerten.
Depression has affected 350 million people currently or about 17 % of patients
who come to the doctor is depression’s patient. In Indonesia, the incidence of
depression and anxiety in 2007 amounted to 11.6 % of the adult population over
15 years, which is about 19 million inhabitants. Women more likely to have
depression than men. Epidemiological data in Western countries show that
depression occur approximately 1.8 to 3.2 % in men and 2.0 to 9.3 % in women.
Diagnosis enforcement of children disorders can cause anxiety for parents.

Various psychological phases experienced parent before enters to the acceptance
phase of children conditions such as surprised phase, distrust phase, rejection
phase, anger phase, bargaining phase, and depression phase as the final phase .
This study aims to determine the difference of depression level between mothers
of children with cerebral palsy in YPAC Surakarta with mothers of children with
mentally retarded in SLB C YP SLB Kerten. The number of samples in this study
is 68 mothers which consists of 34 mothers of children with cerebral palsy and 34
mothers of children with mental retardation. This type of research is an analytic
observational study design with cross sectional approach. The research instrument
used in this study are personal data questionnaire, Lie Minnesota Multiphasic
Personality Inventory (LMMPI) questionnaire, and the Beck Depression
Inventory (BDI) questionnaire. The data obtained was analyzed using t-test
through SPSS 19 program for windows .
Based on the analysis of data obtained using the t-test were got t-count of 3,766
with p value = 0.000, for p value < 0.05 then Ho is rejected and H1 is accepted. It
can be concluded that there are significant difference depression level between
mothers of children with cerebral palsy in YPAC Surakarta with mothers of
children with mentally retarded in SLB C YP SLB Kerten where mothers of
children with cerebral palsy is more depressed than mothers of children with
mental retardation.

Keywords: depression, mothers, cerebral palsy, mental retardation

PENDAHULUAN
Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang ditandai dengan
perasaan murung, lesu, hilangnya semangat hidup, putus asa dan perasaan tidak
berguna (Hawari, 1997). Penyebab depresi bersifat multifaktorial, salah satunya
adalah peristiwa kehidupan. Penegakan diagnosa kelainan yang dialami anak
dapat menimbulkan kecemasan bagi orang tua. Reaksi awal yang biasa timbul dari
kebanyakan kasus merupakan reaksi negatif karena kondisi yang dialami anak
dapat menjadi stresor bagi kehidupan orang tua (Mahabbati, 2010).
Cerebral palsy (CP) merupakan salah satu kelainan yang dapat
dialami anak karena adanya hambatan pada bagian otak yaitu pyramidal tract dan
extrapyramidal tract yang berhubungan dengan pengendalian aktivitas motorik
tubuh (Purwanta, 2012). Kelainan lain yang dapat terjadi pada anak karena adanya
hambatan di otak yaitu retardasi mental (Soetjiningsih, 1995).
Kelainan seperti CP dan RM dapat menimbulkan masalah psikososial bagi
ibu yang dapat berdampak pada kesehatan mental dan keadaan tubuhnya (Hung et
al., 2010). Ibu dari anak yang mengalami kelainan memiliki masalah emosional
lebih besar terkait dengan kondisi yang dialami anak (Sajedi et al., 2009).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut maka penulis

bermaksud melakukan penelitian mengenai perbedaan tingkat depresi antara ibu
yang memiliki anak cerebral palsy di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC)
Surakarta dengan ibu yang memiliki anak retardasi mental di Sekolah Luar Biasa
C Yayasan Pembina Sekolah Luar Biasa (SLB C YP SLB) Kerten.

TINJAUAN PUSTAKA
Depresi adalah gangguan mood dengan karakteristik satu atau lebih
episode depresi yaitu setidaknya dua minggu gejala depresi atau hilangnya
ketertarikan dalam semua kegiatan yang menyenangkan disertai dengan empat
gejala tambahan seperti perubahan tidur, nafsu makan, berat badan dan aktivitas
psikomotor, penurunan energi, perasaan tidak berharga, sulitnya berkonsentrasi
serta timbulnya pikiran bunuh diri (American Psychiatric Association, 2013).

Cerebral palsy adalah salah satu bentuk cedera otak yang mempengaruhi
sistem motorik tubuh sebagai akibat lesi dalam otak atau suatu penyakit
neuromuskular (Somantri, 2012). The American Association of Mental Deficiency
(AAMD) dan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi
keempat (DSM-IV) mendefinisikan retardasi mental sebagai fungsi intelektual
keseluruhan yang secara bermakna di bawah rata-rata yang menyebabkan atau
berhubungan dengan gangguan perilaku adaptif dan bermanifestasi selama

periode perkembangan yaitu sebelum usia 18 tahun (Kaplan dan Sadock, 2010).
Memelihara anak yang mengalami keterbatasan seperti CP dan RM
melibatkan pengalaman emosional sebagai komponen penting dalam pengasuhan
anak.

Keadaan emosi

pengasuh

seperti

depresi

dan kemarahan

akan

mempengaruhi perilaku mereka terhadap anak (Pianta et al., 1996). Sosok ibu
telah menjadi fokus perhatian dalam banyak studi. Ibu memiliki peran yang lebih
besar dalam hal pemeliharaan anak sehingga ibu lebih banyak memiliki waktu

untuk berinteraksi dengan anak daripada ayah (Perera et al., 2007).
Banyak penelitian telah menemukan bahwa ibu dari anak dengan
keterbatasan secara signifikan melaporkan berbagai keluhan fisik yang dialami ibu
serta meningkatnya tingkat depresi dan masalah emosional daripada ibu dari anak
normal (Begum dan Desai, 2010). Depresi ibu dapat mengurangi rasa tanggung
jawab ibu dalam mengurus anak dan mengurangi keterlibatan ibu terkait masalah
pendidikan anak serta pemberian nutrisi yang tepat bagi anak (Olson, 2001).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
September-Oktober 2013 di YPAC Surakarta dan SLB C YP SLB Kerten. Sampel
dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak CP di YPAC Surakarta dan
ibu yang memiliki anak RM di SLB C YP SLB Kerten. Teknik sampling yang
digunakan pada penelitian ini adalah total sampling.
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak CP dan
ibu yang memiliki anak RM dalam keadaan sehat, ibu memiliki anak lebih dari 1,

pendidikan terakhir ibu minimal SMP, serta usia anak CP dan RM antara 6-12
tahun. Kriteria eksklusi penelitian ini yaitu subjek menolak berpartisipasi dalam

penelitian dan skor LMMPI ≥ 11. Variabel bebas pada penelitian ini adalah ibu
yang memiliki anak CP dengan ibu yang memiliki anak RM. Variabel terikat pada
penelitian ini adalah tingkat depresi.
Instrumen data yang digunakan untuk mengetahui tingkatan depresi pada
penelitian ini yaitu kuesioner Beck Depression Inventory (BDI). Penilaian tingkat
depresi yang didapatkan dari instrumen ini adalah tidak depresi skor BDI 0-13,
depresi ringan skor BDI 14-19, depresi sedang skor BDI 20-28, dan depresi berat
skor BDI 29-63. Data diuji dengan menggunakan program Statistical Product and
Service Solution (SPSS) for windows release 19 dengan uji analisis uji t.

HASIL
Tabel 1. Distribusi Tingkat Depresi Ibu Berdasarkan Skor BDI
Ibu

Tingkat Depresi

Jumlah

Tidak


Depresi

Depresi

Depresi

depresi

ringan

sedang

berat

Ibu anak CP

22

12


0

0

34

Ibu anak RM

32

2

0

0

34

Jumlah


54

14

0

0

68

Tabel 2. Independent Sample Test Perbedaan Tingkat Depresi Antara Ibu yang
Memiliki Anak Cerebral Palsy dan Ibu yang Memiliki Anak Retardasi Mental
Independent Samples Test
Levene's

Test

for Equality of
Variances

t-test for Equality of Means
Sig.

F
Score

Equal variances 4.868

BDI

assumed

Std.

95% Confidence

(2-

Mean

Error

Interval

of

tailed

Differe

Differe

Difference

Sig.

T

df

)

nce

nce

Lower

Upper

.031

3.766

66

.000

4.765

1.265

2.238

7.291

3.766

62.766

.000

4.765

1.265

2.236

7.293

Equal variances
not assumed

Tabel 2 merupakan merupakan tabel uji beda yaitu uji t-test didapatkan
nilai t2 hitung > t2 tabel ( 3,766 > 1,67), p value (sig-2 tailed) (0,000< 0,05). Dapat
disimpulkan bahwa terdapat rata-rata tingkat depresi yang bermakna antara ibu
yang memiliki anak cerebral pasly di YPAC Surakarta dengan ibu yang memiliki
anak retardasi mental di SLB C YP SLB Kerten.

Tabel 3. Distribusi Jumlah Sampel Ibu Berdasarkan Jenis Kelamin Anak
Ibu

the

Jenis Kelamin Anak

Jumlah

Persentase

Laki-laki

Perempuan

Ibu anak CP

24

10

34

50%

Ibu anak RM

20

14

34

50%

Jumlah

44

24

68

100%

Tabel 4. Independent Sample Test
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances

F
skor

Equal

bdi

variances

1.707

t-test for Equality of Means

Sig.

T

.196

Df

Std.

95% Confidence

Mean

Error

Interval of the

Sig. (2-

Differen

Differen

Difference

tailed)

ce

ce

Lower

Upper

1.875

66

.065

2.659

1.418

-.173

5.491

1.958

53.606

.055

2.659

1.358

-.064

5.382

assumed
Equal
variances not
assumed

Dari tabel 4 didapatkan nilai t2 hitung > t2 tabel ( 1,875 > 1,67), p value
(sig-2 tailed) (0,065 > 0,05). Dari hasil tersebut berarti terdapat perbedaan ratarata tingkat depresi ibu berdasarkan jenis kelamin anak dimana ibu yang memiliki
anak laki-laki lebih depresi dibandingkan dengan ibu yang memiliki anak
perempuan. Namun karena nilai p > 0,05 maka perbedaan tersebut tidak
signifikan.

Tabel 5. Distribusi Jumlah Sampel Ibu Berdasarkan Status Pekerjaan Ibu
Ibu

Jenis Kelamin Anak
Ibu Rumah Tangga

Jumlah

Persentase

Pekerja

Ibu anak CP

25

9

34

50%

Ibu anak RM

11

23

34

50%

Jumlah

36

23

34

100%

Tabel 6. Uji Mann-Whitney
Test Statisticsa
Score BDI
Mann-Whitney U

444.000

Wilcoxon W

972.000

Z

-1.629

Asymp. Sig. (2-tailed)

.103

Dari tabel 6 didapatkan asymp sig (2-tailed) adalah 0,103 atau probabilitas
di atas 0,05 (0,103 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan tingkat depresi ibu antara ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga
dengan ibu yang bekerja sebagai pekerja di luar rumah.

Tabel 7. Distribusi Jumlah Sampel Ibu Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu
Ibu

Tingkat Pendidikan Ibu
SMP

SMA

Jumlah Persentase

Lulus
Perguruan Tinggi

Ibu anak CP

3

21

10

34

50%

Ibu anak RM

2

21

11

34

50%

Jumlah

5

42

21

68

100%

Tabel 8. Independent Sample Test
Levene's Test
for Equality of
Variances

F
BD Equal variances
I

.667

Sig.
.422

t-test for Equality of Means

t

Df

Std.

95% Confidence

Mean

Error

Interval of the

Sig. (2-

Differen

Differen

Difference

tailed)

ce

ce

Lower

Upper

-.410

24

.686

-1.276

3.114

-7.704

5.151

-.359

5.328

.734

-1.276

3.558

-10.255

7.702

assumed
Equal variances
not assumed

Dari tabel 8 didapatkan nilai t2 hitung < t2 tabel (-0,410 < -1,710), p value
(sig-2 tailed) (0,686> 0,05). Karena nilai p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat perbedaan rata-rata tingkat depresi ibu berdasarkan tingkat
pendidikan ibu.

PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini berdasar uji statistik menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan rata-rata tingkat depresi yang bermakna antara ibu yang memiliki anak
cerebral pasly di YPAC Surakarta dengan ibu yang memiliki anak retardasi
mental di SLB C YP SLB Kerten dimana ibu yang memiliki anak cerebral palsy
lebih depresi dibandingkan ibu yang memiliki anak retardasi mental dengan nilai
p < 0,05 dan t2 hitung > t2 tabel ( 3,766 > 1,67).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Eisenhower (2005) yang membuktikan bahwa kelainan autisme dan cerebral
palsy menduduki peringkat pertama dan kedua yang dapat memicu timbulnya
depresi ibu dari 10 gangguan keterlambatan perkembangan anak.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak laki-laki lebih
depresi jika dibandingkan dengan ibu yang memiliki anak perempuan namun hasil
tersebut tidak signifikan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Fry (1989) yang menemukan bahwa orang tua anak laki-laki
mengalami stres lebih besar. Ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus merasa
khawatir memikirkan masa depan anaknya (Hamid, 1997). Kekhawatiran ibu
menyangkut kepedulian anak terhadap dirinya dan kemampuan anak untuk
mencari nafkah di masa depan (Lam dan Mackenzie, 2002).
Hasil studi yang dilakukan oleh Al Qaisy (2012) berkebalikan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Fry (1989), Hamid (1997), serta Lam dan
Mackenzie (2002) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat
depresi berdasarkan jenis kelamin anak yang memiliki keterbatasan.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat depresi ibu adalah status
pekerjaan ibu. Pada penelitian ini didapatkan hasil tidak terdapat perbedaan
tingkat depresi ibu berdasarkan status pekerjaan ibu. Temuan ini berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Firat (2002) yang menyatakan bahwa ibu yang
bekerja di luar rumah memiliki tingkat depresi lebih tinggi daripada ibu yang
tidak bekerja.
Hasil penelitian tentang perbedaan tingkat depresi ibu berdasarkan tingkat
pendidikan ibu di dalam penelitian ini didapatkan hasil tidak terdapat perbedaan.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kumar (2008)
yang menunjukkan bahwa orang tua dengan status pendidikan yang lebih tinggi
memiliki tingkat stres psikologis yang lebih rendah dan strategi coping yang lebih
tinggi dalam menerima keadaan anak.
Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan yang menyebabkan hasil
penelitian tidak dapat digeneralisasikan pada populasi umum karena penelitian ini
hanya dilakukan di YPAC Surakarta dan SLB C YP SLB Kerten. Faktor-faktor
lain yang dapat mempengaruhi tingkat depresi adalah faktor lingkungan sosial,
tingkat sosial ekonomi keluarga, masalah pribadi ibu, dan tipe kepribadian ibu.

KESIMPULAN
Terdapat perbedaan tingkat depresi antara ibu yang memiliki anak
cerebral palsy di YPAC Surakarta dengan ibu yang memiliki anak retardasi
mental di SLB C YP SLB Kerten, dimana ibu yang memiliki anak cerebral palsy
memiliki tingkat depresi lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang memiliki
anak retardasi mental.

SARAN
1. Bagi para ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus, khususnya ibu yang
memiliki anak cerebral palsy dan ibu yang memiliki anak retardasi mental
lebih memperbanyak informasi tentang kelainan yang dialami anak agar ibu
mengetahui cara mengatasi berbagai permasalahan yang ditimbulkan oleh
anak.
2. Adanya dukungan dari lingkungan keluarga terhadap ibu yang memiliki anak
berkebutuhan khusus serta keterlibatan keluarga dalam perawatan anak

berkebutuhan khusus membantu mengurangi stres sosial dan emosional ibu
yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang mengambil tema mengenai depresi ibu yang
memiliki anak berkebutuhan khusus, perlu diperhatikan berbagai faktor lain
yang dapat mempengaruhi tingkat depresi sehingga hasil penelitian yang
didapatkan dapat lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Al Eithan MH, Robert AA, Al Saeed AH., 2010. Mood Problems of Mother
with Disabled in Saudia Arabia. Saudia Med J. 31:1161-65.
Altindag et al., 2007. Anxiety and Depression in Mother of Children with
Cerebral Palsy. Turk J Phys Med Rehab. 53:22-4.
Al Qaisy, LM., 2012. Mother’s Stress in Families of Children with Mental
Handicap. 8(2):80-2.
American Psychiatric Association., 2013. Women And Depression
http://www.apa.org/about/gr/issues/women/depression.aspx. Diakses
tanggal 27 April 2013.
Beck AT, Steer RA, Ranieri W., 1996. Comparison of Beck Depression
Inventories-IA and –II in Psychiatrics Outpatients. Journal of Personality
Asessment. 67 (3):588-97.
Begum R, Desai O., 2010. A Comparative Study To Evaluate Psychological
Status of Mothers of Children with Cerebral Palsy and Mother of Normal
Children. The Indian Journal of Occupational Therapy. XLII:3-8.
Dahlan, MS., 2012. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba
Medika pp. 62-7.
Departemen Kesehatan RI., 1993. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta : Departemen Kesehatan pp. 150.
Departemen Kesehatan RI., 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penderita
Gangguan Depresi. http://www.binfar.depkes.go.id/bimsimages/13615178
5.pdf. Diakses tanggal 27 April 2013.
Departemen Kesehatan RI., 2011. Tujuh Kementerian Berkoordinasi Tanggulangi
Masalah Kesehatan Jiwa di Indonesia.

http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1588-tujuh-kementerian
berkoordinasi-tanggulangi-masalah-kesehatan-jiwa-di-indonesia.html.
Diakses tanggal 21 Juni 2013.
Direktorat Pembinaan PK-LK Dikmen., 2012. Informasi Mengenai Pendidikan
Untuk Anak Tuna Daksa. http://www.pkplkdikmen.net/tunadaksa. Diakses
tanggal 13 Juni 2013.
Diwan S, Chovatiya H, Diwan J., 2011. Depression and Quality of Life in Mother
of Children with Cerebral Palsy. NJIRM. 2(4):11-3.
Dorland., 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 28. Jakarta : EGC pp.
301.
Efendi, Mohammad., 2009. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan.
Jakarta : PT Bumi Aksara pp. 7:16-7:113-6:124.
Eisenhower AS, Baker BL, Blacher J., 2005. Preschool Children with Intellectual
Disability : Syndrome Specificity, Behaviour Problems, and Maternal
Well-Being. J Intellect Disability Res. 49:657-671.
Firat et al., 2002. Comparison of Psychopathology in the Mothers of Autistic and
Mentally Retarded Children. J Korean Med Sci. 17:679-85.
Fry K, Greenbery M, Fewell R., 1989. Stress and Coping Among the Parents of
Handicapped Children, a Multidimensional Approach. American Journal
of Mental Retardation. 94:240-9.
Hamid, AYS., 1997. Pengalam Keluarga & Nilai Anak Tuna Grahita.
http://www.journal.ui.ac.id/indez.php/jkepi/issue/view/336.
Diakses tanggal 11 Januari 2014.
Hawari, Dadang., 1997. Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa.
Yogyakarta : Dana Bhakti Prima Yasa pp. 45:54:78-83.
Hawari, Dadang., 2009. Psikometri Alat Ukur (Skala) Kesehatan Jiwa. Jakarta :
FKUI pp. 56-63.
Hawari, Dadang., 2011. Manajemen Stres cemas dan Depresi. Jakarta : FKUI
pp. 91-2.
Henn F, Vollmayr B, Sartorius A., 2004. Mechanism of Depression : The Role of
Neurogenesis.
http://www.sfu.ca/~mfs2/SUMMER%202010/HSCI%20214/NEUROPLA
STICITY/Mechanisms%20of%20depression%20the%20role%20of%20ne
urogenesis.pdf. Diakses tanggal 29 Juli 2013.

Hung J, Yeh H., 2004. Comparing Stress Levels of Parent of Children with
Cancer and Parents of Children with Physical Disabilities. Psycho
Oncology. 13(12):893-903.
Hung et al., 2010. Mental Health of Parents having Children with Physical
Disabilities. Chang Gung Med J. 33:82-91.
Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA., 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Tanggerang : Binarupa Aksara
pp. 794-802.
Kuhsali et al., 2007. Comparison of Social Adaptation between Mothers of
Educable Mental Retarded Children with Mothers of Normal Children in
Kashan. J Rehabilit Psychol Dis. 40-6.
Kumar, VG., 2008. Psychological Stress and Coping Stratergies of the Parents of
Mentally Challenged Children. Journal of The India Academy of Applied
Psychology. 34(21):227-31.
Lam LW, Mackenzie AE., 2002. Coping with a Child with Down Syndrome : The
Experiences of Mothers in Hong Kong. Qualitative Health Research.
12(2):223-37.
Lambrenos et al., 1996. The Effect of a Child’s Disability on Mother’s Mental
Health. Arch Dis Child. 74:115-20.
Lopez et al., 2008. Stress and Coping in Families of Children with and without
Developmental Delays. JODD. 14:98-103.
Mahabbati, Aini., 2010. Penerimaan dan Kesiapan Pola Asuh Ibu terhadap Anak
Berkebutuhan Khusus.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132318126/Artikel%202010_Peneri
maan%20dan%20kesiapan%20pola%20asuh%20ibu%20yang%20anaknya
%20berkebutuhan%20khusus.pdf. Diakses tanggal 11 Juni 2013.
Manuel et al., 2003. Stress and Adaptation in Mother of Children with Cerebral
Palsy. J Pediatri Psychol. 28:197-201.
Maramis, WF., 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga
University press pp. 270
Merlina M, Kusnadi Y, Artati., 2012. Prospek Terapi Sel Punca untuk Cerebral
Palsy.
http://www.kalbemed.com/Portals/6/07_198Prospek%20Terapi%20Sel%
0Punca%20untuk%20Cerebral%20Palsy.pdf. Diakses tanggal 18 Juni
2013.

Mu’ala EA, Rabati AA, Shwani SS., 2008. Psychological Burden of a Child
with Cerebral Palsy Upon Caregiver in Erbil Governorate. The Iraqi
Postgraduate Medical Journal. 7(2):129-133.
Murti, Bhisma., 2013. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif
dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press pp. 119.
Notoatmodjo, Soekidjo., 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta pp. 115-25.
Nurali, IA., 2011. Olahraga Bagi Penyandang Cacat Sumbangsi Bagi
Peningkatan Derajat Kesehatan Nasional.
http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/798. Diakses tanggal 20 Juli
2013.
Olsson MB, Hwang CP., 2001. Depression in Mothers and Fathers of Children
with Intellectual Disability. J Intellect Disabil Research. 45:535-43.
Ones et al., 2005. Assessment of the Quality of Life of Mothers of Children with
Cerebral Palsy (Primary Caregivers). Neurorehabil Neural Repair.
19:223-7.
Pianta et al., 1996. Mother’s Resolution of Their Children’s Diagnose: Organized
Patterns of Caregiving Representations. Infant Mental Health Journal.
17(3):239-256.
Puri BK, Laking PJ, Treasaden IH., 2011. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta : EGC
pp. 169-170.
Purwanta, Edi., 2012. Modifikasi Perilaku Alternatif Penanganan Anak
Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta : Pustaka Pelajar pp. 107.
Raina et al., 2005. The Health and Well Being of Caregivers of Children with
Cerebral Palsy. Pediatrics. 115:626-36.
Rentinck., 2009. Parental Adaptation in Families of Young Children with
Cerebral Palsy. http://igitur-archive.library.uu.nl/dissertations/2009-1019
200125/rentinck.pdf. Diakses tanggal 18 Juni 2013.
Sabih F, Sajid WB., 2008. There is Significant Stress among Parents Having
Children with Autism. Rawal Medical Journal. 33:214-6.
Sajedi et al., 2009. Depression in Mother of Children with Cerebral Palsy and Its

Relation to Severity and Type of Cerebral Palsy. Acta Medica Iranica.
48:250-254.
Sastroasmoro S, Ismael S., 2008. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinik
Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto pp. 47-52:84.
Shariati N, Davarmanesh A., 2005. The Effects of Mental Retardation of Child
on Family. Welfare Organzation of Iran.
Sherwood, Lauralee., 2012. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC
pp. 153:764-6.
Sigarlaki, HJO., 2003. Metode Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta :
Infomedika pp. 70.
Soetjiningsih., 1995. Tumbuh kembang Anak. Jakarta : EGC pp. 121-2:178:
224-6:237-8.
Somantri, Sutjihati., 2012. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT Refika
Aditama pp. 4-5:121-2.
Sousa AD, Singhvi., 2011. Depresssive Symptoms in Mothers of Children with
Cerebral Palsy. JPPS. 8(1):12-7.
Spitze, G., 1998. Women’s Employment and Family Relations; a Review.
J Marriage Fam. 50:595-618.
Sugiyono., 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.
Sularyo TS, Kadim M., 2000. Retardasi Mental.
http://saripediatri.idai.or.id/pdffile/2-3-8.pdf. Diakses tanggal 18 Juli 2013.
Vijesh PV, Sukumaran PS., 2007. Stress Among Mothers of Children with
Cerebral Palsy Attending Special Schools. Asia Pacific Disability
Rehabilitation Journal. 18:76-89.
World Health Organization., 2012. Depression A Global Public Health Concern.
http://www.who.int/mental_health/management/depression/who_paper_de
pression_wfmh_2012.pdf. Diakses tanggal 20 Maret 2013.

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA IBU DARI ANAK GANGGUAN CEREBRAL PALSY DENGAN IBU DARI ANAK Perbedaan Tingkat Depresi Antara Ibu Dari Anak Gangguan Cerebral Palsy Dengan Ibu Dari Anak Gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (Adhd) Di Yaya

0 1 16

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA IBU DARI ANAK GANGGUAN CEREBRAL PALSY DENGAN IBU DARI ANAK Perbedaan Tingkat Depresi Antara Ibu Dari Anak Gangguan Cerebral Palsy Dengan Ibu Dari Anak Gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (Adhd) Di Yaya

0 3 14

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Tingkat Depresi Antara Ibu Dari Anak Gangguan Cerebral Palsy Dengan Ibu Dari Anak Gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (Adhd) Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Surakarta.

0 1 4

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA IBU YANG MEMILIKI ANAK CEREBRAL PALSY DI YPAC SURAKARTA DENGAN IBU YANG Perbedaan Tingkat Depresi Antara Ibu Yang Memiliki Anak Cerebral Palsy Di YPAC Surakarta Dengan Ibu Yang Memiliki Anak Retardasi Mental Di SLB C YP S

0 6 15

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Tingkat Depresi Antara Ibu Yang Memiliki Anak Cerebral Palsy Di YPAC Surakarta Dengan Ibu Yang Memiliki Anak Retardasi Mental Di SLB C YP SLB Kerten.

0 2 5

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA IBU DARI ANAK GANGGUAN AUTISTIK DI SLB AUTIS HARMONY DENGAN IBU Perbedaan Tingkat Depresi Antara Ibu Dari Anak Gangguan Autistik Di SLB Autis Harmony Dengan Ibu Dari Anak Retardasi Mental Ringan Di SLB-C Kerten Surakarta

0 1 13

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Depresi Antara Ibu Dari Anak Gangguan Autistik Di SLB Autis Harmony Dengan Ibu Dari Anak Retardasi Mental Ringan Di SLB-C Kerten Surakarta.

0 2 5

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA IBU DARI ANAK RETARDASI MENTAL DI SDLB – C DENGAN IBU DARI ANAK PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA IBU DARI ANAK RETARDASI MENTAL DI SDLB – C DENGAN IBU DARI ANAK NORMAL DI SDN DHUKUHAN KERTEN SURAKARTA.

0 0 11

Pengembangan Modul Makna Hidup pada Ibu yang Memiliki Anak Cerebral Palsy - Ubaya Repository

0 0 4

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN IBU TERHADAP ANAK YANG MEMILIKI CEREBRAL PALSY SKRIPSI

0 0 20