Peranan Pemeriksaan Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Atas Persediaan Bahan Baku Pada Pabrik Garmen (Studi Kasus Pada PT. "X" di Bandung).

ABSTRAK

PERANAN PEMERIKSAAN INTERN DALAM MENUNJANG
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BAHAN
BAKU PADA PT. TRISULA GARMINDO MANUFACTURING
Persediaan merupakan aktiva yang sangat penting oleh karena itu pengelolaan
persediaan baik secar fisik maupun administratif sangatlah penting bagi manajemen.
Secara fisik persediaan diatur agar tidak terlalu banyak atau sedikit, secara
administratif harus diadakan suatu pencatatan dan menghindari terjadinya kekeliruan
atau kecurangan dalam pengelolaan persediaan.
Pemeriksaan internal merupakan salah satu alat yang berperan bagi
perusahaan dalam melakukan peninjauan terhadap pengendalian internal persediaan
bahan baku disertai dengan pengungkapan dan pemberian informasi kepada pimpinan
perusahaan mengenai berbagai faktor penyebab ketidakefektifan pengendalian
internal persediaan bahan baku.
Tujuan pemeriksaan internal yang dituangkan dalam skripsi ini yaitu untuk
menilai keefektifan pengendalian internal persediaan bahan baku melalui penilaian
terhadap independensi pemeriksa, kompetensi pemeriksa, program pemeriksaan,
pelaksanaan pemeriksaan, laporan hasil pemeriksaan, dan tindak lanjut serta cara
pengelolaan yang diterapkan dalam kegiatan tersebut apakah sudah berjalan baik dan
lancar juga sejauh mana pemeriksaan internal yang dilaksanakan dalam

meningkatkan keefektifan pengendalian internal persediaan bahan baku. Dimana
tujuan umum pengendalian internal adalah keandalan laporan keuangan, keefektifan
dan keefisienan operasi, kepatuhan terhadap hukum dan perundang-undangan selain
itu terdapat pula tujuan khusus pengendalian internal yaitu validitas, otorisasi,
kelengkapan, penilaian, klasifikasi, ketepatan waktu, pencatatan dan pengikhtisaran.
Adapun penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Dalam
mengumpulkan data penulis menggunakan berbagai langkah pendekatan, antara lain
untuk pendekatan primer data dikumpulkan melalui penelitian lapangan dengan
melakukan pengamatan, wawancara dan kuesioner. Sedangkan data sekunder
diperoleh dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku kepustakaan yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan pengolahan data statistik
dengan metode korelasi Spearman yang telah dikemukakan, maka hipotesa yang
diajukan penulis sebagai berikut “Peranan pemeriksaan intern dalam menunjang
efektivitas pengendalian internal atas persediaan bahan baku” dapat diterima. Hal
tersebut membuktikan peranan pemeriksaan intern PT. Trisula Garmindo
Manufacturing menunjang efektifitas pengendalian internal atas persediaan bahan
baku pada perusahaan tersebut.

Universitas Kristen Maranatha


DAFTAR ISI

ABSTRAK……………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….v
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………..…..ix
BAB I. PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Penelitian...………………………………………...…1

1.2

Identifikasi Masalah…………………………………………………...5

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian………………………………………..6


1.4

Kegunaan Penelitian…………………………………………………..6

1.5

Rerangka Pemikiran …………….…………………………………….7

1.6

Metode Penelitian……………………………………………..……..11

1.7

1.6.1

Pengumpulan Data…………………………………………...11

1.6.2


Operasionali Variabel dan Skala Pengukuran……………….12

Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………………...13

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Pemeriksaan Internal……..………………………………………….14
2.1.1

2.2

Tujuan dan Ruang Lingkup Pemeriksaan……………………18

Fungsi dan Tanggung Jawab Pemeriksaan Internal……...…………..21
2.2.1 Program Pemeriksaan Internal.………………………………23
2.2.2

Laporan Pemeriksaan Internal………….……………………25


Universitas Kristen Maranatha

2.3

Pengendalian Efektivitas………… ………………………

2.4

Pengendalian Internal….. ……………………………………………

2.5

2.6

……… ….30
31

2.4.1

Tujuan Pengendalian Internal………………………


2.4.2

Unsur-unsur Pengendalian Internal…. ………………………

35

2.4.3

Keterbatasan Pengendalian Internal………...

39

Persediaan Bahan Baku……………………..

……….. 33

………………

……………………….4


0

2.5.1

Klasifikasi Persediaan………………………………………..41

2.5.2

Pengertian Persediaan Bahan baku…………………………..42

2.5.3

Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku……………...43

2.5.4

Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku yang Efektif..46

2.5.5


Metode Penilaian dan Sistem Pencatatan Persediaan……….47

Peranan Pemeriksaan Internal dalam menunjang Efektivitas
Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku……………………..48

BAB III. OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Obyek Penelitian…………………………………………………….

51

3.2

Metode Penelitian……………………………………………………

52

3.2.1


Metode Yang Digunakan… ……………………………

.…... 52

3.2.2

Penentuan Responden…… …………………………………..

53

3.2.3

Teknik Pengumpulan Data………. ………………………….

54

3.2.4

Operasional Variabel………………………………………...56


3.2.5

Variabel dan Skala Pengukuran……………………………...57

3.2.6

Analisis Data dan Pengujian Hipotesis………………………61

Universitas Kristen Maranatha

3.3

Gambaran Umum Perusahaan……………………………………….

63

3.3.1

Sejarah Singkat dan Aktivitas Perusahaan……… ………… ..63


3.3.2

Struktur Organisasi Perusahaan dan Uraian Tugas Pada PT
“X”..........................................................................................55

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Hasil Penelitian……………………………………………………...
4.1.1

Struktur Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku pada PT.
X……………………………………………………..

4.2

4.3

76

……… 76

Komponen Pengendalian Intern di PT “X”.........................................76
4.2.1

Lingkungan Pengendalian Intern…………………………….7

7

4.2.2

Penetapan Resiko…………………………………………….

4.2.3

Aktivitas Pengendalian………………………………………8

4

4.2.4

Informasi dan Komunikasi…………………………………..

85

4.2.5

Pemantauan…………………………………………………..8

81

5

Pemeriksaan Intern atas Persediaan Bahan Baku pada PT. Trisula
Garmindo Manufacturing……………………………………………87

4.4

4.3.1

Program Pemeriksaan Intern…… ……………………………8

7

4.3.2

Laporan Hasil Pemeriksaan………………………………...

4.3.3

Tindak Lanjut Terhadap Hasil Pemeriksaan……... ………….

..90
92

Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis......................................92

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan………… ……………………………………………

.…96

Universitas Kristen Maranatha

5.2

Saran………………………………………………………………..10

1

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………10

3

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Struktur Organisasi pada PT. Trisula Garmindo Manufacturing

Lampiran 2

: Daftar Pertanyaan

Lampiran 3

: Kuesioner

Lampiran 4

: Jawaban Kuesioner

Lampiran 5

: Alur Proses Produksi

Universitas Kristen Maranatha

PT. TRISULA GARMINDO MANUFACTURING
ORGANIZATION CHART 2006

Board of DIRECTOR

FIN & ACCT.

HRD

FACTORY MANAGER

PPIC

PROD. PLAN &
MONITORING

EXIM

EXPORT

PRODUCTION

CUTTING

SEWING
INVENTORY
CONTROL

IMPORT
FINISHING

TECHNICAL
R&D

MAINTENANCE

QUALITY
CONTROL

DAFTAR PERTANYAAN

A. Pertanyaan Umum
Petunjuk pengisian
Pada pertanyaan umum ini Bapak/Ibu dimohon untuk mengisi kolom dan
memberi tanda [ X ] pada salah satu kotak yang Bapak/Ibu anggap paling tepat.
Jika Bapak/Ibu keberatan, kolom nama tidak usah diisi.
1. Nama

: …………………………………………………………….

2. Pendidikan

:

• Akuntansi
• Non Akuntansi
B. Pertanyaan Khusus
Berikut ini adalah pertanyaan yang berkaitan dengan Peranan Pemeriksaan
Internal Guna Menunjang Efektifitas Pengendalian Internal Persediaan Bahan
Baku. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan tanggapan atas pertanyaan berikut
dengan memberikan tanda [ V ] pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling
tepat berdasarkan pengalaman, pengamatan, dan pengetahuan Bapak/Ibu selama
bekerja di perusahaan ini.
Alternatif jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut :

1.

Sangat Setuju (SS)

2.

Setuju (S)

3.

Netral (N)

4.

Tidak Setuju (TS)

5.

Sangat Tidak Setuju (STS)

KUESIONER

No.
Pertanyaan
Pelaksanaan Pemeriksaan Internal
1. Waktu pelaksanaan pemeriksaan dilakukan
setahun sekali
2. Auditor internal sebelum melaksanakan
pemeriksaan
mengadakan
pembicaraan
pendahuluan dengan pimpinan tertinggi objek
yang diaudit.
3. Auditor internal malakukan evaluasi atas
catatan- catatan akuntansi perusahaan
4. Auditor internal melakukan pemeriksaan
internal secara mendadak
5. Penilaian persediaan oleh perusahaan telah
dilakukan secara benar
6. Auditor Internal melakukan otorisasi terhadap
ketelitian penghitungan.
7. Auditor internal melakukan eveluasi terhadap
teknik penyimpanan barang.
8. Auditor internal melakukan evaluasi otorisasi
pengeluaran barang dari gudang.
9. Dalam pelaksanaan pemeriksaan, internal
auditor dapat berkomunikasi dengan baik
pada pihak yang terkait.
10. Auditor
internal
memeriksa
bahwa
inventarisasi fisik yang telah dicocokkan
dengan catatan perusahaan
Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku
I. Keandalan Laporan Keuangan
11. Dalam melakukan penilaian harga pokok produksi
12.
13.

perusahaan menggunakan metode FIFO.
Dalam melakukan penilaian harga pokok produksi
perusahaan menggunakan metode LIFO.
Dalam melakukan penilaian harga pokok produksi
perusahaan menggunakan metode rata-rata.

II. Keefektifan dan Keefisienan Operasi
14. Pengadaan persediaan bahan baku sesuai
dengan kebutuhan operasi perusahaan.
15. Perusahaan melakukan perlindungan yang
memadai atas aktivitas fisik perusahaan,
dokumen- dokumen penting dan catatan
(buku besar dan jurnal)

SS

S

N

TS

STS

III. Kepatuhan Terhadap Hukum dan Peraturan
Perundang-undangan
16. Kebijakan penyimpanan bahan baku yang
telah ditetapkan telah ditaati
17. Kebijakan pengeluaran bahan baku yang telah
ditetapkan telah ditaati.
18. Perusahaan menetapkan standar gaji dan upah
sesuai
dengan
Undang-Undang
yang
ditetapkan pemerintah.
19. Pimpinan perusahaan memberikan sanksi
apabila karyawannya tidak menaati peraturan
dan disiplin perusahaan.
IV. Penetapan Tanggung Jawab dan Kewenagan
Yang Jelas Terhadap Persediaan Bahan Baku
20. Penetapan tanggung jawab dan wewenang
telah terintegrasi dengan baik sehingga dapat
mendukung pengendalian persediaan bahan
baku.
V. Sasaran dan Kebijakan Yang Dirumuskan
dengan Baik
21. Sasaran dan kebijakan yang baik telah
dimiliki oleh perusahaan.
VI. Fasilitas Pergudangan dan Penanganan yang
Baik
22. Fasilitas pergudangan telah dapat menunjang
efektivitas pengendalian internal persediaan
bahan baku.
VII. Klasifikasi dan Identifikasi Perusahaan
secara Layak
23. Klasifikasi dan identifikasi telah dilakukan
oleh perusahaan dengan layak.
VIII. Standarisasi dan Simplikasi Persediaan
Bahan Baku
24. Perusahaan memiliki standarisasi dan
simplikasi terhadap persediaan bahan baku
IX. Catatan dan Laporan yang Memadai
25. Pelaporan Audit cukup akurat serta disajikan
secara tepat oleh pihak yang berhak
memperolehnya.

26.

Data yang digunakan dalam pembuatan
laporan relevan.

X. Tenaga Kerja yang Memuaskan
27. Tenaga kerja dapat melaksanakan tugas yang
diberikan perusahaan dengan hasil yang
memuaskan

Hasil Skor Kuesioner
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Skor Variabel X
39
42
42
42
37
40
41
39
36
35
37
37
38
38
38
37
40
37
35
39
39
38
39
40
40
42
37
40
38
38

Skor Variabel Y
65
70
60
64
66
65
69
66
69
69
68
70
72
69
65
66
68
69
71
65
69
71
68
70
64
65
68
67
66
64

BAB I PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian
Sektor industri memegang peranan yang penting untuk mendukung
terciptanya kelancaran penyaluran arus barang dan jasa serta memenuhi
kebutuhan pokok rakyat. Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat
bukan saja persaingan yang berasal dari perusahaan-perusahaan nasional saja
tetapi lebih merupakan world wide economic competition/ persaingan ekonomi
dunia.
Suatu perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) harus
dapat menggunakan segala sumber daya dan dana yang dimiliki agar dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Seorang pemimpin harus dapat

mendorong bawahannya sehingga tercapai sistem pengendalian intern yang
memadai. Menurut La Midjan (1994, 36), Pengendalian Intern meliputi segala
aktifitas untuk mengetahui, apakah pelaksanaan perusahaan sesuai dengan
perencanaan, dan telah dilakukannya pengamanan terhadap harta perusahaan.
Salah satu kegiatan dari sistem pengendalian intern adalah pemeriksaan
intern, dimana merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu bagian
perusahaan yang bersifat independen, yang memeriksa apakah kebijakan
perusahaan telah dilaksanakan dengan benar atau belum (Boynton dan kawankawan, 2001, 980). Pemeriksaan harus dilakukan baik secara fisik maupun secara

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

administrasi. Disini sistem pengendalian intern yang baik sangat diperlukan untuk
menghilangkan timbulnya pemborosan, penyelewengan, pencurian.
Menurut AICPA (1989, 320), peranan fungsi pengendalian internal sangat
penting dalam perusahaan, yaitu sebagai alat kendali manajemen dalam
memastikan ditaatinya seluruh kebijaksanaan, rencana, dan prosedur seperti yang
telah digariskan, menelaah dan menilai kekayaan, kecukupan, dan penerapan
pengendalian dalam operasi lainnya, serta meningkatkan pengendalian yang
memadai dengan biaya yang wajar, memastikan sampai sejauh mana tingkat
pertanggungjawaban pengamanan atas aktiva perusahaan dalam pelaksanaan
tanggung jawab yang dibebankan, menilai kualitas prestasi dalam pelaksanaan
tanggung jawab yang dibebankan, dan merekomendasikan perbaikan-perbaikan
operasi. Pada perusahaan yang ruang lingkupnya relatif kecil, pengelolaan lahan
dan pengawasan dapat ditangani secara langsung oleh pemilik perusahaan, karena
aktivitasnya yang belum beragam. Sedangkan pada perusahaan yang berkembang
dan cukup besar, serta mempunyai aktivitas yang banyak, transaksi-transaksi yang
banyak dan rumit disamping tenaga kerja yang semakin meningkat, maka
pengendalian yang dilakukan oleh manajemen akan terbatas pula. Untuk
meyakinkan bahwa tujuan-tujuan yang diterapkan benar-benar tercapai maka
seorang pimpinan harus dapat menciptakan suatu struktur pengendalian internal
yang memadai untuk dapat mengetahui perkembangan perusahaan setiap saat.
Adapun tujuan dari struktur pengendalian internal menurut Mulyadi dan
Puradiredja (1998, 202) adalah mencakup pengendalian yang disusun untuk

2

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

menjaga kekayaan dan catatan organisasi, mengecek ketelitian keandalan data
akuntansi dan mendorong efisiensi serta dipatuhinya kebijakan manajemen.
Persediaan dapat mengambil berbagai bentuk, tergantung pada jenis usaha
perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan manufaktur memiliki persediaan
bahan baku, bahan lain untuk proses produksi, barang dalam proses manufaktur,
dan barang jadi tersedia untuk dijual. Persediaan merupakan aktiva yang sangat
peka terhadap pencurian, penggelapan, kerusakan dan hal lainnya yang dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan baik yang disengaja maupun yang tidak
disengaja, sehingga disni pihak manajemen perlu menetapkan suatu pengendalian
intern yang memadai.
Tujuan dilakukannya pemeriksaan intern terhadap persediaan menurut M.
Tuanakota (1982, 94) yaitu untuk menentukan hal–hal sebagai berikut :
1. Semua persediaan baik yang ada di dalam gudang perusahaan maupun yang
berada dalam perjalanan, ataupun yang berada di pihak ketiga benar–benar ada
secara fisik pada tanggal neraca dan merupakan milik perusahaan.
2. Persediaan barang dinilai sesuai dengan prinsip–prinsip akuntansi Indonesia yang
diterapkan secara konsisten.
3. Bahwa semua persediaan barang yang bergerak lambat, barang yang usang dan
tidak merupakan mode lagi, serta barang–barang yang rusak dikurangi nilainya
melalui perkiraan pengurangan nilai karena persediaan rusak atau usang.
4. Semua jaminan hutang dalam bentuk persediaan barang dinyatakan dalam
catatatan mengenai ikhtisar keuangan.

3

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

Brink dan Witt (1982, 292) mengemukakan, pemeriksaaan internal juga
membantu manajemen dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif,
yaitu dengan cara memberikan informasi-informasi baik berupa analisa,
pemikiran, ataupun saran-saran atas kegiatan yang diperiksanya. Pemeriksaan
internal juga merupakan salah satu unsur dari pengendalian internal yang
memadai. Unsur ini merupakan unsur yang cukup penting dalam pengukuran dan
penilaian atas keefektifan pengendalian internal yang ada dalam perusahaan,
termasuk pengendalian internal atas persediaan.
Audit internal menurut Settler (1986, 82) adalah suatu kegiatan
independen dalam menetapkan tujuan dan merancang aktivitas konsultasi untuk
menambah nilai dan meningkatkan operasi perusahaan. Pengauditan internal
membantu organisasi mencapai tujuan dengan jalan pendekatan terarah dan
sistematis dalam menilai dan mengevaluasi keefektifan manajemen melalui
pengendalian dan proses tata kelola. Kell dan Boynton (2001, 3) mengemukakan
fungsi audit internal diperlukan untuk memonitor efektivitas pengendalian yang
berkaitan dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam perusahaan
yang meliputi : keandalan dan kesatuan informasi, pemenuhan dengan
kebijaksanaan, rencana-rencana, prosedur, hukum dan peraturan-peraturan,
keamanan asset, penggunaan sumber daya secara ekonomis dan efisien, dan
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan sasaran dari operasi dan program.
Persediaan bahan baku harus mendapat perhatian yang besar, karena
merupakan komponen utama yang biasanya menjadi objek manipulasi. Selain itu
juga sifat dari persediaan itu sendiri yang sangat peka terhadap keusangan,

4

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

pemborosan, dan juga pencurian akibat salah pengelolaanya. Pengelolaan
persediaan barang merupakan titik tolak dalam mempertahankan eksistensi
perusahaan untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat, sehingga
perusahaan dituntut untuk berkerja secara profesional. Disinilah peran
pengendalian intern untuk memberikan informasi yang berguna seperti adanya
pemisahan uraian tugas yang dilaksanakan dengan baik dan menggambarkan
pemisahan fungsi yang jelas.
Berdasarkan uraian-uraian diatas penulis tertarik untuk mengamati peranan
pemeriksaan internal dalam mengefektifkan pengendalian internal persediaan
bahan baku suatu perusahaan yang bergerak dalam industri garmen dengan ruang
lingkup yang dibatasi hanya pada bidang pengelolaan persediaan bahan baku
berupa kain. Hal tersebut diatas telah mendorong penulis untuk menyusun skripsi
ini dengan judul:
“PERANAN

PEMERIKSAAN

INTERNAL

DALAM

MENUNJANG

EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BAHAN
BAKU PADA PABRIK GARMEN (Studi Kasus Pada PT. X) ”

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis mencoba membahas pokok
masalah sebagai berikut:
1. Apakah pemeriksaan internal persediaan bahan baku yang diterapkan dalam
perusahaan telah memadai?

5

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

2. Apakah pengendalian internal atas persediaan bahan baku telah dilaksanakan
secara efektif?
3. Bagaimana peranan pemeriksaaan internal dapat menunjang efektivitas
pengendalian internal persediaan bahan baku?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menilai apakah efektivitas dari pengendalian internal
persediaan bahan baku yang telah dilaksanakan perusahaan.
2. Untuk mengetahui apakah pemeriksaan internal atas persediaan bahan baku
sudah dilaksanakan secara efektif.
3. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan internal atas persediaan bahan
baku berperan dalam menunjang efektifitas pengendalian internal bahan baku
kain.

1.4 Kegunaan Penelitian
Penulis mengharapkan penelitian yang dilakukan ini akan mempunyai
manfaat, baik secara langsung bagi:
1. Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai
aktivitas pengendalian pada pengelolaan persediaan bahan baku dalam
menunjang kegiatan pembelian bahan baku yang efektif.
2. Pihak lain

6

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi yang berguna
bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan praktis dan masyarakat umum
dalam penelitian lebih lanjut atas penerapan pemeriksaan internal khususnya
yang berkenaan dengan efektifitas struktur pengendalian internal persediaan
bahan baku.
3. Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai pengendalian internal dan pemeriksaan internal yang
memadai dalam praktek dan untuk melengkapi salah satu syarat dalam
menempuh sidang sarjana lengkap pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Kristen Maranatha Bandung.

1.5 Rerangka Pemikiran
Persediaan bahan baku merupakan komponen yang sangat penting dalam
melaksanakan

kegiatan

operasional perusahaan.

Persediaan bahan

baku

merupakan salah satu pos terpenting, karena sebagian besar kekayaan perusahaan
tertanam dalam perusahaan. Seperti yang kita ketahui bahwa persediaan
mempunyai sifat yang aktif berputar dan mudah rusak atau usang dan mudah
hilang atau dicuri. Oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian internal yang
baik untuk mengawasi seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan agar dapat
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Hal tersebut dinyatakan oleh Smith
dan Skousen sebagai berikut:
“Inventories represent one of the most active element in business operation being
continously acqured produced or resold.”

7

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

American

Institute

of

Certified

Public

Accountant

(AICPA)

mendefinisikan pengendalian intern sebagai berikut
“Internal control comprises the plan of organization and all of the coordinate
methods and measures adopted within a business to safeguard its assets, check the
accuracy and realibility of its accounting data, promote operational efficiency
and encourage adherence to prescribed managerial policies ”.
(AICPA, 1989, 320)
Dari definisi diatas , La Mijan (1994, 36) mengartikan pengendalian
intern sebagai :
“Sistem pengendalian intern meliputi organisasi serta semua metode dan
ketentuan terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta
miliknya, mengecek kecermatan dan kehandalan data akuntansi, meningkatkan
efisiensi dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan”.
Dari kedua definisi tersebut diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
salah satu tujuan dari sistem pengendalian intern adalah mengamankan asset
perusahaan, termasuk persediaan. Menurut Willson dan Campbell (1991, 729),
pengendalian internal yang diterapkan atas pengadaan persediaan bahan baku
merupakan salah satu bagian dari sistem pengendalian internal secara
keseluruhan, dimana meliputi:pengendalian atas kondisi fisik, dapat dipercayainya
data akuntansi mengenai persediaan, efisiensi pengelolaannya, serta ditaatinya
kebijaksanaan dan prosedur yang mencakup perencanaan sampai dengan
pembayaran termasuk pula pembinaan dan pengawasan baik fungsional maupun
melekat. Pengendalian yang memadai terhadap pengadaan persediaan bahan baku
perlu dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang dapat menghambat kegiatan
perusahaan serta karena persediaan bahan baku merupakan komponen penting

8

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

dalam aktiva lancar dimana bila terjadi kecurangan maka akan merugikan
perusahaan.
Kegiatan produksi yang efektif tidak akan berjalan dengan lancar bila
persediaan bahan baku yang diperlukan tidak berkualitas dan tidak tepat waktu.
Jadi menurut Arens dan Loebbecke, 1997, 643-644), pengadaan bahan baku yang
berkualitas dan tepat waktu merupakan suatu prasyarat yang harus dipenuhi agar
kegiatan produksi berjalan dengan lancar dan produk yang dihasilkan sesuai
dengan kualitas yang diharapkan. Pimpinan perusahaan bertanggung jawab
langsung terhadap seluruh kelancaran jalannya operasi perusahaan. Namun
semakin besar perusahaan, semakin besar pula volume kegiatan perusahaan, maka
semakin sulit pula pimpinan perusahaan untuk mengawasi dan mengendalikan
aktivitas perusahaan secara langsung. Dalam hal ini diperlukan pendelegasian
wewenang dalam batas-batas tertentu kepada para bawahan. Oleh karena itu
dibutuhkan pengendalian internal yang dapat mengendalikan perusahaan dengan
baik, serta dapat memberikan informasi dan data operasi perusahaan yang relevan
dan dapat dipercaya.
Pelaksanaan pengendalian internal tidak terlepas dari faktor manusia, yang
mana ketaatan dan ketelitian dapat berkurang jika tidak diawasi terus menerus.
Selain itu faktor pengendalian internal harus diawasi terus menerus untuk
mengetahui apakah struktur tersebut berjalan sebagaimana mestinya dan
dimodifikasi sesuai dengan perubahan keadaan. Agar tujuan pengendalian internal
dapat tercapai, maka harus diteliti dan diawasi pelaksanaannya, oleh sebab itu

9

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

diperlukan staf pemeriksa intern untuk mengukur dan mengevaluasi keefektifan
pengendalian internal dalam perusahaan tersebut.
Audit internal menurut Arens dan Loebbecke (2003, 732) merupakan
suatu aktivitas independen yang memberikan jaminan keyakinan dan jasa
konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah dalam
meningkatkan kegiatan operasi peruahaan. Setelah melakukan pemeriksaan,
bagian ini melaporkan kepada manajemen tentang apa yang sudah diperiksanya
sebagai dasar pengambilan keputusan dan dalam melakukan tindakan selanjutnya
terutama pengendalian atas operasi perusahaan.
Adanya pemeriksaan internal yang rutin dan memadai dalam perusahaan,
maka diharapkan pengadaan persediaan dapat berjalan dengan lancar dan
diharapkan pada adanya pengawasan yang memadai sehingga penyimpanganpenyimpangan dalam aktivitas persediaan dapat dihindarkan. Dengan demikian
bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi dapat tersedia pada waktu
yang tepat sehingga efektivitas persediaan bahan baku dapat terjamin. Menurut
Boynton dan kawan-kawan, 2001, 980):
“Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting
activity designed to add value and improve an organization’s operations.it help
an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined
approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control,
and governance processes.”
Pemeriksaan internal atas persediaan bahan baku yang efektif akan
menunjang keefektifan pengendalian internal. Hal teersebut dikemukakan ole
Mulyadi dan Puradiredja (1998, 202). Syarat-syarat pengendalian internal yang
efektif adalah dipenuhinya unsur-unsur dan tercapainya tujuan pengendalian
internal persediaan bahan baku.

10

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

Berdasarkan rerangka pemikiran diatas serta dilandasi teori yang telah
dikemukakan, maka diambil suatu hipotesis sebagai berikut:
“ Pemeriksaan Internal yang dilaksanakan dengan memadai akan
menunjang efektivitas Pengendalian Internal persediaan bahan baku”

1.6 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan studi kasus,
sedangkan metode yang digunakan adalah deskriptif analitis, yaitu suatu metode
yang digunakan untuk meneliti suatu objek, kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun kelas pada masa sekarang. Untuk menunjang analisis tersebut diperlukan
data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh selama penelitian ini akan
diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori yang telah
dipelajari.

1.6.1

Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan :

Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu pengumpulan data primer secara langsung dengan mengadakan
penelitian terhadap objek yang sedang diteliti dengan cara melaksanakan
prosedur :
a. Pengamatan (Observasion)

11

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

Yaitu pengumpulan data primer secara langsung terhadap aktivitas
perusahaan

yang sedang diteliti dan hal-hal lain yang berhubungan

dengan permasalahan.
b. Wawancara (Interview)
Yaitu pengumpulan data dengan pihak-pihak yang berwenang untuk
mendapatkan gambaran secara umum mengenai perusahaan dan
masalah-masalah khusus yang sedang diteliti untuk mendapatkan data
yang objektif bagi penelitian.
c. Kuesioner (Questionnaire)
Yaitu pengumpulan data dengan cara membuat daftar pertanyaan yang
disampaikan kepada pihak yang berwenang untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu pengumpulan data dengan mempelajari dan membaca literaturliteratur serta tulisan-tulisan yang berhubungan dengan pengendalian
intern terhadap persediaan dengan tujuan menemukan teori-teori yang
dapat

menunjang

analisis

berpikir

penulis

sehubungan

dengan

permasalahan yang terdapat di suatu tempat.

1.6.2

Operasionalisasi Variabel dan Skala Pengukuran
Sesuai dengan judul skripsi yang saya pilih yaitu “ Peranan Pemeriksaan
Internal guna Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan

12

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

Bahan Baku pada Pabrik Garmen ”, maka terdapat dua hubungan variabel
yaitu :
1. Variabel Bebas (Independen Variabel)
Variabel bebas adalah variabel yang dalam hubungannya dengan variabel
lain yang fungsinya menerangkan atau mempengaruhi keadaan variabel
lainnya. Sesuai hipotesis skripsi ini, yaitu “ Pe meriksaan Internal yang
memadai.“ Yang menjadi variabel bebasnya adalah “ Pemeriksaan internal
yang memadai “ karena hubungannnya dengan variabel lain, variabel
tersebut fungsinya menerangkan variabel lainnya yaitu Pengendalian
Internal.
2. Variabel Tidak Bebas (Dependent Variabel)
Variabel tidak bebas adalah variabel yang dalam hubungannya dengan
variabel lain, yang diterangkan atau dipengaruhi oleh variabel yang lain.
Dalam skripsi ini yang menjadi variabel tidak bebas adalah “ Efektivitas
Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku “ karena hubungannnya
dengan variabel lain. Variabel tersebut fungsinya diterangkan variabel
lain, yaitu Pemeriksaan Internal.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah PT. X yang
bergerak di Bandung.
Sedangkan lamanya waktu yang diperlukan oleh penulis untuk melakukan
penelitian dimulai dari bulan Maret 2006.

13

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitan dan pembahasan seperti yang telah
dikemukakan dalam Bab IV sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pemeriksaan

internal

yang

dilakukan

pada

PT

Trisula

Garmindo

Manufacturing di Bandung telah memadai. Hal tersebut didukung oleh
jawaban kuesioner dari variabel independen dan faktor-faktor pendukungnya
sebagai berikut:
a. Kedudukan pemeriksa internal yang memungkinkan untuk melaksanakan
tugasnya secara independen dan objektif.
b. Pemeriksa internal memiliki pengetahuan yang cukup dalam melakukan
pemeriksaan (skill).
c. Adanya program pemeriksaan internal yang disusun dan dilaksanakan oleh
pemeriksa internal agar pemeriksaan yang dilakukan secara terencana dan
tersusun dengan baik.
d. Laporan hasil pemeriksaan internal dibuat setelah pemeriksaan internal
dilakukan. Laporan tersebut memuat temuan-temuan hasil pemeriksaan
internal, rekomendasi atau saran khususnya mengenai kelemahankelemahan pengendalian internal atas persediaan bahan baku yang ada
pada perusahaan.

96

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

e. Adanya tindak lanjut atas laporan pemeriksaan oleh manajemen, dan
dilakukannya pemantauan oleh pemeriksa internal terhadap tindak lanjut
perbaikan yang sudah dilaksanakan oleh manajemen.

2. Pengendalian internal atas persediaan bahan baku juga telah dilaksanakan
secara efektif, hal tersebut didukung oleh jawaban kuesioner dari variabel
dependen dan dapat dilihat dari adanya beberapa faktor pendukung sebagai
berikut:
1. Kememadaian Komponen-Komponen Struktur Pengendalian Internal atas
Persediaan Bahan Baku, yaitu :
a. Lingkungan Pengendalian
o Integritas dan nilai-nilai etika pada PT. Trisula Garmindo
Manufacturing dengan menekankan pentingnya kejujuran pada
para pegawai dan kepatuhan pada nilai etika.
o Komitmen terhadap kompetensi pada PT. Trisula Garmindo
Manufacturing dengan diadakan pelatihan-pelatihan bagi para
pegawainya dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
para pegawai.
o Falsafah manajemen dan gaya operasi pada PT. Trisula Garmindo
Manufacturing dengan memberikan pedoman yang jelas kepada
pegawai

tentang

pentingnya

pengendalian

internal

oleh

manajemen.

97

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

o Struktur organisasi pada PT. Trisula Garmindo manufacturing telah
menunjukkan pemisahan fungsi-fungsi dengan jelas.
o Dewan direksi pada PT. Trisula Garmindo Manufacturing
bertanggung jawab untuk mengawasi proses pelaporan keuangan,
yang mencakup pengendalian internal, ketaatan terhadap undangundang dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
o Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab sudah dilaksanakan
dengan baik.
o Metode penerimaan pegawai yang dilaksanakan kurang konsisten
dan konsekuen.
b. Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian pada PT. Trisula Garmindo Manufacturing
dengan adanya tinjauan pelaksanaan kerja yang memadai, pemisahan
tugas yang memadai, pengendalian fisik terhadap aktiva dan catatan
persediaan bahan baku yang cukup memadai, dan adanya bukti-bukti
penerimaan bahan baku yang jelas.
c. Penetapan risiko yang akan timbul
PT Trisula Garmindo Manufacturing Bandung telah memperkirakan
kemungkinan timbulnya risiko yang disebabkan oleh perubahan
lingkungan operasi perusahaan, personel baru, sistem informasi baru,
laju pertumbuhan yang pesat, teknologi baru, lingkup, kegiatan baru
sehingga megurangi kemungkinan terjadinya risiko.

98

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

d. Informasi dan Komunikasi
Adanya informasi yang akurat dan komunikasi yang baik dalam
menunjang terciptanya pengendalian internal atas persediaan bahan
baku, sehingga informasi dan komunikasi ini dapat mempengaruhi
manajemen dalam membuat keputusan mengenai pengelolaan dan
pengendalian perusahaan.
e. Pemantauan
Pemantauan yang dilakukan manjemen secara berkesinambungan
terhadap kebijakan dan prosedur perusahaan sehingga melalui
pengawasan

ini

diketahui

kelemahan

dan

kekuatan

sistem

pengendalian yang ada pada perusahaan.
2. Tujuan umum struktur pengendalian internal persediaan bahan baku yang
telah dicapai yaitu:
a. Adanya laporan keuangan yang andal yang dapat memberikan
informasi keuangan untuk kepentingan investor, kreditur, dan
pemakai lain dalam pengambilan keputusan.
b. Adanya efektivitas dan efisiensi dalam operasi perusahaan
terutama atas pengelolaan persediaan bahan baku.
c. Dipatuhinya sanksi, kebijakan dan peraturan yang berlaku.
3. Tujuan khusus struktur pengendalian internal persediaan bahan baku yang
telah dicapai adalah sebagai berikut:
a) Transaksi yang dicatat adalah sah (validity)
b) Transaksi diotorisasi dengan pantas (authorization)

99

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

c) Transaksi yang telah terjadi telah dicatat (completeness)
d) Transaksi dinilai denga pantas (valuation)
e) Transaksi diklasifikasikan dengan pantas (classification)
f) Transaksi yang dicatat tepat waktu (timing)
g) Transaksi dimasukkan ke dalam berkas induk dengan pantas dan
diklasifikasikan dengan benar (posting and summarization)

3. Pemeriksa internal berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian
internal persediaan bahan baku yang didukung oleh jawaban kuesioner. Hal
ini dapat dilihat dari :
1. Dilaksanakannya atau dipenuhinya kualifikasi pemeriksa internal yang
memadai yaitu independensi, objektivitas, dan kompetensi pemeriksa
internal.
2. Adanya program pemeriksaan internal audit atas persediaan bahan baku
yang memadai.
3. Adanya pelaksanaan pemeriksaan internal yang memadai, yang meliputi
penilaian atas pengelolaan persediaan bahan baku (pembelian bahan baku,
pengeluaran bahan baku, dan pelaporannya yang dibuat oleh kepela bagian
persediaan).
4. Adanya laporan hasil pemeriksaan internal atas persediaan bahan baku
yang dibuat oleh pemeriksa internal dan ditujukan kepada direktur utama
untuk digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan lebih lanjut.

100

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5. Adanya tindak lanjut dari manajemen atas rekomendasi-rekomendasi yang
diberikan oleh pemeriksa internal dari hasil pemeriksaannya berupa
pelaksanaan tindak perbaikan berdasarkan rekomendasi-rekomendasi
Pemeriksa Internal. Rekomendasi-rekomendasi tersebut antara lain:
¬ Pencatatan pada kartu gudang terhadap penerimaan maupun pengeluaran
persediaan bahan baku harus dilakukan pada saat barang tersebut masuk
atau keluar gudang.
¬ Bukti berupa berkas, arsip, catatan, dan dokumen yang berhubungan
dengan persediaan bahan baku dan pendukung diusahakan diadakan tepat
waktu.
¬ Penghitungan atau perkalian antara kualitas dan harga, penjumlahan, dan
pengurangan dalam kartu gudang dilakukan secara teliti dan selalu
dilakukan pengecekan ulang atas perhitungan yang dilakukan.
¬ Menetapkan anggaran pembelian bahan baku yang tidak terlalu tinggi
berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya sehingga diperoleh
anggaran pembelian bahan baku yang benar-benar dapat dipenuhi oleh
realisasi pembelian bahan baku.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil pemeriksaan internal yang telah dilakukan, untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam perusahaan, penulis ingin menyarankan:


Program pemeriksaan yang dibuat harus dapat disesuaikan serta fleksibel
terhadap keadaan obyek yang akan diperiksanya sehingga hasil

101

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

pemeriksaan intern dapat lebih efektif, hal ini mengingat karena luasnya
struktur organisasi serta banyaknya bagian-bagian yang tercakup di
dalamnya.


Keahlian serta kompetensi auditor intern harus terus ditingkatkan, hal ini
dapat dilakukan dengan diberikannya pelatihan-pelatihan dan seminarseminar yang berhubungan dengan pemeriksaan intern.



Perusahaan seharusnya melakukan perputaran jabatan untuk jangka waktu
yang lama khususnya untuk internal auditor yang telah bekerja selama
lima tahun karena perusahaan tidak mempunyai ketentuan berapa lama
harus memangku jabatan, hal tersebut untuk memenuhi independensi
auditor internal.



Peraturan atau ketentuan mengenai larangan petugas lain selain petugas
gudang dilarang masuk kegudang seharusnya dilaksanakan secara
konsisten dan konsekuen, hal ini dapat menyebabkan kemungkinan
kehilangan barang terutama pada saat stock opname.

102

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A. and Loebbecke, James K.,2000, Auditing : An Integrated
Approach, 8th Edition, New Jersey, Prentice Hall International, Inc
Ahmed Riahi –Belkaoui. 2000 . Teori Akuntansi. Terjemahan. Buku satu. Jakarta,
Salemba empat.
Adikoesoema, Soemitra R., 1984, Sistem-sistem Akuntansi, buku satu, Bandung,
Penerbit Tarsito.
Brink, Victor Z., Cashin, James A., Witt, Herbert, 1981, Modern Internal
Auditing, An Operational Approach, 4th Edition, New York, USA, John
Wileyard Sons, Inc.
Cushing, Barry E., 1991, Accounting Information System and Bussines
Organization, alih bahasa Ruchyat Kosasih, Edisi Tiga, Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Cashin, James A.; Neuwirth, Paul D.; and Levy, Jhon F., Cashin’s Handbook for
Auditors, 2nd ed, Singapore: Mc. Graw Hill Book Company, 1997.
Champion, Dean J., Basic Statistic for Social Research, 2nd edition, New York:
Mac Millan Publishing Company., 1981.
Freddy Rangkuti. Mei 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Hendriksen, Eldon S., Teori Akuntansi, 4th edition, buku satu, Gelora Aksara
Pertama, Jakarta, 1999.
Hartadi, Bambang, 1982. Internal Auditing, Yogyakarta, Andi Ofset.
Ikatan Akuntansi Indonesia. Oktober 2004. Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan. Jakarta, Salemba Empat.
Jay M. Smith dan K. Fred Skousen. 1997. Akuntansi Intermediate. Edisi
kesembilan. Jilid dua. Surabaya, Erlangga.

Joel G Siegel dan Jae K. Shim. 1994. Kamus Istilah Akuntansi. Jakarta, Elexa
Komputindo.
Jogiyanto, H. M., Metodologi Penelitian Bisnis, cetakan pertama, Yogyakarta,
penerbit BPFE.

103

Universitas Kristen Maranatha

La, Midjan, 1989, Sistem Akuntansi 1, edisi ke-4, Bandung: Lembaga Informatika
Akuntansi.
Marisi P. Purba. 2005. Akuntansi Imbalan Kerja. Jakarta, Ray Indonesia.
Santoso, Singgih, 2003, Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS versi
11.5, edisi ke-2, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Suwardjono, Maret 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan.
Edisi ketiga.Yogyakarta, BPFE.
Tuanakotta, Theodorus M.,1982, Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik,
edisi ke-3, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Tugiman, Hiro, 1997, Standar Audit Internal, edisi satu, Yogyakarta: BPFE.,
1990.
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Weygant, Jerry J. and Kieso, Donald F., 2002, Intermediate Accounting, 1st
edition, Cincinati Ohio: South western Publishing Co.
Wilson, James D and Jhon B. Heckert, 1989, Contollership, The Work of The
Managerial Accountant, alih bahasa Tjintjin Fenix Tjendera, 1996, dalam
Controllership: Tugas Akuntansi Manajemen, edisi ke-3, Jakarta: Erlangga.

104

Universitas Kristen Maranatha

Dokumen yang terkait

Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus Pada PT. Multi Garmen Jaya).

0 1 20

Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku pada PT. Quty Karunia.

1 0 21

Peranan Pengendalian Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan Bahan Baku (Studi Kasus pada Perusahaan X di Kota Cimahi).

0 0 14

Peranan Audit Internal Dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku (Studi Kasus PT X, Bandung).

0 0 31

Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Pembelian Bahan Baku (Studi Kasus pada Industri Pemintalan PT. "X").

0 0 30

Peranan Pemeriksaan Internal Untuk Membantu Manajemen Dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Internal Atas Persediaan Bahan Baku Pada PT. Alenatex.

0 0 36

Pearanan Pemeriksaan Internal Dalam Menunjang Eefktivitas Pengendalian Internal Atas Persediaan Bahan Baku Pada Pabrik Garmen (Studi Kasus Pada PT X di Bandung).

0 0 40

Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku (Studi Kasus Pada PT X, Jawa Tengah).

0 1 22

Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan (Studi Kasus Pada PT. Pos Indonesia - Bandung).

0 0 47

I PENDAHULUAN - Peranan Pemeriksaan Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Atas Persediaan Bahan Baku Pada Pabrik Garmen (Studi Kasus Pada PT. "X" di Bandung) - MCUrepository

0 1 13