Pengaruh Konsumsi Putih Telur, Ikan Nila, dan Protein Kedelai Olahan Terhadap Kadar Asam Urat Dalam Darah.

(1)

ABSTRAK

PENGARUH KONSUMSI PUTIH TELUR, IKAN NILA, DAN PROTEIN KEDELAI OLAHAN TERHADAP KADAR ASAM URAT

DALAM DARAH

Katherine Hermanto, 2009

Pembimbing: Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., MKes., AIF.

Latar Belakang: Hiperurisemia menyebabkan penimbunan kristal monosodium urat dan meningkatkan risiko komplikasi penyakit lain. Untuk mencegah timbulnya komplikasi tersebut, kadar asam urat dalam darah harus dijaga. Diet yang terkontrol baik merupakan alternatif menjaga kadar asam urat. Konsumsi protein dapat menurunkan kadar asam urat dalam serum. Hal ini disebabkan karena protein memiliki efek uricosuric.

Tujuan: Ingin mengetahui apakah konsumsi putih telur, ikan nila, dan protein kedelai olahan secara terpisah menurunkan kadar asam urat dalam darah.

Metode: Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan disertai

pre test dan post test. 30 orang subjek penelitian dibagi menjadi tiga kelompok,

diambil sampel darahnya sebagai pre test, lalu masing-masing kelompok diberi

test meal yang berbeda. Tiga jam kemudian dilakukan post test. Data yang diukur

adalah kadar asam urat dalam darah dan dianalisis menggunakan uji t berpasangan.

Hasil: Rata-rata penurunan kadar asam urat dalam darah sebesar 0,31 mg/ dL (p = 0,000) setelah konsumsi putih telur, rata-rata peningkatan kadar asam urat dalam darah sebesar 0,25 mg/ dL (p = 0,002) setelah konsumsi ikan nila, dan rata-rata penurunan kadar asam urat dalam darah sebesar 0,06 mg/ dL (p = 0,002) setelah konsumsi olahan.

Kesimpulan: Konsumsi putih telur dan olahan menurunkan kadar asam urat dalam darah sedangkan ikan nila meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Kata kunci: protein, asam urat, uricosuric, putih telur, ikan nila, protein kedelai olahan.


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF EGG WHITE, NILA FISH, AND PROCESSED SOY PROTEIN CONSUMPTION TO URIC ACID LEVEL IN BLOOD

Katherine Hermanto, 2009

Tutor: Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., MKes., AIF.

Background: Hyperuricemia causes accumulation of monosodium uric

crystals and increases the risk of complications from other diseases. To prevent these complications, the level of uric acid in blood must be maintained. A controlled diet is a good alternative to keep uric acid level. Protein consumption can lower the serum uric acid level. This is because the protein has a uricosuric effect.

Objectives: To determine whether the consumption of egg white, nila fish, and processed soy protein can lower the uric acid level in blood.

Methods: This study is a prospective real experimental test with pre and post test. 30 subjects were divided into three groups, they were asked to fast for eight hours prior to blood sampling, which was done as a pre test. Each group was given different diet (egg white, nila fish, and processed soy protein), and after three hours, post test was conducted. The data measured is the uric acid level in blood and analyzed using coupled-t assesment.

Results: The average reduction of uric acid levels in the blood of 0.31 mg/ dL (p = 0.000) after the consumption of egg white, the average increase of uric acid levels in the blood of 0.25 mg/ dL (p = 0.002) after the consumption of nila fish, and the average reduction of uric acid levels in the blood of 0.06 mg/ dL (p = 0.002) after the consumption of processed soy protein.

Conclusions: Consumption of egg white and processed soy protein lower uric acid level in blood, while nila fish diet increases uric acid level in blood.

Key words: protein, uric acid, uricosuric, egg white, nila fish, processed soy protein


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 1

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

1.4.1 Manfaat Akademis ... 2

1.4.2 Manfaat Praktis ... 2

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Protein ... 4

2.1.1 Asam Amino ... 4

2.1.2 Ikatan Peptida ... 5

2.1.3 Struktur Protein ... 6

2.1.4 Pencernaan Protein dan Asam Amino ... 7

2.1.4.1 Proses Pencernaan Protein ... 7

2.1.4.2 Proses Absorbsi Asam Amino dan Peptida ... 8

2.1.5 Efek Uricosuric Protein ... 9

2.2 Asam Urat ... 10

2.2.1 Purin ... 10

2.2.2 Metabolisme Purin ... 10

2.2.2.1 Sintesis Inosine Monophosphate ... 11

2.2.2.2 Sintesis Adenine Monophosphate dan Guanine Monophosphate ... 14

2.2.2.3 Pembentukan Nucleoside Diphosphate dan Triphosphate ... 15

2.2.2.4 Salvage Pathway ... 16

2.2.2.5 Katabolisme Purin ... 16

2.2.2.5 Kadar Purin dalam Makanan ... 17

2.2.3 Ekskresi Asam Urat ... 18


(4)

2.3 Putih Telur ... 18

2.4 Ikan Nila ... 19

2.5 Protein Kedelai Olahan ... 20

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan/ Subjek Penelitian ... 22

3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 22

3.1.2 Subjek Penelitian ... 23

3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

3.2 Metode Penelitian ... 23

3.2.1 Desain Penelitian ... 23

3.2.2 Variabel Penelitian ... 24

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 24

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 24

3.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 24

3.2.4 Prosedur Kerja ... 25

3.2.5 Metode Analisis ... 25

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1 Hasil dan Pembahasan... 26

4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 31

4.2.1 Hipotesis Penelitian ... 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 34

5.2 Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 35

LAMPIRAN ... 37


(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kandungan Purin Dalam Makanan ... 17

Tabel 2.2 Nilai Nutrisi Dalam Putih Telur ... 19

Tabel 2.3 Kandungan Protein Dalam Putih Telur ... 19

Tabel 2.4 Nilai Nutrisi Dalam Ikan Nila ... 20

Tabel 4.1 Perbandingan Kadar Asam Urat Dalam Darah Sebelum dan Sesudah Konsumsi Putih Telur... 26

Tabel 4.2 Perbandingan Kadar Asam Urat Dalam Darah Sebelum dan Sesudah Konsumsi Ikan Nila ... 28

Tabel 4.3 Perbandingan Kadar Asam Urat Dalam Darah Sebelum dan Sesudah Konsumsi Protein Kedelai Olahan ... 29

Tabel 4.4 Hasil Uji t Berpasangan Putih Telur ... 31

Tabel 4.5 Hasil Uji t Berpasangan Ikan Nila ... 32


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Asam Amino ... 4

Gambar 2.2 Ikatan Peptida ... 6

Gambar 2.3 Tingkatan Struktur Protein ... 6

Gambar 2.4 Sintesis IMP ... 13

Gambar 2.5 Asal Atom Pada Basa Purin ... 14

Gambar 2.6 Jalur Sintesis AMP dan GMP ... 15

Gambar 2.7 Katabolisme Purin ... 17

Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Kadar Asam Urat Dalam Darah Sebelum dan Sesudah Perlakuan ... 31


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Penelitian ... 37

Lampiran 2 Perhitungan Statistik ... 38

Lampiran 3 Informed Consent ... 41

Lampiran 4 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 42


(8)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Penelitian

Kelompok Subjek Penelitian I (Pemberian Test Meal Putih Telur) SP JENIS KELAMIN PRE TEST POST

TEST

1 Laki-laki 9,7 9,2 -0,5

2 Laki-laki 6,6 6,2 -0,4

3 Laki-laki 5,3 5 -0,3

4 Laki-laki 6,1 5,9 -0,2

5 Laki-laki 5,1 4,9 -0,2

6 Perempuan 5,4 4,9 -0,5

7 Perempuan 5,1 4,8 -0,3

8 Perempuan 4,7 4,4 -0,3

9 Perempuan 5,9 5,7 -0,2

10 Perempuan 5,2 5 -0,2

Kelompok Subjek Penelitian II (Pemberian Test Meal Ikan Nila) SP JENIS KELAMIN PRE TEST POST

TEST

1 Laki-laki 5,6 6 0,4

2 Laki-laki 6,5 6,9 0,4

3 Laki-laki 7,8 7,9 0,1

4 Laki-laki 5,4 5,5 0,1

5 Laki-laki 5,2 5,2 0

6 Perempuan 4,4 4,9 0,5

7 Perempuan 4,9 5,4 0,5

8 Perempuan 4 4,2 0,2

9 Perempuan 4,9 5,1 0,2


(9)

38

Kelompok Subjek Penelitian III (Pemberian Test Meal ‘Proteina’) SP

JENIS KELAMIN

PRE TEST

POST

TEST

1 Laki-laki 7,4 7,3 -0,1

2 Laki-laki 6 5,9 -0,1

3 Laki-laki 5,9 5,8 -0,1

4 Laki-laki 7,7 7,4 -0,3

5 Laki-laki 5,9 5,9 0

6 Perempuan 2,9 2,9 0

7 Perempuan 4,2 4,2 0

8 Perempuan 3,4 3,4 0

9 Perempuan 5 5 0

10 Perempuan 4,3 4,3 0

Lampiran 2. Perhitungan Statistik

1. Uji t Berpasangan Putih Telur

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 TELURSBL 5.9100 10 1.44488 .45691

TELURSSD 5.6000 10 1.38243 .43716

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.


(10)

39

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 TELURSBL -

TELURSSD

.3100 .11972 .03786 .2244 .3956 8.188 9 .000

2. Uji t Berpasangan Ikan Nila

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 NILASBL 5.3000 10 1.13627 .35932

NILASSD 5.5500 10 1.12867 .35692

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 NILASBL &

NILASSD 10 .987 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper Pair 1 NILASBL -


(11)

40

3. Uji t Berpasangan Proteina

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 PROTSBL 5.9000 10 1.25433 .39665

PROTSSD 5.7400 10 1.18340 .37423

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PROTSBL &

PROTSSD 10 .997 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 PROTSBL -

PROTSSD


(12)

41


(13)

42


(14)

43

Lampiran 5. Nilai Gizi Protein Kedelai Olahan

Pada penelitian ini digunakan protein kedelai olahan dengan merk ‘Proteina’. ‘Proteina’ adalah protein nabati (100% kacang kedelai) yang telah dipisahkan minyaknya tanpa penambahan bahan-bahan lain. Adapun nilai gizi yang terkandung di dalamnya adalah sebagai berikut:

Kandungan Gizi Proteina Basah Proteina Kering

Protein 19,6% 52,0%

Lemak 0,5% 1,3%

Serat 1,2% 3,0%

Mineral 2,3% 6,0%

Karbohidrat 11,9% 31,7%


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan kadar asam urat dalam serum yang melewati batas normal (hiperurisemia) dapat disebabkan oleh peningkatan produksi asam urat, penurunan ekskresi asam urat, maupun kombinasi keduanya. Hiperurisemia menyebabkan penimbunan kristal monosodium urat dalam sendi. Keadaan ini meningkatkan risiko timbulnya penyakit gout atau pirai. Gout ditandai dengan nyeri pada persendian disertai edema. Kristal monosodium urat juga dapat mengendap di ginjal dan menimbulkan nefrolitiasis (Vorhees, 2007).

Studi epidemiologi menemukan bahwa hiperurisemia berhubungan dengan hipertensi. Hiperurisemia menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal sehingga meningkatkan risiko hipertensi. Selain itu, hiperurisemia merupakan faktor risiko yang cukup sering ditemukan pada penyakit jantung koroner (Ward, 1998). Kadar asam urat dalam darah harus dijaga agar tidak melebihi ambang normal untuk menghindari berbagai komplikasi hiperurisemia. Usaha pengobatan hiperurisemia dilakukan dengan mengurangi tingkat produksi asam urat atau meningkatkan ekskresinya. Selain dengan pengobatan, diet yang terkontrol baik merupakan salah satu alternatif dalam menjaga kadar asam urat pada batas normal.

Konsumsi protein dapat menurunkan kadar asam urat dalam serum. Hal ini disebabkan karena protein memiliki efek uricosuric (Garrel, 1991).

Putih telur dipilih sebagai test meal karena mengandung protein yang tinggi dan tidak mengandung purin. Sedangkan ikan nila dipilih karena banyak dikonsumsi masyarakat. Protein kedelai olahan sering dikonsumsi oleh vegetarian sebagai makanan pengganti daging. Oleh karena itu, perlu diteliti efeknya terhadap kadar asam urat dalam darah.


(16)

2

1.2Identifikasi Masalah

1. Apakah putih telur menurunkan kadar asam urat dalam darah. 2. Apakah ikan nila menurunkan kadar asam urat dalam darah.

3. Apakah protein kedelai olahan menurunkan kadar asam urat dalam darah.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apakah putih telur menurunkan kadar asam urat dalam darah.

2. Mengetahui apakah ikan nila menurunkan kadar asam urat dalam darah.

3. Mengetahui apakah protein kedelai olahan menurunkan kadar asam urat dalam darah.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai pengaruh protein yang terdapat dalam putih telur, ikan nila serta protein kedelai olahan dalam menurunkan kadar asam urat dalam darah.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberi informasi kepada klinisi, ahli gizi, serta masyarakat pada umumnya mengenai manfaat putih telur, ikan nila serta protein kedelai olahan dalam menurunkan kadar asam urat dalam darah.


(17)

3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Asam urat merupakan hasil akhir metabolisme nukleotida purin. Asam urat akan mengalami eliminasi melalui ginjal. Pada penelitian yang dilakukan oleh Garrel (1991), terdapat peningkatan eliminasi asam urat melalui urin dari kelompok subjek penelitian yang mengkonsumsi diet tinggi protein. Putih telur, ikan nila dan protein kedelai olahan mengandung kadar protein yang tinggi. Oleh karena itu, peningkatan eliminasi asam urat akibat konsumsi makanan tinggi protein ini akan diikuti oleh penurunan kadar asam urat dalam darah.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Putih telur menurunkan kadar asam urat dalam darah. 2. Ikan nila menurunkan kadar asam urat dalam darah.


(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Konsumsi putih telur menurunkan kadar asam urat dalam darah. 2. Konsumsi ikan nila meningkatkan kadar asam urat dalam darah.

3. Konsumsi protein kedelai olahan menurunkan kadar asam urat dalam darah.

5.2 Saran

1. Pengaturan diet sehari-hari harus diperhatikan, khususnya bagi individu dengan kadar asam urat dalam darah yang tinggi (hiperurisemia) yaitu dengan memperbanyak konsumsi putih telur serta mengurangi konsumsi ikan nila.

2. Perlu dilakukan pemeriksaan kadar purin dalam protein kedelai olahan. 3. Perlu dilakukan penelitian yang sama dengan pengukuran kadar asam urat

dalam urin.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Brown A. 2008. Understanding Food: Principles & Preparation 3rd edition.

Belmont: Wadsworth. p. 224-225.

Garrel D.R., M. Verdy, C. PetitClerc, C. Martin, D. Brulle, P. Hamet. 1991. Milk- and soy-protein ingestion: acute effect on serum uric acid concentration. The

American Journal of Clinical Nutrition. 53:665-9.

Gropper, S.S., L.S. Jack, L. G. James. 2005. Advanced Nutrition And Human

Metabolism. 4th ed. Belmont: Thomson Wadsworth. p. 172-223.

Marks D.B., A. D. Marks, D. M. Smith. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC. hal. 76-85, 616-619.

Murray R. K., Daryl K. Granner, Peter A. Mayes, Victor W. Rodwell. 2003.

Biokimia Harper Ed. 25. Jakarta EGC. hal. 366-371.

Nutrition Data. 2009. Fish, Tilapia, Raw.

http://www.nutritiondata.com/facts/finfish-and-shellfish-products/9243/2. October 18th 2009.

_______. 2009. Egg, White, Raw, Fresh.

http://www.nutritiondata.com/facts/dairy-and-egg-products/112/2. October 18th 2009.

Rumah Sakit Panti Rapih Sahabat Hidup Sehat. 2009. Sakit Sendi Karena Asam

Urat. http://www.pantirapih.or.id/baru09/article_read.php?nid=5. October 18th

2009.

Shills M. E., Moshe Shike, A. Catharine Ross, Benjamin Caballero, Robert J. Cousins. 2006. Modern Nutrition 10th edition. Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins. p. 23-58.

University of Illinois. 2009.

http://tigger.uic.edu/classes/phys/phys461/phys450/ANJUM05/. 20 Februari 2009.

Voet D. & Judith G. Voet. 1995. Biochemistry 2nd edition. USA: John Wiley &


(20)

36

Vorhees B.W. 2007. Uric acid blood.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003476.htm. December 7th 2008.

Ward H.J. 1998. Uric acid as an independent risk factor in the treatment of

hypertension. http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(05)60816-1/fulltext. 7 Desember 2008.

Waslien C.I., D. H. Calloway, S. Margen. 1968. Uric acid production of men fed graded amounts of egg protein and yeast nucleic acid. The American

Journal of Clinical Nutrition. 21:892-897.

Whitney E. N., Sharon R. Rolfes. 2002. Understanding Nutrition 9th edition.

Belmont, CA: Wadsworth/ Thomson Learning. p. 167-187.

Wikipedia, The Free Encyclopedia. 2009. Egg White.

http://en.wikipedia.org/wiki/Egg_white. 18 Oktober 2009.

_______. 2009. Oreochromis niloticus.

http://en.wikipedia.org/wiki/Oreochromis_niloticus. 18 Oktober 2009. _______. 2009. Tilapia. http://en.wikipedia.org/wiki/Tilapia. 18 Oktober 2009.


(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan kadar asam urat dalam serum yang melewati batas normal (hiperurisemia) dapat disebabkan oleh peningkatan produksi asam urat, penurunan ekskresi asam urat, maupun kombinasi keduanya. Hiperurisemia menyebabkan penimbunan kristal monosodium urat dalam sendi. Keadaan ini meningkatkan risiko timbulnya penyakit gout atau pirai. Gout ditandai dengan nyeri pada persendian disertai edema. Kristal monosodium urat juga dapat mengendap di ginjal dan menimbulkan nefrolitiasis (Vorhees, 2007).

Studi epidemiologi menemukan bahwa hiperurisemia berhubungan dengan hipertensi. Hiperurisemia menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal sehingga meningkatkan risiko hipertensi. Selain itu, hiperurisemia merupakan faktor risiko yang cukup sering ditemukan pada penyakit jantung koroner (Ward, 1998). Kadar asam urat dalam darah harus dijaga agar tidak melebihi ambang normal untuk menghindari berbagai komplikasi hiperurisemia. Usaha pengobatan hiperurisemia dilakukan dengan mengurangi tingkat produksi asam urat atau meningkatkan ekskresinya. Selain dengan pengobatan, diet yang terkontrol baik merupakan salah satu alternatif dalam menjaga kadar asam urat pada batas normal.

Konsumsi protein dapat menurunkan kadar asam urat dalam serum. Hal ini disebabkan karena protein memiliki efek uricosuric (Garrel, 1991).

Putih telur dipilih sebagai test meal karena mengandung protein yang tinggi dan tidak mengandung purin. Sedangkan ikan nila dipilih karena banyak dikonsumsi masyarakat. Protein kedelai olahan sering dikonsumsi oleh vegetarian sebagai makanan pengganti daging. Oleh karena itu, perlu diteliti efeknya terhadap kadar asam urat dalam darah.


(2)

2

1.2Identifikasi Masalah

1. Apakah putih telur menurunkan kadar asam urat dalam darah. 2. Apakah ikan nila menurunkan kadar asam urat dalam darah.

3. Apakah protein kedelai olahan menurunkan kadar asam urat dalam darah.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apakah putih telur menurunkan kadar asam urat dalam darah.

2. Mengetahui apakah ikan nila menurunkan kadar asam urat dalam darah.

3. Mengetahui apakah protein kedelai olahan menurunkan kadar asam urat dalam darah.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai pengaruh protein yang terdapat dalam putih telur, ikan nila serta protein kedelai olahan dalam menurunkan kadar asam urat dalam darah.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberi informasi kepada klinisi, ahli gizi, serta masyarakat pada umumnya mengenai manfaat putih telur, ikan nila serta protein kedelai olahan dalam menurunkan kadar asam urat dalam darah.


(3)

3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Asam urat merupakan hasil akhir metabolisme nukleotida purin. Asam urat akan mengalami eliminasi melalui ginjal. Pada penelitian yang dilakukan oleh Garrel (1991), terdapat peningkatan eliminasi asam urat melalui urin dari kelompok subjek penelitian yang mengkonsumsi diet tinggi protein. Putih telur, ikan nila dan protein kedelai olahan mengandung kadar protein yang tinggi. Oleh karena itu, peningkatan eliminasi asam urat akibat konsumsi makanan tinggi protein ini akan diikuti oleh penurunan kadar asam urat dalam darah.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Putih telur menurunkan kadar asam urat dalam darah. 2. Ikan nila menurunkan kadar asam urat dalam darah.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Konsumsi putih telur menurunkan kadar asam urat dalam darah. 2. Konsumsi ikan nila meningkatkan kadar asam urat dalam darah.

3. Konsumsi protein kedelai olahan menurunkan kadar asam urat dalam darah.

5.2 Saran

1. Pengaturan diet sehari-hari harus diperhatikan, khususnya bagi individu dengan kadar asam urat dalam darah yang tinggi (hiperurisemia) yaitu dengan memperbanyak konsumsi putih telur serta mengurangi konsumsi ikan nila.

2. Perlu dilakukan pemeriksaan kadar purin dalam protein kedelai olahan. 3. Perlu dilakukan penelitian yang sama dengan pengukuran kadar asam urat

dalam urin.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Brown A. 2008. Understanding Food: Principles & Preparation 3rd edition.

Belmont: Wadsworth. p. 224-225.

Garrel D.R., M. Verdy, C. PetitClerc, C. Martin, D. Brulle, P. Hamet. 1991. Milk- and soy-protein ingestion: acute effect on serum uric acid concentration. The

American Journal of Clinical Nutrition. 53:665-9.

Gropper, S.S., L.S. Jack, L. G. James. 2005. Advanced Nutrition And Human

Metabolism. 4th ed. Belmont: Thomson Wadsworth. p. 172-223.

Marks D.B., A. D. Marks, D. M. Smith. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC. hal. 76-85, 616-619.

Murray R. K., Daryl K. Granner, Peter A. Mayes, Victor W. Rodwell. 2003.

Biokimia Harper Ed. 25. Jakarta EGC. hal. 366-371.

Nutrition Data. 2009. Fish, Tilapia, Raw.

http://www.nutritiondata.com/facts/finfish-and-shellfish-products/9243/2. October 18th 2009.

_______. 2009. Egg, White, Raw, Fresh.

http://www.nutritiondata.com/facts/dairy-and-egg-products/112/2. October 18th 2009.

Rumah Sakit Panti Rapih Sahabat Hidup Sehat. 2009. Sakit Sendi Karena Asam

Urat. http://www.pantirapih.or.id/baru09/article_read.php?nid=5. October 18th

2009.

Shills M. E., Moshe Shike, A. Catharine Ross, Benjamin Caballero, Robert J. Cousins. 2006. Modern Nutrition 10th edition. Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins. p. 23-58.

University of Illinois. 2009.

http://tigger.uic.edu/classes/phys/phys461/phys450/ANJUM05/. 20 Februari 2009.


(6)

36

Vorhees B.W. 2007. Uric acid blood.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003476.htm. December 7th 2008.

Ward H.J. 1998. Uric acid as an independent risk factor in the treatment of

hypertension. http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(05)60816-1/fulltext. 7 Desember 2008.

Waslien C.I., D. H. Calloway, S. Margen. 1968. Uric acid production of men fed graded amounts of egg protein and yeast nucleic acid. The American

Journal of Clinical Nutrition. 21:892-897.

Whitney E. N., Sharon R. Rolfes. 2002. Understanding Nutrition 9th edition.

Belmont, CA: Wadsworth/ Thomson Learning. p. 167-187.

Wikipedia, The Free Encyclopedia. 2009. Egg White.

http://en.wikipedia.org/wiki/Egg_white. 18 Oktober 2009.

_______. 2009. Oreochromis niloticus.

http://en.wikipedia.org/wiki/Oreochromis_niloticus. 18 Oktober 2009.