PENGARUH KONSUMSI VITAMIN C TERHADAP KADAR ASAM URAT SETELAH BEROLAHRAGA.
PENGARUH KONSUMSI VITAMIN C TERHADAP KADAR ASAM URAT
SETELAH BEROLAHRAGA
Skripsi
Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
sebagai pemenuhan salah syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Kedokteran
Oleh:
SUHERY
No.BP. 1010312031
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan
Abstrack
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
i
iii
Daftar Tabel
v
Daftar Gambar
vi
Daftar Singkatan
vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
1.2.
Rumusan Masalah
1.3.
Tujuan Penelitian
1.4.
Manfaat Penelitian
1
1
3
4
5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asam Urat
2.1.1. Definisi Asam Urat
2.1.2. Struktur Asam Urat
2.1.3. Metabolisme Asam Urat
2.1.4. Ekskresi Asam Urat
2.1.5. Konsentrasi Asam Urat dalam Darah
2.1.6. Makanan Sumber Purin
2.1.7. Pemeriksaan Kadar Asam Urat Darah
2.1.8. Kelainan katabolisme purin
2.1.8.1. Hiperurisemia
2.1.8.2. Hipourisemia
2.2. Vitamin C
2.2.1. Definisi Vitamin C
2.2.2. Sejarah dan Struktur Vitamin C
2.2.3. Manfaat Vitamin C
2.2.3.1. Vitamin C sebagai Penguat Daya Tahan Tubuh
2.2.3.2. Vitamin C sebagai Antioksidan
2.2.3.3. Vitamin C terhadap Asam Urat
2.2.4. Farmakokinetik Vitamin C
6
6
7
8
10
11
12
12
13
13
14
14
14
15
15
15
16
17
18
2.3.
2.2.5. Kebutuhan Vitamin C
2.2.6. Sumber Vitamin C
2.2.7. Bentuk Sediaan Vitamin C
2.2.8. Defisiensi Vitamin C
2.2.9. Efek Samping Vitamin C
Olahraga
2.3.1. Fisiologi Olahraga
2.3.1.1. Perubahan pada Sistim Kardiovaskuler
2.3.1.2. Perubahan pada Sistim Respirasi
2.3.1.3. Perubahan pada Sistim Metabolisme
2.3.1.4. Perubahan pada Sistim Muskuloskletal
2.3.2. Jenis Olahraga
2.3.2.1. Olahraga Aktivitas Aerobik Dominan
2.3.2.2. Olahraga Aktivitas Anaerobik Dominan
2.3.2.3. Olahraga Kombinasi Aktivitas Aerobik dan Anaerobik
2.3.3. Hubungan Olahraga terhadap Asam Urat
18
19
20
20
21
21
21
22
23
24
24
25
25
26
26
27
BAB 3. KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka Teori
3.2. Kerangka Konsep
3.3. Hipotesis Penelitian
28
28
29
29
BAB 4. METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
4.5. Bahan dan Instrumen Penelitian
4.6. Prosedur Pengambilan Data
4.7. Alur Penelitian
4.8. Cara Pengolahan dan Analisis Data
30
30
30
30
31
32
32
35
36
BAB 5. HASIL PENELITIAN
37
BAB 6. PEMBAHASAN
40
BAB 7. PENUTUP
7.1. Kesimpulan
7.2. Saran
43
43
43
Daftar Pustaka
44
Lampiran
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu, namun beberapa aspek
patofisiologi dari hiperurisemia tetap belum dipahami dengan baik. Selama beberapa tahun
hiperurisemia telah diidentifikasi bersama-sama atau dianggap sama dengan gout, namun
sekarang asam urat telah diidentifikasi sebagai penanda untuk sejumlah kelainan metabolik dan
hemodinamik (Wisesa dan Suastika, 2009).
Dalam keadaan normal terjadi keseimbangan antara pembentukan dan degradasi
nukleotida purin serta kemampuan ginjal dalam mengekskresikan asam urat. Apabila terjadi
kelebihan pembentukan atau penurunan ekskresi atau keduanya maka akan terjadi peningkatan
konsentrasi asam urat darah yang disebut dengan hiperurisemia (Wisesa dan Suastika, 2009).
Hiperurisemia adalah suatu keadaan dimana konsentrasi asam urat serum di atas 6,0
mg/dl pada wanita dan 6,8 mg/dl pada pria. Hampir 10% individu dewasa menderita
hiperurisemia setidaknya sekali dalam seumur hidup mereka. Kebanyakan dari mereka tidak
memerlukan pengobatan lebih lanjut. Hiperurisemia juga dapat menyebabkan resiko
komplikasi yang tinggi seperti gout, urolithiasis, nefropati asam urat akut. Komplikasi tersebut
perlu dievaluasi untuk menjelaskan penyebabnya serta mendapatkan pengobatan yang sesuai
(Dincer et al, 2002).
Hiperurisemia atau lebih dikenal dengan meningkatnya kadar asam urat di dalam darah
merupakan suatu penyakit gangguan kinetik asam urat. Asam urat terbentuk jika
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung purin. Jika pola makan tidak diubah maka
kadar asam urat dalam darah yang berlebihan akan menimbulkan penumpukan kristal asam
urat. Apabila kristal berada dalam cairan sendi maka akan menyebabkan penyakit gout
(Misnadiarly, 2007).
Besarnya angka kejadian hiperurisemia pada masyarakat Indonesia belum ada data
yang pasti. Penelitian lapangan yang dilakukan pada penduduk kota Denpasar, Bali didapatkan
prevalensi hiperurisemia sebesar 18,2% (Wisesa dan Suastika, 2009).
Satu survei epidemiologik yang dilakukan di Bandungan, Jawa Tengah atas kerjasama
WHO-COPCORD terhadap 4.683 sampel berusia antara 15 – 45 tahun di dapatkan bahwa
prevalensi hiperurisemia sebesar 24,3% pada laki-laki dan 11,7% pada wanita. Secara
keseluruhan prevalensi kedua jenis kelamin adalah 17,6% (Darmawan et al, 2009).
Obat untuk rematik dan asam urat banyak beredar di pasaran. Namun, obat tersebut
hanya mengatasi rasa sakit untuk sementara waktu. Setelah beberapa saat, rasa nyeri atau
sakit timbul kembali. Pastinya obat tersebut tidak sepenuhnya aman (Khomsan dan Yuni,
2008).
Beberapa penelitian membuktikan bahwa vitamin C memiliki efek meningkatkan
pengeluaran asam urat dari tubuh sehingga dapat menurunkan risiko gout, yaitu dengan cara
mengurangi kadar asam urat yang terdapat di dalam darah. Vitamin C memiliki sifat urikosurik,
yang bisa menghambat reabsorbsi asam urat di tubulus ginjal sehingga kecepatan kerja ginjal
mengeluarkan asam urat melalui urin akan meningkat (Hyon et al, 2009). Vitamin C juga
merupakan sumber antioksidan yang membentengi tubuh dari serangan penyakit. Beberapa
contoh buah dan sayur yang tinggi vitamin C-nya antara lain sirsak, jambu biji, jeruk,
stroberi, anggur, mangga, kiwi, tomat, cabai dan paprika (Rahima, 2011).
Olahraga yang teratur memperbaiki kondisi kekuatan dan kelenturan sendi serta
memperkecil risiko terjadinya kerusakan sendi akibat radang sendi. Selain itu olahraga
memberi efek menghangatkan tubuh sehingga mengurangi rasa sakit dan mencegah
pengendapan asam urat pada ujung-ujung tubuh yang dingin karena kurang pasokan darah
(Sustrani dkk, 2004)
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh
konsumsi vitamin C terhadap kadar asam urat serum setelah berolahraga secara fisiologis
khususnya pada dewasa muda. Penulis menetapkan mahasiswa sebagai sampel penelitian
karena mahasiswa merupakan dewasa muda yang berusia antara 18 sampai 23 tahun.
Berdasarkan hal tersebut penulis menetapkan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas sebagai subjek pada penelitian ini.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut
1. Apakah terdapat pengaruh konsumsi vitamin C terhadap kadar asam urat serum pada
orang yang tidak berolahraga?
2.
Apakah terdapat pengaruh konsumsi vitamin C terhadap kadar asam urat serum pada
orang yang berolahraga?
3.
Apakah terdapat pengaruh berolahraga terhadap kadar asam urat serum?
4.
Apakah terdapat perbedaan rata-rata perubahan kadar asam urat serum antara orang
tidak berolahraga yang mengonsumsi vitamin C dengan orang berolahraga yang
mengonsumsi vitamin C ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi vitamin C
terhadap kadar asam urat serum setelah berolahraga pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas.
1.3.1. Tujuan Khusus :
1. Untuk mengetahui pengaruh konsumsi vitamin C terhadap kadar asam urat serum pada
orang yang tidak berolahraga.
2.
Untuk mengetahui pengaruh konsumsi vitamin C terhadap kadar asam urat serum pada
orang yang berolahraga.
3.
Untuk mengetahui pengaruh berolahraga terhadap kadar asam urat serum.
4.
Untuk mengetahui perbedaan rata-rata perubahan kadar asam urat serum antara orang
tidak berolahraga yang mengonsumsi vitamin C dengan orang berolahraga yang
mengonsumsi vitamin C.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapkan akan didapatkan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi ilmu pengetahuan
Memberi kontribusi bagi ilmu pengetahuan mengenai ada tidaknya pengaruh
konsumsi vitamin C dan berolahraga terhadap kadar asam urat serum.
Sebagai informasi bagi penelitian lebih lanjut.
2. Bagi masyarakat
Menyosialisasikan manfaat konsumsi vitamin C dan berolahraga kepada masyarakat
umumnya dan kepada mahasiswa khususnya.
3. Bagi penulis
Sebagai pengalaman dalam menerapkan ilmu dan meneliti di lapangan untuk pertama
kali.
SETELAH BEROLAHRAGA
Skripsi
Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
sebagai pemenuhan salah syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Kedokteran
Oleh:
SUHERY
No.BP. 1010312031
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan
Abstrack
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
i
iii
Daftar Tabel
v
Daftar Gambar
vi
Daftar Singkatan
vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
1.2.
Rumusan Masalah
1.3.
Tujuan Penelitian
1.4.
Manfaat Penelitian
1
1
3
4
5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asam Urat
2.1.1. Definisi Asam Urat
2.1.2. Struktur Asam Urat
2.1.3. Metabolisme Asam Urat
2.1.4. Ekskresi Asam Urat
2.1.5. Konsentrasi Asam Urat dalam Darah
2.1.6. Makanan Sumber Purin
2.1.7. Pemeriksaan Kadar Asam Urat Darah
2.1.8. Kelainan katabolisme purin
2.1.8.1. Hiperurisemia
2.1.8.2. Hipourisemia
2.2. Vitamin C
2.2.1. Definisi Vitamin C
2.2.2. Sejarah dan Struktur Vitamin C
2.2.3. Manfaat Vitamin C
2.2.3.1. Vitamin C sebagai Penguat Daya Tahan Tubuh
2.2.3.2. Vitamin C sebagai Antioksidan
2.2.3.3. Vitamin C terhadap Asam Urat
2.2.4. Farmakokinetik Vitamin C
6
6
7
8
10
11
12
12
13
13
14
14
14
15
15
15
16
17
18
2.3.
2.2.5. Kebutuhan Vitamin C
2.2.6. Sumber Vitamin C
2.2.7. Bentuk Sediaan Vitamin C
2.2.8. Defisiensi Vitamin C
2.2.9. Efek Samping Vitamin C
Olahraga
2.3.1. Fisiologi Olahraga
2.3.1.1. Perubahan pada Sistim Kardiovaskuler
2.3.1.2. Perubahan pada Sistim Respirasi
2.3.1.3. Perubahan pada Sistim Metabolisme
2.3.1.4. Perubahan pada Sistim Muskuloskletal
2.3.2. Jenis Olahraga
2.3.2.1. Olahraga Aktivitas Aerobik Dominan
2.3.2.2. Olahraga Aktivitas Anaerobik Dominan
2.3.2.3. Olahraga Kombinasi Aktivitas Aerobik dan Anaerobik
2.3.3. Hubungan Olahraga terhadap Asam Urat
18
19
20
20
21
21
21
22
23
24
24
25
25
26
26
27
BAB 3. KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka Teori
3.2. Kerangka Konsep
3.3. Hipotesis Penelitian
28
28
29
29
BAB 4. METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
4.5. Bahan dan Instrumen Penelitian
4.6. Prosedur Pengambilan Data
4.7. Alur Penelitian
4.8. Cara Pengolahan dan Analisis Data
30
30
30
30
31
32
32
35
36
BAB 5. HASIL PENELITIAN
37
BAB 6. PEMBAHASAN
40
BAB 7. PENUTUP
7.1. Kesimpulan
7.2. Saran
43
43
43
Daftar Pustaka
44
Lampiran
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu, namun beberapa aspek
patofisiologi dari hiperurisemia tetap belum dipahami dengan baik. Selama beberapa tahun
hiperurisemia telah diidentifikasi bersama-sama atau dianggap sama dengan gout, namun
sekarang asam urat telah diidentifikasi sebagai penanda untuk sejumlah kelainan metabolik dan
hemodinamik (Wisesa dan Suastika, 2009).
Dalam keadaan normal terjadi keseimbangan antara pembentukan dan degradasi
nukleotida purin serta kemampuan ginjal dalam mengekskresikan asam urat. Apabila terjadi
kelebihan pembentukan atau penurunan ekskresi atau keduanya maka akan terjadi peningkatan
konsentrasi asam urat darah yang disebut dengan hiperurisemia (Wisesa dan Suastika, 2009).
Hiperurisemia adalah suatu keadaan dimana konsentrasi asam urat serum di atas 6,0
mg/dl pada wanita dan 6,8 mg/dl pada pria. Hampir 10% individu dewasa menderita
hiperurisemia setidaknya sekali dalam seumur hidup mereka. Kebanyakan dari mereka tidak
memerlukan pengobatan lebih lanjut. Hiperurisemia juga dapat menyebabkan resiko
komplikasi yang tinggi seperti gout, urolithiasis, nefropati asam urat akut. Komplikasi tersebut
perlu dievaluasi untuk menjelaskan penyebabnya serta mendapatkan pengobatan yang sesuai
(Dincer et al, 2002).
Hiperurisemia atau lebih dikenal dengan meningkatnya kadar asam urat di dalam darah
merupakan suatu penyakit gangguan kinetik asam urat. Asam urat terbentuk jika
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung purin. Jika pola makan tidak diubah maka
kadar asam urat dalam darah yang berlebihan akan menimbulkan penumpukan kristal asam
urat. Apabila kristal berada dalam cairan sendi maka akan menyebabkan penyakit gout
(Misnadiarly, 2007).
Besarnya angka kejadian hiperurisemia pada masyarakat Indonesia belum ada data
yang pasti. Penelitian lapangan yang dilakukan pada penduduk kota Denpasar, Bali didapatkan
prevalensi hiperurisemia sebesar 18,2% (Wisesa dan Suastika, 2009).
Satu survei epidemiologik yang dilakukan di Bandungan, Jawa Tengah atas kerjasama
WHO-COPCORD terhadap 4.683 sampel berusia antara 15 – 45 tahun di dapatkan bahwa
prevalensi hiperurisemia sebesar 24,3% pada laki-laki dan 11,7% pada wanita. Secara
keseluruhan prevalensi kedua jenis kelamin adalah 17,6% (Darmawan et al, 2009).
Obat untuk rematik dan asam urat banyak beredar di pasaran. Namun, obat tersebut
hanya mengatasi rasa sakit untuk sementara waktu. Setelah beberapa saat, rasa nyeri atau
sakit timbul kembali. Pastinya obat tersebut tidak sepenuhnya aman (Khomsan dan Yuni,
2008).
Beberapa penelitian membuktikan bahwa vitamin C memiliki efek meningkatkan
pengeluaran asam urat dari tubuh sehingga dapat menurunkan risiko gout, yaitu dengan cara
mengurangi kadar asam urat yang terdapat di dalam darah. Vitamin C memiliki sifat urikosurik,
yang bisa menghambat reabsorbsi asam urat di tubulus ginjal sehingga kecepatan kerja ginjal
mengeluarkan asam urat melalui urin akan meningkat (Hyon et al, 2009). Vitamin C juga
merupakan sumber antioksidan yang membentengi tubuh dari serangan penyakit. Beberapa
contoh buah dan sayur yang tinggi vitamin C-nya antara lain sirsak, jambu biji, jeruk,
stroberi, anggur, mangga, kiwi, tomat, cabai dan paprika (Rahima, 2011).
Olahraga yang teratur memperbaiki kondisi kekuatan dan kelenturan sendi serta
memperkecil risiko terjadinya kerusakan sendi akibat radang sendi. Selain itu olahraga
memberi efek menghangatkan tubuh sehingga mengurangi rasa sakit dan mencegah
pengendapan asam urat pada ujung-ujung tubuh yang dingin karena kurang pasokan darah
(Sustrani dkk, 2004)
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh
konsumsi vitamin C terhadap kadar asam urat serum setelah berolahraga secara fisiologis
khususnya pada dewasa muda. Penulis menetapkan mahasiswa sebagai sampel penelitian
karena mahasiswa merupakan dewasa muda yang berusia antara 18 sampai 23 tahun.
Berdasarkan hal tersebut penulis menetapkan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas sebagai subjek pada penelitian ini.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut
1. Apakah terdapat pengaruh konsumsi vitamin C terhadap kadar asam urat serum pada
orang yang tidak berolahraga?
2.
Apakah terdapat pengaruh konsumsi vitamin C terhadap kadar asam urat serum pada
orang yang berolahraga?
3.
Apakah terdapat pengaruh berolahraga terhadap kadar asam urat serum?
4.
Apakah terdapat perbedaan rata-rata perubahan kadar asam urat serum antara orang
tidak berolahraga yang mengonsumsi vitamin C dengan orang berolahraga yang
mengonsumsi vitamin C ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi vitamin C
terhadap kadar asam urat serum setelah berolahraga pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas.
1.3.1. Tujuan Khusus :
1. Untuk mengetahui pengaruh konsumsi vitamin C terhadap kadar asam urat serum pada
orang yang tidak berolahraga.
2.
Untuk mengetahui pengaruh konsumsi vitamin C terhadap kadar asam urat serum pada
orang yang berolahraga.
3.
Untuk mengetahui pengaruh berolahraga terhadap kadar asam urat serum.
4.
Untuk mengetahui perbedaan rata-rata perubahan kadar asam urat serum antara orang
tidak berolahraga yang mengonsumsi vitamin C dengan orang berolahraga yang
mengonsumsi vitamin C.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapkan akan didapatkan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi ilmu pengetahuan
Memberi kontribusi bagi ilmu pengetahuan mengenai ada tidaknya pengaruh
konsumsi vitamin C dan berolahraga terhadap kadar asam urat serum.
Sebagai informasi bagi penelitian lebih lanjut.
2. Bagi masyarakat
Menyosialisasikan manfaat konsumsi vitamin C dan berolahraga kepada masyarakat
umumnya dan kepada mahasiswa khususnya.
3. Bagi penulis
Sebagai pengalaman dalam menerapkan ilmu dan meneliti di lapangan untuk pertama
kali.