KOMPETENSI PENGETAHUAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MERANCANG PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI SEKOLAH :Studi Deskriptif terhadap Guru Bimbingan dan Konseling pada SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014.

(1)

KOMPETENSI PENGETAHUAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MERANCANG PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

KOMPREHENSIF DI SEKOLAH

(Studi Deskriptif terhadap Guru Bimbingan dan Konseling pada SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh: Asri Kamilah

0806874

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

KOMPETENSI PENGETAHUAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MERANCANG PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

KOMPREHENSIF DI SEKOLAH

Oleh Asri Kamilah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Asri Kamilah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN ASRI KAMILAH

0806874 JUDUL SKRIPSI

KOMPETENSI PENGETAHUAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MERANCANG PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

KOMPREHENSIF DI SEKOLAH

(Studi Deskriptif terhadap Guru Bimbingan dan Konseling pada SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Juntika Nurihsan, M.Pd NIP. 19660601 199103 1 005

Pembimbing II,

Dr. Ipah Saripah, M.Pd NIP. 19771014 200112 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan,

Dr. Nandang Rusmana, M.Pd NIP. 19600501 198603 1 004


(4)

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Asri Kamilah (2014). Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Merancang Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif di Sekolah” (Studi Deskriptif terhadap Guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014).

Penelitian dilatarbelakangi oleh belum diidentifikasinya tingkat kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat pada Tahun Ajaran 2013/2014 dalam merancang program bimbingan dan konseling. Penelitian bertujuan mengidentifikasi secara empirik gambaran umum kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat pada Tahun ajaran 2013/2014 dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan secara umum guru bimbingan dan konseling SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat pada Tahun Ajaran 2013/2014 belum memiliki kompetensi pengetahuan yang baik dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif. Guru bimbingan dan konseling yang memiliki kompetensi pengetahuan yang baik sebagian besar berada pada rentang usia 27 – 32 tahun dengan masa kerja kurang dari 10 tahun dengan sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan bimbingan dan konseling. Berdasarkan beberapa indikator kompetensi pengetahuan yang memperoleh skor terendah, guru bimbingan dan konseling perlu meningkatkan kompetensi pengetahuan dalam merancang program yakni dalam hal memahami cara menentukan alokasi waktu untuk setiap komponen program yang harus dikembangkan pada siswa, memahami cara membuat rencana kegiatan, timeline dan kalender kegiatan. Hasil penelitian juga menunjukkan perlunya dukungan dari kepala sekolah dengan memberikan kesempatan guru bimbingan dan konseling untuk merancang anggaran program bimbingan dan konseling sendiri.

Kata Kunci: Kompetensi pengetahuan, Guru Bimbingan dan Konseling, Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif,


(5)

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Asri Kamilah (2014). Knowledge Competence Guidance and Counseling Teacher in Designing Comprehensive Guidance and Counseling Program in School " (Descriptive Study of the High School Teacher of Guidance and Counseling in West Bandung regency State Academic Year 2013/2014).

The research is motivated by the level of competence of knowledge yet is identified guidance and counseling teacher high schools in West Bandung Regency Academic Year 2013/2014 to design a guidance and counseling program. The research aims to identify empirically a general overview of knowledge competence guidance and counseling teacher high schools in West Bandung Regency in school year 2013/2014 in designing a comprehensive guidance and counseling program. The study was conducted by using descriptive method using an instrument like questionnaire. The results showed general guidance and counseling teacher high schools in West Bandung Regency Academic Year 2013/2014 has not had a good knowledge of competency in designing a comprehensive guidance and counseling program. Guidance and counseling teachers who have good knowledge competencies are mostly located in the age range 27-32 years with tenure of less than 10 years with most of the educational background of guidance and counseling. Based on several indicators of competence knowledge gained the lowest scores, teacher guidance and counseling needs to improve the competence of knowledge in designing the program in terms of understanding how to determine the allocation of time for each component of the program should be developed in the students, understand how to create a plan of action, timeline and calendar of events. The results also indicate the need for support from principals to give teachers the opportunity to design a guidance and counseling guidance and counseling program budget alone.

Keywords: Knowledge Competence, Teacher Guidance and Counseling, Comprehensive Guidance and Counseling Program,


(6)

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Isi ………. i

Daftar Tabel ………... iv

Daftar Gambar ……….. v

Daftar Grafik ………. vi

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang Penelitian ……… 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ………. 5

C. Tujuan Penelitian ……… 6

D. Metode Penelitian ……… 7

E. Manfaat Penelitian ……….. 7

F. Sistematika Penulisan ……….. 8

BAB II KONSEP KOMPETENSI PENGETAHUAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MERANCANG PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF... 9

A. Konsep Kompetensi Pengetahuan ………... 9

B. Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling ……….. 14

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi ………. 23

D. Konsep Program Bimbingan dan Konseling Komperehensif ……. 25

E. Konsep Merancang Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif ……….. 27


(7)

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 37

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ……….. 37

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ……….. 38

C. Definisi Operasional Variabel ………. 39

D. Instrumen Penelitian ……… 40

1. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen ………... 40

2. Penyusunan Butir Pertanyaan Instrumen Penelitian ………….. 42

3. Pedoman Skoring Instrumen ……….. 42

E. Pengujian Instrumen Penelitian ………... 42

1. Uji Kelayakan Instrumen ………... 42

2. Uji Validitas dan Reliabilitas ………. 43

F. Prosedur Penelitian ……….. 45

G. Teknik Analisis Data ………... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 49

A. Deskripsi Hasil Penelitian ………... 49

1. Kondisi Objektif Subjek Penelitian ……….. 49

2. Gambaran Umum Kompetensi Pengetahuan Guru BK SMAN Kabupaten Bandung Barat dalam merancang Program BK Komprehensif ……… 52

3. Gambaran Kompetensi Pengetahuan Guru BK SMAN Kabupaten Bandung Barat dalam merancang Program BK Komprehensif Berdasarkan Beberapa Perbedaan ………. 53

4. Gambaran Umum Tiap Aspek Kompetensi Pengetahuan ……. 59

5. Gambaran Umum Tiap Indikator Kompetensi Pengetahuan …. 60 B. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 62


(8)

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Barat dalam Merancang Program BK Komprehensif ………… 62

2. Gambaran Kompetensi Pengetahuan Guru BK SMAN Kabupaten Bandung Barat dalam merancang Program BK Komprehensif Berdasarkan Beberapa Perbedaan ……….. 64

3. Gambaran Kebutuhan Guru BK Kabupaten Bandung Barat untuk Meningkatkan Kompetensi Pengetahuan dalam Merancang Program BK Komprehensif ……… 69

C. Keterbatasan Penelitian ………... 77

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 78

A. Kesimpulan ……….. 78

B. Rekomendasi ………... 79

DAFTAR PUSTAKA ……… 81

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……… 84 RIWAYAT HIDUP


(9)

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kompetensi guru bimbingan dan konseling ……….. 18 3.1 Daftar Jumlah Guru Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri

se-Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014 ………... 37 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Guru BK dalam Merancang

Program Bimbingan dan Konseling ………... 41 3.3 Uji Validitas Butir Item dengan Korelasi Point Biserial ………... 38 3.4 Kriteria Konversi Skor Kompetensi Pengetahuan Guru

Bimbingan dan Konseling ……….. 44 4.1 Daftar Jumlah Guru Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri

se-Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014 ………... 49 4.2 Gambaran Umum Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan

Dan Konseling SMA Negeri Se-Kabupaten Bandung Barat dalam merancang Program Bimbingan Dan Konseling

Komprehensif ……… 53 4.3 Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan dan Konseling dalam

Merancang Program Bimbingan dan Konseling Berdasarkan

Perbedaan Usia ………... 54 4.4 Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan dan Konseling dalam

Merancang Program Bimbingan dan Konseling Berdasarkan

Perbedaan Masa Kerja ………... 56 4.5 Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan dan Konseling dalam


(10)

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Merancang Program Bimbingan dan Konseling Berdasarkan

Perbedaan Latar Belakang Pendidikan ……….. 57 4.6 Gambaran Indikator Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan

dan Konseling dalam Merancang Program Bimbingan dan

Konseling Komprehensif ………... 60

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Central and Surface Competencies Menurut Spencer &

Spencer (1993)………... 11 2.2 Struktur Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling


(11)

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Gambar Halaman

4.1 Persebaran Jumlah Guru Bimbingan dan Konseling Berdasarkan

Perbedaan Usia ………... 50 4.2 Persebaran Jumlah Guru Bimbingan dan Konseling Berdasarkan

Perbedaan Masa Kerja ………... 51 4.3 Persebaran Jumlah Guru Bimbingan dan Konseling Berdasarkan

Perbedaan Latar Belakang Pendidikan ………. 52 4.4 Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan dan Konseling

Merancang Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Berdasarkan Usia ……….. 55 4.5 Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan dan Konseling

Merancang Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Berdasarkan Masa Kerja ……… 57 4.6 Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan dan Konseling dalam

Merancang Program Bimbingan dan Konseling Berdasarkan

Perbedaan Latar Belakang Pendidikan ………. 58 4.7 Gambaran Aspek Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan dan


(12)

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah


(13)

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling telah dipetakan sejak kurikulum 1975, yang menyatakan bahwa bimbingan dan penyuluhan merupakan bagian integral dalam pendidikan di sekolah (Yusuf dan Nurihsan, 2008: 96). Kemudian dinyatakan sebagai bagian dari kurikulum dalam Permen Diknas No. 22/2006 tentang Standar Isi yang menyebutkan, konselor atau guru bimbingan dan konseling memfasilitasi kegiatan pengembangan diri siswa melalui kegiatan konseling yang berkenaan dengan masalah pribadi, kehidupan sosial, belajar dan pengembangan karir. Oleh karena itu, eksistensi layanan bimbingan dan konseling tidak cukup hanya dengan membantu siswa yang mengalami hambatan dalam belajarnya. Lebih jauh dari itu, layanan bimbingan dan konseling juga harus menjadi ujung tombaknya tercapainya keberhasilan tujuan pendidikan baik secara nasional maupun yang lebih khusus dirumuskan oleh sekolah.

Berdasarkan urgensi keberadaan layanan bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari pendidikan maka penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling di sekolah juga memerlukan sistem yang teratur, terarah, dan terinci mulai dari rancangannya, pelaksanaannya hingga proses evaluasi hasilnya. Karena program bimbingan dan konseling tidak hanya memberikan pengaruh terhadap keberhasilan perkembangan siswa secara psikologis. Lebih jauh dari itu, program bimbingan dan konseling menjadi ruh penentu keberhasilan pendidikan bagi siswa.

Dengan demikian, keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah harus terprogram, terstruktur dan dikelola dengan baik. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan Tresna (2011: 12), program bimbingan dan konseling merupakan bagian yang cukup mendasar dalam menunjang keberhasilan kegiatan layanan


(14)

2

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bimbingan dan konseling di sekolah. Hal ini karena program bimbingan dan konseling merupakan suatu keputusan awal dan menentukan yang harus diambil oleh pemegang kebijakan pendidikan di sekolah bagi terwujudnya kegiatan bimbingan dan konseling sekolah yang baik dan memberikan manfaat bagi semua siswa. Lebih lanjut Tresna (2011: 13) mengungkapkan, dalam pengembangan program bimbingan dan konseling, para stakeholder hendaknya bermusyawarah untuk menentukan filosofi, misi, fungsi dan isi keseluruhan program. Dasar pengembangan program yang lengkap merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan bahwa program bimbingan dan konseling sekolah menjadi suatu bagian utuh dari seluruh program pendidikan untuk keberhasilan para siswa.

Langkah awal dalam pengembangan program bimbingan dan konseling komprehensif yaitu merancang program bimbingan dan konseling yang baik. Proses ini bukan hanya menjadi syarat penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling yang baik akan tetapi juga menjadi salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh guru bimbingan dan konseling, sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008, tentang standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru bimbingan dan konseling, yakni pada butir D mengenai kompetensi profesional guru bimbingan dan konseling. Dalam butir D tersebut, dirumuskan kompetensi yang harus dimiliki guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling yang komprehensif (Yusuf, 2009: 67)

Berbicara mengenai kompetensi tidak hanya terbatas pada kemampuan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya. Lebih jauh dari itu, kompetensi merupakan serangkaian pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang dalam menjalankan sebuah profesi. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 13/2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1 (10) yang menyatakan, kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek


(15)

3

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Definisi lain menjelaskan, kompetensi merupakan wujud profesionalisme dan tanggung jawab penuh yang harus ditunjukkan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya. Sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan Mendiknas Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi yang mengemukakan, kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Dalam Surat Keputusan tersebut juga dikemukakan, kompetensi terdiri dari beberapa elemen yaitu: (1) landasan kepribadian; (2) penguasaan ilmu dan keterampilan; (3) kemampuan berkarya; (4) sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai; (5) pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.

Tingkat kompetensi seseorang juga berkaiatan erat dengan beberapa aspek dalam kehidupannya, diantara yang memberikan pengaruh tersebut yaitu perbedaan usia, masa kerja dan latar belakang pendidikan (Simanjuntak, 2005: 40). Hal tersebut karena kompetensi merupakan akumulasi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang mana ketiga hal tersebut dipengaruhi oleh pengalaman hidup seseorang dalam menjalani sebuah pekerjaan, sehingga beberapa perbedaan tersebut seringkali dikaitkan dengan tingkat kompetensi seseorang dalam sebuah pekerjaan.

Lebih khusus mengenai kompetensi guru bimbingan dan konseling disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 menyebutkan, kompetensi guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling yaitu, memiliki kompetensi dalam menganalisis kebutuhan konseling, menyusun program bimbingan dan konseling yang berkelanjutan berdasar kebutuhan peserta didik secara


(16)

4

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komprehensif dengan pendekatan perkembangan, menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling, serta merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan program bimbingan dan konseling.

Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, kompetensi terbagi atas tiga aspek yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Maka untuk merancang program bimbingan dan konseling yang baik, guru bimbingan dan konseling perlu memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memadai untuk merancang program bimbingan dan konseling. Lebih lanjut mengenai kompetensi pengetahuan, Spencer menjelaskan (1993: 11), kompetensi pengetahuan merupakan hal mendasar dari kompetensi dan mudah untuk dikembangkan. Dengan demikian, hal pertama dan mendasar yang harus dimiliki guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif yaitu, kompetensi pengetahuan atau pemahaman tentang proses merancang program bimbingan dan konseling komprehensif.

Dalam kenyataannya, urgensi pemahaman upaya merancang program bimbingan dan konseling komprehensif tidak serta merta menjadi perhatian penting sekolah. Jangankan para stakeholder sekolah, guru bimbingan dan konseling pun masih banyak yang kurang memperhatikan hal ini. Sebagaimana yang terungkap dari hasil studi yang dilakukan Kartadinata (Nadia, 2008: 22) berkaitan dengan mutu bimbingan di SMA se-Jawa Barat menunjukkan bahwa mutu bimbingan masih perlu ditingkatkan, diantaranya dalam hal pengembangan program bimbingan dan konseling dan pembinaan profesional, yang masih memerlukan penataan secara sistematis. Hasil penelitian yang dilakukan Nadia (2008) juga menunjukkan kondisi yang hampir sama, yakni pengelolaan program bimbingan dan konseling oleh para guru bimbingan dan konseling di kota Pangkal Pinang kurang memadai, diantaranya dalam hal pengetahuan dan keterampilan dalam perencanaan program bimbingan dan konseling, terutama dalam penilaian kebutuhan, merumuskan tujuan dan prioritas program, penggunaan teknik-teknik


(17)

5

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bimbingan, serta pelaksanaan layanan konseling individual maupun kelompok. Kurang memadainya kemampuan mengembangkan program bimbingan dan konseling komprehensif, disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern, yakni kurangnya pengetahuan dan keterampilan guru bimbingan dan konseling berkaitan dengan layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan faktor ekstern, yaitu partisipasi siswa yang rendah dan kurangnya dukungan dari personel terkait, serta belum adanya pengawas bimbingan dan konseling khusus, sehingga tidak optimal (Nadia, 2008: 109-111).

Kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling pun belum terindentifikasi dari sisi perbedaan usia, masa kerja dan latar belakang pendidikan dalam pengaruhnya terhadap tingkat kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling.

Sementara di kabupaten Bandung Barat, sebagai kabupaten yang baru berdiri kurang lebih tujuh tahun, keberadaan layanan bimbingan dan konseling masih membutuhkan banyak perhatian. Terutama dalam hal rancangan program, dengan alasan kondisi perkembangan siswa pada umumnya sama, sering kali program bimbingan dan konseling terutama di Sekolah Menengah Atas Negeri kurang mendapat pembaharuan. Selain itu, kebanyakan guru bimbingan dan konseling menganggap bahwa program bimbingan dan konseling hanya merupakan kebutuhan administrasi. Padahal, keberadaan program bimbingan dan konseling pada hakikatnya adalah mengarahkan dan memperjelas tugas, fungsi, dan tanggung jawab guru bimbingan dan konseling (Gysbers dan Henderson, 2006: 53). Kondisi ini tentu memerlukan pemecahan dalam rangka mencapai kualitas guru bimbingan dan konseling yang memiliki kompetensi handal. Dengan demikian, pengkajian mengenai gambaran kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif, merupakan hal penting untuk dikaji dalam rangka mendukung


(18)

6

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

upaya layanan bimbingan dan konseling yang berkualitas serta mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Kualitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah berbanding lurus dengan kualitas kompetensi guru bimbingan dan konseling. Tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas layanan bimbingan dan konseling yang kurang memuaskan besar kemungkinan berkaitan erat dengan kompetensi guru bimbingan dan konseling yang kurang terperhatikan. Sebagai salah satu aspek penyelenggaraan bimbingan dan konseling yang berkualitas, kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling seharusnya menjadi perhatian penting. Namun, kondisi yang terjadi justru sebaliknya, kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling, terutama dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif stagnan. Selain itu, perbedaan usia, masa kerja dan latar belakang pendidikan juga belum diidentifikasi pengaruhnya terhadap tingkat kompetensi pengetahuan.

Berdasarkan identifikasi di atas, masalah pokok yang akan diteliti dirumuskan dalam pertanyaan: “Bagaimana gambaran kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Barat pada Tahun Ajaran 2013/2014 dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif ?”

Masalah utama penelitian di atas, dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran umum kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat pada Tahun Ajaran 2013/2014 dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif?


(19)

7

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat pada Tahun Ajaran 2013/2014 dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif berdasarkan perbedaan usia, masa kerja dan latar belakang pendidikan?

3. Bagaimana gambaran kebutuhan guru bimbingan dan konseling SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat pada Tahun Ajaran 2013/2014 untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif ?

Dari rumusan masalah di atas, ditemukan satu variabel yang menjadi pokok penelitian, yaitu kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Secara umum penelitian bertujuan menghasilkan profil kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Barat pada Tahun Ajaran 2013/2014 dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif

2. Tujuan khusus

Adapun secara khusus, penelitian memiliki tujuan sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi profil kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat pada Tahun Ajaran 2013/2014 dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif.

b. Mengidentifikasi secara empiric gambaran kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat pada Tahun Ajaran 2013/2014 dalam merancang program bimbingan dan


(20)

8

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konseling komprehensif berdasarkan perbedaan usia, masa kerja dan latar belakang pendidikan

c. Mengeksplorasi kebutuhan guru bimbingan dan konseling SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat pada Tahun Ajaran 2013/2014 untuk meningkatkan pengetahuan dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif, dengan mengambil populasi penelitian guru bimbingan dan konseling SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat dan penentuan sampel melalui teknik sampel jenuh.

Pengumpulan data dilakukan dengan mengembangkan instrumen penelitian berupa kuisioner mengenai kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif.

E. Manfaat Penelitian

Sebagaimana yang tercantum dalam tujuan, penelitian diharapkan memiliki manfaat baik secara teoretis maupun praksis, yaitu sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Dalam upaya mengembangkan khasanah keilmuan dalam bidang bimbingan dan konseling, penelitian diharapkan dapat memperkaya informasi dan pemahaman mengenai pengembangan program bimbingan dan konseling komprehensif, sehingga mampu memperluas dan memperdalam perkembangan layanan bimbingan dan konseling yang profesional.


(21)

9

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Manfaat Praktis

Keberlangsungan layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi semakin profesional. Bagi pihak guru bimbingan dan konseling, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya meningkatkan pemahaman merancang program bimbingan dan konseling yang komprehensif dan bagi kepala sekolah hasil penelitian diharapkan menjadi informasi berharga untuk meningkatkan dukungan terhadap layanan bimbingan dan konseling. Adapun untuk peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian dapat menjadi informasi ilmiah yang berharga untuk dikaji lebih mendalam.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian terdiri dari lima bab, dimulai dengan bab satu mengenai pendahuluan yang membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penulisan, serta sistematika penulisan.

Selanjutnya bab dua mengenai kajian pustaka, dimana dalam bab ini membahas mengenai teori tentang kompetensi pengetahuan dan teori tentang merancang program bimbingan dan konseling komprehensif. Dilanjutkan dengan bab tiga mengenai metode penelitian, yaitu mengkaji tentang sampel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian dan mengembangannya, teknik pengumpulan data, serta analisis data.

Hasil yang didapat dari bab tiga kemudian dideskripsikan dan dibahas di bab empat. Terakhir, bab lima yang menyajikan kesimpulan dan rekomendasi yang merupakan pemaknaan dari hasil penafsiran pada temuan penelitian.


(22)

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di Kabupaten Bandung Barat, yakni kepada Guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat, dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3.1

Daftar Jumlah Guru Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri se-Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014

No Nama Sekolah Jumlah Guru BK

1 SMA Negeri 1 Ngamprah 1 2 SMA Negeri 1 Padalarang 2 3 SMA Negeri 2 Padalarang 1 4 SMA Negeri 1 Batujajar 4

5 SMA Negeri 1 Cililin 5

6 SMA Negeri 1 Sindangkerta 1 7 SMA Negeri 1 Gunung Halu 2

8 SMA Negeri 1 Cisarua 5

9 SMA Negeri 1 Lembang 7

10 SMA Negeri 1 Cipeundeuy 2 11 SMA Negeri 1 Cipatat 3 12 SMA Negeri 1 Cipongkor 2 13 SMA Negeri 1 Cikalong wetan 2

14 SMA Negeri 1 Rongga 0

15 SMA Negeri 1 Parongpong 3

Jumlah Total 40

Sumber: www.disdikpora.bandungbaratkab.net

Jumlah guru bimbingan dan konseling yang berada di sekolah-sekolah kurang lebih berjumlah 40 orang. Karena jumlah populasi kurang dari 100 orang dan untuk memperkecil kekeliruan data, maka dalam pengambilan sampel


(23)

38

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan teknik sampel jenuh, artinya semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel (Sugiyono, 2009: 124).

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, pendekatan kuantitatif digunakan karena teknik pengumpulan data kompetensi pengetahuan menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner, sehingga data yang diperoleh tentang kompetensi pengetahuan yang terkumpul dari populasi guru bimbingan dan konseling SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat berupa angka-angka atau skor yang kemudian perlu dianalisis dan tafsirkan dengan menggunakan perhitungan statistik.

Adapun pendekatan kualitatif digunakan untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman tentang kondisi populasi guru bimbingan dan konseling SMA Negeri di Kabupaten bandung Barat baik secara umum mengenai pengembangan profesi guru bimbingan dan konseling maupun secara khusus tentang kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif. Sebagaimana pendapat Sugiyono (2009: 15) yang menyatakan pendekatan kualitatif dapat digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam tetang sebuah fenomena sosial dengan meneliti pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami, dengan teknik pengumpulan informasi menggunakan wawancara tidak terstruktur.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif yang digunakan untuk menganalisis data kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif yang berupa angka atau skor, dengan cara


(24)

39

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul tersebut sebagaimana apa adanya tanpa manipulasi atau perlakuan khusus pada kemampuan guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif (Sugiyono, 2009: 207).

C. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian terdapat satu variabel yaitu, kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif. Mengenai kompetensi pengetahuan sebagaimana dijelaskan Gallardo (2009) sebagai perpaduan pengetahuan teoretis dan praktis yang memungkinkan terjadinya pemahaman atas bagian-bagian realitas, menafsirkan maknanya, dan menentukan langkah intervensinya.

Cheetham & Chiver (1999: 6) memberikan gambaran lebih detail tentang kompetensi pengetahuan, yakni Knowledge/cognitive competence merupakan penguasaan pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan dan kemampuan memanfaatkan pengetahuan itu secara efektif. Konstituennya, yaitu: (1) tacit/practical, berupa pengetahuan yang berkaitan erat dengan fungsi khusus dan kompetensi-kompetensi pribadi; (2) technical/theoritical, berhubungan dengan pengetahuan-pengetahuan dasar yang mendasari profesi tertentu, dan juga meliputi penerapan, transfer, sintesis, dan ekstrapolasi; (3) prosedural yang terdiri atas bagaimana, apa dan mengapa mengenai tugas-tugas rutin yang ada dalam aktifitas suatu profesi; dan (4) contextual, berupa pengetahuan dasar umum tentang suatu organisasi, industri, dan sektor.


(25)

40

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya mengenai definisi rancangan program bimbingan dan konseling komprehensif, dalam buku Developing and Managing Your School Guidance and Counseling Program, Gysbers dan Henderson (2006: 133) menjelaskan Designing is adapting the guidance and counseling program model to design specific that is desired for your school; that is tailor the model to suit your school.

Definisi tersebut menjelaskan, rancangan program bimbingan dan konseling komprehensif adalah proses mengadaptasi model program bimbingan dan konseling untuk membuat program yang disesuaikan dengan kondisi sekolah. Adapun tahapan merancang program bimbingan dan konseling komperehsif, yaitu: (1) menentukan struktur dasar program; (2) mengidentifikasi kompetensi yang harus dimiliki siswa; (3) menegaskan dukungan pihak sekolah; (4) menetapkan skala prioritas program; (5) menetapkan parameter alokasi sumber daya, dan; (6) mendistribusikan deskripsi program yang diinginkan.

Sementara, dalam buku yang berjudul Oregon Comprehensive Guidance and Counseling Framework (2012: 68) tahap rancangan program bimbingan dan konseling komperehensif diartikan sebagai proses mengadaptasi strategi program untuk setiap komponen (bimbingan klasikal, perencanaan individual, layanan responsif, dukungan sistem dan advokasi siswa), dengan langkah-langkah yaitu: (1) menentukan kompetensi yang harus dikuasai beserta indikatornya; (2) merumuskan layanan atau aktifitas yang bias dilakukan untuk mencapai kompetensi siswa; (3) mengidentifikasi respon tehadap aktifitas atau layanan bimbingan dan konseling; (4) menuliskan rencana untuk me-review pelaksanaan program termasuk aktifitas atau layanan baru; (5) mendapatkan dukungan dari staf administrasi, dan; (6) membuat rencana pelaksanaan, timelines, dan kalender kegiatan.


(26)

41

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Definisi operasional variabel kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif dalam penelitian yang dilandaskan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 adalah penguasaan pengetahuan guru bimbingan dan konseling SMA negeri di Kabupaten Bandung Barat pada Tahun Ajaran 2013/2014 yang berhubungan dengan proses menentukan langkah-langkah tentang bagaimana, apa dan mengapa tugas-tugas rutin yang ada dalam aktivitas (1) Menganalisis kebutuhan siswa; (2) merumuskan layanan atau aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai kompetensi siswa; (3) membuat rencana pelaksanaan, timelines, dan kalender kegiatan; dan (4) menetapkan parameter alokasi sumber daya (sarana dan biaya).

D. Instrumen Penelitian

1. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen

Sebelum membuat butir pertanyaan instrumen, terlebih dahulu dilakukan rancangan penyusunan instrumen yang dikenal dengan istilah kisi-kisi. Kisi-kisi disusun untuk menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti. Kisi-kisi dikembangkan berdasarkan hasil dari definisi operasional variabel (Arikunto, 2010: 205). Berpedoman pada definisi operasional variabel yang telah dikemukakan, maka dikembangkan kisi-kisi instrumen seperti terdapat dalam tabel berikut

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Guru BK dalam Merancang Program Bimbingan dan Konseling

Kompetensi Aspek

Kompetensi Indikator Pencapaian Item

Merancang program bimbingan dan konseling a. Menganalisis kebutuhan siswa

Memahami standar kompetensi kemandirian siswa yang dihendak dicapai

1,13 Mampu menganalisis data hasil need

assessment untuk menentukan kebutuhan


(27)

42

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu siswa terhadap layanan bimbingan dan konseling

Mampu mengidentifikasi kompetensi siswa yang menjadi prioritas harapan orangtua, sekolah dan masyarakat

3,15 b. Merumuskan layanan yang harus dilakukan untuk mencapai kompetensi siswa

Mampu mengklasifikasikan kebutuhan siswa akan layanan bimbingan dan konseling

4,16 Mampu menetapkan skala prioritas untuk

setiap layanan bimbingan dan konseling

5,17 Memahami cara menyusun program

bimbingan dan konseling komprehensif

6,18 c. Menyusun rencana pelaksanaan, timeline, dan kalender kegiatan

Mampu mengidentifikasi alur kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai kompetensi siswa

7,19

Mampu meramu timeline kegiatan bimbingan dan konseling sesuai dengan kondisi siswa dan sekolah

8,20

Memahami alokasi waktu untuk setiap komponen program yang harus

dikembangkan pada siswa

9,21 d. Menetapkan parameter alokasi sumber daya (sarana dan biaya)

Memahami potensi sumber daya (sarana dan biaya) yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung program bimbingan dan konseling

10,22

Mampu menyusun rencana anggaran program bimbingan dan konseling secara cermat, rasional dan realistis

11,23

Mampu memanfaatkan sarana dan fasilitas yang tersedia untuk kegiatan bimbingan dan konseling

12,24

2. Penyusunan Butir Pertanyaan Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen yang dikembangkan selanjutnya dikembangkan dalam instrumen pengumpul data, yang dalam penelitian menggunakan kuisioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang dirinya atau hal-hal yang diketahuinya (Arikunto, 2010: 194).


(28)

43

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kuisioner yang dikembangkan berupa kusioner tertutup, artinya pilihan jawaban sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih. Jawaban dibuat berupa pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban.

3. Pedoman Skoring Instrumen

Pertanyaan dalam instrumen penelitian dibuat berupa ilustrasi kasus yang disusun dengan empat pilihan jawaban, setiap jawaban yang sesuai dengan kunci jawaban diberi skor 1, sedangkan jawaban yang tidak sesuai kunci jawaban diberi skor 0.

Data ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif di SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat yang bersifat threshold competencies, yaitu karakteristik dasar minimal yang harus dimiliki guru bimbingan dan konseling dalam proses merancang program bimbingan dan konseling komprehensif tanpa membedakan yang unggul dengan yang rata-rata (Spencer, 1993: 15)

E. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Kelayakan Instrumen

Pengujian kelayakan instrumen yang telah disusun dilakukan dengan uji validitas konstruk. Untuk menguji validitas konstruk dilakukan dengan menggunakan pendapat ahli, yaitu setelah instrumen disusun kemudian dikonsultasikan dengan para ahli (Sugiyono, 2009: 177).

Dalam penelitian, instrumen diuji kelayakannya oleh doesn ahli yaitu Dr.Ilfiandra, M.Pd, Dr. Nurhudaya, M.Pd dan Dr. Mubiar Agustin, M.Pd. (format judgement terlampir). Uji validitas dilakukan dengan meminta pertimbangan para


(29)

44

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dosen ahli tersebut untuk memberikan penilain pada setiap item pertanyaan dan pilihan jawaban dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item yang diberi kualifikasi M artinya item tersebut dapat digunakan dan item yang diberi kualifikasi TM artinya item tersebut harus direvisi atau tidak dapat digunakan. Hasil penilaian para dosen ahli menunjukan ada beberapa item yang dirasa harus dilakukan peninjauan kembali, baik dari sisi konstruk, konten maupun redaksinya.

Setelah dilakukan penilaian oleh para dosen ahli, revisi yang dilakukan sebagian besar revisi mengarah pada perubahan redaksi tanpa mengubah maksud pertanyaan, mengubah redaksi pilihan jawaban dan mengubah kunci jawaban, yang disesuaikan dengan hasil pertimbangan para dosen ahli untuk digunakan dalam penelitian.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Validitas butir item secara statistik dianalisis berdasakan jenis data yang terkumpul. Karena dalam penelitian ini data yang terkumpul berupa data diskrit (hasil tes obyektif) maka pengujian validitas butir item dihitung menggunakan korelasi point biserial dengan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2010: 326).

R

pbis

=

Dimana:

rpbis = koefisien korelasi point biserial

Mp = skor rata-rata hitung untuk butir yang dijawab betul Mt = Skor rata-rata dari skor total

Sdt = standar deviasi skor total

P = proporsi siswa yang menjawab betul pada butir yang diuji validitasnya


(30)

45

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu validitasnya

dengan rumus standar deviasi, yaitu:

Sdt =

hasil pengujian validitas butir item instrumen dengan menggunakan rumus tersebut, diperoleh data sebagaimana terdapat dalam Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Uji Validitas Butir Item Dengan Korelasi Point Biserial Item

Soal Mp Mt Mp-Mt Sdt P q P.Biserial r tabel Status 1 13.09 12.26 0.83 3.16 0.66 0.34 1.39 0.365095 0.3338 Valid 2 12.62 12.26 0.36 3.16 0.37 0.63 0.76 0.086582 0.3338 gugur 3 12.82 12.26 0.56 3.16 0.49 0.51 0.98 0.173671 0.3338 gugur 4 14.53 12.26 2.27 3.16 0.49 0.51 0.98 0.703987 0.3338 Valid 5 14.91 12.26 2.65 3.16 0.31 0.68 0.68 0.570253 0.3338 Valid 6 12.03 12.26 -0.23 3.16 0.94 0.06 3.96 -0.28823 0.3338 gugur 7 13.72 12.26 1.46 3.16 0.51 0.49 1.02 0.471266 0.3338 Valid 8 13.83 12.26 1.57 3.16 0.34 0.66 0.72 0.357722 0.3338 Valid 9 12.77 12.26 0.51 3.16 0.37 0.63 0.76 0.122658 0.3338 gugur 10 13.39 12.26 1.13 3.16 0.51 0.49 1.02 0.364747 0.3338 Valid 11 12.53 12.26 0.27 3.16 0.43 0.57 0.87 0.074335 0.3338 gugur 12 14.67 12.26 2.41 3.16 0.43 0.57 0.87 0.663513 0.3338 Valid 13 13.1 12.26 0.84 3.16 0.6 0.4 1.22 0.324304 0.3338 gugur 14 13.5 12.26 1.24 3.16 0.46 0.54 0.92 0.361013 0.3338 Valid 15 14.7 12.26 2.44 3.16 0.29 0.71 0.63 0.486456 0.3338 Valid 16 12.12 12.26 -0.14 3.16 0.49 0.51 0.98 -0.04342 0.3338 gugur 17 12.94 12.26 0.68 3.16 0.51 0.49 1.02 0.219494 0.3338 gugur 18 14.1 12.26 1.84 3.16 0.29 0.71 0.63 0.366835 0.3338 Valid 19 13.89 12.26 1.63 3.16 0.51 0.49 1.02 0.526139 0.3338 Valid 20 12.44 12.26 0.18 3.16 0.51 0.49 1.02 0.058101 0.3338 gugur 21 14.7 12.26 2.44 3.16 0.29 0.71 0.63 0.486456 0.3338 Valid


(31)

46

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

22 12.78 12.26 0.52 3.16 0.51 0.49 1.02 0.167848 0.3338 gugur 23 14.13 12.26 1.87 3.16 0.46 0.54 0.92 0.54443 0.3338 Valid 24 13.04 12.26 0.78 3.16 0.69 0.31 1.49 0.367785 0.3338 Valid Ket: valid

Berdasarkan penghitungan korelasi poin biserial pada Tabel 3.3 tersebut, maka diperoleh 14 butir item yang dinyatakan valid dari jumlah keseluruhan sebanyak 24 butir item.

b. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan teknik split half, dengan menggunakan teknik data analisis dalam Microsoft excel, diperoleh data reliabilitas sebagai berikut

ganjil genap

ganjil 1

genap 0.606487 1

Berdasarkan ketentuan kriteria reliabilitas instrumen, maka instrumen yang dikembangkan dalam penelitian memiliki tingkat reliabilitas sedang, dengan demikian tiap butir item pada instrumen dapat menghasilkan skor dengan tingkat konsistensi 61%.

F. Prosedur Penelitian

1. Penyusunan Proposal Penelitian

Masalah yang akan diteliti yakni mengenai kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif dikembangkan dalam pembuatan proposal penelitian yang selanjutnya diajukan kepada dewan skripsi untuk didiskusikan dan disetujui.


(32)

47

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Perizinan Penelitian

Proses perizinan penelitian diawali dengan mengajukan surat permohonan penelitian kepada Rektor UPI melalui Dekan FIP UPI dengan melengkapi administrasi berupa proposal penelitian yang telah disetujui dewan skripsi, dan kartu tanda mahasiswa. Proses perizinan penelitian selanjutnya dlakukan kepada Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Bandung Barat, yang selanjutnya mengeluarkan surat keterangan izin penelitian untuk didisposisikan ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bandung Barat. Selanjutnya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bandung Barat membuat surat pengantar ke sekolah yang menjadi tujuan penelitian.

3. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Agenda penelitian yang dilakukan selanjutnya antara lain penyampaian surat perizinan kepada sekolah-sekolah yang dituju dengan penjelasan tujuan penelitian, penyebaran instrumen penelitian dan penjelasan tentang instrumen dan penelitian, dan wawancara tidak terstruktur tentang proses merancang program bimbingan dan konseling di sekolah yang sedang dikunjungi.

G. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutkan disajikan dalam bentuk persentase. Kemudian dilakukan pengelompokkan guru bimbingan dan konseling dengan menggunakan standar deviasi. Pengelompokkan dengan menggunakan standar deviasi dilakukan dengan cara mengelompokkan menjadi dua kategori. Dengan langkah-langkah sebagai berikut.


(33)

48

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu X ideal = 1/2 (X maks)

2. Menentukan standar deviasi Sd = 1/3 ( X ideal)

3. Menentukan kriteria pengelompokan

Skor dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu Kompeten (K) dan Belum Kompeten (BK)

Berdasarkan data responden, diperoleh skormaks 14 dan skormin 0, sehingga tabel untuk konversi skor-nya sebagai berikut

Interval = Rentang Kelompok = 14

2 = 7

Dengan demikian, skor yang berkisar 0 – 6 untuk kategori BK dan 7 – 14 untuk kategori K.

Tabel 3.4

Kriteria Konversi Skor

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan dan Konseling

Skor Mentah Kategori

> 7 Kompeten

0 – 7 Belum Kompeten


(34)

49

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kompeten : Guru bimbingan dan konseling pada level ini menguasai lebih dari setengah indikator pencapaian (memperoleh skor di atas 7) artinya guru bimbingan dan konseling memiliki kompetensi pengetahuan yang baik pada tiap aspeknya.

Belum Kompeten : Guru bimbingan dan konseling pada level ini menguasai kurang dari setengah indikator pencapaian (memperoleh

skor di bawah 7) artinya guru bimbingan dan konseling belum memiliki kompetensi pengetahuan yang baik pada tiap aspeknya.

Selain itu, dianalisis pula tiap aspek kompetensi pengetahuan yang dikuasai guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif dengan menganalisis skor maksimal dari tiap butir item instrumen. Selanjutnya dianalisis persebaran aspek kompetensi pengetahuan tersebut dalam perbedaan usia, latar belakang pendidikan dan masa kerja.

Untuk menganalisis persebaran aspek kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling berdasarkan rentang perbedaan usia dan masa kerja dilakukan melalui cara mengelompokkan dengan membuat daftar distribusi frekuensi, dengan langkah-langkah yaitu sebagai berikut (Sudjana, 2005: 47).

1. Menentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi datar terkecil 2. Menentukan banyak kelas interval, dengan rumus.

Banyak kelas = 1 + (3,3) log N Dimana N = banyak data


(35)

50

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Menentukan panjang kelas interval (p), dengan rumus.

P =

Sedangkan untuk persebaran aspek kompetensi pengetahuan yang paling dikuasai berdasarkan latar belakang pendidikan dikelompokkan menjadi dua, yaitu responden berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling dan responden yang berlatar pendidikan non bimbingan dan konseling.


(36)

Asri Kamilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum guru bimbingan dan konseling SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat pada Tahun Ajaran 2013/2014 belum memiliki kompetensi pengetahuan yang baik dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif.

2. Guru bimbingan dan konseling SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014 yang memiliki kompetensi pengetahuan yang baik dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif banyak terdapat pada usia 27 – 32 tahun dengan masa kerja kurang dari 10 tahun dan sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan bimbingan dan konseling. 3. Beberapa kebutuhan guru bimbingan dan konseling SMA Negeri di

Kabupaten Bandung Barat untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif diantaranya dalam hal meningkatan kemampuan mengidentifikasi kompetensi siswa yang menjadi prioritas harapan orangtua, sekolah dan masyarakat, kemampuan memahami dengan baik cara menyusun program bimbingan dan konseling komprehensif, kemampuan memahami alokasi waktu untuk setiap komponen program yang harus dikembangkan pada siswa, dan kemampuan memahami cara menyusun rencana anggaran untuk program bimbingan dan konseling.


(37)

79

Asri Kamilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rekomendasi

Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan hasil penelitian, rekomendasi ditujukan kepada beberapa pihak sebagai berikut.

1. Guru Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan hasil penelitian, guru bimbingan dan konseling belum memiliki kemampuan dalam memahami cara membuat rencana pelaksanaan, timeline, dan kalender kegiatan dan mengidentifkasi kondisi lingkungan sekolah, termasuk di dalamnya harapan orangtua dan masyarakat. Guru bimbingan dan konseling perlu secara konsisten terus menerus meningkatkan komunikasi dan kerjasama dengan orangtua dan menjadikannya sebagai bagian dari tim bimbingan dan konseling tidak hanya ketika ada siswa yang bermasalah, tetapi juga dari sejak merancang program bimbingan dan konseling para stakeholder tersebut perlu dilibatkan.

Guru bimbingan dan konseling pun perlu secara terus menerus menambah pengetahuan tentang kemampuan memahami cara membuat rencana pelaksanaan, timeline, dan kalender kegiatan. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan keterlibatan dalam kegiatan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK). Guru bimbingan dan konseling perlu secara aktif mengusulkan topik-topik yang memerlukan pembahasan dalam MGBK sekaligus aktif mengikuti kegiatan MGBK.


(38)

80

Asri Kamilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pihak sekolah yakni kepala sekolah, disarankan memberikan kesempatan yang luas kepada guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kemampuan, dengan cara menyalurkan pada berbagai kegiatan pelatihan dan kajian keilmuan bimbingan dan konseling terbaru.

3. Lembaga Pendidikan Calon Guru Bimbingan dan Konseling

Lembaga Pendidikan Calon Guru Bimbingan dan Konseling perlu secara aktif mensosialisasikan konsep dan kerangka kerja program bimbingan dan konseling komprehensif kepada guru bimbingan dan konseling yang telah bertugas di lapangan, sehingga tidak ada kesenjangan pengetahuan antara guru bimbingan dan konseling yang baru dengan yang senior.

4. Organisasi Guru Bimbingan dan Konseling

Organisasi guru bimbingan dan konseling yang dimaksud ialah Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) dan Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). MGBK perlu aktif menyelenggarakan pelatihan yang secara khusus mengkaji tentang proses merancang program bimbingan dan konseling komprehensif baik dengan mendatangkan ahli dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif ataupun bertukar fikiran dengan guru yang telah memiliki kompetensi pengetahuan yang baik dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif.

Bagi ABKIN, perlu dirumuskan kembali secara khusus mengenai kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif, sehingga diperoleh rumusan kompetensi pengetahuan yang terinci dan dilegalkan secara keorganisasian.


(39)

81

Asri Kamilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian belum merumuskan solusi berupa program pelatihan yang riil, rekomendasi bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat membuat program pelatihan untuk peningkatan kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif. Program berkaitan dengan upaya meningkatkan kemampuan mengidentifikasi kompetensi siswa yang menjadi prioritas harapan orangtua, sekolah dan masyarakat, dan kemampuan memahami alokasi waktu untuk setiap komponen program yang harus dikembangkan.


(40)

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Alfa, Denis. 2012. Kontribusi Kompetensi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru di SMA Negei 1 Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi. Tesis Program Studi Pemjamin Mutu Pendidikan UPI. Tidak Diterbitkan

Alhakim, Ibrahim. 2011. Program Supervisi untuk Meningkatkan Kinerja Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Skripsi PPB FIP UPI. Tidak diterbitkan

Cheetham, G; Chivers, G. (1999). Chapter 18. Professional Competence: Harmonizing Reflective Practitioner And Competence-Based Approach, [Online]. Tersedia di www.heacademy.ac.uk (20-03-2012).

Dharma, Surya. 2010. Manajemen Kinerja, Falsafah Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Depdiknas. 2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. PPB FIP UPI Disdikpora. 2013. Daftar SMA dan SMK Negeri dan Swasta Kabupaten Bandung

Barat. [Online]. Tersedia www.disdikpora.bandungbaratkab.net

Furqon, dkk. 2001. Peningkatan Kinerja Guru Pembimbing melalui Penelitian Kolaborasi. Laporan Penelitian. Tidak Diterbitkan

Gallardo, M.A.S. (2009). “Competences to Improve Productivity: A Structural

Model”. Presented at the Production and Operations Management Society

20th Annual Conference. May 1 – 4, 2009. Orlando, FL. USA. [Online]. Tersedia di: www.POMS.org. (28 Juni 2012).


(41)

82

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gysberg, N.C., Hendersen, P. (2006). Developing & Managing Your School Guidance and Counseling Program. 4th. Alexandia: ACA.

Hastuti, Tuti. 2003. Analisis Faktor-Faktor Stres Karyawan, Tesis Pascasarjana, Universitas Brawijaya. Tidak diterbitkan..

Heriyanti. 2013. Program Pelatihan Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Konselor di sekolah (Penelitian kuasi eksperimen terhadap konselor SMA Negeri Kota Pontianak). Tesis Sekolah Pascasarjana UPI. Tidak Diterbitkan

Hermanto, Bambang. ____. Pengaruh Prestasi Training, Motivasi, Dan Masa Kerja Teknisi Terhadap Produktivitas Teknisi Di Bengkel Nissan

Yogyakarta, Solo Dan Semarang [Online]. Tersedia di

http://eprints.uny.ac.id/9633/1/Jurnal.pdf

Ilfiandra, dkk. (2006). Peningkatan Mutu dan Tata Kelola Layanan BK di Provinsi Jabar. Hibah Penelitian Balitbang Depdiknas.

Kartadinata, Sunaryo. 2010. Isu-isu Pendidikan: Antara Harapan dan Kenyataan. Bandung: UPI Press

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi

Lander, A Patricia. 2008. A Guide to Comprehensive School Counseling Program Development. Connecticut: Connecticut State Department of Education Louis, Arilene. et al. 2012. Oregon’s Guidance and Counseling Framework.

Oregon Department of Education

Martoyo, Susilo. 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 2 Cetakan Pertama. Jakarta : Bumi Aksara.

Mendiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, tentang Standar Isi untuk Satuah Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.


(42)

83

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurihsan, Juntika. 2007. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama

Nadia. 2008. Kompetensi Guru Pembimbing dalam Pengelolaan Program Bimbingan dan Konseling (Studi ke arah penyusunan pelatihan pengelolaan bimbingan dan konseling di sekolah). Tesis Pascasarjana BK UPI. Tidak Diterbitkan

Nasir, Nadia. 2008. Analisa Pengaruh Tingkat Upah, Masa Kerja, Usia Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja (Study Kasus Pada Tenaga Kerja Perusahaan

Rokok ”Djagung Padi” Malang). Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan.

Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Tidak Diterbitkan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi akademik dan Kompetensi Konselor

Pemda Bandung Barat. 2014. Profil Kabupaten Bandung Barat. Tersedia online

http://bandungbaratkab.go.id/index.php/dinas/dinas-pendidikan-pemuda-dan-olahraga

Santoadi. 2010. Manajemen Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Yogyakarta: Universitas Senata Darma

Simanjuntak, J. Payaman. 2005. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit FEUI ( Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia )

Spencer, L.M., Spencer, S.M., (1993), Competence at Work: Model for Superior Performance. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta


(43)

84

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suherman, Uman. 2007. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani Production

Supriatna, Mamat. 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi, Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor. Jakarta: Rajawali Pers Trisnowati. 2009. Program pelatihan keterampilan konseling bagi konselor di

sekolah. Tesis master pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Tresna. 2011. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Online dalam http://tresnacounselor.blogspot.com/2011/03/penyusunan-program-bk-komprehensif.html

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Yusuf LN, Syamsu. 2009. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press

_________________. Nurihsan, Juntika. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya


(1)

Asri Kamilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pihak sekolah yakni kepala sekolah, disarankan memberikan kesempatan yang luas kepada guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kemampuan, dengan cara menyalurkan pada berbagai kegiatan pelatihan dan kajian keilmuan bimbingan dan konseling terbaru.

3. Lembaga Pendidikan Calon Guru Bimbingan dan Konseling

Lembaga Pendidikan Calon Guru Bimbingan dan Konseling perlu secara aktif mensosialisasikan konsep dan kerangka kerja program bimbingan dan konseling komprehensif kepada guru bimbingan dan konseling yang telah bertugas di lapangan, sehingga tidak ada kesenjangan pengetahuan antara guru bimbingan dan konseling yang baru dengan yang senior.

4. Organisasi Guru Bimbingan dan Konseling

Organisasi guru bimbingan dan konseling yang dimaksud ialah Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) dan Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). MGBK perlu aktif menyelenggarakan pelatihan yang secara khusus mengkaji tentang proses merancang program bimbingan dan konseling komprehensif baik dengan mendatangkan ahli dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif ataupun bertukar fikiran dengan guru yang telah memiliki kompetensi pengetahuan yang baik dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif.

Bagi ABKIN, perlu dirumuskan kembali secara khusus mengenai kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif, sehingga diperoleh rumusan kompetensi pengetahuan yang terinci dan dilegalkan secara keorganisasian.


(2)

81

Asri Kamilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian belum merumuskan solusi berupa program pelatihan yang riil, rekomendasi bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat membuat program pelatihan untuk peningkatan kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif. Program berkaitan dengan upaya meningkatkan kemampuan mengidentifikasi kompetensi siswa yang menjadi prioritas harapan orangtua, sekolah dan masyarakat, dan kemampuan memahami alokasi waktu untuk setiap komponen program yang harus dikembangkan.


(3)

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Alfa, Denis. 2012. Kontribusi Kompetensi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru di SMA Negei 1 Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi. Tesis Program Studi Pemjamin Mutu Pendidikan UPI. Tidak Diterbitkan

Alhakim, Ibrahim. 2011. Program Supervisi untuk Meningkatkan Kinerja Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Skripsi PPB FIP UPI. Tidak diterbitkan

Cheetham, G; Chivers, G. (1999). Chapter 18. Professional Competence: Harmonizing Reflective Practitioner And Competence-Based Approach, [Online]. Tersedia di www.heacademy.ac.uk (20-03-2012).

Dharma, Surya. 2010. Manajemen Kinerja, Falsafah Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Depdiknas. 2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. PPB FIP UPI Disdikpora. 2013. Daftar SMA dan SMK Negeri dan Swasta Kabupaten Bandung

Barat. [Online]. Tersedia www.disdikpora.bandungbaratkab.net

Furqon, dkk. 2001. Peningkatan Kinerja Guru Pembimbing melalui Penelitian Kolaborasi. Laporan Penelitian. Tidak Diterbitkan

Gallardo, M.A.S. (2009). “Competences to Improve Productivity: A Structural

Model”. Presented at the Production and Operations Management Society 20th Annual Conference. May 1 – 4, 2009. Orlando, FL. USA. [Online]. Tersedia di: www.POMS.org. (28 Juni 2012).


(4)

82

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gysberg, N.C., Hendersen, P. (2006). Developing & Managing Your School Guidance and Counseling Program. 4th. Alexandia: ACA.

Hastuti, Tuti. 2003. Analisis Faktor-Faktor Stres Karyawan, Tesis Pascasarjana, Universitas Brawijaya. Tidak diterbitkan..

Heriyanti. 2013. Program Pelatihan Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Konselor di sekolah (Penelitian kuasi eksperimen terhadap konselor SMA Negeri Kota Pontianak). Tesis Sekolah Pascasarjana UPI. Tidak Diterbitkan

Hermanto, Bambang. ____. Pengaruh Prestasi Training, Motivasi, Dan Masa Kerja Teknisi Terhadap Produktivitas Teknisi Di Bengkel Nissan Yogyakarta, Solo Dan Semarang [Online]. Tersedia di http://eprints.uny.ac.id/9633/1/Jurnal.pdf

Ilfiandra, dkk. (2006). Peningkatan Mutu dan Tata Kelola Layanan BK di Provinsi Jabar. Hibah Penelitian Balitbang Depdiknas.

Kartadinata, Sunaryo. 2010. Isu-isu Pendidikan: Antara Harapan dan Kenyataan. Bandung: UPI Press

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi

Lander, A Patricia. 2008. A Guide to Comprehensive School Counseling Program Development. Connecticut: Connecticut State Department of Education Louis, Arilene. et al. 2012. Oregon’s Guidance and Counseling Framework.

Oregon Department of Education

Martoyo, Susilo. 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 2 Cetakan Pertama. Jakarta : Bumi Aksara.

Mendiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, tentang Standar Isi untuk Satuah Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.


(5)

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurihsan, Juntika. 2007. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama

Nadia. 2008. Kompetensi Guru Pembimbing dalam Pengelolaan Program Bimbingan dan Konseling (Studi ke arah penyusunan pelatihan pengelolaan bimbingan dan konseling di sekolah). Tesis Pascasarjana BK UPI. Tidak Diterbitkan

Nasir, Nadia. 2008. Analisa Pengaruh Tingkat Upah, Masa Kerja, Usia Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja (Study Kasus Pada Tenaga Kerja Perusahaan Rokok ”Djagung Padi” Malang). Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Tidak Diterbitkan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi akademik dan Kompetensi Konselor Pemda Bandung Barat. 2014. Profil Kabupaten Bandung Barat. Tersedia online

http://bandungbaratkab.go.id/index.php/dinas/dinas-pendidikan-pemuda-dan-olahraga

Santoadi. 2010. Manajemen Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Yogyakarta: Universitas Senata Darma

Simanjuntak, J. Payaman. 2005. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit FEUI ( Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia )

Spencer, L.M., Spencer, S.M., (1993), Competence at Work: Model for Superior Performance. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta


(6)

84

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suherman, Uman. 2007. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani Production

Supriatna, Mamat. 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi, Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor. Jakarta: Rajawali Pers Trisnowati. 2009. Program pelatihan keterampilan konseling bagi konselor di

sekolah. Tesis master pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Tresna. 2011. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Online dalam http://tresnacounselor.blogspot.com/2011/03/penyusunan-program-bk-komprehensif.html

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Yusuf LN, Syamsu. 2009. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press

_________________. Nurihsan, Juntika. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya