IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN OLEH BIDAN PRAKTIK DI DESA TENGGULUNAN KABUPATEN SIDOARJO.

IMPLEMENTASI PROGRAM J AMINAN PERSALINAN OLEH
BIDAN PRAKTIK DI DESA TENGGULUNAN KABUPATEN
SIDOARJ O
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Oleh :
SONIA KUMALA
NMP : 0941010008

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


IMPLEMENTASI PROGRAM J AMINAN PERSALINAN OLEH BIDAN
PRAKTIK DI DESA TENGGULUNAN KABUPATEN SIDOARJ O

Oleh :
SONIA KUMALA
NPM. 0941010008
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal : 12 J uni 2013
Menyetujui,
Pembimbing

Tim Penguji :
1.

Dra. Sri Wibawani, MSi
NIP. 196704061994032001


Dra. Susi Hardjati, MAP
NIP. 196902101993032001
2. Sekretaris

Dra. Sri Wibawani, MSi
NIP. 196704061994032001
3. Anggota

Dr s. Pudjo Adi,MSi
NIP. 195105101973031001

Mengetahui,
DEKAN

Dra, Ec. Hj. Suparwati, MSi
NIP. 195507181983022001

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

IMPLEMENTASI PROGRAM J AMINAN PERSALINAN OLEH BIDAN
PRAKTIK DI DESA TENGGULUNAN KABUPATEN SIDOARJ O

Disusun Oleh :

SONIA KUMALA
NPM. 0941010008

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
Pembimbing

Dra. Sri Wibawani, MSi
NIP. 196704061994032001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur


Dra. Ec. Hj Suparwati, MSi
NIP. 195507181983022001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

IMPLEMENTASI PROGRAM J AMINAN PERSALINAN OLEH BIDAN
PRAKTIK DI DESA TENGGULUNAN KABUPATEN SIDOARJ O

Disusun Oleh :

SONIA KUMALA
NPM. 0941010008

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
Pembimbing

Dra. Sri Wibawani, MSi

NIP. 196704061994032001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur

Dra. Ec. Hj Suparwati, MSi
NIP. 195507181983022001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan Rahmat dan HidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Implementasi Progr am J aminan
Persalinan Oleh Bidan Praktik di Desa Tenggulunan Kabupaten Sidoarjo”.
Tugas ini dibuat dalam memenuhi persyaratan kurikulum pada Program
Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Berkat Rahmat dan KaruniaNya, penelitian ini dapat terselsaikan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Segala kesulitan baik yang bersifat teknis
maupun non teknis serta berbagai kendala dan hambatan menyebabkan proses
penyelesaian Skripsi ini menjadi panjang dan memakan waktu namun berkat
bimbingan dan kesabaran dosen pembimbing, penulis akhirnya dapat
menyelesaikan skirpsi ini.
Dalam tersusunnya tugas ini penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada Dra. Sri Wibawani, M.Si selaku dosen
pembimbing, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan
dan arahanya kepada penulis. Disamping itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


2. Bapak DR. Lukman Arif, M.Si selaku Ketua Progam Studi Ilmu
Administrasi Negara.
3. Ibu Dra. Sri Wibawani, M.Si , Dra. Susi Hardjati, MAP , Ibu DR.
ErtienRining N, M.Si , dan Bapak Drs. Pudjo Adi, M.Si selaku dosen
penguji proposal yang membantu penulis menyempurnakan proposal
penelitian.
4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberi bekal dalam proses belajar
mengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
5. Ibu Anang selaku Bidan di desa Tenggulunan.
6. Bapak M Choirul Sholeh Efendie selaku Pengasuh Ponpes Millinium
Roudhotul Jannah.
7. Seluruh masyarakat yang telah bersedia menjadi keyperson dan informan,
yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Suami, Kedua Orang Tuaku, Kakak, dan Adik yang selalu mendukung dan
mensupport dalam penyusunan laporan ini.
9. Serta Keluarga Besar Pondok Pesantren Millinium Roudhotul Jannah yang
telah membantu peneliti dalam menyelesaikan laporan ini.
Demikian laporan peneliltian ini semoga dapat bermanfaat bagi rekanrekan semua. Penulis sadar akan banyaknya kekurangan dalam penyusunan
laporan penelitian dalam bentuk skripsi ini, untuk itu penulis mengharap saran
dan kritik dalam penyempurnaannya.

Surabaya ,

Maret 2013

Penulis

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar………………………………………………………………

i

Daftar isi……………………………………………………………………..

iii


Daftar Gambar………………………………………………………………

vi

Daftar Tabel………………………………………………………………....

vii

Abstraksi…………………………………………………………………….

viii

Bab I

Bab II

Pendahuluan………………………………………………………

1


A

Latar Belakang……………………………………………….

1

B

Perumusan Masalah…………………………………………

5

C

Tujuan Penelitian…………………………………………….

5

D


Kegunaan Penelitian………………………………………...

5

Kajian Pustaka…………………………………………………….

7

A

Penelitian Terdahulu…………………………………………

7

B

Landasan Teori………………………………………………

10

1 Kebijakan Publik.…………………………………………

10

a Pengertian Kebijakan Publik….……………………….

10

b Sifat Kebijakan Publik………………………………..

11

c Manfaat Kebijakan Publik……………………………..

12

d Tujuan Kebijakan……………………………………...

13

e Faktor Penentu Dilaksanakan/Tidaknya Suatu
Kebijakan Publik ……………………………………...

14

2 Implementasi Kebijakan ………………………………….

15

a Pengertian Implementasi Kebijakan………………….

15

b Faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi

15

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kebijakan …………………………..............................
17

d Keberhasilan dan Kegagalan Implementasi
kebijakan………………..…………..…………..……..

18

e Pendekatan-pendekatan
Implementasi…………..………………………………

20

f Model-model Implementasi Kebijaksanaan Negara…..

22

3 Kebijakan bidang kesehatan....……………………………

26

4 Partisipasi

28

a Posisi dan Lingkup Partisipasi………………………..

28

b Penggerak dan pembangkit Partisipasi………………...

29

c Metode partispasi……………………………

29

d Peran media massa…………..…………..…………..…

29

5 Pengertian jaminan persalinan…………………………….

29

6 Pelayanan…………..…………..…………..…………..…

29

a Pengertian pelayanan…………..……………………..

29

b Sasaran Pelayanan…………..………………………...

30

c Pelayanan sebagai proses…………..………………….

31

d Bentuk Pelayanan…………..…………..…………..…

32

e Sarana Pelayanan…………..…………..…………..…..

34

Kerangka Berfikir……………………………………………

35

Metode Penelitian…………………………………………………

37

A

Jenis Penelitian……………...……………...……………......

37

B

Fokus penelitian ……………...……………...……………...

38

C

Lokasi penelitian……………………………………………..

39

D

Sumber dan jenis data ……………...………………………

39

C
Bab III

c Sumber-Sumber Implementasi Kebijakan …………….

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Bab IV

E

Pengumpulan Data……………...……………...…………….

40

F

Analisis Data……………...…………….……...…………….

42

G

Keabsahan Data ……………...……………...……………...

45

Hasil dan Pembahasan ……………………………………………

48

A

Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………..

48

1 Desa Tenggulunan…………….………………………….

48

2 Profil Bidan praktik Pemberi pelayanan jampersal di desa
tenggulunan…………………...………...………...……

49

a Riwayat Pelayanan………...………...………...………...

50

Hasil Penelitian …………………………………………

50

1 Pemeriksaan Kehamilan……………………………...…

50

2 Jaminan persalinan………...……………………………..

54

3 Pelayanan Nifas………...………...…………………….

56

4 Bayi Baru Lahir………...………...………...………...…

58

Pembahasan……………………………………………..

59

1 Pemeriksaan Kehamilan………………………………….

60

2 Jaminan Persalinan……………………………………….

62

3 Pelayanan Nifas…………………………………………..

65

4 Bayi Baru Lahir…………………………………………..

67

Kesimpulan dan Saran…………………………………………….

70

A

Kesimpulan…………………………………………………..

70

B

Saran………………………………………………………….

71

Daftar Pustaka ………………………………………………………………

72

B

C

BabV

Lampiran

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Gambar :

Halaman

Gambar 1

: Variabel-variabel Proses Implementasi Kebijakan.................. 29

Gambar 3

: Kerangka Berfikir.................................................................... 36

Gambar 4

: Analisis Model Interaktif......................................................... 44

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Tabel :

Halaman

Tabel 1

: Batas Wilayah Kelurahan Tenggulunan......……….....………48

Tabel 2

: jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin............................48

Tabel 2

: jumlah penduduk berdasarkan agama ...……………………...49

Tabel 3

: Data sasaran dan peserta jampersal ........…………………….49

Tabel 5

: Data Peserta Jampersal yang ditangani Bidan Praktik Bu
Anang..........................................................................................51

Tabel 6

: Data Peserta jampersal yang melakukan pemeriksaan….........54

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI

SONIA KUMALA (0941010008). Implementasi Program J aminan
Persalinan Oleh Bidan Praktik di Desa Tenggulunan Kabupaten Sidoarjo.
Penelitian ini didasarkan pada fenomena Di kabupaten Sidoarjo
khusunya di desa tenggulunan tidak terdapat adanya puskesmas tetapi di desa
tenggulunan terdapat 2 bidan praktik yaitu bidan bu anang dan bidan bu ari.
dimana satu diantaranya yaitu bidan bu anang mengimplementasikan program
jampersal.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Program
Jaminan Persalinan Oleh Bidan Praktik di Desa Tenggulunan Kabupaten
Sidoarjo.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
dengan fokus penelitian: pemeriksaan kehamilan, jaminan persalinan, pelayanan
nifas, bayi baru lahir.
Hasil penelitian adalah Bu Anang selaku bidan praktik yang
bekerjasama dengan program Jampersal mempunyai kewenangan untuk
menetapkan siapa yang dikelompokkan sebagai peserta jampersal dan faktor
ekonomi sebagai pertimbangan. Dalam
Pemeriksaan kehamilan belum
terimplementasi karena peserta jampersal banyak yang melakukan pemeriksaan
pada triwulan kedua dan ketiga karena peserta jampersal beranggapan bahwa
pemeriksaan di triwulan pertama tidak terlalu penting karena kondisi kehamilan
yang masih muda. Jaminan persalinan dimana bidan bu anang mengutamakan
keselamatan dan tidak memaksakan peserta jampersal untuk melakukan
persalinan normal sehingga apabila pasien/peserta jampersal mengalami
kesulitan dalam persalinan bidan bu anang akan segera merujuk pasien/peserta
jampersal. Telah terimplementasi sesuai dengan ketentuan sedangkan persalinan
komplikasi tidak bisa di implementasikan karena belum pernah ada persalinan
komplikasi. Pelayanan nifas sudah terimplementasi dimana pasien atau peserta
jampersal diberikan 4 kali pemeriksaan hal ini terbukti dengan pernyataan bu
anang melakukan pemeriksaan 1 minggu pasca melahirkan, 1 minggu periksa
lagi, dan yang terakhir pemeriksaan dilakukan setelah nifas selesai, dan
Pemeriksaan bayi baru lahir juga diberikan oleh bidan praktik bu anang dan
sudah terimplementasi apabila yang bersangkutan/peserta jampersal datang
untuk melakukan pemeriksaan bayinya

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan yang
bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat
untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat

yang

setinggi-tingginya.

Pembangunan

kesehatan tersebut

merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia baik masyarakat, swasta,
maupun pemerintah. Tujuan pembangunan Indonesia Sehat 2010 adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan secara optimal melalui terciptanya
masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya
yang hidup dengan perilaku sehat dan dalam lingkungan yang sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia masih sangat tinggi. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) pada tahun 2002 Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 307/
100.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 35/ 1000
kelahiran hidup, sedangkan tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia adalah 228/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi
(AKB) sebesar 34/ 1.000 kelahiran hidup. 5 Tingginya Angka Kematian Ibu
dan Angka Kematian Bayi dapat menunjukkan masih sangat rendahnya
kualitas pelayanan kesehatan. Pada tahun 2008 Angka Kematian Ibu (AKI) di
1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Provinsi Jawa Timur sebesar 83,19/100.000 kelahiran hidup dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sebesar 32,2/1000 kelahiran hidup.12 Untuk itu
pemerintah membuat berbagai strategi untuk akselerasi menurunkan AKI dan
AKB, karena penurunan AKI dan AKB merupakan indikator keberhasilan
derajat kesehatan di suatu wilayah.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan
salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium
yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan
dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah
kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan
penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan
target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan
usaha keras yang terus menerus.
Penyebab kematian Ibu Melahirkan adalah Rendahnya kesadaran
masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu angka
kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk
menangani masalah ini. Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang
lazim muncul. Yakni pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejangkejang,aborsi, dan infeksi. Namun, ternyata masih ada faktor lain yang juga
cukup penting. Misalnya, pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar
belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan
politik, kebijakan juga berpengaruh. Kaum lelaki pun dituntut harus berupaya
ikut aktif dalam segala permasalahan bidang reproduksi secara lebih
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

bertanggung jawab. Selain masalah medis, tingginya kematian ibu juga karena
masalah ketidaksetaraan gender, nilai budaya, perekonomian serta rendahnya
perhatian laki-laki terhadap ibu hamil dan melahirkan. Oleh karena itu,
pandangan yang menganggap kehamilan adalah peristiwa alamiah perlu diubah
secara sosiokultural agar perempuan dapat perhatian dari masyarakat. Sangat
diperlukan upaya peningkatan pelayanan perawatan ibu baik oleh pemerintah,
swasta,maupun masyarakat terutama suami.
Gambar 1 : Grafik Persentasi Penyebab Kematian Ibu

Kompl masa
puerpurem ; 8%

Lain-lain ;
11%
pendarahan;
28%

Emboli; 3%
P.lam a/ macet;
5%
abort us; 5%

eklam sia; 24%
infeksi;
11%

Sumber : Departemen Kesehatan
Grafik diatas menunjukkan distribusi persentase penyebab kematian ibu
melahirkan, berdasarkan data tersebut bahwa tiga faktor utama penyebab
kematian ibu melahirkan yakni , pendarahan, hipertensi saat hamil atau pre
eklamasi dan infeksi.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menurunkan AKI dan
AKB di Indonesia yang diarahkan dalam peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan. Sehingga pada tahun 2011 pemerintah meluncurkan program baru
yaitu Jaminan Persalinan. Diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Indonesia Nomor 631/Menkes/Per/III/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jaminan
Persalinan.
Berdasarkan data BPS, AKB Jawa Timur 2005-2011 turun dari 36,65
(tahun 2005) menjadi 29,99 per 1.000 kelahiran hidup (tahun 2011). Angka
tersebut masih jauh dari target MDG’s tahun 2015. Penurunan AKB wujud
keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan. Dari laporan rutin tahun 2011
di Jawa Timur yang terdapat dalam publikasi profil kesehatan Provinsi Jatim
(2010), terjadi 5.533 kematian bayi dari 589.482 kelahiran hidup. Kabupaten
Sidoarjo merupakan penyumbang terbesar ketiga dalam kematian bayi di Jawa

Timur dengan jumlah 249 bayi.
No Cakupan

Kabupaten Sidoarjo
Target MDG’s
2015
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
1.
AKI
91,8/100.000kh 112/100.000kh 92/100.000kh 102/100.000kh
2.
AKB
12,65/1000kh
122,62/1000kh 11,12/1000kh 17/1000kh
Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab. Sidoarjo 2007 s/d 2009
Kebijaksanaan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, menuntut
adanya keterlibatan masyarakat, demi terciptanya tujuan pembangunan yang
telah ditetapkan. Begitu juga dengan pelaksanaan program jampersal , yang
merupakan Program nasional bidang kesehatan yang dilaksanakan di seluruh
Indonesia.
Di kabupaten Sidoarjo khusunya di desa tenggulunan tidak terdapat
adanya puskesmas tetapi di desa tenggulunan terdapat 2 bidan praktik yaitu
bidan bu anang dan bidan bu ari dimana satu diantaranya yaitu bidan bu anang
sejak dicanangkan program jampersal pada tahun 2011 telah bekerjasama
dengan program jampersal untuk mengimplementasikan program jampersal
pada tempat praktiknya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Berdasarkan fenomena tersebut diatas maka penulis mengambil judul
penelitian ini adalah : “Implementasi Program J aminan Per salinan Oleh
Bidan Praktik di Desa Tenggulunan Kabupaten Sidoarjo “
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan fenomena yang terjadi disidoarjo khususnya adanya wanita Hamil
diluar nikah yang datang dan ditampung di pondok pesantren Roudhotul
Jannah kabupaten Sidoarjo. Dimana wanita hamil diluar nikah tersebut adalah
sasaran program jampersal yang mulai di implementasikan pada tahun 2011.
Dengan demikian dapat dinyatakan rumusan masalah ini adalah “Bagaimana
Implementasi Program Jaminan Persalinan Oleh Bidan Praktik di Desa
Tenggulunan Kabupaten Sidoarjo?”
C. Tujuan Penelitian
Sesuai uraian dalam latar belakang dan rumusan masalah dalam penelitian
maka dapat dinyatakan bahwa tujuan penelitian ini adalah Untuk Mengetahui
Implementasi Program Jaminan Persalinan Oleh Bidan Praktik di Desa
Tenggulunan Kabupaten Sidoarjo.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis bagi tambahan
bahan kajian yang berhubungan dengan kebijakan publik dan manfaat praktis
terutama sebagai bahan pertimbangan instansi tempat penelitian secara spesifik
diuraikan sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Berguna untuk menambah pengetahuan, kajian dan pemahaman tentang
kebijakan publik , analisa kebijakan publik, dan pembangunan masyarakat,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

pemberdayaan masyarakat maupun teori administrasi negara. Selain itu
penelitian ini dapat digunakan sebagai perbandingan teori yang didapat di
bangku kuliah dengan keadaan yang sebenarnya yang terjadi dilapangan
atau pada kenyataannya yang terjadi dimasyarakat serta merupakan salah
satu prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S-1), juga bentuk
pengaplikasian dari salah satu bentuk tri dha
rma Mahasiswa yaitu mahasiswa penelitian.
2. Bagi Instansi Pelaksana Program J aminan Per salinan
Sebagai bahan informasi tentangImplementasi Program Jampersal Oleh
Bidan Praktik di Desa Tenggulunan Kabupaten Sidoarjo, sebagai bahan
masukan serta evaluasi kebijakan bidang kesehatan khususnya program
Jaminan Persalinan.
3. Bagi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Sebagai bahan referensi yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan oleh
peneliti lainnya yang ingin mengembangkan pokok kajian yang berhubung
dengan kebijakan publik , analisa kebijakan publik, dan pembangunan
masyarakat, serta untuk menambah referensi perpustakaan Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Khusunya Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Negara.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu
1. Evariana Mandasari, Jurnal Kesehatan Masyarakat 2013, Volume 2,
Nomor 1, Januari 2013, Analisis Perbandingan Pelaksanaan Jaminan
Persalinan (Jampersal) pada Bidan Praktek Swasta (BPS) Di Wilayah
Puskesmas Kota Semarang dengan Petunjuk Teknis (Juknis) Jampersal
Tahun 2012.
Jaminan persalinan merupakan jaminan yang digunakan untuk
pemeriksaan kehamilan,

pertolongan persalinan,

pelayanan nifas

termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir
yang pembiayaannya dijamin oleh pemerintah. Jampersal di Kota
Semarang dilaksanakan sejak bulan April 2011. Tujuan penelitian
membandingkan pelaksanaan jampersal pada bidan praktik swasta
dengan juknis jampersal tahun 2012 di Kota Semarang meliputi
pelaksanaan klaim, pelayanan dan evaluasi jampersal. Metode penelitian
adalah kualitatif. Subjek penelitian adalah bidan praktek swasta di
wilayah Bangetayu dan Karangdoro. Sebagai Triangulasi adalah
Pengelola Jaminan Persalinan Dinas Kesehatan Kota Semarang dan
koordinator bidan IBI (Ikatan Bidan Indonesia). Pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara mendalam.
Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pelaksanaan

jaminan

persalinan di Kota Semarang dalam aspek pelaksanaan klaim terdapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

beberapa kendala pada aspek komunikasi dan sumber daya, pembuatan
partograf masih dirasa rumit oleh bidan hal ini membuat bidan enggan
untuk melaksanakan klaim dan bidan tidak memiliki asisten untuk
membantunya. Pelaksanaan pelayanan jampersal masih terkendala pada
aspek sikap atau disposisi dan struktur birokrasi, kurang adanya
pengawasan pada pasien yang telah menggunakan KB dan pada juknis
sudah dijelaskan bahwa pasien yang ikut jampersal wajib untuk berKB.
Evaluasi pelaksanaan jampersal memiliki kendala pada struktur
birokrasinya, masih adanya pasien yang belum pernah disupervisi oleh
pihak Dinas, hal ini membuat bidan kurang termotivasi untuk
melaksanakan jampersal.
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan pihak Dinas, IBI dan bidan
bisa lebih komunikatif agar tidak terjadi salah interpretasi dalam
pelaksanaan jampersal. Penelitian tersebut diatas memiliki kesamaan
dengan penelitian ini adalah mengkaji kebijakan yang sama yaitu bidang
kesehatan dengan program jampersal yang berbeda dimana penelitian
Evariana Mandasari menganalisis perbandngan pelaksanaan jampersal
pada bidan praktik dan puskesmas. Sedangkan dalam penelitian ini
adalah analisis program Jampersal pada Bidan praktik. Metode penelitian
yang digunakan adalah sama dengan penelitian ini yaitu deskriptif
kualitatif.

2. Hastuty Purba dan Wan Asrida, Pelaksanaan Program Jaminan
Persalinan (Jampersal) di Kota Pekanbaru Tahun 2011.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menurunkan
AKI dan AKB di Indonesia yang diarahkan dalam peningkatan kualitas
pelayanan

kesehatan.

Sehingga

pada

tahun

2011

pemerintah

meluncurkan program baru yaitu Jaminan Persalinan. Diatur dalam
Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

631/Menkes/Per/III/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan.
Jaminan Persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan
yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan
nifas, termasuk pelayanan KB pasca persalinan, dan pelayanan bayi baru
lahir. Sasaran dari program ini adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas
(sampai 42 hari pasca melahirkan), serta bayi baru lahir (sampai dengan
usia 28 hari). Dana Jampersal ini sendiri dibebankan kepada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2011 dengan jenis belanja
Bantuan Sosial.
Penelitian ini dilakukan dengan analisa kualitatif, jenis penelitian
ini dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif
mangenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat
diamati dari orang-orang yang diteliti.
Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa
pelaksanaan program Jaminan Persalinan (Jampersal) di Kota Pekanbaru
dilaksanakan dengan berbagai bentuk aktifitas-aktifitas yang mendukung
pelaksanaan program. Dimulai dari tahap sosialisasi, pelaksanaan baik di
pelayanan tingkat dasar maupun di pelayanan tingkat lanjutan, serta
diikuti dengan koordinasi dan pengawasan. Sosialisai yang diberikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

mencakup kepada aparat FasKes yang ada untuk ikut terlibat dalam
melaksanakan program Jampersal. Koordinasi dan pengawasan yang
dilakukan sejalan dan secara terus menerus sesuai dengan jadwal yang
sudah disepakati bersama.
Pelayanan di tingkat dasar yang dilakukan oleh bidan memberikan
pelayanan yang sesuai dengan jenis pelayanan yang sudah ditetapkan
dalam petunjuk teknis yang mengatur. Selanjutnya pelayanan tingkat
lanjutan yang dilakukan di Rumah Sakit (RS) apabila tidak dapat
ditangani di pelayanan tingkat dasar.
Penelitian disini, nantinya akan berbeda dengan penelitian diatas.
Yang membedakan penelitian terdahulu dengan penelitian yang
dilakukan saat ini adalah terletak pada fokus penelitian yang berbeda,
serta adanya perbedaan waktu dan tempat penelitian. Sedangkan
penelitian ini nantinya akan mengetahui Implementasi Program Jaminan
Persalinan Oleh Bidan Praktik di Desa Tenggulunan Kabupaten Sidoarjo.
B. Landasan Teori
1. Kebijakan Publik
a. Pengertian Kebijakan Publik
Adapun definisi kebijakan publik menurut Santoso dalam Winarno
yang dikemukakan oleh para ahli yang menaruh minat dalam bidang
kebijakan publik menyimpulkan bahwa pada dasarnya pandangan
mengenai kebijakan publik dapat dibagi kedalam dua wilayah kategori
yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

1. Bahwa semua tindakan pemerintah dapat disebut sebagai kebijakan
publik.
2. Kebijakan publik sebagai keputusan-keputusan pemerintah yang
mempunyai tujuan dan maksud-maksud tertentu,dengan kata lain
kebijakan publik dapat dipandang sebagai proses perumusan,
implementasi dan evaluasi kebijakan.
Menurut

Andreson

dalam

Agustino

(2006:7)

memberikan

pengertian tentang kebijakan publik yaitu serangkaian kegiatan yang
mempunyai maksud dan tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan
oleh seorang actor atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan
suatu permasalahan atau sesuatu hal yang diperhatikan.
Nugroho (2003:54) mendefinisikan kebijakan publik adalah hal-hal
yang diputuskan pemerintah untuk dikerjakan dan hal-hal yang
diputuskan pemerintah untuk dikerjakan atau dibiarkan.
Dari pengertian diatas dan menurut pemahaman bahwa kebijakan
publik harus mengabdi kepada masyarakat, maka dengan demikian dapat
disimpulkan kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang
ditetapkan dan dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh pemerintah
yang mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu demi
kepentingan masyarakat.
b. Sifat Kebijakan Publik
Menurut Winarno (2002:19) sifat kebijakan publik sebagai arah
tindakan dapat dipahami secara lebih baik bila konsep ini dirinci
beberapa kategori sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

1. Tuntutan Kebijakan
Tuntutan-tuntutan yang dibuat oleh aktor-aktor swasta atau pemerintah,
ditujukan kepada pejabat-pejabat pemerintah dalam suatu sistem
politik.
2. Keputusan Kebijakan
Keputusan-keputusan yang dibuat oleh pejabat-pejabat pemerintah yang
mngesahkan atau memberi arah dan subtansi kepada tindakantindakan kebijakan publik.
3. Pernyataan-pernyataan kebijakan
Pernyataan-peryataan resmi atau artikulasi-artikulasi (penjelasan)
kebijakan publik.
4. Hasil-hasil Kebijakan
Manifestasi nyata dari kebijakan-kebijakan publik hal-hal yang
sebenarnya dilakukan menurut keputusan-keputusan dan pernyataanpernyataan kebijakan.
5. Dampak-dampak Kebijakan
Akibat bagi masyarakat baik yang berasal dari tindakan atau tidak
adanya tindakan pemerintah.
c. Manfaat Kebijakan Publik
Menurut Dye dan Andreson dalam Subarsono (2005:4), studi
kebijakan publik memiliki tiga manfaat penting yaitu :
1. Pengembangan ilmu pengetahuan
Dalam konteks ini, ilmuwan dapat menempatkan kebijakan publik
sebagai variabel terpengaruh (dependent variabel) sehingga berusaha

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

menentukan variabel pengaruhnya (independent variabel). Studi ini
berusaha mencari variabel-variabel yang dapat mempengaruhi isi dari
sebuah kebijakan publik.
2. Membantu para praktisi dalam memecahkan masalah publik.
Dengan mempelajari kebijakn publik para praktisi akan memiliki
dasar teoritis tentang bagaimana membuat kebijakan publik yang baik
dan memperkecil kegagalan dari suatu kebijakan publik. Sehingga
kedepan akan lahir kebijakan publik yang lebih berkualitas yang dapat
menopang tujuan pembangunan.
3. Berguna untuk tujuan politik
Suatu kebijakan yang dibuat melalui proses yang besar dengan
dukungan teori yang kuat memiliki posisi yang kuat terhadap kritik
dari lawan-lawan politik. Kebijakan publik tersebut dapat meyakinkan
kepada lawan-lawan politik yang tadinya kurang setuju. Kebijakan
publik seperti itu tidak akan mudah dicabut hanya karena alasan
kepentingan sesaat dari lawan-lawan politik.
d. Tujuan Kebijakan
Ada beberapa tujuan kebijakan menurut Hoogerwef dalam
Soenarko (2000:82) yaitu :
1. Memelihara ketertiban umum (Negara sebagai stabilisator).
2. Melancarkan perkembangan masyarakat dalam berbagai hal (Negara
sebagai perangsang, stimulator).
3. Menyesuaikan berbagai aktivitas (Negara sebagai koordinator).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

4. Memperutunkan dalam membagi berbagai materi (Negara sebagai
pembagi, alokator).
Tujuan-tujuan yang demikian itu, tentu saja merupakan tujuan guna
untuk mencapai tujuan akhir. Untuk bangsa dan Negara Indonesia, tujuan
kebijaksanaan itu adalah :
1. Memajukan kesejahteraan umum.
2. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Ikut melaksanakan ketertiban dunia.
e. Faktor Penentu Dilaksanakan/Tidaknya Suatu Kebijakan Publik
Beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan atau tidaknya
suatu kebijakan publik menurut Agustino (2006:157) yaitu :
a. Faktor Penentu Pemenuhan Kebutuhan
1. Respeknya anggota masyarakat pada otoritas dan keputusan
pemerintah;
2. Adanya kesadaran untuk menerima kebijakan;
3. Adanya sanksi hukum;
4. Adanya kepentingan publik;
5. Adanya kepentingan pribadi;
6. Masalah waktu.
b. Faktor Penentu Penolakan atau Penundaan Kebijakan
1. Adanya kebijakan yang bertentangan dengan sistem yang ada;
2. Tidak adanya kepastian hukum;
3. Adanya keanggotaan seseorang dalam suatu organisasi;
4. Adanya konsep ketidakpatuhan selektif terhadap hukum.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2. Implementasi Kebijakan
a. Pengertian Implementasi Kebijakan
sebelum memberikan pengertian implementasi kebijakan perlu
diuraikan tentang definisi atau pengertian implementasi. Pengertian
implementasi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah Pelaksanaan,
penerapan,

sedangkan

pengimplementasian

adalah

proses,

cara,

perbuatan mengimplementasikan ( 2008 : 529 ).
Webster

dalam

Wahab

(2004:264)

menyatakan

bahwa

implementasi kebijakan adalah suatu proses melaksanaan keputusan
kebijaksanaan.
Pressman dan Wildavsky dalam Tangkilisan (2003:17) menyatakan
bahwa implementasi kebijakan diartikan sebagai interaksi antara
penyusunan tujuan dan sarana-sarana tindakan dalam mencapai tujuan
tersebuut atau kemampuan menghubngkan antara yang diinginkan
dengan cara untuk mencapainya.
Meter dan Horn dalam Winarno (2007:146), menyatakan bahwa
membatasi implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh individu-individu (kelompok-kelompok) pemerintah
maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan dalam keputusan-keputusan kebijakan sebelumnya.
Jadi dapat disimpulkan implementasi kebijakan adalah proses
melaksanakan keputusan kebijakan yang telah ditetapkan tujuannya.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi Kebijakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Islamy (2007:107) menjelaskan bahwa suatu kebijaksanaan Negara
akan menjadi efektif bila dilaksanakan ddan mempunyai dampak positif
bagi anggota-anggota masyarakat. Dengan kata lain, tindakan atau
perbuatan manusia yang menjadi anggota masyarakat itu bersesuaian
dengan apa yang diinginkan oleh pemerintah atau Negara. Dengan
demikian kalau mereka tidak bertindak/berbuat sesuai dengan keinginan
pemerintah/Negara itu, maka kebijaksanaan Negara menjadi efektif.
Secara jujur kita akan mengatakan bahwa kebijaksanaan Negara
apapun sebenarnya mendukung resiko untuk gagal. Hogwood dan Gunn
dalam

Wahab

kebijaksanaan

(2004:61)
(policy

telah

failure)

membagi
dalam

dua

pengertian
kategori

kegagalan
yaitu

Non

Implementation (tidak implementasi) dan Unsuccesful Implementation
(implementasi tidak berhasil).
Tidak terimplementasi mengandung arti bahwa suatu kebijaksanaan
tidak dilaksanakan sesuai dengan rencana, mungkin karena pihak-pihak
yang terlibat didalam pelaksanaannya tidak mau bekerjasama atau
mereka telah bekerja dengan tidak efisien, bekerja setengah hati, atau
karena mereka tidak sepenuhnya menguasai permasalahan, sehingga
implementasi yang efektif sulit tercapai.
Implementasi yang tidak berhasil biasanya terjadi manakala suatu
kebijaksanaan tertentu telah dilaksanakan sesuai dengan rencana, namun
mengingat kondisi eksternal ternyata tidak menguntungkan (semisal tibatiba terjadi peristiwa pergantian kekuasaan, bencana alam dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

sebagainya), kebijaksanaan tersebut tidak berhasil dalam mewujudkan
dampak atau hasil akhir yang dikehendaki.
c.

Sumber-Sumber Implementasi Kebijakan
Winarno (2007:181) perintah-perintah implementasi mungkin

diteruskan secara cermat, jelas dan konsisten,tetapi jika para pelaksana
kekurangan sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan
kebijakan-kebijakan maka implementasi ini cenderung tidak efektif.
Dengan demikian sumber-sumber dapat merupakan faktor yang penting
dalam melaksanakan kebijakan publik. Sumber-sumber yang penting
tersebut meliputi :
a) Staf
Sumber yang paling penting dalam melaksanakan kebijakan adalah
staf. Ada satu hal yang harus diingat adalah bahwa jumlah tidak selalu
mempunyai efek positif bagi implementasi kebijakan. Hal ini berarti
bahwa jumlah staf yang banyak tidak secara otomatis mendorong
implementasi yang berhasil. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
kecakapan yang dimiliki oleh para pegawai pemerintah ataupun staf,
namun di sisi lain kekurangan staf juga akan menimbulkan persoalan
yang pelik menyangkut implementasi kebijakan yang efektif.
b) Informasi
Informasi merupakan sumber penting yang kedua dalam implementasi
kebijakan. Informasi mengenai program-program adalah penting
terutama bagi kebijakan-kebijakan yang melibatkan persoalanpersoalan teknis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

c) Wewenang
Sumber lain yang penting dalam pelaksanaan adalah wewenang.
Wewenang ini akan berbeda-beda dari satu program ke program yang
lain serta mempunyai banyak bentuk yang berbeda.
d) Fasilitas
Fasilitas fisik bisa pula merupakan sumber-sumber penting dalam
implementasi. Seorang pelaksana mungkin mempunyai staf yang
memadai, mungkin memahami apa yang harus dilakukan, dan
mungkin mempunyai wewenang untuk melakukan tugasnya, tetapi
tanpa bangunan sebagai kantor untuk melakukan koordinasi, tanpa
perlengkapan,

tanpa

perbekalan,

maka

besar

kemungkinan

implementasi yang direncanakan tidak akan berhasil.
d. Keberhasilan dan Kegagalan Implementasi Kebijakan
Keberhasilan dan kegagalan implementasi dapat dilihat dari
terjadinya kesesuaian antara pelaksanaan dengan disiplin, tujuan dan
sasaran itu sendiri.
a) Keberhasilan implementasi kebijakan
Rippley dan Franklin dalam Tangkilisan (2003:21) menyatakan
keberhasilan implementasi kebijakan program dan ditinjau dari tiga
faktor, yaitu :
1. Perspektif kepatuhan yang mengukur implementasi kebutuhan
aparatur pelaksana.
2. Keberhasilan implementasi diukur dari kelancaran rutinitas dan
tiadanya persoalan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

3. Implementasi

yang

berhasil

mengarah

pada

kinerja

yang

memuaskan semua pihak terutama keluarga dari pihak yang
meninggal.
b) Kegagalan implementasi kebijakan
Peters dalam Tangkilisan (2003:22) mengatakan implementasi
kebijakan yang gagal disebabkan beberapa faktor, yaitu :
1.

Informasi
Kekurangan informasi dengan mudah mengakibatkan adanya
gambaran yang kurang tepat baik kepada obyek kebijakan maupun
kepada para pelaksana dari kebijakan yang akan dilaksanakannya
dan hasil-hasil dari kebijakan itu.

2.

Isi Kebijakan
Implementasi kebijakan dapat gagal karena masih samarnya isi atau
kebijakan atau ketidaktepatan dan ketidaktegasan intern ataupun
ekstern atau kebijakan itu sendiri, menunjukkan adanya kekurangan
yang menyangkut sumber daya pembantu.

3.

Dukungan
Implementasi kebijakan akan sangat sulit bila pelaksananya tidak
cukup dukungan untuk kebijakan tersebut.

4.

Pembagian Potensi
Hal ini terkait dengan pembagian potensi diantaranya para aktor
implementasi dan juga mengenal organisasi

pelaksana dalam

kaitannya dengan diferensiasi tugas dan wewenang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

e. Pendekatan-pendekatan Implementasi
a. Pendekatan-pendekatan Struktural
Yang dimaksud pendekatan struktural adalah dimana kita perlu
merancang bangun struktur yang mampu melaksanakan suatu
kebijakan yang senantiasa berubah, bila dibandingkan dengan
merancang bangun suatu struktur khusus untuk program yang sekali
selesai.
b. Pendekatan-pendekatan prosedural dan manajerial
Implementasi dipandang sebagai semata-mata masalah teknis atau
masalah manajerial. Prosedur-prosedur yang dimaksud termasuk
diantaranya

yang

menyangkut

penjadwalan

(scheduling),

perencanaan (plaining), dan pengawasan (control).
Sesudah diidentifikasi masalah dan pemilihan kebijakan yang dilihat
dari sudut biaya dan efektifitasnya paling memenuhi syarat, maka
tahap implemenrasi itu akan mencakup urut-urutan langkah sebagai
berikut :
a. Merancang bangun (mendesain) program serta perincian tugas dan
perumusan tujuan yang jelas,

penentuan ukuran prestasi kerja,

biaya, dan waktu.
b. Melaksanakan program, dengan mendayagunakan struktur-struktur
dan personalia, dana, sumber-sumber, prosedur-prosedur, dan
metode-metode yang tepat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

c. Membangun sistem penjadwalan, monitoring, dan sarana-sarana
pengawasan yang tepat, guna menjamin bahwa tindakan-tindakan
yang tepat dan benar dapat segera dilaksanakan.
d. Pendekatan-pendekatan keperilakuan
a. Menciptakan suasana saling percaya, terutama dengan cara
pihak pimpinan menunjukan perhatian yang besar terhadap
kepentingan orang-orang dan terhadap perasaan yang kurang
jelas, kemungkinan kehilangan kerja, ketidakamanan pribadi,
dan sebagainya.
b. Proses untuk mencapai tujuan-tujuan atas sasaran-sasaran yang
bernaung dibawah nama MBO harus bersifat interaktif, yakni
didasarkan atas musyawarah, dan sejauh mungkin didasarkan
atas persetujuan bersama.
c. Harus

ada

suatu

sistem

penilaian

atas

prestasi

kerja

(performance appraisal) yang mencakup suatu kombinasi
monitoring kemampuan diri manajemen, pengawasan melekat,
dan evaluasi bersama terhadap kemajuan-kemajuan oleh tiap
manajer dan atasan-atasan mereka.
d. Pendekatan-pendekatan politik
Politik lebih mengacu pada pola-pola kekuasaan dan pengaruh
diantara

dan

didalam

lingkungan

organisasi.

Bahwa

implementasi suatu kebijakan bisa saja telah direncanakan
dengan seksama, baik dilihat dari sudut organisasinya,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

prosedurnya, manajemennya, dan pengaruh-pengaruhnya pada
perilaku. (Wahab, 2012:234).
f. Model-model Implementasi Kebijaksanaan Negara
A. Model yang dikembangkan oleh Brian W. Hogwood dan Lewis A.
Gunn (1978; 1986)
Untuk dapat mengimplementasikan kebijaksanaan negara secara
sempurna

(perfect

implementation)

maka

diperlukan

beberapa

persyaratan tertentu, syarat-syarat itu adalah sebagai berikut :
a. kondisi eksternal yang dihadapi oleh badan/instansi pelaksana tidak
akan menimbulkan gangguan/kendala yang serius
b. untuk pelaksanaan program tersedia waktu dan sumber-sumber yang
cukup memadai
c. perpaduan sumber-sumber yang diperlukan benar-benar tersedia
d. kebijaksanaan yang akan diimplementasikan didasari oleh suatu
hubungan kausalitas yang andal
e. hubungan kausalitas bersifat langsung dan hanya sedikit mata rantai
penghubungnya
f. hubungan saling ketergantungan harus kecil
g. pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan
h. tugas-tugas diperinci dan ditempatkan dalam urutan yang tepat
i. komunikasi dan koordinasi yang sempurna
j. pihak-pihak yang memiliki wewenang kekuasaan dapat menuntut
dan mendapatkan kepatuhan yang sempurna

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

B. Model yang dikembangkan oleh Van Meter dan Van Horn (1975),
yang disebut sebagai A Model of Policy Implementation proses
(model proses implementasi kebijaksanaan)
Van Meter dan Van Hom dalam teorinya ini beranjak dari suatu
argumen bahwa perbedaan-perbedaan dalam proses implementasi akan
dipengaruhi

oleh

sifat

kebijaksanaan

yang

akan

dilaksanakan.

Selanjutnya mereka menawarkan suatu pendekatan yang mencoba untuk
menghubungkan antara isu kebijaksanaan dengan implementasi dan suatu
model konseptual yang mempertalikan kebijaksanaan dengan suatu
model konseptual yang mempertalikan kebijaksanaan dengan prestasi
kerja (performance). Kedua ahli ini menegaskan pula pendiriannya
bahwa perubahan, kontrol dan kepatuhan bertindak merupakan konsepkonsep

penting

dalam

prosedur-prosedur

implementasi.

Dengan

memanfaatkan konsep-konsep tersebut, maka permasalahan yang perlu
dikaji dalam hubungan ini ialah hambatan-hambatan apakah yang terjadi
dalam mengenalkan perubahan dalam organisasi ? seberapa jauhkah
tingkat efektivitas mekanisme-mekanisme kontrol pada setiap jenjang
struktur ? (masalah ini menyangkut kekuasaan dari pihak yang paling
rendah tingkatanya dalam organisasi yang bersangkutan). Seberapa
pentingkah rasa keterikatan masing-masing orang dalam organisasi ? (hal
ini menyangkut masalah kepatuhan). Atas dasar pandangan seperti ini
Van Meter dan Van Hom kemudian berusaha untuk membuat tipologi
kebijaksanaan menurut :
1. Jumlah masing-masing perubahan yang akan dihasilkan dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2. Jangkauan atau lingkup kesepakatan terhadap tujuan diantara pihakpihak yang terlibat dalam proses implementasi.
Alasan dikemukakannya hal ini ialah bahwa proses implementasi itu
akan dipengaruhi oleh dimensi-dimensi kebijaksanaan semacam itu,
dalam artian bahwa implementasi kebanyakan akan berhasil apabila
perubahan yang dikehendaki relatif sedikit, sementara kesepakatan
terhadap tujuan terutama dari mereka yang mengoprasikan program
dilapangan relatif tinggi.
Hal lainn yang dikemukakan oleh kedua ahli dan prestasi kerja
dipisahkan oleh sejumlah variabel bebas (independent variable) yang
saling berkaitan. Variabel-variabel bebas itu adalah :
1. ukuran dan tujuan kebijaksanaan
2. sumber-sumber kebijaksanaan
3. ciri-ciri atau sifat badan/instansi pelaksana
4. komunikasi

antar

organisasi

terkait

dan

kegiatan-kegiatan

pelaksanaan
5. sikap para pelaksana dan
C. lingkungan ekonomi, sosial dan politik Model yang dikembangkan
oleh Daniel Mazmanian dan Paul A.Sabatier, yang disebut A frame
Work for Implementation Analysis (kerangka Analisis Implementasi)
Kedua ahli ini berpendapat bahwa peran penting dari analisis
implementasi kebijaksanaan negara ialah mengidentifikasikan variabelvariabel yang mempengaruhi tercapainya tujuan-tujjuan formal pada
keseluruhan proses implemntasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Variabel-variabel yang dimaksud dapat diklasifikasikan menjadi 3 (
tiga ) kategori besar yaitu :
1. mudah tidaknya masalah yang akan digarap dikendalikan
2. kemampuan keputusan kebijaksanaan untuk menstrukturkan secara
tepat proses implementasinya dan
3. pengaruh langsung pelbagi variabel politik terhadap keseimbangan
dukungan bagi tujuan yang termuat dalam keputusan kebijaksanaan
tersebut.
Gambaran mengenai kerangka konseptual proses implementasi
kebijaksanaan negara ini dapat dilihat secara jelas pada halaman berikut.
Pada gambar tersebut ketiga kategori variabel tersebut diatas, disebut
sebagai variabel bebas (independent