Tugas reporter berita mingguan mata rantai di ANTV JATI BAGUS

(1)

1

Laporan Kuliah Kerja Media

Tugas Reporter

Berita Mingguan Mata Rantai

Di ANTV

Di susun oleh :

Jati Bagus Wardhana

D 1405031

TUGAS AKHIR

Ditujukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Syarat – Syarat

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya D3 Komunikasi Terapan

Program D3 Komunikasi Terapan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


(2)

2

Surakarta

2008

MOTTO

· “ Hatiku tergambar dalam mimpi, mimpi yang akan menjadi

kenyataan bila kita melakukannya dengan sepenuh hati .... ”

· “ Jalanilah apa yang kau yakini, apabila ragu maka

tinggalkanlah .. “

· “ Iyo, iyo !! ora, ora !! Ojo iyo seng ora, ora !! “

· “ Lebih baik menjadi orang yang dihormati dari pada menjadi

orang yang ditakuti .... “

· “ Jadikanlah masa lalu sebagai petunjuk untuk melangkah

kedepan “

· “ Hiduplah dengan semangat dan penuh tujuan, sertailah

senyum didalamnya .... “

· “ Berjuang dan pantang menyerah adalah jalan menuju


(3)

3

Magnifecent

seventh....

By : Jatie B.W

KATA PENGANTAR

Alhamdullillahi rabbil ‘aalamin atas segala rahmat dan hidayah Yna ALLAH SWT limpahkan kepada penulis. Pada akhiornya penulis berhasil menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ Tugas Reporter Berita Mingguan Mata Rantai Di ANTV “ yang nantinya menjadi salah satu syarat untuk mendapat gelar Ahli Madya pada jurusan Diploma III Komunikasi Terapan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Dalam menyusun Tugas Akhir ini, penulis didukung oleh banyak pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sedalam – dalamnya kepada :

· Bp Drs H Supriyadi SN, SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

· Bp Drs A. Eko Setyanto, Msi, selaku Ketua Program Diploma III Komunikasi Terapan.

· Bp Drs Surisno Satriyo Utomo, Msi, selaku Pembimbing Akademis.


(4)

4

· Bp Drs Aryanto Budhi S, Msi, selaku Pembimbing Tugas Akhir.

· Seluruh Dosen Diploma III Penyiaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, atas ilmu yang diberikan.

· Bp Ivan Haris P, selaku General Manager Divisi Current Affairs, Antv.

· Bp M. Amanullah Hasan, selaku Manager Divisi Current Affairs, Antv.

· Seluruh Produser, Cameramen, Editor, dan Reporter pada Divisi Current Affairs, ANTV.

· Mbak Tini selaku pemilik kost Genteng Hijau di kuningan Jakarta.

· Teman – teman magang, Abid dan Rizal yang telah banyak membantu.

· Keluarga Nenek Icik dan Mbak Ita yang telah banyak membantu dalam hal yang “ tidak biasa “.

· Mas Sidiq, Bang Bernard, Bang Elang, Pak Didik dan semua yang telah membantu penulis ketika di Jakarta.

· Dan semua pihak yang telah membantu.

Dalam Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan yang perlu dikritik dan saran yang membangun. Semoga laporan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan. Terima kasih.


(5)

5

Surakarta, Juni 2008

Jati Bagus Wardhana


(6)

6

Karya tulis ini dipersembahkan untuk :

Kedua Orang tuaku yang selalu mendukungku dalam segalanya ... Seluruh keluargaku yang selalu membantuku dan mendukungku ... Seseorang yang selalu memberikanku cinta dan kasih sayang .... Lagu – lagu yang selalu menemaniku selama ini ....

Larc – en – ciel yang menginspirasiku .... Semua teman – teman Broadcast 2005 ...

Terima kasih kepada mereka yang menjadi bagian dari hidupku

Eyang kakung, putri yang selalu doain jati, Embah putri yang selalu nasehatin jati, dan Embah kakung yang selalu ‘ jagain ‘ jati... Papa dan Mama ku yang selama ini selalu ada didekatku dan mendukungku....

Woelan yang ku sayang dan cinta yang selalu suport aku, luvUhoney...!! Keluarga dari Woelan yang dukung ku juga.... J-CODA ku yang bikin ku tahu apa artinya musik


(7)

7

buatku... SBASTIAN, yang selalu berangan – angan.... Ndomble, Candra, Oscar, Mas Ito dan temen – temen band ku yang udah beken duluan, hehe... thanks buat semua musiknya.... Teman – teman SMA, Co-red : Ndok, Ouleiel, P-Trex, Riskha, Sanjaya, Ardhata, Sigit, Dicky dan temen – temen MUHI lainnya....

Temen – temenku Power Rangers dan temen – temen Broadcast 2005 : Gurit, Cemed, Lusy, Ochi, Bendot, Dinda, Danang, Adit, Genjik, Abid, Rizal, Icha, Lucky, Tekad, Kristanto, Tika, Garnis, Devina dua – duanya, Vinda, Ito, Herda, Kuncoro, Azis, Raka, Deky, Ana, Ivo, Argo, Tomy, Kesdu, Ajeng, Didi, Sabu, dll yang gak bisa ku sebutin satu – satu, thanks buat persahabatan kita yang indah !! Buat semua Kamen Rider ku, Larc-en-ciel, Hyde, Setsuna F Sei, Zero, and semua yang udah menginspirasiku terutama Larc-en-ciel... BROADCAST 2005 ROCKS !!1

PERSETUJUAN

Tugas Akhir berjudul :

“ Tugas Reporter Berita Mingguan Mata Rantai Di ANTV “

Disusun oleh :

Nama : Jati Bagus Wardhana NIM : D 1405031


(8)

8

Disetujui untuk dipertahankan panitia penguji Tugas Akhir Prodram D III Komunikasi Terapan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Surakarta, 5 Juni 2008 Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Bp Drs Aryanto Budhi S, Msi NIP : 131.633.897

PENGESAHAN

LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA 2008

Tugas Akhir ini telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Akhir Program D III Komunikasi Terapan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret


(9)

9

Hari :

Tanggal :

Team Penguji

Penguji 1 : Drs Aryanto Budhi S, Msi ( )

NIP : 131.633.897

Penguji 2 : Drs Haryanto, M.Lib ( )

NIP : 131.570.292

Dekan

Drs H Supriyadi SN, SU NIP : 130.936.616


(10)

10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Mata Rantai adalah program berita mingguan berita ditayangkan yang mengulas tentang berbagai permasalahan sosial yang unik, menarik dan kontroversial dari berbagai daerah di tanah air. Dalam setiap tayangan, Mata Rantai menyajikan berbagai topik yang menarik, antara lain, problema kemiskinan, keberadaan sebuah komunitas unik yang mengundang polemik, gaya hidup yang menyimpang, dampak dari bencana alam, prostitusi, pemasungan, serta adat istiadat yang unik.

Dalam setiap tayangan, Mata Rantai membahas sebuah topik secara lengkap dan mendalam, yang disajikan dengan pendekatan personal. Inilah kharakteristik khas, yang membedakan dengan program news feature lainnya. Pendekatan personal Mata Rantai dilakukan dengan memuat profil tentang sosok yang menjadi bagian dari sebuah permasalahan sosial dan budaya. Sehingga, pemirsa bisa menyelami permasalahan yang tengah dihadapi sosok yang bersangkutan.

Dalam setiap proses produksi berita mingguan Mata Rantai, sang produser Mata Rantai memiliki dua tim didalamnya. Dan penugasan dibagi pada setiap mingguannya atau setiap episode kepada dua tim tersebut. Setiap tim memiliki satu reporter, satu kameramen, dan satu editor. Ketika proses produksi akan dilaksanakan, seorang produser mengutus salah satu tim yang akan meliput satu


(11)

episode tayang Mata Rantai. Dan pada pelaksanaanya reporter memiliki tugas yang lebih dari sekedar tugas reporter itu sendiri.

Pada tim yang diberangkatkan tersebut, produser menyerahkan semua tanggung jawab pelaksanaan produksi pada sang reporter dalam tim itu. Disinilah tugas seorang reporter Mata Rantai yang bisa dibilang merangkap tugas sang produser ketika proses produksi di lapangan. Selain memiliki tugas seorang reporter pada umumnya, tugas lain yang diembannya adalah memimpin tim produksi tersebut dengan baik, serta dipercaya memegang penuh kendali pada biaya produksi. Dimana pada setiap produksi satu episode Mata Rantai yang di produksi hanya di kawasan JABODETABEK, dibutuhkan dana sebesar Rp. 2.000.000,- sedangkan untuk luar JABODETABEK kurang lebih Rp. 7.000.000,-. Disini seorang reporter harus benar - benar teliti dalam setiap pengeluaran dana produksi.

Selain itu tugas reporter dalam memimpin sebuah tim produksi di Mata Rantai sangatlah penting. Reporter harus bisa mengarahkan seorang kameramen dalam pengambilan gambar untuk satu episode yang diproduksi tersebut. Agar gambar yang diambil dapat sesuai dengan topik liputan atau berita yang dimaksud. Reporter pun juga ikut mengarahakan seorang editor yang mengerjakan hasil produksi ini. Inilah kelebihan seorang reporter Mata Rantai, dimana dia memilki tanggung jawab yang sangat besar dalam sebuah produksi yang dimana tanggung jawab itu lebih dari sekedar tanggung seorang reporter pada umumya.

Oleh karena itu dalam tim ini seorang reporter memegang peranan yang sangat penting dalam setiap proses produksinya, mulai dari pra produksi, produksi


(12)

sampai pasca produksi. Bisa dibilang ketika proses produksi di lapangan, seorang reporterlah yang memegang pimpinan pada saat itu. Akan tetapi apabila terjadi sebuah kesalahan ketika proses produksi di lapangan, maka seorang reporter juga yang paling bertanggung jawab. Oleh karena itu bisa kita bayangkan seberapa pentingnya peran seorang reporter pada seluruh proses produksi berita mingguan Mata Rantai, mulai dari pra produksi, produksi, sampai pasca produksi.

Seiring berkembangnya teknologi pada era globalisasi ini, yang terjadi di dunia dirasakan sangat sempit. Persaingan yang terjadi di berbagai bidang kehidupan pun bertambah ketat. Khususnya dalam dunia kerja. Sebuah instansi selain membutuhkan tenaga kerja yang cakap juga membutuhkan sumber daya manusia yang terampil dan menguasai bidang kerjanya dengan baik. Maka dari itu, untuk membentuk para mahasiswa untuk praktisi-praktisi yang cakap, handal sekaligus siap pakai. Program Diploma Tiga Jurusan Komunikasi Terapan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, mengadakan Kuliah Kerja Media (KKM) yang diwujudkan dalam bentuk kerja praktek lapangan atau magang pada suatu perusahaan, lembaga atau instansi.

Kuliah Kerja Media (KKM) merupakan sarana bagi mahasiswa untuk dapat terjun langsung ke dalam dunia kerja pada satu atau lebih perusahaan, lembaga atau instansi yang menyelenggarakan dalam batas waktu tertentu. Selain itu kuliah Kerja Media juga diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar dalam kerja nyata, sekaligus menghubungkan kesenjangan antara teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan praktek yang dilaksanakan, dengan terjun langsung di dunia kerja pada PT. Cakrawala Andalas Televisi atau ANTV Jakarta.


(13)

Karena ilmu pengetahuan dari teori saja tidaklah cukup, maka dalam pencapaian bekal ilmu yang maksimal mahasiswa diharapkan dalam mempraktekkannya.

Dengan dasar pengetahuan tentang dunia penyiaran yang telah diperoleh dibangku kuliah, maka penulis memilih untuk melaksanakan Kuliah kerja Media pada PT. Cakrawala Andalas Televisi atau ANTV Jakarta. PT. Cakrawala Andalas Televisi atau ANTV keberadaannya sudah lama di Jakarta dan sudah mendapat tempat di hati masyarakat Jakarta dan sekitarnya.

Bergabungnya pihak STAR dengan ANTV pada akhir tahun 2005 lalu membuat ANTV menjadi salah satu televisi yang memproduksi banyak acara yang menarik dan semakin berkualitas. Kini ANTV selain menghadirkan acara hiburan yang menarik juga menghadirkan program berita harian dan mingguan yang sangat berkualitas dan memiliki kemasan yang sangat menarik.

Inilah yang mendasari penulis memilih PT. Cakrawala Andalas Televisi atau ANTV Jakarta sebagai tempat melaksanakan Kuliah Kerja Media kurang lebih satu bulan dalam Redaksi Berita mingguan atau dalam divisi Current Affairs, dan focus of interesnya dalam produksi berita mingguan Mata Rantai. Dalam produksi berita mingguan Mata Rantai, divisi Current Affairs ANTV Jakarta memiliki dua tim kerja dan dipimpin oleh seorang produser. Masing-masing tim memiliki dua reporter, dua cameramen, dan satu editor. Tim ini memfokuskan diri pada penyampaian informasi yang berupa News Feature, dengan memakai tema permasalahan sosial dan budaya dengan pendekatan personal.


(14)

B. Tujuan Kuliah Kerja Media

Tujuan mengikuti Kerja Media (KKM) ini adalah:

1. Untuk melengkapi sebagai persyaratan dalam menyelesaikan kuliah dan mendapat sebutan Ahli Madya (A,Md) jurusan Penyiaran di fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

2. Untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan khususnya di bidang produksi berita dan penyiaran yang telah diperoleh di bangku kuliah ke dalam dunia kerja di PT. Cakrawala Andalas Televisi atau ANTV Jakarta.

3. Untuk belajar lebih jauh tentang tugas seorang reporter dalam berita mingguan dari proses pra produksi, produksi, pasca produksi dan juga mempelajari tentang produksi acara berita di studio yang dibuat oleh PT. Cakrawala Andalas Televisi atau ANTV Jakarta, baik yang disiarkan secara langsung maupun tidak langsung.

4. Untuk menumbuhkan rasa disiplin, tanggung jawab dan kerja sama dengan rekan kerja pada saat proses produksi dan untuk mengetahui bagaiamana dunia kerja di bidang broadcasting.


(15)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. REPORTER

I. Pengertian Reporter

Reporter adalah seorang yang bertugas mengumpulkan berita dari berbagai sumber, mengolah data dan informasi, menulis script berita kemudian melaporkannya melalui stasiun yang bersangkutan. Reporter adalah orang yang terlatih baik dalam menyelidiki maupun mengumpulkan bahan berita mulai dari pengembangan informasi menuju kearah fakta yang akhirnya akan menjadi laporan yang dapat diterima audiennya. Hasil akhirnya dalam penyiaran menjadi jelas, ringkas, dan dapat dipercaya.

Pekerjaan reporter bukan pekerjaan yang ringan atau mudah sebagai perantara berbagai sumber berita. Reporter dituntut untuk memiliki tanggung jawab terhadap apa yang diceritakannya. Tanggung jawab tersebut meliputi kebenaran, pentingnya

( urgensi ), dan relevansi terhadap situasi. Reporter juga dituntut untuk melakukan pertimbangan maksimal antara kesetiaan hati nurani, kepentingan fakta, kepentingan khalayak dan kode etik jurnalistik. Hal inilah yang sering kali menjadi tantangan bagi seorang reporter, dan hal tersebut bukanlah mudah dilaksanakan, mengingat reporter adalah manusia biasa yang tidak terlepas dari salah dan dosa. Beberapa ahli juga mendefinisikan reporter, diantaranya :


(16)

1. Menurut Darwan Sastro Subroto, Reporter adalah :

Wartawan media elektronik atau cetak yang bertugas mencari fakta atau data dan menyusunnya dalam format tulisan berita untuk media dimana ia bekerja.

2. Menurut Dedy Iskandar Muda, Reporter adalah :

Seorang wartawan aktif yang bertugas mengumpulkan berita dari berbagai sumber, menyusun masing – masing laporan dan kadang – kadang menulisnya kemudian melaporkannya melalui stasiun TV yang bersangkutan.

3. Menurut J. B. Wahyudi, Repoter adalah :

Seorang yang mencari, mengumpulkan, menyeleksi, mengolah, dan menyajikan berita.

Sebutan lain seorang reporter adalah News Reader, namun istilah ini lebih dikenal di negara Amerika, Eropa dan negara – negara maju lainnya. Kadang orang menyebutnya kedudukan tersebut sebagai koresponden. Koresponden sendiri memiliki perbedaan dengan reporter atau wartawan. Koresponden biasanya hanya diberikan kepada reporter yang bertugas secara permanen diluar kota baik di dalam maupun luar negeri. Sedangkan reporter diberikan kepada mereka yang berada ditempat stasiun tersebut beroperasi. Dan ia tetap disebut reporter walaupun ditugaskan keluar kota. Di Indonesia pekerjaan seorang reporter TV sebagai wartawan aktif yang bertugas mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, menyusunnya dalam format tulisan berita kemudian disiarkan.


(17)

II. Reporter di Indonesia

Reporter di Indonesia berbeda dengan reporter di Amerika, Eropa dan negara besar lainnya. Tanggung jawab sebagai reporter sebenarnya bermacam – macam, tergantung pada besar kecilnya stasiun TV yang bersangkutan. Pada stasiun TV kecil biasanya tidak memperkerjakan penulis berita ( News Writer ), reporter akan melakukan tugas menulis berita tentang apa yang baru saja diliputnya. Tetapi untuk stasiun TV besar pada umumnya memperkerjakan penulis berita.

Di Indonesia sendiri profesi reporter kini sangat diminati, hal ini terbukti dengan bermunculannya stasiun TV. Seorang reporter adalah orang yang terlatih, baik dalam menyelidiki maupun mengumpulkan informasi. Mereka mengembangkan informasi ke arah fakta yang akhirnya menjadi sebuah laporan yang dapat diterima penontonnya. Reporter juga harus memiliki pandangan atau penekanan pada peristiwa tertentu yang lebih spesifik. Tetapi hal yang tidak bisa ditinggalkan bagi seorang reporter adalah mengikuti perkembangan berita yang telah dilaporkan sebelumnya guna melaporkan perkembangan peristiwa kemudian menambah laporan.

III. Reporter Sebagai Pemimpin Produksi

Reporter dalam tim liputan juga berperan sebagai produser atau pimpinan produksi, ia adalah orang yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses produksi atau liputan. Karena keberhasilan proses produksi atau liputan bukan


(18)

saja bergantung pada bobot berita, tetapi juga ada kesiapan peralatan dan kameramennya. Reporter selain membekali dirinya dengan materi yang diliput, ia juga harus memperhatikan kesiapan kameramen dan peralatannya. Mengingatkan pada kameramen apakah kamera siap pakai, baterai, mikrofon, tripod, kabel, dan lampunya dapat berfungsi dengan baik ?! Reporter juga harus memberi tahu kameramen tentang materi yang akan diliput dan siapa saja yang akan di wawancarai. Jika dilokasi liputan ternyata tidak sesuai dengan apa yang direncanakan reporter, maka reporter harus segera mengambil langkah – langkah baru. Namun apabila gagasan reporter tidak memungkinkan apabila dilihat dari berbagai aspek, maka tugas kameramen untuk mengemukakan pendapatnya. Kameramen dan reporter adalah team work dalam mencari berita, sehingga keduanya harus aktif delam mengemukakan ide atau gagasan dari materi yang akan diliput.

Baik reporter maupun kameramen harus memiliki kesepakatan yang sama dalam memilih satu peristiwa yang akan dijadikan berita. Sebenarnya banyak sekali cara untuk menggambarkan sebuah peristiwa, yaitu dengan cara mengembangkan imajinasi reporter dan kameramen dalam menerjemahkan sebuah peristiwa. Sebaiknya reporter dispesialisasikan misalnya menjadi reporter politik, ekonomi, sosial, budaya sehingga berita yang akan diliput lebih variatif dan berbobot dibanding reporter yang generalis. Seorang reporter juga harus terltih baik dalam menyelidiki maupun mengumpulkan berita, mulai dari mengembangkan informasi menuju kearah fakta yang akhirnya menjadi laporan yang menarik. Reporter harus mempunyai sense of news yang tinggi, pengetahuan


(19)

jurnalistiknya tidak setengah – tengah. Jadi semuda apapun seorang reporter, ia adalah pemimpin produksi dalam menjalankan tugasnya ( Dedy Iskandar Muda. Jurnalistiik TV “Menjadi Reporter Profesional” Rosda 2003 ) Reporter juga harus membuat team work yang baik, sehingga produksi yang dihasilkan akan maksimal.

B.TUGAS REPORTER

Tugas seorang reporter adalah :

1. Peliput, meliput setiap peristiwa yang terjadi untuk menjadi bahan berita.

2. Penyusun, peristiwa yang telah diliput akan disusun menjadi suatu berita yang menarik buat publik.

3. Penyebar informasi, berita yang telah disusun akan disampaikan kepada publik ( khalayak ).

Secara umum tugas reporter yakni memberikan laporan pandangan mata. Reporter mempunyai tanggung jawab yang lebih dari pada petugas lainnya dalam lapangan broadcasting atau penyiaran. Seorang reporter berfungsi sebagai wartawan dan penyiar. Maksud dari tugas tersebut adalah :

1. Reporter sebagai wartawan

Sebagai wartawan ia harus menguasai peristiwa yang akan dilaporkan dalam segala aspeknya. Ia harus melaporkan bukan saja apa yang tidak terlihat, akan tetapi ia juga harus melaporkan di belakang berita ( the news behind the news ). Ia harus menyelidiki latar belakang dan prospek peristiwa yang akan disiarkan itu.

2. Reporter sebagai penyiar

Sebagai penyiar, reporter harus mampu memberikan laporan secara fasih dan spontan, sedang suaranya harus empuk dan enak didengar disertai pengucapan yang jelas. Karena biasanya reporter melaporkan berita langsung dari lapangan, sehingga banyak sekali ditemukan gangguan baik yang berupa teknis maupun non teknis.


(20)

Selain yang diatas, masih ada beberapa tugas penting lainnya, yaitu : I. Observasi

Sebelum melaksanakan tugasnya, seorang reporter bisa mencari data / berita dengan menempati pos – pos tertentu, yang dimana ditempat tersebut sering kali ditemukan berita atau informasi yang penting untuk di informasikan. Contoh di gedung atau kantor gubernur, yang sering kali mengeluarkan kebijaksanaan yang berkaitan dengan penduduk kabupaten yang bersangkutan. Juga terkadang seorang reporter mendapatkan berita dari undangan sebuah instansi atau perusahaan yang berniat untuk melakukan konferensi pers.

Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh reporter dalam memperoleh data pada saat liputan di tempat kejadian antara lain :

1. Mengamati jalannya peristiwa dan orang – orang yang terikat dalam peristiwa

tersebut.

2. Mencatat dan mengidentifikasi pendapat – pendapat yang disampaikan oleh

sumber berita yang berhubungan dengan peritiwa yang diliput.

3. Melakukan wawancara dengan orang – orang tertentu untuk mendapatkan keterangan, atau penjelasan tentang latar belakang peristiwa serta pandangan – pandangan yang menyangkut peristiwa tersebut.

4. Mencari dan mengumpulkan fakta sebanyak – banyaknya, tidak hanya dari satu sumber saja, tetapi banyak sumber.

5. Fakta yang diperoleh harus diteliti kebenarannya. Check and Re – check. 6. Menyusun laporan dengan baik dan teliti.

II. Wawancara

Wawancara sangat penting dalam media massa audio visual karena memberi kesempatan kepada pirsawan untuk dapat mengamati individu yang menjadi obyek berita. Sedangkan pengertian wawancara adalah tanya jawab


(21)

antara seorang reporter dengan dengan nara sumber untuk mendapatkan sebuah fenomena atau peristiwa.

Hal yang harus diperhatikan dalam sebuah wawancara adalah posisi nara sumber dalam wawancara. Pertama kali seorang reporter harus memperkenalkan jati dirinya dan untuk siapa dirinya bekerja kepada nara sumber, sebelum melakukan wawancara. Reporter harus mampu bernegosiasi dengan nara sumber agar hasil kesepakatan yang dicapai memuasakan kedua belah pihak sepanjang negosiasi tidak berlangsung dibawah tekanan pihak tertentu.

Untuk lebih jelasnya disini kami sebutkan beberapa jenis wawancara yang biasa dilakukan oleh orang banyak :

1. Man in the street interview

Adalah wawancara yang dilakukan untuk mengumpulkan pendapat beberapa orang awam mengenai sebuah peristiwa, bisa menyangkut satu keadaan dan bisa pula tentang sebuah kebijaksanaan baru. Biasanya wawancara ini dilakukan setelah terjadinya sebuah peristiwa yang sangat penting.

2. Personal Interview

Merupakan wawancara untuk mengenal pribadi seorang yang memiliki nilai berita lebih dalam lagi. Hasilnya biasanya berupa profil tentang orang yang bersangkutan.

3. Casual Interview

Sebuah wawancara mendadak. Dalam hal ini seorang wawancara meminta kesediaan nara sumber untuk diwawancara. Si reporter berbuat begitu karena ia bertemu dengan nara sumber yang dianggap punya informasi yang sangat perlu dilaporkan kepada khalayak.

4. Telephone Interview

Adalah wawancara yang dilakukan lewat telephone. Ini biasanya dilakukan reporter kepada nara sumber yang sudah dikenalkan dengan baik dan untuk melengkapi sebuah berita yang ditulis. Dengan perkataan lain, seorang reporter memilih jenis wawancara ini karena ia dalam keadaan terdesak.

5. News Page Interview

Wawancara yang berkaitan dengan sebuah laporan tentang sebuah peristiwa yang direncanakan. Wawancara ini sering disebut “information interview”.


(22)

6. Question Interview

Wawancara tertulis. Biasanya seorang reporter yang sudah mengalami jalan buntu. Setelah ditelepon, didatangai kerumah dan ke kantor, si reporter tidak bisa bertemu dengan nara sumber, maka ia memilih wawancara jenis ini. Keuntungan wawancara jenis ini adalah informasi yang diperoleh lebih jelas dan mudah dimengerti. Kelemahannya adalah wartawan tidak bisa mengamati sikap – sikap pribadi nara sumber ketika menjawab pertanyaan yang diajukan wartawan.

7. Group Interview

Wawancara yang dilakukan terhadap beberapa orang sekaligus untuk membahas satu persoalan atau implikasi satu persoalan atau implikasi satu kebijaksanaan. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuki berbicara. Semua jenis wawancara diatas dapat terlaksana dengan baik, bila reporter memenuhi teknik – teknik wawancara berikut :

a. Menggunakan daftar pertanyaan yang tersusun dengan baik. b. Memulai wawancara dengan pertanyaan yang ringan. c. Mengajukan pertanyaan secara langsung dan tepat.

d. Tidak malu bertanya bila ada jawaban yang tidak bisa dimengerti. e. Mengajukan pertanyaan tambahan berdasarkan perkembangan.

Ada prosedur yang dapat digunakan oleh seorang reporter untuk membuat subyek merasa “ mudah “ sebelum menarik informasi :

a. Tersenyum dengan sopan. b. Memperkenalkan diri.

c. Menunjukkan minat terhadap orang atau subyek. d. Meyakinkan bahwa merasa enak.

e. Mempersiapkan diri untuk mencatat tanpa mengganggu wawancara. Setelah reporter selesai melakukan wawancara, ada beberapa hal yang perlu di pertanyakan kepada nara sumber, antara lain :

a. Apakah nara sumber tidak keberatan jikalau kalimatnya dikutip secara langsung ?

b. Apakah nara sumber tidak berniat namanya dirahasiakan dalam sebagian hasil wawancara ?

c. Apakah nara sumber memiliki keinginan lain yang berkaitan dengan hasil wawancara. Misalnya kalau ada suatu saat nara sumber keberatan hasil wawancaranya disiarkan, maka reporter harus menghormati keinginnan ini dan tidak menyiarkanya.

(Tugas Akhir, Yudhistira Adi Nugroho, Kerja Reporter TVRI Jogja, 2004)

III. Penyajian / Laporan

Setelah semua prosedur diatas telah dilaksanakan, maka tibalah saatnya reporter harus melaporkan atau menyajikan pada khalayak. Dalam hal ini reporter tidak bekerja sendirian, akan tetapi tergabung dalam tim pemberitaan. Pada saat


(23)

penyiaran berita, dibutuhkan seorang penyiar ( News Caster ), yang terkadang dirangkap oleh reporter. Selain itu diperlukan pula seorang narator, presenter yang bertugas memberi pengantar sebelum sampai ke laporan inti. Dalam menyiarkan naskah tertulis, meskipun itu sekedar seperti membaca koran pagi, pilihan kita harus terdengar faktual dan kata harus terdengar faktual dan menyentuh emosi, sehingga penyiar mampu menyajikan dengan penuh sensasi.Adapun teknik penyajian tersebut :

1. Dibicarakan oleh penyiar berita

Dalam hal ini naskah dibuat oleh redaksi berita sedang penyiar berita tinggal membacanya.

2. Voice Over

Dalam hal ini naskah dibuat oleh redaksi / reporter, dan dibacakan oleh siapa saja, asal memiliki volume suara standar, dengan merekam suaranya terlebih dahulu secara singkron dengan visual yang ada.

3. Sistem ROSS

Reporter bisa bertindak sebagai pencari, pengumpul, penyeleksi, pengolah, sekaligus penyaji materi berita dengan tata cara merekam suaranya lebih dulu. Materi berita yang disajikan dengan sistem ROSS hanyalah yang mempunyai nilai berita tinggi. ROSS merupakan singkatan dari :

Reporter on the spot on the screen

Reporter berada ditempat kejadian dan dalam penyajiannya reporter muncul dilayar kaca.

Reporter of the spot of the screen

Reporter berada dilokasi sebagai redaktur yang mencari fakta dan berbagai referensi yang ada dengan jasa telekomunikasi dan ketika waktu penyajiannya reporter muncul dalam layar kaca.

Reporter off the spot off the screen

Reporter bertindak sebagai redaktur dan tidak muncul dalam layar kaca.


(24)

C. BERITA

Dalam pengertian umum, berita berarti kabar yakni pemberitahuan oleh seseorang kepada orang lain mengenai sesuatu hal atau kejadian. Beberapa ahli mengemukakan definisi yang barangkali mendekati kelengkapan, berita adalah :

1. Laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting dan menarik sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka.

( Mitchel V. Charnley dalam Smsul M. Romli, S.IP. Jurnalistik Praktis untuk Pemula, Rosda 2003 )

2. Fakta yang akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca.

( Dean M. Lyle, News Writing )

3. Laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua – duanya bagi masyarakat luas.

( Mitchel V. Charnley, Reporting third edition, Holt – Reinhart & Winston, New York, 1975, halaman 44 )

Masih banyak para ahli dibidang jurnalistik yang memberikan pengertian berita, namun hampir semuanya berpendapat bahwa unsur – unsur yang dikandung dalam suatu berita meliputi cakupan kata – kata : fakta, akurat, tepat waktu, menarik, penting, opini dan sejumlah penonton, pendengar, pembaca. Seorang reporter tidak boleh memberikan opini pribadi kedalam berita yang di tulisnya. Jika hal tersebut terjadi, maka akan berdampak menurunnya tingkat kepercayaan pemirsa serta menimbulkan masalah yang berada diluar jangkauan si reporter itu sendiri.

I. Nilai Berita

Sebuah berita harian atau mingguan akan menjadi menarik untuk dibaca, didengar, atau ditonton, karena berita sesungguhnya memiliki nilai atau bobot


(25)

yang berbeda antara satu dan lainnya. Nilai berita tersebut sangat bergantung pada berbagai pertimbangan seperti berikut :

1. Timeliness

Berarti waktu yang tepat. Artinya, memilih berita yang akan disajikan harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh masyarakat pemirsa. Tepat waktu maksudnya, ketepatan dalam menyampaikan informasi tentang peristiwa yang sedang ditunggu oleh masyarakat dalam segi waktu. Untuk itu berita juga harus disiarkan secepat mungkin sehingga faktor aktualitas begi sebuah berita merupakan dasar utama yang harus dipertimbangkan.

2. Proximity

Artinya kedekatan. Kedekatan disini maknanya sangat bervariasi, yakni dapat berarti dekat dilihat dari segi lokasi, pertalian ras, profesi, kepercayaan, kebudayaan maupun kepentingan yang terkait lainnya.

3. Prominence

Artinya orang terkemuka. Semakin seseorang itu terkenal maka akan semakin menjadi bahan berita yang menarik pula. Mereka bisa saja dari berbagai kalangan seperti tokoh politik, agama, seniman, ataupun tokoh militer.

4. Consequence

Pertimbangan yang keempat adalah konsekuensi atau akibat. Yaitu, segala tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain – lain yang dapat berakibat merugikan atau menyenangkanorang banyak merupakan bahan berita yang menarik.

5. Conflict

Memiliki nilai berita yang sangat tinggi karena konflik adalah bagian dalam kehidupan. Di sisi lain berita adalah sangat berhubungan dengan peristiwa kehidupan.

6. Development

Merupakan materi berita yang cukup baik menarik apabila reporter yang bersangkutan mengulas dengan baik. Berita yang menyangkut kegagalan dan keberhasilan pembangunan pasti akan melibatkan kepentingan penguasa dan masyarakat. Dan seorang reporter pun dituntut menguasai jurnalisme pembangunan.

7. Dissaster & Crimes

Adalah dua peristiwa yang pasti mendapat tempat bagi pemirsa. Keduanya menyangkut masalah keselamatan manusia, karena dalam pendekatan psikologis keselamatan manusia menempati urutan pertama bagi kebutuhan dasar manusia.

8. Weather

Atau cuaca. Di Indonesia dan negara – negara yang dilewati garis khatulistiwa memang tidak banyak terganggu. Sehingga di Indonesia berita tentang cuaca masih dianggap masih belum memiliki nilai jual,


(26)

karena banyak pemirsa yang tidak menyediakan waktu untuk menyimaknya.

9. Sport

Berita olah raga sudah lama memiliki daya tarik. Setiap stasiun televisi memberi waktu untuk menyiarkan berita olah raga. Begitu menariknya siaran ini sehingga banyak stasiun televisi yang membentuk divisi sendiri untuk keperluan liputan olah raga. Untuk itu seorang reporter olah raga dituntut untuk memiliki pemahaman terhadap cabang olah raga, sehingga ia akan melakukan reportase dengan baik.

10. Human Interest

Berita human interest di televisi memiliki daya tarik yang lebih tinggi dibanding media lainnya, karena dilengkapi dengan objek asli secara visual

bukan imajinatif. Didukung dengan radio yang dapat memberikan daya tarif ekstra.

( Dedy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi “ Menjadi Reporter Profesional “ Rosda 2003 )

II. Jenis Berita

Berita sendiri dikategorikan menjadi tiga bagian, ketiga kategori tersebut didasarkan pada jenis peristiwa dan cara penggalian data. Tiga jenis berita tersebut adalah :

1. Hard News

Berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat, baik secara individu kelompok maupun organisasi. Berita tersebut biasanya menyangkut hajat hidup orang banyak. Hard news juga termasuk kejadian internasional, keadaan masyarakat, masalah ekonomi, kriminal, kerusakan lingkungan maupun berita – berita tentang ilmu pengetahuan.

2. Soft News

Soft news atau berita ringan sering kali juga disebut dengan feature yaitu berita yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Berita – berita semacam ini seringkali lebih menitik beratkan pada hal – hal yang dapat menakjubkan atau mengherankan pemirsa. Dan juga menimbulkan kekhawatiran behakan ketakutan atau mungkin juga menimbulkan simpati.

3. Investigative Report

Disebut juga laporan penyelidikan. Merupakan jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh dipermukaan. Berita penyelidikan untuk media televisi lebih sulit karena membutuhkan audio visual yang mendukung. Berita seperti ini tidak mudah, karena membutuhkan waktu


(27)

yang relatif lama, sehingga dalam hal ini seorang reporter harus memiliki banyak sumber orang – orang dalam yang mendapat jaminan untuk tidak terekspos.

( Tugas Akhir, O. P Nuarina, Proses Kerja Reporter TPI, 2004 )

Selain hal tersebut diatas, reporter juga harus memperhatikan teknik – teknik penulisan berita agar informasi yang bila disampaikan bisa dimengerti pemirsa, karena pemirsa terdiri dari berbagai lapisan masyarakat maka bahasa penulisan berita juga harus sesuai agar tidak terjadi perbedaan arti yang nantinya akan diterjemahkan dengan pengertian mereka sendiri.

III. Menulis untuk Berita

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menulis berita :

1. Alur informasi

Alur sebuah berita akan menghantarkan kedalam sound bite atau suara orisinil, hendaknya dibuat meluncur sehingga berkaitan dengan naskah yang ditulis.

2. State and Explain

Yaitu pernyataan atau penjelasan, artinya penulisan harus menjelaskan pernyataan agar memudahkan pemirsa untuk mengingat informasi yang mereka peroleh.

3. Durasi shot gambar

Pendeknya shot gambar akan menyebabkan cepatnya pergantian antara satu shot gambar ke shot gambar yang lain, hal ini menyebabkan pemirsa kebingungan dalam menerima informasi.

4. Jeda atau pause

Berikan waktu untuk berhenti sesaat diantara kalimat dan berhenti sedikit lebih lama untuk perpindahan satu sequen dengan sequen gambar yang lain.


(28)

Dalam menulis berita diusahakan reporter harus menguasai keempat hal diatas sehingga pemirsa dirumah mudah memahami sajian berita yang disiarkan. Namun apabila seorang reporter belum sempurna dalam menulis sebuah berita, maka sudah menjadi tugas bagi seorang produser untuk mengoreksi tiap berita yang akan ditayangkan.

Dalam menulis berita, seorang reporter melakukan pendekatan dengan easy listening formula. Seperti dalam buku “ Five Star Approach to News Writing “ Munhoff dalam Ibid, dengan akronim ABC – SS yaitu singkatan dari :

1. Accuracy ( Tepat )

Penulisan berita harus tepat sesuai dengan konteks permasalahan. Transkrip hasil wawancara atau pemilihan materi yang harus tepat dengan pokok bahasan.

2. Brevity ( Singkatan )

Dalam penulisan berita media elektronik hendaknya singkat yang mengakumulasi permasalahan.

3. Clarity ( Jelas )

Informasi yang diberikan pada pemirsa tidak membingungkan dengan cara menghindari penulisan loncatan dari satu permasalahan ke permasalahan yang lain.

4. Simplicity ( Sederhana )

Kesederhanaan dalam penulisan berita perlu diperhatikan karena pemirsa mempunyai latar belakang yang berbeda. Tidak perlu menulis sesuatu yang ilmiah.

5. Sincerity ( Jujur )

Informasi yang ditulis apa adanya dan tidak dibuat – buat. Tidak memanipulasi data yang didapat. Karena hal ini akan berpengaruh pada kredibilitas seorang reporter.


(29)

20

BAB III

DESKRIPSI LEMBAGA

A. SEJARAH BERDIRINYA ANTV

ANTV hadir membawa cakrawala baru dunia pertelevisian Indonesia. Berdiri sejak tanggal 1 Januari 1993 ANTV tampil dengan beragam kreasi dan inovasi tayangan televisi yang memikat. Mulanya ANTV adalah stasiun televisi lokal yang siaran di wilayah Lampung dan sekitarnya. Dengan izin siaran lokal itu ANTV mengudara selama lima jam sehari.

Tanggal 18 Januari 1993 ANTV mendapat izin siaran nasional melalui Keputusan Menteri Penerangan RI No. 04 A / 1993. Sepuluh hari setelah izin tersebut keluar ANTV mengudara secara nasional. Studio ANTV yang semula berada di Lampung dipindahkan ke Jakarta. Tepat tanggal 1 Maret 1993 ANTV untuk pertama kalinya memproduksi program sendiri berupa liputan berita aktual jalannya Sidang Umum DPR / MPR. Saat itu ANTV berhasil melakukan siaran langsung meliput jalannya kegiatan penting kenegaraan. Momen istimewa itu yang kini dijadikan sebagai hari jadi ANTV.

Dalam perjalanan usahanya antv banyak mengalami perkembangan. 30 September 2005 antv berhasil menjalin kerjasama strategis dengan jaringan televisi dunia STAR. Kerjasama ini ditandai dengan masuknya 20% saham STAR ke ANTV. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Dengan bergabungnya STAR mengantarkan antv tampil sebagai salah satu stasiun televisi nasional yang mempunyai jaringan terluas di tingkat dunia. Hingga tahun 2007 ini ANTV


(30)

memiliki 23 stasiun relay yang tersebar di beberapa daerah potensial. antv mampu menjangkau 154 kota dan dapat dinikmati oleh lebih dari 129 juta pemirsa. Dengan demikian ANTV menjadi stasiun televisi keempat yang memiliki daya jangkau siaran terluas, diterima oleh pemirsa Indonesia.

Berkat kerja keras seluruh karyawan ANTV yang berpengalaman di dunia penyiaran dan juga sistem menejemen modern ANTV berhasil meraih beberapa penghargaan tingkat nasional maupun internasional. Tingkat nasional, ANTV berhasil meraih sejumlah penghargaan dari Panasonic Award, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Award, Festival Sinetron Indonesia (FSI), Museum Rekor Indonesia (MURI), dan lain-lain.Adapun penghargaan tingkat internasional yang pernah diraih antv di antaranya tiga penghargaan dari Asian Television Award untuk kategori Best Sport Program dan Best News Program.

Visi dan Misi ANTV

Menjadi stasiun TV yang berkelas dunia yang dibuat untuk Indonesia, oleh Indonesia, memberikan kepada stakeholder pelayanan terbaik dari segi kualitas, kreatifitas dan berbeda dengan stasiun TV lainnya.

Filosofi Logo ANTV

Logo ANTV merupakan kombinasi dari dua kekuatan yang saling melengkapi, yaitu STAR dengan pengalaman internasionalnya dan ANTV dengan pengetahuan dan keahlian lokalnya. Perpaduan logo STAR dengan kotak channel dan logo ANTV yang sudah ada kedalam bentuk dan format yang unik. Pancaran


(31)

yang tebal dan berwarna merah menggambarkan kekuatan dan kepercayaan diri kami menuju masa depan yang gemilang, yang memperlihatkan ANTV dipersembahkan sebagai kebanggaan Indonesia. Warna putih melambangkan tekad ANTV menjalankan usaha ini berdasarkan azas ketentuan yang berlaku dilandasi nilai-nilai kejujuran, ketulusan, serta menjunjung tinggi integritas bangsa.


(32)

Stasiun Pemancar

No. Lokasi Frekuensi

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. Medan Lampung Jakarta Bandung Semarang Yogyakarta Surabaya Malang Denpasar Makasar Pelembang Pekanbaru Padang Magetan Kediri Purwokerto Cirebon Garut Manado Banjarmasin Jambi

29 UHF 30 UHF 47 UHF 58 UHF 25 UHF 30 UHF 24 UHF 44 UHF 25 UHF 25 UHF 26 UHF 44 UHF 45 UHF 36 UHF 55 UHF 37 UHF 42 UHF 22 UHF 40 UHF 40 UHF 25 UHF


(33)

22. 23.

Pontianak Batam

41 UHF 53 UHF

Jangkauan siaran antv lebih luas lagi karena dapat dinikmati melalui parabola digital melalui jaringan Kabelvision dan Telkomvision.

SDM

Kami sadar bahwa sumber daya manusia merupakan faktor sentral dalam sebuah perusahaan. Oleh karena itu, antv terus meningkatkan kemampuan tenaga profesional, dengan memberikan kesempatan berupa program-program pelatihan dan penghargaan bagi karyawan-karyawan berprestasi agar memenuhi kualifikasi sebagai awak televisi yang berkemampuan berstandar internasional.

ORGANISASI ANTV

Jajaran Komisaris

Presiden : Paul Francis Aiello

Komisaris : Daniel Cheung : Nalinkant Amratlal Rathod : Omar Lutfi Anwar : Sukarni Ilyas


(34)

Jajaran Direksi

Presiden : Anindya N. Bakrie Direktur : Rajan Puri

: Robertus Bismarka Kurniawan : Haji Azkarmin Zaini

: Daniel G. Resowijoyo Daftar Crew Current Affairs

GM : Ivan Haris P

Manager : M. Amanullah Hasan

Produser : Abdul Hadi ( FAKTA ) : Darussalam ( TELISIK )

: M. Rahmani ( MATA RANTAI ) : M.A Mayaratih ( WANTED ) Ass Prod : Didik Julaedi

: Subari Mohammad : Tuti Marlina Reporter : Tengku Fiola

: Ariana Herawaty : Aulia Assidik : Berhnat Pasaribu : Deblot Ivan Sasmiko : Dewvina Oktora : Eko Hartanto


(35)

: Eva Chairunisa : Nicke Putri : Shinta G

: Yosua I. Panggabean Cameraman : Irfan Ramadhan

: Septiawan Gumay Senja : Ali Indra Gunawan : Attaris Mauldin : Benny Cahyadi : Dede Supriyatna : Erfin Yunizar : Firman Hadi : Puncak Komara : Robin Douglas : Vishnu Artha

Video Editor : Tri Sunarwan : Agus Wahyudi : Rendra Irianto : Rahmat

: Aryo Juta Angga Y : Agus Hariyanto


(36)

B. PROGRAM ANTV

Sejak April 2002 ANTV dengan program – program terbarunya, mencoba melebarkan sasaran pemirsa. Semula target utama program-program ANTV ditujukan untuk anak-anak remaja (teenager), kini ANTV yang tampil lebih baru membidik keluarga sebagai target utama pemirsanya.

Program Berita Mingguan

Program berita mingguan adalah program berita yang hadir dengan frekensi siaran satu kali dalam seminggu dan berita ini di produsi oleh divisi current affairs ANTV. Berikut adalah program tersebut :

WANTED

Format : Talk Show Interaktif Durasi : 30 menit

Presenting : Host dan Co – Host

Tema : Mengangkat profil buronan dan perburuan polisi atau kejaksaan terhadap buronan tersebut.

Segmentasi : 3 segment dengan pembagian segment bervariasi dalam setiap tayangan.

Isi Tayangan : Dialog, Wawancara Narasumber, Interaksi dengan pemirsa dan Paket pengantar.


(37)

Rincian program

Program Wanted mulai ditayangkan 18 September 2006, mengupas secara mendalam tentang profil buronan, kasus yang melibatkan buronan serta perburuan polisi dan kejaksaan terhadapburonan tersebut.

Tayangan Wanted dipandu seorang host yang didampingi satu co – host. Terkadang Wanted juga menghadirkan nara sumber di studio, antara lain dari kalangan polisi, kejaksaan, pengamat, lembaga swadaya masyarakat, dan korban kejahatan buronan. Kemudian, untuk mengundang telepon interaksi, Wanted menghadirkan panel polisi, yang terdiri dari 3 polisi wanita.

Segmentasi atau pembagian segment Wanted tidak bersifat baku dalam setiap tayangan. Pembagian segment sangat tergantung dari variasi yang diingkan, aktualitas daya tarik / magnitude buronan, skala kejahatnan buronan, kekuatan gambar serta kekuatang nara sumber.

Untuk melibatkan partisipasi pemirsa, Wanted tak hanya mengundang telepon interaktif tapi juga menyediakan email khusus Wanted@an.tv dan nomor telepon bebas pulsa 0-800-926833 yang dibuka non-stop 24 jam.

Produksi Wanted.


(38)

MATA RANTAI

Format : News Feature Durasi : 30 menit

Tema : Permasalahan Sosial dan Budaya dengan Pendekatan Personal Presenting : Tanpa Presenter

Segmentasi : 3 segment dengan pembagian segment bervariasi dalam setiap tayang

Isi Tayangan : Narasi, Wawancara, Visual, Grafik, Background Music, Sound Effect, dan Special Effect.

Target Audience : Male dan Female

Rincian program

Program Mata Rantai adalah program berita mingguan berita ditayangkan 11 November 2006 mengulas tentang berbagai permasalahan sosial yang unik, menarik dan kontroversial dari berbagai daerah di tanah air. Dalam setiap tayangan, Mata Rantai menyajikan berbagai topik yang menarik, antara lain, problema kemiskinan, keberadaan sebuah komunitas unik yang mengundang polemik, gaya hidup yang menyimpang, dampak dari bencana alam, prostitusi, pemasungan, serta adat istiadat yang unik.

Dalam setiap tayangan, Mata Rantai membahas sebuah topik secara lengkap dan mendalam, yang disajikan dengan pendekatan personal. Inilah kharakteristik khas, yang membedakan dengan program news feature lainnya. Pendekatan personal Mata Rantai dilakukan dengan memuat profil tentang sosok yang menjadi bagian dari sebuah permasalahan sosial dan budaya. Sehingga,


(39)

pemirsa bisa menyelami permasalahan yang tengah dihadapi sosok yang bersangkutan.

Untuk kebutuhan variasi tayangan, Mata Rantai tidak pernah menyajikan segmentasi atau pembagian segment secara baku. Pembagian segment sangat tergantung pada sejumlah faktor, antara lain aktualitas permasalahan, kekuatan gambar, serta daya tarik profil sosok yang ditampilkan.

produksi mata rantai.

FAKTA

Format : News Feature dengan gaya penyajian story telling Durasi : 30 menit

Presenting : Dengan presenter

Tema : Hukum dan Kriminal dengan dominan Blue Collar Crime Segmentasi : 3 segment dengan pembagian segment bervariasi dalam setiap


(40)

Isi Tayangan : Narasi, Wawancara, Visual, Grafik, Background Music, Sound Effect dan Special Effect.

Target Audience : Male dan Female dengan dominan Female

Rincian program

Program Fakta menyajikan berbagai permasalahan hukum yang aktual, serta kisah – kisah kriminal yang tragis, unik dan dramatis. Topik yang disajikan dalam program Fakta bervariasi, antara lain, kisah pembunuhan, penipuan, asusila, pencurian, pemalsuan, penodaan agama, pornografi, dan kesalahan prosedur dalam penanganan sebuah perkara. Dalam setiap tayangan, Fakta hanya membahas satu topik, yang disajikan secara lengkap dan mendalam dengan gaya bercerita storytelling.

Agar tayangan bervariasi, Fakta tidak pernah menyajikan segmentasi secara baku. Segmentasi sangat tergantung pada sejumlah faktor, antara lain kekuatan gambar, keinginan membangun cerita, dan variasi yang diinginkan. Untuk melengkapi kisah yang disajikan, Fakta mewawancarai tersangka dan orang – orang di sekitarnya, korban dan orang – orang di sekitarnya, saksi mata serta aparat penegak hukum yang melakukan penyelidikan. Selain itu, Fakta juga mengumpulkan data tentang barang bukti kejahatan, Berita Acara Pemeriksaan ( BAP ) serta informasi tentang latar belakang kejahatan.

Tayangan Fakta bersifat khas dengan menonjolkan unsur dramatisasi, dari sebuah permasalahan hukum dan kisah kriminal. Untuk itu, Fakta dilengkapi re – enactment atau reka ulang dari sebuah peristiwa, dengan menggunakan peran pengganti.


(41)

produksi fakta.

TELISIK

Format : Investigative / Indepth Report Durasi : 30 menit

Presenting : Tanpa Presenter

Tema : Politik, Ekonomi, Hukum dan Sosial

Segmentasi : 3 segment dengan pembagian segment bervariasi dalam setiap tayang

Isi Tayangan : Narasi, Wawancara, Visual, Grafik, Background Music, Sound Effect dan Special Effect.

Target Audience : Male dan Female dengan dominan Male

Rincian program

Program Telisik mulai ditayangkan 2 Mei 2006 mengulas berbagai topik menarik yang tengah menjadi sorotan publik serta topik yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat banyak. Topik dalam tayangan Telisik bervariasi, antara


(42)

lain kasus korupsi dan penyelewengan uang negara, mafia peradilan, sengketa tanah, pelanggaran hak asasi manusia, human traficking, pembalakan liar, kebijakan / peraturan yang dianggap merugikan kepentingan publik, skandal yang melibatkan pejabat negara, dan permasalahan yang meresahkan masyarakat.

Dalam setiap tayangan, Telisik membahas satu topik secara lengkap, mendalam dan berimbang, yang disajikan dengan gaya penelusuran. Untuk itu, Telisik selalu dilengkapi dengan wawancara pihak – pihak yang terlibat langsung dalam sebuah permasalahan, masing – masing pihak telah bersengketa, pihak yang menjadi korban atau terkena dampak permasalahan, aparat penegak hukum yang mengusut dan menangani perkara, nara sumber yang berkompeten, data yang akurat, serta dokumen yang valid dan otentik.

Dalam melakukan penelusuran, Telisik terkadang menggunakan spy camera untuk pengambilan gambar dan wawancara secara candid. Saat disajikan dalam tayangan, gambar dan wawancara tersebut akan diberi keterangan “kamera tersembunyi”. Kemudian, untuk memberikan informasi tambahan dari lokasi penelusuran, reporter Telisik diwajibkan melakukan stand up ( muncul di layar televisi, untuk memberikan informasi di lokasi )

Agar tayangan bervariasi, Telisik tidak pernah menyajikan segmentasi atau pembagian segment secara baku. Segmentasi sangat tergantung pada sejumlah faktor, aktualitas dan daya tarik topik, kekuatan sumber, kelengkapan data dan variasi yang diinginkan.


(43)

34

BAB IV

PELAKSANAAN MAGANG

A. FOCUS OF INTEREST

Terhitung sejak tanggal 4 Februari 2008 sampai dengan 4 Maret 2008, penulis melakukan kegiatan kuliah kerja media di Divisi Current Affairs PT. Cakrawala Andalas Televisi atau ANTV. Banyak pekerjaan yang telah dilakukan oleh penulis, tapi dari sekian banyak pekerjaan yang telah dilakukan, penulis memfokuskan pada satu pekerjaan yang dimana membuat penulis menjadi tertarik pada pekerjaan itu. Yaitu tugas seorang reporter. Disana penulis banyak belajar tentang semua tugas yang dimiliki seorang reporter mulai dari pra produksi, produksi, sampai pasca produksi. Penulis banyak belajar dari seorang reporter pada sebuah acara berita mingguan, yaitu Mata Rantai. Dan pada proses produksi Mata Rantai itulah, untuk pertama kalinya penulis mendapat tugas sebagai reporter. Pada saat itu penulis mendapatkan tugas untuk mencari voxpop atau wawancara untuk Mata Rantai episode Valentine.

Program Mata Rantai adalah program berita mingguan mengulas tentang berbagai permasalahan sosial yang unik, menarik dan kontroversial dari berbagai daerah di tanah air. Dalam setiap tayangan, Mata Rantai menyajikan berbagai topik yang menarik, antara lain, problema kemiskinan, keberadaan sebuah komunitas unik yang mengundang polemik, gaya hidup yang menyimpang, dampak dari bencana alam, prostitusi, pemasungan, serta adat istiadat yang unik.


(44)

Dalam setiap tayangan, Mata Rantai membahas sebuah topik secara lengkap dan mendalam, yang disajikan dengan pendekatan personal. Inilah kharakteristik khas, yang membedakan dengan program news feature lainnya. Pendekatan personal Mata Rantai dilakukan dengan memuat profil tentang sosok yang menjadi bagian dari sebuah permasalahan sosial dan budaya. Sehingga, pemirsa bisa menyelami permasalahan yang tengah dihadapi sosok yang bersangkutan.

Dan dari program Mata Rantai inilah penulis mengetahui pentingnya peran seorang reporter yang menjalankan tugasnya, yang dimana mungkin tugasnya lebih dari tugas seorang reporter biasa.

B. TUGAS SEORANG REPORTER MATA RANTAI

Untuk melakukan sebuah proses kerja produksi pada sebuah berita mingguan Mata Rantai, seorang reporter memiliki tugas sebagai berikut :

1. Persiapan sebelum peliputan berita ( Pra Produksi )

Pada tahap pra produksi, reporter Mata Rantai akan mempersiapkan materi untuk rapat atau pertemuan yang akan dilakukan dengan produser sarta kameramen dan crew Mata Rantai lainnya.

a. Mengadakan diskusi

Tim liputan yang terdiri dari reporter dan kameramen mendiskusikan dengan produser tentang materi apa yang akan diliput untuk satu episode penayangan berita mingguan Mata Rantai.


(45)

b. Mengolah informasi menentukan angle

Setelah sebuah topik atau materi liputan telah ditetapkan, kemudian dilakukan penentuan angle atau sudut berita. Angle liputan berarti mencari sebuah sisi berita yang dianggap paling menarik. Dan semua aspek pendukung informasi harus diarahkan untuk melengkapi angle tersebut. Termasuk didalamnya penentuan gambar pendukung berita atau menentukan establish shot yang dimana establish shot sangat diperlukan pada Mata Rantai. Menetukan angle liputan sebelum terjun ke lapangan adalah sangat penting, hal ini untuk menghindari terjadinya timpang tindih dalam mengumpulkan fakta dilapangan. Rencana berita akan membantu reporter dalam menetapkan kerangak berfikir, menjelaskan tujuan, sasaran dan memfokuskan perhatian.

c. Mempersiapkan bahan – bahan pemberitaan atau liputan

Reporter melakukan pendalaman materi berupa pengumpulan data – data atau referensi yang relevan dengan peristiwa yang akan diliput. Referensi ini bisa berasal dari website / internet, surat kabar, ataupun catatan kecil dari pengalaman – pengalaman reporter dalam liputan yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.

d. Menentukan sumber berita, menghubungi, dan membuat janji

dengan narasumber

Seorang reporter dalam mencari berita harus memperhatikan sumber berita. Sumber berita tersebut harus layak dipercaya. Orang – orang yang ada disekitar tempat kejadian liputan bisa dijadikan sumber berita, akan


(46)

tetapi pengamat ahli dalam bidangnya meskipun tidak terlibat langsung juga nerupakan sumber berita yang menarik akan dapat ditampilkan dalam rangkaian penulisan berita.

e. Membuat daftar pertanyaan untuk narasumber

Daftar pertanyaan ini bisa dibuat dalam bentuk tertulis, bisanya reporter senior hanya diingat – ingat saja. Akan tetapi apabila jumlah pertanyaan banyak, maka perlu untuk dicatat.

f. Mempersiapkan dana / budget liputan

Reporter Mata Rantai sebelum terjun ke lapangan, dia harus mengambil dana / budget untuk produksi dari produser. Untuk liputan di Jabodetabek disiapkan dana Rp. 2.000.000,- sedangkan untuk liputan diluar kota disiapkan dana kurang lebih Rp. 7.000.000.-. Disini reporter dipercaya untuk bisa memanage dana liputan. Dengan dana sebesar kisaran tadi, liputan harus berjalan dengan lancar. Itu kadang juga menjadi kendala bagi reporter sendiri. Tapi itulah salah satu tanggung jawab seorang reporter di Mata Rantai.

Sering kali apa yang terjadi dilapangan berbeda jauh dari rencana awal. Sehingga penentuan angle berita ini sifatnya tidak baku. Artinya apabila dilapangan ada peristiwa yang lebih menarik dan bagus untuk disampaikan pada khalayak, boleh saja seorang reporter mengganti angle liputannya tentu dengan persetujuan sang produser. Disinilah reporter dituntut untuk jeli, luwes, dan mampu menyesuaikan diri.


(47)

2. Peliputan Berita di Lapangan ( Produksi )

Setelah melakukan berbagai persiapan untuk liputan, segera dilakukan peliputan berita. Ketika berada di lapangan seorang reporter akan mengadakan observasi atau mengamati gejala dan keadaan ( fakta ) di lapangan. Disinilah reporter akan menegaskan kembali kepada kemeramen tentang angle berita yang akan diliput. Ada tiga tugas seorang reporter ketika peliputan berita :

a. Menggali data

Dalam mengamati obyek berita, reporter dituntut untuk mencatat data dengan teliti dan selengkap mungkin. Kelengkapan data akan memudahkan dalam menulis naskah, sedang ketelitian sangat penting untuk menghindari salah pengertian ketika berita disampaikan kepada khalayak. Seorang reporter dalam upaya mengumpulkan data dan bahan berita harus berpedoman pada rumus 5W = 1H yaitu what, why, who, when, where, how, dan selain itu dalam liputan Mata Rantai masih dimbah dengan satu unsur lagi, yaitu s , yang berarti save. Dalam arti aman untuk narasumber dan aman untuk pihak ANTV maupun acara Mata Rantai itu sendiri.

b. Wawancara dengan narasumber

Ketika meliput suatu peristiwa, reporter harus melakukan suatu aktivitas liputan wawancara, karena untuk mendapat informasi yang akurat dan tepat satu – satunya cara adalah menanyai sumber berita. Selain itu wawancara dipandang sebagai pendekatan psikologis kepada khalayak. Artinya khalayak akan lebih percaya terhadap berita yang disampaikan


(48)

kepada mereka jika orang yang berkompeten dengan peritiwa tersebut ikut berbicara. Demikian pentingnya wawancara sebagai suatu cara menggali informasi sehingga reporter Mata Rantai bisa mengatakan bahwa wawancara adalah tulang punggung sebuah berita atau informasi yang akan disampaikan kapada khalayak.

Wawancara bukanlah sekedar kegiatan bertanya tentang apa, siapa, bagaimana, dan mengapa suatu peristiwa terjadi. Sebelum melakukan wawancara, seorang reporter Mata Rantai biasanya akan membuat analisa kecil. Apa yang sebenarnya ingin diperoleh dari sebuah wawancara atau apa tujuan dari wawancara yang akan dilakukan. Jika hal ini sudah maka wawancara yang akan dilakukan akan lebih terfokus dan akan didapat informasi yang lebih mendalam tentang topik berita tersebut. Sebagai acuan agar reporter memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang topik berita tersebut, reporter dapat menggunakan daftar pertanyaan. Namun dalam melakukan wawancara reporter tidak boleh terpaku pada daftar pertanyaan karena dalam pelaksanaanya pertanyaan akan berkembang saat wawancara berlangsung.

Untuk menghasilkan wawancara yang eksklusif, dibutuhkan persiapan yang matang dari pihak wawancara. Untuk itu seorang reporter yang akan melakukan kegiatan wawancara mutlak memerlukan bekal diri, disamping bekal, ketrampilan dan teknis. Bekal yang dibutuhkan reporter saat melakukan wawancara meliputi :


(49)

1. Kepribadian hangat, cepat dan tanggap serta konsisten. 2. Memiliki intelektualitas dan wawasan yang luas dalam

banyak hal.

3. Sikap yang profesional.

4. Dalam mengajukan pertanyaan dalam wawancara hendaknya wajar dan tidak over acting.

5. Tidak merasa lebih tinggi dari yang diwawancarai atau sebaliknya tidak merasa lebih rendah dari yang diwawancarai.

6. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar.

7. Mampu mengembangkan imajinasi dan wawasan yang dimiliki sehingga mampu melahirkan ide – ide baru sebagi model wawancara.

c. Stand Up

Stand up adalah penyampaian oleh reporter di depan kamera kepada masyarakat tentang kesimpulan dari seluruh berita atau informasi yang telah disampaikan. Dalam pelaksanaan stand up ini, reporter harus memakai penyampaian yang kata – katanya tidak membuat kesalah pahaman oleh khalayak yang menontonnya. Misal, apabila liputan bertopik tentang masalah yang melibatkan antara masyarakat dan pemerintah, maka seorang reporter harus menyampaikan dengan kata – kata yang tidak memihak keduanya.


(50)

Dengan kata lain reporter harus netral dalam penyampaiannya. Oleh karena itu dalam melakukan stand up, reporter harus sangat memperhatikan kata – katanya yang akan disampaikan kepada masyarakat di depan kamera. Stand up dalam berita sebenarnya bukan merupakan keharusan, tapi dalam Mata Rantai, stand up sudah menjadi ciri khasnya jadi stand up harus ada dalam setiap episode Mata Rantai. Maka inilah salah satu tantangan bagi seorang reporter Mata Rantai.

d. Pendamping kameramen untuk pengambilan gambar dan establish

shot

Saat peliputan kameramen dan reporter adalah partner kerja. Kameramen bertugas meliput gambar secara visual, sedangkan reporter juga ikut mendampingi kameramen ketika proses pengambilan gambar. Reporter ikut memberikan ide kepada kemeramen tentang gambar – gambar yang akan diambil dan establish shot yang akan diambil juga. Untuk acara Mata Rantai, gambar yang digunakan tidak sembarangan gambar. Gambar yang akan digunakan haruslah memiliki konsep yang sama dengan topik berita serta dengan kemasan yang tidak biasa.

Dalam arti tidak bisa adalah, gambar dalam Mata Rantai diambil dengan angle – angle yang indah, yang menjadi ciri kahas atau karakter Mata Rantai. Dan disini seorang reporter Mata Rantai juuga harus paham dan tahu tentang pengambilan gambar yang meiliki karakter Mata Rantai. Dalam pengambilan Establish shot pun, tidak sekedar mengambil gambar sebuah tempat, tetapi juga harus dipikirkan pula angle – angle yang tepat


(51)

dan indah ( tidak biasa ). Dengan demikian berita yang akan dihasilkan tidak seperti berita yang biasa tetapi berita yang dapat menggugah emosi penonton atau khalayak melalui gambar – gambarnya yang indah dan berkharakter.

Sehubungan dengan peliputan berita, reporter Mata Rantai juga harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut :

1. Wajib menghargai hak – hak narasumber yaitu hak menolak mengungkapkan jati diri dan hak jawab.

2. Seandainya terjadi pertikaian antara dua pihak maka reporter harus bersikap netral dengan cara menyeimbangkan pemberitaan dari kedua kubu.

3. Reporter wajib menjunjung etika profesi dengan jalan mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan pribadi.

4. Ketika reporter selesai memperoleh data, reporter menanyakan kepada kameramen apakah gambar yang diambil sudah cukup. Hak reporter meminta kameramen untuk mengambil gambar yang dibutuhkan reporter dan yang dibutuhkan untuk episode yang diliput. Setelah proses liputan dirasa cukup, kru liputan kembali ke kantor.

3. Setelah peliputan ( Pasca produksi )

Setelah proses produksi selesai, reporter kembali ke kantor untuk melanjutkan tugas – tugas pasca produksi. Tapi sebelumnya reporter harus melakukan hal lain diantaranya :


(52)

a. Reporter membuka kembali catatannya untuk memastikan data yang diambil di lapangan sudah cukup dan konkret. Mencari poin – poin bagus, fungsinya untuk menentukan dari mana reporter memberikan data – data yang dia peroleh di lapangan.

b. Riset terakhir. Untuk melengkapi data – data di lapangan seorang reporter kadang memerlukan riset dari buku – buku, koran atau majalah.

c. Mem – preview gambar yang diperoleh kameramen untuk mengecek hasil wawancara. Untuk memudahkan dalam penulisan berita maka reporter akan mencari kalimat yang sesuai dengan berita yang akan dibuat, dan reporter juga mencatat hasil wawancara berdasarkan ucapan – ucapan dari narasumber, tapi hanya intinya saja. Selain itu time code atau durasinya juga dicatat. Proses itu ini bisa disebut juga dengan proses Time Coding. Setelah beberapa hal tadi selesai, inti tugas seorang reporter pada pasca produksi dilakukan, yaitu :

1. Penulisan berita

Penulisan naskah berita merupakan suatu tugas yang sangat vital dalam jurnalistik televisi karena naskah tersebut diperlukan untuk menghidupkan gambar hasil liputan. Dalam kegiatan penulisan berita, reporter harus menguasai teknik dalam menulis naskah berita. Dalam Mata Rantai menggunakan teknik piramida yaitu teknik pembuatan naskah yang berasal dari peristiwa atau pendapat yang penyajiannya tidak terikat waktu. Teknik penulisan dari hal yang kurang penting ke hal yang terpenting.


(53)

Hal terpenting lainnya yang harus diperhatikan saat menulis berita adalah :

1. Pemilihan bahasa mengacu kepada rumus ELF ( Easy Listeni

ng Formula ) yang berarti bahasa harus mudah didengar dan dimengerti.

2. Memperhatikan Accuracy, Brevity, Clarity, Simplicity, dan Sin

cerity, dimana berita harus tepat, ringaks, jelas, sederhana, dan dapat dipercaya, serta save atau aman untuk semua pihak.

3. Tidak memasukkan opini pribadi ke dalam tulisannya. 4. Harus menggunakan tata bahasa yang baik dan benar, serta

lugas dan singkat.

5. Naskah diketik dengan huruf besar semua agar memudahkan narator atau penyiar membacakan naskah berita.

Kalimat pembuka

Uraian masalah dan langkah ( body )


(54)

2. Repoter sebagai pendamping editor dalam proses editing

Tugas berikutnya reporter mendampingi editor dalam proses editing. Setelah naskah berita selesai, sebelum naskah diserahkan kepada produser untuk cheking, naskah diberikan kepada editor untuk mempermudah tahapan proses editingnya. Tahapan editing adalah sebagai berikut :

1. Pemilihan gambar

Reporter membantu editor dalam pemilihan gambar dalam pemilihan gambar yang akan di edit. Gambar berasal dari hasil liputan kemeramen dan reporter yang masih kasar dan meloncat – loncat ( belum sesuai alurnya ). Selanjutnya reporter dan kameramen akan melakukan proses penyusunan gambar sesuai dengan naskah berita agar sang editor lebih mudah proses editingnya. Editing ini bertujuan untuk menyajikan gambar secara berurutan agar mampu membantu pemirsa mengerti maksud berita yang disiarkan dan menghindari jumping shot yang akan membingungkan pemirsa saat menyaksikan berita. Reporter dan kameramen akan memberikan arahan kepada editor, adegan – adegan mana yang terbaik yang mampu menerangkan beritannya dengan baik.

2. Dubbing oleh narator

Dubbing dilakukan setelah proses pemilihan gambar selesai, proses dubbing dilakukan oleh seorang narator.


(55)

Namun pada Mata Rantai, reporter tidak menjadi seorang narator, dan orang lainlah yang menjadi narator.

3. Mixing gambar dan suara

Adalah proses memadukan gambar dan narasi. Sampai disini satu episode Mata Rantai telah dibuat dan siap untuk ditayangkan.

Setelah melalui semua proses tadi, satu episode berita mingguan Mata Rantai sudah siap untuk ditayangkan. Disinilah seorang reporter atau seluruh crew Mata Rantai dapat mengetahui baik atau buruknya rating yang diperoleh. Namun, baik atau buruknya rating, setelah proses penayangan, seluruh crew Mata Rantai melakukan sebuah pertemuan untuk membahas kekurangan pada beritanya yang telah ditayangkan agar untuk kedepannya menjadi lebih baik lagi.

C. KEGIATAN KULIAH KERJA MEDIA DI ANTV

Pada tanggal 4 Februari sampai dengan 4 Maret 2008, penulis melakukan kegiatan Kuliah Kerja Media ( KKM ) di PT. Cakrawala Andalas Televisi atau sering disebut dengan ANTV. Penulis bersama dengan dua rekan mahasiswa yang sama – sama berasal dari D III Fisip UNS jurusan Broadcasting atau Penyiaran melakukan kegitan magang tersebut. Kami bertiga ditempatkan pada divisi current affairs, yang menaungi produksi berita mingguan seperti Wanted, Mata Rantai, Fakta, dan Telisik.

Penulis ketika ditugaskan untuk pertama kalinya adalah menjadi seorang reporter pada berita mingguan Mata Rantai.


(56)

Karena penulis tertarik pada tugas itu, maka penulis memperdalam tugas yang diberikan. Yaitu menjadi seorang reporter pada berita mingguan Mata Rantai. Meskipun penulis dalam tugas itu tidak menjadi reporter inti pada Mata Rantai, tetapi penulis sangat ingin tahu tugas dari seorang reporter Mata Rantai, dan apa perbedaan yang ada pada tugas reporter Mata Rantai dengan reporter berita harian.

Pada tugas pertama penulis dipercaya untuk menjadi second reporter pada berita mingguan Mata Rantai pada episode Valentine. Pada saat itu reporter diberi tugas untuk mencari voxpop beserta rekan – rekan. Penulis ditunjuk sebagi reporter pada tugas itu, dan rekan – rekan sebagai kameramennya. Ketka melakukan voxpop, penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber. Untuk tugas pertama ini penulis tidak mengalami kesulitan, dan penulis berhasil menjalankan tugas dengan baik

Setelah itu, penulis mendapat tugas untuk melakukan proses time coding. Penulis juga dibantu bersama dengan rekan – rekan. Karena penulis dan rekn – rekan menjalankan tugas dengan baik, maka penulis dan rekan – rekan kembali ditugaskan untuk membantu liputan Mata Rantai episode Kekerasan. Namun pada tugas kali ini penulis tidak ditugaskan sebagai seorang reporter. Penulis dan rekan – rekan ditugaskan sebagai pendamping liputan. Disini pun penulis juga belajar dan memperdalam tugas seorang reporter Mata Rantai, dibantu oleh seorang reporter Mata Rantai. Penulis pun mendapat banyak ilmu dan pengetahuan tentang tugas seorang reporter.


(57)

Setelah episode Kekerasan, penulis dan rekan – rekan juga ikut betugas sebagai pendamping liputan Mata Rantai pada beberapa episode lainnya, yaitu episode Pandu Kapal dan episode Satpol PP. Dari keempat episode yang telah penulis ikuti, penulis dapat mengetahui apa yang menjadi perbedaan atau kelebihan yang dimiliki seorang reporter Mata Rantai dengan reporter berita harian, yaitu :

1. Pada proses produksi atau liputan, seorang reporter Mata Rantai diberikan tugas khusus oleh produser untuk memegang atau dipercaya untuk membawa dana atau budget untuk liputan. Untuk liputan dalam lingkup Jabodetabek, reporter menerima dana atau budget sebesar Rp. 2.000.000 ,- dan untuk luar Jabodetabek mendapat dana atau budget sebesar Rp. 7.000.000 ,-. Kadang untuk liputan yang berada diluar pulau jawa, budget bisa lebih dari dari budget yang ditentukan. Disini reporter Mata Rantai harus benar – benar memperhatikan seluruh pengeluaran. Mulai dari biaya untuk pembuatan ilustrasi, sampai seluruh biaya untuk kelengkapan liputannya, reporter harus mencatatnya untuk diajukan sebagai laporan keuangan setelah liputan selesai. Seorang reporter Mata Rantai juga satu – satunya orang yang bertanggung jawab dalam masalah pendanaan ketika proses liputan itu berlangsung. Oleh karena itu reporter harus benar – benar mempergunakan dana itu seefektif mungkin.

2. Selain itu tugas reporter dalam memimpin sebuah tim produksi di Mata Rantai sangatlah penting. Reporter harus bisa mengarahkan seorang kameramen dalam pengambilan gambar untuk satu episode yang


(58)

diproduksi tersebut. Agar gambar yang diambil dapat sesuai dengan topik liputan atau berita yang dimaksud. Reporter pun juga ikut mengarahakan seorang editor yang mengerjakan hasil produksi ini.

Inilah kelebihan seorang reporter Mata Rantai, dimana dia memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam sebuah produksi yang dimana tanggung jawab itu lebih dari sekedar tanggung seorang reporter pada umumya. Bahkan bisa dibilang, pada saat liputan, seorang reporter Mata Rantai juga menjadi seorang produser Mata Rantai dalam artian, secara tidak langsung reporter Mata Rantai merangkap tugas seorang produser Mata Rantai pada saat proses liputan.

Inilah sedikit ilmu yang penulis dapat dari kegiatan magang selama sebulan. Diharapkan penulis dapat mengembangkan ilmu ini dan dapat digunakan kelak. Demikianlah seluruh kegiatan Kuliah Kerja Media ( KKM ) penulis dan rekan - rekan di PT. Cakrawala Andalas Televisi atau ANTV. Dengan ini penulis dapat mengetahui proses produksi berita mingguan ( pra produksi, produksi, pasca produksi ) dan tugas – tugas seorang reporter pada berita mingguan, khususnya Mata Rantai.


(59)

50

BAB V


(60)

51

A. Kesimpulan

Perkembangan kehidupan manusia berlangsung sangat cepat, banyak sekali hal yang berpengaruh dan menjadi focus orang banyak. Kelangsungan hidup manusia dalam banyak hal di tentukan oleh bagaimana manusia merespon tersebut. Disitulah sesungguhnya makna penting berita, yaitu sebagai informasi memberitahukan dampak suatu perubahan, lalu menggerakkan pemirsanya untuk merespon perubahan tersebut.

Untuk memahami perkembangan tersebut, seorang reporter perlu mewaspadai apa yang telah, sedang dan akan terjadi, serta mempertajam sikap kritis dan menambah pengetahuan agar dapat melihat apa makna bagi pemirsanya. Tidak selalu kejadian dapat diamati dengan sempurna, kepekaan dan sikap kritis tidak selalu menjamin seorang reporter menghasilkan berita yang baik. Ada banyak kendala baik ketika mengumpulkan fakta maupun saat menulis berita.

Berbagai proses yang dilakukan seorang reporter memang memerlukan keuletan dan kejadian dalam mengungkapkan sebuah peristiwa. Sehingga dapat menuliskannya menjadi berita yang cepat, tepat, dan akurat. Bila semua proses tersebut ditulis dalam bentuk skema adalah sebagai berikut :

Penulis dapat menarik kesimpulan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Tugas seorang reporter adalah meliput berita hingga berita itu siap untuk

ditayangkan. Tugas tersebut tentu saja memerlukan keahlian, keuletan serta kecanggihan dan juga tanggung jawab yang besar dalam pelaksanaan seluruh proses produksinya. Karena reporter juga seorang pemimpin dalam produksi.

Mencari bahan berita

Meliput berita

Menulis naskah

Pendamp ing editing


(61)

52

seorang reporter menggunakan kemampuan masing – masing agar menghasilkan suatu berita yang menarik bagi pemirsanya.

3. Kemampuan masing – masing reporterlah yang mempengaruhi keberhasilan penyampaian berita, dan terletak pada instansi atau lembaga tempat jurnalis itu bekerja. Kemampuan seperti itulah yang tidak semua orang memilikinya.

B. Saran

I. Untuk lembaga atau instansi

Selama penulis melaksanakan kegiatan magang di PT. Cakrawala Andalas Televisi atau ANTV, penulis merasa sangat nyaman dengan semua yang ada didalamnya. Penulis yang ditempatkan pada divisi current affairs banyak belajar dari teman – teman reporter dan crew - crew yang sudah profesional. Tetapi didalam suasana kerja disana, penulis merasakan adanya perbedaan yang menyebabkan persaingan secara tidak langsung didalamnya.

Penulis ingin memberi saran, walaupun ada perbedaan, tetapi jangan membuat dampak negatif dalam seluruh produksinya. Karena penulis tahu, bahwa teman – teman yang bernaung dibawah divisi current affairs ANTV adalah orang – orang terbaik dibidangnya. Jadi jagalah persatuan yang ada disana. Untuk program berita mingguan, penulis tidak meragukannya lagi. Bahwa seluruh program berita mingguan di ANTV adalah salah satu yang terbaik yang ada di seluruh dunia pertelevisian Indonesia.

II. Untuk Panitia KKM ( Kuliah Kerja Media )

Selama penulis dalam proses untuk mengurus berkas – berkas yang diperlukan untuk magang, penulis merasa kurang terbantu. Penulis menyarankan agar kepanitiaan


(62)

53

panitia harus orang – orang yang benar – benar berniat untuk membantu teman – teman mahasiswa dan mahasiswi lainnya untuk mengurus berkas – berkas KKM.

Penulis sangat menyesalkan kepanitiaan KKM, karena banyak panitia KKM yang lebih mementingkan kepentingannya sendiri dari pada kepentingan teman – teman yang lebih membutuhkan. Semoga dengan adanya saran seperti ini, untuk tahun depan kepanitiaan KKM dapat menjalankan tugas lebih baik dari sebelumnya.

III. Untuk Fakultas

Selama tiga tahun penulis belar di FISIP, penulis sangat senang dengan apa yang dipelajari. Hanya saja penulis menyarankan agar laboraturium audio visual untuk dirawat dan ditambah dengan fasilitas yang lebih baik lagi. Sedangkan untuk peminjaman alat tolong jangan dipersulit prosesnya, karena secara tidak langsung dapat menghambat proses mahasiswa dalam pengerjaan tugasnya, selain itu juga dapat mengahambat dan membatasi kreatifitas mahasiswa dalam berkarya.

Dan yang terakhir, penulis menyarankan agar alat – alat seperti kamera, tripod, rol kabel dan perlengakapan lainnya untuk diperbaharui, karena saat ini teknologi semakin maju dan dengan adanya peralatan yang labih baik maka akan dapat meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri.


(63)

54

DAFTAR PUSTAKA

Iskandar Muda, Deddy, Jurnalistik Televisi “ Menjadi Reporter Profesional“,

Rosda, 2003

Adi Nugroho, Yudhistira, Tugas Akhir “ Kerja Reporter TVRI Yogyakarta“ ,2004

Wahyudi, J.B, Dasar – Dasar Manajemen Penyiaran, PT. Gramedia Pustaka,

2004

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, Rosda, 2003

Nuarina, O.P, Tugas Akhir “ Proses Kerja Reporter TPI“ , 2004

V. Charnley, Mitchel, Reporting Third Edition, Holt – Reinhart & Winston, New


(64)

55

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan... iii

Motto... iv

Halaman Persembahan... v

Ucapan Terima Kasih... vi

Kata pengantar... vii

Daftar isi... ix

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Tujuan Kuliah Kerja Media... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 6

A. Reporter... 6

A.I. Pengertian Reporter... 6

A.II. Reporter di Indonesia... 8


(65)

56

B.I. Observasi... 11

B.II. Wawancara... 11

B.III. Penyajian / Laporan ... 13

C. Berita... 15

C.I. Nilai Berita... 15

C.II. Jenis Berita... 17

C.III. Menulis Untuk Berita... 18

BAB III. DISKRIPSI LEMBAGA... 20

A. Sejarah Berdirinya ANTV... 20

B. Program ANTV... 27

BAB IV. PELAKSANAAN MAGANG... 34

A. Focus of Interest... 34

B. Tugas Seorang Reporter Mata Rantai... 35

B.1. Persiapan Sebelum Peliputan Berita ( Pra Produksi )... 35

B.2. Peliputan Berita di Lapangan ( Produksi )... 38

B.3. Setelah Peliputan ( Pasca Produksi ) ... 42

C. Kegiatan Kuliah Kerja Media di ANTV... 46

BAB V. PENUTUP... 50


(1)

2. Saat ini banyak persaingan yang harus dihadapi, dan hal tersebut mendorong seorang reporter menggunakan kemampuan masing – masing agar menghasilkan suatu berita yang menarik bagi pemirsanya.

3. Kemampuan masing – masing reporterlah yang mempengaruhi keberhasilan penyampaian berita, dan terletak pada instansi atau lembaga tempat jurnalis itu bekerja. Kemampuan seperti itulah yang tidak semua orang memilikinya.

B. Saran

I. Untuk lembaga atau instansi

Selama penulis melaksanakan kegiatan magang di PT. Cakrawala Andalas Televisi atau ANTV, penulis merasa sangat nyaman dengan semua yang ada didalamnya. Penulis yang ditempatkan pada divisi current affairs banyak belajar dari teman – teman reporter dan crew - crew yang sudah profesional. Tetapi didalam suasana kerja disana, penulis merasakan adanya perbedaan yang menyebabkan persaingan secara tidak langsung didalamnya.

Penulis ingin memberi saran, walaupun ada perbedaan, tetapi jangan membuat dampak negatif dalam seluruh produksinya. Karena penulis tahu, bahwa teman – teman yang bernaung dibawah divisi current affairs ANTV adalah orang – orang terbaik dibidangnya. Jadi jagalah persatuan yang ada disana. Untuk program berita mingguan, penulis tidak meragukannya lagi. Bahwa seluruh program berita mingguan di ANTV adalah salah satu yang terbaik yang ada di seluruh dunia pertelevisian Indonesia.

II. Untuk Panitia KKM ( Kuliah Kerja Media )


(2)

KKM dibentuk dengan benar – benar selektif dan orang – orang yang akan menjadi panitia harus orang – orang yang benar – benar berniat untuk membantu teman – teman mahasiswa dan mahasiswi lainnya untuk mengurus berkas – berkas KKM.

Penulis sangat menyesalkan kepanitiaan KKM, karena banyak panitia KKM yang lebih mementingkan kepentingannya sendiri dari pada kepentingan teman – teman yang lebih membutuhkan. Semoga dengan adanya saran seperti ini, untuk tahun depan kepanitiaan KKM dapat menjalankan tugas lebih baik dari sebelumnya.

III. Untuk Fakultas

Selama tiga tahun penulis belar di FISIP, penulis sangat senang dengan apa yang dipelajari. Hanya saja penulis menyarankan agar laboraturium audio visual untuk dirawat dan ditambah dengan fasilitas yang lebih baik lagi. Sedangkan untuk peminjaman alat tolong jangan dipersulit prosesnya, karena secara tidak langsung dapat menghambat proses mahasiswa dalam pengerjaan tugasnya, selain itu juga dapat mengahambat dan membatasi kreatifitas mahasiswa dalam berkarya.

Dan yang terakhir, penulis menyarankan agar alat – alat seperti kamera, tripod, rol kabel dan perlengakapan lainnya untuk diperbaharui, karena saat ini teknologi semakin maju dan dengan adanya peralatan yang labih baik maka akan dapat meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Iskandar Muda, Deddy, Jurnalistik Televisi “ Menjadi Reporter Profesional“, Rosda, 2003

Adi Nugroho, Yudhistira, Tugas Akhir “ Kerja Reporter TVRI Yogyakarta“ ,2004 Wahyudi, J.B, Dasar – Dasar Manajemen Penyiaran, PT. Gramedia Pustaka, 2004

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, Rosda, 2003 Nuarina, O.P, Tugas Akhir “ Proses Kerja Reporter TPI“ , 2004

V. Charnley, Mitchel, Reporting Third Edition, Holt – Reinhart & Winston, New York, 1975


(4)

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan... iii

Motto... iv

Halaman Persembahan... v

Ucapan Terima Kasih... vi

Kata pengantar... vii

Daftar isi... ix

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Tujuan Kuliah Kerja Media... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 6

A. Reporter... 6

A.I. Pengertian Reporter... 6

A.II. Reporter di Indonesia... 8


(5)

B. Tugas Reporter... 10

B.I. Observasi... 11

B.II. Wawancara... 11

B.III. Penyajian / Laporan ... 13

C. Berita... 15

C.I. Nilai Berita... 15

C.II. Jenis Berita... 17

C.III. Menulis Untuk Berita... 18

BAB III. DISKRIPSI LEMBAGA... 20

A. Sejarah Berdirinya ANTV... 20

B. Program ANTV... 27

BAB IV. PELAKSANAAN MAGANG... 34

A. Focus of Interest... 34

B. Tugas Seorang Reporter Mata Rantai... 35

B.1. Persiapan Sebelum Peliputan Berita ( Pra Produksi )... 35

B.2. Peliputan Berita di Lapangan ( Produksi )... 38

B.3. Setelah Peliputan ( Pasca Produksi ) ... 42

C. Kegiatan Kuliah Kerja Media di ANTV... 46


(6)

B. Saran... 51

B.I. Untuk Lembaga atau Instansi... 51

B.II. Untuk Panitia KKM ( Kuliah Kerja Media )... 52

B.III. Untuk Fakultas... 52

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN