ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS SEKTOR KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA.
TESIS
ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS SEKTOR KEUANGAN
DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Magister Sains
Dalam Bidang Ilmu Ekonomi
Oleh :
HENDRA KESUMA
NIM. 8106162007
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
ABSTRAK
Hendra Kesuma. Analisis Hubungan Kausalitas Sektor Keuangan dan
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan, 2013.
Sektor keuangan disatu sisi dianggap memiliki pengaruh yang penting dalam
pertumbuhan ekonomi, sehingga pemerintah harus mempromosikan
pengembangan sektor keuangan yang meliputi pengembangan sektor perbankan,
lembaga keuangan non bank dan pasar modal dalam rangka mendorong
pertumbuhan ekonomi. Namun disisi lain, merupakan pemborosan sumber daya
jika pemerintah menitikberatkan tujuan pada pengembangan sektor keuangan.
Dana pembangunan tentu akan lebih berguna jika lebih dialokasikan untuk tujuantujuan yang lain, seperti untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja dan
pengembangan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan
kausalitas antara sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, dimana
sektor keuangan di tunjukkan oleh rasio monetisasi, rasio kredit, demand deposit
dan tabungan. Dengan menggunakan data sekunder selama periode tahun 20002010, penelitian ini menggunakan kerangka analisis kointegrasi dan Vector Error
Correction Model (VECM) antara perkembangan sektor keuangan dan
pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor keuangan
yang ditunjukkan oleh rasio monetisasi, rasio kredit, demand deposit dan
tabungan tidak mempunyai hubungan kausalitas dengan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia. Pengaruh signifikan diberikan varibel demand deposit terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya pertumbuhan ekonomi secara signifikan
mempengaruhi rasio monetisasi dan tabungan.
Kata Kunci : Kausalitas, Sektor Keuangan, Pertumbuhan Ekonomi.
i
ABSTRACT
Hendra Kesuma.. Causality Analysis of the Financial Sector Relations and
Economic Growth in Indonesia . Postgraduate Of The State University Of Medan,
2013.
The financial sector on the one hand is considered to have an important influence
on economic growth, the government should promote the development of the
financial sector which includes the development of the banking sector, non-bank
financial institutions and capital markets in order to boost economic growth. On
the other hand, is a waste of resources if the government focused on the objectives
of financial sector development. Development funds would be more useful if more
allocated for other purposes, such as to improve workforce skills and technology
development. This study aims to examine the relationship of causality between
financial sector and economic growth in Indonesia, where the financial sector in
the show by the monetization ratio, the ratio of loans, demand deposits and
savings. By using secondary data for the period 2000-2010, This research uses
the analytical framework cointegration and Vector Error Correction Model
(VECM) between financial sector development and economic growth. The results
showed that the financial sector indicated by the ratio of monetization, credit
ratios, demand deposits and savings have no causal relationship with economic
growth in Indonesia. Significant influence given variable demand deposits to
economic growth. Instead of economic growth significantly affect the
monetization and savings.
Keywords:. Causality, Financial Sector, Economic Growth.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah
dan karuniaNya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul ”Analisis Hubungan Kausalitas Sektor Keuangan Dan Pertumbuhan
Ekonomi Di Indonesia” yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Sains pada Program Studi Ilmu Ekonomi Konsentrasi Ekonomi
Keuangan dan Perbankan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Segala upaya yang telah dilakukan tentunya tidak terlepas dari doa,
bimbingan, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang membantu hingga tesis ini selesai, terutama disampaikan
kepada yang terhormat :
1.
Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2.
Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
3.
Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi,
Bapak Dr. Eko W. Nugrahadi, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Ekonomi.
4.
Bapak Dr. H. Muhammad Yusuf, M.Si. dan Bapak Prof. Dr. Sahyar,MM.,
M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan sumbangan pikiran,
meluangkan waktunya dan memberikan kesempatan untuk berdiskusi serta
dorongan motivasi kepada penulis hingga selesainya tesis ini.
iii
5.
Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si., Bapak Dr. Eko W. Nugrahadi, M.Si. dan
Prof. Dr. Zulkarnain Lubis, M.Si. selaku narasumber dan sekaligus Dosen
Penguji yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berharga bagi
penulis demi penyempurnaan dari tesis ini.
6.
Bapak dan Ibu Dosen yang telah membuka wawasan berpikir dan
memberikan ilmu kepada penulis selama kegiatan perkuliahan.
7.
Terutama kepada orang tua saya Amriel Amin dan Risma (Alm) serta Ibunda
Mardiah Siddik (Alm) dan Mertua Saya bapak Tobri dan Ibu Fatimah yang
telah memberikan kasih sayang, semangat, doa, pengertian dan dorongan
moral dalam setiap langkah kehidupan ini.
8.
Teristimewa istri tercinta dr. Zumrotul Pauza. yang sedang menyelesaikan
Program Pascasarjana Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
di Universitas Sriwijaya Palembang yang selalu setia mendampingi saya
dalam suka dan duka sebagai istri serta menyimpan kekuatan besar dalam
penyejuk hati dibalik cinta dan kasih sayangnya,
9.
Dan buat yang tersayang
Ananda Muhammad Fathir Rahman dengan
ketulusan dan kepolosannya merupakan kekuatan cinta yang tak ada
tandingannya. Segenap jiwa dan sepenuh hati kami berikan serta harapan
kami padamu jadilah anak yang pandai berakhlak mulia, Do’a kami selalu
dimohonkan untuk kebahagianmu dunia dan akhirat.
10. Bapak T. Indra Abadi selaku Direktur Utama PT. Carsurindo Siperkasa atas
dukungannya secara moral terutama memberikan izin waktu kuliah.
11. Rekan-rekan kuliah seangkatan XVII Kelas B atas persahabatannya dan
segala bantuan serta kerjasamanya selama ini.
iv
12. Berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaan program studi dan
penelitian yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga semua jasa, bantuan, dan dorongan dari Bapak / Ibu, rekan-rekan
sekalian diterima oleh Allah SWT sebagai ladang amal yang bermanfaat. Penulis
menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati dan lapang dada penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kelanjutan penelitian ini. Semoga tesis ini dengan segala
kekurangannya akan mampu memberikan sumbangsih sekecil apapun untuk
diterapkan baik dalam praktek maupun untuk penelitian selanjutnya.
Medan, 13 Maret 2013
Penulis
Hendra Kesuma
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………………………………………………………………....
i
ABSTRACT ………………………………………………………………...
ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………….....
iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………....
vi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………
viii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..
x
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………
1
1.1.
Latar Belakang …………………………………….......
1
1.2.
Rumusan Masalah …………………………………......
8
1.3.
Tujuan Penelitian …………………………………........
8
1.4.
Manfaat Penelitian …………………………………......
9
KAJIAN PUSTAKA ………………………………………….
10
2.1.
Kerangka Teoritis …………………………………........
10
2.1.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi …………………..
10
2.1.2. Sektor Keuangan ……………………………….
15
2.1.3. Perkembangan Sektor Keuangan ……………….
16
2.1.4. Peran Sektor Keuangan Terhadap Perekonomian
19
2.1.5. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter …….
22
2.2.
Penelitian Terdahulu ……………………………………
24
2.3.
Kerangka Konseptual ………………………………….
27
2.4.
Hipotesis ……………………………………………......
29
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN …………………………….
30
3.1.
Ruang Lingkup Penelitian …………………………...
30
3.2.
Jenis dan Sumber Data ………………………………
30
3.3.
Model Analisis Data …………………………………
30
3.4.
Teknik Analisis Data ………………………………..
32
3.5.
Definisi Operasional …………………………………
36
HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………
38
4.1. Analisis Deskriptif ………………………………………...
38
4.1.1.
Gambaran Umum Perkembangan Sektor Keuangan
38
4.1.2.
Perkembangan Rasio Monetisasi ………………….
40
4.1.3. Perkembangan Rasio Kredit Perbankan Terhadap
GDP Nominal ……………………………………..
42
4.1.4. Perkembangan Rasio Deposit Terhadap Jumlah
Uang Beredar M1 ………………………………….
43
4.1.5.
Perkembangan PDB Indonesia …………………….
45
4.1.6.
Perkembangan Tabungan ………………………….
46
4.2. Hasil Evaluasi dan Pembahasan …………………………...
48
4.2.1. Hasil Uji Stasioneritas Data dan Derajat Integrasi …
48
4.2.2. Hasil Uji Hipotesis (Hypotesis Testing) ……………
59
4.2.3. Pengujian Kausalitas Granger ……………………...
61
KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………
67
5.1. Kesimpulan ………………………………………………..
67
5.2. Saran ……………………………………………………….
67
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..
69
LAMPIRAN ………………………………………………………………..
72
DAFTAR TABEL
Halaman
Perkembangan Jumlah dan Kantor Bank Umum serta
Jumlah Uang Beredar (M2) di Indonesia …………………...
6
Jumlah asset Berdasarkan Kelompok Bank Periode Tahun
2001-2010 (Milyar Rp) ………………..................................
38
Perkembangan Jumlah Uang Beredar (M2), GDP Tahun
2001-2010 (Milyar Rupiah) ………………………………..
40
Tabel 4.3.
Rasio Deman Deposit/ Uang M1 (Dalam Milyar Rupiah) ….
44
Tabel 4.4.
Perkembangan Tabungan …………………………..............
47
Tabel 4.5.
Hasil Uji Akar Unit Variabel Rasio Monetisasi ……………
50
Tabel 4.6.
Hasil Uji Akar Unit Variabel Rasio Kredit (KY) …………
51
Tabel 4.7.
Hasil Uji akar Unit Variabel Demand Deposit (DM1) ……..
51
Tabel 4.8.
Hasil Uji akar Unit Variabel Tabungan (S) …………………
52
Tabel 4.9
Hasil Uji akar Unit Variabel Pertumbuhan Ekonomi (GDP) .
52
Tabel 4.10
Hasil Uji Derajat Integrasi (Second Difference) Variabel
Rasio Monetisasi ……………………………………………
55
Tabel 4.11. Hasil Uji Derajat Integrasi (Second Difference) Variabel
Rasio Kredit (KY) …………………………………………..
55
Tabel 4.12. Hasil Uji Derajat Integrasi (Second Difference) Variabel
Demand Deposit (DM1) …………………………………….
56
Tabel 4.13. Hasil Uji Derajat Integrasi (Second Difference) Variabel
Tabungan (S) ………………………………………………..
56
Tabel 1.1.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.14. Hasil Uji Derajat Integrasi (Second Difference) Variabel
Pertumbuhan Ekonomi (GDP) ……………………………...
57
Tabel 4.15. Hasil Uji Lag Length Variabel GDP – DM1 ………………..
59
Tabel 4.16. Hasil Uji Lag Length Variabel GDP – M2 ………………….
59
Tabel 4.17. Hasil Uji Lag Length Variabel GDP – KY …………………
60
Tabel 4.18. Hasil Uji Lag Length Variabel GDP – S ……………………
61
Tabel 4.19. Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel GDP – M2 …………
63
Tabel 4.20. Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel GDP – DM1 ……….
63
Tabel 4.21. Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel GDP – KY …………
63
Tabel 4.22. Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel GDP – S ……………
63
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1.
Hubungan Antara M2 dengan PDB (dalam milyar rupiah) ............
2
Gambar 1.2.
Rasio Aset Perbankan Terhadap PDB ( % ) ...............................…
3
Gambar 1.3.
Grafik Pertumbuhan GDP Riil Indonesia 2001 – 2010 (diolah) …
7
Gambar 2.1.
Kerangka Konseptual Penelitian …………………………………
29
Gambar 4.1.
Jumlah Kantor Bank di Indonesia Tahun 2001-2010 ……………
39
Gambar 4.2.
Perkembangan Rasio Monetisasi Tahun 2001-2010 (Milyar
Rupiah) …………………………………………………………….
41
Gambar 4.3.
Rasio Kredit Perbankan Terhadap GDP .........................................
42
Gambar 4.4.
Perkembangan Rasio Demand Deposit Terhadap Uang M1 Tahun
2001-2010 ………………................................................................
43
Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Tahun
2001-2010 ………………………………………………………...
45
Perkembangan Tabungan Selama Tahun 2001-2010 ……………...
46
Gambar 4.5.
Gambar 4.6.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor keuangan memegang peranan yang sangat signifikan dalam
memicu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sektor keuangan menjadi lokomotif
pertumbuhan sektor riil melalui akumulasi kapital dan inovasi teknologi. Lebih
tepatnya, sektor keuangan mampu memobilisasi tabungan. Mereka menyediakan
para peminjam berbagai instrumen keuangan dengan kualitas tinggi dan resiko
rendah. Hal ini akan menambah investasi dan akhirnya mempercepat
pertumbuhan ekonomi. Di lain pihak, terjadinya asymmetric information, yang
dimanifestasikan dalam bentuk tingginya biaya-biaya transaksi dan biaya-biaya
informasi dalam pasar keuangan dapat diminimalisasi, jika sektor keuangan
berfungsi secara efisien (Levine, 1997;109, Fritzer, 2004;79, dan Kularatne
2002;120).
Perkembangan sektor keuangan tidak dapat dilepaskan dari perkembangan
perekonomian. Turunnya harga minyak pada awal tahun 1980-an mempengaruhi
kinerja perekonomian Indonesia. Pendapatan dari minyak menurun dan
pemerintah membutuhkan mobilisasi dana dari dalam negeri untuk membiayai
pembangunan. Hal ini kemudian melatarbelakangi deregulasi pada berbagai
sektor perekonomian termasuk sektor keuangan.
Kebijakan deregulasi sektor keuangan yang penting pada dasawarsa 1980an adalah Paket Juni (PAKJUN) 1983 dan Paket Oktober (PAKTO) 1988.
PAKJUN 1983 menitikberatkan pada pemberian kebebasan bagi bank-bank untuk
1
2
menetapkan suku bunga deposito dan kredit, sedangkan PAKTO 1988
menitikberatkan pada usaha untuk meningkatkan kompetisi pada sektor keuangan
dengan mengurangi hambatan dalam pendirian bank baru. Kedua regulasi tersebut
kemudian melatar belakangi perkembangan sektor keuangan di Indonesia.
Deregulasi pada sektor keuangan secara substansial, menghasilkan
dampak sangat impresif terhadap lembaga intermediasi keuangan di Indonesia.
Indikator financial deepening (M2/PDB) yang mengukur peranan sistem
keuangan naik secara signifikan selama 2001 – 2010 seperti terlihat pada gambar
6000000
5000000
4000000
Milyar Rupiah
1.1. berikut :
3000000
2000000
1000000
Tahun
0
2001
2002
2003
2004
2005
PDB
2006
2007
2008
2009
2010
M2
Sumber : Bank Indonesia, 2010 (diolah)
Gambar 1.1. Hubungan antara M2 dengan PDB (dalam milyar rupiah)
Setelah implementasi paket 1983, bank pemerintah tetap mendominasi
market share sektor perbankan. Bank-bank milik negara ini memegang aset
sekitar 75,6% dari total asset perbankan dan liability sebesar 81,5% dari total
liability. Besar sektor perbankan (aset perbankan/PDB) relatif konstan sekitar
3
20% dari awal 1980-1988 dan naik secara luar biasa sebelum krisis ekonomi
tahun 1997 (56,57).
Kebijakan liberalisasi
sektor keuangan menyebabkan boom aset
perbankan, hal ini dapat terlihat dari kondisi perbankan selama sepuluh tahun
terakhir seperti yang terlihat pada gambar 1.2 berikut yang mencerminkan rasio
12
10
Persen
aset perbankan terhadap PDB.
8
6
4
Tahun
2
0
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Sumber : The Wold Bank, 2012 (diolah)
Gambar 1.2. Rasio aset perbankan terhadap PDB (%)
Aktivitas sektor perbankan terhadap sektor swasta ditunjukkan oleh rasio
kredit perbankan pada sektor swasta terhadap PDB. Seperti yang terjadi
dipertengahan tahun 1990-an , dimana terjadi desakan besar dalam aktivitas
perbankan dan mengalami penurunan secara substansial setelah krisis ekonomi.
Bahkan, penurunan ini terus berlanjut setelah dirilisnya reprivatisasi awal
milenium baru. Setelah PAKTO’88, kredit pada sektor swasta tumbuh dengan
tingkat rata-rata 10% per tahun dan mencapai puncak pada 1997, sebesar 53,77%
4
dari PDB. (Inggrid, 2006;114). Restrukturisasi sektor perbankan menyebabkan
menurunnya aktivitas sektor ini, hanya menjadi 20,42% dari PDB (Levine,
1999;87),
Ukuran efisiensi perbankan dapat dilihat dari dua indikator. Net interest
margin (NIM), perbedaan antara interest income terhadap total asset dan
overhead cost yang merupakan rasio overhead cost perbankan terhadap total
asset. Semakin efisen kinerja perbankan, ditandai oleh penurunan kedua rasio ini.
Besar pasar saham Indonesia diukur dari rasio kapitalisasi pasar terhadap
PDB. Peranan pasar saham relatif tidak signifikan pada awal tahun 1980-an. Besar
pasar saham naik secara stabil setelah 1988 dan meraih level tertingginya 34,85%
dari PDB padatahun 1996. Mengikuti krisis tahun 1997, besar pasar saham jatuh
hanya menjadi 20,37% dari PDB (1998) dan cenderung fluktuatif beberapa tahun
sesudahnya. Walau pun besar pasar saham ini relatif masih lebih besar dibanding
dekade sebelumnya, besar pasar saham Indonesia termasuk underdeveloped
dibandingkan pasar saham dunia. Rata-rata dunia 18,55% tahun 1970-an, 28,4%
(1980-an) dan 38, 2% (1990-an). (Inggrid , 2006;93).
Teori menunjukkan bahwa perkembangan sector keuangan akan
berpengaruh terhadap perekonomian, khususnya dalam mendorong proses
pertumbuhan ekonomi. Hal ini di sebabkan karena sector keuangan dapat
menurunkan resiko, mobilisasi tabungan, menurunkan biaya transaksi dan
informasi dan mendorong terjadinya spesialisasi (Levine, 1997;691). Namun
demikian tetap terdapat perdebatan mengenai bagaimana peranan sektor keuangan
terhadap pertumbuhan ekonomi.
5
Jika misalnya Sektor keuangan dianggap memiliki pengaruh yang penting
dalam
pertumbuhan
ekonomi,
maka
pemerintah
harus
mempromosikan
pengembangan sector keuangan yang meliputi pengembangan sector perbankan,
lembaga keuangan non bank dan pasar modal dalam rangka mendorong
pertumbuhan ekonomi (Lucas, 1988;67 dan Stern 1989;87). Jika kenyataannya
demikian maka merupakan pemborosan sumber daya
jika pemerintah
menitikberatkan tujuan pada pengembangan sector keuangan. Dana pembangunan
tentu akan lebih berguna jika lebih dialokasikan untuk tujuan-tujuan yang lain,
seperti untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja dan pengembangan
teknologi (Darrat, 1999;20). Namun bagaimanapun hubungan yang terjadi, yang
jelas bukti dari berbagai studi empiris di berbagai Negara menunjukkan bahwa
sector keuangan tidak dapat diabaikan dalam menganalisis perkembangan
ekonomi suatu Negara (King dan Levine, 1993;3).
Menurut Graff (2001;102) terdapat empat kemungkinan hubungan yang
dapat terjadi antara perkembangan sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi.
Hubungan yang dapat terjadi adalah tidak adanya hubungan antara perkembangan
sektor keuangan dengan pertumbuhan ekonomi, perkembangan sektor keuangan
yang mendorong pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang mendorong
perkembangan sektor keuangan, dan perkembangan sektor keuangan (meskipun
dalam jangka pendek) justru akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi.
Perdebatan lainnya mengenai hubungan antara sector keuangan dan
pertumbuhan ekonomi terletak pada arah hubungannya. Perdebatan berfokus pada
pertanyaan apakah sector keuangan yang mendorong pertumbuhan ekonomi
6
(hipotesis supply-leading) ataukah pertumbuhan ekonomi yang mendorong
perkembangan sector keuangan (hepotesis demand-following).
Untuk melihat Perkembangan sector keuangan di Indonesia dan
pertumbuhan ekonomi , berikut disajikan tabel perubahan jumlah bank maupun
kantor bank, dan jumlah uang beredar (M2) selama tahun 2001 sampai dengan
2010 menunjukkan perkembangan yang sangat berarti.
Tabel 1.1. Perkembangan Jumlah dan Kantor Bank Umum serta Jumlah
Uang Beredar ( M2) di Indonesia
Bank
Pemerintah
Tahun
BPD
bank
kantor
bank
2001
5
1807
26
857
2002
5
1885
26
2003
5
2072
2004
5
2005
Bank asing/
campuran
BUSN
kantor bank
Jumlah
Uang beredar
(M2).
(milyar Rp)
kantor
bank
kantor
80
3988
39
113
177.731
909
76
4093
34
114
191.939
26
1003
76
4529
34
126
223.799
2112
26
1064
72
4635
31
128
253.818
5
2171
26
1107
71
4822
30
136
1.202.762
2006
5
2548
26
1217
71
5154
29
191
1.382.493
2007
5
2765
26
1205
71
5472
28
238
1.649.622
2008
5
3134
26
1310
68
6071
25
353
1.895.839
2009
5
3854
26
1358
65
7157
26
468
2.141.384
2010
4
4189
26
1413
67
7739
25
499
2.471.206
Sumber : Bank Indonesia, 2010 (diolah)
Pada tabel 1.1, terlihat bahwa selama selama 2001 – 2010 akses
masyarakat
terhadap
layanan
perbankan
meningkat,
terbukti
dengan
bertambahnya jumlah kantor bank, baik bank umum maupun bank pemerintah.
Jumlah kantor bank tersebut mengindikasikan meningkatnya akses masyarakat
terhadap layanan perbankan, meskipun demikian pada tahun 2010 jumlah bank
mengalami penurunan sehubungan dengan adanya marger bank. Proses marger
tersebut merupakan proses rasional untuk meningkatkan sinergi dan skala
ekonomi sesuai dengan fenomena global. Peningkatan jumlah bank ini pun sejalan
7
dengan peningkatan jumlah uang beredar (M2), yang setiap tahunnya terus
mengalami kenaikan.
Demikian juga dengan pertumbuhan ekonomi yang terlihat dari
pertumbuhan GDP riil (gambar 1.3) yang mengalami pertumbuhan yang
berfluktuasi sepanjang tahun 2001 sampai dengan 2010, meskipun ditahun 2009
PDB riil ini mengalami penurunan sebesar 1,60 persen dari tahun sebelumnya.
Persen
7
6
5
4
3
2
1
Tahun
0
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Sumber : BPS, 2010 (diolah)
Gambar 1.3. Grafik Pertumbuhan GDP Riil Indonesia 2001 – 2010 (diolah)
Tidak berbeda dengan perkembangan perekonomian di berbagai negara,
Indonesia juga mengalami perkembangan ekonomi yang fluktuatif, yang
mencapai puncaknya ketika terjadi krisis moneter pada tahun 1997. Sektor
keuangan disebut sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya krisis
tersebut (lihat misalnya Bank Dunia, 2001;141, Nugroho, 2000;78 dan Hill,
2000;96). Hal tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana
sebenarnya hubungan antara perkembangan sektor keuangan dengan pertumbuhan
ekonomi maupun volatilitas ekonomi makro di Indonesia.
8
Berdasarkan uraian diatas dan banyaknya pendapat para ahli tentang
sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi, maka penulis tertarik untuk
mengadakan study tentang hal tersebut, yang penulis tuangkan dalam judul
“ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS SEKTOR KEUANGAN DAN
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA“
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, adapun rumusan masalah dari penelitian ini
adalah :
•
Bagaimana hubungan kausalitas antara jumlah uang beredar
dengan
pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
•
Bagaimana hubungan kausalitas antara rasio kredit dengan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.
•
Bagaimana
hubungan
kausalitas
antara
demand
deposit
dengan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia
•
Bagaimana hubungan kausalitas jumlah tabungan masyarakat dengan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah ;
•
Untuk mengetahui hubungan kausalitas antara jumlah uang beredar
dengan pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
•
Untuk mengetahui hubungan kausalitas antara rasio kredit dengan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
9
•
Untuk mengetahui hubungan kausalitas antara demand deposit dengan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia
•
Untuk mengetahui hubungan kausalitas jumlah tabungan masyarakat
dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai
bahan
pertimbangan
bagi
pemerintah
Indonesia
untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
2. secara akademik, diharapkan bermanfaat sebagai referensi dan bahan
kajian terhadap perekonomian Indonesia,
3. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan penulis
mengenai pengaruh
Indonesia.
sector keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Rasio monetisasi dan pertumbuhan ekonomi tidak mempunyai hubungan
kausalitas dan rasio monetisasi tidak mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi, namun demikian pertumbuhan ekonomi mempengaruhi rasio
monetisasi.
2. Rasio kredit dan pertumbuhan ekonomi tidak mempunyai hubungan
kausalitas di Indonesia dan rasio kredit tidak mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi, sebaliknya pertumbuhan ekonomi juga tidak mempengaruhi
rasio kredit di Indonesia.
3. Demand deposit dan pertumbuhan ekonomi tidak mempunyai hubungan
kausalitas dan demand deposit mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di
Indonesia, sedangkan pertumbuhan ekonomi tidak mempengaruhi demand
deposit.
4. Tabungan dan pertumbuhan ekonomi tidak mempunyai hubungan
kausalitas di Indonesia, dan tabungan tidak mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi, namun pertumbuhan ekonomi mempengaruhi tabungan di
Indonesia.
67
68
5.2. Saran
1. Bank Indonesia diharapkan dapat menstabilkan jumlah uang yang beredar
dengan meningkatkan suku bunga yang menarik sehingga masyarakat
lebih banyak menabung dan berinvestasi, dengan demikian secara tidak
langsung akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
2. Pemerintah diharapkan terus berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, dengan menggali potensi daerah semaksimal mungkin sehingga
meningkatkan
pendapatan
daerah
yang
pada
gilirannya
akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
3. Pemerintah bersama-sama dengan Bank Indonesia mensosialisasikan
keuntungan menabung dan menyimpan dana dalam lembaga perbankan,
meningkatnya
dana
masyarakat
dalam
lembaga
perbankan
akan
meningkatkan demand deposit. Meningkatnya demand deposit akan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
4. Pada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan jenis penelitian yang sama
sebaiknya dilaksanakan dengan memperbaiki tahapan-tahapan metode ini
atau mengkombinasikannya dengan metode lain.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Franklin and Oura, Hiroko. August 2004. “Sustained Economic Growth
and the Financial System.” IMES Discussion Paper Series,
http://www.finance. wharton.upenn. edu/~allenf/download /Vitasustained
pdf .
Bank Dunia, 2001, “Finance for Growth: Policy Choices in a Volatile World”, A
World Bank Policy Research Report, Oxford University Press, Inc., New
York.
Bank Indonesia, Statistik Perbankan Indonesia, 1978-2010. Bank Indonesia,
Jakarta.
Beck, T., Levine, R., dan Loayza, N., 2001, “Finance and the Sources of Growth”,
Journal of Financial Economics, 59. hal. 261-300.
Benchivenga, VR dan Smith, B.D, 1991, Financial Intermediations and
endogeneous Growth, Review of Economics Studies, hal 195 – 209.
Darrat, A.F, 1999, “ Are Financial Deepening and Economic Growth Causally
Releted ? Another Look at the Evidence”, International Economic Journal,
13, hal 19 – 35.
Darrat A.F. dan Haj, M., 2001, “Further Evidence on the Link Between Finance
and Cyclical Fluctuations”, Working Paper, Louisiana Tech University.
Department For International Development (DFID). 2004. “The Importance of
Financial Sector Development for Growth and Poverty Reduction”. Policy
Division Working Paper.
Diamond, D.W, 1984. Financial Intermediation and Delegated Monitoring,
Review of economics Studies.
Enders W, 1997, Applied Econometric Time Series, John Wiley and ,Son
New York.
Inc,
Fritzer, Friedrich. 2004, “Financial Market Structure and Economic Growth: A
Cross Country Perspective.” Monetary Policy and The Economy 2nd
Quarter, pp. 72-87.
ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS SEKTOR KEUANGAN
DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Magister Sains
Dalam Bidang Ilmu Ekonomi
Oleh :
HENDRA KESUMA
NIM. 8106162007
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
ABSTRAK
Hendra Kesuma. Analisis Hubungan Kausalitas Sektor Keuangan dan
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan, 2013.
Sektor keuangan disatu sisi dianggap memiliki pengaruh yang penting dalam
pertumbuhan ekonomi, sehingga pemerintah harus mempromosikan
pengembangan sektor keuangan yang meliputi pengembangan sektor perbankan,
lembaga keuangan non bank dan pasar modal dalam rangka mendorong
pertumbuhan ekonomi. Namun disisi lain, merupakan pemborosan sumber daya
jika pemerintah menitikberatkan tujuan pada pengembangan sektor keuangan.
Dana pembangunan tentu akan lebih berguna jika lebih dialokasikan untuk tujuantujuan yang lain, seperti untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja dan
pengembangan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan
kausalitas antara sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, dimana
sektor keuangan di tunjukkan oleh rasio monetisasi, rasio kredit, demand deposit
dan tabungan. Dengan menggunakan data sekunder selama periode tahun 20002010, penelitian ini menggunakan kerangka analisis kointegrasi dan Vector Error
Correction Model (VECM) antara perkembangan sektor keuangan dan
pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor keuangan
yang ditunjukkan oleh rasio monetisasi, rasio kredit, demand deposit dan
tabungan tidak mempunyai hubungan kausalitas dengan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia. Pengaruh signifikan diberikan varibel demand deposit terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya pertumbuhan ekonomi secara signifikan
mempengaruhi rasio monetisasi dan tabungan.
Kata Kunci : Kausalitas, Sektor Keuangan, Pertumbuhan Ekonomi.
i
ABSTRACT
Hendra Kesuma.. Causality Analysis of the Financial Sector Relations and
Economic Growth in Indonesia . Postgraduate Of The State University Of Medan,
2013.
The financial sector on the one hand is considered to have an important influence
on economic growth, the government should promote the development of the
financial sector which includes the development of the banking sector, non-bank
financial institutions and capital markets in order to boost economic growth. On
the other hand, is a waste of resources if the government focused on the objectives
of financial sector development. Development funds would be more useful if more
allocated for other purposes, such as to improve workforce skills and technology
development. This study aims to examine the relationship of causality between
financial sector and economic growth in Indonesia, where the financial sector in
the show by the monetization ratio, the ratio of loans, demand deposits and
savings. By using secondary data for the period 2000-2010, This research uses
the analytical framework cointegration and Vector Error Correction Model
(VECM) between financial sector development and economic growth. The results
showed that the financial sector indicated by the ratio of monetization, credit
ratios, demand deposits and savings have no causal relationship with economic
growth in Indonesia. Significant influence given variable demand deposits to
economic growth. Instead of economic growth significantly affect the
monetization and savings.
Keywords:. Causality, Financial Sector, Economic Growth.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah
dan karuniaNya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul ”Analisis Hubungan Kausalitas Sektor Keuangan Dan Pertumbuhan
Ekonomi Di Indonesia” yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Sains pada Program Studi Ilmu Ekonomi Konsentrasi Ekonomi
Keuangan dan Perbankan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Segala upaya yang telah dilakukan tentunya tidak terlepas dari doa,
bimbingan, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang membantu hingga tesis ini selesai, terutama disampaikan
kepada yang terhormat :
1.
Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2.
Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
3.
Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi,
Bapak Dr. Eko W. Nugrahadi, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Ekonomi.
4.
Bapak Dr. H. Muhammad Yusuf, M.Si. dan Bapak Prof. Dr. Sahyar,MM.,
M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan sumbangan pikiran,
meluangkan waktunya dan memberikan kesempatan untuk berdiskusi serta
dorongan motivasi kepada penulis hingga selesainya tesis ini.
iii
5.
Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si., Bapak Dr. Eko W. Nugrahadi, M.Si. dan
Prof. Dr. Zulkarnain Lubis, M.Si. selaku narasumber dan sekaligus Dosen
Penguji yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berharga bagi
penulis demi penyempurnaan dari tesis ini.
6.
Bapak dan Ibu Dosen yang telah membuka wawasan berpikir dan
memberikan ilmu kepada penulis selama kegiatan perkuliahan.
7.
Terutama kepada orang tua saya Amriel Amin dan Risma (Alm) serta Ibunda
Mardiah Siddik (Alm) dan Mertua Saya bapak Tobri dan Ibu Fatimah yang
telah memberikan kasih sayang, semangat, doa, pengertian dan dorongan
moral dalam setiap langkah kehidupan ini.
8.
Teristimewa istri tercinta dr. Zumrotul Pauza. yang sedang menyelesaikan
Program Pascasarjana Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
di Universitas Sriwijaya Palembang yang selalu setia mendampingi saya
dalam suka dan duka sebagai istri serta menyimpan kekuatan besar dalam
penyejuk hati dibalik cinta dan kasih sayangnya,
9.
Dan buat yang tersayang
Ananda Muhammad Fathir Rahman dengan
ketulusan dan kepolosannya merupakan kekuatan cinta yang tak ada
tandingannya. Segenap jiwa dan sepenuh hati kami berikan serta harapan
kami padamu jadilah anak yang pandai berakhlak mulia, Do’a kami selalu
dimohonkan untuk kebahagianmu dunia dan akhirat.
10. Bapak T. Indra Abadi selaku Direktur Utama PT. Carsurindo Siperkasa atas
dukungannya secara moral terutama memberikan izin waktu kuliah.
11. Rekan-rekan kuliah seangkatan XVII Kelas B atas persahabatannya dan
segala bantuan serta kerjasamanya selama ini.
iv
12. Berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaan program studi dan
penelitian yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga semua jasa, bantuan, dan dorongan dari Bapak / Ibu, rekan-rekan
sekalian diterima oleh Allah SWT sebagai ladang amal yang bermanfaat. Penulis
menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati dan lapang dada penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kelanjutan penelitian ini. Semoga tesis ini dengan segala
kekurangannya akan mampu memberikan sumbangsih sekecil apapun untuk
diterapkan baik dalam praktek maupun untuk penelitian selanjutnya.
Medan, 13 Maret 2013
Penulis
Hendra Kesuma
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………………………………………………………………....
i
ABSTRACT ………………………………………………………………...
ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………….....
iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………....
vi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………
viii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..
x
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………
1
1.1.
Latar Belakang …………………………………….......
1
1.2.
Rumusan Masalah …………………………………......
8
1.3.
Tujuan Penelitian …………………………………........
8
1.4.
Manfaat Penelitian …………………………………......
9
KAJIAN PUSTAKA ………………………………………….
10
2.1.
Kerangka Teoritis …………………………………........
10
2.1.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi …………………..
10
2.1.2. Sektor Keuangan ……………………………….
15
2.1.3. Perkembangan Sektor Keuangan ……………….
16
2.1.4. Peran Sektor Keuangan Terhadap Perekonomian
19
2.1.5. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter …….
22
2.2.
Penelitian Terdahulu ……………………………………
24
2.3.
Kerangka Konseptual ………………………………….
27
2.4.
Hipotesis ……………………………………………......
29
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN …………………………….
30
3.1.
Ruang Lingkup Penelitian …………………………...
30
3.2.
Jenis dan Sumber Data ………………………………
30
3.3.
Model Analisis Data …………………………………
30
3.4.
Teknik Analisis Data ………………………………..
32
3.5.
Definisi Operasional …………………………………
36
HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………
38
4.1. Analisis Deskriptif ………………………………………...
38
4.1.1.
Gambaran Umum Perkembangan Sektor Keuangan
38
4.1.2.
Perkembangan Rasio Monetisasi ………………….
40
4.1.3. Perkembangan Rasio Kredit Perbankan Terhadap
GDP Nominal ……………………………………..
42
4.1.4. Perkembangan Rasio Deposit Terhadap Jumlah
Uang Beredar M1 ………………………………….
43
4.1.5.
Perkembangan PDB Indonesia …………………….
45
4.1.6.
Perkembangan Tabungan ………………………….
46
4.2. Hasil Evaluasi dan Pembahasan …………………………...
48
4.2.1. Hasil Uji Stasioneritas Data dan Derajat Integrasi …
48
4.2.2. Hasil Uji Hipotesis (Hypotesis Testing) ……………
59
4.2.3. Pengujian Kausalitas Granger ……………………...
61
KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………
67
5.1. Kesimpulan ………………………………………………..
67
5.2. Saran ……………………………………………………….
67
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..
69
LAMPIRAN ………………………………………………………………..
72
DAFTAR TABEL
Halaman
Perkembangan Jumlah dan Kantor Bank Umum serta
Jumlah Uang Beredar (M2) di Indonesia …………………...
6
Jumlah asset Berdasarkan Kelompok Bank Periode Tahun
2001-2010 (Milyar Rp) ………………..................................
38
Perkembangan Jumlah Uang Beredar (M2), GDP Tahun
2001-2010 (Milyar Rupiah) ………………………………..
40
Tabel 4.3.
Rasio Deman Deposit/ Uang M1 (Dalam Milyar Rupiah) ….
44
Tabel 4.4.
Perkembangan Tabungan …………………………..............
47
Tabel 4.5.
Hasil Uji Akar Unit Variabel Rasio Monetisasi ……………
50
Tabel 4.6.
Hasil Uji Akar Unit Variabel Rasio Kredit (KY) …………
51
Tabel 4.7.
Hasil Uji akar Unit Variabel Demand Deposit (DM1) ……..
51
Tabel 4.8.
Hasil Uji akar Unit Variabel Tabungan (S) …………………
52
Tabel 4.9
Hasil Uji akar Unit Variabel Pertumbuhan Ekonomi (GDP) .
52
Tabel 4.10
Hasil Uji Derajat Integrasi (Second Difference) Variabel
Rasio Monetisasi ……………………………………………
55
Tabel 4.11. Hasil Uji Derajat Integrasi (Second Difference) Variabel
Rasio Kredit (KY) …………………………………………..
55
Tabel 4.12. Hasil Uji Derajat Integrasi (Second Difference) Variabel
Demand Deposit (DM1) …………………………………….
56
Tabel 4.13. Hasil Uji Derajat Integrasi (Second Difference) Variabel
Tabungan (S) ………………………………………………..
56
Tabel 1.1.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.14. Hasil Uji Derajat Integrasi (Second Difference) Variabel
Pertumbuhan Ekonomi (GDP) ……………………………...
57
Tabel 4.15. Hasil Uji Lag Length Variabel GDP – DM1 ………………..
59
Tabel 4.16. Hasil Uji Lag Length Variabel GDP – M2 ………………….
59
Tabel 4.17. Hasil Uji Lag Length Variabel GDP – KY …………………
60
Tabel 4.18. Hasil Uji Lag Length Variabel GDP – S ……………………
61
Tabel 4.19. Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel GDP – M2 …………
63
Tabel 4.20. Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel GDP – DM1 ……….
63
Tabel 4.21. Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel GDP – KY …………
63
Tabel 4.22. Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel GDP – S ……………
63
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1.
Hubungan Antara M2 dengan PDB (dalam milyar rupiah) ............
2
Gambar 1.2.
Rasio Aset Perbankan Terhadap PDB ( % ) ...............................…
3
Gambar 1.3.
Grafik Pertumbuhan GDP Riil Indonesia 2001 – 2010 (diolah) …
7
Gambar 2.1.
Kerangka Konseptual Penelitian …………………………………
29
Gambar 4.1.
Jumlah Kantor Bank di Indonesia Tahun 2001-2010 ……………
39
Gambar 4.2.
Perkembangan Rasio Monetisasi Tahun 2001-2010 (Milyar
Rupiah) …………………………………………………………….
41
Gambar 4.3.
Rasio Kredit Perbankan Terhadap GDP .........................................
42
Gambar 4.4.
Perkembangan Rasio Demand Deposit Terhadap Uang M1 Tahun
2001-2010 ………………................................................................
43
Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Tahun
2001-2010 ………………………………………………………...
45
Perkembangan Tabungan Selama Tahun 2001-2010 ……………...
46
Gambar 4.5.
Gambar 4.6.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor keuangan memegang peranan yang sangat signifikan dalam
memicu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sektor keuangan menjadi lokomotif
pertumbuhan sektor riil melalui akumulasi kapital dan inovasi teknologi. Lebih
tepatnya, sektor keuangan mampu memobilisasi tabungan. Mereka menyediakan
para peminjam berbagai instrumen keuangan dengan kualitas tinggi dan resiko
rendah. Hal ini akan menambah investasi dan akhirnya mempercepat
pertumbuhan ekonomi. Di lain pihak, terjadinya asymmetric information, yang
dimanifestasikan dalam bentuk tingginya biaya-biaya transaksi dan biaya-biaya
informasi dalam pasar keuangan dapat diminimalisasi, jika sektor keuangan
berfungsi secara efisien (Levine, 1997;109, Fritzer, 2004;79, dan Kularatne
2002;120).
Perkembangan sektor keuangan tidak dapat dilepaskan dari perkembangan
perekonomian. Turunnya harga minyak pada awal tahun 1980-an mempengaruhi
kinerja perekonomian Indonesia. Pendapatan dari minyak menurun dan
pemerintah membutuhkan mobilisasi dana dari dalam negeri untuk membiayai
pembangunan. Hal ini kemudian melatarbelakangi deregulasi pada berbagai
sektor perekonomian termasuk sektor keuangan.
Kebijakan deregulasi sektor keuangan yang penting pada dasawarsa 1980an adalah Paket Juni (PAKJUN) 1983 dan Paket Oktober (PAKTO) 1988.
PAKJUN 1983 menitikberatkan pada pemberian kebebasan bagi bank-bank untuk
1
2
menetapkan suku bunga deposito dan kredit, sedangkan PAKTO 1988
menitikberatkan pada usaha untuk meningkatkan kompetisi pada sektor keuangan
dengan mengurangi hambatan dalam pendirian bank baru. Kedua regulasi tersebut
kemudian melatar belakangi perkembangan sektor keuangan di Indonesia.
Deregulasi pada sektor keuangan secara substansial, menghasilkan
dampak sangat impresif terhadap lembaga intermediasi keuangan di Indonesia.
Indikator financial deepening (M2/PDB) yang mengukur peranan sistem
keuangan naik secara signifikan selama 2001 – 2010 seperti terlihat pada gambar
6000000
5000000
4000000
Milyar Rupiah
1.1. berikut :
3000000
2000000
1000000
Tahun
0
2001
2002
2003
2004
2005
PDB
2006
2007
2008
2009
2010
M2
Sumber : Bank Indonesia, 2010 (diolah)
Gambar 1.1. Hubungan antara M2 dengan PDB (dalam milyar rupiah)
Setelah implementasi paket 1983, bank pemerintah tetap mendominasi
market share sektor perbankan. Bank-bank milik negara ini memegang aset
sekitar 75,6% dari total asset perbankan dan liability sebesar 81,5% dari total
liability. Besar sektor perbankan (aset perbankan/PDB) relatif konstan sekitar
3
20% dari awal 1980-1988 dan naik secara luar biasa sebelum krisis ekonomi
tahun 1997 (56,57).
Kebijakan liberalisasi
sektor keuangan menyebabkan boom aset
perbankan, hal ini dapat terlihat dari kondisi perbankan selama sepuluh tahun
terakhir seperti yang terlihat pada gambar 1.2 berikut yang mencerminkan rasio
12
10
Persen
aset perbankan terhadap PDB.
8
6
4
Tahun
2
0
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Sumber : The Wold Bank, 2012 (diolah)
Gambar 1.2. Rasio aset perbankan terhadap PDB (%)
Aktivitas sektor perbankan terhadap sektor swasta ditunjukkan oleh rasio
kredit perbankan pada sektor swasta terhadap PDB. Seperti yang terjadi
dipertengahan tahun 1990-an , dimana terjadi desakan besar dalam aktivitas
perbankan dan mengalami penurunan secara substansial setelah krisis ekonomi.
Bahkan, penurunan ini terus berlanjut setelah dirilisnya reprivatisasi awal
milenium baru. Setelah PAKTO’88, kredit pada sektor swasta tumbuh dengan
tingkat rata-rata 10% per tahun dan mencapai puncak pada 1997, sebesar 53,77%
4
dari PDB. (Inggrid, 2006;114). Restrukturisasi sektor perbankan menyebabkan
menurunnya aktivitas sektor ini, hanya menjadi 20,42% dari PDB (Levine,
1999;87),
Ukuran efisiensi perbankan dapat dilihat dari dua indikator. Net interest
margin (NIM), perbedaan antara interest income terhadap total asset dan
overhead cost yang merupakan rasio overhead cost perbankan terhadap total
asset. Semakin efisen kinerja perbankan, ditandai oleh penurunan kedua rasio ini.
Besar pasar saham Indonesia diukur dari rasio kapitalisasi pasar terhadap
PDB. Peranan pasar saham relatif tidak signifikan pada awal tahun 1980-an. Besar
pasar saham naik secara stabil setelah 1988 dan meraih level tertingginya 34,85%
dari PDB padatahun 1996. Mengikuti krisis tahun 1997, besar pasar saham jatuh
hanya menjadi 20,37% dari PDB (1998) dan cenderung fluktuatif beberapa tahun
sesudahnya. Walau pun besar pasar saham ini relatif masih lebih besar dibanding
dekade sebelumnya, besar pasar saham Indonesia termasuk underdeveloped
dibandingkan pasar saham dunia. Rata-rata dunia 18,55% tahun 1970-an, 28,4%
(1980-an) dan 38, 2% (1990-an). (Inggrid , 2006;93).
Teori menunjukkan bahwa perkembangan sector keuangan akan
berpengaruh terhadap perekonomian, khususnya dalam mendorong proses
pertumbuhan ekonomi. Hal ini di sebabkan karena sector keuangan dapat
menurunkan resiko, mobilisasi tabungan, menurunkan biaya transaksi dan
informasi dan mendorong terjadinya spesialisasi (Levine, 1997;691). Namun
demikian tetap terdapat perdebatan mengenai bagaimana peranan sektor keuangan
terhadap pertumbuhan ekonomi.
5
Jika misalnya Sektor keuangan dianggap memiliki pengaruh yang penting
dalam
pertumbuhan
ekonomi,
maka
pemerintah
harus
mempromosikan
pengembangan sector keuangan yang meliputi pengembangan sector perbankan,
lembaga keuangan non bank dan pasar modal dalam rangka mendorong
pertumbuhan ekonomi (Lucas, 1988;67 dan Stern 1989;87). Jika kenyataannya
demikian maka merupakan pemborosan sumber daya
jika pemerintah
menitikberatkan tujuan pada pengembangan sector keuangan. Dana pembangunan
tentu akan lebih berguna jika lebih dialokasikan untuk tujuan-tujuan yang lain,
seperti untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja dan pengembangan
teknologi (Darrat, 1999;20). Namun bagaimanapun hubungan yang terjadi, yang
jelas bukti dari berbagai studi empiris di berbagai Negara menunjukkan bahwa
sector keuangan tidak dapat diabaikan dalam menganalisis perkembangan
ekonomi suatu Negara (King dan Levine, 1993;3).
Menurut Graff (2001;102) terdapat empat kemungkinan hubungan yang
dapat terjadi antara perkembangan sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi.
Hubungan yang dapat terjadi adalah tidak adanya hubungan antara perkembangan
sektor keuangan dengan pertumbuhan ekonomi, perkembangan sektor keuangan
yang mendorong pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang mendorong
perkembangan sektor keuangan, dan perkembangan sektor keuangan (meskipun
dalam jangka pendek) justru akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi.
Perdebatan lainnya mengenai hubungan antara sector keuangan dan
pertumbuhan ekonomi terletak pada arah hubungannya. Perdebatan berfokus pada
pertanyaan apakah sector keuangan yang mendorong pertumbuhan ekonomi
6
(hipotesis supply-leading) ataukah pertumbuhan ekonomi yang mendorong
perkembangan sector keuangan (hepotesis demand-following).
Untuk melihat Perkembangan sector keuangan di Indonesia dan
pertumbuhan ekonomi , berikut disajikan tabel perubahan jumlah bank maupun
kantor bank, dan jumlah uang beredar (M2) selama tahun 2001 sampai dengan
2010 menunjukkan perkembangan yang sangat berarti.
Tabel 1.1. Perkembangan Jumlah dan Kantor Bank Umum serta Jumlah
Uang Beredar ( M2) di Indonesia
Bank
Pemerintah
Tahun
BPD
bank
kantor
bank
2001
5
1807
26
857
2002
5
1885
26
2003
5
2072
2004
5
2005
Bank asing/
campuran
BUSN
kantor bank
Jumlah
Uang beredar
(M2).
(milyar Rp)
kantor
bank
kantor
80
3988
39
113
177.731
909
76
4093
34
114
191.939
26
1003
76
4529
34
126
223.799
2112
26
1064
72
4635
31
128
253.818
5
2171
26
1107
71
4822
30
136
1.202.762
2006
5
2548
26
1217
71
5154
29
191
1.382.493
2007
5
2765
26
1205
71
5472
28
238
1.649.622
2008
5
3134
26
1310
68
6071
25
353
1.895.839
2009
5
3854
26
1358
65
7157
26
468
2.141.384
2010
4
4189
26
1413
67
7739
25
499
2.471.206
Sumber : Bank Indonesia, 2010 (diolah)
Pada tabel 1.1, terlihat bahwa selama selama 2001 – 2010 akses
masyarakat
terhadap
layanan
perbankan
meningkat,
terbukti
dengan
bertambahnya jumlah kantor bank, baik bank umum maupun bank pemerintah.
Jumlah kantor bank tersebut mengindikasikan meningkatnya akses masyarakat
terhadap layanan perbankan, meskipun demikian pada tahun 2010 jumlah bank
mengalami penurunan sehubungan dengan adanya marger bank. Proses marger
tersebut merupakan proses rasional untuk meningkatkan sinergi dan skala
ekonomi sesuai dengan fenomena global. Peningkatan jumlah bank ini pun sejalan
7
dengan peningkatan jumlah uang beredar (M2), yang setiap tahunnya terus
mengalami kenaikan.
Demikian juga dengan pertumbuhan ekonomi yang terlihat dari
pertumbuhan GDP riil (gambar 1.3) yang mengalami pertumbuhan yang
berfluktuasi sepanjang tahun 2001 sampai dengan 2010, meskipun ditahun 2009
PDB riil ini mengalami penurunan sebesar 1,60 persen dari tahun sebelumnya.
Persen
7
6
5
4
3
2
1
Tahun
0
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Sumber : BPS, 2010 (diolah)
Gambar 1.3. Grafik Pertumbuhan GDP Riil Indonesia 2001 – 2010 (diolah)
Tidak berbeda dengan perkembangan perekonomian di berbagai negara,
Indonesia juga mengalami perkembangan ekonomi yang fluktuatif, yang
mencapai puncaknya ketika terjadi krisis moneter pada tahun 1997. Sektor
keuangan disebut sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya krisis
tersebut (lihat misalnya Bank Dunia, 2001;141, Nugroho, 2000;78 dan Hill,
2000;96). Hal tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana
sebenarnya hubungan antara perkembangan sektor keuangan dengan pertumbuhan
ekonomi maupun volatilitas ekonomi makro di Indonesia.
8
Berdasarkan uraian diatas dan banyaknya pendapat para ahli tentang
sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi, maka penulis tertarik untuk
mengadakan study tentang hal tersebut, yang penulis tuangkan dalam judul
“ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS SEKTOR KEUANGAN DAN
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA“
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, adapun rumusan masalah dari penelitian ini
adalah :
•
Bagaimana hubungan kausalitas antara jumlah uang beredar
dengan
pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
•
Bagaimana hubungan kausalitas antara rasio kredit dengan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.
•
Bagaimana
hubungan
kausalitas
antara
demand
deposit
dengan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia
•
Bagaimana hubungan kausalitas jumlah tabungan masyarakat dengan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah ;
•
Untuk mengetahui hubungan kausalitas antara jumlah uang beredar
dengan pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
•
Untuk mengetahui hubungan kausalitas antara rasio kredit dengan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
9
•
Untuk mengetahui hubungan kausalitas antara demand deposit dengan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia
•
Untuk mengetahui hubungan kausalitas jumlah tabungan masyarakat
dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai
bahan
pertimbangan
bagi
pemerintah
Indonesia
untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
2. secara akademik, diharapkan bermanfaat sebagai referensi dan bahan
kajian terhadap perekonomian Indonesia,
3. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan penulis
mengenai pengaruh
Indonesia.
sector keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Rasio monetisasi dan pertumbuhan ekonomi tidak mempunyai hubungan
kausalitas dan rasio monetisasi tidak mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi, namun demikian pertumbuhan ekonomi mempengaruhi rasio
monetisasi.
2. Rasio kredit dan pertumbuhan ekonomi tidak mempunyai hubungan
kausalitas di Indonesia dan rasio kredit tidak mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi, sebaliknya pertumbuhan ekonomi juga tidak mempengaruhi
rasio kredit di Indonesia.
3. Demand deposit dan pertumbuhan ekonomi tidak mempunyai hubungan
kausalitas dan demand deposit mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di
Indonesia, sedangkan pertumbuhan ekonomi tidak mempengaruhi demand
deposit.
4. Tabungan dan pertumbuhan ekonomi tidak mempunyai hubungan
kausalitas di Indonesia, dan tabungan tidak mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi, namun pertumbuhan ekonomi mempengaruhi tabungan di
Indonesia.
67
68
5.2. Saran
1. Bank Indonesia diharapkan dapat menstabilkan jumlah uang yang beredar
dengan meningkatkan suku bunga yang menarik sehingga masyarakat
lebih banyak menabung dan berinvestasi, dengan demikian secara tidak
langsung akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
2. Pemerintah diharapkan terus berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, dengan menggali potensi daerah semaksimal mungkin sehingga
meningkatkan
pendapatan
daerah
yang
pada
gilirannya
akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
3. Pemerintah bersama-sama dengan Bank Indonesia mensosialisasikan
keuntungan menabung dan menyimpan dana dalam lembaga perbankan,
meningkatnya
dana
masyarakat
dalam
lembaga
perbankan
akan
meningkatkan demand deposit. Meningkatnya demand deposit akan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
4. Pada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan jenis penelitian yang sama
sebaiknya dilaksanakan dengan memperbaiki tahapan-tahapan metode ini
atau mengkombinasikannya dengan metode lain.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Franklin and Oura, Hiroko. August 2004. “Sustained Economic Growth
and the Financial System.” IMES Discussion Paper Series,
http://www.finance. wharton.upenn. edu/~allenf/download /Vitasustained
pdf .
Bank Dunia, 2001, “Finance for Growth: Policy Choices in a Volatile World”, A
World Bank Policy Research Report, Oxford University Press, Inc., New
York.
Bank Indonesia, Statistik Perbankan Indonesia, 1978-2010. Bank Indonesia,
Jakarta.
Beck, T., Levine, R., dan Loayza, N., 2001, “Finance and the Sources of Growth”,
Journal of Financial Economics, 59. hal. 261-300.
Benchivenga, VR dan Smith, B.D, 1991, Financial Intermediations and
endogeneous Growth, Review of Economics Studies, hal 195 – 209.
Darrat, A.F, 1999, “ Are Financial Deepening and Economic Growth Causally
Releted ? Another Look at the Evidence”, International Economic Journal,
13, hal 19 – 35.
Darrat A.F. dan Haj, M., 2001, “Further Evidence on the Link Between Finance
and Cyclical Fluctuations”, Working Paper, Louisiana Tech University.
Department For International Development (DFID). 2004. “The Importance of
Financial Sector Development for Growth and Poverty Reduction”. Policy
Division Working Paper.
Diamond, D.W, 1984. Financial Intermediation and Delegated Monitoring,
Review of economics Studies.
Enders W, 1997, Applied Econometric Time Series, John Wiley and ,Son
New York.
Inc,
Fritzer, Friedrich. 2004, “Financial Market Structure and Economic Growth: A
Cross Country Perspective.” Monetary Policy and The Economy 2nd
Quarter, pp. 72-87.