PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA Dasar-Dasar Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) Muslimah Islamic Centre Di Kota Surakarta Dengan Penekanan Pada Arsitektur Tradisional Jawa.
MUSLIMAH ISLAMIC CENTRE DI KOTA SURAKARTA DENGAN PENEKANAN
PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh :
YULIHARTI
D 300 100 013
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ABSTRAKSI
MUSLIMAH ISLAMIC CENTRE DI KOTA SURAKARTA DENGAN PENEKANAN
PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA
Yuliharti
D300100013
Indonesia merupakan negara dengan populasi agama Islam terbesar di dunia.
Sehingga untuk mewadahi aktifitas keagamaan terutama Islam, pemerintah perlu
menyediakan sarana dan prasarana guna menunjang aktifitas kegiatan tersebut. Salah satu
contohnya adalah Masjid, Madrash, pondok pesatren, dan Islamic Centre. Dalam perturan
MUI, seharusnya dalam tiap Kabupaten perlu diasediakan Islamic Centre. Sehingga bisa
dijadikan sebagai wadah pusat perkembangan budaya Islam.
Pengertian Islamic Centre sendiri adalah lembaga keagamaan yang merupakan
pembinaan dan pengembangan agama Islam dan berperan sebagai mimbar pelaksanaan
dakwah dalam Era pembangunan Nasional. Sehingga Pemerintah sangat perlu menyediakan
fasilitas tersebut. Supaya bisa mengimbagi perkembangan perekonomian dan kemajuan
Negara.
Muslimah dalam pandangan Islam adalah seorang wanita yang sudah baligh dan
memeluk agama islam. sehingga ada aturan-aturan tertentu bagi wanita yang berbeda
dengan laki-laki. Salah satunya adalah Hijab wanita dalam Islam. Di dalam ajaran Islam
wanita mempunyai batas aurat yang boleh dilihat dan tidak kepada muhrim dan bukan.
Sehingga pengkhusuan Islamic Centre menjadi Muslimah Islamic Centre karena disediakan
khusus wanita, agar dalam kegiatan di dalam area menjadi lebih fleksible dan leluasa.
Kota Solo adalah salah satu kota yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan
mempunyai banyak wadah pendidikan agama Islam. Berbagai pondok pesantren yang
banyak ditemui di kota Solo. Sekolah-sekolah dan perguruan tinggi berbasis Islami juga
mudah ditemui di kota ini. Oleh karena itu perlu adanya pemusatan kegiatan Islam sebagai
wadah pengetahuan, pendidikan, kegiatan ibadah mu’amalah dan dakwah. Sehingga dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar pada khususnya dan para pelajar, mahasiswa, dan
pengunjung pada umumnya yang ingin menambah wawasan pengetahuan tentang Islam.
Kota Solo yang mempunyai Bangunan yang khas Tradisional Jawanya, menjadi acuan
dalam penerapan desain bangunan. Karakteristik bangunan yang berbeda dengan daerah
lain, menjadikan suatu titik tangkap dan memorial tersendiri bagi pra pengunjung.
Kata kunci : Islamic Centre, Muslimah Islamic Centre, Kota Solo, Arsitektur
Tradisional Jawa.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Umum
Indonesia yang sebagian besar penduduknya beragama Islam merupakan suatu
potensi untuk menanamkan ilmu dan kaidah-kaidah agama Islam. Dewasa ini banyak
sekali masyarakat yang beragama Islam namun belum megerti akan hukum dan
syariat agama yang sesungguhnya
Untuk menghadapi masalah itu, perlu kiranya ada sebuah media yang bersifat
netral untuk menyatukan misi dan visi dari tiap aliran tanpa penonjolan aliran
mayoritas sesuai dengan perkembangan dan pemusatan kegiatan. Media tersebut yang
sekarang ini banyak berkembang di kota-kota besar bahkan di luar negeri juga dapat
kita temui yaitu Islamic Centre.
Khusus
Islamic Centre memiliki pengertian yaitu sebagai wadah fisik yang menampung
beberapa kegiatan penunjang keislaman. Diantara kegiatan-kegiatan tersebut terdiri
dari kegiatan ibadah mu’amalah dan dakwah. Islamic Centre juga mempunyai peran
sebagai pusat atau sentra informasi keislaman untuk umat muslim maupun umum
yang ingin mengetahui dan mempelajari tentang Islam.
Kota Solo adalah salah satu kota yang mayoritas penduduknya beragama Islam
dan mempunyai banyak wadah pendidikan agama Islam. Berbagai pondok pesantren
yang banyak ditemui di kota Solo.
Alasan pengkhususan Muslimah Islamic Centre karena adanya aturan dalam
Islam mengenai hijab, yang memiliki arti penghalang, ditujukan hanya untuk wanita.
Di dalam ajaran Islam wanita mempunyai batas aurat yang boleh dilihat dan tidak
kepada muhrim dan bukan. Hal itu di atur oleh Allah dalam (QS. AL-Ahzab : 59),
serta hadist Rasullah yang berbunyi “ wahai Asma sesungguhnya gadis yang telah
haid dia tidak boleh memperlihatkan anggota badannya kecuali ini dan ini, beliau
menunjukkan wajah dan kedua telapak tangannya” (HR. Abu Dawud no.4106).
Sampai saat ini Islamic Centre pada umumnya masih terbaur antara wanita dengan
laki-laki.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan dari penelaahan pengamatan penulis
adalah Bagaiman merancang dan merencanakan Islamic Centre yang dikhususkan
untuk wanita di Surakarta yang dapat menunjang kegiatan muslimah di kesehariannya
secara syar’i dengan konsep arsitektur tradisional Jawa dengan area lingkungan yang
mendukung.
C. Tujuan Penelitian
Dengan adanya konsep perancangan Muslimah Islamic Centre di Surakarta
yang bertujuan untuk mewujudkan tempat atau wadah aktivitas muslimah sehari-hari
sebagai pusat kegiatan yang bersifat informatif, edukatif, bagi para muslimah di Solo
pada khususnya dan pengunjung pada umumnya
D. Gagasan Perencanaan
Muslimah Islamic Centre di Kota Surakarta adalah sebagai pusat studi Islam,
wadah aktifitas muslimah sehari-hari sebagai pusat kegiatan yang bersifat informatif,
edukatif, bagi para muslimah di Solo pada khususnya dan pengunjung pada
umumnya. Selain sebagai pusat studi Islam di dalamnya juga dilengkapi berbagai
fasilitas penunjang seperti, salon dan spa khusus muslimah, fitness centre/sport
centre, fasilitas outbond, perpustakaan, museum dan mini chinema, beladiri khusus
muslimah, EXPO, mini market, restoran/ food court, toko baju/boutique, joging track,
ruang audio visual, ruang penyiaran radio, penerbitan buku dll. Pelayanan terbuka
untuk umum, dalam artian untuk semua wanita, baik muslim atau pun nonmuslim.
Pendekatan bangunan berkonsep arsitektur tradisional Jawa diharapkan dapat
menjadi ciri khas Kota Solo yang khas akan budayanya, serta menjadi media
pengenalan tentang budaya Jawa, yang akan menjadi kenangan tersendiri bagi para
pengunjung yang melihatnya.
E. Metode pembahasan
a) Metode kompilasi data
a. Observasi
Yaitu melakukan studi lapangan melalui pengamatan langsung untuk
mengetahui kondisi fisik lokasi dan tata existing, sarana dan prasarana yang
tersedia serta faktor penunjang dan potensi yang ada.
b. Survei Internasional
Proses untuk mencari dan memperoleh sumber data yang didapatkan dari
instansi terkait, antara lain :
1.
BAPEDA tentang RUTRK Kota Surakarta
2.
Jakarta Islamic Centre
3.
Aliya salon dan spa muslimah
4.
Mutia salon muslimah
b) Studi literatur
Merupakan studi dan karya tulis yang sudah ada dan berkaitan dengan
Muslimah Islamic Centre, misalnya dari :
a.
Media cetak dan elektronik untuk mendapatkan berita-berita yang dapat
menjadi acuan konsep.
b.
Referensi pustaka berupa buku-buku maupun skripsi yang mendukung
dalam penulisan.
c.
Studi komparatif yang merupakan studi perbandingan terhadap bangunan
atau sarana yang sudah ada jika sekiranya berhubungan.
c) Analisis data
Melakukan uraian terhadap masalah berdasarkan data-data yang telah
terkumpul dan analisis berdasarkan pada landasan teori relevan yang dengan
permasalahan.
TINJUAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Islamic Centre
Islamic Centre artinya adalah pusat ke-Islaman, dalam bahasa arab diistilahkan
al maskaz al IslamMenurut Soeparlan pengertian Islamic Centre adalah lembaga
keagamaan yang merupakan pembinaan dan pengembangan agam Islam dan berperan
sebagai mimbar pelaksanaan dakwah dalam era pembangunan nasional.
Pengertian yang lebih terperinci Islamic Centre diartikan sebagai pusat
pengkajian, pendidikan, dan penyiaran agama seperti kebudayaan Islam. Batasan
pengertian tersebut lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
a. Pusat
Dalam arti koordinasi, sinkronisasi, dan dinamisasi kegiatan dakwah, tanpa
mengikat ataupun mengurangi integritas suatu badan lembaga.
b. Pengkajian
Ialah studi disertai dengan penelitian terhadap bahan-bahan kepustakaan
maupun terhadap segi-segi alamiah yang hidup dan berkembang di masyarakat.
c. Pendidikan
Pendidikan yang terdapat dalam Islamic Centre adalah bentuk pendidikan
nonformal, yaitu:
1.
Forum temu pendapat untuk saling melengkapi antara ulama dan
cendekiawan muslim.
2.
Pendidikan dan pembinaan masyarakat melalui kegiatan non formal
d. Penyiaran
Adalah usaha mewujudkan dan menyebar luaskan nilai-nilai ajaran Islam dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari.
e. Kebudayaan
Kebudayan milik Islam dan menjadi bagian integrasi budaya Indonesia.
B. Tujuan dan fungsi Islamic Centre
Tujuan dan fungsi Islamic Centre adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan kehidupan beragama Islam yang meliputi aspek akidah,
ibadah mu’amalah dalam ruang lingkup pendidikan nasional.
b. Sebagai lembaga pendidikan nonformal keagamaan sehingga dapat merupakan
salah satu mata rantai dari seluruh sistem pendidikan nasional. Tujuan
membentuk manusia muslim seutuhnya, taqwa kepada Allah SWT, cakap,
cerdas, terampil, tangkas, berwibawa, dan berguna bagi masyarakat dan negara.
c. Ikut serta meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta
keterampilan untuk membangun masyarakat dan negara Indonesia.
Fungsi Islamic Centre sebagai pusat pembinaan dan pengembangan agama
dan kebudayaan Islam adalah sebagai berikut :
a. Pusat penampungan, penyusunan, perumusan hasil pemikiran dan gagasan
mengenai pengembangan kehidupan agama dan kebudayaan Islam.
b. Pusat penyelenggaraan program latihan dan pendidikan nonformal.
c. Pusat penelitian dan pengembangan kehidupan agama dan kebudayaan Islam.
d. Pusat penyiaran agama dana kebudayaan Islam.
e. Pusat koordinasi, sinkronasi kegiatan pembinaan dan pengembangan dakwah
Islamiah.
f. Pusat informasi, komunisaksi, masyarakat luas pada umumnya dan masyarakat
muslim pada khususnya.
C. Kegiatan Islamic Centre
Pola kegiatan Islamic Centre tingkat pusat dan propinsi mempunyai penekanan
kegiatan penelitian dan pengembangan, menyusun dan mengembangkan konsepsikonsepsi, gagasan atau metode baru melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan pengkajian, yaitu studi dan penelitian
b. Kegiatan diskusi, lokakarya, ceramah dan seminar
c. Kegiatan pendidikan dan kebudayaan
d. Kegiatan perpustakaan, dokumentasi dan penterjemahan
e. Kegiatan penyiaran agama dan kebudayaan Islam dengan memperkenalkan
metode dan peralatan baru
f. Kegiatan penataran dan konferensi
g. Kegiatan pameran dan museum
Pola kegiatan Islamic Centre tingkat kabupaten ke bawah lebih bersifat
operasional antara lain :
a. Kegiatan Dakwah
b. Kegiatan taman pustaka dan kursus-kursus
c. Kegiatan anak-anak
d. Kegiatan pembinaan kesehatan dan sosial
e. Kegiatan remaja
f. Kegiatan dana dan bidang logistic
D. Tinjauan Arsitektur Tradisional Jawa
Jenis Atap
Gambar
a) Pangnggang-Pe
Arsitektur
Jawa
dengan
tradisional
atap
rumah
Panggang-pe
merupakan bentuk bangunan yang
paling
sederhana
dan
merupakan
bentuk bangunan dasar.
b) Kampung
Bentuk arsitektur tradisional Jawa lain
yang setingkat lebih sempurna dari tipe
Panggang-pe adalah bentuk Kampung.
Bangunan pokok Kampung tersebut
mempunyai saka-saka atau tiang-tiang
yang berjumlah 4, 6, atau bisa juga 8
dan kelipatannya.
d) Limasan
Bentuk bangunan Limasan merupakan
perkembangan dari bentuk bangunan
yang sudah ada. Bentuk bangunan
Limasan adalah bentuk bangunan yang
atapnya menyerupai bidang limas.
e) Tajug
Tempat ibadat merupakan salah satu
kebutuhan
manusia
melangsungkan
untuk
dapat
kegiatan
keagamaannya. Salah satu jenis tempat
ibadat adalah Langgar atau Masjid.
f) Joglo
Joglo adalah bentuk rumah tradisional
Jawa yang paling sempurna diantara
bentuk-bentuk lain. Bentuk bangunan
Joglo biasanya mempunyai ukuran
yang lebih besar dibandingkan dengan
bentuk Limasan maupun Kampung.
MUSLIMAH ISLAMIC CENTRE DI KOTA SURAKARTA
A. Kondisi Non Fisik Kota Surakarta
Pertambahan penduduk kota Surakarta sekitar 0.77 % per tahun. Proyeksi
pertambahan jumlah penduduk Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut
ini:
Tahun
1991
1992
1993
1998
2003
2008
20013
Tabel Pertumbuhan penduduk Kota Surakarta
Tingkat
Jumlah Penduduk
Luas
Kpeadatan
(jiwa)
(Km2)
Jiwa/Km2)
516.957
44.040
11.699
519.997
44.040
11.807
527.767
44.040
11.984
568.280
44.040
12.904
602.910
44.040
13.690
639.650
44.040
14.524
678.620
44.040
15.409
Sumber : Tim RUTRK Kota Surakarta 1991-2013
Adapun peningkatan penduduk yang memeluk agama Islam dari tahu-ke
tahun sebagai berikut :
Tabel Peningkatan Pemeluk agama Islam
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Prosentase
Jumlah
penduduk penduduk
Tahun
penduduk
Peningkatan
Penduduk
perempuan Laki-laki
muslim
Pemeluk Islam
muslim
muslim
2012
578.796
445.395
298.774
285.346
76.95 %
Prosentase
Peningkatan
Wanita
Pemeluk Islam
50.62 %
2011
588.110
446.036
297.665
290.445
75.84 %
50.61 %
2010
586.039
443.231
296.713
289.326
75.63 %
50.63 %
2009
580.849
438.323
294.168
286.681
75.46 %
50.64 %
2008
553.669
406.339
280.156
223.128
73.39 %
50.59 %
Sumber : BPS Surakarta dalam Angka 2008-2013
B. Potensi kegiatan muslimah di Surakarta
Sekarang ini banyak sekali ditemukan berbagai jenis jasa pelayanan kebutuhan
wanita muslimah di kota Surakarta. Mulai dari kebutuhan jasmani maupun rohani,
diantaranya adalah busana muslimah, salon kecantikan, pusat olah raga seperti kolam
renang, tempat fitnes dan senam, toko buku, tempat-tempat pengajian, pusat pendidikan.
Pelayanan kegiatan tersebut yang pada awalnya terbuka untuk umum, dalam artian
laki-laki dan perempuan berbaur menjadi satu dan kini telah berubah. Selain pondok
pesantren banyak salon kecantikan, tempat senam dan fitness, kolam renang, toko baju
muslimah yang sudah berkonsep syar’i. Hal itu dikarenakan semakin berkembangnya
populasi umat Islam dan adanya perubahan dalam cara pandang dan cara berfikir tentang
gender.
ANALISA KONSEP MUSLIMAH ISLAMIC CENTRE DI KOTA
SURAKARTA DENGAN PENEKANAN PADA ARSITEKTUR
TRADISIONAL JAWA
A. Kondisi eksisting site
Site berada di Jl. Kol. Sutarto Jebres, merupakan lahan kosong milik PT.
Sari Warna Tekstil, batas-batas site yaitu :
Utara
: Jl. Kol. Sutarto
Selatan
: Permukiman penduduk
Timur
: Permukiman penduduk
Barat
: Permukiman penduduk
Berikut ini adalah penjelasan secara rinci mengenai kondisi site,
a. Site ada di sebelah Jl. Kol. Sutarto merupakan jalan arteri sekunder
b. Topografi relatif data
c. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
= 40%-60%
d. Koefisien Garis Sempadan Bangunan
= 15-20m
e. FAR
= 1,5-2,25
f.
Tabel Ketinggian dan koefisien bangunan
Nama
Jalan
Jl.Kol.
Sutarto
Luas kapling
(m²)
PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh :
YULIHARTI
D 300 100 013
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ABSTRAKSI
MUSLIMAH ISLAMIC CENTRE DI KOTA SURAKARTA DENGAN PENEKANAN
PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA
Yuliharti
D300100013
Indonesia merupakan negara dengan populasi agama Islam terbesar di dunia.
Sehingga untuk mewadahi aktifitas keagamaan terutama Islam, pemerintah perlu
menyediakan sarana dan prasarana guna menunjang aktifitas kegiatan tersebut. Salah satu
contohnya adalah Masjid, Madrash, pondok pesatren, dan Islamic Centre. Dalam perturan
MUI, seharusnya dalam tiap Kabupaten perlu diasediakan Islamic Centre. Sehingga bisa
dijadikan sebagai wadah pusat perkembangan budaya Islam.
Pengertian Islamic Centre sendiri adalah lembaga keagamaan yang merupakan
pembinaan dan pengembangan agama Islam dan berperan sebagai mimbar pelaksanaan
dakwah dalam Era pembangunan Nasional. Sehingga Pemerintah sangat perlu menyediakan
fasilitas tersebut. Supaya bisa mengimbagi perkembangan perekonomian dan kemajuan
Negara.
Muslimah dalam pandangan Islam adalah seorang wanita yang sudah baligh dan
memeluk agama islam. sehingga ada aturan-aturan tertentu bagi wanita yang berbeda
dengan laki-laki. Salah satunya adalah Hijab wanita dalam Islam. Di dalam ajaran Islam
wanita mempunyai batas aurat yang boleh dilihat dan tidak kepada muhrim dan bukan.
Sehingga pengkhusuan Islamic Centre menjadi Muslimah Islamic Centre karena disediakan
khusus wanita, agar dalam kegiatan di dalam area menjadi lebih fleksible dan leluasa.
Kota Solo adalah salah satu kota yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan
mempunyai banyak wadah pendidikan agama Islam. Berbagai pondok pesantren yang
banyak ditemui di kota Solo. Sekolah-sekolah dan perguruan tinggi berbasis Islami juga
mudah ditemui di kota ini. Oleh karena itu perlu adanya pemusatan kegiatan Islam sebagai
wadah pengetahuan, pendidikan, kegiatan ibadah mu’amalah dan dakwah. Sehingga dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar pada khususnya dan para pelajar, mahasiswa, dan
pengunjung pada umumnya yang ingin menambah wawasan pengetahuan tentang Islam.
Kota Solo yang mempunyai Bangunan yang khas Tradisional Jawanya, menjadi acuan
dalam penerapan desain bangunan. Karakteristik bangunan yang berbeda dengan daerah
lain, menjadikan suatu titik tangkap dan memorial tersendiri bagi pra pengunjung.
Kata kunci : Islamic Centre, Muslimah Islamic Centre, Kota Solo, Arsitektur
Tradisional Jawa.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Umum
Indonesia yang sebagian besar penduduknya beragama Islam merupakan suatu
potensi untuk menanamkan ilmu dan kaidah-kaidah agama Islam. Dewasa ini banyak
sekali masyarakat yang beragama Islam namun belum megerti akan hukum dan
syariat agama yang sesungguhnya
Untuk menghadapi masalah itu, perlu kiranya ada sebuah media yang bersifat
netral untuk menyatukan misi dan visi dari tiap aliran tanpa penonjolan aliran
mayoritas sesuai dengan perkembangan dan pemusatan kegiatan. Media tersebut yang
sekarang ini banyak berkembang di kota-kota besar bahkan di luar negeri juga dapat
kita temui yaitu Islamic Centre.
Khusus
Islamic Centre memiliki pengertian yaitu sebagai wadah fisik yang menampung
beberapa kegiatan penunjang keislaman. Diantara kegiatan-kegiatan tersebut terdiri
dari kegiatan ibadah mu’amalah dan dakwah. Islamic Centre juga mempunyai peran
sebagai pusat atau sentra informasi keislaman untuk umat muslim maupun umum
yang ingin mengetahui dan mempelajari tentang Islam.
Kota Solo adalah salah satu kota yang mayoritas penduduknya beragama Islam
dan mempunyai banyak wadah pendidikan agama Islam. Berbagai pondok pesantren
yang banyak ditemui di kota Solo.
Alasan pengkhususan Muslimah Islamic Centre karena adanya aturan dalam
Islam mengenai hijab, yang memiliki arti penghalang, ditujukan hanya untuk wanita.
Di dalam ajaran Islam wanita mempunyai batas aurat yang boleh dilihat dan tidak
kepada muhrim dan bukan. Hal itu di atur oleh Allah dalam (QS. AL-Ahzab : 59),
serta hadist Rasullah yang berbunyi “ wahai Asma sesungguhnya gadis yang telah
haid dia tidak boleh memperlihatkan anggota badannya kecuali ini dan ini, beliau
menunjukkan wajah dan kedua telapak tangannya” (HR. Abu Dawud no.4106).
Sampai saat ini Islamic Centre pada umumnya masih terbaur antara wanita dengan
laki-laki.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan dari penelaahan pengamatan penulis
adalah Bagaiman merancang dan merencanakan Islamic Centre yang dikhususkan
untuk wanita di Surakarta yang dapat menunjang kegiatan muslimah di kesehariannya
secara syar’i dengan konsep arsitektur tradisional Jawa dengan area lingkungan yang
mendukung.
C. Tujuan Penelitian
Dengan adanya konsep perancangan Muslimah Islamic Centre di Surakarta
yang bertujuan untuk mewujudkan tempat atau wadah aktivitas muslimah sehari-hari
sebagai pusat kegiatan yang bersifat informatif, edukatif, bagi para muslimah di Solo
pada khususnya dan pengunjung pada umumnya
D. Gagasan Perencanaan
Muslimah Islamic Centre di Kota Surakarta adalah sebagai pusat studi Islam,
wadah aktifitas muslimah sehari-hari sebagai pusat kegiatan yang bersifat informatif,
edukatif, bagi para muslimah di Solo pada khususnya dan pengunjung pada
umumnya. Selain sebagai pusat studi Islam di dalamnya juga dilengkapi berbagai
fasilitas penunjang seperti, salon dan spa khusus muslimah, fitness centre/sport
centre, fasilitas outbond, perpustakaan, museum dan mini chinema, beladiri khusus
muslimah, EXPO, mini market, restoran/ food court, toko baju/boutique, joging track,
ruang audio visual, ruang penyiaran radio, penerbitan buku dll. Pelayanan terbuka
untuk umum, dalam artian untuk semua wanita, baik muslim atau pun nonmuslim.
Pendekatan bangunan berkonsep arsitektur tradisional Jawa diharapkan dapat
menjadi ciri khas Kota Solo yang khas akan budayanya, serta menjadi media
pengenalan tentang budaya Jawa, yang akan menjadi kenangan tersendiri bagi para
pengunjung yang melihatnya.
E. Metode pembahasan
a) Metode kompilasi data
a. Observasi
Yaitu melakukan studi lapangan melalui pengamatan langsung untuk
mengetahui kondisi fisik lokasi dan tata existing, sarana dan prasarana yang
tersedia serta faktor penunjang dan potensi yang ada.
b. Survei Internasional
Proses untuk mencari dan memperoleh sumber data yang didapatkan dari
instansi terkait, antara lain :
1.
BAPEDA tentang RUTRK Kota Surakarta
2.
Jakarta Islamic Centre
3.
Aliya salon dan spa muslimah
4.
Mutia salon muslimah
b) Studi literatur
Merupakan studi dan karya tulis yang sudah ada dan berkaitan dengan
Muslimah Islamic Centre, misalnya dari :
a.
Media cetak dan elektronik untuk mendapatkan berita-berita yang dapat
menjadi acuan konsep.
b.
Referensi pustaka berupa buku-buku maupun skripsi yang mendukung
dalam penulisan.
c.
Studi komparatif yang merupakan studi perbandingan terhadap bangunan
atau sarana yang sudah ada jika sekiranya berhubungan.
c) Analisis data
Melakukan uraian terhadap masalah berdasarkan data-data yang telah
terkumpul dan analisis berdasarkan pada landasan teori relevan yang dengan
permasalahan.
TINJUAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Islamic Centre
Islamic Centre artinya adalah pusat ke-Islaman, dalam bahasa arab diistilahkan
al maskaz al IslamMenurut Soeparlan pengertian Islamic Centre adalah lembaga
keagamaan yang merupakan pembinaan dan pengembangan agam Islam dan berperan
sebagai mimbar pelaksanaan dakwah dalam era pembangunan nasional.
Pengertian yang lebih terperinci Islamic Centre diartikan sebagai pusat
pengkajian, pendidikan, dan penyiaran agama seperti kebudayaan Islam. Batasan
pengertian tersebut lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
a. Pusat
Dalam arti koordinasi, sinkronisasi, dan dinamisasi kegiatan dakwah, tanpa
mengikat ataupun mengurangi integritas suatu badan lembaga.
b. Pengkajian
Ialah studi disertai dengan penelitian terhadap bahan-bahan kepustakaan
maupun terhadap segi-segi alamiah yang hidup dan berkembang di masyarakat.
c. Pendidikan
Pendidikan yang terdapat dalam Islamic Centre adalah bentuk pendidikan
nonformal, yaitu:
1.
Forum temu pendapat untuk saling melengkapi antara ulama dan
cendekiawan muslim.
2.
Pendidikan dan pembinaan masyarakat melalui kegiatan non formal
d. Penyiaran
Adalah usaha mewujudkan dan menyebar luaskan nilai-nilai ajaran Islam dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari.
e. Kebudayaan
Kebudayan milik Islam dan menjadi bagian integrasi budaya Indonesia.
B. Tujuan dan fungsi Islamic Centre
Tujuan dan fungsi Islamic Centre adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan kehidupan beragama Islam yang meliputi aspek akidah,
ibadah mu’amalah dalam ruang lingkup pendidikan nasional.
b. Sebagai lembaga pendidikan nonformal keagamaan sehingga dapat merupakan
salah satu mata rantai dari seluruh sistem pendidikan nasional. Tujuan
membentuk manusia muslim seutuhnya, taqwa kepada Allah SWT, cakap,
cerdas, terampil, tangkas, berwibawa, dan berguna bagi masyarakat dan negara.
c. Ikut serta meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta
keterampilan untuk membangun masyarakat dan negara Indonesia.
Fungsi Islamic Centre sebagai pusat pembinaan dan pengembangan agama
dan kebudayaan Islam adalah sebagai berikut :
a. Pusat penampungan, penyusunan, perumusan hasil pemikiran dan gagasan
mengenai pengembangan kehidupan agama dan kebudayaan Islam.
b. Pusat penyelenggaraan program latihan dan pendidikan nonformal.
c. Pusat penelitian dan pengembangan kehidupan agama dan kebudayaan Islam.
d. Pusat penyiaran agama dana kebudayaan Islam.
e. Pusat koordinasi, sinkronasi kegiatan pembinaan dan pengembangan dakwah
Islamiah.
f. Pusat informasi, komunisaksi, masyarakat luas pada umumnya dan masyarakat
muslim pada khususnya.
C. Kegiatan Islamic Centre
Pola kegiatan Islamic Centre tingkat pusat dan propinsi mempunyai penekanan
kegiatan penelitian dan pengembangan, menyusun dan mengembangkan konsepsikonsepsi, gagasan atau metode baru melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan pengkajian, yaitu studi dan penelitian
b. Kegiatan diskusi, lokakarya, ceramah dan seminar
c. Kegiatan pendidikan dan kebudayaan
d. Kegiatan perpustakaan, dokumentasi dan penterjemahan
e. Kegiatan penyiaran agama dan kebudayaan Islam dengan memperkenalkan
metode dan peralatan baru
f. Kegiatan penataran dan konferensi
g. Kegiatan pameran dan museum
Pola kegiatan Islamic Centre tingkat kabupaten ke bawah lebih bersifat
operasional antara lain :
a. Kegiatan Dakwah
b. Kegiatan taman pustaka dan kursus-kursus
c. Kegiatan anak-anak
d. Kegiatan pembinaan kesehatan dan sosial
e. Kegiatan remaja
f. Kegiatan dana dan bidang logistic
D. Tinjauan Arsitektur Tradisional Jawa
Jenis Atap
Gambar
a) Pangnggang-Pe
Arsitektur
Jawa
dengan
tradisional
atap
rumah
Panggang-pe
merupakan bentuk bangunan yang
paling
sederhana
dan
merupakan
bentuk bangunan dasar.
b) Kampung
Bentuk arsitektur tradisional Jawa lain
yang setingkat lebih sempurna dari tipe
Panggang-pe adalah bentuk Kampung.
Bangunan pokok Kampung tersebut
mempunyai saka-saka atau tiang-tiang
yang berjumlah 4, 6, atau bisa juga 8
dan kelipatannya.
d) Limasan
Bentuk bangunan Limasan merupakan
perkembangan dari bentuk bangunan
yang sudah ada. Bentuk bangunan
Limasan adalah bentuk bangunan yang
atapnya menyerupai bidang limas.
e) Tajug
Tempat ibadat merupakan salah satu
kebutuhan
manusia
melangsungkan
untuk
dapat
kegiatan
keagamaannya. Salah satu jenis tempat
ibadat adalah Langgar atau Masjid.
f) Joglo
Joglo adalah bentuk rumah tradisional
Jawa yang paling sempurna diantara
bentuk-bentuk lain. Bentuk bangunan
Joglo biasanya mempunyai ukuran
yang lebih besar dibandingkan dengan
bentuk Limasan maupun Kampung.
MUSLIMAH ISLAMIC CENTRE DI KOTA SURAKARTA
A. Kondisi Non Fisik Kota Surakarta
Pertambahan penduduk kota Surakarta sekitar 0.77 % per tahun. Proyeksi
pertambahan jumlah penduduk Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut
ini:
Tahun
1991
1992
1993
1998
2003
2008
20013
Tabel Pertumbuhan penduduk Kota Surakarta
Tingkat
Jumlah Penduduk
Luas
Kpeadatan
(jiwa)
(Km2)
Jiwa/Km2)
516.957
44.040
11.699
519.997
44.040
11.807
527.767
44.040
11.984
568.280
44.040
12.904
602.910
44.040
13.690
639.650
44.040
14.524
678.620
44.040
15.409
Sumber : Tim RUTRK Kota Surakarta 1991-2013
Adapun peningkatan penduduk yang memeluk agama Islam dari tahu-ke
tahun sebagai berikut :
Tabel Peningkatan Pemeluk agama Islam
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Prosentase
Jumlah
penduduk penduduk
Tahun
penduduk
Peningkatan
Penduduk
perempuan Laki-laki
muslim
Pemeluk Islam
muslim
muslim
2012
578.796
445.395
298.774
285.346
76.95 %
Prosentase
Peningkatan
Wanita
Pemeluk Islam
50.62 %
2011
588.110
446.036
297.665
290.445
75.84 %
50.61 %
2010
586.039
443.231
296.713
289.326
75.63 %
50.63 %
2009
580.849
438.323
294.168
286.681
75.46 %
50.64 %
2008
553.669
406.339
280.156
223.128
73.39 %
50.59 %
Sumber : BPS Surakarta dalam Angka 2008-2013
B. Potensi kegiatan muslimah di Surakarta
Sekarang ini banyak sekali ditemukan berbagai jenis jasa pelayanan kebutuhan
wanita muslimah di kota Surakarta. Mulai dari kebutuhan jasmani maupun rohani,
diantaranya adalah busana muslimah, salon kecantikan, pusat olah raga seperti kolam
renang, tempat fitnes dan senam, toko buku, tempat-tempat pengajian, pusat pendidikan.
Pelayanan kegiatan tersebut yang pada awalnya terbuka untuk umum, dalam artian
laki-laki dan perempuan berbaur menjadi satu dan kini telah berubah. Selain pondok
pesantren banyak salon kecantikan, tempat senam dan fitness, kolam renang, toko baju
muslimah yang sudah berkonsep syar’i. Hal itu dikarenakan semakin berkembangnya
populasi umat Islam dan adanya perubahan dalam cara pandang dan cara berfikir tentang
gender.
ANALISA KONSEP MUSLIMAH ISLAMIC CENTRE DI KOTA
SURAKARTA DENGAN PENEKANAN PADA ARSITEKTUR
TRADISIONAL JAWA
A. Kondisi eksisting site
Site berada di Jl. Kol. Sutarto Jebres, merupakan lahan kosong milik PT.
Sari Warna Tekstil, batas-batas site yaitu :
Utara
: Jl. Kol. Sutarto
Selatan
: Permukiman penduduk
Timur
: Permukiman penduduk
Barat
: Permukiman penduduk
Berikut ini adalah penjelasan secara rinci mengenai kondisi site,
a. Site ada di sebelah Jl. Kol. Sutarto merupakan jalan arteri sekunder
b. Topografi relatif data
c. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
= 40%-60%
d. Koefisien Garis Sempadan Bangunan
= 15-20m
e. FAR
= 1,5-2,25
f.
Tabel Ketinggian dan koefisien bangunan
Nama
Jalan
Jl.Kol.
Sutarto
Luas kapling
(m²)