S MAT 1100383 Chapter1

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, pendidikan harus dilaksanakan sebaik
– baiknya agar memperoleh hasil yang maksimal. Hasil tersebut ditunjang dari
berbagai bidang pendidikan. Bidang pendidikan yang berkembang saat ini cukup
banyak, salah satunya adalah matematika.
Matematika

merupakan

salah

satu

pelajaran


yang

dapat

menumbuhkembangkan kemampuan siswa untuk menjadi cakap dan antusias
dalam memecahkan masalah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat National
Council of Teacher of Mathematics (NCTM) (dalam Fauziah, 2010) bahwa salah
satu tujuan pembelajaran matematika adalah belajar memecahkan masalah. Oleh
karena itu, proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik jika tujuan
tersebut tercapai.
Pemecahan masalah merupakan salah satu keterampilan bermatematika
sekaligus sebagai kemampuan dasar dalam pelajaran matematika. Sehingga
kemampuan pemecahan masalah sangat penting bagi siswa. Hal itu diperkuat oleh
pendapat dari Sumarmo (dalam Fauziah, 2010, hlm. 1) bahwa “pemecahan
masalah merupakan hal yang sangat penting sehingga menjadi tujuan umum
pengajaran matematika bahkan sebagai jantungnya matematika.” Pemecahan
masalah pun berperan untuk memotivasi siswa belajar matematika dan
meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam menyelesaikan suatu masalah.
Perkembangan pembelajaran matematika di Indonesia sangat memprihatinkan

karena kemampuan pemecahan masalah matematis siswa khususnya siswa SMP
masih rendah sehingga belum mampu untuk berkompetensi secara global.
Berdasarkan hasil penelitian Tim Pusat Pengembangan Penataran Guru
Matematika (dalam Nuranisa, 2014, hlm.2) “sebagian besar siswa kesulitan dalam
menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah dan menerjemahkan soal kehidupan
sehari-hari ke dalam model matematika.” Selain itu, hasil survey IMSTEP – JICA
Rianti Aprilia, 2015
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Pada Materi
Persamaan Linear Satu Variabel Melalui Penelitian Desain
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

(dalam Fauziah, 2010, hlm.2) di kota Bandung menyatakan bahwa salah satu
penyebab rendahnya kualitas pemahaman matematika siswa di SMP karena
dalam proses pembelajaran matematika umumnya terlalu berkonsentrasi pada
latihan

soal


yang

lebih

bersifat

prosedural dan

mekanistik

daripada

pengertian.
Penyebab lain rendahnya kualitas pemahaman matematika menurut
Wahyudin (dalam Fauziah, 2010) menyatakan bahwa
Guru matematika pada umumnya mengajar dengan metode ceramah dan
ekspositori. Pada kondisi seperti itu, kesempatan siswa untuk menemukan
dan membangun pengetahuannya sendiri tidak ada. Sebagian besar siswa
tampak mengerti dengan baik setiap penjelasan atau informasi dari guru,
siswa jarang mengajukan pertanyaan pada guru sehingga guru aktif sendiri

menjelaskan apa yang telah disiapkannya. Siswa hanya menerima saja apa
yang telah disiapkan oleh guru. (hlm. 2)
Kesulitan dalam pemecahan masalah terjadi pada sebagian besar siswa baik
siswa SMP maupun SMA. Suryadi (2008, hlm.3) menyebutkan bahwa salah satu
kesulitan siswa adalah menemukan koneksi antara data-data atau fakta yang
diberikan. Salah satu materi pembelajaran matematika adalah aljabar. Menurut
Hidayati (2011, hlm.1) “pengenalan konsep aljabar perlu diberikan kepada siswa,
karena konsep tersebut akan berguna di berbagai bidang matematika yang akan
siswa pelajari dan pemahaman konsep aljabar merupakan salah satu tujuan yang
akan dicapai dalam pembelajaran matematika untuk tingkat SMP.” Materi
matematika SMP yang berkaitan dengan salah satunya adalah persamaan linear
satu variabel. Dalam kenyataannya, persamaan linear satu variabel tergolong
materi yang sulit dipahami oleh siswa. Berdasarkan hasil analisis tes kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII di SMPN 1 Cisarua, kesulitan
siswa dalam mengerjakan materi persamaan linear satu variabel adalah :
1. Kesulitan memahami soal karena keliru dalam mengidentifikasi unsur – unsur
yang diketahui;
2. Kesulitan menemukan hubungan antara data yang diketahui dengan data yang
belum diketahui;


Rianti Aprilia, 2015
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Pada Materi
Persamaan Linear Satu Variabel Melalui Penelitian Desain
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

3. Keliru dalam memilih strategi pemecahan masalah yang tepat sehingga tidak
dapat menginterpretasikan solusi sesuai dengan permasalahan asal;
4. Kesulitan memahami konsep persamaan linear satu variabel;
5. Kesulitan dalam mengubah soal cerita menjadi kalimat matematika dalam
bentuk persamaan.
Kondisi ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang kesulitan dalam
menyelesaikan permasalahan yang disusun berdasarkan indikator kemampuan
pemecahan masalah. Dari hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran
matematika di sekolah tersebut menyebutkan bahwa siswa tidak terbiasa dengan
soal–soal tidak rutin seperti soal cerita berbasis pemecahan masalah. Selain itu,
guru tersebut mengajarkan materi persamaan linear satu variabel dengan
penjelasan dan pemberian latihan soal tanpa pemberian LKS kepada siswa. Hal
tersebut menimbulkan asumsi bahwa kesulitan yang dialami siswa di suatu

sekolah disebabkan oleh faktor yang sama seperti ketersedian bahan ajar yang
terbatas dan rata – rata kemampuan matematika siswa yang rendah. Bahan ajar
yang cocok untuk diimplementasikan di suatu sekolah pun mungkin berbeda–
beda, disesuaikan dengan kondisi siswa di sekolah tersebut. Masalah tersebut
dapat diatasi dengan diberikan pembelajaran yang inovatif sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan pemecahan masalah. Selain itu, siswa pun memerlukan bahan
ajar yang dapat memfasilitasi pemahaman konsep dalam matematika yang
berguna untuk memecahkan masalah.
Oleh karena itu, pengembangan bahan ajar yang disesuaikan dengan indikator
pemecahan

masalah

akan

menjadi

jalan

keluar


dalam

menyelesaikan

permasalahan yang sudah diungkapkan diatas. Selain itu, hasil tes kemampuan
pemecahan masalah pada siswa kelas VIII SMPN 1 Cisarua dapat menjadi bahan
untuk menyusun desain bahan ajar yang diimplementasikan untuk siswa pada
tingkat kelas yang lebih rendah yaitu kelas VII.
Penyusunan dan pengembangan bahan ajar tidak cukup hanya berdasarkan
pada asumsi bahwa siswa akan belajar melalui lintasan belajar tertentu. Oleh
karena itu, salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan
cara mengembangkan Hypothetical Learning Trajectory (HLT). Menurut
Mulyana (2012, hlm.127) “HLT dibuat berdasarkan antisipasi – antipasi tentang
Rianti Aprilia, 2015
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Pada Materi
Persamaan Linear Satu Variabel Melalui Penelitian Desain
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4


apa – apa yang mungkin akan terjadi, baik proses berpikir siswa yang akan
mendapat pembelajaran maupun hal–hal yang akan terjadi dalam proses
pembelajaran.” Oleh karena itu, HLT pada masalah yang telah dibahas diatas
disusun berdasarkan hasil analisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah
matematika berbasis pemecahan masalah. Masalah ini disesuaikan dengan
indikator kemampuan pemecahan masalah.
Pengembangan bahan ajar tersebut akan diujikan melalui suatu penelitian
desain. Karena penelitian desain menghasilkan produk rancangan bahan ajar dan
intervensi yang diberikan selama pembelajaran berlangsung. Penelitian desain
bukan penelitian yang membandingkan dua teori karena penelitian desain
termasuk penelitian kualitatif. Sesuai dengan pendapat Gravemeijer dan Cobb
(2006, hlm. 29) mengungkapkan bahwa perbedaan tujuan antara penelitian
eksperimen dan penelitian desain. Perubahan tujuan penelitian yang asalnya
membuktikan bahwa teori A lebih baik daripada teori B menjadi penelitian yang
bertujuan untuk menghasilkan produk berupa teori yang didukung data empiris
mengenai bagaimana suatu intervensi berjalan sesuai dengan tujuannya dilakukan
melalui penelitian desain. Pendapat lain menyatakan bahwa penelitian desain
adalah


jenis

penelitian

yang

memberlakukan

desain

sebagai

strategi

mengembangkan teori (dalam Bakker, 2004, hlm. 37).
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka penulis tertatik
melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP pada Materi Persamaan Linear Satu
Variabel melalui Penelitian Desain ” .
B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian yaitu bagaimana
bentuk tugas yang disajikan dalam bahan ajar dengan mempertimbangkan
kemampuan pemecahan masalah untuk memfasilitasi siswa dalam menyusun :
1. definisi persamaan linear satu variabel dan himpunan penyelesaian persamaan
linear satu variabel ?;
2. definisi persamaan linear satu variabel yang ekuivalen?.
Rianti Aprilia, 2015
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Pada Materi
Persamaan Linear Satu Variabel Melalui Penelitian Desain
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan penelitian yang diajukan makan tujuan pengkajian
materi ini yaitu untuk mengetahui bentuk tugas yang disajikan dalambahan ajar
dengan mempertimbangkan kemampuan pemecahan masalah untuk memfasilitasi
siswa dalam menyusun :
1. definisi persamaan linear satu variabel dan himpunan penyelesaian persamaan

linear satu variabel.
2. definisi persamaan linear satu variabel yang ekuivalen.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini baik secara teoritis maupun
praktis sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Menghasilkan pengetahuan tentang cara mengembangkan bahan ajar melalui
pengembangan teori-teori yang diperoleh dari pengalaman empiris.
2. Manfaat Praktis
a. Menghasilkan bahan ajar dan rancangan pembelajaran yang tepat sasaran
sehingga dapat diimplementasikan di sekolah yang menjadi tempat
penelitian.
b. Diharapkan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan persoalan
yang berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah.

E. Definisi Operasional
Supaya tidak terjadi perluasan makna dalam pengkajian materi, maka definisi
dari istilah yang terkait dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan Pemecahan Masalah Matematis
Kegiatan pemecahan masalah matematis adalah kegiatan yang dilaksanakan
sesuai dengan langkah–langkah pemecahan masalah Polya yaitu memahami
masalah,

merencanakan

pemecahan

masalah,

melaksanakan

rencana

penyelesaian dan pemeriksaan kembali.

Rianti Aprilia, 2015
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Pada Materi
Persamaan Linear Satu Variabel Melalui Penelitian Desain
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan untuk
mengidentifikasi unsur yang diketahui, yang dinyatakan, dan kecukupan unsur
yang diperlukan, merumuskan masalah atau menyusun model matematika,
menerapkan strategi penyelesaian berbagai masalah, menjelaskan atau
menginterpretasikan hasil sesuai dengan permasalahan asal dan memeriksa
kebenaran jawaban dari penyelesaian masalah yang dikaitkan dengan kondisi
masalah asal.
3. Bahan Ajar
Bahan ajar adalah suatu perangkat atau alat yang dibuat oleh guru dalam
menyampaikan pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa untuk mencapai
indikator-indikator tertentu.
4. Penelitian Desain
Penelitian Desain adalah sebuah penelitian yang menempatkan proses desain
(perancangan) sebagai strategi untuk mengembangkan suatu bahan ajar.
Penelitian desain terdiri dari tiga fase yaitu desain permulaan, eksperimen, dan
analisis tinjauan.

F. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini tersusun dari lima bab yang terdiri dari pendahuluan, kajian
pustaka, metode penelitian, temuan dan pembahasan, serta simpulan,implikasi dan
rekomendasi.
Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan
struktur organisasi skripsi. Latar belakang berisi tentang hal–hal yang menjadi
alasan dilakukan penelitian ini. Rumusan masalah berisi tentang masalah–masalah
yang akan diteliti berdasarkan paparan dalam latar belakang. Tujuan penelitian
berisi tentang tujuan dilakukannya penelitian berdasarkan pada rumusan masalah.
Kemudian manfaat penelitian berisi tentang kegunaan atau kontribusi yang dapat
diberikan dari hasil penelitian. Sedangkan, struktur organisasi skripsi berisi
tentang sistematika penulisan, gambaran dari isi setiap bab dan urutan
penulisannya.
Rianti Aprilia, 2015
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Pada Materi
Persamaan Linear Satu Variabel Melalui Penelitian Desain
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

Bab II merupakan kajian pustaka yang berisi tentang teori-teori yang
digunakan dalam penelitian. Teori-teori tersebut merupakan teori pendukung yang
diperoleh melalui berbagai sumber literatur. Teori-teori yang digunakan adalah
teori mengenai bahan ajar, pemecahan masalah, kemampuan pemecahan masalah,
teori pembelajaran yang digunakan, hambatan belajar, Hypothetical learning
trajectory, penelitian desain, persamaan linear satu variabel pada kurikulum di
Indonesia, kajian tentang penelitian yang relevan dan kerangka berpikir penelitian.
Bab III merupakan metode penelitian yang berisi tentang metode penelitian,
subyek penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan
data dan teknik analisis data. Metode penelitian berisi tentang desain yang
digunakan dalam penelitian ini dengan merujuk pada teori-teori yang diperoleh
dari berbagai sumber literatur. Subyek penelitian berisi tentang subyek yang akan
diteliti dan lokasi dilaksanakannya penelitian. Instrumen penelitian berisi tentang
instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh data dan kemudian diolah
dengan teknik pengolahan dan analisis data. Prosedur penelitian berisi tentang
tahapan-tahapan yang dilakukan dari mulai tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
tahap akhir. Teknik pengumpulan data berisi tentang studi pendahuluan dan
eksperimen. Teknik analisis data berisi tentang aktivitas mengenai data reduction,
data display dan kesimpulan.
Bab IV merupakan temuan dan pembahasan berisi tentang preliminary design
dan retrospective analysis. Preliminary design berisi tentang deskripsi hasil
wawancara terhadap siswa, guru, analisis kesulitan siswa dalam tes kemampuan
pemecahan masalah, dan HLT. Retrospective analysis berisi tentang hasil analisis
tinjaun terhadap pembelajaran pada bahan ajar atau HLT yang sudah dirancang.
Bab V merupakan simpulan, implikasi dan rekomendasi, berisi tentang
penjelasan singkat mengenai hasil penelitian serta saran/rekomendasi yang
bermanfaat dari hasil penelitian. Simpulan menjawab rumusan masalah yang telah
dibuat pada bab I. Adapun saran/rekomendasi diberikan atas pertimbangan kurang
dan lebihnya penelitian yang telah dilakukan dengan harapan penelitian-penelitian
berikutnya yang terkait dengan penelitian ini tidak melakukan kesalahan yang
sama.

Rianti Aprilia, 2015
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Pada Materi
Persamaan Linear Satu Variabel Melalui Penelitian Desain
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu