RPJMD 2010 – 2015 : Pemerintah Kabupaten Ngawi

(1)

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

SERTA KERANGKA PENDANAAN



Kinerja Keuangan M asa Lalu

Sebagaimana diat ur dalam Perat uran Daerah Nomor 7 Tahun 2007

t ent ang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, bahw a st rukt ur Anggaran

Pendapat an dan Belanja Daerah sebagai perw ujudan dari pengelolaan

keuangan daerah, t erdiri dari :



Pendapat an Daerah;



Belanja Daerah;



Pembiayaan Daerah.

Anggaran Pendapat an dan Belanja Daerah t ersebut disusun dan

dit et apkan set iap t ahun oleh Bupat i dan DPRD dalam bent uk Perat uran Daerah,

unt uk kemudian dilaksanakan, dipert anggungjaw abkan dan dilaporkan oleh

Bupat i kepada DPRD pada akhir t ahun anggaran.

Anggaran Pendapat an dan Belanja Daerah merupakan produk

Perat uran Daerah yang sangat besar art inya baik bagi penyelenggaraan

pemerint ahan daerah maupun masyarakat , karena di dalam Anggaran

Pendapat an dan Belanja Daerah t erdapat fungsi-fungsi :



Ot orisasi ;



Perencanaan ;



Pengaw asan ;



Alokasi ;



Dist ribusi ; dan



St abilisasi



Arah Pengelolaan Pendapatan

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

t ent ang Pemerint ahan Daerah sebagaimana t elah diubah beberapa kali

t erakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 t ahun 2008 t ent ang


(2)

Perubahan Kedua at as Undang-Undang Nomor 32 t ahun 2004 t ent ang

Pemerint ahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 t ahun 2004

t ent ang Perimbangan Keuangan ant ara Pemerint ahan Pusat dan

Pemerint ahan Daerah, maka penyelenggaraan Pemerint ahan Daerah

dilakukan dengan memberikan kew enangan yang seluas luasnya,

disert ai dengan pemberian hak dan kew ajiban penyelenggaraan

ot onomi daerah dalam kesat uan sist em penyelenggaran pemerint ahan

negara.

Bahw a pajak daerah dan ret ribusi daerah merupakan salah sat u sumber

pendapat an daerah yang pent ing guna membiayai pelaksanaan

pemerint ahan daerah.

Dalam rangka meningkat kan pelayanan kepada masyarakat

dan kemandirian daerah, perlu dilakukan perluasan objek pajak daerah,

ret ribusi daerah dan pemberian diskresi dalam penet apan t arif.

Kebijakan pajak daerah dan ret ribusi daerah dilaksanakan berdasarkan

prinsip demokrasi, pemerat aan dan keadilan, peran sert a masyarakat

dan akunt abilit as dengan memperhat ikan pot ensi daerah.

Unt uk menget ahui perkembangan pengelolaan pendapat an

daerah selama lima t ahun t erakhir dan lima t ahun kedepan, maka

bert urut -t urut disajikan dat a sebagai berikut :

Tabel 3.1

Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Ngaw i Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)

No Sumber Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

1 Pendapat an Asli Daerah 19.956,38 20.735,83 23.670,90 25.574,54 26.562,30

- Hasil Pajak Daerah 6.118,06 6.348,83 8.391,45 8.794,83 9.516,68

- Hasil Ret ribusi Daerah 6.851,68 6.864,89 7.999,25 10.000,48 11.246,43 - Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

Yang dipisahkan 229,71 846,35 1.246,49 1.093,54 1.080,53

- Lain-lain PAD yang Sah 6.756,19 6.675,74 6.033,70 5.685,68 4.718,64 2 Dana Perimbangan 527.711,82 558.712,27 639.984,67 673.613,96 689.123,69 - Bagi Hasil Pajak & BK yang sah 51.516,91 36.373,47 41.696,96 48.141,58 58.305,33

- DAU 450.161,00 493.983,00 544.877,70 555.625,37 572.965,15


(3)

- DAK 25.800,00 28.355,80 53.410,00 69.847,00 57.853,20 3 Lain-lain Pendapat an Yang Sah 31.435,02 53.438,86 98.237,24 71.631,77

JUM LAH 547.668,20 610.883,12 717.094,43 797.425,74 787.317,76

Berdasarkan t abel t ersebut diat as dapat dijelaskan bahw a

pendapat an daerah dari t ahun 2006 sampai dengan 2010 t erdapat

kenaikan sebesar 43,75 %, dengan jumlah Pendapat an Daerah pada

Tahun 2010 sebesar Rp. 787.317,76 milyar. Kenaikannya sebagian besar

bersumber dari dana perimbangan sebesar 30,59 %



Neraca Daerah

Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai rat a-rat a

pert umbuhan neraca daerah Kabupat en Ngaw i t ahun 2009-2011 :

Tabel 3.2

Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah

No. Uraian 2009

(Rp)

2010 (Rp)

2011 (Rp)

Rat a-rat a Pert umb

(%) 1. ASET

1.1. ASET LANCAR 33.636.403.232,53 38.957.367.431,68 38.957.367.431,68

1.1.1. Kas 24.900.332.235,53 27.460.357.131,68 27.460.357.131,68 10

1.1.2. Piut ang 4.771.523.901,00 5.917.981.213,00 5.917.981.213,00 24

1.1.3. Persediaan 3.964.547.096,00 5.579.029.087,00 5.579.029.087,00 41

Investasi Jangka Pendek - -

-Investasi Jangka Panjang 25.776.790.980,00 23.356.580.327,00 23.356.580.327,00

- Invest asi non Permanen 17.834.362.050,00 15.435.469.225,00 15.435.469.225,00 -13 - Invest asi Permanen 7.942.428.930,00 7.921.111.102,00 7.921.111.102,00

1.2. ASET TETAP 1.560.438.846.818,71 1.745.545.125.662,67 1.745.545.125.662,67

1.2.1. Tanah 126.090.048.775,00 258.868.190.202,00 258.868.190.202,00 105 1.2.2. Peralat an dan M esin 192.650.621.571,40 207.508.137.142,40 207.508.137.142,40 8 1.2.3. Gedung dan Bangunan 395.278.986.854,31 417.079.551.362,31 417.079.551.362,31 6 1.2.4. Jalan, irigasi, dan Jaringan 800.396.280.389,00 822.236.797.952,96 822.236.797.952,96 3 1.2.5. Aset Tet ap Lainnya 38.964.081.931,00 39.224.873.003,00 39.224.873.003,00 1 1.2.6. Konst ruksi Dalam Pengerjaan 7.058.827.298,00 627.576.000,00 627.576.000,00 0

1.3. ASET LAINNYA 5.867.416.985,00 2.725.499.000,00 2.725.499.000,00

1.3.1. Tagihan Penjualan Angsuran - -

-1.3.2. Tagihan t unt ut an Gant i Kerugian

Daerah - -

-1.3.3. Kemit raan Dengan Pihak Ket iga - -

-1.3.4. Aset Tak Berw ujud 1.754.500.000,00 1.857.905.000,00 1.857.905.000,00 6 1.3.5. Aset Lain-lain 4.112.916.985,003 867.594.000,00 867.594.000,00 -79


(4)

JUM LAH ASET DAERAH 1.625.719.458.016,24 1.810.584.572.421,35 1.810.584.572.421,35

2. KEW AJIBAN 979.321.212,51 678.697.366,45 678.697.366,45 2.1. KEW AJIBAN JANGKA PENDEK 340.623.846,06 314.804.528,75 314.804.528,75

2.1.1. Ut ang Perhit ungan Pihak Ket iga - -

-2.1.2. Bagian Lancar Ut ang Dalam

Negeri-Pemerint ah Pusat 300.623.846,06 274.804.528,75 274.804.528,75 -9

2.1.3. Ut ang Jangka Pendek Lainnya 40.000.000 40.00.000 40.00.000 0

2.2 KEW AJIBAN JANGKA PANJANG 638.697.366,45 363.892.837,70 363.892.837,70 2.2.1. Ut ang Dalam Negeri-Pemerint ah

Pusat 638.697.366,45 363.892.837,70 363.892.837,70 -43

3. EKUITAS DANA 1.624.740.136.803,73 1.809.905.875.054,90 1.809.905.875.054,90 3.1. EKUITAS DANA LANCAR 33.295.779.386,47 38.642.562.902,93 38.642.562.902,93

3.1.1. SILPA 24.890.281.635,53 27.454.818.481,68 27.454.818.481,68 10

Pendapat an Yang Dit angguhkan 10.050.600,00 5.538.650,00 5.538.650,00 -45 3.1.2. Cadangan Piut ang 4.771.523.901,00 5.917.981.213,00 5.917.981.213,00 24 3.1.3. Cadangan Persediaan 3.964.547.096,00 5.579.029.087,00 5.579.029.087,00 41

Dana yang harus disediakan unt uk

pembayaran Ut ang Jangka Pendek (340.623.846,06) (314.804.528,75) (314.804.528,75) 41

3.2. EKUITAS DANA INVESTASI 1.591.444.357.417,26 1.771.263.312.151,97 1.771.263.312.151,97 3.2.1. Diinvest asikan Dalam Invest asi

Jangka Panjang 25.776.790.980,00 23.356.580.327,00 23.356.580.327,00 -9 3.2.2. Diinvest asikan Dalam Aset t et ap 1.560.438.846.818,71 1.745.545.125.662,67 1.745.545.125.662,67 12 3.2.3. Diinvest asikan Dalam Aset Lain-lain 5.867.416.985,00 2.725.499.000,00 2.725.499.000,00 -54

Dana yang harus disediakan unt uk

pembayaran Ut ang Jangka Panjang (638.697.366,45) (363.892.837,70) (363.892.837,70) -43%

JUM LAH KEW AJIBAN DAN EKUITAS

DANA 1.625.719.458.016,24 1.810.584.572.421,35 1.810.584.572.421,35



Kebijakan Pengelolaan Keuangan M asa Lalu



Arah Pengelolaan Belanja Daerah

Belanja Daerah dialokasikan berdasarkan perkiraan beban

pengeluaran daerah secara adil dan merat a, agar relat if dapat dinikmat i

oleh masyarakat , khususnya dalam pemberian pelayanan umum. Oleh

karena it u, dalam pengelolaan belanja daerah, Pemerint ah Daerah

menet apkan t arget pencapaian kinerja bagi Sat uan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD), dan kegiat an sejalan dengan urusan yang menjadi

kew enangannya.

Belanja Daerah ini dipergunakan unt uk membiayai pelaksanaan

program dan kegiat an dalam rangka pelaksanaan urusan w ajib dan 4


(5)

urusan pilihan.

Belanja Daerah dikelompokkan menjadi Belanja Tidak Langsung

dan Belanja Langsung.

Belanja Tidak Langsung menurut jenisnya t erdiri dari Belanja

Pegaw ai, Belanja Bunga, Subsidi, Hibah, Bant uan Sosial, Belanja Bagi

Hasil, Bant uan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga. Belanja Langsung

menurut jenisnya t erdiri dari Belanja Pegaw ai, Belanja Barang dan Jasa,

dan Belanja M odal.

Unt uk menget ahui perkembangan pengelolaan belanja daerah

selama 5 (lima) t ahun t erakhir, mulai t ahun 2006 sampai dengan 2010

dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 3.3

Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Ngaw i

No Sumber

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

1 Belanja Tidak Langsung 136.824,77 312.332,56 451.656,44 619.014,12 779.460,01

- Belanja pegaw ai 283.779,70 491.006,39 640.583,36

- Belanja Bunga 161,35 109,72 83,90

- Belanja Hibah 78.672,28 78.056,20

- Belanja Bant uan Sosial 5.588,50 5.864,00 3.334,57

- Belanja bagi Hasil kpd Prov / 1.549,04 0,00

Kab / Kot a & Pemdes

- Belanja BK kepada Prov/ Kab / 22.703,00 41.600,40 57.365,02

Kot a dan Pemdes

- Belanja Tidak Terduga 100,00 212,29 36,97

2 Belanja Langsung 379.536,10 275.905,69 273.624,13 221.053,59 184.633,07

JUM LAH 516.360,87 588.238,25 725.280,57 840.067,71 964.093,08

Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)

Berdasarkan t abel t ersebut diat as dapat dijelaskan bahw a t ot al

Belanja Daerah dari t ahun 2006 sampai dengan 2010 t erdapat kenaikan

sebesar 86,71 %. Tot al Belanja Daerah t ahun 2010, sebesar

Rp.964.093,08 milyar.



Arah Pengelolaan Pembiayaan Daerah

Pembiayaan Daerah meliput i semua t ransaksi keuangan unt uk 5


(6)

menut up defisit at au unt uk memanfaat kan surplus anggaran.

Pembiayaan daerah dikelompokkan menjadi :



Penerimaan Pembiayaan, mencakup :



Sisa Lebih Perhit ungan Anggaran t ahun sebelumnya (SILPA)



Pencairan Dana Cadangan



Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan



Penerimaan Pinjaman Daerah



Penerimaan kembali pemberian pinjaman dan



Penerimaan Piut ang Daerah



Pengeluaran Pembiayaan, mencakup :



Pembent ukan dana cadangan



Penyert aan modal ( invest asi ) pemerint ah daerah



Pembayaran pokok ut ang dan



Pemberian pinjaman daerah.

Arah kebijakan anggaran pembiayaan t ahun 2011 sampai

dengan 2015 mendat ang dit ujukan bagi keberlangsungan roda

pemerint ahan dengan harapan t idak membebani dan t idak menggangu

likuidit as keuangan. Kelebihan sumber penerimaan pembiayaan daerah

perlu diarahkan unt uk memperkuat saving, penyert aan modal

(invest asi) dan dana cadangan. Hal it u pent ing karena di masa yang

akan dat ang sumber-sumber penerimaan relat if konst an, sement ara

t unt ut an kebut uhan kegiat an pelayanan, penyelenggaraan

pemerint ahan dan pembangunan semakin meningkat .

Tabel 3.4

Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Ngaw i Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)

No Sumber Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 13.638,85 75.383,81 120.445,39 82.253,01 71.831,00 2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 14.900,00 34.158,18 78.506,03 27.417,60 216,73


(7)

Pembiayaan Netto (1.261,15) 41.225,63 41.939,36 54.835,41 71.614,27



Kerangka Pendanaan



Proyeksi Pendapatan

Proyeksi Pendapat an Daerah dari Tahun 2011 sampai dengan

2015 Diperkirakan sebagai berikut :

Tabel 3.5

Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Ngaw i

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1

Pendapat an Asli Daerah

 Hasil Pajak Daerah

 Hasil Ret ribusi Daerah

 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan  Lain-lain PAD yang Sah 35.711.415.420 11.420.019.960 16.457.673.600 1.354.462.380 6.479.259.480 42.853.698.504 13.704.023.952 19.749.208.320 1.625.354.856 7.775.111.376 51.424.438.204 16.444.828.742 23.699.049.984 1.950.425.827 9.330.133.651 61.709.325.843 19.733.794.490 28.438.859.980 2.340.510.992 11.196.160.381 68.851.6 22.017.7 31.730.3 2.611.4 12.492.0 2 Dana Perimbangan - Bagi hasil Bukan Pajak  DAU  DAK 758.036.050.000 64.135.860.000 630.261.670.000 63.638.520.000 826.948.420.000 69.966.400.000 687.558.180.000 69.423.840.000 895.860.780.000 75.796.930.000 744.854.700.000 75.209.160.000 964.773.150.000 81.627.460.000 802.151.210.000 80.994.480.000 1.033.685.5 87.458.0 859.447.7 86.779.8 3

Lain-lain pendapat an daerah Yang Sah

 Pendapat an Hibah

 Bagi hasil pajak dari Prop.dan Pemda Lainnya

 Bant uan Keuangan dari Provinsi at au Pemda Lainnya

 Tambahan Penghasilan Bagi PNS Guru

 Tunjangan Profesi Guru PNSD 181.275.823.840 19.578.000.000 39.281.838.640 37.870.260.000 14.311.050.000 70.234.675.200 184.846.900.080 19.578.000.000 42.852.914.880 37.870.260.000 14.311.050.000 70.234.675.200 188.417.976.320 19.578.000.000 46.423.991.120 37.870.260.000 14.311.050.000 70.234.675.200 191.989.052.560 19.578.000.000 49.995.067.360 37.870.260.000 14.311.050.000 70.234.675.200 195.560.1 19.578.0 53.566.1 37.870.2 14.311.0 70.234.6

JUM LAH 975.023.289.260 1.054.649.018.584 1.135.703.194.524 1.218.471.528.403 1.298.097.2


(8)

Penent uan t arget anggaran pendapat an dari t ahun ke t ahun

lebih didasarkan pada kenaikan persent ase t ert ent u dari pencapaian

t ahun sebelumnya dengan kenaikan maksimal sebesar 20% unt uk

Pendapat an Asli Daerah. Sedangkan dana perimbangan dan lain-lain

pendapat an daerah yang sah unt uk obyek pendapat an hibah, bagi hasil

pajak dari propinsi dan pemerint ah daerah lainnya diproyeksikan naik

sebesar 10% dari t ahun sebelumnya.

Hasil penerimaan pajak dan ret ribusi daerah masih relat if kecil

dalam st rukt ur Pendapat an Daerah, sehingga ket ergant ungan

Pemerint ah Daerah t erhadap Pemerint ah Pusat masih besar, t ercermin

dari porsi dana perimbangan dalam APBD yang jauh lebih banyak

dibanding Pendapat an dan Ret ribusi Daerah.

Dalam rangka mencapai kinerja proyeksi pendapat an daerah

t ersebut , kebijakan pengelolaan pendapat an daerah diarahkan unt uk :

 M enggali sumber pendapat an baru disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 28 t ahun 2009 t ent ang Pajak Daerah dan Ret ribusi

Daerah.

 M eningkat kan int ensifiikasi pajak daerah dan ret ribusi daerah.

 M eningkat kan kesadaran masyarakat dalam memenuhi

pembayaran pajak dan ret ribusi daerah dengan lebih

mengint ensifkan pembinaan dan penyuluhan.

 M engadakan reformasi dan rest rukt urisasi t erhadap Perat uran Daerah t ent ang Pajak Daerah dan Ret ribusi Daerah dengan

melakukan kajian, evaluasi dan perubahan yang disesuaikan

perat uran perundang-undangan yang berlaku sert a disesuaikan

dengan kemampuan pot ensi pendapat an.


(9)

 M eningkat kan sarana aparat ur dan kualit as sumber daya manusia dengan menyederhanakan sist em dan prosedur pelayanan

masyarakat .

 M elakukan pendat aan pot ensi sumber-sumber pendapat an daerah.

 M elakukan pendekat an ke pemerint ah yang lebih at as unt uk mendapat kan kucuran (bant uan) dana pembangunan daerah.

 M emberikan kemudahan berusaha bagi pelaku ekonomi dengan penyederhanaan sist em dan prosedur administ rasi pemungut an

pajak dan ret ribusi daerah.



M eningkat kan pengendalian dan pengaw asan at as pungut an PAD.



Proyeksi Belanja

proyeksi Belanja Daerah Tahun 2011 sampai dengan 2015

dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 3.6

Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Ngaw i

No Sumber Tahun

2011 (Rp)

2012 (Rp)

2013 (Rp)

2014 (Rp)

2015 (Rp) 1 Belanja Tidak

Langsung 773.943.270.000 839.035.320.000 900.164.050.000 965.249.330.000 1.030.462

- Belanja pegaw ai 704.641.700.000 768.700.030.000 832.758.370.000 896.816.700.000 960.875

- Belanja Bunga 4.083.800.000 4.083.800.000 83.800.000 0

- Belanja Hibah 19.578.000.000 19.578.000.000 19.578.000.000 19.578.000.000 19.578 - Belanja Bant uan

Sosial 3.668.030.000 4.034.830.000 4.438.310.000 4.882.140.000 5.370

- Belanja bagi Hasil

kpd Prov/ 4.001.480.000 4.668.400.000 5.335.310.000 6.002.230.000 6.669

Kab/ Kot a dan Pemdes

- Belanja BK kepada

Prov/ 37.870.260.000 37.870.260.000 37.870.260.000 37.870.260.000 37.870 Kab/ Kot a dan

Pemdes - Belanja t idak

Terduga 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100

2 Belanja Langsung 186.363.290.510 200.896.969.834 235.539.144.524 253.222.198.403 267.634


(10)

JUM LAH 960.306.560.510 1.039.932.289.834 1.135.703.194.524 1.218.471.528.403 1.298.097

Tahun 2011–2015

Penent uan proyeksi pengelolaan Belanja Daerah dari t ahun ke

t ahun lebih didasarkan pada kenaikan prosent ase t ert ent u dari

pencapaian t ahun sebelumnya dan skala priorit as pembangunan daerah

yang t ert uang dalam Kebijakan Umum Anggaran sert a Priorit as dan

Plafon Anggaran.

Dalam rangka pengelolaan belanja daerah, unt uk

melaksanakan Program dan Kegiat an, maka kebijakan pengelolaan

Belanja Daerah diarahkan :



M erencanakan Alokasi Belanja urusan w ajib dan urusan pilihan bersifat skala priorit as yang menjadi perhat ian dalam Rencana

Pembangunan Jangka M enengah Daerah (RPJM D).



M enyelaraskan ket erpaduan dan sinkronisasi kebijakan program dan kegiat an yang pro poor, pro job dan pro grow t h dengan

dilakukan upaya penyat uan persepsi t erhadap t ant angan, dan

kebijakan pembangunan.



M engident ifikasi, menganalisis dan menyusun anggaran belanja sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.



M enyusun anggaran belanja dengan memperhat ikan fakt or efisiensi dan efekt ivit as t erhadap pencapaian sasaran maupun t arget nya,

sesuai dengan t ugas pokok dan fungsi sert a indikat or kinerja yang

jelas dan dapat dipert anggungjaw abkan.



M enyusun anggaran belanja sesuai dengan kebut uhan pemerint ah daerah unt uk maju dan berkembang, namun t et ap bert umpu pada

kemampuan daerah dalam menyediakan sumber-sumber dana

unt uk penyelenggaraan pemerint ahan dan pelaksanaan

pembangunan.



M enyusun anggaran belanja berdasarkan pendekat an prest asi kerja 10


(11)

yang hendak dicapai oleh masing-masing Sat uan Kerja Perangkat

Daerah di lingkungan pemerint ah daerah.



M enyusun perencanaan anggaran belanja secara mat ang dengan mempert imbangkan sisi kebut uhan yang pent ing dan mendesak

sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.



M enggunakan anggaran belanja semaksimal mungkin dengan memperhat ikan azas-azas efisiensi, efekt ifit as dan manfaat ,

sehingga pada akhirnya pengukuran t erhadap kinerja dari

masing-masing sat uan kerja dapat dilakukan secara lebih jelas.



Proyeksi Pembiayaan

proyeksi pembiayaan daerah Tahun 2011 sampai dengan 2015

dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 3.7

Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Ngaw i Tahun 2011–2015

No Sumber Tahun

2011 (Rp)

2012 (Rp)

2013 (Rp)

2014 (Rp)

2015 (Rp) 1 Penerimaan Pembiayaan

Daerah

5.500.000.000 5.500.000.000 5.500.000.000 5.500.000.000 5.500.000.000 1. SILPA Tahun

Sebelumnya 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 2. Hasil Penjualan Kekayaan

Daerah Yang Dipisahkan 500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000

3. Penerimaan Piut ang Daerah

0 0 0 0 0

2 Pengeluaran Pembiayaan

Daerah 20.216.728.750 20.216.728.750 5.500.000.000 5.500.000.000 5.500.000.000 1. Pembayaran Pokok Ut ang 20.216.728.750 20.216.728.750 216.728.750 0 0 2. Pembent ukan Dana

Cadangan 0 0 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000

3. Penyert aan M odal

(Invest asi) Daerah 2.283.271.250 2.500.000.000 2.500.000.000

Pembiayaan Netto (14.716.728.750) (14.716.728.750) 0 0 0

Tabel 3.8


(12)

Proyeksi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah Kabupaten Ngaw i Tahun 2011–2015

No URAIAN

TAHUN 2011

(Rp)

2012 (Rp)

2013 (Rp)

2014 (Rp)

2015 (Rp) 1

Pendapat an

daerah 975.023.289.260 1.054.649.018.584 1.135.703.194.524 1.218.471.528.403 1.298.097.257.727

2 Belanja Daerah 960.306.560.510 1.039.932.289.834 1.135.703.194.524 1.218.471.528.403 1.298.097.257.727

3

Surplus / (Defisit )

14.716.728.750 14.716.728.750 0 0 0

4 Pembiayaan (14.716.728.750) (14.716.728.750) 0 0 0



Arah Kebijakan Keuangan



Arah Kebijakan Pendapatan

Semenjak berlakunya kebijakan ot onomi daerah,

penyelenggaraan pemerint ahan daerah dilaksanakan dengan lebih

berorient asi kepada kepent ingan daerah. Unt uk it u, pengat uran alokasi

sumber daya daerah yang dapat memberi kepuasan bagi masyarakat ,

membuka kesempat an lapangan kerja sert a perw ujudan layanan publik

yang efisien, menjadi sangat pent ing.

Pemerint ah Kabupat en Ngaw i sebagai daerah ot onom, berhak,

berw enang, dan berkew ajiban mengat ur dan mengurus rumah

t angganya sendiri, dengan memanfaat kan sumber-sumber keuangan

yang dimilikinya unt uk dapat membiayai penyelenggaraan

pemerint ahan, layanan publik dan pembangunan daerah.

Kebijakan Pendapat an Daerah Kabupat en Ngaw i yait u :



Peningkat an t arget pendapat an daerah baik pajak langsung maupun t idak langsung secara t erencana sesuai kondisi perekonomian

dengan memperhat ikan kendala, pot ensi, dan coverage rat io yang

ada,



M engembangkan kebijakan pendapat an daerah yang dapat dit erima masyarakat , part isipat if, bert anggung jaw ab dan berkelanjut an.

Perluasan sumber-sumber penerimaan daerah.



Peningkat an penggalian pendapat an daerah melalui int ensifikasi dan 12


(13)

eksent ifikasi sumber–sumber penerimaan daerah.



Opt imalisasi dana perimbangan, dana dekonsent rasi sert a sumber dana lain dari Pemerint ah Pusat .



Penyempurnaan / revisi Perda-perda yang t idak relevan dengan sist em dan kondisi saat ini.



Peningkat an kemampuan pembiayaan invest asi publik melalui pola kemit raan dengan masyarakat dan sw ast a.



Peningkat an invest asi sw ast a melalui berbagai inst rumen fiskal dan berbagai insent if dalam penanaman modal.

Upaya - upaya Pemerint ah Daerah Dalam M encapai

Target .Peningkat an Pendapat an Asli Daerah dilaksanakan melalui

rencana kerja sebagai berikut :



M eningkat kan kualit as pelayanan publik.

Upaya peningkat an kualit as pelayanan diarahkan pada t ujuan unt uk semakin mendekat kan dan memudahkan masyarakat sert a menyederhanakan sist em dan prosedur pelayanan yang w ujud nyat anya adalah percepat an w akt u dan kepuasan masyarakat t erhadap pelayanan. Pengembangan sarana dan prasarana unt uk mendukung peningkat an kualit as pelayanan melalui penambahan t empat pelayanan yait u pelayanan Drive Through



M emanfaat kan sumber daya dan mensinergikan Pot ensi Daerah. Dengan Program / Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah, peningkatan hubungan / kerjasama antar Dinas dilingkungan Kabupaten Ngawi dan dengan Pemerintah Propinsi / Pusat / BUM N dalam rangka peningkatan penerimaan Bagi Hasil dari Pemerintah, pengembangan fasilitasi kerja sama dengan Propinsi dibidang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.



M ew ujudkan Sumber Daya M anusia (SDM ) Aparat ur yang pot ensial, profesional sert a membangun sist em kelembagaan yang berbasis kompet ensi. SDM dalam pengert ian ini mencakup kuant it as dan kualit as. Kedua aspek t ersebut harus dikembangkan


(14)

secara berimbang dan paralel. Beberapa kebijakan yang dilakukan adalah melalui diklat , pelat ihan et ika pelayanan, pemahaman t erhadap perat uran perundang-undangan yang berkait an dengan pemungut an Pendapat an Asli Daerah



Implement asi Perda baru mengenai Pajak dan Ret ribusi Daerah sert a mengint ensipkan kerja Tim Int ensifikasi Pajak dan Ret ribusi Daerah dalam penggalian pot ensi daerah yang dapat meningkat kan PAD.



Arah Kebijakan Belanja Daerah



Kebijakan terkait dengan perencanaan belanja daerah meliputi total perkiraan belanja daerah.



Pemenuhan belanja sesuai urusan-urusan yang menjadi kew enangan Pemerint ah Kabupat en Ngaw i, baik urusan w ajib

maupun urusan pilihan sesuai dengan Perat uran M ent eri Dalam

Negeri Nomor 59 Tahun 2007 t ent ang Perubahan Perat uran

M ent eri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 t ent ang Pengelolaan

Keuangan Daerah dan Perat uran M ent eri Nomor 37 t ent ang

Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapat an dan Belanja Daerah

Tahun Anggaran 2011.



Priorit as unt uk memenuhi kebut uhan pelayanan dasar masyarakat , khususnya bidang pendidikan, kesehat an dan pangan



Kebijakan Belanja Pegaw ai, Bunga, Subsidi, Hibah Bant uan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bant uan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga.



Belanja Pegaw ai:



Belanja subsidi



Belanja hibah



Belanja bant uan sosial



Belanja bant uan Keuangan kepada propinsi/ kabupat en dan pemerint ah desa


(15)



Belanja t idak t erduga



Kebijakan pembangunan daerah, kendala yang dihadapi, st rat egi dan priorit as pembangunan daerah yang disusun secara t erint egrasi

dengan kebijakan dan priorit as pembangunan nasional yang akan

dilaksanakan di daerah.

M elanjut kan proyek-proyek st rat egis yang sesuai t ahapan, dan

dapat menst imulir pert umbuhan ekonomi di sekt or riil melalui

fasilit asi dan pemberian kredit lunak kepada UM KM



Kebijakan belanja berdasarkan urusan pemerint ahan daerah yait u Urusan Wajib dan urusan pilihan dan sat uan kerja perangkat daerah

(SKPD).



Dalam rangka memenuhi keberpihakan kepada masyarakat , maka proporsi belanja modal lebih besar dari pada belanja

barang dan jasa dan belanja pegaw ai.



M emenuhi prinsip keadilan t idak hanya t erkonsent rasi pada lokus t ert ent u sert a dengan t et ap memperhat ikan aspirasi

masyarakat , dan mengacu pada sinkronisasi kebijakan ant ara

Pemerint ah Pusat dan Propinsi.



Arah Pengelolaan Pembiayaan

Arah pengelolaan pembiayaan daerah selama 5 (lima) t ahun

kedepan adalah :



M enghindari defisit anggaran yang t erlalu besar yang mengakibat kan pemerint ah daerah harus melakukan pinjaman /

hut ang;



Sisa lebih perhit ungan anggaran t ahun yang lalu sejauh mungkin diusahakan t idak t erlalu besar, agar anggaran yang t elah

dit et apkan dapat dimanfaat kan secara opt imal oleh masyarakat .



M engint ensifkan penerimaan pembiayaan dari piut ang yang


(16)

sudah jelas-jelas merupakan penerimaan yang harua masuk Kas

Daerah.


(1)

yang hendak dicapai oleh masing-masing Sat uan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerint ah daerah.



M enyusun perencanaan anggaran belanja secara mat ang dengan mempert imbangkan sisi kebut uhan yang pent ing dan mendesak sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.



M enggunakan anggaran belanja semaksimal mungkin dengan memperhat ikan azas-azas efisiensi, efekt ifit as dan manfaat , sehingga pada akhirnya pengukuran t erhadap kinerja dari masing-masing sat uan kerja dapat dilakukan secara lebih jelas.



Proyeksi Pembiayaan

proyeksi pembiayaan daerah Tahun 2011 sampai dengan 2015 dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 3.7

Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Ngaw i Tahun 2011–2015

No Sumber Tahun

2011 (Rp)

2012 (Rp)

2013 (Rp)

2014 (Rp)

2015 (Rp)

1 Penerimaan Pembiayaan

Daerah

5.500.000.000 5.500.000.000 5.500.000.000 5.500.000.000 5.500.000.000

1. SILPA Tahun

Sebelumnya 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000

2. Hasil Penjualan Kekayaan

Daerah Yang Dipisahkan 500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000

3. Penerimaan Piut ang Daerah

0 0 0 0 0

2 Pengeluaran Pembiayaan

Daerah 20.216.728.750 20.216.728.750 5.500.000.000 5.500.000.000 5.500.000.000

1. Pembayaran Pokok Ut ang 20.216.728.750 20.216.728.750 216.728.750 0 0

2. Pembent ukan Dana

Cadangan 0 0 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000

3. Penyert aan M odal

(Invest asi) Daerah 2.283.271.250 2.500.000.000 2.500.000.000

Pembiayaan Netto (14.716.728.750) (14.716.728.750) 0 0 0

Tabel 3.8 11


(2)

Proyeksi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah Kabupaten Ngaw i Tahun 2011–2015

No URAIAN

TAHUN

2011 (Rp)

2012 (Rp)

2013 (Rp)

2014 (Rp)

2015 (Rp)

1

Pendapat an

daerah 975.023.289.260 1.054.649.018.584 1.135.703.194.524 1.218.471.528.403 1.298.097.257.727

2 Belanja Daerah 960.306.560.510 1.039.932.289.834 1.135.703.194.524 1.218.471.528.403 1.298.097.257.727

3

Surplus /

(Defisit )

14.716.728.750 14.716.728.750 0 0 0

4 Pembiayaan (14.716.728.750) (14.716.728.750) 0 0 0



Arah Kebijakan Keuangan



Arah Kebijakan Pendapatan

Semenjak berlakunya kebijakan ot onomi daerah, penyelenggaraan pemerint ahan daerah dilaksanakan dengan lebih berorient asi kepada kepent ingan daerah. Unt uk it u, pengat uran alokasi sumber daya daerah yang dapat memberi kepuasan bagi masyarakat , membuka kesempat an lapangan kerja sert a perw ujudan layanan publik yang efisien, menjadi sangat pent ing.

Pemerint ah Kabupat en Ngaw i sebagai daerah ot onom, berhak, berw enang, dan berkew ajiban mengat ur dan mengurus rumah t angganya sendiri, dengan memanfaat kan sumber-sumber keuangan yang dimilikinya unt uk dapat membiayai penyelenggaraan pemerint ahan, layanan publik dan pembangunan daerah.

Kebijakan Pendapat an Daerah Kabupat en Ngaw i yait u :



Peningkat an t arget pendapat an daerah baik pajak langsung maupun t idak langsung secara t erencana sesuai kondisi perekonomian dengan memperhat ikan kendala, pot ensi, dan coverage rat io yang ada,



M engembangkan kebijakan pendapat an daerah yang dapat dit erima masyarakat , part isipat if, bert anggung jaw ab dan berkelanjut an. Perluasan sumber-sumber penerimaan daerah.



Peningkat an penggalian pendapat an daerah melalui int ensifikasi dan 12


(3)

eksent ifikasi sumber–sumber penerimaan daerah.



Opt imalisasi dana perimbangan, dana dekonsent rasi sert a sumber dana lain dari Pemerint ah Pusat .



Penyempurnaan / revisi Perda-perda yang t idak relevan dengan sist em dan kondisi saat ini.



Peningkat an kemampuan pembiayaan invest asi publik melalui pola kemit raan dengan masyarakat dan sw ast a.



Peningkat an invest asi sw ast a melalui berbagai inst rumen fiskal dan berbagai insent if dalam penanaman modal.

Upaya - upaya Pemerint ah Daerah Dalam M encapai Target .Peningkat an Pendapat an Asli Daerah dilaksanakan melalui rencana kerja sebagai berikut :



M eningkat kan kualit as pelayanan publik.

Upaya peningkat an kualit as pelayanan diarahkan pada t ujuan unt uk semakin mendekat kan dan memudahkan masyarakat sert a menyederhanakan sist em dan prosedur pelayanan yang w ujud nyat anya adalah percepat an w akt u dan kepuasan masyarakat t erhadap pelayanan. Pengembangan sarana dan prasarana unt uk mendukung peningkat an kualit as pelayanan melalui penambahan t empat pelayanan yait u pelayanan Drive Through



M emanfaat kan sumber daya dan mensinergikan Pot ensi Daerah. Dengan Program / Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah, peningkatan hubungan / kerjasama antar Dinas dilingkungan Kabupaten Ngawi dan dengan Pemerintah Propinsi / Pusat / BUM N dalam rangka peningkatan penerimaan Bagi Hasil dari Pemerintah, pengembangan fasilitasi kerja sama dengan Propinsi dibidang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.



M ew ujudkan Sumber Daya M anusia (SDM ) Aparat ur yang pot ensial, profesional sert a membangun sist em kelembagaan yang berbasis kompet ensi. SDM dalam pengert ian ini mencakup kuant it as dan kualit as. Kedua aspek t ersebut harus dikembangkan


(4)

secara berimbang dan paralel. Beberapa kebijakan yang dilakukan adalah melalui diklat , pelat ihan et ika pelayanan, pemahaman t erhadap perat uran perundang-undangan yang berkait an dengan pemungut an Pendapat an Asli Daerah



Implement asi Perda baru mengenai Pajak dan Ret ribusi Daerah sert a mengint ensipkan kerja Tim Int ensifikasi Pajak dan Ret ribusi Daerah dalam penggalian pot ensi daerah yang dapat meningkat kan PAD.



Arah Kebijakan Belanja Daerah



Kebijakan terkait dengan perencanaan belanja daerah meliputi total perkiraan belanja daerah.



Pemenuhan belanja sesuai urusan-urusan yang menjadi kew enangan Pemerint ah Kabupat en Ngaw i, baik urusan w ajib maupun urusan pilihan sesuai dengan Perat uran M ent eri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 t ent ang Perubahan Perat uran M ent eri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 t ent ang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Perat uran M ent eri Nomor 37 t ent ang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapat an dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2011.



Priorit as unt uk memenuhi kebut uhan pelayanan dasar masyarakat , khususnya bidang pendidikan, kesehat an dan pangan



Kebijakan Belanja Pegaw ai, Bunga, Subsidi, Hibah Bant uan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bant uan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga.



Belanja Pegaw ai:



Belanja subsidi



Belanja hibah



Belanja bant uan sosial



Belanja bant uan Keuangan kepada propinsi/ kabupat en dan pemerint ah desa


(5)



Belanja t idak t erduga



Kebijakan pembangunan daerah, kendala yang dihadapi, st rat egi dan priorit as pembangunan daerah yang disusun secara t erint egrasi dengan kebijakan dan priorit as pembangunan nasional yang akan dilaksanakan di daerah.

M elanjut kan proyek-proyek st rat egis yang sesuai t ahapan, dan dapat menst imulir pert umbuhan ekonomi di sekt or riil melalui fasilit asi dan pemberian kredit lunak kepada UM KM



Kebijakan belanja berdasarkan urusan pemerint ahan daerah yait u Urusan Wajib dan urusan pilihan dan sat uan kerja perangkat daerah (SKPD).



Dalam rangka memenuhi keberpihakan kepada masyarakat , maka proporsi belanja modal lebih besar dari pada belanja barang dan jasa dan belanja pegaw ai.



M emenuhi prinsip keadilan t idak hanya t erkonsent rasi pada lokus t ert ent u sert a dengan t et ap memperhat ikan aspirasi masyarakat , dan mengacu pada sinkronisasi kebijakan ant ara Pemerint ah Pusat dan Propinsi.



Arah Pengelolaan Pembiayaan

Arah pengelolaan pembiayaan daerah selama 5 (lima) t ahun kedepan adalah :



M enghindari defisit anggaran yang t erlalu besar yang mengakibat kan pemerint ah daerah harus melakukan pinjaman / hut ang;



Sisa lebih perhit ungan anggaran t ahun yang lalu sejauh mungkin diusahakan t idak t erlalu besar, agar anggaran yang t elah dit et apkan dapat dimanfaat kan secara opt imal oleh masyarakat .



M engint ensifkan penerimaan pembiayaan dari piut ang yang 15


(6)

sudah jelas-jelas merupakan penerimaan yang harua masuk Kas Daerah.