Pergub Nomor 24 Tahun 2017
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
NOMOR 2H TAHUN 2017
TENTANG
PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyerasikan dan mensinergikan
penataan ruang daerah, dipandang perlu melakukan
optimalisasi koordinasi antara Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota, serta instansi terkait di daerah
dalam penataan ruang daerah;
b. bahwa dalam rangka kelancaran pelaksanaan koordinasi
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu dibentuk Badan
Koordinasi Penataan Ruang Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Gubernur tentang Pembentukan Badan Koordinasi Penataan
Ruang Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi
Kepulauan
Bangka Belitung
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
2-
5. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
7.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
69
Tahun
1996
tentang
Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara
Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3660);
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
9.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang
Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata
Ruang Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 464);
11. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2
Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034 (Lembaran
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014 Nomor
1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Nomor 52);
12. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor
18 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016 Nomor 1 Seri
D);
13. Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 59
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung (Berita Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Tahun 2016 Nomor 5 Seri D);
3-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN
GUBERNUR TENTANG
PEMBENTUKAN
BADAN
KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1.
Provinsi adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2.
Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelengggara pemerintahan daerah.
3.
Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.
4. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
5.
Badan
Perencanaan
Pembangunan
dan
Penelitian
Pengembangan Daerah Provinsi yang selanjutnya disingkat
BAPPELITBANGDA adalah Badan Perencanaan Pembangunan
dan Penelitian Pengembangan Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
6.
Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang selanjutnya
disingkat BKPRD Provinsi adalah Badan bersifat ad-hoc untuk
membantu pelaksanaan tugas koordinasi penataan ruang di
daerah.
7. Koordinasi adalah upaya mencapai suatu kesatuan sikap
pandangan dan gerak langkah melalui kegiatan yang meliputi
penentuan pembagian pekerjaan, hubungan kerja dan
penyaluran tanggung jawab masing-masing unsur yang terlibat
dalam penyelenggaraan suatu tugas untuk menghindari adanya
kesimpangsiuran dan atau tumpang tindih.
8. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang
termasuk masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau
pemangku kepentingan non pemerintah lain dalam penataan
ruang.
9. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan
dan ruang udara sebagai tempat manusia dan makhluk lainnya
hidup dan melakukan kegiatan guna memelihara kelangsungan
hidupnya.
10. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
11. Penataan
Ruang
adalah
proses
perencanaan
tata
ruang,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
12. Perencanaan
Tata
Ruang
adalah
suatu
proses
untuk
menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi
penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
13. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur
ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui
penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
-4 -
14. Pengendalian Pemanfaatan Ruang
mewujudkan tertib tata ruang.
adalah
upaya
untuk
15. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi yang selanjutnya
disingkat RTRW Provinsi adalah hasil perencanaan tata ruang
wilayah provinsi yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan
ruang wilayah provinsi, rencana struktur ruang wilayah
provinsi, rencana pola ruang wilayah provinsi, penetapan
kawasan strategis provinsi, arahan pemanfaatan ruang wilayah
provinsi, dan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
provinsi.
16. Rencana Tata Ruang Daerah yang selanjutnya disingkat RTR
Daerah adalah hasil perencanaan tata ruang.
17. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang
selanjutnya disingkat RZWP3K adalah hasil perencanaan tata
ruang laut provinsi paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur
dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan
kepulauan yang merupakan penjabaran strategi dan arahan
kebijakan pemanfaatan ruang laut nasional.
18. Kelompok Kerja adalah perangkat yang berfungsi melaksanakan
tugas pada BKPRD sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
BAB II
ORGANISASI BKPRD
Bagian Kesatu
Pembentukan BKPRD
Pasal 2
(1) Gubernur membentuk BKPRD dalam rangka melaksanakan
koordinasi penataan ruang.
(2) Susunan keanggotaan BKPRD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas:
a. Penanggung jawab
Gubernur dan Wakil Gubernur;
b. Ketua
Sekretaris Daerah;
c. Sekretaris
Kepala BAPPELITBANGDA;
d. Anggota
PD
terkait penataan ruang yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan daerah.
(3) Susunan keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur.
Bagian Kedua
Tugas BKPRD
Pasal 3
Dalam melaksanakan koordinasi penataan ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), BKPRD mempunyai tugas:
a.
perencanaan tata ruang, meliputi:
1.
mengoordinasikan
Daerah;
dan
merumuskan
penyusunan
RTR
2. menyerasikan
rencana
pembangunan
jangka
panjang
daerah dan rencana pembangunan jangka menengah daerah
dengan
RTR
Daerah
serta
mempertimbangkan
pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan melalui
instrumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
3.
mengintegrasikan,
memaduserasikan,
dan
mengharmonisasikan RTR Daerah dengan rencana tata
ruang
wilayah
nasional,
rencana
tata
ruang
pulau/kepulauan, rencana tata ruang kawasan strategis
nasional dan rencana tata ruang wilayah provinsi yang
berbatasan;
4. mengkoordinasikan pelaksanaan konsultasi rancangan
peraturan daerah tentang RTR Daerah kepada Badan
Koordinasi Penataan Ruang Nasional dalam rangka
memperoleh persetujuan substansi teknis;
5.
mengkoordinasikan
pelaksanaan
evaluasi
rancangan
peraturan daerah tentang RTR Daerah kepada Menteri
Dalam Negeri;
6.
mengkoordinasikan
proses
penetapan
RTR
Daerah
dan
RZWP3K;
7.
mensinergikan penyusunan RTR Daerah yang berbatasan;
8.
melakukan
pelaksanaan
konsultasi
rencana tata ruang Kabupaten/Kota;
9.
menyiapkan rekomendasi kepada Gubernur dalam proses
penetapan rancangan peraturan daerah menjadi peraturan
daerah tentang RTR Daerah;
10. mengoptimalkan
peran
serta
perencanaan tata ruang; dan
substansi
masyarakat
teknis
dalam
11. mengevaluasi rancangan peraturan daerah tentang RTR
Daerah melalui pengkajian terhadap indikator penilaian
rancangan peraturan daerah.
b.
pemanfaatan ruang, meliputi:
1. mengoordinasikan
penanganan
dan
penyelesaian
permasalahan dalam pemanfaatan ruang di Provinsi, dan
memberikan pengarahan serta saran pemecahannya;
2.
memberikan rekomendasi guna memecahkan permasalahan
pemanfaatan ruang daerah dan permasalahan pemanfaatan
ruang yang tidak dapat diselesaikan Kabupaten/Kota;
3. memberikan informasi dan akses kepada pengguna ruang
terkait RTR Daerah;
c.
4.
menjaga akuntabilitas publik sebagai bentuk layanan pada
jajaran pemerintah, swasta, dan masyarakat;
5.
mengoptimalkan
peran
pemanfaatan ruang.
serta
masyarakat
dalam
pengendalian pemanfaatan ruang, meliputi:
1.
mengkoordinasikan
penetapan
arahan
peraturan
zonasi
sistem daerah;
2.
memberikan Advice Planning terkait perizinan pemanfaatan
ruang daerah;
3. mengoptimalkan
peran
serta
masyarakat
pengendalian pemanfaatan ruang; dan
dalam
4.
ruang
melakukan
evaluasi
atas
pelaksanaan
penataan
daerah.
Pasal 4
BKPRD dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3, dapat:
a.
menggunakan tenaga ahli yang diperlukan;
b.
membentuk tim teknis untuk menangani
masalah-masalah yang bersifat khusus; dan
c.
meminta bahan yang diperlukan dari Perangkat Daerah terkait.
penyelesaian
Pasal 5
Advice Planning sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c
angka 2, ditindaklanjuti oleh Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi.
Bagian Ketiga
Sekretariat BKPRD
Pasal 6
(1) Dalam melaksanakan tugas BKPRD dibantu oleh Sekretariat
BKPRD yang berada pada BAPPELITBANGDA yang dipimpin
oleh Sekretaris BAPPELITBANGDA.
(2) Sekretariat BKPRD
mempunyai tugas:
sebagaimana dimaksud
pada ayat
(1),
a.
menyiapkan bahan dalam rangka kelancaran tugas BKPRD;
b.
menyusun jadwal dan agenda kerja BKPRD;
c.
melakukan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan BKPRD;
d.
mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pada kelompok
kerja dalam BKPRD;
e.
mengolah
data
dan
informasi
pelaksanaan tugas-tugas BKPRD;
f.
menyiapkan
Provinsi;
g.
menyiapkan laporan
ruang Provinsi; dan
h.
menerima pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan
terjadinya pelanggaran dalam penyelenggaraan penataan
dan
mengembangkan
pelaksanaan
untuk
mendukung
informasi
koordinasi
tata
ruang
penataan
ruang.
(3) Sekretariat BKPRD dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) bertanggung jawab kepada Sekretaris
BKPRD.
(4) Susunan Sekretariat BKPRD sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Ketua BKPRD.
7 -
BAB III
KELOMPOK KERJA
Pasal 7
Kelompok kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf
d, terdiri atas:
a. kelompok kerja perencanaan tata ruang; dan
b. kelompok kerja pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan
ruang.
Pasal 8
(1) Kelompok kerja perencanaan tata ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf a dengan susunan keanggotaan yang
terdiri atas:
a. Ketua
: Kepala Bidang pada BAPPELITBANGDA
yang membidangi penataan ruang;
b. Wakil Ketua
: Kepala Bidang/Sub Dinas pada Dinas
yang membidangi penataan ruang;
c. Sekretaris
: Kepala Sub Bidang yang membidangi
penataan
ruang
pada
BAPPELITBANGDA
d. Anggota
: PD
terkait penataan ruang yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan daerah.
(2) Kelompok kerja perencanaan tata ruang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), mempunyai tugas:
a.
memberikan masukan kepada BKPRD dalam
pelaksanaan kebijakan Penataan Ruang Provinsi;
rangka
b.
melakukan penyusunan rencana tata ruang dengan
mempertimbangkan instrumen Kajian Lingkungan Hidup
Strategis;
c.
melakukan penyusunan program dan pembiayaan dalam
rangka penerapan rencana tata ruang;
d.
melakukan
pengintegrasian program pembangunan yang
tertuang dalam rencana tata ruang dengan rencana
pembangunan jangka panjang dan menengah;
e.
menyiapkan bahan dalam rangka memperoleh persetujuan
substansi teknis rencana tata ruang Provinsi; dan
f.
menginventarisasi dan mengkaji permasalahan dalam
perencanaan serta memberikan alternatif pemecahannya
untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD.
(3) Kelompok kerja perencanaan tata ruang dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertanggung jawab
kepada Ketua BKPRD.
(4) Susunan keanggotaan kelompok kerja perencanaan tata ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut
dengan Keputusan Gubernur.
8
Pasal 9
(1) Kelompok kerja pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan
ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b, dengan
susunan keanggotaan yang terdiri atas:
a Ketua
: Kepala Bidang/Sub Dinas pada Dinas
yang membidangi penataan ruang;
b. Wakil Ketua
: Kepala Bagian pada Biro Hukum;
c. Sekretaris
: Kepala Seksi/Sub Bidang pada Dinas
d Anggota
: PD
yang membidangi penataan ruang;
terkait penataan
ruang yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan daerah.
(2) Kelompok kerja pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan
ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas:
a. memberikan masukan kepada Ketua BKPRD dalam rangka
perumusan kebijakan pemanfaatan dan pengendalian
pemanfaatan ruang Provinsi;
b. melakukan pemantauan terhadap penegakkan peraturan
daerah tentang rencana tata ruang;
c. melakukan pelaksanaan evaluasi terhadap penegakkan
peraturan daerah tentang rencana tata ruang;
d. melakukan pelaksanaan pelaporan terhadap penegakkan
peraturan daerah tentang rencana tata ruang;
e. memberikan masukan terhadap pelaksanaan penertiban
pemanfaatan ruang; dan
f. menginventarisasi dan mengkaji permasalahan dalam
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang serta
memberikan alternatif pemecahannya untuk dibahas dalam
sidang pleno BKPRD.
(3) Kelompok kerja pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan
ruang dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) bertanggung jawab kepada Ketua BKPRD.
(5) Susunan keanggotaan kelompok kerja pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur.
BAB IV
PEMBIAYAAN
Pasal 10
Pembiayaan atas pelaksanaan BKPRD dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung dan sumber lain yang sah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
-9-
BABV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku:
Peraturan Gubernur Nomor 6 Tahun
a.
2011
tentang
Pembentukan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (Berita
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011 Nomor
6 Seri E);
b.
Peraturan Gubernur Nomor 18 Tahun 2013 tentang Perubahan
atas Peraturan Gubernur Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (Berita
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2013 Nomor
16 Seri E),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 12
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Ditetapkan di Pangkalpinang
pada tanggal 24 flfxi, £oH
GUBERNUR
;PULAUAN-BftHGK£HBEiJTUNG,,
j%
STAM EFFENDI
Diundangkan di Pangkalpinang
pada tanggal 2£ Af'l ^T
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
YAN MEGAWAND1
BERITA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2017
NOMOR 22 SERI E
PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
NOMOR 2H TAHUN 2017
TENTANG
PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyerasikan dan mensinergikan
penataan ruang daerah, dipandang perlu melakukan
optimalisasi koordinasi antara Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota, serta instansi terkait di daerah
dalam penataan ruang daerah;
b. bahwa dalam rangka kelancaran pelaksanaan koordinasi
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu dibentuk Badan
Koordinasi Penataan Ruang Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Gubernur tentang Pembentukan Badan Koordinasi Penataan
Ruang Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi
Kepulauan
Bangka Belitung
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
2-
5. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
7.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
69
Tahun
1996
tentang
Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara
Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3660);
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
9.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang
Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata
Ruang Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 464);
11. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2
Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034 (Lembaran
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014 Nomor
1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Nomor 52);
12. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor
18 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016 Nomor 1 Seri
D);
13. Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 59
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung (Berita Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Tahun 2016 Nomor 5 Seri D);
3-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN
GUBERNUR TENTANG
PEMBENTUKAN
BADAN
KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1.
Provinsi adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2.
Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelengggara pemerintahan daerah.
3.
Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.
4. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
5.
Badan
Perencanaan
Pembangunan
dan
Penelitian
Pengembangan Daerah Provinsi yang selanjutnya disingkat
BAPPELITBANGDA adalah Badan Perencanaan Pembangunan
dan Penelitian Pengembangan Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
6.
Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang selanjutnya
disingkat BKPRD Provinsi adalah Badan bersifat ad-hoc untuk
membantu pelaksanaan tugas koordinasi penataan ruang di
daerah.
7. Koordinasi adalah upaya mencapai suatu kesatuan sikap
pandangan dan gerak langkah melalui kegiatan yang meliputi
penentuan pembagian pekerjaan, hubungan kerja dan
penyaluran tanggung jawab masing-masing unsur yang terlibat
dalam penyelenggaraan suatu tugas untuk menghindari adanya
kesimpangsiuran dan atau tumpang tindih.
8. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang
termasuk masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau
pemangku kepentingan non pemerintah lain dalam penataan
ruang.
9. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan
dan ruang udara sebagai tempat manusia dan makhluk lainnya
hidup dan melakukan kegiatan guna memelihara kelangsungan
hidupnya.
10. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
11. Penataan
Ruang
adalah
proses
perencanaan
tata
ruang,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
12. Perencanaan
Tata
Ruang
adalah
suatu
proses
untuk
menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi
penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
13. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur
ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui
penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
-4 -
14. Pengendalian Pemanfaatan Ruang
mewujudkan tertib tata ruang.
adalah
upaya
untuk
15. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi yang selanjutnya
disingkat RTRW Provinsi adalah hasil perencanaan tata ruang
wilayah provinsi yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan
ruang wilayah provinsi, rencana struktur ruang wilayah
provinsi, rencana pola ruang wilayah provinsi, penetapan
kawasan strategis provinsi, arahan pemanfaatan ruang wilayah
provinsi, dan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
provinsi.
16. Rencana Tata Ruang Daerah yang selanjutnya disingkat RTR
Daerah adalah hasil perencanaan tata ruang.
17. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang
selanjutnya disingkat RZWP3K adalah hasil perencanaan tata
ruang laut provinsi paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur
dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan
kepulauan yang merupakan penjabaran strategi dan arahan
kebijakan pemanfaatan ruang laut nasional.
18. Kelompok Kerja adalah perangkat yang berfungsi melaksanakan
tugas pada BKPRD sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
BAB II
ORGANISASI BKPRD
Bagian Kesatu
Pembentukan BKPRD
Pasal 2
(1) Gubernur membentuk BKPRD dalam rangka melaksanakan
koordinasi penataan ruang.
(2) Susunan keanggotaan BKPRD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas:
a. Penanggung jawab
Gubernur dan Wakil Gubernur;
b. Ketua
Sekretaris Daerah;
c. Sekretaris
Kepala BAPPELITBANGDA;
d. Anggota
PD
terkait penataan ruang yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan daerah.
(3) Susunan keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur.
Bagian Kedua
Tugas BKPRD
Pasal 3
Dalam melaksanakan koordinasi penataan ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), BKPRD mempunyai tugas:
a.
perencanaan tata ruang, meliputi:
1.
mengoordinasikan
Daerah;
dan
merumuskan
penyusunan
RTR
2. menyerasikan
rencana
pembangunan
jangka
panjang
daerah dan rencana pembangunan jangka menengah daerah
dengan
RTR
Daerah
serta
mempertimbangkan
pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan melalui
instrumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
3.
mengintegrasikan,
memaduserasikan,
dan
mengharmonisasikan RTR Daerah dengan rencana tata
ruang
wilayah
nasional,
rencana
tata
ruang
pulau/kepulauan, rencana tata ruang kawasan strategis
nasional dan rencana tata ruang wilayah provinsi yang
berbatasan;
4. mengkoordinasikan pelaksanaan konsultasi rancangan
peraturan daerah tentang RTR Daerah kepada Badan
Koordinasi Penataan Ruang Nasional dalam rangka
memperoleh persetujuan substansi teknis;
5.
mengkoordinasikan
pelaksanaan
evaluasi
rancangan
peraturan daerah tentang RTR Daerah kepada Menteri
Dalam Negeri;
6.
mengkoordinasikan
proses
penetapan
RTR
Daerah
dan
RZWP3K;
7.
mensinergikan penyusunan RTR Daerah yang berbatasan;
8.
melakukan
pelaksanaan
konsultasi
rencana tata ruang Kabupaten/Kota;
9.
menyiapkan rekomendasi kepada Gubernur dalam proses
penetapan rancangan peraturan daerah menjadi peraturan
daerah tentang RTR Daerah;
10. mengoptimalkan
peran
serta
perencanaan tata ruang; dan
substansi
masyarakat
teknis
dalam
11. mengevaluasi rancangan peraturan daerah tentang RTR
Daerah melalui pengkajian terhadap indikator penilaian
rancangan peraturan daerah.
b.
pemanfaatan ruang, meliputi:
1. mengoordinasikan
penanganan
dan
penyelesaian
permasalahan dalam pemanfaatan ruang di Provinsi, dan
memberikan pengarahan serta saran pemecahannya;
2.
memberikan rekomendasi guna memecahkan permasalahan
pemanfaatan ruang daerah dan permasalahan pemanfaatan
ruang yang tidak dapat diselesaikan Kabupaten/Kota;
3. memberikan informasi dan akses kepada pengguna ruang
terkait RTR Daerah;
c.
4.
menjaga akuntabilitas publik sebagai bentuk layanan pada
jajaran pemerintah, swasta, dan masyarakat;
5.
mengoptimalkan
peran
pemanfaatan ruang.
serta
masyarakat
dalam
pengendalian pemanfaatan ruang, meliputi:
1.
mengkoordinasikan
penetapan
arahan
peraturan
zonasi
sistem daerah;
2.
memberikan Advice Planning terkait perizinan pemanfaatan
ruang daerah;
3. mengoptimalkan
peran
serta
masyarakat
pengendalian pemanfaatan ruang; dan
dalam
4.
ruang
melakukan
evaluasi
atas
pelaksanaan
penataan
daerah.
Pasal 4
BKPRD dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3, dapat:
a.
menggunakan tenaga ahli yang diperlukan;
b.
membentuk tim teknis untuk menangani
masalah-masalah yang bersifat khusus; dan
c.
meminta bahan yang diperlukan dari Perangkat Daerah terkait.
penyelesaian
Pasal 5
Advice Planning sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c
angka 2, ditindaklanjuti oleh Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi.
Bagian Ketiga
Sekretariat BKPRD
Pasal 6
(1) Dalam melaksanakan tugas BKPRD dibantu oleh Sekretariat
BKPRD yang berada pada BAPPELITBANGDA yang dipimpin
oleh Sekretaris BAPPELITBANGDA.
(2) Sekretariat BKPRD
mempunyai tugas:
sebagaimana dimaksud
pada ayat
(1),
a.
menyiapkan bahan dalam rangka kelancaran tugas BKPRD;
b.
menyusun jadwal dan agenda kerja BKPRD;
c.
melakukan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan BKPRD;
d.
mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pada kelompok
kerja dalam BKPRD;
e.
mengolah
data
dan
informasi
pelaksanaan tugas-tugas BKPRD;
f.
menyiapkan
Provinsi;
g.
menyiapkan laporan
ruang Provinsi; dan
h.
menerima pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan
terjadinya pelanggaran dalam penyelenggaraan penataan
dan
mengembangkan
pelaksanaan
untuk
mendukung
informasi
koordinasi
tata
ruang
penataan
ruang.
(3) Sekretariat BKPRD dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) bertanggung jawab kepada Sekretaris
BKPRD.
(4) Susunan Sekretariat BKPRD sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Ketua BKPRD.
7 -
BAB III
KELOMPOK KERJA
Pasal 7
Kelompok kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf
d, terdiri atas:
a. kelompok kerja perencanaan tata ruang; dan
b. kelompok kerja pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan
ruang.
Pasal 8
(1) Kelompok kerja perencanaan tata ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf a dengan susunan keanggotaan yang
terdiri atas:
a. Ketua
: Kepala Bidang pada BAPPELITBANGDA
yang membidangi penataan ruang;
b. Wakil Ketua
: Kepala Bidang/Sub Dinas pada Dinas
yang membidangi penataan ruang;
c. Sekretaris
: Kepala Sub Bidang yang membidangi
penataan
ruang
pada
BAPPELITBANGDA
d. Anggota
: PD
terkait penataan ruang yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan daerah.
(2) Kelompok kerja perencanaan tata ruang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), mempunyai tugas:
a.
memberikan masukan kepada BKPRD dalam
pelaksanaan kebijakan Penataan Ruang Provinsi;
rangka
b.
melakukan penyusunan rencana tata ruang dengan
mempertimbangkan instrumen Kajian Lingkungan Hidup
Strategis;
c.
melakukan penyusunan program dan pembiayaan dalam
rangka penerapan rencana tata ruang;
d.
melakukan
pengintegrasian program pembangunan yang
tertuang dalam rencana tata ruang dengan rencana
pembangunan jangka panjang dan menengah;
e.
menyiapkan bahan dalam rangka memperoleh persetujuan
substansi teknis rencana tata ruang Provinsi; dan
f.
menginventarisasi dan mengkaji permasalahan dalam
perencanaan serta memberikan alternatif pemecahannya
untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD.
(3) Kelompok kerja perencanaan tata ruang dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertanggung jawab
kepada Ketua BKPRD.
(4) Susunan keanggotaan kelompok kerja perencanaan tata ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut
dengan Keputusan Gubernur.
8
Pasal 9
(1) Kelompok kerja pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan
ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b, dengan
susunan keanggotaan yang terdiri atas:
a Ketua
: Kepala Bidang/Sub Dinas pada Dinas
yang membidangi penataan ruang;
b. Wakil Ketua
: Kepala Bagian pada Biro Hukum;
c. Sekretaris
: Kepala Seksi/Sub Bidang pada Dinas
d Anggota
: PD
yang membidangi penataan ruang;
terkait penataan
ruang yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan daerah.
(2) Kelompok kerja pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan
ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas:
a. memberikan masukan kepada Ketua BKPRD dalam rangka
perumusan kebijakan pemanfaatan dan pengendalian
pemanfaatan ruang Provinsi;
b. melakukan pemantauan terhadap penegakkan peraturan
daerah tentang rencana tata ruang;
c. melakukan pelaksanaan evaluasi terhadap penegakkan
peraturan daerah tentang rencana tata ruang;
d. melakukan pelaksanaan pelaporan terhadap penegakkan
peraturan daerah tentang rencana tata ruang;
e. memberikan masukan terhadap pelaksanaan penertiban
pemanfaatan ruang; dan
f. menginventarisasi dan mengkaji permasalahan dalam
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang serta
memberikan alternatif pemecahannya untuk dibahas dalam
sidang pleno BKPRD.
(3) Kelompok kerja pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan
ruang dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) bertanggung jawab kepada Ketua BKPRD.
(5) Susunan keanggotaan kelompok kerja pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur.
BAB IV
PEMBIAYAAN
Pasal 10
Pembiayaan atas pelaksanaan BKPRD dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung dan sumber lain yang sah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
-9-
BABV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku:
Peraturan Gubernur Nomor 6 Tahun
a.
2011
tentang
Pembentukan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (Berita
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011 Nomor
6 Seri E);
b.
Peraturan Gubernur Nomor 18 Tahun 2013 tentang Perubahan
atas Peraturan Gubernur Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (Berita
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2013 Nomor
16 Seri E),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 12
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Ditetapkan di Pangkalpinang
pada tanggal 24 flfxi, £oH
GUBERNUR
;PULAUAN-BftHGK£HBEiJTUNG,,
j%
STAM EFFENDI
Diundangkan di Pangkalpinang
pada tanggal 2£ Af'l ^T
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
YAN MEGAWAND1
BERITA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2017
NOMOR 22 SERI E