S PKN 1005585 Chapter 1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia menganut nilai-nilai demokrasi dalam pemerintahannya. Hal ini
dibuktikan dengan adanya keleluasaan kepada masyarakatnya untuk berpartisipasi
dalam pemerintahan dengan cara memberikan hak kepada setiap warga negara
untuk dapat memilih dan dipilih. Oleh karena itu hal tersebut diatur dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yakni pada pasal
28D ayat (3): setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama
dalam pemerintahan.
Selain itu dalam Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM (Hak
Asasi Manusia) yakni pada pasal 43 juga dijelaskan mengenai hak setiap warga
negara Indonesia untuk berpartisipasi dalam pemerintahan. Adapun isi dari pasal
43 UU No. 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia adalah sebagai berikut:
(1) Setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan
umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Setiap warga negara berhak turut serta dalam pemerintahan dengan langsung
atau dengan perantaraan wakil yang dipilihnya, dengan bebas, menurut cara
yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.

(3) Setiap warga negara dapat diangkat dalam setiap jabatan pemerintahan.
Dalam UU No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah telah
dijelaskan mengenai syarat-syarat dari calon kepala daerah dan wakil kepala
daerah termasuk mengenai pemilihan gubernur. Oleh sebab itu semua warga
negara Indonesia yang memenuhi persyaratan tersebut dapat dipilih sebagai calon
kepala daerah maupun wakilnya termasuk warga negara Indonesia yang berprofesi
sebagai artis. Namun kenyataannya yang terjadi atas pencalonan artis adalah
1

Mailis Dawaty, 2014
Pengaruh Figur Artis Terhadap Preferensi Masyarakat Jawa Barat Pada Pilgub
Jabar 2013 (Studi Deskriptip Pada Masyarakat Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat. Di kubu masyarakat yang
pro, mereka sangat mendukung sepenuhnya tindakan artis yang mencalonkan diri
sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah dan meyakini artis tersebut
mampu memimpin daerahnya dengan baik. Sedangkan, di kubu masyarakat yang

kontra kurang memberikan kepercayaan dan cenderung meragukan kemampuan
artis karena mereka beranggapan bahwa artis hanya memanfaatkan popularitasnya
sebagai

artis

dalam

memperoleh

suara

rakyat

tanpa

memperhatikan

kemampuannya dalam kancah politik.
Pro dan kontra tesebut dapat kita lihat dalam kehidupan yang lalu sebagai

contoh ketika Rano Karno yang berasal dari kalangan artis kini telah menjadi
Wakil Gubernur Banten atas kepercayaan masyarakat terhadap kemampuanya
yang sebelumnya telah menjadi Wakil Bupati Tanggerang. Berbeda dengan kisah
Rano Karno, kisah pencalonan Ayu Azhari sebagai Wakil Bupati Sukabumi tidak
terlalu didukung oleh masyarakat dikarenakan sosoknya sebagai artis lebih
dikenal banyak sisi negatifnya. Sulthan (2010, hlm. 69). berpendapat bahwa:
Citra yang melekat pada diri seseorang/organisasi merupakan intangible
asset yang harus dibangun secara terus menerus. Citra yang baik akan
memberi nilai positif, sebaliknya citra yang buruk akan menurunkan
reputasi organisasi. Pembentukan reputasi yang baik tidak akan berhasil
jika kandidat tidak memiliki reputasi.
Mengenai hal ini Nursal juga menjelaskan bahwa “Kualitas pemimpin
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam keputusan memilih” (Alie,
2013, hlm. 26). Oleh karena itu kualitas pemimpin daerah yang memiliki citra
yang positif di masyarakat merupakan kriteria yang paling penting dalam memikat
hati para calon pemilih. Masyarakat bahkan menomor duakan latar belakang
pekerjaan yang dimiliki calon pemimpin tersebut. Masyarakat sangat terbuka
menerima figur pemimpin dari kalangan mana saja baik pengusaha, politisi,
akademisi maupun artis.
Saat Pemilihan Gubernur (Pilgub) di Jawa Barat untuk periode 2013-2018

terlihat

lebih menarik dan mewarnai kancah politik karena ada dua Calon

Gubernur (Cagub) dan satu Calon Wakil Gubernur (Cawagub) yang lebih dahulu
Mailis Dawaty, 2014
Pengaruh Figur Artis Terhadap Preferensi Masyarakat Jawa Barat Pada Pilgub
Jabar 2013 (Studi Deskriptip Pada Masyarakat Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

dikenal masyarakat sebagai figur seorang artis daripada figur politisi. Calon
gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat yang profesinya berlatar belakang artis
adalah Deddy Mizwar, Dede Yusuf, dan Rieke Dyah Pitaloka. Rieke Dyah
Pitaloka didukung oleh Partai PDI Perjuangan sebagai calon gubernur Jawa Barat,
kemudian Dede Yusuf didukung oleh Partai Demokrat, PAN, Gerindra dan PKB.
Sedangkan Deddy Mizwar didukung oleh Partai PKS, Hanura, PPP dan Partai
Bulan Bintang. Dari ketiga calon tersebut Rieke Dyah Pitaloka dan Dede Yusuf
lebih dahulu terjun dalam dunia politik dan memiliki pengalaman daripada Deddy

Mizwar.
Akan tetapi, pengalaman yang dimiliki Rieke dan Dede Yusuf dalam dunia
politik terkalahkan dengan Deddy Mizwar yang telah resmi menjadi wakil
gubernur mendampingi Gubernur Ahmad Heryawan. Terpilihnya Deddy Mizwar
sebagai wakil gubernur Jawa Barat 2013 memberikan kesan kepada kita bahwa
pada saat ini masyarakat memiliki preferensi yang berbeda dalam menilai kriteria
calon pemimpin daerahnya yang tidak hanya melihat dari sisi pengalamannya saja
dalam dunia perpolitikan dan popularitas keartisannya.
Terpilihnya Deddy Mizwar sebagai wakil gubernur menjadi sejarah bagi
Jawa Barat yang telah dua kali memiliki wakil gubernur dari kalangan artis,
karena sebelumnya wakil gubernur Jawa Barat dipegang oleh Dede Yusuf. Corner
dan Pels (Ghazali, 2011, hlm. 281) menyatakan bahwa: “Gaya politik mutakhir,
khususnya dengan pemilihan langsung, akan terkait dengan 3 C: Consumerism,
Celebrity, Cinicysm”.
Pendapat Corner dan Pels diatas benar-benar menyiratkan apa yang terjadi
di Jawa Barat pada saat ini dimana masyarakat melaksanakan gaya politik
mutakhir yang ditunjukan dengan preferensi yang berbeda dalam memilih
pemimpin dibandingkan dengan pemilihan-pemilihan yang lalu.
Terpilihnya seorang artis menjadi calon kepala daerah maupun wakil
kepala daerah tidak terlepas dari peran partai politik yang berada dibelakangnya.

Mengenai hal ini Alie (2013, hlm. 23-24).berpendapat bahwa:

Mailis Dawaty, 2014
Pengaruh Figur Artis Terhadap Preferensi Masyarakat Jawa Barat Pada Pilgub
Jabar 2013 (Studi Deskriptip Pada Masyarakat Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Untuk menarik minat calon pemilih, partai politik juga tidak hanya
memasarkan platform partai dan sejumlah janji-janji politik selama
kampanye. Akan tetapi, juga memasarkan tokoh-tokoh partai sebagai
bagian integral dari produk politik. Sejumlah tokoh yang dipandang
memiliki karisma tinggi digunakan sebagai ikon partai untuk menarik
perhatian calon pemilih.
Pendapat diatas semakin memberikan pemahaman bahwa tokoh partai
yang dijadikan ikon partai politik dalam menarik perhatian calon pemilih tidak
hanya mencakup tokoh-tokoh yang sudah lama berkecimpung dalam dunia politik
di partai yang bersangkutan, tokoh partai tersebut dapat berasal dari kalangan artis
sebagaimana yang terjadi pada pemilihan calon gubenur dan wakil gubernur Jawa

Barat.
Pemaparan diatas membuat benak kita bertanya apakah pengangkatan
figur artis sebagai calon kepala daerah atau wakil kepala daerah dapat
mempengaruhi preferensi politik masyarakat Jawa Barat?. Untuk itu, dalam
mencari jawaban tersebut peneliti sangat tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Figur Artis terhadap Preferensi Masyarakat Jawa Barat
pada Pilgub Jabar 2013. (Studi Deskriptif pada Masyarakat Kota
Bandung)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dikemukakan pertanyaan sebagai
berikut:
1.

Seberapa besar pengaruh figur artis terhadap preferensi politik masyarakat
Kota Bandung dalam Pilgub Jabar 2013?

2.

Apakah ada hubungan antara popularitas figur artis terhadap preferensi politik
masyarakat Kota Bandung dalam Pilgub Jabar 2013?


3.

Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi preferensi masyarakat Kota
Bandung dalam Pilgub Jabar 2013?

C. Variabel Penelitian
Mailis Dawaty, 2014
Pengaruh Figur Artis Terhadap Preferensi Masyarakat Jawa Barat Pada Pilgub
Jabar 2013 (Studi Deskriptip Pada Masyarakat Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

1.

Variabel bebas (x)
Variabel bebas ini juga variabel pengaruh. Sebab variabel ini menerangkan

tentang hubungan dengan fenomena yang diamati atau dikontrol. Variabel bebas

dalam penelitian ini yaitu; figur artis dengan indikator: seseorang calon gubernur
atau wakil gubernur Jabar yang pekerjaannya berlatarbelakang dunia keartisan
atau entertain, dikenal masyarakat sebagai seniman yang berkarya melalui media
televisi atau perfilman.
2.

Variabel terikat (y)
Variabel terikat ini juga disebut variabel terpengaruh artinya variabel

terikat akan berubah karakteristiknya tergantung pada perubahan yang terjadi pada
variabel bebas. variabel bebas dalam penelitian ini yaitu; preferensi masyarakat.
Preferensi masyarakat disini adalah sikap yang terjadi setelah melihat figur artis
yang menjadi calon gubernur dan wakil gubernur Jabar dengan indikator:
perasaan suka atau tertarik, berkaitan penilaian masyarakat, dan kecenderungan
memilih.
D. Tujuan Penelitian
1.

Tujuan Umum
Mengetahui sejauh mana preferensi masyarakat Kota Bandung dalam


pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat pada tahun 2013.
2.

Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini sebagai berikut :

a.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh figur artis terhadap preferensi
politik masyarakat Kota Bandung dalam Pilgub Jabar 2013.

b.

Untuk mengetahui hubungan antara popularitas figur artis terhadap preferensi
politik masyarakat Kota Bandung dalam Pilgub Jabar 2013.

c.

Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi preferensi

masyarakat Kota Bandung dalam Pilgub Jabar 2013.

E. Manfaat Penelitian
Mailis Dawaty, 2014
Pengaruh Figur Artis Terhadap Preferensi Masyarakat Jawa Barat Pada Pilgub
Jabar 2013 (Studi Deskriptip Pada Masyarakat Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

1.

Manfaat Secara Teoretis
Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui pengaruh figur artis terhadap

preferensi masyarakat Kota Bandung pada pemilihan gubernur Jawa Barat tahun
2013. Lalu sebagai pengembangan keilmuan PKn sebagai salah satu mata
pelajaran yang memberikan pendidikan politik masyarakat untuk memiliki
preferensi politik yang baik.
2.

Manfaat Secara Praktis.

a.

Sebagai sarana menambah wawasan penulis terhadap bidang studi yang
ditekuninya pada jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI.

b.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya
meningkatkan preferensi politik masyarakat Kota Bandung.

c.

Sebagai sarana untuk membentuk preferensi politik yang bijaksana bagi
masyarakat terhadap calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat.

F.

Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi merupakan rincian mengenai susunan dari

setiap bab dan sub-bab yang ada dalam penulisan skripsi secara keseluruhan.
Adapun skripsi ini terdiri atas bab satu sampai dengan bab lima. Susunan dari
setiap bab adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab satu sebagai pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian,
identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
struktur organisasi skripsi.
Bab II Kajian Pustaka
Bab dua yaitu kajian pustaka. Bab ini akan memaparkan mengenai teori-teori
pedukung terhadap permasalahan yang akan dikaji. Dalam bab dua ini akan dikaji
mengenai preferensi, figur, masyarakat dan penelitian terdahulu yang relevan
dengan kajian yang diteliti.
Mailis Dawaty, 2014
Pengaruh Figur Artis Terhadap Preferensi Masyarakat Jawa Barat Pada Pilgub
Jabar 2013 (Studi Deskriptip Pada Masyarakat Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

Bab III Metode Penelitian
Bab tiga berisi penjelasan mengenai pendekatan dan metode yang digunakan
dalam penelitian secara rinci, termasuk lokasi dan subjek penelitian, metode
penelitian, definisi oprasional, instrumen penelitian, proses pengembangan
instrumen, teknik pengumpulan data seperti kuesioner (angket), observasi,
dokumentasi, wawancara serta analisis data: reduksi data, penyajian data dan
verifikasi data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab empat berisi hasil penelitian dan pembahasan akan dipaparkan mengenai
deskripsi lokasi penelitian, deskripsi data hasil penelitian, serta pembahasan dari
analisis data yang ditemukan peneliti di lapangan.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab lima akan menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil
temuan penelitian di lapangan. Selain itu terdapat kesimpulan-kesimpulan yang
peneliti ambil dari analisis data secara keseluruhan serta saran-saran yang
berkaitan dengan hasil penelitian.

Mailis Dawaty, 2014
Pengaruh Figur Artis Terhadap Preferensi Masyarakat Jawa Barat Pada Pilgub
Jabar 2013 (Studi Deskriptip Pada Masyarakat Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu