Analisis dampak kenaikan inflasi terhadap harga dan volume perdagangan saham per sektor saham di Bursa Efek Indonesia [BEI] : studi kasus pada pojok bursa efek fakultas ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN INFLASI TERHADAP HARGA DAN

  

VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PER SEKTOR SAHAM DI BURSA

EFEK INDONESIA ( BEI )

Studi kasus pada Pojok Bursa Efek Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma , Yogyakarta

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

  

Oleh :

Vaschalis David Suswanto

Nim : 052214006

  

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

  

ABSTRAK

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN INFLASI TERHADAP HARGA DAN

  

VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PER SEKTOR SAHAM DI BURSA

EFEK INDONESIA ( BEI )

Vaschalis David Suswanto

Universitas Sanata Dharma

  

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kenaikan inflasi terhadap

harga dan volume perdagangan saham per sektor saham di Bursa Efek Indonesia

  (BEI).

  Penelitian ini dilakukan selama bulan April sampai Agustus 2008 di Pojok

Bursa Efek Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi. Populasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah keseluruhan data tentang harga dan volume perdagangan

saham yang terdaftar di BEI bulan Januari 2003-Desember 2007. Sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 121 saham, dan pengambilannya menggunakan teknik

Proportional Random Sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

regresi linear sederhana.

  Hasil penelitian ini menunjukan hasil bahwa inflasi tidak berpengaruh negatif

secara signifikan terhadap harga saham secara umum. Inflasi berpengaruh secara

signifikan terhadap harga saham di sektor Industri barang-barang konsumsi, Properti

dan Real Estate, dan Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi. Inflasi tidak

berpengaruh positif secara signifikan terhadap volume perdagangan. Inflasi

berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan sahm di sektor Industri

dasar dan Kimia, Keuangan, dan Perdagangan, Jasa dan Investasi.

v

  

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF INFLATION ON PRICE AND TRADE VOLUME

OF SHARES IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

Vaschalis David Suswanto

University of Sanata Dharma

  

Yogyakarta 2009.

  This research aims to know the influence of inflation on volume and price of shares listed in Indonesian Stock Exchange. This research was conducted in April until August 2008 using data base of Stock Exchange of Economics Faculty University of Sanata Dharma, Yogyakarta. Data were collected using observation. The population is the entire data on volume and price of shares in listed Indonesian Stock Exchange from January 2003 to Desember 2007. Samples of this research were 121 shares, which were taken using Proportional Random Sampling. Data analysis techniques used was Simple Linear Regression Analysis.

  Results of this research showed that inflation did not influence significantly the share price in general. Inflation influenced share prices in the sectors of Consumption Goods Industry, Property and Real Estate, and Infrastructure and Utility and Transportation sectors. Inflation generally did not influence on traded volumes of shares. Inflation influenced the traded volume of shares only in Chemical and Elementary Industry, Finance, Commerce, and Service and Invesment sectors.

  KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih penulis sampaikan kepada Allah Bapa atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Dampak Kenaikan Inflasi Terhadap Harga dan Volume Perdagangan Saham per Sektor Saham Di Bursa Efek Indonesia (BEI): Studi Kasus pada Pojok Bursa Efek Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dengan baik. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Romo Rektor DR. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J. Selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., Selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

  4. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D., Selaku dosen pembimbing I, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

  5. Bapak Drs. P. Rubiyatno, MM., Selaku dosen pembimbing II, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

  6. Bapak dan ibuku tercinta, Vincent, Via yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan, nasehat, kebahagiaan, dan memberikan penghidupan yang layak bagiku. Bapak maaf david tidak bisa mendapatkan IPK diatas Bapak.

  7. Mas Andi Purno yang telah memberikan waktu, perhatian, kesabaran dalam menemani mengerjakan skripsi ini. Mas sudah kubuktikan kalau aku sudah lulus. Terimakasih ya mas.

  8. Yovinta Endah Lestari (Dedek) tersayang, makasih ya dek udah banyak member pelajaran tentang hidup sama mas.

  9. Teman-teman angkatan 2005 : Andika, Andi, Anton, Yoga, Bayu Gundol, Hendro, Win, Nico, Lukas. Terimakasih kalian masih mau menjadi teman- teman yang bisa mengerti kondisiku walaupun berita diluar seperti itu.

  10. Temen-temen kost Brojowikalpo : Rokky, Yanto, Simon, Gustin, Bintang, Agung, Nico, Pakde, Charles, Beni, Stev yang selalu menemaniku.

  11. Temen-temen kost Alamanda : Very, Mas Bayu, Tante Susi, Angga, Vikky, Gemboz, Mas Toyo, Cacing, Adang (Ampal).

  12. Mantan-mantanku yang sudah mengisi hari-hariku di Yogyakarta. Dari kalian aku mendapatkan banyak pelajaran tentang hidup ini dan bisa menghargai hidup yang sudah diberikan Tuhan. Terimakasih untuk semuanya.

  13. Mas Panji (Ribot) yang mau bersabar dan mau mengerti kesusahanku. Maaf ya sering dibangunkan pagi-pagi karena mau bimbingan. Bantuanmu sangat berarti untuk keberhasilanku.

  14. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

  Yogyakarta, Mei 2009 Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA PENGUJI ............................. iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............... iv

ABSTRAK .............................................................................................. v

ABSTRACT............................................................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................ viii

DAFTAR ISI........................................................................................... xi

DAFTAR TABEL................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah........................................................

  1 B. Rumusan Masalah .................................................................

  3 C. Batasan Masalah ...................................................................

  3 D. Tujuan Masalah.....................................................................

  4 E. Manfaat Penelitian ................................................................

  4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................

  5 A. Pasar Modal ..........................................................................

  5 B. Saham....................................................................................

  9 C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham................

  18 D. Inflasi ....................................................................................

  19 BAB III METODE PENELITIAN .........................................................

  32 A. Jenis Penelitian......................................................................

  32 B. Objek Penelitian....................................................................

  32

xi

  

xii

C. Sumber Data..........................................................................

  44 D. Menguji Signifikansi Hipotesis H 2a ......................................

  67 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

  66 C. Keterbatasan .........................................................................

  66 B. Saran .....................................................................................

  66 A. Kesimpulan ...........................................................................

  58 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................

  57 H. Pembahasan...........................................................................

  57 G. Menguji Signifikansi Hipotesis H 3b ......................................

  51 F. Menguji Signifikansi Hipotesis H 3a ......................................

  44 E. Menguji Signifikansi Hipotesis H 2b ......................................

  43 C. Menguji Signifikansi Hipotesis H 1b.............................................................

  32 D. Teknik Pengumpulan Data....................................................

  43 B. Menguji Signifikansi Hipotesis H 1a ......................................

  43 A. Menghitung Rata-Rata Saham ..............................................

  38 BAB V ANALISIS DATA .....................................................................

  37 B. Sampel...................................................................................

  37 A. Populasi.................................................................................

  35 BAB IV GAMBARAN UMUM .............................................................

  33 H. Teknik Analisis Data.............................................................

  33 G. Teknik Pengambilan Sampel ................................................

  33 F. Populasi dan Sampel .............................................................

  32 E. Variabel Penelitian................................................................

  68 LAMPIRAN

  xiii DAFTAR TABEL

  Tabel Judul Halaman

  

IV.1 Pertanian ....................................................................................... 39

  

IV.2 Pertambangan................................................................................ 39

  

IV.3 Industri dasar dan kimia ................................................................ 39

  

IV.4 Aneka industri ............................................................................... 40

  

IV.5 Industri barang-barang konsumsi.................................................. 40

  

IV.6 Properti dan real estate .................................................................. 41

  

IV.7 Infrastruktur, utilitas dan transportasi ........................................... 41

  

IV.8 Keuangan ...................................................................................... 41

  

IV.9 Perdagangan, jasa dan investasi .................................................... 42

  V.1 Rangkuman Hasil Penelitian Pengaruh Inflasi Terhadap Harga Saham ..................................... 65

  V.2 Rangkuman Hasil Penelitian Pengaruh Inflasi Terhadap Volume Perdagangan Saham............ 65

  xiv DAFTAR LAMPIRAN

  9 Regresion Harga Saham Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.................................................................................. 9

  16 Regresion Volume Perdagangan Industri Barang-barang Konsumsi ................................................................................... 16

  15 Regresion Volume Perdagangan Aneka Industri ....................... 15

  14 Regresion Volume Perdagangan Industri Dasar dan Kimia ...... 14

  13 Regresion Volume Perdagangan Pertambangan ........................ 13

  12 Regresion Volume Perdagangan Pertanian................................ 12

  11 Regresion Harga Saham Perdagangan, Jasa dan Investasi ........ 11

  10 Regresion Harga Saham Keuangan............................................ 10

  8 Regresion Harga Saham Properti dan Real Estate ....................... 8

  Lampiran Judul Halaman

  7 Regresion Harga Saham Industri Barang-barang Konsumsi ....... 7

  6 Regresion Harga Saham Aneka Industri ...................................... 6

  5 Regresion Harga Saham Industri Dasar dan Kimia ..................... 5

  4 Regresion Harga Saham Pertambangan ....................................... 4

  

3 Regresion Harga Saham Pertanian............................................... 3

  2 IHSG Regresion Volume Perdagangan........................................ 2

  1 IHSG Regresion Harga Saham .................................................... 1

  17 Regresion Volume Perdagangan Properti dan Real Estate ........ 17

  Regresion

  18 Volume Perdagangan Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi................................................................................ 18 Regresion

  

19 Volume Perdagangan Keuangan............................... 19

Regresion

  20 Volume Perdagangan Perdagangan, Jasa, dan Investasi ..................................................................................... 20 xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi melalui pasar modal selain memberikan keuntungan juga

  mengandung resiko. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi.

  Banyak faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu diantaranya perubahan deviden yang dibagikan, hari libur dan Earning Per Share (EPS) dan tingkat bunga yang dibagikan. Dengan mengunakan faktor yang lain yaitu inflasi ingin diketahui apakah juga mempengaruhi harga saham dan volume perdagangan saham per sektor di Bursa Efek Indonesia.

  Inflasi merupakan keadaan di mana harga barang-barang secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam waktu yang lama secara terus menerus.

  Untuk itu penelitian ini ingin mengetahui apakah ada dampak kenaikan inflasi terhadap volume perdagangan dan harga saham per sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI), sektor-sektor apa saja yang terpengaruh dengan kenaikan inflasi dan sektor apa saja yang paling dominan terpengaruh oleh kenaikan inflasi. Seperti kita ketahui bahwa ada sembilan sektor yang terdapat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini, yaitu : Pertanian; Pertambangan; Industri dasar dan kimia; Aneka industri; Industri barang-barang konsumsi; Properti dan real estate; Infrastruktur, utilitas dan transportasi; Keuangan; Perdagangan, jasa dan investasi.

  2 Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Okty (2002) menyebutkan bahwa faktor ekstern yang mempunyai pengaruh besar terhadap harga saham adalah tingkat suku bunga dan inflasi. Dengan menggunakan variabel yang sama yaitu inflasi, maka ingin diketahui apakah inflasi mempengaruhi harga dan volume perdagangan saham di setiap sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI).

  Pengaruh inflasi perlu diteliti karena tingkat imbal hasil minimal (minimum

  

required rate of return ) yang dibutuhkan oleh seorang pemodal agar bersedia

  menyerahkan uangnya untuk ditanamkan dalam suatu obyek investasi merupakan penjumlahan dari tiga komponen: tingkat keuntungan riil, perkiraan tingkat inflasi dan perkiraan tingkat risiko obyek investasi yang bersangkutan. Dengan logika sederhana kita bisa melihat bahwa meningkatnya inflasi menyebabkan pemodal meminta tingkat keuntungan nominal yang lebih tinggi, maka penelitian ini ingin mengetahui apakah ada hubungan antara inflasi dengan volume perdagangan dan harga saham per sektor di BEI.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para investor dalam membuat keputusan investasi, sehingga investasinya tidak mengalami kerugian terutama dalam masa-masa inflasi yang tinggi. Selain dari itu, bagi emiten diharapkan informasi ini dapat membantu menentukan langkah-langkah yang dapat diambil untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

  Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh inflasi terhadap volume perdagangan dan harga saham per sektor di Bursa Efek Indonesia, sektor-sektor yang dipengaruhi oleh kenaikan inflasi dan sektor yang paling dominan dipengaruhi oleh kenaikan inflasi.

  3

  B. Rumusan Masalah

  1. Apakah inflasi mempengaruhi harga saham per sektor di BEI ?

  2. Apakah inflasi mempengaruhi volume perdagangan saham per sektor di BEI?

  3. Harga dan volume perdagangan saham di sektor apa saja yang dipengaruhi oleh kenaikan inflasi ?

  4. Harga dan volume perdagangan saham di sektor apa saja yang paling dominan dipengaruhi oleh kenaikan inflasi ?

  C. Batasan masalah

  Dalam hal ini penulis membatasi masalah menjadi :

  1. Inflasi adalah suatu keadaan di mana harga barang-barang secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam waktu yang lama secara terus- menerus.

  2. Volume perdagangan adalah banyaknya transaksi penjualan dan pembelian sekuritas yang dilakukan dalam periode tertentu.

  3. Sektor-sektor yang ada di BEI saat ini yang meliputi : Pertanian, Pertambangan, Industri dasar, Aneka industri, Industri barang-barang konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdagangan dan Jasa.

  D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui apakah inflasi mempengaruhi harga saham per sektor di BEI.

  2. Untuk mengetahui apakah inflasi mempengaruhi volume perdagangan saham per sektor di BEI.

  4

  3. Untuk mengetahui sektor-sektor apa saja yang dipengaruhi oleh kenaikan inflasi.

  4. Untuk mengetahui sektor-sektor apa saja yang paling dominan dipengaruhi oleh kenaikan inflasi.

E. Manfaat Penelitian

  Hasil dari penelitian ini diharapkan memberi kegunaan kepada :

  1. Para investor dan pelaku pasar modal. Sehingga memberikan informasi yang berguna untuk mengambil keputusan dalam melakukan investasi terutama dalam masa-masa inflasi

  2. Para emiten, hasil penelitian ini dapat berguna untuk mengetahui informasi apa saja yang dapat mempengaruhi harga pasar saham, sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal

1. Alasan Dibentuknya Pasar Modal

  Pasar modal banyak dijumpai di banyak negara karena pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (lender) ke pihak yang memerlukan dana

  

(borrower ). Beberapa daya tarik dari pasar modal menurut Husnan (1998;4) yaitu :

  a) Pasar modal diharapkan bisa menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. Dengan kata lain perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana untuk ekspansi usaha mereka hanya bisa memperoleh dana tersebut dalam bentuk kredit. Dalam teori keuangan (Suad

  Husnan, 1996 ;) jelaskan bahwa ada keterbatasan penggunaan hutang.

  Keterbatasan tersebut diindikasikan dari terlalu tingginya debt to equity

  ratio (yaitu perbandingan antara hutang dengan modal sendiri) yang

  dimiliki perusahaan. Sesuai dengan balancing theory of capital

  structure , pada saat rasio hutang dengan ekuitas sudah terlalu tinggi,

  biaya modal perusahaan tidak lagi minimum, tetapi akan meningkat dengan makin banyaknya hutang yang dipergunakan. Dalam keadaan tersebut perusahaan akan terpaksa menahan diri untuk perluasan usaha

  6 kecuali kalau bisa mendapatkan dana dalam bentuk equity (modal sendiri).

  b) Pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa surat tanda hutang (obligasi) ataupun surat tanda kepemilikan (saham). Dengan demikian perusahaan bisa menghindarkan diri dari kondisi debt to equity ratio yang terlalu tinggi.

  c) Pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Seandainya tidak ada pasar modal, maka para lenders mungkin hanya bisa menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan (selain alternatif investasi pada real assets). Dengan adanya pasar modal, para pemodal memungkinkan untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio (yaitu gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan risiko yang mereka harus tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pasar Modal

  Sebagaimana didefinisikan diatas, pasar modal merupakan pertemuan antara

  

supply dan demand akan dana jangka panjang yang tranferable. Oleh karena itu

  keberhasilan pembentukan pasar modal dipengaruhi oleh supply dan demand tersebut (Husnan, 1998;8).

  7 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal menurut Husnan

  (1998) antara lain adalah :

  a. Supply Sekuritas

  Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal. Tetapi kemudian timbul pertanyaan : 1) Apakah terdapat jumlah perusahaan yang cukup banyak di suatu negara yang memerlukan dana yang bisa diinvestasikan dengan menguntungkan?

  2) Apakah mereka bersedia memenuhi persyaratan full disclosure (artinya mengungkapkan kondisi perusahaan) yang dituntut oleh pasar modal?

  b. Demand Sekuritas

  Faktor ini berarti bahwa terdapat anggota masyarakat yang memiliki dana yang cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan. Calon-calon pembeli sekuritas tersebut mungkin berasal dari individu, perusahaan non-keuangan maupun lembaga-lembaga keuangan.

  Sehubungan dengan faktor ini, maka pendapatan per kapita suatu negara dan distribusi pendapatan mempengaruhi besar kecilnya demand akan sekuritas

  c. Kondisi Politik dan Ekonomi

  Faktor ini akhirnya akan mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas. Kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas.

  8

d. Hukum dan Peraturan Pembelian Sekuritas

  Pembeli sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Kebenaran informasi, karena itu menjadi sangat penting disamping kecepatan dan kelengkapan informasi. Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan menjadi mutlak diperlukan. Justru pada aspek inilah sering negara-negara dunia ketiga lemah. Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal dan berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan transaksi secara efisien.

  Kegiatan di pasar modal pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemilik dana dan pihak yang memerlukan dana secara langsung (artinya tidak ada perantara keuangan yang mengambil alih risiko investasi). Dengan demikian maka peran informasi yang dapat diandalkan kebenarannya dan cepat tersedianya menjadi sangat penting. Disamping itu, transaksi harus dilakukan dengan efisien dan dapat diandalkan maka diperlukan lembaga dan profesi yang menjamin persyaratan-persyaratan tersebut dipenuhi.

  Dalam dunia yang sebenarnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Pemodal tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukan. Karena pemodal menghadapi kesempatan investasi yang berisiko, pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan. Apabila pemodal mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, ia harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula.

  9

B. Saham

  Saham merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Pemilik saham suatu perusahaan, disebut sebagai pemegang saham, merupakan pemilik perusahaan. Tanggung jawab pemilik perusahaan yang berbentuk PT hanya terbatas pada modal yang disetorkan. Perusahaan bisa menerbitkan saham tanpa harus mengubah anggaran dasar dan ini disebut sebagai nilai saham yang diotorisir. Atau dengan kata lain adalah jumlah saham yang bisa diterbitkan oleh direksi tanpa persetujuan para pemegang saham (Husnan, 1998;275).

  Meurut Husnan (1998;278) analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik (intrinsic value) suatu saham dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini (current market price) saham tersebut. Nilai intrinsik (NI) menunjukan present value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang digunakan adalah sebagai berikut :

  1. Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai

  undervalued (harganya terlalu rendah) dan seharusnya dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.

  2. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai

  overvalued (harganya terlalu mahal) dan seharusnya dijual

  3. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi seimbang.

  Para analisis dan pemodal selalu mengupayakan untuk melakukan analisis dengan tujuan untuk bisa memperoleh keuntungan yang menarik. Mereka

  10 menganalisis dengan mengidentifikasikan saham mana yang sebaiknya dibeli dan yang dijual, tetapi apabila pada kondisi pasar modal efisien akan sangat sulit bagi pemodal untuk memperoleh tingkat keuntungan diatas normal (Husnan, 1998;279).

  Pemodal atau investor saham jangan hanya berpatokan pada satu indikator saja melainkan banyak faktor, karena fluktuasi harga saham dipengaruhi mulai dari faktor internal, ekternal, mikro dan makro ekonomi serta faktor-faktor yang tidak bisa dijelaskan secara ekonomi (faktor psikologis). Untuk itu agar tidak bingung dalam berinvestasi di pasar modal, sebaiknya seorang investor perlu membuat kriteria dan tujuan yang hendak dicapai dalam investasinya di pasar modal (Lim, 2008).

  Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham mudah dikenali. Permasalahannya bagaimana faktor-faktor tersebut dapat diterapkan dalam suatu sistem penilaian yang bisa digunakan untuk memilih saham mana yang seharusnya dimasukkan ke dalam portofolio .

1. Penilaian Saham

  Penilaian merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan untuk meramalkan harga saham.

  Variabel ekonomi misalnya laba perusahaan, dividen, inflasi dan variabilitas laba (Husnan, 1998;280).

  Menurut Jogiyanto (2003;89) pendekatan yang digunakan untuk melakukan penilaian saham adalah :

  11 a) Pendekatan Nilai Sekarang

  Pendekatan nilai sekarang disebut juga metode kapitalisasi laba (capitalization of income menthod) karena melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang. Jika investor percaya bahwa nilai dari perusahaan tergantung dari prospek perusahaan tersebut di masa mendatang dan prospek ini merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas di masa depan, maka nilai perusahaan tersebut dapat ditentukan dengan mendiskontokan nilai- nilai arus kas (cas flow) di masa depan menjadi nilai sekarang.

  Arus kas merupakan komponen di dalam penentuan nilai perusahaan. Arus kas merupakan kas yang diterima oleh perusahaan emiten. Arus dividen dapat dianggap sebagai arus kas yang diterima oleh investor. Dengan alasan bahwa dividen merupakan satu-satunya arus pendapatan yang diterima oleh investor maka model diskonto dividen dapat digunakan sebagai pengganti model diskonto arus kas untuk menghitung nilai intrinsik saham.

  b) Pendekatan Pembayaran Dividen yang Tidak Teratur Pembayaran dividen yang tidak teratur merupakan pembayaran dividen tiap-tiap periode yang tidak mempunyai pola yang jelas bahkan untuk periode-periode tertentu tidak membayar dividen sama sekali, misalnya pada saat periode rugi atau kesulitan likuiditas.

  12 c) Pendekatan Dividen Konstan Tidak Tumbuh

  Pada umumnya perusahaan tidak mau momotong dividen karena pengurangan dividen akan dianggap sebagai sinyal jelek bagi investor.

  Perusahaan yang memotong dividen akan dianggap mengalami kesulitan likuiditas sehingga perlu mendapatkan tambahan dana. Perusahaan emiten tidak ingin mengeluarkan sinyal seperti ini.

  Hal yang paling banyak ditemui adalah perusahaan membayar dividen yang konstan dari waktu ke waktu untuk menunjukkan likuiditas perusahaan dalam keadaan stabil. Dengan dividen yang konstan maka untuk menilai saham biasanya dinyatakan dalam persentasi dari nilai nominalnya.

  d) Pendekatan Pertumbuhan Dividen yang Konstan Bentuk lain dari model diskonto dividen adalah dividen yang tumbuh secara konstan. Pertumbuhan dividen yang tumbuh secara konstan lebih dikenal dengan model Gordon karena Myron J. Gordon merupakan orang yang mengembangkan model ini. Asumsi dasar dari model ini adalah suku bunga diskonto (k) harus lebih besar dari dari tingkat pertumbuhan dividen (g), maka nilai intrinsik saham menjadi negatif yang merupakan nilai realistis untuk suatu saham. Demikian juga jika nilai (k) sama dengan (g), maka (k-g) akan sama dengan nol dan akibatnya nilai intrinsik saham akan sangat besar sekali sampai tak hingga yang merupakan nilai yang tidak realistis untuk suatu saham.

  13 Hubungan antara harga saham seharusnya (nilai intrinsik) dengan dividen per lembar (D

  1 ), tingkat bunga diskonto atau tingkat

  pengembalian yang diinginkan (k), dan pertumbuhan dividen (g) adalah:  Hubungan antara harga saham seharusnya (nilai intrinsik) dengan dividen per lembar adalah positif, yaitu semakin besar dividen yang dibayar, semakin besar harga dari saham.  Hubungan antara harga saham seharusnya (nilai intrinsik) dengan pertumbuhan dividen (g) adalah positif yaitu semakin besar pertumbuhan dividen semakin besar harga dari saham.  Hubungan antara harga saham seharusnya (nilai intrinsik) dengan tingkat bunga diskonto (k) adalah negatif yaitu semakin besar tingkat bunga diskonto semakin kecil harga dari saham

  e) Pendekatan PER (price earnings ratio) Selain menggunakan arus kas atau arus dividen dalam menghitung nilai intrinsik saham adalah dengan menggunakan nilai laba perusahaan

  (earnings). Salah satu pendekatan yang populer digunakan adalah pendekatan PER. PER menunjukan ratio dari harga saham terhadap nilai laba perusahaan. Ratio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings. Misalnya PER adalah 5 maka ini menunjukkan bahwa harga saham merupakan kelipatan 5 kali dari earnings perusahaan.

  14 f) Harga Jual Akhir

  Model diskonto dividen sampai mengasumsikan bahwa arus dividen sifatnya adalah infiniti, yaitu dividen di bayar terus sampai periode tak hingga. Investor yang menyukai dividen dan tidak akan menjual sahamnya akan menerima arus kas dividen seperti yang diasumsikan diatas. Tetapi tidak semua investor menyukai dividen dan akan memegang saham selamanya. Investor seperti ini biasanya mementingkan capital gain dibandingkan dividen.

  Capital gain merupakan keuntungan penjualan saham akibat

  selisih dari harga jual saham dengan harga belinya. Untuk itu investor perlu mempertimbangkan sebagai arus kas yang harus masuk ke dalam rumus model dividen diskonto sebelumnya. Jika investor menjual sahamnya pada periode ke-n sebesar P n, maka nilai harga jual dari saham disebut nilai terminal, yaitu nilai akhir yang diterima investor. Salah satu karateristik investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk portofolio investasi, artinya pemodal dapat dengan mudah menyebar (melakukan diversifikasi) investasinya pada berbagai kesempatan investasi.

2. Volume Perdagangan Saham

  Trading volume activity (aktivitas volume perdagangan) merupakan

  penjualan dari setiap transaksi yang terjadi di bursa saham pada saat waktu dan saham tertentu, dan merupakan salah satu faktor yang juga memberikan pengaruh

  15 terhadap pergerakan harga saham. Volume transaksi merupakan unsur kunci dalam melakukan prediksi terhadap pergerakan harga saham (Vierly, 2007).

  Trading Volume Activity (TVA) dianggap sebagai ukuran dari kekuatan

  atau kelemahan pasar. Apabila TVA cenderung mengalami peningkatan saat harga mengalami penurunan, maka pasar diindikasikan dalam keadaan bearish.

  Sedangkan saat TVA cenderung meningkat selama harga mengalami peningkatan maka pasar di indikasikan dalam keadaan bullish (Vierly, 2007).

  Perhitungan TVA dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham yang beredar dari perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama (Vierly, 2007).

  Volume perdagangan saham sebagai suatu variabel dependen memiliki karakteristik dalam suatu penilaiannya, hal ini disebabkan oleh tinggi rendahnya volume perdagangan saham setiap hari yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain kondisi perekonomian negara yang bersangkutan, harga saham, prestasi perusahaan emiten, rumor dan sebagainya (Anonim, 2003).

3. Proses Investasi

  Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas yaitu : sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut akan dilakukan (Husnan, 1998;43).

  16 Untuk mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut (Husnan, 1998):

  a) Menentukan Kebijakan Investasi

  Pada tahap ini pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut dilakukan. Karena ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan maka pemodal tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

  Pemodal harus menyadari bahwa ada kemungkinan untuk menderita rugi. Jadi tujuan investasi harus dinyatakan dalam keuntungan maupun risiko.

  Para pemodal yang tidak bersedia menanggung risiko yang tinggi mungkin akan memilih sebagian besar investasinya pada obligasi dari perusahaan-perusahaan yang dinilai aman. Dengan demikian preferensi risiko perlu dipertimbangkan dalam proses investasi.

  Jumlah dana yang akan diinvestasikan mempengaruhi keuntungan yang diharapkan dan risiko yang ditanggung. Pemodal yang meminjam dana dan menginvestasikannya pada berbagai saham, akan menanggung risiko yang lebih tinggi daripada pemodal yang mengunakan seratus persen modal sendiri.

  b) Analisis Sekuritas

  Pada tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individual atau sekelompok sekuritas. Ada dua filosofi dalam melakukan analisis sekuritas yaitu:

  1. Mereka berpendapat bahwa ada sekuritas yang mispriced (harganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah) dan dapat mendeteksi sekuritas-sekuritas tersebut. Ada berbagai cara melakukan analisis ini,

  17 tetapi garis besarya bisa dikelompokkan menjadi dua yaitu analisis teknikkal dan analisis fundamental. Analisis teknikal mengunakan data (perubahan) harga dimasa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan datang.

  2. Analisis fundamental berupaya mengidentifikasikan prospek perusahaan (lewat analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya) untuk bisa memperkirakan harga saham di masa yang akan datang. Mereka berpendapat bahwa harga sekuritas adalah wajar. Kalaupun ada sekuritas yang mispriced, analisis tidak mampu mendeteksinya. Pada dasarnya mereka yang menganut pendapat ini berpendapat bahwa pasar modal efisien. Artinya bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi yang tersedia. Keuntungan yang diperoleh oleh pemodal, sesuai dengan pendapat ini adalah sesuai dengan risiko yang mereka tanggung.

c) Pembentukan Portofolio

  Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut indentifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (dengan kata lain pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Sebagaimana telah disebutkan diatas, pemilihan sekuritas dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak dan sebagainya.

  18

  d) Melakukan Revisi Portofolio

  Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan terhadap portofolio yang telah dimilikinya. Kalau dirasa bahwa portofolio yang sekarang dimiliki tidak lagi optimal karena dipengaruhi oleh beberapa faktor atau tidak sesuai dengan preferensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.

  e) Evaluasi Kinerja Portofolio

  Pada tahap ini pemodal melakukan evaluasi terhadap kinerja (performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar kalau suatu portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari portofolio lainnya. Faktor risiko dimasukkan oleh karena itu diperlukan standar pengukuran.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

  Merry Lo (2008) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dibagi menjadi dua yaitu faktor makro dan faktor mikro. Faktor makro adalah faktor yang mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan meliputi tingkat suku bunga, inflasi, tingkat produktivitas nasional, politik yang dapat memiliki dampak penting pada potensi keuntungan perusahaan hingga pada akhirnya juga akan mempengaruhi harga sahamnya. Sedangkan faktor mikro adalah faktor yang berdampak secara langsung pada perusahaan itu sendiri meliputi perubahan manajemen, harga dan ketersediaan bahan mentah,

  19 produktivitas pekerja yang akan dapat mempengaruhi kinerja keuntungan perusahaan tersebut secara individual.

  Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu diantara :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Sulistiyani (1999) tentang analisis dampak perubahan dividen yang dibagikan perusahaan terhadap perubahan harga saham pada 50 perusahaan yang listing di BEJ selama 2000-2001 menunjukkan adanya hubungan yang sangat lemah dan berbanding terbalik antara perubahan dividen terhadap perubahan harga saham.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Lilik (2001) tentang analisis dampak hari libur terhadap tingkat keuntungan harga saham memenunjukan bahwa empat hari libur nasional yaitu Idul Adha, kenaikan Isa Almasih, Idul Fitri dan Natal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat keuntungan harga saham.

  3. Penelitan yang dilakukan oleh Yunitasari (2000) tentang pengaruh

  Earning Per Share (EPS) dan tingkat bunga terhadap harga saham menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Okty (Anonim, 2007) yang menyebutkan bahwa faktor ekstern yang mempunyai pengaruh besar terhadap harga saham adalah tingkat suku bunga dan inflasi. Dengan menggunakan variabel yang sama yaitu inflasi maka pada penelitian ini ingin diketahui apakah inflasi juga berpengaruh terhadap harga dan volume perdagangan saham di setiap sektor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

  20

D. Inflasi

  Menutut Gunawan (1991) Inflasi merupakan gejala ekonomi yang sangat menarik untuk diperhatikan. Setiap kali ada gejolak sosial, politik atau ekonomi di dalam maupun di luar negeri, masyarakat akan selalu menghubungkannya dengan masalah inflasi. Beberapa alasan pentingnya inflasi untuk diperhatikan, yaitu :

  1. Bahwa inflasi memperburuk distribusi pendapatan (yang tidak seimbang)

  2. Inflasi menyebabkan berkurangnya tabungan domestik yang merupakan sumber dana investasi bagi negara-negara berkembang.

  3. Inflasi mengakibatkan terjadinya defisit neraca perdagangan serta meningkatkan besarnya utang luar negeri.

  4. Inflasi dapat menimbulkan ketidakstabilan politik.

  5. Inflasi dapat juga menyebabkan atau merangsang pertumbuhan ekonomi melalui transfer sumber-sumber dari masyarakat ke pihak investor.

  Beberapa definisi inflasi menurut : Leaner (Gunawan, 1991;1) menyatakan bahwa inflasi adalah keadaan di mana terjadi kelebihan permintaan (excess demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan. Kelebihan permintaan akan barang-barang ini diartikan sebagai kelebihan tingkat pengeluaran (level of spending) untuk komoditi akhir dibandingkan dengan tingkat output maksimum yang dapat dicapai jangka panjang, dengan sumber-sumber produksi tertentu. Ditinjau dari sisi lain, kelebihan permintaan tersebut dapat diartikan sebagai too much money is chasing too few

  goods , yang dapat ditafsirkan ganda yaitu :

  21

  1. Pengeluaran yang diharapkan terlalu banyak bila dibandingkan dengan barang yang tersedia, atau

  2. Barang yang tersedia terlalu sedikit bila dibandingkan dengan tingkat pengeluaran yang diharapkan.

  Paish (Gunawan, 1991;2) mengatakan : “ in inflation, money incomes are

  

being inflated relative to real potensial GNP” , atau dengan kata lain “ pendapatan

  nominal meningkat jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan peningkatan arus barang dan jasa yang dibeli (pendapatan nasional riil)”.

  Turney (Gunawan, 1991;2) menyatakan inflasi sebagai variabel yang melambung (inflated) adalah tingkat harga ataupun tingkat upah umum. Ia juga membatasi inflasi pada keadaan di mana tingkat output umum tidak mungkin lagi ditingkatkan, bahkan dalam jangka pendek, yang berarti inflasi terjadi pada saat GNP aktual riil jauh meningkat di atas GNP potensial riil.

  Venieris dan Sebold (Gunawan, 1991;3) mendefinisikan inflasi sebagai : “ a

  

sustained tendency for the general level of prices to rise over time ”. Kenaikan harga

  umum yang terjadi sekali waktu saja, menurut definisi ini tidak dapat dikatakan sebagai inflasi.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi di Indonesia

  Pengamatan terhadap perekonomian Indonesia oleh para ahli ekonomi menunjukkan bahwa ekspansi jumlah uang beredar akibat adanya pengaruh anggaran pemerintah dan neraca pembayaran, merupakan faktor dominan penentu inflasi di Indonesia. Di samping itu, adanya inflasi yang diimpor sebagai akibat kebijaksanaan nilai tukar valuta asing serta pengaruh dari perkembangan

  22 harga dan produksi minyak bumi (terutama ekspornya), menggambarkan cukup rawannya perekonomian Indonesia terhadap gejolak perekonomian dunia(Gunawan, 1991;60).

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh interaksi laba, arus kas,zize firm,roe,dan roa terhadap harga saham dan volume perdagangan saham : studi empiris pada perusahaan manafaktur di bursa efek Indonesia

0 5 134

Reaksi harga dan volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia terhadap pengumuman dividen.

0 0 122

Reaksi harga dan volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia terhadap pengumuman dividen

0 0 120

Analisis pengaruh stock split terhadap harga saham Dan volume perdagangan saham pada perusahaan go Public di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

1 0 17

Analisis pengaruh stock split terhadap harga saham Dan volume perdagangan saham pada perusahaan go Public di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

Analisis pengaruh stock split terhadap harga saham Dan volume perdagangan saham pada perusahaan go Public di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 0 31

Analisis pengaruh devidend per share, Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham penutupan pada sektor manufaktur di Bursa Efek Jakarta : studi empiris pada Bursa Efek Jakarta - USD Repository

0 1 110

Pengaruh perubahan laba per lembar saham terhadap perubahan harga saham : studi empiris pada perusahaan tekstil yang listing di Bursa Efek Jakarta - USD Repository

0 0 92

Pengaruh dividen per lembar saham 9dividen per share, DPS] terhadap harga pasar saham [HPS] industri perbankan : studi kasus pada Bursa Efek Indonesia tahun 2002-2006 - USD Repository

0 0 98

Pengaruh pengumuman kenaikan harga saham bahan bakar minyak terhadap harga saham di Bursa Efek Jakarta - USD Repository

0 0 122